A. UMUM
1. Seluruh perhitungan harus sudah memperhitungkan biaya material, tenaga dan
peralatan yang memadai, termasuk asuransi tenaga kerja untuk seluruh personil
yang terlibat didalam pelaksanaan
2. Seluruh perhitungan harus sudah memperhitungkan asuransi atas bangunan yang
sedang dilaksanakan
3. Untuk mewujudkan mutu yang baik sesuai dengan persyaratan, didalam perhitungan
harus sudah memperhitungkan biaya uji material dan komponen yang dipakai
didalam penyelesaian bangunan ini
4. Didalam biaya perijinan harus sudah memperhitungkan retribusi yang mungkin
timbul oleh karena pemakaian jalan, dan lain sebagainya, termasuk ijin mendirikan
bangunan yang harus diserahkan sebelum pelaksanaan Serah Terima Pertama
Bangunan.
B. HAL-HAL KHUSUS
1. Apabila ditemukan klausul mengenai mutu baja tulangan diameter 13 mm ke atas
adalah BJTD U-32 (ulir)
Maka harus diganti dan dipahami dengan mutu baja tulangan diameter 13 mm ke
atas adalah BJTD U-39 (ulir), untuk pekerjaan struktur.
Maka harus diganti dan dipahami dengan jenis karakteristik beton struktur K-300
atau karakteristik beton yang lebih tinggi
1
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
BAB I
SYARAT-SYARAT UMUM DAN TEKNIS
PERSIAPAN PELAKSANAAN
Dalam melaksanakan pekerjaan ini Kontraktor perlu memahami dan menghayati dengan baik
seluruh item pekerjaan yaitu Gambar kerja, Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis seperti
diuraikan dalam buku ini.
Apabila terdapat ketidakjelasan, perbedaan atau kesimpang siuran Informasi di dalam
pelaksanaan, kontraktor wajib mengadakan pertemuan dengan Direksi Pelaksana untuk
mendapatkan kejelasan pelaksanaan.
Selambat lambatnya 1(satu) minggu setelah tanggal penunjukan atau Surat Perintah Memulai
Kerja (SPMK), Pihak Pemborong harus sudah memulai melaksanakan pekerjaan Pembangunan
gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia secara nyata di lapangan.
Sebelum pelaksanaan dimaksud, Pemborong harus memberitahukan kepada Pihak ke satu
secara tertulis.
PASAL 3. MOBILISASI
2
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
3.3 Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari sejak pemberitahuan memulai kerja,
kontraktor/Pemborong harus menyerahkan program mobilisasi kepada Direksi Pekerjaan
untuk disetujui.
Kontraktor/Pemborong harus memasang Papan nama Proyek sesuai dengan ketentuan yang
berlaku atas biaya Kontraktor/Pemborong.
5.2 Dengan adanya Pelaksana di lapangan tidak berarti bahwa kontraktor/pemborong lepas
tanggung jawab terhadap sebagian maupun keseluruhan dari kewajibannya.
5.4 Bila di kemudian hari menurut pendapat Direksi Pekerjaan, bahwa Pelaksana dianggap
kurang mampu atau tidak cukup cakap memimpin pekerjaan maka akan diberitahukan
kepada Kontraktor/Pemborong secara tertulis untuk mengganti Pelaksana tersebut.
5.5 Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan surat pemberitahuan, penggantian
pelaksana kontraktor/pemborong harus sudah menunjuk pelaksana yang baru atau
Kontraktor/Pemborong sendiri (penanggung jawab/Direktur perusahaan) yang akan
memimpin pelaksanaan pekerjaan.
6.2 Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi
Pekerjaan, paling lambat dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender setelah Surat Keputusan
Penunjukan (SPK) diterima kontraktor /pemborong.
6.4 Kontraktor harus selalu dalam pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan jadwal rencana
kerja tersebut di atas.
3
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
PASAL 7. LOS PENGAWAS, LOS KERJA, GUDANG BAHAN, PAGAR PROYEK, DLL
6.9 Kantor Pemborong , gudang bahan, los-los kerja dan los lainnya yang dibuat dan dibiayai
oleh Kontraktor/Pemborong, setelah selesai pelaksanaan pembangunan/ pekerjaan
tersebut, harus segera dibongkar/dibersihkan oleh pihak Pemborong, dan bahan-bahan
bekasnya menjadi milik pemborong.
6.10 Direksi Keet dan Pagar Pengaman (butir 1 & 4 di atas) yang dibuat oleh
Kontraktor/Pemborong, setelah selesai pelaksanaan pembangunan/pekerjaan tersebut
akan ditentukan pemanfaatannya oleh Proyek, namun apabila dianggap perlu Direksi
dapat memerintahkan kepada pemborong untuk segera membongkarnya dan
membersihkannya, dam bahan-bahan bekasnya diserahkan kepada proyek.
8.1 Kontraktor/Pemborong berkewajiban menyediakan air minum yang bersih, sehat dan
cukup ditempat pekerjaan untuk para pekerjanya.
8.3 Dari awal hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa pemeliharaan, kontraktor
bertanggung jawab atas keselamatan pekerjaan, bahan dan peralatan teknis serta
konstruksi yang diserahkan kepada Direksi Pekerjaan, dalam hal terjadinya kerusakan-
kerusakan, maka kontraktor harus bertanggung jawab untuk memperbaikinya ke kondisi
semula.
4
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
8.5 Sesuai dengan surat keputusan bersama Menteri Pekerjaan umum dan Menteri Tenaga
Kerja No. 30/KPTS/1984 dan Kep. 07/Men/1984 tanggal 27 Januari 1984 tentang
pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 33 tahun 1977 bagi Tenaga Kerja Borongan
Harian Lepas pada Kontraktor Induk maupun Sub Kontraktor yang melaksanakan Proyek-
proyek Departemen Pekerjaan Umum/Pemerintah, pihak kontraktor/Pemborong yang
sedang melaksanakan pembangunan agar mengikutsertakan pekerjanya dalam Program
ASTEK dan memberitahukan secara tertulis kepada pemimpin proyek.
8.2 PERALATAN
Menyediakan alat-alat Bantu, seperti mesin las, alat-alat bor, alat alat pengangkat dan
pengangkut serta peralatan lain yang benar-benar diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini.
Untuk menhindari klaim dari ‘User’/Proyek di kemudian hari, maka Kontraktor harus
betul-betul ‘memperhatikan’ pelaksanaan pekerjaan struktur dengan memperhitungkan
‘ukuran jadi (finished)’ sesuai persyaratan ukuran gambar kerja dan penjelasan RKS.
Kontraktor wajib melaksanakan semua pekerjaan dengan mengikuti petunjuk dan syarat
pekerjaan, peraturan persyaratn pemakaian bahan bangunan yang dipergunakan sesuai
dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis dan atau petunjuk yang diberikan oleh
Konsultan Pengawas.
Sebelum melaksanakan setiap pekerjaan di lapangan, Kontraktor wajib memperhatikan
dan melakukan koordinasi kerja dengan pekerjaan lain menyangkut pekerjaan Struktur,
Arsitektur, Mekanikal, Elektrikal, Plumbing/Sanitasi dan mendapat ijin tertulis dari
Konsultan Pengawas.
Untuk menjamin mutu dan kelencaran pekerjaan calon pemborong harus menyediakan :
5
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
- Wakil sebagai penanggung jawab lapangan yang terampil dan ahi dibidangnya
selama pelaksanaan pekerjaan dan selama masa pemelihraan guana memenuhi
kewajiban menurut kontrak.
SK SNI T-15-1991-03
(PBI – 1991) : Peraturan beton bertulang Indonesia.
AVWI : Peraturan Umum Instalasi Air.
Serta :
6
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
11.1 Pelaksana lapangan setiap hari harus membuat laporan Harian mengenai segala hal
yang berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan/pekerjaan, baik teknis maupun
administratif.
11.2 Dalam pembuatan laporan tersebut, pihak Kontraktor/ Pemborong harus memberikan
data yang diperlukan menurut data dan keadaan yang sebenarnya
11.3 Pengawas lapangan juga harus membuat laporan mingguan dan laporan bulanan secara
rutin
11.4 Laporan-laporan tersebut di atas, harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan untuk
bahan monitoring dan proses pembayaran pekerjaan.
12.1 Bila terdapat gambar yang tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan syarat-syarat (RKS),
maka harus dilaporkan kepada Direksi Pekerjaan dan selanjutnya akan dibahas bersama
untuk ditentukan solusinya yang mengikat/berlaku adalah RKS.
12.2 Untuk revisi-revisi pada lokasi, dan detail gambar mungkin akan dilakukan didalam waktu
pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
gambar dan spesifikasinya, dan tidak boleh mencari keuntungan dari kesalahan atau
kelalaian dalam gambar atau dari ketidaksesuaian dalam gambar dan spesifikasinya.
12.3 Direksi pekerjaan akan memberikan instruksi berkenaan dengan penafsiran yang
semestinya untuk memenuhi ketentuan gambar dan spesifikasinya. Permukaan-
permukaan pekerjaan yang sudah selesai harus sesuai dengan garis, lapisan bagian dan
ukuran yang tercantum dalam gambar, kecuali bila ada ketentuan lain dari Direksi
Pekerjaan.
12.4.2 Mengingat setiap kesalahan maupun ketidak telitian didalam pelaksanaan satu
bagian pekerjaan akan selalu mempengaruhi bagian pekerjaan lainnya, maka di
dalam hal terdapat ketidak jelasan, kesimpangsiuran, perbedaan-perbedaan dan
ataupun ketidak sesuaian dan keragu-raguan diantara setiap Gambar Kerja,
Kontraktor diwajibkan melaporkan kepada Konsultan pengelola Proyek secara
tertulis, mengadakan pertemuan dengan Direksi Pekerjaan, untuk mendapat
keputusan gambar mana yang akan dijadikan pegangan.
12.4.3 Ketentuan tersebut diatas tidak dapat dijadikan alasan oleh Kontraktor untuk
memperpanjang/mengklaim biaya maupun waktu pelaksanaan.
12.4.4 Bila ada keraguan mengenai ukuran, Kontraktor wajib melaporkan secara tertulis
kepada Konsultan Pengawas yang selanjutnya akan memberikan keputusan
ukuran mana yang akan dipakai dan dijadikan pegangan.
7
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
12.4.5 Bila ukuran sudah tertera dalam gambar atau dapat dihitung, maka pengukuran
skala tidak boleh digunakan kecuali bila sudah disetujiui Konsultan Pengawas.
Setiap Deviasi dari gambar karena kondisi lapangan yang tak terduga akan
ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan disyahkan secara tertulis.
Kontraktor tidak dibenarkan merubah atau mengganti ukuran-ukuran yang
tercantum di dalam Gambar Pelaksanaan tanpa sepengatuhuan Direksi, dan
segala akibat yang terjadi adalah tanggung jawab Kontraktor baik dari segi biaya
maupun waktu.
12.5.1 Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam satu disiplin kerja,
maka gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yangmengikat atau
berlaku.
12.5.2 Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur dengan sipil/ Struktur, maka
Kontraktor wajib melaporkannya kepada Konsultan Pengawas yang akan
memutuskannya setelah berkonsultasi dengan Perencana.
12.5.3 Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur dengan sanitasi,
Elektrikal/Listrik dan Mekanikal, maka yang dipakai sebagai pegangan adalah
ukuran fungsional dalam gambar kerja Arsitektur.
12.5.4. Mengingat setiap kesalahan maupun ketidaktelitian di dalam pelaksanaan satu
bagian pekerjaan akan selalu mempengaruhi bagian pekerjaan lainnya , maka
didalam hal terdapt ketidakjelasan, kesimpangsiuran, perbedaan-perbedaan dan
ataupun ketidak sesuaian dan keragu-raguan diantara setiap Gambar Kerja,
Kontraktor diwajibkan melaporkan kepada Konsultan Pengelola Proyek secara
tertulis, mengadakan pertemuan dengan Konsultan Direksi dan Konsultan
Perencana, untuk mendapat keputusan gambar mana yang akan dijadikan
pegangan.
12.5.5. Ketentuan tersebut di atas tidak dapat dijadikan alas an oleh Kontraktor untuk
memperpanjang / meng-“kaim” biaya maupun waktu pelaksanaan.
12.6 ISTILAH
Istilah yang digunakan berdasarkan pada masing-masing disiplin adalah sebagai berikut :
ST : Struktur
Mencangkup hal-hal yang berhubungan dengan Perhitungan Kontruksi, Bahan Kontruksi
Utama dan Spesifikasinya, Dimensionnering kolom, Balok dan tebal lantai.
AR : Arsitektur
Mencangkup hal-hal yang berhubungan dengan perencanaan bangunan secara
menyeluruh dari semua disiplin-disiplin kerja yang ada baik teknis maupun estetika.
MEP : Elektrikal
Mencangkup hal-hal yang berhubungan dengan perencanaan jaringan instalasi bangunan
secara menyeluruh dari semua disiplin-disiplin kerja yang yang tercantum dalam gambar
kerja.
INT : Interior
Mencangkup hal-hal yang berhubungan dengan perencanaan interior, termasuk
pengadaan mebeular.
8
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
Shop drawing merupakan gambar detail pelaksanaan di lapangan yang harus dibuat oleh
Kontraktor berdasarkan Gambar Dokumen kontrak yang telah disesuaikan dengan
keadaan di lapangan.
Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail khusus yang belum tecakup
lengkap dalam gambar kerja/dokumen kontrak maupun diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan.
Dalam shop drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua data yang
diperlukan termasuk pengajuan contoh dari semua bahan, keterangan produk, cara
pemasangan dan atau spesifikasi/persyaratan khusus sesuai dengan spesifikasi pabrik
yang belum tercakup secara lengkap didalam gambar kerja/Dokumen Kontrak maupun
didalam buku ini.
Kontraktor wajib mengajukan shop drawing tersebut kepada direksi Pekerjaan untuk
mendapat persetujuan tertulis. Semua gambar yang dipersiapkan oleh kontraktor dan
diajukan kepada Direksi Pekerjaan untuk diminta persetujuannya harus sesuai dengan
format standar dari proyek dan harus digambarkan pada kertas yang dapat direproduksi.
12.8.1. Tata cara pelaksanaan dan penilaian perubahan, penambahan dan pengurangan
pekerjaan disesuaikan dengan dokumen Kontrak.
13.1 Kontraktor harus bertanggung jawab penuh atas kualitas pekerjaan sesuai dengan
ketentuan-ketentuan dalam RKS dan Gambar Kerja.
13.2 Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan kerja yang timbul akibat
pelaksanaan pekerjaan.
13.3 Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan, maka
Kontraktor berkewajiban memberikan saran-saran perbaikan kepada Direksi Pekerjaan.
Apabila hal ini tidak dilakukan, Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan yang
timbul.
13.4 Kontraktor bertanggung jawab atas keselamatan tenaga kerja yang dikerahkan dalam
pelaksanaan pekerjaan.
13.5 Segala biaya yang timbul akibat kelalaian kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
9
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
13.7 Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya, baik yang
berupa barang-barang maupun keselamatan jiwa.
13.8 Apabila pekerjaan telah selesai, kontraktor harus segera mengangkut bahan bongkaran
dan sisa-sisa bahan lainnya yang sudah tidak dipergunakan lagi keluar lokasi pekerjaan.
Segala pembiayaannya menjadi tanggungan Kontraktor.
14.1 Sepanjang tidak ada ketetapan lain dalm Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini
maupun dalam berita Acara Penjelasan Pekerjaan, bahan-bahan yang akan
dipergunakan maupun syarat-syarat pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat yang
tercantum dalam A.V. dan Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI
th.1982),Standar Industri Indonesia (SII) untuk bahan termaksud, serta ketentuan-
ketentuan dan syarat bahan-bahan lainnya yang berlaku di Indonesia.
Seluruh barang material yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan, seperti
material, peralatan dan alat lainnya, harus dalam kondisi baru dan kualitas terbaik untuk
tujuan yang dimaksudkan.
14.2.2 Bahan/Material dan komponen jadi yang dipasang / dipakai harus sesuai dengan
yang tercantum dalam Gambar dan RKS, memenuhi standard spesifikasi bahan
tersebut mengikuti peraturan persyaratan bahan bangunan yang berlaku.
14.2.3 Apabila dianggap perlu, Konsultan Pengawas berhak untuk menunjuk tenaga ahli
yang ditunjuk oleh pabrik dan atau Supplier yang bersangkutan tersebut sebagai
pelaksana. Dalam hal ini, Kontraktor tidak berhak mengajukan claim sebagai
pekerjaan tambah.
14.2.4 Disyaratkan bahwa satu merk pembuatan atau merk dagang hanya
diperkenankan untuk setiap jenis bahan yang boleh dipakai dalam pekerjaan ini.
14.2.5 Penggunaan bahan produk lain yang setaraf dengan apa yang dipersyaratkan
harus disertai test dari laboratorium local/dalam negeri baik kualitas, ketahanan
serta kekuatannya dan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas secara tertulis
dan diketahui oleh Konsultan Perencana.
14.3 Kontraktor / Pelaksana terlebih dahulu memberikan contoh-contoh semua bahan-bahan
yang diperlukan untuk banguanan tersebut kepada Konsultan Pengawas/ Direksi dan
Perencana untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis sebelum semua bahan-
bahantersebut didatangkan/dipakai. Contoh bahan tersebut yang haruh diserahkan
kepada Konsultan Pengawas dan Perencana adalah sebanyak empat (4) buah dari satu
bahan yang ditentukan untuk menetapkan “standard of appearance” dan disimpan di
10
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
ruang Direksi. Paling lambat waktu penyerahan contoh bahan dua (2) minggu sebelum
jadwal pelaksanaan.
14.4 Keputusan bahan, jenis, warna, tekstur dan produk yang dipilih, akan diinformasikan
kepada Kontrkator selama tidak lebih dari tujuh (7) hari kalender setelah penyerahan
contoh bahan tersebut.
15.2 Bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat-syarat atau kualitas jelek yang dinyatakan
afkir/ditolak oleh Konsultan Pengawas, harus segera dikeluarkan dari lapangan
bangunan selambat– lambatnya dalam tempo 3x24 jam dan tidak boleh dipergunakan.
15.3 Apabila sesudah bahan-bahan tersebut dinyatakan ditolak oleh Pengawas /Direksi
/Perencana dan ternyata masih dipergunakan oleh Pelaksana, maka Konsultan
Pengawas/Perencana berhak memerintahkan pembongkaran kembali kepada Kontraktor
yang mana segala kerugian yang diakibatkan oleh pembongkaran tersebut menjadi
tanggungan Kontraktor sepenuhnya disamping pihak Kontraktor tetap dikenakan denda
sebesar 1 o/oo (satu permil) dari harga borongan .
15.4 Jika terdapat perselisihan dalam pelaksanaan tentang pemeriksaan kualitas dari bahan-
bahan tersebut, maka Kontraktor harus dan memeriksakannya ke laboratorium balai
penelitian Bahan-bahan Pemerintah untuk diuji dan hasil pengujian tersebut disampaikan
kepada Pengawas/Direksi/Perenana secara tertulis. Segala biaya pemeriksaan
ditanggung oleh Kontraktor.
11
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
15.5 Sebelum ada kepastian dari Laboratorium tersebut diatas tentang baik atau tidaknya
kualitas dari bahan-bahan, Pelaksana tidak diperkenankan melanjutkan pekerjaan-
pekerjaan yang menggunakan bahan-bahan tersebut diatas .
15.6 Bila diminta oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor harus memberikan penjelasan
lengkap tertulis mengenai tempat asal diperolehnya material dan tempat pekerjaan yang
akan dilaksanakan .
16.1 Jika Kontraktor menunjuk supplier dan atau Kontraktor bawahan (Sub-Kontraktor)
didalam hal pengadaan material dan pemasangannya, maka Kontraktor wajib
memberitahukan terlebih dahulu kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan
persetujuan.
16.2 Kontraktor wajib mengadakan koordinasi pelaksanaan atas petunjuk Direksi Pekerjaan
dengan Kontraktor Bawahan atau Supplier bahan
16.3 Supplier wajib hadir mendampingi Direksi Pekerjaan di lapangan untuk pekerjaan
khusus dimana pelaksanaan dan pemasangan bahan tersebut perlu persyaratan khusus
sesuai instruksi pabrik.
17.2 Konsultan Pengawas akan menetapkan batas-batas pekerjaan, dan menentukan semua
pohon, semak, tumbuhan dan benda-benda lain yang harus tetap berada ditempatnya.
Kontraktor harus menjaga semua jenis benda yang telah ditentukan harus tetap berada
ditempatnya.
17.3 Segala obyek yang berada di muka tanah dan semua pohon, tonggak, kayu busuk,
tunggul, akar, serpihan, sampah dan rintangan-rintangan lainnya yang muncul, yang
tidak diperuntukkan berada disana, harus dibersihkan dan dibongkar dan dibuang bila
perlu. Lubang-lubang akibat pembongkaran harus diurug dengan material yang
memadai dan dipadatkan sampai 90 % dari kepadatan kering maksimum sesuai AASHTO
T 99.
12
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
Pasal 19
PASAL 19. PENGUKURAN KONDISI TAPAK DAN PENENTUAN PEIL ± 0.00
19.1.2. Ketidakcocokan yang terjadi antar Gambar Kerja dan Keadaan yang sebenarnya
di Lapangan ,harus segera dilaporkan ke Konsultan Pengawas dan Perencana
untuk diminta keputusannya.
19.1.4. Pengukuran sudut siku-siku dengan prisma atau benang secara azas segitiga
phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang telah disetujui
oleh Konsultan Pengawas dan Perencana.
19.1.5. Sebagai keharusan dari Kontrak ini dan tanpa biaya tambahan, Kontraktor harus
menyediakan khusus untuk digunakan oleh Konsultan Pengawas segala peralatan,
instrument, personil, dan tenaga survey, dan lain-lain material yang mungkin
dibutuhkan dalam memeriksa pemasangan/pematokan (setting– out) atau untuk
pekerjaan-pekerjaan lain yang terkait. Personil dan peralatan survey harus
meliputi dan hanya terbatas pada:
a. Personil
1 orang surveyor ahli
1 orang pekerja surveyor
19.1.6. Kontraktor harus mengajukan tiga salinan (copy) penampang melintang (cross
section) kepada Konsultan Pengawas yang akan mengesahan salah satu salinan
atau merevisinya, kemudian mengembalikannya kepada Kontraktor. Bila
Konsultan Pengawas perlu mengadakan perubahan/revisi, Kontraktor harus
mengajukan lagi salinan cross section untuk persetujuan tersebut di atas.
Cross section dari Kontraktor harus digambar di atas kertas kalkir untuk
memungkinkan reproduksi. Bila cross section itu akhirnya disetujui, maka
Kontraktor harus menyerahkan gambar kalkir asli dan tiga lembar hasil
reproduksinya kepada Pemimpin Proyek. Gambar cross section harus memakai
judul dan ukuran sesuai dengan yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
20.1.2. Jika dibutuhkan dapat dibuat patok ukur yang terbuat dari beton bertulang
secukupnya, berpenampang 15 x15 cm, tertancap kuat ke dalam tanah sedalam
100 cm dengan bagian yang muncul di atas muka tanah cukup untuk memberi
indikasi peil +/- 0.00 sesuai gambar kerja, dan di atasnya ditambah pipa besi
untuk mencantumkan patokan ketinggian di atas peil +/- 0.00.
14
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
20.1.3. Indikasi selanjutnya selain tersebut di atas agar dicantumkan pada patok ukur
sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
20.1.4. Pada dasarnya, patok ukur ini dibutuhkan sesuai patokan ketinggian atau peil
permukaan yang ada dan tercantum dalam Gambar kerja.
20.1.5. Jumlah patok ukur yang harus dibuat oleh Kontraktor minimal 2 buah, dan lokasi
penanamannya sesuai petunjuk dan persetujuan Konsultan Pengawas;
sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu atau tergangggu selama
pelaksanaan pembangunan berlangsung.
20.1.6. Patok ukur adalah permanen, tidak dapat diubah, harus diberi tanda yang jelas,
dan dijaga keutuhannya sampai pelaksanaan pembangunan selesai dan ada
instruksi dari Konsultan Pengawas untuk dibongkar.
20.1.8. Papan bangunan dipasang pada kotak kayu 5/7 yang jarak satu sama lainnya
adalah 1.50 m, tertancap di tanah sehingga tidak dapat digerak-gerakkan atau
diubah .
20.1.9. Papan bangunan dipasang sejarak 2.00 m dari as pondasi terluar atau sesuai
dengan keadaan setempat.
20.1.10. Tinggi sisi atas papan bangunan harus sama dengan lainnya dan atau rata
waterpass, kecuali dikehendaki lain oleh Konsultan Pengawas.
20.1.12. Kontraktor harus menjaga dan memelihara keutuhan dan ketepatan letak
papan bangunan ini sampai tidak diperlukan lagi .
21.2.2. Tidak ada pekerjaan yang boleh ditutup atau menjadi tidak terlihat sebelum
mendapatkan persetujuan pengawas dan pemborong harus memberikan
15
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
21.2.3. Kontraktor harus melaporkan kepada pengawas kapan setiap pekerjaan sudah
siap atau diperkirakan akan siap diperiksa dan pengawas tidak boleh menunda
waktu pemeriksaan, kecuali apabila pengawas memberikan petunjuk tertulis
kepada Kontraktor apa yang harus dilakukan .
21.2.4. Bila permohonan pemerikasaan pekerjaan itu dalam waktu 2 x 24 jam (dihitung
dari jam diterimanya surat permohonan pemeriksaan, tidak terhitung hari libur
/hari Raya.) tidak dipenuhi/ditanggapi oleh Konsultan Pengawas/Direksi, maka
Kontraktor meneruskan pekerjaannya dan bagian yang seharusnya diperiksa
dianggap telah disetujui oleh Konsultan Pengawas/Direksi.
21.3.2. Apabila laju kemajuan pekerjaan atau bagian pekerjaan pada suatu waktu
menurut penilaian Konsultan Pengawas telah terlambat, untuk menjamin
penyelesaian pada waktu yang telah ditentukan atau pada waktu yang
diperpanjang, maka pengawas harus memberikan petunjuk secara tertulis
langkah-langkah yang perlu diambil guna melancarkan laju pekerjaan sehingga
pekerjaan dapat diselesaikan pada waktu yang telah ditentukan.
21.5 Toleransi.
Seluruh pekerjaan yang dilaksanakan dalam kontrak ini harus dikerjakan sesuai dengan
toleransi yang diberikan dalam Spesifikasi, dan toleransi lainnya yang ditetapkan pada
bagian lainnya.
16
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
BAB II
SYARAT – SYARAT PEKERJAAN PEMBONGKARAN
DAN PEKERJAAN TANAH
PASAL 1. U M U M
17
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
Semua pekerjaan galian harus dikerjakan sesuai dengan spesifikasinya untuk ketiga
macam galian tersebut diatas. Syarat-syarat kerja yang menyangkut bidang lain,
mengikuti ketentuan-ketentuan letak, peil, dan dimensi yang dicantumkan dalam
Gambar Rencana atau petunjuk Konsultan Pengawas.
2.2 Pekerjaan galian ini baru boleh dilaksanakan setelah papan patok Ukur terpasang lengkap
dengan penandaan sumbu, ketinggian dan bentuk telah diperiksa serta disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
2.3 Urutan penggalian harus diatur sedemikian rupa dengan mengikuti petunjuk-petunjuk
Konsultan Pengawas sehingga tidak menimbulkan gangguan pada lingkungan Tapak atau
menyebabkan timbulnya genangan air untuk waktu lebih dari 24 jam.
2.4 Jika pada galian terdapat akar kayu, kotoran dan bagian tanah yang tidak padat atau
longgar maka bagian ini harus dikeluarkan seluruhnya, kemudian lubang yang terjadi
harus ditutup urugan pasir yang dipadatkan dan disirami air setiap ketebalan 5 cm lapis
demi lapis sampai jenuh sehingga mencapai ketinggian yang diinginkan. Biaya untuk
pekerjaan ini menjadi tanggung jawab Kontraktor tidak dapat di Klaim sebagai pekerjaan
tambah.
2.5 Bila pada galian terdapat instalasi existing, Kontraktor harus mengikuti prosedur seperti
terurai dalam butir 3.1 s/d 3.3.
2.6 Bila Kontraktor melakukan penggalian yang melebihi kedalaman yang ditentukan dalam
Gambar Kerja, maka Kontraktor wajib untuk menutupi kelebihan tersebut dengan urugan
pasir yang dipadatkan dan disirami air setiap ketebalan 5 cm lapis demi lapis sampai
jenuh sehingga mencapai ketinggian yang diinginkan. Biaya pekerjaan ini tanggung jawab
kontraktor tidak dapat di claim sebagai pekerjaan tambah.
2.7 Dasar galian harus dikerjakan dengan teliti, datar sesuai dengan gambar kerja dan harus
dibersihkan dari segala macam kotoran.
2.8 Galian pondasi harus dilakukan sesuai dengan lebar lantai kerja pondasi atau seperti
tercantum dalam Gambar Kerja, dengan penampang Lereng Galian Kiri dan Kanan
dimiringkan 10’ ke arah luar pondasi dan sumbu, ketinggian serta bentuk selesai sesuai
Gambar kerja, diperiksa serta disetujui Konsultan Pengawas.
2.9 Kelebihan Tanah Galian harus dibuang keluar dari dalam Tapak Kontruksi.Area antara
Papan patok ukur dengan galian harus bebas dari timbunan tanah
2.10 Kelebihan Tanah Galian harus dibuang keluar dari dalam Tapak Kontruksi. Area antara
Papan patok ukur dengan galian harus bebas dari timbunan tanah.
2.12 Untuk menjaga lereng-lereng lubang galian agar tidak longsor atau runtuh , maka apabila
dianggap perlu oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor harus memasang kontruksi
penahan/casing sementara dari bahan seng Gelombang BjLS 50 atau setara atau dari
18
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
3.1.2. Galian struktur disini tidak dibatasi hanya pada galian struktur pondasi, tapi
termasuk pekerjaan galian untuk poer, sloof dan lantai.
3.1.3. Pekerjaan galian ini mencakup pengurugan kembali dengan material yang
disetujui oleh Konsultan Pengawas, berikut pembuangan bahan-bahan sisa, dan
semua bahan dan peralatan lainnya untuk menghindarkan galian dari genangan
air tanah dan air permukaan.
3.2.2 Pengawasan
Selama pelaksanaan pekerjaan tanah ini, Kontraktor harus diwakili oleh seorang
pengawas ahli yang sudah berpengalaman dalam bidang pekerjaan
penggalian/pengurugan, yang mengetahui semua aspek pekerjaan yang harus
dilaksanakan sesuai kontrak.
19
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
yang tercantum dalam gambar, harus dibersihkan dan atau dibongkar kecuali
untuk hal-hal di bawah ini :
b. Sisa-sisa pohon yang tidak mengganggu & akar-akar serta benda-benda yang
tidak mudah rusak, yang letaknya minimal 1 meter di bawah dasar poer.
c. Pembongkaran tiang-tiang, saluran-saluran dan selokan-selokan hanya
sedalam yang diperlukan dalam penggalian di tempat tersebut.
d. Kecuali pada tempat-tempat yang harus digali, lubang-lubang bekas
pepohonan dan lubang-lubang lain, harus diurug kembali dengan bahan-
bahan yang baik dan dipadatkan.
e. Kontraktor bertanggung jawab untuk membuang sendiri tanaman-tanaman
dan puing-puing ke tempat yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
f. Kontraktor harus melestarikan semua benda-benda yang ditentukan tetap
berada pada tempatnya.
g. Obstacle
Kriteria obstacle adalah berupa kontruksi beton, pasangan batu kali,
pasangan dinding tembok, besi-besi tua dan lain-lain bekas kontruksi
bangunan lama, yang cara pembongkarannya memerlukan metoda
khusus dengan menggunakan peralatan yang lebih khusus pula (misalnya
beton breaker, compressor, mesin potong) dibanding dengan peralatan
yang digunakan pada pekerjaan galian tanah.
Semua brankal dan kotoran dari bekas pembongkaran kontruksi existing
harus segera dikeluarakan dari tapak dan di buang ke tempat yang
ditentukan oleh Direksi. Semua peraltan yang diperlukan pada paket
pekerjaan ini harus tersedia di lapangan dalam keadaan siap pakai.
Batasan pembongkaran obstacle adalah sebagai berikut:
- Pada daerah titik galian pondasi sampai mencapai kedalaman yang
masih memungkinkan , obstacle tersebut bias dibongkar /digali sesuai
dengan kondisi dan sifat tanah pada daerah tersebut.
- Pada jalur yang akan dibuat poer dan sloof mulai dari permukaan tanah
existing sampai dengan di bawah permukaan dasar urugan pasir dari
kontruksi beton poer dan sloof.
h. Pembuangan Humus
Sebelum mulai pekerjaan penggalian,lapisan humus dan rumput harus
dibersihkan, harus bebas dari siasa-sisa tanah bawah(subsoil), bekas-
bekas pohon, akar-akar, batu-batuan, semak-semak atau bahan –bahan
lain.
Humus yang didapat dari pengupasan tersebut harus dibuang ke tempat
yang sudah ditentukan oleh Direksi.
3.3 PENGGALIAN
3.3.1. Sebelum memulai pekerjaan galian, kontraktor harus :
Dengan inisiatif sendiri mengambil tindakan untuk mengatur drainase
alamiah dari yang mengalir pada permukaan tanah, untuk mencegah galian
tergenang air.
Memeriksa segala pembongkaran dan pembersihan di tempat itu sudah
dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi ini.
Memberitahu Konsultan Pengawas sebelum memulai suatu galian apapun,
agar elevasi penampang melintang dan pengukur dapat diketahui dan
dilakukan pada tanah yang belum terganggu. Tanah yang berdekatan dengan
stuktur tidak boleh diganggu tanpa izin Konsultan Pengawas.
3.3.2. Parit-parit atau galian pondasi untuk struktur atau alas stukruktur harus
mempunyai ukuran yang cukup sehingga memungkinkan peletakan atau alas
pondasi sesuai dengan ukurannya. Bagian-bagian dinding/sisi parit harus selalu
20
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
3.3.4. Bila diperlukan Kontraktor harus membuat turap sementara yang cukup kuat
untuk menahan lereng-lereng tanah galian sehingga lereng-lereng galian
tersebut tidak ambruk, dan agar tidak mengganggu pekerjaan.
Turap sementara tersebut harus dapat menjaga bangunan-bangunan yang
berada didekat lereng galian, tetap stabil.
3.3.5. Apabila terjadi kerusakan bangunan (roboh) yang diakibatkan oleh pekerjaan
galian, maka Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap kerusakan
bangunan tersebut & harus menggantinya atas biaya Kontraktor.
3.3.6. Kontraktor harus melakukan perlindungan & perawatan yang cukup untuk
bagian-bagian pekerjaan diatas maupun dibawah tanah, drainase, saluran-
saluran pembuangan & rintangan–rintangan yang dihadapi dalam pelaksanaan
pekerjaan. Semua biaya yang ditimbulkan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
3.3.8. Batu-batu, kayu-kayu dan bahan lain dalam lubang galian yang tak berguna
harus dibuang dan tidak boleh digunakan untuk pengurugan .
3.3.9. Setiap kali galian selesai dikerjakan, Kontraktor harus memberitahu Konsultan
Pengawas mengenai hal itu dan pembuatan Lapisan Sirtu, Lantai Kerja atau
penempatan material apapun tidak boleh dilakukan sebelum Konsultan
Pengawas menyetujui kedalaman pondasi dan karakter tanah dasar pondasi.
3.3.10. Bila tanah dasar pondasi lembek, berlumpur, atau tidak memenuhi syarat, maka
bila diperintahkan Konsultan Pengawas, Kontraktor harus menggantinya dengan
material berbutir/kerikil sebagaimana diisyaratkan pada RKS ini.
Material pengganti tersebut harus diurug dan dipadatkan lapis demi lapis
dengan tebal tiap lapis 15 cm, sampai mencapai elevasi dasar pondasi dengan
kepadatan sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
3.3.11. Kepadatan tanah dasar harus mencapai CBR 3 %. Bila menurut Konsultan
Pengawas, tanah dasar pondasi tidak memenuhi syarat semata-mata karena
kesalahan Kontraktor dalam mengerjakan kewajibannya, maka Kontraktor
harus :
Membuang & mengganti tanah dasar atas tanggungan biaya sendiri,atau
Menangguhkan pekerjaan galian itu sampai kondisi tanah dasar pondasi
tersebut memenuhi syarat.
3.3.12. Semua material hasi galian, bila memenuhi syarat, harus dimanfaatkan sebagi
urugan atau timbunan, dan bila ternyata berlebihan harus dibuang.
21
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
3.4.1 Bila air tanah muncul ketika sedang dilakukan galian struktur, maka Kontraktor
harus segera mengambil langkah-langkah untuk mencegah air menggenang
galian dan alas struktur.
3.4.2 Bila galian terjadi pada tanah yang mengandung air permukaan, maka air ini
tidak dianggap sebagai air tanah dan merupakan kewajiban Kontraktor untuk
menanggulanginya sesuai spesifikasi ini, sehingga tidak akan ada tambahan
pembayaran. Penilaian pakah air itu merupakan air permukaan atau air tanah
mutlak wewenag Konsultan Pengawas. Jika air dapat dihalangi memasuki galian
dengan menggunakan cofferdam terbuka, maka air ini tidak dinilai sebagai air
tanah.
3.4.3 Bila tinggi muka air di atas elevasi dasar galian, maka harus digunakan cofferdam
yang kedap air. Bila diminta, Kontraktor harus menunjukkan gambar mengenai
metoda pembuatan cofferdam atau palung untuk pembuatan pondasi, secara
umum, harus dibuat di bawah dasar alas pondasi dan dibuat sedapat mungkin
kedap air.
Cofferdam dibuat untuk melindungi beton dari kerusakan karena naiknya muka
air dan dari erosi. Di dalam cofferdam atau palung tak boleh ditinggalkan kayu-
kayuan dan lain-lain tanpa izin Konsultan Pengawas.
Bila pekerjaan memompa air diijinkan dilakukan dari bagian pondasi, maka harus
dicegah agar jangan ada bahan beton ikut terbawa keluar.
Setiap pekerjaan memompa yang dibutuhkan selama perletakkan beton, atau
selama waktu sekurang-kurangnya 24 jam sesudahnya harus menggunakan
pompa yang sesuai dan air diletakkan di luar acuan beton.
Pemompaan air untuk mengeringkan ini tidak boleh dikerjakan sebelum lapisan
cukup keras dan kuat untuk melawan tekanan hidrostatik.
Kecuali bila tidak ditentukan lain, cofferdam atau palung dengan segala
pelengkapnya, harus dibongkar oleh Kontraktor segera setelah selesai pekerjaan
sub-struktur. Pemindahannya harus sedemikian rupa sehingga tidak merusak
pekerjaan yang telah diselesaikan.
22
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
4.3 PENGURUGAN
- Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, seluruh area pembangunan harus sudah bersih
dari humus, akar tanaman, benda-benda organis, sisa bongkaran dan bahan lain
yang dapat mengurangi kualitas pekerjaan ini.
- Urugan harus bebas dari segala bahan yang dapat membusuk, sisa bongkaran, dan
atau yang dapat mempengaruhi kepadatan urugan.
Tanah urugan dapat diambil dari bekas galian atau tanah yang didatangkan dari luar
yang tidak mengandung bahan-bahan seperti tersebut diatas dan telah disetujui
Konsultan Pengawas.
23
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
- Penghamparan tanah urugan dilakukan lapis demi lapis langsung dipadatkan sampai
mencapai permukaan peil yang diinginkan.
Ketebalan pelapis setelah dipadatkan tidak boleh melebihi 15 cm atau 20 cm. Setiap
kali penghamparan harus mendapat persetujuan dari konsultan pengawas yang
menyatakan bahwa lapisan di bawahnya telah memenuhi kepadatan yang
diisyaratkan dan seluruh prosedur pemadatan ini harus ditulis dalam berita acara
yang disetujui Konsultan Pengawas.
Lapisan tanah lunak ( Lumpur ) yang ada harus dihilangkan dengan dikeruk,
sebelum pekerjaan pengurugan dimulai.
Pemampatan dan pemadatan harus dilakukan sesuai dengan artikel yang
bersangkutan di bawah ini dalam bab ini.
Tidak boleh dilakukan pengurugan atau pemadatan selama hujan deras. Jika
permukaan lapisan yang sudah dipadatkan tergenangair, Kontraktor harus
membuat alur-alur pada bagian teratas untuk mengeringkannya sampai
mencapai kadar air yang benar dan dipadatkan kembali.
Ketinggian pengurugan setelah dipadatkan harus mencapai elevasi sesuai yang
tercantum didalam gambar kerja.
- Pengurugan untuk halaman yang tidak dibangun, jalan dan pengerasan ,tidak perlu
dipadatkan dengan mesin cukup ditrimbis dengan tangan.
4.4. PEMADATAN
4.4.2. Kontraktor harus bertanggung jawab atas ketepatan penempatan dan pemadatan
bahn-bahan urugan dan juga memperbaiki kekurangan-kekurangan akibat
pemadatan yang tidak cukup.
4.4.3. Kontraktor harus menetukan jenis & berat dari alat yang paling sesuai untuk
pemadatan bahan urugan yang ada. Alat-alat pemadatan ini harus mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas.
4.4.4 Pemadatan tanah harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan tiap lapisan
maksimum 30 cm dan dipadatkan sampai mencapai paling sedikit 90 %
(modifield proctor) dari kepadatan sampai kering maksimum seperti yang tertera
dalam AASHTO T99.
4.4.5 Pelaksanaan pemadatan harus dilakukan dalam cuaca baik. Apabila hujan,
pemadatan harus dihentikan. Selama pekerjaan ini, kadar air harus dijaga agar
tidak lebih besar dari 2% kadar air optimum.
4.4.6 Kontraktor diwajibkan melakukan test kepadatan tanah apabila diminta oleh
Direksi/Pengawas sebanyak titik yang ditentukan oleh Pengawas yang harus
disaksikan oleh Pengawas dan dibuatkan laporan tertulis untuk tiap titik meliputi
area 150 m2.
24
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
BAB III
SYARAT-SYARAT TEKNIS
PEKERJAAN STRUKTUR
1.2.1 S e m e n
a. Semua semen harus cement Portland yang disesuaikan dengan persyaratan
dalam peraturan Cement Indonesia NI- 8 atau ASTM C-150 type 1atau type
standart Inggris BS .
b. Mutu semen yang memenuhi syarat dan dapat dipakai adalah GRESIK, TIGA
RODA, dan KUJANG serta memenuhi NI-8. Pemilihan salah satu merk semen
adalah mengikat dan dipakai untuk seluruh pekerjaan.
c. Pemeriksaan
Direksi dapat memeriksa semen yang disimpan dalam gudang pada setiap
waktu sebelum dipergunakan. Kontraktor harus bersedia untuk memeberi
bantuan yang dibutuhkan oleh Direksi untuk pengambilan contoh-contoh
tersebut. Semen yang tidak dapat diterima sesuai pemeriksaan oleh Direksi,
harus tidak dipergunakan atau diafkir. Jika semen yang dinyatakan tidak
memuaskan tersebut dipergunakan untuk beton, maka Direksi dapat
memerintah untuk membongkar beton tersebut dan diganti dengan memakai
25
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
d. Tempat Penyimpanan.
Kontraktor harus menyediakan tempat penyimpanan yang sesuai untuk
semen, dan setiap saat harus terlindungi dengan cermat terhadap
kelembaban udara. Tempat penyimpanan tersebut juga harus sedemikian
rupa agar memudahkan waktu pengambilan.
26
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
Pasir harus halus, bersih dan bebas dari gumpalan-gumpalan kecil dan
lunak dari tanah liat, mika dan hal-hal yang merugikan dari substansi yang
merusak, jumlah prosentase dari segala macam substansi yang merugikan,
beratnya tidak boleh lebih dari 5 % berat pasir.
27
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
Gradasi
Agreghat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butir berada
antara 5mm, sampai 25 mm dan harus memenuhi syarat-syarat berikut :
- Sisa di atas ayakan 31, 5mm , harus 6% berat
- Sisa di atas ayakan 4mm, harus berkisar antara 90% dan 98% berat
- Selisih antara sisa-sisa kumulatif diatas dua ayakan yang berurutan,
adalah maksimum 60% dan minimum 10% berat- harus
menyesuaikan dengan semua ketentuan-ketentuan yang terdapat di NI-2
PBI-1971.
Agregat kasar harus sesuai dengan spesifikasi ini dan jika diperiksa oleh
Direksi ternyata tidak sesuai dengan ketentuan gradasi, maka Kontraktor
harus menyaring kembali atau mengolah kembali bahannya atas beban
sendiri, untuk menghasilkan agregat yang dapat disetujui Direksi.
1.2.3 AIR
Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi/mortar dan spesi injeksi
harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organic basah, garam dan kotoran-
kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak. Air tersebut harus diuji di
Laboratorium pengujian yang ditetapkan oleh Direksi untuk menetapkan sesuai
tidaknya dengan ketentuan-ketentuan yang ada di dalam PBI-1971 untuk
campuran beton.
b. Baja tulangan beton sebelum dipasang, harus bersih dari serpih-serpih, karat,
minyak, gemuk dan zat kimia lainnya yang dapat merusak atau mengurangi
daya lekat antara baja tulangan dengan beton.
b. Steiger cetakan/bekisting harus dari pipa-pipa besi standar pebrik atau kayu
dan tidak diperkenankan memakai atau bambu.
28
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
1.2.8 ADMIXTURE
Admixture dipergunakan apabila keadaan memaksa untuk mempercepat
pengerasan beton. Bahan admixture yang dipakai adalah SIKAMENT 520 merk Sika
dengan takaran 0.8% dari berat semen. Takaran yang lain dapat digunakan untuk
mendapatkan kekuatan maksimal dengan persetujuan dari Direksi/Perencana.
b. Untuk mendapatkan mutu beton yang sesuai dengan yang ditentukan dalam
spesifikasi ini, harus dipakai “campuran yang direncanakan”(designed mix).
Campuran yang direncanakan dihasilkan dari percobaan–percobaan campuran
yang memenuhi kekuatan karakterristik yang diisyaratkan.
c. Ukuran maksimal dari agregat kasar dalam beton untuk bagian-bagian dari
pekerjaan tidak boleh melampaui ukuran yang ditetapkan dalam persyaratan
bahan beton, ukuran mana ditetapkan sepraktis mungkin sehingga tercapai
pengecoran yang tetap dan memuaskan.
e. Perbandingan campuran dan factor air semen yang tepat akan ditetapkan atas
dasar beton yang dihasilkan yang mempunyai kepadatan yang tepat,
kekedapan, keawetan dan kekuatan yang dikehendaki.
29
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
g. Agar dihasilkan suatu kontruksi beton yang sesuai dengan yang direncanakan,
maka faktor air semen ditentukan sebagai berikut:
- Faktor air semen untuk pondasi ,sloof, poer, maksimum 0,06.
- Faktor air semen untuk kolom, balok, plat lantai, tangga, dinding beton dan
listplank / parapet maksimum 0,06.
- Faktor air semen untuk kontruksi pelat atap, dan tempat-tempat basah
lainnya maksimum 0,55.
b. Kekuatan tekan dari beton harus ditetapkan oleh Direksi melalui pengujian
biasa dengan kubus 15x15x15 cm dibuat dan diuji sesuai NI-2 PBI 1971.
Pengujian slump akan diadakan oleh Direksi sesuai NI-2 PBI-1971. Kontraktor
harus menyediakan fasilitas yang diperlukan untuk mengerjakan contoh-contoh
pemeriksaan yang reprensentatif.
30
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
b. Besi beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan gambar rencana. Untuk
menempatkan tulangan tetap tepat ditempatnya maka tulangan harus diikat
kuat dengan kawat beton (bindraat) dengan bantalan blok-blok beton cetak
(beton decking) atau kursi-kursi besi/cakar ayam perenggang. Dalam segala
hal untuk besi beton yang horizontal harus digunakan penunjang yang tepat,
sehingga tidak akan ada batang yang turun.
c. Jarak bersih terkecil antara batang yang parallel apabila tidak ditentukan dalam
gambar rencana, minimal harus 1,2 kali ukuran terbesar dari agregat kasar dan
harus memberikan kesempatan masuknya alat penggetar beton.
d. Pada dasarnya jumlah luas tulangan harus sesuai dengan gambar dan
perhitungan. Apabila dipakai dimensi tulangan yang berbeda dengan gambar,
maka yang menentukan adalah luas tulangan, dalam hal ini Kontraktor
diwajibkan meminta persetujuan terlebih dahulu dari Direksi.
31
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
1.3.9 SUHU
Suhu beton sewaktu dituang tidak boleh dari 32° dan tidak kurang dari 4,5° C. Bila
beton yang dituang berada antara 27°C dan 32°C, beton harus diaduk ditempat
pekerjaan untuk kemudian langsung dicor. Bila beton dicor pada waktu iklim
sedemikian rupa sehingga suhu dari beton melebihi 32°C. Sebagai yang ditetapkan
oleh Direksi, Kontraktor harus mengambil langkah-langkah yang efektif,
umpamanya mendinginkan agregat, menyampur dengan es dan mengecor pada
waktu malam hari bila perlu, untuk mempertahankan suhu beton, waktu dicor pada
suhu dibawah 32° C.
b. Semua cetakan beton harus kokoh. Alat-alat dan usaha-usaha yang sesuai
dan cocok untuk membuka cetakan-cetakan tanpa merusak permukaan dari
beton yang telah selesai harus tersedia. Sebelum beton dicor, permukaan
dari cetakan-cetakan harus diminyaki dengan minyak yang biasa
diperdagangkan untuk maksud itu yang mencegah secara efektif lekatnya
beton pada cetakan dan akan memudahkan melepas cetakan beton. Minyak
tersebut dipakai hanya setelah disetujui Direksi. Penggunaan minyak cetakan
harus hati-hati untuk mencegah kontak dengan besi beton dan
mengakibatkan kurangnya daya lekat.
32
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
e. Beton boleh dicor hanya waktu Direksi atau wakilnya yang ditunjuk serta staf
Kontraktor yang setaraf ada di tempat kerja, dan persiapan betul-betul telah
memadai.
f. Dalam semua hal, beton yang akan dicor harus diusahakan agar
pengangkutan ketempat posisi terakhir sependek mungkin pada waktu
pengecoran tidak mengakibatkan pemisahan antara kerikil dan spesinya.
Pemisahan yang berlebihan dari agregat kasar dalam beton yang disebabkan
jatuh bebas dari tempat yang cukup tinggi, atau sudut yang terlalu besar,
atau bertumpuk dengan baja-baja tulangan, tidak diijinkan. Kalau
diperkirakan pemisahan yang sedemikian itu mungkin akan terjadi,
Kontraktor harus mempersiapkan tremie atau alat lain yang cocok untuk
mengontrol jatuhnya beton.
g. Pengecoran beton tidak boleh dijatuhkan lebih tinggi lagi dari 2 meter,
semua penuangan beton harus selalu lapis-perlapis horizontal dan tebal
tersebut tidak lebih dari 50 cm. Direksi mempunyai hak untuk mengurangi
tebal tersebut apabila pengecoran dengan tebal lapisan 50 cm tidak dapat
memenuhi spesifikasi ini.
pemahatan atau dengan batu gerinda. Sarang kerikil dan beton lainnya harus
dipahat, lobang-lobang pahatan harus diberi pinggiran yang tajam dan dicor
sedemikian sehingga pengisian akan terikat (terkunci) ditempatnya. Semua
lubang harus terus menerus dibasahi selama 24 jam sebelum dicor, dan
seterusnya disempurnakan.
2.1 Bekisting/cetakan harus dipasang dengan kuat dan pada posisi sesuai dengan gambar
pelaksanaan untuk pondasi.
2.2 Bawah sloof dan bagian-bagian bawah poer yang tidak terletak pada tiang pancang
harus dibuat terlebih dahulu lapisan lantai kerja dari rabat beton setebal 5 cm, dan pasir
urug padat setebal 10 cm, sesuai dengan gambar pelaksanaan.
2.3 Pada balok sloof harus dipasang stek-stek untuk kolom-kolom praktis yang letaknya
sesuai dengan gambar pelaksanaan (dokumen lelang).
2.4 Pelaksanaan pekerjaan beton selengkapnya harus mengikuti uraian bab terdahulu
(Persyaratan Pengerjaan Beton).
2.6 Pelaksanaan beton tumbuk/rabat beton seperti tercantum di dalam gambar harus
memenuhi syarat campuran 1pc : 3ps : 5kr.
2.7 Di bawah beton tumbuk ini harus diberi pasir urug yang dipadatkan setebal 10 cm yang
dihamparkan diatas tanah yang telah dipadatkan sesuai dengan persyaratan pemadatan.
2.8 Pola dan lokasi harus sesuai dengan gambar pelaksanaan dan detail-detail yang ada.
2.9 Sebelum pengecoran dimulai, tempat-tempat yang akan dicor harus dibersihkan dulu dari
kotoran-kotoran dan material-material yang bias mengakibatkan berkurangnya kekuatan
beton.
3.1 Penyekat-penyekat air (waterstop) dari polyvinyl harus ditempatkan pada sambungan-
sambungan beton pada bangunan seperti dinding reservoir dan ruang pompa di bawah
permukaan tanah, dan sambungan beton lain yang ditunjuk pada gambar-gambar.
Kontraktor harus menyiapkan semua penyekat-penyekat air termasuk lem PVC, semen,
pasak, mur-mur dan bahan penyambung lainnya.
35
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
4.1 Bahan-bahan material sparing, letak-letak dan posisi harus sesuai dengan gambar kerja
dan tidak boleh mengurangi kekuatan struktur.
4.2 Tempat-tempat ari sparing dilaksanakan, bila tidak ada dalam gambar, maka Kontraktor
harus mengusulkan dan minta persetujuan dari Direksi.
4.3 Bilamana sparing (pipa dll) berpotongan dengan baja tulangan, maka baja tulangan
tersebut tidak boleh ditekuk atau dipindahkan tanpa persetujuan dari Direksi.
4.4 Semua sparing-sparing (pipa) harus dipasang sebelum pengecoran dan harus diperkuat
sehingga tidak akan bergeser pada saat pengecoran beton.
4.5 Sparing-sparing harus dilindungi sehingga tidak akan terisi beton waktu pengecoran.
4.6 Pembuatan sparing pada beton yang sudah jadi (pelubangan beton) harus menggunakan
cord drill dengan diameter yang sesuai dengan sparing yang akan dipasang
5.2.2 Bahan
Untuk lapisan kedap air digunakan EUROPROOF merek SIKA dengan tebal 3 mm
menggunakan metode torching dan memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Merupakan lembaran yang terdiri dari komponen polimer bitumen yang
diperkuat dengan lapisan serat kaca atau polyster yang “non-woven”.
36
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
b. Memiliki karakteristik fisik dan kimiawi dan kepadatan yang merata dan
konstan.
c. Kedap air dan uap, termasuk juga pada bagian overlapping.
d. Memiliki ketahanan yang baik terhadap gesekan dan tekanan.
e. Perilaku material pada 100 derajat C harus tetap stabil .
f. Berwarna hitam.
h. Susunan polimer tidak berubah akibat perubahan cuaca atau gerakan akibat
gempa.
5.3 PENGUJIAN
5.3.1 Bila diperlukan, wajib mengadakan test bahan tersebut pada Laboratorium yang
Independent, baik mengenai komposisi, konsentrasi dan hasil yang ditimbulkannya.
Untuk ini Kontraktor/Supplier harus menunjuk syarat rekomendasi dari lembaga
resmi yang ditunjuk tersebut sebelum memulai pekerjaan.
5.3.2 Pada waktu penyerahan, Kontraktor harus memberikan jaminan atas produk yang
digunakan terhadap kemungkinan bocor, pecah dan cacat lainnya, selama minimal
10 tahun termasuk mengganti dan memperbaiki segala jenis kerusakan yang
terjadi. Jaminan dari pihak pemasang (applicator) untuk mutu pemasangan.
5.4.2 Bahan harus disimpan ditempat yang terlindungi, tertutup, tidak lembab, kering
dan bersih, sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.
5.4.3 Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan dilindungi sesuai
dengan jenisnya.
5.4.4 Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan bahan-bahan yang disimpan ,baik
sebelum atau selama pelaksanaan, kalau terdapat kerusakan yang bukan karena
tindakan Pemilik.
c. Sebelum pekerjaan ini dimulai permukaan bagian yang akan diberi lapisan ini
harus dibersihkan sampai keadaan yang dapat disetujui oleh Direksi dengan
cara-cara yang telah disetujui oleh Direksi. Peil dan ukuran harus sesuai
gambar.
37
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
e. Bila ada perbedaan dalam hal apapun anatara gambar, spesifikasi dan lainnya,
Kontraktor harus segera melaporkan kepada Direksi sebelum pekerjan dimulai.
Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat itu, sebelum
kelainan tersebut diselesaikan.
5.5.2 Cara Pelaksanaan
a. Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli yang berpengalaman (ahli
dari pihak pemberi garansi pemasangan) dan terlebih dahulu harus
mengajukan ‘metode pelaksanaan’ sesuai dengan spesifikasi pabrik untuk
mendapat persetujuan dari Direksi.
c. Dalam shoop Drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan
termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus yang
belum tercakup secara lengkap didalam gambar kerja/dokumen kontrak sesuai
dengan spesifikasi pabrik. Shoop drawing sebelum dilaksanakan harus
mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi.
5.6.2 Kontraktor harus mengikuti semua peraturan, baik yang terdapat pada uraian dan
syarat-syarat maupun yang tercantum dalam gambar-gambar atau peraturan yang
berlaku.
5.6.3 Kontraktor harus menempatkan tenaga ahli di lapangan yang setiap saat
diperlukan bisa berdiskusi dan dapat memutuskan setiap persoalan di lapangan,
baik teknis maupun administratip.
5.7 CONTOH
5.7.1 Kontraktor diwajibkan mengajukan contoh dari semua bahan, brosur lengkap dan
jaminan dari pabrik, kecuali bahan yang disediakan oleh proyek.
38
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
5.7.2 Pekerjaan percobaan dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Direksi.
5.7.3 Keputusan bahan jenis, warna, tekstur dan merk yang memenuhi spesifikasi akan
diambil oleh Direksi dan akan diinformasikan kepada Kontraktor selama tidak lebih
dari 7 hari kalender setelah penyerahan contoh-contoh bahan tersebut.
5.8.2 Pekerjaan percobaan dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Direksi.
5.8.3 Pada waktu penyerahan maka Kontraktor harus memberikan jaminan atas semua
pekerjaan perlindungan terhadap kemungkinan bocor, pecah dan cacat lainnya,
akibat kegagalan dari bahan maupun hasil pekerjaan yang berlaku, selama 10
tahun termasuk mengganti dan memperbaiki segala jenis kerusakan yang terjadi.
5.9.2 Kalau terdapat kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik atau
Pemakai pada waktu pekerjaan ini dilakukan/dilaksanakan maka Kontraktor harus
memperbaiki/mengganti sampai dinyatakan dapat diterima oleh Direksi. Biaya yang
timbul untuk pekerjaan ini tanggung jawab Kontraktor.
6.1.1 Pekerjaan pengadaan dari semua peralatan, perlengkapan, tenaga serta bahan-
bahan seperti pelat, profil, baut, angker dan lain-lain menurut kebutuhan sesuai
dengan gambar kerja dan persyaratan–persyaratan teknis pelaksanaan.
6.1.2 Pekerjaan pembuatan bagian-bagian konstruksi baja, seperti konsol kanopi, kolom
pendukung, sambungan-sambungan, pengelasan baik las sudut maupun las penuh,
sambungan dengan baut dan lain-lain sesuai dengan gambar kerja dan
persyaratan teknis pelaksanaan
39
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
6.2.1 Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia 1983, NI-3 PBUBB(1970) dan
lain-lain kecuali ada hal-hal yang khusus.
6.2.3 Semua pekerjaan baut (bolt) pada bangunan ini juga harus memenuhi syarat dari
AISC ‘Spesifikation For Stuctural Jonts Bolts’.
6.2.4 Semua pekerjaan las harus mengikuti ‘American Welding’ Society for Arc Welding
in Building Contruction Section.
6.3.1 Mutu baja yang digunakan untuk seluruh kontruksi adalah baja BJ-37. Seluruh
profil baja yang digunakan sesuai dengan persyaratan bahan dan harus mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas dan Perencana dan dilampiri sertifikat dari pabrik
pembuat profil baja tersebut.
6.3.2 Elektroda las yang digunakan sesuai dengan persyaratan bahan dan harus
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas / Perencana, harus disimpan pada
tempat terlindung yang menjamin komposisi dan sifat-sifat lain dari bahan
elektroda tersebut tidak berubah. Bahan las yang digunakan dari kelas E-6012
AWS dan harus dijaga agar selalu dalam keadaan baik dan kering.
6.3.3 Semua bahan kontruksi baja yang digunakan harus memenuhi persyaratan
Peraturan Umum Bahan Bangunan (PUBB 1982) dan harus memenuhi standar
ASTM A-36.
6.3.4 Bahan-bahan yang dipakai untuk pekerjaan baja harus diperoleh dari Supplier /
Distributor yang dikenal dan disetujui Konsultan Pengawas / Direksi.
6.3.5 Semua bahan-bahan harus lurus, tidak cacat dan tidak ada karatnya. Penampang-
penampang 9profil) yang tepat, bentuk, tebal, ukuran, berat dan detail-detail
kontruksi yang ditunjukkan pada gambar harus disediakan.
6.4.2 Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk melengkapi Gambar detail/
sambungan dari bagian-bagian kontruksi baja yang tidak/belum tercantum pada
gambar kerja, untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas sebelum
memulai pekerjaan tersebut.
6.4.3 Perubahan bahan atau detail berhubung alasan-alasan tertentu harus diajukan dan
diusulkan pada Konsultan Pengawas/Perencanaan untuk mendapat persetujuan.
40
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
6.4.6 Seluruh pekerjaan struktur baja harus difabrikasi di Workshop, kecuali untuk
bagian-bagian pekerjaan yang tidak memungkinkan untuk dikerjakan di Workshop
sehingga harus dikerjakan dilapangan.
6.4.7 Semua rivet dan baut baik yang dikerjakan di Workshop maupun di lapangan harus
selalu memberikan kekuatan yang sebenarnya dan masuk tepat pada lubang rivet
atau baut tersebut.
6.4.11Setelah pengujian bahan dilakukan , maka hasil testing tersebut diberikan kepada
Konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuan terhadap bahan kontruksi baja
tersebut.
6.4.13 Pekerjaan baja harus bertarap kelas satu, semua pekerjaan ini harus diselesaikan
bebas dari puntiran, tekanan dan harus dikerjakan dengan teliti untuk
menghasilkan tampak yang rapi sekali.
6.4.15 Kontruksi baja yang telah dikerjakan, tetapi belum dilakukan pengecatan, harus
segera dilindungi terhadap pengaruh-pengaruh udara, hujan dan lain-lain dengan
cara yang memenuhi syarat.
6.4.16 Sebelum bagian-bagian dari kontruksi dipasangkan dimana semua bagian yang
perlu sudah diberi lubang dan sudah dibersihkan dari karat, maka bagian-bagian
itu harus diperiksa dalam keadaan tidak cacat.
b. Kekuatan bahan las yang dipakai minimal harus sama dengan kekuatan baja
yang dipakai. Bahan las yang dipergunakan dari type E 6010, untuk posisi
pengelasan plat horizontal dan overhead, dan type E 6012 dan E 6013 untuk
posisi pengelasan plat, dan harus dijaga agar supaya dalam keadaan baik dan
kering. Ukuran las harus sesuai dengan Gambar Kerja dan atau :
- Tebal las minimum : 3,5 mm
- Panjang las minimum : 13 X tebal las
- Panjang las maksimum : 43 X tebal las
c. Pekerjaan las harus dilakukan di bengkel (pabrik) atau bebas angin dan dalam
keadaan kering. Baja yang sedang dikerjakan harus ditempatkan sedemikian
rupa, sehingga pekerjaan las dapat dilakukan dengan baik dan teliti.
d. Pemberhentian las, harus pada tempat yang ditentukan dan harus dijamin
tidak akan berputar atau membengkok.
e. Setelah pengelasan, maka sisa-sisa/kerak-kerak las harus dibuang dan
dibersihkan dengan baik.
i. Permukaan dari bagian yang akan di las harus bebas dari kotoran, cat, minyak,
karat dan kotoran dalam ukuran kecilpun harus dibersihkan, bahan yang akan
dilas juga harus bersih dari aspal.
j. Peralatan yang dipergunakan untuk mengelas harus memakai type yang sesuai
dengan yang dibutuhkan, sehingga penyambungan dengan las dapat
memuaskan. Mesin las tersebut harus mencapai kapasitas 24-40 volt dan 200-
400 ampere.
k. Perbaikan las
Bila pekerjaan las ternyata memerlukan perbaikan, maka hal itu harus
dilakukan sebagaimana diperintahkan oleh Konsultan Pengawas, biaya
perbaikan las ini menjadi tanggung jawab Pemborong .
b. Lubang bolt harus lebih besar 0,5 mm daripada diameter luar bolt, jika bolt
dikerjakan di shop, maka cara melubangi boleh langsung dengan alat pengerat,
semua pelubangan/pengeboran untuk bolt ketat harus dapat dikerjakan
sesudah bagian-bagian/profilk-profil yang akan berhubungan tersebut
dikerjakan.
42
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
c. Daerah-daerah yang berbatasan antara profil dengan lubang bolt dan bolt itu
sendiri harus memikul gaya-gaya dan dapat dengan cepat meneruskan gaya
tersebut.
d. Pengujian pekerjaan sambungan baut dan las.
Untuk sambungan baut dan las dilakukan pemerikasaan visual kecuali
pengelasan dengan Full Penetration harus dilakukan dengan X-ray test,
sebanyak 2 titik pengetesan Pemeriksaan dilakukan dengan random testing.
Untuk pekerjaan las dan pengujian yang tidak memenuhi syarat harus diulangi
kembali hingga memenuhi persyaratan. Biaya X-ray test ditanggung oleh
Kontraktor.
a. Melengkungkan dalam keadaan dingin hanya boleh dilakukan pada bagian non
structural.
Untuk melengkungkan harus digunakan gilingan lengkung. Melengkungkan plat
dalam keadaan dingin menurut suatu jari-jari tidak boleh lebih kecil dari 3 kali
tebal plat. Ini berlaku pula untuk batang-batang di bidang plat badannya.
6.6 PEMASANGAN
6.6.1 Pemasangan rangka-rangka baja tidak boleh bergeser lebih dari 2 mm, dari Asnya.
Kemudian juga elemen-elemen vertical harus tegak lurus dengan bidang
permukaan lantai.
b. Bagian-bagian bekas irisan harus benar-benar datar, lurus, dan bersih, sekali-
kali tidak diperbolehkan ada bekas jalur dan lain-lain.
d. Bagian konstruksi yang berfungsi sebagai pengisi juga perlu dibuang bekas-
bekas potongan atau kotoran-kotoran lainnya.
b. Pada keadaan akhir diameter lubang untuk baut yang dibubut dengan dan
sebuah baut hitam yang tepat boleh berbeda masing-masing sebanyak 0,1 mm
dan 0,4 mm dari pada diameter batang baut–baut.
c. Semua lubang-lubang dalam bagian kontruksi yang disambung dan yang harus
dijadikan satu dengan alat penyambung, harus dibor sekaligus sampai diameter
sepenuhnya. Apabila ternyata tidak sesuai, maka perubahan-perubahan lubang
tersebut dibor atau diluaskan dan penyimpangannya tidak boleh melebihi 0,5
mm.
6.7.1 Seluruh profil baja harus dibersihkan dari permukaan korosi (karat) dan kotoran-
kotoran ataupun minyak–minyak, dengan menggunakan sikat baja atau
sandblasting, sampai permukaannya memperoleh warna metallic yang merata.
6.7.2 Segera setelah dibersihkan, sebelum profil-profil baja dipasang di workshop seluruh
permukaannya harus cepat-cepat di cat dengan meni (red oxide) yang tebalnya 30-
35 micron. Cat dasar ini harus betul-betul merata untuk seluruh permukaan profil.
6.7.3 Cat dasar yang tidak baik harus dibuang/dibersihkan sama sekali, sikat kawat,
digosok, dan setelah bersih segera di cat dasar lagi seperti yang telah diuraikan.
Cat dasar dilaksanakan dua kali pengecatan dan dipakai produksi ICI atau setaraf.
6.7.4 Pengecatan harus dilakukan sesuai dengan konstruksi yang dikeluarkan oleh pabrik
dan mengikuti petunjuk Konsultan Pengawas.
6.7.5 Sebelum memulai pengecatan kontraktor harus memberitahukan kepada Konsultan
Pengawas untuk mendapat persetujuannya.
44
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
BAB IV
SYARAT – SYARAT TEKNIS
PEKERJAAN ARSITEKTUR
PASIR
Pasir yang digunakan adalah jenis pasir pasang dengan butir-butir yang tajam, keras,
bersih dari tanah dan lumpur dan tidak mengandung bahan–bahan organis.
AIR
Air yang dipakai harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organic, basa, garam dan
kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.
Campuran adukan yang dimaksud adalah campuran dalam volume. Cara pembuatannya
menggunakan Mixer selama 3 ( tiga) menit .
Jenis Adukan :
a. Adukan biasa adalah campuran 1 PC : 4 PS dan 1 PC : 5 PS. Adukan ini untuk
pasangan batu bata dan batu templek serta untuk menutup semua permukaan
dinding pasangan bagian dalam bangunan , yang dinyatakan tidak kedap air seperti
tercantum dalam Gambar Kerja.
b. Adukan kedap air adalah campuran 1 PC : 3 PS. Aduk plesteran ini untuk :
Menutup semua permukaan dinding pada bagian luar/tepi luar bangunan. Semua
bagian dan keseluruhan permukaan dinding pasangan yang diisyaratkan harus kedap
air seperti yang tercantum pada Gambar Kerja hingga ketinggian 150 cm dari
permukaan lantai. Semua pasangan batu bata di bawah permukaan tanah hingga
ketinggian sampai 20 cm dari permukaan lantai, kecuali ditentukan lain dalam
gambar kerja.
Semua jenis adukan tersebut di atas harus siap sedemikian rupa sehingga selalu dalam
keadaan masih segar dan belum mengering pada waktu pelaksanaan pemasangan.
Kontraktor harus mengusahakan agar tenggang waktu antara waktu pencampuran
adukan dengan pemasangan tidak melebihi 30 menit, terutama untuk adukan kedap air.
45
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
Batu kali yang digunakan harus batu pecah dari jenis yang keras, bersudut runcing dan
tidak porous. Semen yang digunakan adalah semen Portland.
Pasir yang digunakan adalah jenis pasir pasang dengan butir-butir yang tajam ,keras
bersih dari tanah dan Lumpur dan tidak mengandung bahan –bahan organis.
Air yang digunakan harus bebas dari Lumpur, minyak, asam. Bahan organic, basa, garam,
dan kotoran lainnya dalam jumalah lainnya yang dapat merusak.
Sebelum pelaksanaan pekerjaan Pondasi ,harus dibuat profil/bentuk pondasi dari bambu
atau kayu pada setiap ujung yang bentuk dan ukurannya sesuai dengan Gambar Kerja
dan telah mendapat persetujuan dari Direksi/Konsultan Pengawas.
Galian pondasi harus telah disetujui secara tertulis oleh Direksi /Konsultan Pengawas.
Kemudian dasar galian harus diurug dengan pasir urug setebal 10cm, disiram sampai
jenuh, diratakan dan dipadatkan sampai benar benar padat.
Diatas lapisan pasir tersebut diberi pasangan batu kali kosong yang dipasang sesuai
dengan Gambar Kerja.’
Pasangan batu kali pondasi menggunakan adukan dengan campuran 1 pc: 4 ps,
terkecuali diisyaratkan kedap air seperti tercantum dalam Gambar Kerja. Untuk kepala
pondasi digunakan adukan kedap air 1pc : 3ps.
Adukan harus membungkus batu kali sedemikian rupa sehingga tidak ada bagian dari
pondasi yang berrongga atau tidak padat khususnya pada bagian tengan.
Setiap jarak 50 cM as-as harus ditanam stek diameter 10 mm untuk sloof dan dinding
pasangan yang tercantum dalam gambar kerja.
Pada perletakan kolom beton atau kolom praktis beton harus ditanamkan stek-stek
tulangan kolom dengan diameter dan jumlah besi yang sama dengan tulangan pokok
pada kolom beton atau kolom praktis tersebut.
Stek-stek harus tertanam dengan baik dalam pondasi sedalam minimum 40-d atau sesuai
dengan ukuran dalam gambar kerja.
Demikian pula dengan bagian stek yang tidak tertanam atau mencuat ke atas sepanjang
minimum 40-d atau sesuai dengan ukuran dalam gambar kerja.
Jarak antara stek-stek ini adalah tiap 100 cm dan atau seperti yang tercantum dalam
Gambar Kerja.
46
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
3.2.2 Semen
Sesuai dengan pasal 1 butir 1.2.1.
3.2.3 Pasir
Sesuai dengan pasal 1 butir 1.2.2.
3.3.3 Air
Sesuai dengan pasal 1 butir 1.2.3.
3.3.2 Sebelum pemasangan ,batu bata harus direndam dalam air bersih dulu sehingga
jenuh. Pada saat diletakkan, tidak boleh ada genangan air di atas permukaan batu
bata tersebut.
3.3.4 Pemasangan harus sedemikian rupa sehingga ketebalan aduk perekat/spesi harus
sama setebal 1cm. Semua pertemuan horizontal dan vertical harus terisi dengan
baik dan penuh.
3.3.5 Pemasangan dinding pasangan bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri
maksimum 24 lapis setiap harinya, diikuti dengan cor kolom dan balok praktis.
Persyaratan pelaksanaan kolom dan balok praktis, mengacu pada persyaratan
pelaksanaan pekerjaan beton di bab lain dalam buku ini.
3.3.6 Pelaksanaan pemasangan batu bata harus rapi, sama tebal, lurus, tegak dan pola
ikatan harus terjaga baik di seluruh pekerjaan. Pertemuan sudut dua dinding harus
rapi dan siku seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
3.3.7 Pekerjaan pemasangan batu bata harus benar-benar vertical dan horizontal.
Pengukuran dilakukan tiang lot dan harus diukur tepat.
Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau pencembungan
bidang tidak boleh melebihi 5 mm untuk setiap jarak 200 cm vertical dan horizontal.
Jika melebihi, Kontraktor harus membongkar/memperbaiki dan biaya untuk
47
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
pekerjaan ini ditanggung oleh Kontraktor, tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan
tambah.
3.3.8 Semua pasangan bata yang tertanam dalam tanah harus dilapis aduk kasar sampai
setinggi permukaan tanah.
3.3.9 Setelah bata terpasang dengan adukan, siar-siar harus dikerok dengan kedalaman
1 cm dengan rapi dan dibersihkan dengan sapu lidi, kemudian disiram air dan siap
menerima plesteran.
3.3.10 Sebelum diplester, permukaan pasangan bata harus dibahasi dengan air terlebih
dahulu dan siarsiar telah dikerok dan dibersihkan.
3.3.11 Pembuatan lubang pada dinding pasangan bata untuk perancah sama sekali tidak
diperkenankan.
3.3.12 Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah dua melebihi dari 5%.
Bata yang patah lebih dari 2 bagian tidak boleh digunakan.
3.3.14 Pemeliharaan:
Selama pasangan dinding belum di-finish, Kontraktor wajib untuk memelihara dan
menjaga atas kerusakan atau pengotoran oleh bahan lain.
Apabila pada saat di finish terdapat kerusakan, berlubang dan lain sebagainya,
Kontraktor harus memperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh Direksi/
Konsultan Pengawas.
Biaya ini ditanggung oleh Kontraktor dan tidak dapat di klaim sebagai pekerjaan
tambah.
48
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
Kontraktor harus mengajukan contoh bahan sebanyak 3 (tiga ) set kepada Pemberi Tugas
untuk mendapatkan persetujuan (tektur dan warna), selanjutnya dipakai sebagai
standard dalam memeriksa/menerima bahan yang dikirim ke lapangan.
Ubin keramik yang akan dipasang, ukuran diagonalnya harus benar-benar sama, masing-
masing tepinya benar-benar menyiku dan tidak cacat.
Kontraktor wajib menyerahkan/menyediakan cadangan bahan sebanyak 2,5% dari
keseluruhan bahan yang akan dipasang.
4.3.1. Pada saat pemasangan, ubin keramik harus dalam keadaan baik, tidak retak, cacat
atau ternoda dan warna sesuai dengan yang diisyaratkan.
4.3.2. Seluruh pemasangan ubin keramik harus dengan cara merendam sampai jenuh air,
kemudian ditiriskan berbaris sampai kering.
4.3.4. Pola pemasangan ubin keramik harus sesuai dengan Gambar Kerja /Shop drawing
atau sesuai dengan petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas.
4.3.5. Bila diperlukan pemotongan ubin keramik, maka harus dipergunakan alat
pemotong khusus sesuai dengan petunjuk pabrik.
Hasil pemotongan harus siku dan lurus (tidak bergerigi), bagian sisi yang terpotong
dihaluskan dengan ampelas, sehingga membentuk pinggiran yang serupa dengan
sebelum dipotong.
4.3.6. Pemasangan ubin keramik harus benar-benar rata. Permukaannya harus tepat
pada peil finish atau ketebalan finish dan sesuai dengan kemiringan seperti
diisyaratkan dalam Gambar Kerja. Toleransi kecekungan adalah 2,5 mm untuk
setiap 2.00 M2.
4.3.7. Garis-garis tepi ubin keramik yang terbentuk maupun siar-siar harus lurus.
Lebar siar harus sama yaitu lebar maksimum 3 mm dengan kedalaman 2 mm.
49
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
Persyaratan pelaksanaan aduk pengisi ini harus sesuai dengan spesifikasi pabrik
agar didapatkan hasil yang baik. Sebelum dan sesudah pelaksaan aduk pengisi,
siar harus bersih dari debu dan kotoran lainnya. Pembersihan segera sebelum
menjadi keras/kering dengan lap basah.
4.3.8. Untuk Nosing tangga, dibuat tiga jalur/alur dengan jarak antar lajur 3 cm, lebar
lajur/alur 5 mm, kedalaman alur/lajur 3 mm.
4.3.9. Ubin keramik yang telah terpasang harus segera dibersihkan dari bercak noda aduk
perekat dan aduk pengisi siar dengan lap/kain yang dibasahi dengan air bersih dan
dilindungi dari kemungkinan cacat akibat pekerjaan lain.
4.3.10. Selama 3 x 24 jam setelah pemasangan, ubin keramik harus dihindarkan dari
injakan atau pemberian beban.
4.3.12. Lantai 1.
Khusus untuk lantai 1, maka berlaku persyaratan pelaksanaan sebagai berikut :
- Tanah urug sebagai dasar harus mencapai kepadatan yang diisyaratkan dan
rata waterpass. Persyaratan pelaksanaan pengurugan dan pemadatan tanah
harus mengikuti uraian pada bab Pekerjaan Tanah.
- Selanjutnya dihamparkan lapisan pasir. Lapisan pasir ini harus padat dan tidak
berongga dan rata waterpass. Ketebalan lapisan pasir 10 cm, atau sesuai
dengan gambar kerja.
- Selanjutnya adalah lapisan beton tumbuk harus memenuhi persyaratan seperti
tercantum dalam Pasal 6 butir 6.3.2.
- Adukan adalah 1PC : 5PS terkecuali untuk daerah basah.
- Untuk daerah basah, area Dapur, aduk plesteran adalah untuk kedap air yaitu
1PC : 3 PSR.
Sesudah ubin keramik terpasang, nat harus diisi penuh dengan adukan pengisi
(grouting).
Adukan pengisi sesuai dengan persyaratan bahan pada butir 4.2.8 dan warnanya
sesuai dengan warna ubin keramik, atau sesuai petunjuk Direksi/Konsultan
Pengawas.
Pembersihan permukaan ubin keramik yang telah terpasang dengan menggunakan
kain yang basah, atau zat pembersih yang direkomendasikan oleh pabrik.
Tidak diperkenankan menggunakan cairan asam atau HCL.
5.2.2 Pasir
Sesuai dengan pasal 1 butir 1.2.2.
5.2.5 Kontraktor harus mengajukan contoh bahan sebanyak 3 set kepada Pemberi Tugas
untuk mendapatkan persetujuan ( tekstur dan warna), selanjutnya dipakai standard
dalam memeriksa/menerima bahan yang dikirim ke lapangan.
5.3.2 Pemasangan Glass Block dilaksanakan pada tempat dan dengan kontruksi seperti
tercantum pada gambar kerja.
5.3.3 Celah/Siar antara masing-masing glass block harus diisi dengan acian semen putih
dengan lebar 5mm.
51
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
Koral Beton/Split
Koral beton/Split harus bersih ,bersudut tajam, tidak berpori, serta mempunyai gradasi
kekerasan sesuai dengan syarat-syarat NI-2.
Penyimpanan/Penimbunan koral beton/split dengan pasir harus dipisahkan satu dari yang
lain, hingga kedua bahan tersebut dijamin mendapatkan perbandingan adukan beton
yang diisyaratkan.
Air yang digunakan harus bebas dari Lumpur, minyak, asam. Bahan organic, basa, garam,
dan kotoran lainnya dalam jumalah lainnya yang dapat merusak.
Beton Bertulangan
a. Campuran & Mutu Beton.
Campuran adalah 1PC : 2PS : 3 KR.
Mutu beton yang diisyaratkan dalam pekerjaan beton bertulangan non stuktural ini
adalah K-175 dan untk beton structural dengan mutu K –225.
b. Pembesian
Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau yang dibengkokkan,
sambungan, kait-kait, dan sengkang (ring) ,persyaratan harus sesuai NI-2 (PBI 1971).
Pemasangan dan penggunaan tulangan beton harus sesuai dengan Gambar
Kerja.Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin agar besi tersebut
52
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
tidak berubah tempat selama pengecoran, dan harus bebas dari papan
acuan/bekisting atau lantai kerja dengan memasang selimut beton dan bantalan
/tahu beton sesuai NI-2 (PBI 1971.
c. Pekerjaan Acuan/Bekisting
Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah
ditetapkan dalam Gambar Kerja.
Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan, sehingga cukup
kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan kedudukannya selama pengecoran
berlangsung.
Acuan harus rapat (tidak bocor) ,permukaannya licin, bebas dari kotoran tahi gergaji,
potongan kayu, tanah, Lumpur, dan sebagainya.
d. Cara Pengadukan
Cara pengadukan harus menggunakan beton molen .Takaran untuk semen
Portland ,pasir dan koral harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi/Konsultan
Pengawas. Beton harus dilindungi dari sinar matahari langsung, hingga tidak terjadi
penguapan terlalu cepat. Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan,
harus diperhatikan.
e. Pengecoran Beton
Sebelum pelaksanaan pengecoran, Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan
persiapan dengan membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan pekerjaan
persiapan dengan membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh,
pemeriksaan ukuran-ukuran dan ketinggian, pemeriksaan penulangan dan
penempatan penahan jarak. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas
persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas. Pengecoran harus dilakukan dengan
menggunakan alat pengetar beton untuk menjamin beton cukup padat, dan harus
dihindarkan terjadinya cacat pada beton seperti keropos dan sarang-sarang
koral/split yang dapat memperlemah kontruksi..
Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari berikutnya,
maka tempat perhentian tersebut harus disetujui Direksi/Konsultan Pengawas.
Penyambungan beton lama dengan beton baru harus memakai adukan perekat
CALBOND.
Permukaan beton lama yang akan diteruskan pengecorannya harus dikasarkan ,
dilapisi dengan adukan perekat CALBOND yang pembuatannya sesuai persyaratan
pabrik pembuat, selanjutnya langsung dilakukan pengecoran beton baru.
53
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
h. Pekerjaan Pembuatan Balok Praktis/ Latei & Ring Balok Pemasangan balok
praktis / latei dan ring balok :
Di atas lubang pintu, jendela dan bovenlicht
Di atas kusen aluminium sebagai balok latei
Di tepi atas/akhir dari dinding pasangan batu bata yang bebas sebagai ringbalok
Setiap luas 9 m2 pasangan dinding bata yang tinggi
Dan atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
Ukuran balok praktis adalah 13 x 13 cm, 13 x 20 cm, atau sesuai Gambar Kerja.
i. Penulangan beton kolom dan balok sesuai Gambar Kerja dan atau seperti terurai
dalam pekerjaan beton di bab lain dalam buku ini.
j. Pemasangan kolom praktis dan balok praktis/latei seperti tercantum dalam butir
6.3.1.5 dan 6.3.1.6 di atas, terlepas apakah pekerjaan tersebut tergambar atau tidak
dalam Gambar Kerja.
k. Pada setiap pertemuan dinding pasangan bata dengan kolom praktis, ring balok
beton maupun beton lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja harus diperkuat
angker diameter 8 mm tiap jarak 50 cm, yang terlebih dahulu telah ditanam dengan
baik pada begian pekerjaan kolom dan balok praktis ini.
Bagian yang tertanam dalam pasangan bata minimal sedalam 30 cm kecuali
ditentukan lain.
Semen harus Sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam Buku Rencana Kerja dan
Syarat-syarat Teknis Struktur.
Pasir yang digunakan adalah jenis pasir pasang dengan butir-butir yang
tajam ,keras ,bersih dari tanah dan Lumpur dan tidak mengandung bahan –bahan organis.
Air yang dipakai harus bebas dari Lumpur, minyak, asam, bahan organic, basa, garam
dan kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.
7.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN
54
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
e. Plesteran halus/aci adalah PC dengan air yang dibuat sedemikian rupa hingga
mendapatkan campuran yang homogen.
Plesteran halus ini merupakan pekerjaan penyelesaian akhir dari dinding pasangan.
Pekerjaan plesteran halus ini dilaksanakan sesudah aduk plesteran sebagai lapisan
dasar berumur 8 hari, atau sudah kering benar.
Semua jenis plesteran tersebut di atas harus dipersiapkan sedemikian rupa sehingga
selalu dalam keadaan masih segar dan belum mengering pada waktu pelaksanaan
pemasangan.
55
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
Untuk semua bidang dinding yang akan dilapis dengan cat/wallpaper dipakai
plesteran aci halus di atas permukaan plesterannya.
Untuk bidang dinding pasangan yang menggunakan bahan/material yang akan
digunakan tersebut. Untuk setiap pertemuan bahan/material yang berbeda jenis pada
satu bidang datar, harus diberi naat/celah dengan ukuran lebar 0,7 cm dalam 0,5 cm.
Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau pencembungan
bidang tidak boleh melebihi 5 mm, untuk setiap jarak 2 m.
Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding/kolom seperti
yang dinyatakn dan dicantumkan dalam Gambar Kerja.
Pemeliharaan
Kelembaban Plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung dengan wajar.
Hal ini dilaksanakan dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering
dan melindungi dari terik panas matahari langsung dengan bahan penutup yang dapat
mencegah penguapan air secara cepat.
Pembasahan tersebut adalah selama 7 hari setelah pengacian selesai, Kontraktor harus
menyiram dengan air sekurang-kurangnya 2 kali sehari sampai jenuh.
56
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
Kelembaban
Untuk ketebalan kayu lebih kecil dari 3 cm, diisyaratkan kelembaban kayu tidak lebih dari
14 % terpasang.
Untuk ketebalan kayu lebih dari 7 cm diijinkan kelembaban kayu 25 % maxsimum.
Untuk ketebalan kayu lebih kecil dari 7 sampai 3 cm diijinkan kelembaban kayu 18%
maxsimum.
Kelembaban kayu atau kadar kayu (moisture content) tersebut di atas diperiksa dengan
alat pemeriksaan kelembaban .
Pengawetan kayu
Semua kayu (terkecuali kayu lembaran) yang dipergunakan harus sudah melalui proses
pengeringan (dry klin) dan harus sudah diberi bahan anti rayap sebelum pelaksanaan
finishing.
Persyaratan pelaksanaan pekerjaan anti rayap sesuai dengan yang tercantum pada
pekerjaan finishing.
Penimbunan kayu di tempat pekerjaan sebelum pelaksanaan pekerjaan ini harus
diletakkan di satu tempat ,di dalam ruangan yang kering dengan sirkulasi udara yang baik,
tidak terkena udara langsung dan harus dilindungi dari kerusakan.
Timbunan kayu tersebut harus diberi alas sehingga tidak langsung terhampar di lantai.
57
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
Bilamana pada system perkuatan yang tertera dalam gambar dianggap kurang kuat oleh
Kontraktor, maka menjadi kewajiban dan tanggung Kontraktor untuk menambahkannya
setelah disetujui Konsulatan Pengawas.
Dalam hal ini Kontraktor tidak dapat meng-klaim sebagai pekerjaan tambah
Semua pekerjaan pendempulan harus rapi, rata dan halus.
Setelah pendempulan kering kemudian digosok dengan ampelas halus.
Sebelum pemasangan untuk semua logam yang merekat pada kayu, semua logam
tersebut harus sudah diberi lapisan perlindungan atau lapisan cat seperti yang
diisyaratkan.
Gambar Uraian/Informasi
Denah Lokasi, jenis bukaan,
Engsel-engsel
Sekrup harus dipasang sedemikian rupa, sehingga tidak terlihat dari luar, menggunakan
sekrup anti karat/stainless steel, tiap sambungan harus kedap air.
Untuk pemegang profil dan perlengkapan lain dari profil aluminium yang akan kontrak
dengan permukaan metal (besi, tembaga dan lain-lain), maka permukaan metal yang
bersangkutan harus diberi lapisan chominium untuk menghindari kontrak korosi.
Toleransi pemasangan profil aluminium dengan dinding adalah 10-25 mm, kemudian
celah yang terjadi diisi dengan beton ringan/grout.
Agar kedap air dan kedap suara sekeliling tepi profil diberi “sealant”.
Profil yang bersentuhan dengan bahan alkaline seperti beton, aduk atau plesteran,
diberi lapisan ‘Anti Corrosive Treatment’ dengan Varnish seperti Asphaltic Varnish.
Setelah pemasangan profil/kusen aluminium pintu dan jendela maka sekeliling kusen
yang berhubungan langsung dengan permukaan dinding perlu diberi lapisan Vynil Tape
untuk mencegah korosi selama masa pembangunan.
Profil aluminium harus terpasang dengan kuat pada setiap hubungan bersudut 90
derajat. Apabila tidak terpenuhi, Kontraktor harus membongkar, biaya yang timbul
adalah tanggungan Kontraktor.
Semua system dan Mekanisme yang diisyaratkan dalam Gambar Kerja harus berfungsi
dengan sempurna.
Daun pintu dan Jendela harus dapat dibuka dengan sempurna, apabila terjadi
kemacetan, Kontraktor harus membongkar dan memperbaiki, biaya yang timbul adalah
tanggungan Kontraktor. Pada daun pintu ganda/double door, untuk memperoleh
kekedapan terhadap kebocoran udara terutama pada ruang yang dikondisikan,
hendaknya dipasang Mohair, jika perlu dapat digunakan Synthetic Rubber atau bahan
dari Synthetic Resin.
Kaca harus diteliti dengan seksama pada saat terpasang, tidak boleh menimbulkan
getaran. Apabila masih terjadi getaran, maka ‘Profil Rubber Seal’ pemegang kaca harus
diganti atas biaya Kontraktor. Pemasangan bahan kedap air antara kaca dan profil
aluminium diisyaratkan tebal minimum 5 mm.
60
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
Bahan sealant yang tampak harus merupakan garis lurus, sejajar garis profil, bahan
yang mengenai kaca terpasang tidak melebihi 5 mm dari garis profil.
Kotor akibat noda-noda pada permukaan profil, setelah pemasangan harus dibersihkan
dengan ‘Volatile Oil’.
Pintu-pintu dan jendela harus dilindungi dengan ‘Corrugated Card Board ‘ dengan hati-
hati agar terlindungi dari benturan alat-alat pada waktu pembangunan.
Bila profil ternoda oleh semen, adukan dan bahanlainnya, bahan pelindung harus
digunakan.
Kemudian bercak noda tersebut dicuci dengan air bersih, sebelum kering sapu dengan
kain yang halus kemudian diberi material pelindung.
3. Sfesifikasi : Pegangan dan dengan tombol putar kunci pada bagian dalam.
Pemakaian : Pintu R. KM/WC.
Produk : ALPHA , atau setaraf
Warna : Ditentukan kemudian.
c. Pegangan (“Handle”)
1. Spesifikasi : Handle untuk membuka lidah penahan (“Lactch Bolt”) secara
mekanis. Pemasangan menyatu dengan silinder kunci.
Pemakaian : Untuk semua pintu selain pintu KM/WC.
Produk : SESI / HYUNDAE / LOGO atau setaraf.
Warna : Ditentukan kemudian.
Engsel:
Mekanisme : Ayun satu arah (“single swing”)
Spesifikasi : Tipe kupu-kupu dengan batang poros dapat kunci,
dengan kemampuan dapat menahan beban daun pintu termaksud.
Pemakaian : R. Gardu & R. Pompa.
Jumlah : 3 (tiga)set per daun pintu.
Warna : Sesuai dengan kusen dan daun pintu.
Kunci :
Mekanisme : Sistem selot.
Spesifikasi : Batang pada daun pintu dilengkapi pegangan
Yang dapat dipasang kunci tembok.
Pemakaian : R. Gardu & R. Pompa.
Jumlah : 1 (satu) set perdaun pintu.
Warna : sesuai dengan kusen dan daun pintu.
Kehandalan Kerja
63
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
Seluruh perangkat perlengkapan pintu dan jendela ini harus bekerja dengan baik sebelum
dan sesudah pemasangan. Untuk itu, harus dilakukan pengujian secara kasar dan halus.
Engsel atas, dipasang +/- 28 cm (as) dari permukaan bawah pintu pada pintu-pintu
umum biasa.
Engsel pintu toilet /peturasan dan janitor adalah +/- 32 cm (as) dari permukaan bawah
pintu.
Khusus pintu frameless mengikuti persyaratan mengikuti persyatan pabrik.
Door stopper untuk pintu toilet/peturasan, dipasang pada dinding dengan minimum
ketinggian 155 cm dan 6 cm dari tepi daun pintu. Untuk pintu lain, dipasang pada lantai.
Letaknya diatur agar daun pintu dan kunci tidak membentur dinding pada saat pintu
terbuka.
Pemasangan door pull 100 cm (as) dari permukaan lantai. Pelaksanaan harus sesuai
dengan spesifikasi Pabrik Pembuat.
Tipe Bahan
Kaca :
a. Kaca bening(clear float glass).
Tebal : 5 mm
Warna : bening (clear)
Pemakaian : - semua lubang cahaya (bouvenlicht) pada dinding tepi luar
- semua pintu, jendela dan bounvenlicht pada ruangan-ruangan
dalam bangunan
Tipe/Produk : Indoflot, Asahimas.
64
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
c. Kaca clear tempered glass, semi reflektif (“tempered safety glass float”)
Tebal : 8 mm
Warna : ditentukan kemudian
Pemakaian : semua jendela dinding pada tepi luar/ window wall (curtain wall) Lt.
2 ruang kerja Area Pelayanan pada bangunan lama (depan).
Tipe/Produk : Panasap Temperlite, Asahimas.
d. Kaca clear tempered glass door, semi reflektif (“tempered safety glass”)
Tebal : 12 mm
Warna : bening (clear)
Pemakaian : semua jendela dinding dan pintu pada tepi luar lt.1 ruang
pelayanan pelanggan pada bangunan lama (depan).
Tipe/Produk : Clear Temperlite Door, Asahimas.
Kaca Cermin :
Kaca cermin lembaran jernih (“Mirror Glass Float Type”) tebal 5 mm dengan salah satu
permukaan dilapisi perak (“Chemical Deposited Silver”)
Ukuran : Lihat gambar kerja
Produk : ASAHIMAS atau setaraf.
Semua kaca dan cermin harus bebas dari noda dan cacat, bebas sulfide maupun
bercak-bercak lain.
Semua bahan kaca dan cermin yang dipakai harus mendapat persetujuan tertulis dari
Direksi/Konsultan Pengawas.
Toleransi Tebal
Ketebalan kaca dan cermin lembaran tidak boleh melebihi toleransi tebal sebagai berikut:
JENIS TEBAL TOLERANSI
(mM) (mM) (mM)
5 5 +/- 0,3
6 6 +/- 0,3
8 8 +/- 0,3
. 12 12 +/- 0,3
Kesikuan
Kaca dan cermin lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut siku serta
tepi potongan yang rata dan lurus.
Toleransi kesikuan maksimum yang diperkenankan adalah 1,5 mm per Meter.
Cacat-cacat
Kaca dan cermin lembaran yang dipakai harus bebas dari cacat dan noda apapun.
Lapisan perak (“Chemical Deposited Silver”) pada kaca cermin yang dipakai harus terlihat
merata. Apabila terjadi bercak-bercak hitam, maka cermin harus diganti atas biaya
Kontraktor dan tidak dapat diajukan sebagai biaya pekerjaan tambah.
65
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
12.3.1 Pekerjaan ini harus dilaksanakan dengan keahlian khusus dan ketelitian sesuai
standar pabrik.
Ukuran, tebal, warna dan jenis bahan yang dipasang harus sesuai dengan
Gambar Kerja, buku spesifikasi ini dan atau sesuai petunjuk Direksi/Konsultan
Pengawas.
Pemotongan harus rapih dan lurus, harus menggunakan alat pemotongan
kaca/cermin khusus.
Cermin yang tampak maupun tidak tampak akibat pemotongan harus digurinda
dan dihaluskan sampai berbentuk tembereng.
Kaca yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan & benturan dan diberi
tanda agar mudah diketahui.
66
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
Semua kaca dan cermin pada saat terpasang tidak boleh bergelombang. Apabila
masih terlihat adanya gelombang maka kaca tersebut harus dibongkar dan
diperbaiki/diganti.
Biaya untuk hal ini adalah tanggung jawab Kontraktor tidak dapat di klaim
sebagai pekerjaan tambah.
12.3.6 Pemeliharaan
Semua kaca dan cermin yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan
dan benturan, serta harus diberi tanda agar mudah diketahui.
Apabila terjadi kaca atau cermin yang retak, pecah ataupun cacat lain akibat
keteledoran Kontraktor, Kontraktor harus mengganti dengan yang baru sesuai
persyaratan.
Biaya untuk hal ini adalah tanggung jawab Kontraktor, tidak dapat diajukan
sebagai biaya pekerjaan tambah..
Rangka Langit-Langit
Rangka : Metal, concealed grid ceiling systems.
Jarak & ukuran : Sesuai Gambar Kerja
Ketahanan api : Non fire rated
Tipe/Produk : Boral metal systems.
Rangka Langit-langit.
Persyaratan pelaksanaan harus memenuhi Pasal Pekerjaan Logam RKS ini dan spesifikasi
pabrik.
Penggantung rangka langit-langit adalah Boral System lengkap top cross rail, ceiling
batten, angle, cb connector, tcr spring, suspension rod dan angle bracket.
Stec penggantung langit-langit dari besi beton diameter 6 mm, diikatkan ke Tulangan
pelat lantai atau balok beton, telah dipasang pada saat pengecoran.
Panjang stek dan jarak penggantungan sesuai dengan Gambar Kerja.
Untuk pengikatan balok tepi rangka langit-langit yang menempel dinding pasangan batu
bata atau beton adalah dengan “fisher”.
Panjang “fisher” yang dipakai harus 1,5 kali tebal balok.
67
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
68
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
Semua bahan/material logam yang digunakan dalam pekerjaan ini harus dalam keadaan
baik, lurus, rata permukaan, bebas karat, bebas cacat akibat benturan ataupun cacat dari
pabrik dan bebas dari noda –noda lainnya yang dapat menggangu kualitas maupun
penampilan / appearence , serta keluaran dari pabrik yang disetujui Konsultan Pengawas/
Direksi.
Mutu dan kualitas sesuai dengan persyaratan pemakaian bahan bangunan yang berlaku.
- Baja profil, jenis, ukuran, warna, sesuai dengan yang tercantum dalam Gambar Kerja.
- Sengkang pengikat talang vertical dipakai baja galvanize strip 2 x 30 mm
- Plat stainless steel bentuk dan ukuran sesuai dengan gamabar kerja, tebal 3 mm
- Plat baja polos bentuk dan ukuran sesuai dengan gamabar kerja , tebal 2 mm
Kontraktor harus sudah siap dengan semua pengikat / penyambung / pengkaku seperti :
Angker, lem, baut, ramset, dynabolt, baja strip dan sebagainya.
Semua ukuran, bentuk sesuai dengan Gambar Kerja dan atau sesuai petunjuk Konsultan
Pengawas .
Bahan produk jadi seperti baut, ramset, dynabolt, adalah produk HILTI atau setaraf.
Bahan-bahan pelengkap seperti baut, sekrup, dynabolt, ramset, pengait dan logam fiting
lainnya yang berhubungan dengan udara luar harus dibuat dari besi yang digalvanisasi.
Khusus untuk bahan/material satainless steel, semua baut atau sekrup yang dipakai dan
kepalanya keluar dari permukaan bahan/material tersebut harus ditutup dengan penutup
yang diverchroom.
Elektroda las yang digunakan harus memenuhi persyaratan Normalisasai Indonesia dan
sebelum digunakan harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi / Konsultan
Pengawas.
Disimpan di tempat terlindungi yang menjamin komposisi dan sifat karakteristik lainnya
dari elektroda tersebut tidak berubah. Bahan las yang digunakan dari kelas E 6012 AWS
dan harus dijaga selalu dalam keadaan baik dan kering.
Semua bagian yang dilubangi sesuai Gambar Kerja dan sudah dibersihkan dari karat,
harus diperiksa dan berada dalam keadaan tidak cacat sebelum pemasangan. Semua
pengelasan menerus dengan las busur listrik. Tambatan, angker, stek, dynabolt, dan
ramset untuk beton dan pemasanan batu bata dimana diperlukan harus digunakan
walaupun tidak ditunjukkan dalam gambar, sesuai dengan petunjuk Direksi/Konsultan
Pengawas.
Semua pekerjaan baut, bolt harus memenuhi syarat AISC Specification for Structural Joint
Bolt. Semua pekerjaan las harus mengikuti American Welding Society for Arc Welding in
Building Contruction Section. Kontraktor bertanggung jawab terhadap keamanan,
kerusakan barang sampai ke tempat tujuan. Segala Kerusakan dan atau kehilangan
adalah tanggung jawab Kontraktor.
Pengelasan
Pengelasan harus dilakukan hati-hati atau cermat. Logam yang akan dilas harus bebas
dari retak dan cacat lain yang mengurangi kekuatan sambungan dan permukaannya
harus halus. Juga permukaan yang dilas harus sama, rata dan kelihatan teratur.
Pekerjaan las sedapat mungkin dilakukan di Workshop dan atau dalam ruangan yang
beratap, bebas dari angin dan dalam keadaan kering. Benda pekerjaan ditempatkan
sedemikian rupa sehingga pekerjaan las dapat dilakukan dengan baik & teliti.
Las Perapat/Pengendap
Dalam setiap posisi dimana dua bagian (dari satu benda) saling berdekatan, harus
dilaksanakan las perapat/pengendap guna mencegah masuknya lengas, terlepas apakah
detailnya diberikan atau tidak dalam Gambar Kerja, apakah barang tersebut terkena
cuaca luar atau tidak dan kontraktor tidak dapat mengklaim pekerjaan ini sebagai
pekerjaan tambah.
70
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
Perbaikan Las
Bila pekerjaan las ternyata memerlukan perbaikan, maka hal ini harus dilakukan
Kontraktor sebagaimana diperintahkan Konsultan Pengawas. Las yang cacat harus
dipotong dan dilas kembali. Biaya pekerjaan ini ditanggung oleh Kontraktor dan tidak
dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah. Pekerjaan las harus dilakukan oleh orang yang
akhli (mempunyai sertifikat) dan harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan dalam
spesifikasi dan Gambar Kerja.
Setiap bagian dari pekerjaan ini yang buruk, tidak memenuhi persyaratan seperti yang
tertulis dalam buku ini maupun tidak sesuai dengan Gambar Kerja ketidak cocokan,
kesalahan maupun kekurangan lain akibat Kontraktor lalai, tidak teliti dalam Gambar
Pelengkap dan atau perbaikan finish yang tidak memuaskan akan ditolak dan harus
diganti hingga disetujui Konsultan Pengawas/Direksi. Perbaikan, perubahan dan
penggantian harus dilaksanakan atas biaya Kontraktor dan tidak dapat di-klaim sebagai
pekerjaan tambah. Perubahan bahan/detail karena alasan tertentu harus diajukan kepada
Direksi/Konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuan secara tertulis.
Semua pekerjaan yang disetujui dapat dilaksanakan tanpa ada biaya tambahan yang
mempengaruhi kontrak, kecuali untuk perubahan yang mengakibatkan pekerjaan kurang
akan diperhitungkan sebagai pekerjaan kurang. Semua pekerjaan yang telah dikerjakan
dan atau telah terpasang harus segera dilindungi terhadap pengaruh cuaca dengan cara
yang memenuhi syarat.
KLOSET JONGKOK
Produk : TOTO atau setaraf
Bahan : Porselen
Pemakaian : Kloset jongkok, dengan flush valve , CE6.
Warna : Ditentukan kemudian
URINOIR
Produk : TOTO atau setaraf
Bahan : Porselen
Pemakaian : Urinoir gantung khusus Muslim, U57M
Warna : Ditentukan kemudian.
Fixtures
Supply valve : Swinging sink tap, A10C
72
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
Perlengkapan (“accessories”) untuk unit-unit saniter tersebut di atas lengkap dari kran
samapai pipa pembuangan (“drain”). Semua “accessories” yang terpasang harus utuh,
tidak cacat, dan lengkap.
KRAN WUDLU
Produk : SAN-EI atau setaraf
Tipe : T205
FLOOR DRAIN
Produk : SAN-EI atau setaraf
Tipe : H510
TEMPAT TISSUE
Produk : SAN-EI atau setaraf.
Pekerjaan Waterproofing
Pelapisan dengan bahan/material waterproofing untuk :
- Bahan/material waterproofing lembaran untuk permukaan atas pelat atap beton
dan permukaan sisi dalam “Ground Reservoir”.
- Bahan/material waterfroofing cair untuk permukaan atas lantai 1(satu) hingga 3 (tiga)
semua KM/WC.
Pekerjaan Sealent
Bahan Sealent harus sesuai dengan kegunaan, fungsi dan bahan/material , tahan cuaca,
kedap air, tahan terhadap garam dan alkali, bersifat elastis untuk menghadapi perubahan
temperatur, tahan benturan dan berdaya lekat tinggi dan bahan dasar dari Silicone.
Produk : DOW CORNING, atau setaraf.
Pekerjaan Grouting
Bahan grouting dari jenis non shrink & non- metallic dengan pemakaian dicampur semen.
Produk : ABC, BETEK atau setaraf
Pekerjaan Waterproofing
Tipe lembaran dengan bahan dasar bituthene, produk : Tipe cair, produk : WELDCRETE
atau setaraf.
73
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
Pelaksanaan .
Aduk grouting diisikan dari satu arah menerus hingga seluruh celah/lubang
tertutup padat, tidak ada rongga, rata permukaan agar tidak terbentuk rongga
udara. Apabila celah/lubang berukuran kecil, pengisian aduk grouting dapat
mempergunakan corong/alat lain
minyak, retak atau lubang, serbuk aduk beton, debu gumpalan aduk beton,
bagian-bagian yang menonjol tajam, permukaan halus dan rata. Retak, lubang
yang tidak berguna dan sebagainya harus ditutup dengan aduk kedap air 1 PC : 3
PS hingga padat dan diratakan permukaan.
Permukaan Vertikal.
- Lembaran waterproofing harus dipasang dari titik terendah hingga ke titik
tertinggi menerus dalam 1 lembar, kemudian baru dipasang lapisan baru.
- Tumpang tindih (“overlap”) antara lapisan minimum 65 mm dan atau sesuai
spesifikasi Pabrik.
- Pemasangan langsung dari gulungan , ditekan dengan roller (berat roller +/-
35 kg dan lebar +/- 70 cm) dengan seksama, menerus, dan merata, sehingga
tidak terdapat gelembung udara.
- Jika diperlukan, dapat memakai paku beton ukuran terkecil untuk mengikat.
Pertemuan Sudut/Dinding/Parapet
Semua pertemuan sudut harus dibuat tumpul 45 derajat, yaitu dengan menutup
sepanjang sudut tersebut dengan aduk kedap air 1 PC : 3PS, selanjutnya
pelaksanaan pekerjaan waterproofing.
Lapisan Pelindung.
Berupa lapisan (“screed”) kedap air 1 PC : 3 PS dengan tulangan kawat kasa
ayam.
Tebal lapisan minimal 3 cm dan maksimal 8 cm.
Setelah selesai lapisan, permukaan ditaburi dengan aspal hingga merata.
75
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
Pengujian
Kontraktor harus melaksanakan pengujian kebocoran setelah selesai pekerjaan
lapisan waterproofing dan sebelum pekerjaan lapisan pelindung.
Cara pengujian dengan menuangkan air ke permukaan yang telah tertututp
lapisan waterproofing hingga ketinggian +/- 50 mm dan dibiarkan selama 3 x 24
jam.
Lapisan Pelindung
Apabila diperlukan lapisan pelindung, dibuat dari lapisan (“screed”) kedap air 1
PC : 3PS dengan tulangan kawat kasa ayam. Tebal lapisan minimal 3 cm dan
maksimal 8 cm.
Pengujian
Kontraktor harus melaksanakan pengujian kebocoran setelah selesai pekerjaan
lapisan waterproofing. Cara pengujian dengan menuangkan air ke permukaan
yang telah tertutup lapisan waterproofing hingga ketinggian +/- 50 mm dan
dibiarkan 3x24 jam.
76
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
Cat Politur
Mamakai bahan dari produk IMPRA, ULTRAN atau yang setaraf.
Cat Duco
Bahan dari kualitas utama, produk ex local mutu terbaik.
Plamur
Bahan dari kualitas utama, produk ex local mutu terbaik.
Kontraktor wajib membuktikan keaslian cat dari produk tersebut di atas mengenai
kemurnian cat yang akan dipergunakan. Pembuktian berupa :
- segel kaleng
- test BD
- test laboratorium
- hasil akhir pengecatan.
Biaya untuk pembuktian ini dibebankan kepada Kontraktor. Hasil tets kemurnian ini harus
harus mendapatkan rekomendasi tertulis dari produsen dan diserahkan ke
Direksi/Konsultan Pengawas untuk persetujuan pelaksanaan.
77
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis cat pada bidang-
bidang transparan ukuran 30 x30 cm2. Pada bidang-bidang tersebut harus dicantumkan
dengan jelas warna, formula cat, jumlah lapisan, dan jenis lapisan (dari cat dasar sampai
dengan lapisan akhir).
17.3.2 Apabila dari cat yang dipakai ada yang mengandung bahan dasar beracun atau
membahayakan keselamatan manusia, maka Kontraktor harus menyediakan
peralatan pelindung misalnya : masker, sarung tangan dan sebagainya yang
harus dipakai pada waktu pelaksanaan pekerjaan.
17.3.3 Tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan ini dalam keadaan cuaca yang
lembab atau hujan atau dalam keadaan angin berdebu bertiup. Terutama untuk
pelaksanaan di dalam ruangan tersebut harus mempunyai ventilasi yang cukup
atau pergantian udara berlangsung lancar. Di dalam keadaan tertentu, misalnya
untuk ruangan tertutup, Kontraktor harus memakai Kipas Angin/Fan untuk
memperlancar pergantian / aliran udara.
17.3.4 Peralatan seperti kuas, roller, sikat kawat, kape, pompa udara tekan/vacum
cleaner, semprotan dan sebagainya harus tersedia dari kualitas/mutu terbaik dan
jumlahnya.
17.3.5 Khusus untuk semua cat dasar harus disapukan dengan kuas. Penyemprotan
hanya boleh dilakukan bila disetujui Direksi/Konsultan Pengawas.
17.3.6 Pemakaian ampelas, pencucian dengan air maupun pembersihan dengan kain
keriang terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan tertulis dari
Direksi/Konsultan Pengawas terkecuali diisyaratkan lain dalam spesifikasi ini.
17.3.7 Pelaksanaan pekerjaan ini khususnya pengecatan cat dasar untuk komponen
bahan/material logam, harus dilakukan sebelum komponen tersebut terpasang.
78
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
17.3.9 Hasil pekerjaan yang tidak disetujui Direksi/Konsultan Pengawas harus diulang
dan diganti. Kontraktor harus melakukan pengecatan kembali bila ada cat dasar
atau cat finish.yang kurang menutupi atau lepas sebagaimana ditunjukkan oleh
Direksi/Konsultan Pengawas. Biaya untuk hal ini ditanggung Kontraktor, tidak
dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah.
17.3.10 Selama pelaksanaan, Kontraktor harus diawasi oleh tenaga ahli/supervisi dari
pabrik pembuat. Biaya untuk hal ini di tanggung Kontraktor, tidak dapat di-klaim
sebagai pekerjaan tambah.
17.3.11 Pekerjaan Pengecatan Permukaan Dinding Pasangan Bata, Beton & Langit-
langit Gypsum Board:
a. Sebelum pelaksanaan :
Seluruh permukaan harus dibersihkan dari debu, lemak, kotoran atau noda lain,
bekas cat yang terkelupas bagi permukaan yang pernah dicat dan dalam
kondisi kering.
b. Pelaksanaan pekerjaan dengan roller. Pemakaian kuas hanya untuk
permukaan dimana tidak mungkin menggunakan roller.
c. Permukaan Interior
Lapisan pertama :
Cat jenis Acrylic Wall Filler.
Pelaksanaan pekerjaan dengan kape
Ketebalan lapisan adalah 25-150 micron atau daya sebar per liter adalah 13-15
m2.
Tunggu selama minimum 12 jam sebelum pelaksanaan pelapisan berikutnya.
Lapisan Kedua :
Cat dasar jenis Alkali Resisting Primer.
Pelaksanaan pekerjaan adalah dengan roller.
Ketebalan lapisan 25-40 micron atau daya sebar per liter 11-17 m2 perlapis
Tunggu selama minimum 24 jam sebelum pelaksanaan pelapisan berikutnya.
d. Permukaan Exterior .
Lapisan pertama :
Cat jenis Arclic Wall Filler.
Pelaksanaan pekerjaan dengan kape.
Ketebalan lapisan adalah 25-150 micron atau daya per liter adalah 10 m2.
Tunggu selama minimum 12 jam sebelum pelaksanaan pelapisan berikutnya.
Lapisan kedua :
Cat dasar jenis Alkali Resisting Primer.
Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
Ketebalan lapisan 25-40 micron atau daya per liter 13-15 m2.
79
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
Lapisan Kedua :
Dempul (“Wood Filler”) sampai lubang –lubang pori-pori kayu terisi sempurna.
Tunggu hingga 7 hari, kemudian bidang yang diplamur diampelas dengan
ampelas besi halus hingga rata permukaan.
Lapisan Pertama
Pemakaian Wood Filler (dempul kayu) dilakukan pada seluruh permukaan kayu
yang akan di melamic agar semua pori-pori kayu benar-benar tertutup, kemudian
diampelas halus sampai permukaan benar-benar rata dan halus.
Lapisan Kedua
Lapisan Woodstain (pewarna kayu) dicampur dengan tinner 1 :2 atau 1:3 .
Pelaksanaan pekerjaan disemprot dengan sprayer, dilakukan 2 sampai 3 kali,
dengan tenggang waktu sesuai petunjuk pabrik.
Lapisan Ketiga
Lapisan Sanding Filter dicampur dengan hardener, perbandingan 1 Liter sanding
Fliter : 1 botol kecil hardener atau sesuai dengan petunjuk pabrik, kemudian
dicampur dengan tinner 1 : 2.
Pelaksanaan pekerjaan disemprot dengan sprayer, dilakukan 1 kali.
Lapisan Keempat
Lapisan Politur dicampur dengan hardener dan tinner, campuran seperti pada
lapisan ketiga. Pelaksanaan pekaerjaan disemprot dengan spayer, dilakukan 2
sampai 3 kali, dengan tenggang waktu sesuai petunjuk pabrik.
80
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
Lapisan Pertama :
Pekerjaan cat primer/dasar dilaksanakan sebelum komponen bahan/material
logam terpasang.
Cat primer jenis Quick Drying Primer Red Lead.
Pelaksanaan pekerjaan dengan kuas. Tunggu selama minimum 6 jam sebelum
pelaksanaan pelapisan berikutnya.
Lapisan Kedua :
Cat dasar jenis Undercoat.
Pelaksanaan pekerjaan dengan kuas. Tunggu selama minimum 6 jam sebelum
pelaksanaan pelapisan berikutnya.
Rangka Partisi.
Profil metal furing lengkap wall track, stud, produk : BORAL atau setaraf.
Bentuk dan ukuran sesuai dengan Gambar Kerja.
Panel Partisi
Rangka : Gypsum board 2 (dua) sisi , tebal masing-masing 9 mm.
81
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
Asesori
Angker, sekrup, pelat, baut harus galvanis.
Angker rangka induk /pokok partisi steel plate tebal 2 mm.
19.3.3 Semua rangka dinding partisi harus terpasang siku, tegak, rata sesuai peil dalam
Gambar Kerja dan lurus (tidak melebihi batas toleransi kemiringan yang diizinkan
dari masing-masing bahan yang digunakan)
19.3.4 Semua ukuran modul yang dianut berkaitan dengan modul lantai dan langit-langit.
19.3.5 Semua partisi yang terpasang harus sesuai dengan Gambar Kerja dalam tipe dan
“lay-out”.
20.2.2 Pekerjaan ini diharuskan dilakukan oleh aplikator penyedia material yang
dimaksudkan agar mendapatkan garansi.
20.2.3 Accesoriess (baut pengikat, plat kait, lengkap dengan ring karet kedap air),
lembar pelindung (flashing), lembar penutup bubungan (capping), sealent dan
lain-lain harus dari bahan dan tipe yang sama dengan penutup atap dan atau
mengikuti spesifikasi yang ditentukan pabrik.
82
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
20.2.4 Kontraktor wajib memberikan contoh bahan untuk disetujui dengan desertai
keterangan tertulis mengenai spesifikasi bahan, detail bentuk, ukuran serta
petunjuk cara pemasangan.
20.2.6 Lembaran penutup atap diangkut ke atas hanya apabila akan dipasang, rusuk
atas lembaran penutup atap harus menghadap sisi dimana pemasangan dimulai.
20.2.7 Kontraktor harus memeriksa dengan teliti serta seksama dan memastikan bahwa
permukaan atas semua gording atau atap sudah satu bidang. Jika belum satu
bidang dapat menyetel atau mengganjal bagian-bagian ini terhadap rangka
penumbung/gording. Dalam keadaan apapun juga untuk mengatur kemiringan
atap, ganjal tidak diperkenankan dipasang langsung di bawah plat kait. Hal ini
harus diperhatikan sungguh-sungguh oleh Kontraktor gangguan pengikatan,
terutama jika jarak penyangga kecil.
20.2.9 Lakukan pemeriksaan setempat terhadap penyetelan plat kait untuk mencegah
penggeseran. Untuk memperbaiki kelurusan, lembaran dapat distel 2 mm dengan
menarik plat kait menjauhi atau menekan ke arah lembaran pada saat
mengikatkan plat kait tersebut. Untuk mencegah plat kait menggeser ke bawah,
harus dipergunakan pengikat positif yaitu sekrup atau baut pada plat kait
tersebut.
20.2.10 Pada lembaran akhir di bagian atas, sisi tepi atas lembaran tersebut harus
ditekuk ke bawah. Penekukkan dilakukan dengan alat yang disediakan pabrik
untuk pekerjaan tersebut. Penekukkan ini untuk mencegah masuknya air ke
dalam bangunan. Penekukkan dapat dilaksanakan sebelum ataupun sesudah
lembaran dipasang.
20.2.11 Pada lembaran akhir di bagian akhir di bagian bawah, sisi tepi lembaran
tersebut harus ditekuk ke bawah untuk mencegah air mengalir melalui sisi bawah
lembaran ke dalam bangunan. Penekukkan dilakukan dengan alat yang
disediakan pabrik untuk pekerjaan tersebut.
83
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
20.2.14 Kedua sisi tepi arah memanjang penutup bubungan/capping harus ditakik
sesuai dengan bentuk dan jarak rusuk lembaran setelah penutup
bubungan/capping terpasang. Penakikkan dilakukan dengan alat yang disediakan
oleh pabrik khusus untuk pekerjaan tersebut. Setelah ditakik, barulah kedua sisi
tepi penutup bubungan/capping ditekuk ke bawah dengan alat penekuk yang
disediakan pabrik untuk pekerjaan tersebut hingga menutup sampai lembah
antara 2 rusuk lembaran. Penutup bubungan/capping disekrupkan pada setiap
rusuk lembaran.
20.2.15 Pemasangan flashing, capping, fixing strip dan lain harus dilakukan oleh
Kontraktor sesuai dengan persyaratan teknis dari pabrik pembuat walaupun
belum ataupun tidak tercantum dalam Gambar Pelengkap sehingga didapat hasil
yang baik, terhindar dari kemungkinan kebocoran. Dalam kasus ini, Kontraktor
tidak dapat menuntut sebagai pekerjaan tambah.
20.2.16 Kontraktor harus teliti dan rapi sehingga lembaran setelah terpasang rapi dan
lurus, garis-garis rusuk lembaran sejajar, lurus, tidak bergelombang ke arah
horizontal maupun vertical, menghasilkan penampilan yang baik.
20.2.17 Bagian lembaran setelah terpasang yang boleh diinjak hanyalah pada rusuk
tepat di atas gording.
Pipa “Sparing”
Pipa “Sparing” dibuat dari pipa GIP.
Ukuran diameter sesuai Gambar Kerja.
Saringan Talang
Saringan Talang dibuat dari Stainless Steel, produk local dengan mutu terbaik.
Lem PVC
Lem PVC harus sesuai dengan lem PVC yang dispesifikasikan Pabrik pembuat pipa PVC
yang dipakai.
Sebelum melaksanakan pekerjaan ini, Kontraktor harus meneliti dan mempelajari dengan
seksasama khususnya Sanitasi.
Semua pekerjaan harus sesuai dengan spesifikasi bahan yang diisyaratkan pabrik
khususnya pada sambungan.
Khusus untuk sambungan antara pipa sparing dengan pipa talang memakai system ulir
yaitu pipa talang diulir pada bagian/sisi dalam sesuai dengan ulir pada bagian/sisi luar
pipa sparing seperti tercantum dalam Gambar Kerja. Seluruh pipa sparing untuk talang
vertical harus dilengkapi dengan waterstop, dibuat dari plat besi yang dilas ke pipa
sparing sehingga berbentuk piringan dengan titik pusat sama dengan titik pusat pipa
sparing , radius pirirngan waterstop adalah 3 kali radius pipa sparing.
Pemasangan dan penyetelan talang harus tegak lururs terhadap permukaan pelat beton.
Bagian talang yang miring dengan sudut tertentu harus sesuai dengan Gambar Kerja.
Semua talang pada saat terpasang harus rapih, tidak boleh ada retak, pecah, goresan,
cacat lain, kotoran maupun noda. Apabila terlihat adanya cacat tersebut diatas maka
talang tersebut harus dibongkar dan diperbaiki/diganti hingga disetujui Direksi/Konsultan
Pengawas. Biaya untuk hal ini adalah tanggung jawab Kontraktor tidak dapat di-klaim
sebagai pekerjaan tambah.
Saringan talang harus tepat masuk pada lubang sparing sehingga tidak ada celah.
Sebelum pembuatan saringan talang, Kontraktor harus meneliti dan dianjurkan mengukur
diameter pipa sparing yang terpasang.
Pembersihan tapak kontruksi dan pada semua pekerjaan yang termasuk dalam lingkup
Pekerjaan seperti tercantum di Gambar Kerja dan terurai dalam buku ini dari semua barang
atau bahan bangunan lainnya yang dinyatakan tidak dipergunakan lagi setelah pekerjaan yang
menjadi tanggung jawab Kontraktor bersangkutan selesai.
Semua bekas bongkaran bangunan existing dan sebagainya harus dikeluarkan dari tapak
kontruksi.
Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor harus menjaga keamanan bahan/material,
barang maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap serah terima.
Syarat-syarat teknis pekerjaan saluran drainage yang diuraikan disini adalah persyaratan yang
harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan maupun pengadaan material dan
peralatan. Dalam hal ini Syarat-syarat Umum Teknis Pekerjaan Struktur dan Arsitektur adalah
bagian dari Syarat-syarat Teknis ini.
- Pembuatan saluran gorong-gorong, saluran terbuka dan saluran tertutup grill baja
sesuai dengan gambar rencanan dan spesifikasi teknis.
- Pembuatan konstruksi pelengkap lainnya, antara lain grill baja penutup saluran, plat
beton penutup gorong-gorong, bak kontrol atau kontruksi lainnya sesuai dengan
gambar rencana.
- Segala sesuatu mengenai lingkup pekerjaan ini yang masih kurang jelas, Kontraktor
dapat menanyakan lebih lanjut kepada Direksi/Pengawas. Perencana atau pihak lain
yang ditunjuk untuk ini.
Apabila sampai terjadi kelalaian dan kekurangan, Kontraktor harus bertanggung jawab
atas kerugian-kerugian yang mungkin terjadi.
Kontraktor atas biaya sendiri wajib mengirimkan contoh-contoh material yang akan
digunakan untuk pembuatan saluran drainege kepada Direksi/Konsultan Pengawas.
Untuk pekerjaan pemipaan dan peralatan lain yang termasuk di dalam lingkup Pekerjaan
ini, Kontraktor wajib menyerahkan brosur pipa/peralatan lain yang akan digunakan.
Peraturan-peraturan /Persyaratan.
Tata cara pelaksanaan dan petunjuk lainnya yang berhubungan dengan peraturan-
peraturan pembangunan yang sah berlaku di Indonesia selama pelaksanaan pekerjaan ini
harus betul-betul ditaati, kecuali bila dibatalkan oleh uraian dan syarat-syarat ini.
Peraturan-peraturan yang termasuk antara lain:
- Pemeriksaan Umum untuk Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan (PUBBI) th 1982.
- Peraturan Beton Indonesia (PBI-NI-2/1971).
- Peraturan Perburuhan Indonesia.
Semen Portland
Sesuai dengan Bab III.
Pasir / Agregat
Sesuai dengan Bab III.
Air
Sesuai dengan Bab III.
Baja Tulangan
Sesuai dengan Bab III.
Batu Bata
Sesuai dengan Bab IV.
23.4.1 Ukuran
Semua ukuran yang tertunjuk pada gambar saluran drainage merupakan ukuran
jadi/penyelesaian/finishing, kecuali jika terdapat ketentuan-ketentuan lain, maka
ukuran pada gambar tersebut harus ditambah 1 cm.
Pekerjaan Urugan
Pengurugan lubang bekas galian dilakukan setelah semua yang diperlukan selesai
terpasang. Bahan urugan yang boleh dipakai adalah bahan urugan yang
didatangkan dari luar proyek.
Tanah bekas galian pada lokasi setempat boleh digunakan kembali sepanjang
memenuhi persyaratan bahan urugan.
Urugan yang boleh digunakan adalah tanah lempung (clay) berwarna merah/coklat
atau pasir bercampur kerikil yang bersih.
Bahan urugan tidak boleh bercampur dengan sampah, rumput, akar pohon dan
bahan-bahan organis lainnya.
cm, diameter 8 mm, tebal keseluruhan plat beton pada daerah parkir adalah 15 cm,
dan pada daerah jalan masuk adalah 20 cm, dilaksanakan dengan kontruksi seperti
pada gambar kerja.
88
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
BAB V
SYARAT-SYARAT TEKNIS UMUM
PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL
1. LINGKUP PEKERJAAN
1.1. Syarat-syarat teknis umum Pekerjaan Elektrikal dan Mekanikal ini berisi perincian
yang memperjelas / menambahkan hal-hal yang tercantum dalam Buku Syarat-syarat
Administrasi. Buku Syarat-syarat Administratif saling melengkapi dengan Syarat-
syarat Umum Teknis Elektrikal dan Mekanikal.
1.2. Pekerjaan instalasi sistim ini meliputi seluruh pengangkutan dan pengadaan bahan-
bahan serta peralatan-peralatan utama, peralatan bantu, peralatan untuk instalasi,
tenaga kerja, pembuatan alat-alat pemasangan, termasuk pengadaan listrik dan air
untuk keperluan pengujian dan keperluan kerja.
Dalam Pekerjaan ini harus termasuk sertifikat pabrik dari peralatan yang akan dipakai
dan pekerjaan-pekerjaan kecil lain yang berhubungan dengan pekerjaan ini yang
tidak mungkin disebutkan secara terinci di dalam buku ini tetapi dianggap perlu untuk
keselamatan dan kesempurnaan fungsi dan operasi sistem distribusi listrik.
1.3. Penyetelan seluruh sistim agar lengkap dan dapat bekerja dengan baik sesuai dengan
persyaratan dokumen pelelangan dan gambar-gambar yang ada.
1.4. Pengadaan pemasangan seluruh sistim instalasi Elektrikal dan Mekanikal sesuai
gambar, spesifikasi dan dokumen lainnya sesuai dengan kontrak.
1.5. Segala sesuatu mengenai lingkup pekerjaan ini yang masih kurang jelas, kontraktor
dapat menanyakan lebih lanjut kepada Konsultan Manajemen Konstruksi, Konsultan
Perencana atau pihak lain yang ditunjuk untuk ini.
1.6. Apabila sampai terjadi kelalaian dan kekurangan, Kontraktor harus bertanggung
jawab atas kerugian-kerugian yang mungkin terjadi.
1.7. Semua pengadaan, pemasangan dan pengujian pekerjaan instalasi Elektrikal dan
Mekanikal harus berdasarkan gambar dokumen lengkap dan sesuai dengan spesifikasi
teknik, serta adendum lainnya.
89
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
2.2. Cara dan teknik pemasangan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dan
telah ditetapkan sebagai peraturan pemasangan instalasi oleh badan yang berwenang
dalam hal ini, bila tidak ada petuniuk dari Konsultan Manajemen Konstruksi.
2.3. Pelaksanaan pekerjaan harus ditangani oleh tenaga-tenaga ahli dalam instalasi
Elektrikal dan Mekanikal, untuk dapat dipertanggung jawabkan.
2.4. Tenaga ahli harus ditempatkan di lapangan oleh Kontraktor sehingga dapat berdiskusi
dengan Konsultan Manajemen Konstruksi pada waktu pelaksanaan pekerjaan.
2.5. Kontraktor diharuskan melaksanakan pekerjaan test penuh di bawah persyaratan
operasionil. Testing harus disaksikan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.
2.6. Penggantian material yang kurang baik atau kesalahan pemasangan adalah
tanggungjawab Kontraktor dan Kontraktor harus mengganti / memperbaiki hal
tersebut diatas.
2.7. Semua biaya dan pengurusan perijinan, lisensi, pengujian adalah tanggung jawab
kontraktor.
3. KONTRAKTOR
3.1. Yang dimaksud dengan Kontraktor di dalam spesifikasi ini adalah badan pelaksana
yang telah terpilih dan memperoleh kontrak kerja untuk penyediaan dan pemasangan
instalasi Elektrikal dan Mekanikal ini sampai selesai.
Kontraktor bertanggungjawab atas pelaksanaan instalasi Elektrikal dan Mekanikal
dalam proyek ini dan menempatkan paling tidak seorang tenaga ahli yang setiap saat
dapat berdiskusi dan dapat memutuskan setiap persoalan teknis dan administrasi di
lapangan.
3.2. Kontraktor harus bersedia mengikuti peraturan-peraturan di lapangan yang di
tentukan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.
3.3. Kontraktor wajib mempelajari dan memahami semua undang-undang, peraturan-
peraturan, persyaratan umum, maupun suplementernya, persyaratan standar
internasional, persyaratan pabrik pembuat unit-unit peralatan, buku-buku dokumen
pelelangan, bundel gambar-gambar serta segala petunjuk tertulis yang telah
dikeluarkan.
3.4. Kontraktor dapat meminta penjelasan kepada Konsultan Manajemen Konstruksi atau
pihak lain yang ditunjuk, bilamana menurut pendapatnya pada dokumen-dokumen
pelelangan, gambar-gambar atau lainnya terdapat hal-hal yang kurang jelas.
3.5. Kontraktor wajib mempelajari dan memeriksa juga pekerjaan-pekerjaan pelaksanaan
dari pihak-pihak Kontraktor lain yang ikut mengerjakan proyek ini apabila pekerjaan
pihak lain dapat mempengaruhi kelancaran pekerjaannya.
90
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
5. GAMBAR-GAMBAR.
5.1 Gambar Perancangan (Design drwaing).
5.1.1. Yang dimaksud dengan gambar perancangan adalah gambar-gambar yang
menyertai buku ini, gambar-gambar penjelas dan segala gambar-gambar
addendumnya.
91
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
93
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
7.2. Kontraktor harus memberikan pendidikan teori dan praktek mengenai operasi dan
perawatannya kepada petugas-petugas teknik yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas /
Pemilik, secara cuma-cuma sampai cakap menjalankan tugasnya.
7.3. Kontraktor harus pula menyerahkan ringkasan petunjuk operasi dan perawatan yang
dibuat dalam bahasa Indonesia kepada Konsultan Manajemen Konstruksi dan sebuah
lagi hendaknya dipasang dalam suatu kaca berbingkai atau plastik laminasi dan
ditempatkan pada dinding dalam ruang mesin utama lain yang ditunjuk Konsultan
Manajemen Konstruksi.
9. IZIN
9.1. Semua izin-izin dan persyaratan-persyaratan yang mungkin diperlukan untuk
melaksanakan Instalasi ini harus dilakukan oleh Kontraktor atas tanggungan dan
biaya Kontraktor.
9.2. Semua pemeriksaan, pengujian dan lain-lain, beserta keterangan resminya yang
mungkin diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini haruslah dilakukan oleh
Kontraktor atau pihak lain yang ditunjuk oleh Direksi / Pengawas dengan semua
biaya atas beban Kontraktor.
94
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
9.3. Kontraktor harus bertanggung jawab atas penggunaan alat-alat yang dipatenkan atau
lisensi serta kemungkinan tuntutan ganti rugi dan biaya-biaya yang diperlukan untuk
ini. Untuk hal ini kontraktor wajib menyerahkan Surat Pernyataan mengenai hal
tersebut diatas.
9.4. Kontraktor harus menyerahkan semua izin atau keterangan resmi yang diperolehnya
mengenai instalasi proyek kepada Konsultan Manajemen Konstruksi atau pihak yang
ditunjuk, sebelum penyerahan kedua dilakukan.
9.5. Kontraktor harus memperoleh izin terlebih dahulu dari Konsultan Manajemen
Konstruksi setiap akan memulai suatu tahapan pekerjaan.
9.6. Kontraktor harus mendapatkan izin-izin yang berhubungan dengan pajak,
pemerintahan setempat, badan yang berwenang terhadap instalasi yang dikerjakan.
Dalam hal ini, biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan permintaan izin tersebut
harus dibayar oleh Kontraktor, termasuk biaya memperbanyak gambar yang
diperlukan untuk pengurusan IMB.
95
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
10.6. Untuk pipa yang menembus dinding, lantai, langit-langit dan lain-lain, harus di beri
lapisan isolasi peredam getaran dan pipa selubung (sleeve) untuk memudahkan
perbaikan dan pemeliharaan dari segi teknis.
Untuk itu Kontraktor di haruskan menyerahkan gambar kerja Konsultan Manajemen
Konstruksi untuk di minta persetujuannya. Segala akibat pekerjaan tersebut harus
sudah di perhitungkan dalam penawaran oleh Kontraktor.
10.7. Akibat pekerjaan tersebut diatas (pembobokan, pembongkaran dsb.) harus di tutup
kembali seperti semula dan dirapikan / difinish yang rapi sehingga tidak terlihat lagi
bekas-bekas pembobokan.
10.8. Segera sesudah ditunjuk, Kontraktor harus menyerahkan gambar / data teknis listrik
sesuai dengan keperluan peralatan yang akan di pasang, agar peralatan tersebut
dapat beroperasi dengan baik berikut pengamanannya. Jika hal ini tidak di
laksanakan, segala akibatnya menjadi tanggung-jawab Kontraktor.
11.2. Material atau bahan yang diajukan harus disesuaikan dengan gambar dan spesifikasi
teknis, atau acuan merk yang disebutkan. Bila Material atau bahan yang disebutkan
pada gambar atau spesifikasi teknis tidak terdapat di pasaran atau sudah diganti
dengan type lain, kontraktor harus menggantinya dengan yang setara dan disertai
pernyataan dari supllier.
11.3. Semua Pelaksanaan instalasi yang berbeda dengan spesifikasi dan gambar, tanpa
persetujuan tertulis dari pihak yang berwenang harus diperbaiki dan diubah sesuai
dengan spesifikasi dan gambar yang telah disepakati bersama, atas tanggungan
biaya Kontraktor.
11.4. Semua bahan yang digunakan dalam instalasi ini harus baru, dalam keadaan baik,
tidak bercacat, sesuai dengan spesifikasi dan gambar. Kontraktor harus menjaga
kebersihan serta melindungi semua bahan-bahan yang digunakan dalam instalasi ini
sebelum dipasang.
11.5. Bilamana ternyata bahan / peralatan yang dipergunakan cacat atau rusak, Kontraktor
harus menggantinya dengan bahan-bahan atau peralatan yang baru dan tetap sesuai
dengan spesifikasi dan gambar, atas biaya tanggungan Kontraktor.
96
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
11.6. Tidak diperkenankan mendatangkan bahan / peralatan masuk ke site sebelum contoh
atau brosur disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi. Semua bahan yang telah
masuk di site dan menyimpang dari ketentuan dalam spesifikasi, contoh ataupun
brosur yang telah disetujui, maka bahan / peralatan tersebut harus secepatnya
dikeluarkan dari site.
PASAL I
SPESIFIKASI TEKNIK INSTALASI TATA UDARA
INSTALASI TATA UDARA
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan instalasi ini meliputi seluruh pekerjaan Instalasi Tata Udara (Air
Conditioning), Ventilasi Mekanis (Mechanical Ventilation) secara lengkap termasuk
semua perlengkapan dan sarana penunjangnya, sehingga diperoleh suatu instalasi
yang lengkap dan baik serta diuji dengan seksama dan siap untuk dipergunakan.
Lingkup pekerjaan instalasi ini secara garis besarnya adalah sebagai berikut :
• Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi daya listrik termasuk Panel AC, Air
Cooled Split, FAN, katup, damper, thermostat, interlocking system antar
peralatan dan lain- lain.
• Mendidik petugas- petugas yang ditunjuk oleh Pemilik mengenai cara- cara
menjalankan dan memelihara instalasi ini, sehingga petugas tersebut betul- betul
dapat menjalankan dan memelihara instalasi dengan benar.
97
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
• Melakukan pekerjaan atau ketentuan lain yang tercantum dalam dokumen ini
beserta addendumnya.
98
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
e. Untuk kabel yang menyeberangi selokan, jalan raya atau instalasi lainnya,
harus dilindungi dengan pipa galvanis.
f. Ditiap tarikan kabel tidak boleh ada sambungan.
g. Jari-jari pembelokan kabel, hendaknya minimum 15 kali diameter kabel.
h. Menghubungkan kabel pada terminal harus menggunakan “kabel schoen”
harus kabel 25 mm keatas pemasangan “kabel schoen” harus
menggunakan timah pateri lalu di pres hydraulis
i. Ukuran- ukuran lebih kecil cukup dengan tang press tangan.
j. Setiap kabel yang menuju terminal peralatan harus dilindungi memakai
metal flexible conduit.
k. Kabel yang dipasang pada dinding luar harus memakai metal conduit dan
diklem rapi ke dinding memakai klem pipa.
l. Kabel- kabel yang digantung pada plat beton harus memakai klem
penggantung dan wire rod yang diramset ke beton.
m. Kabel yang dapat digunakan adalah buatan Kabelmetal, Kabelindo dan
Suprame.
n. Semua panel star delta dilengkapi dengan :
- Pilot lamp – red, green, white
- Amperemeter – untuk 3 ph dengan selector phase
switch.
- Voltmeter – untuk 3 ph dengan selector phase switch.
- Disconnecting switch untuk remote star stop.
PASAL 2
SYARAT – SYARAT TEKNIS
PEKERJAAN PLUMBING/SANITASI
1. UMUM
Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Plumbing / Sanitasi yang diuraikan di sini adalah
persyaratan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor meliputi pengerjaan dan pengujian
instalasi maupun pengadaan material dan peralatan. Syarat-syarat Umum teknis pekerjaan
Mekanikal / Elektrikal adalah bagian dari Syarat-Syarat Teknis ini.
2. LINGKUP PEKERJAAN
99
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
Batasan dan Lingkup Pekerjaan Plambing dan Sanitasi ini meliputi dan tidak terbatas pada
penguraian dibawah, sesuai dengan spesifikasi teknis dan memenuhi persyaratan / standart
yang berlaku, sehingga berfungsi dengan baik.
Lingkup pekerjaan plambing dan sanitasi meliputi antara lain :
2.1. Instalasi Air Bersih
- Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem pemipaan dari toilet sampai saluran
pembuangan.
- Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dalam menangani instalasi plumbing
serta peralatan-peralatannya.
- Pembersihan pipa (flushing) dengan menggunakan aliran air yang bertekanan oleh
pompa yang disediakan oleh Kontraktor.
- Pengujian terhadap kebocoran pipa-pipa dengan tekanan hidrolis untuk seluruh
sistem pemipaan serta mengadakan pengamatan sampai sistem bekerja dengan
baik dan aman.
- Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali serta pembersih site.
2.2. Instalasi Air Kotor / Air Buangan
- Pengadaan dan Pemasangan pipa air kotor / air buangan lengkap dengan peralatan
dan berada di dalam bangunan, antara lain WC, urinoir, wastafel, floor drain, clean
out dan lain sebagainya.
- Pengadaan dan pemasangan pipa air kotor / air buangan dari dalam bangunan
menuju saluran pembuangan.
- Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali.
- Pengujian instalasi pemipaan terhadap kebocoran dengan test remdam.
- Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dan alat-alat kerja yang diperlukan.
3.2. Peralatan.
3.2.1. Kontraktor harus menyediakan dan memasang pengumpul kotoran pada
tempat-tempat rendah tertutup.
3.2.2. Kontraktor harus menyediakan dan memasang tap fitting untuk penempatan
alat ukur yang tidak dipasang tetap pada tempat-tempat yang penting.
3.2.3. Semua alat ukur yang dipasang harus dalam batas ukur yang baik dan
ketelitian tinggi.
3.2.4. Kontraktor harus menyediakan dan memasang tanda panah pada pipa ditempat
tempat tertentu untuk menunjukkan arah aliran dengan cat.
3.2.5. Kontraktor harus menyediakan dan memasang automatic air release valve
serta penampungannya pada tempat yang memungkinkan terjadinya
pengumpulan udara.
- Valve pada fixture dari brass metal atau bahan yang tidak berkarat, khusus dibuat
untuk fixture tersebut, harus mengkilat tanpa cacat.
- Semua valve harus mempunyai diameter yang sama besar dengan pipanya.
- Semua valve dari merek KITZ, TOYO atau yang setara. Kelas valve yang digunakan
adalah klas 150 psi.
Sambungan las hanya diijinkan untuk pipa selain pipa air minum. Sambungan
las ini berlaku antara pipa baja dan fitting las, dengan kawat las / elektrode
yang sesuai. Tukang las harus mempunyai sertifikat untuk pekerjaan tersebut.
Setiap bekas sambungan las harus segera di cat dengan cat khusus untuk itu.
d. Sleeves (sparring).
Sleeves untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut
menembus beton.
Sleeves harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan ruang
longgar di luar pipa maupun isolasi.
Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang atau baja.
Untuk area kedap air harus di lengkapi dengan sayap / flens / water stop.
Untuk pipa-pipa harus menembus kontruksi bangunan yang mempunyai
lapisan kedap air (water proofing) harus dari jenis flushing sleeves. Rongga
antara pipa dan sleeve harus dibuat kedap air dengan rubber seal atau caulk.
e. Dalam, hal ini semua biaya ditanggung oleh Kontraktor, termasuk biaya
pemakaian air dan listrik.
104
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
105
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
e. Pada waktu pelaksanaan penyambungan, bagian dalam dari pipa yang akan
disambung harus bebas dari benda-benda / kotoran yang dapat
mengganggu kelancaran air di dalam pipa.
5.3. Cara Pemasangan Floor Drain dan Clean Out
Floor drain dan clean out harus dipasang sesuai dengan gambar perencanaan.
Penyambungan dengan pipa harus dilakukan secara ulir (screw) dan membentuk
sudut 450 dengan pipa utamanya.
5.4. Pengujian
5.4.1. Seluruh sistem air kotor / buangan harus diuji terhadap kebocoran sebelum
disambung ke peralatan. Tekanan kerja maksimum adalah 8 kg/cm2 dan
tekanan pengujian adalah 12,5 Kg/Cm2
5.4.2. Pengujian dilakukan dengan tekanan air setelah ujung pipa ke peralatan
ditutup rapat.
Untuk pemipaan air kotor, bekas dan air hujan, pengujian dilakukan sebelum
pemipaan disambungkan ke peralatan sanitasi, dengan jalan mengisi pemipaan
dengan air.
Pemeriksaan dilakukan setelah 24 jam kemudian dan harus tidak terjadi
pengurangan volume air.
5.4.3. Peralatan dan bahan untuk bahan pengujian disediakan oleh kontraktor.
5.4.4. Kontraktor harus memperbaiki segala cacat dan kekurangan-kekurangannya.
5.4.5. Konsultan Manajemen Konstruksi berhak meminta pengulangan pengujian bila
hal ini dianggap perlu.
5.4.6. Dalam hal pengujian yang tidak dilakukan dengan baik atau kurang
memuaskan, maka biaya pengujian/pengulangan pengujian adalah termasuk
tanggung jawab kontraktor.
5.4.7. Peralatan toilet dapat dipasang setelah hasil pengujian dinyatakan baik oleh
Konsultan Manajemen Konstruksi.
PASAL - 3
PEKERJAAN TITIK LISTRIK
B. Pemakaian Bahan
1. Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh pemborong Pekerjaan Listrik yang memiliki Surat
Izin dari PLN yang masih berlaku.
2. Pelaksanaan pekerjaan instalasi listrik ini pada dasarnya harus memenuhi persyaratan yang
dikeluarkan oleh PLN dan Instansi berwenang lainnya ( PUTL 2000, Peraturan Menteri
PUTL No.023 & 024 PRT 1978, PUIP DPMB dan Depnaker ).
3. Pemborong listrik harus membuat gambar- gambar revisi (as built drawing) dan
menyerahkan ke Konsultan Manajemen Konstruksi dalam 5 rangkap.
4. Pelaksanaan pekerjaan Instalasi Listrik, Harus bekerjasama dengan pemborong bidang
lainnya.
5. Tegangan listrik yang digunakan adalah 220 v, 50 Hz, sumber daya PLN.
kabel tersebut harus disumbat dengan bahan karet atau bahan bahan lain yang tidak
merusak kabel dan tidak mudah rusak.
PASAL 4
SYARAT – SYARAT TEKNIS
INSTALASI TATA SUARA
a. Sistem
Sistem tata suara (sound system) dengan fungsi umum (pagging address) terdiri dari public
address dan back ground music serta car call system.
Peralatan sistem tata suara berupa master didalam ruang kontrol, dimana terletak Pre-Amplifier
Mixer, Power Amplifier, Alarm (chime module) atau Emergency Panel, Tape Dect, Tunner Radio,
dan Program selector serta volume Control.
Untuk menjamin bahwa program-program yang diperdengarkan (diumumkan) sesuai dengan
yang dikehendaki, maka diperlukan master monitoring berupa Pagging Microphone yang
terletak di ruang operator, sedangkan dalam keadaan darurat (emergency) semua program
dapat di putuskan dan selanjutnya dapat disiarkan pengumuman atau signal dari fire alarm
melalui emergency microphone (Auxilary Monitoring) dengan satu prioritas channel di
ruang kantor pengelola.
Untuk keperluan pemanggilan kepada pengemudi mobil dapat disiarkan melalui Car Call
microphone yang terletak di areal teras depan atau pada ruang reception. Setiap interupsi
didahului dengan suatu nada tertentu (Chime Signal) yang dibangkitkan dengan chime
generator yang terpasang pada monitor dist (Sistem tata suara), selanjutnya program input
sampai lound speaker sesuai dengan zoningnya.
109
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
110
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
111
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
PASAL 5
SYARAT – SYARAT TEKNIS
PEKERJAAN INSTALASI SECURITY SYSTEM & CCTV
a. Sistem
Security system dan closed circuit television (CCTV) dipergunakan untuk membantu
pengawasan dengan cara mengamati kegiatan operasi bangunan siang hari maupun malam
hari melalui signal-signal dari magnetic door contact, sound detector, hold up switch, kamera
kemudian akan mengaktifkan bell atau strobe light.
Dimana peralatan security system memberikan input signal kepada peralatan CCTV untuk
memonitor dan merekam kejadian-kejadian secara otomatis.
112
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
113
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
PASAL 6
PEKERJAAN PENANGKAL PETIR
1. U M U M
Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Instalasi Penangkal Petir yang diuraikan disni adalah persyaratn
yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi maupun pengadaan
material dan peralatan, dalam hal ini Syarat-syarat Umum Teknis Pekerjaan Mekanikal/Elektrikal
adalah bagian dari Syarat-syarat Teknis ini.
2. LINGKUP PEKERJAAN
Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah semua pengaad dan pemasangan instalasi penangkal
petir jenis non-conventional non-radioactive, termasuk batang penerima (air terminal), down
conductor, pentanahan dan bak kontrolnya serta peralatn lainnya yang berkaitan dengannya,
sebagai suatu sistem keseluruhan maupun bagian-bagiannya, seperti yang tertera pada
gambar-gambar maupun yang dispesifikasikan.
Termasuk di dalam pekerjaan ini adalah pengadaan barang/ material, instalasi dan testing
terhadap seluruh material, serah terima dan pemeliharaan selama 12 bulan.
Ketentuan-ketentuan yang tercantum di dalam gambar maupun pada spesifikasi/syarat-syarat
teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseluruhan harus juga di
masukkan ke dalam pekerjaan ini.
Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah :
Pengadaan dan pengankutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material, peralatn dan
perlengkapn sistem penangkal petir sesuai dengan peraturan/standar yang berlaku seperti yang
ditunjuk pada Syarat-syarat Umum untuk menunjang bekerjanya sistem/peralatan, walaupun
tidak tercantum pada Syarat-syarat Teknis Khusus atau gambar dokumen.
3. PERSYARATAN PELAKSANAAN DAN MATERIAL
3.1.2 Air terminal harus dari jenis yang mempunyai respons dinamis terhadap terjadinya
down leader dari petir dengan membangkitkan electron-elektron bebas dan
menyebabkan fotoionisasi antara bagian yang ditanahkan dan bagian yang
terisolasi.
3.1.3 Radius perlindungan paling tidak 100 m, dalam bentuk collective volume. Arus petir
minimum yang bias mengaktifkan air terminal adalah 1500 A pada impuls 8/20 us
dan harus mampu menyalurkan seluruh level arus petir yang mungkin terjadi.
115
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
3.1.4 Air terminal harus tidak menimbulkan gangguan gelombang dalam frekuensi radio
(high frecuency RFI), kecuali pada saat terjadinya sambaran balik (main return
strike).
3.1.5 Bentuk air terminal harus sedemikian rupa, sehingga mampu mengurangi
kemungkinan terjadinya pelepasan ion korona pada ujung runcingnya saat terjadi
kondisi statis dari guruh.
3.1.6 Air terminal harus tidak mengalami korosi pada atmosfer normal.
3.1.7 Secara keseluruhan air terminal harus terisolasi dari bangunan yang dilindunginya
pada seluruh kondisi operasi.
3.2.1 Konduktor /penghantar arus petir menuju pentanahan (down conductor) harus dari
jenis trialxial cable yang dibuat khusus untuk pemakaian penyalur arus petir yang
mampu mencegah terjadinya side flashing.
3.2.2 Ukuran sesuai dengan anjuran pabrik pembuat air terminal (luas penampang
konduktor tembaga inti minimum 50 mm2) dan telah lulus pengujian dari LMK.
3.2.3 Konduktor harus mampu menahan gaya tarik ke atas sebesar 200 kg.
3.2.4 Pada ketinggian 3 meter di atas tanah dan tempat-tempat di mana memungkinkan
tersentuhnya konduktor oleh manusia, Konduktor harus dilindungi oleh pipa PVC
kelas AW dengan diameter minimum 2”.
3.2.5 Cara pemasangan konduktor harus sesuai anjuran pabrik, dengan radius belokan
minimum 0,5 m dan setiap jarak 2 meter.
3.2.6 Hubungan antara konduktor dengan air terminal dan elektroda pentanahan harus
dilakukan melalui sepatu kabel yang dipasang secara tekan dengan crimping tool.
3.2.7 Rating tegangan impuls antara konduktor inti dengan konduktor luar dan antara
konduktor luar dengan lapisan konduktif min.250 kV pada kondisi bentuk
gelombang 1/50 us.
116
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI
Di sisi bagian bawah down conductor, di dalam bak kontrol pentanahan, dipasangkan alat
pencatat jumlah sambaran kilat (lightning stroke counter) dari jenis tahan air, kokoh dan
mudah dipasang.
Alat ini harus bekerja secara elektronik dan akan mencatat setiap sambaran kilat dengan
arus lebih besar dari 1500 A. Alat ini harus mempunyai power sendiri (self powered) dan
dapat menghitung sambaran kilat sampai 9999 kali.
3.6.2 Air terminal disangga/dipasang dengan pipa fiberglass (FRP) diameter 2”, sesuai
dengan gambar rencana.
3.6.3 Jarak titik pentanahan penangkalan petir dengan titik pentanahan lainnya (sistem
listrik dan PABX) minimum 3 meter.
3.6.4 Semua pelaksanaan pemasangan komponen atau peralatan harus sesuai dengan
rekomendasi pabrik.
3.7 Merek
Peralatan utama penangkal petir ex-LPI-Dynasphere System 3000.
117