Anda di halaman 1dari 117

PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT


(SYARAT-SYARAT TEKNIS)

Pekerjaan Pembangunan Gedung Asrama dan Kelas Pusbindiklat


Peneliti LIPI,
Tahun Anggaran 2019

A. UMUM
1. Seluruh perhitungan harus sudah memperhitungkan biaya material, tenaga dan
peralatan yang memadai, termasuk asuransi tenaga kerja untuk seluruh personil
yang terlibat didalam pelaksanaan
2. Seluruh perhitungan harus sudah memperhitungkan asuransi atas bangunan yang
sedang dilaksanakan
3. Untuk mewujudkan mutu yang baik sesuai dengan persyaratan, didalam perhitungan
harus sudah memperhitungkan biaya uji material dan komponen yang dipakai
didalam penyelesaian bangunan ini
4. Didalam biaya perijinan harus sudah memperhitungkan retribusi yang mungkin
timbul oleh karena pemakaian jalan, dan lain sebagainya, termasuk ijin mendirikan
bangunan yang harus diserahkan sebelum pelaksanaan Serah Terima Pertama
Bangunan.

B. HAL-HAL KHUSUS
1. Apabila ditemukan klausul mengenai mutu baja tulangan diameter 13 mm ke atas
adalah BJTD U-32 (ulir)

Maka harus diganti dan dipahami dengan mutu baja tulangan diameter 13 mm ke
atas adalah BJTD U-39 (ulir), untuk pekerjaan struktur.

2. Apabila ditemukan klausul jenis karakteristik beton struktur pada pelaksanaan


pekerjaan ini K-175 atau karakteristik kurang dari K-300,

Maka harus diganti dan dipahami dengan jenis karakteristik beton struktur K-300
atau karakteristik beton yang lebih tinggi

Untuk menjaga agar karakteristik beton sebagaimana diinginkan oleh spesifikasi


tersebut, maka kontraktor diharuskan untuk mengikuti prosedur standar dari
pengadaan bahan dengan mutu yang baik, prosedur pengolahan yang baik dan
benar dan merencanakan pelaksanaan dengan standar pelaksanaan yang baik dan
benar.

1
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

BAB I
SYARAT-SYARAT UMUM DAN TEKNIS
PERSIAPAN PELAKSANAAN

Dalam melaksanakan pekerjaan ini Kontraktor perlu memahami dan menghayati dengan baik
seluruh item pekerjaan yaitu Gambar kerja, Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis seperti
diuraikan dalam buku ini.
Apabila terdapat ketidakjelasan, perbedaan atau kesimpang siuran Informasi di dalam
pelaksanaan, kontraktor wajib mengadakan pertemuan dengan Direksi Pelaksana untuk
mendapatkan kejelasan pelaksanaan.

PASAL 1. LINGKUP PEKERJAAN DAN LOKASI

Pekerjaan yang akan dilaksanakan ialah :


Pembangunan Gedung Asrama Pusbindiklat peneliti LIPI, berlokasi di Kompleks Cibinong
Science Center, Jl. Raya Bogor KM. 46, Cibinong Bogor.

Lingkup Pekerjaan Persiapan meliputi ;

1.1. PEKERJAAN PERSIAPAN


Meliputi mobilisasi dan demobilisasi peralatan, mengadaan air dan listrik kerja.
1.2. PEKERJAAN INFRASTRUKTUR KAWASAN
Pekerjaan pematangan tanah, Pengurugan tanah, pembuatan jalan, parker, saluran dan
lain sebagainya.
1.3. PEKERJAAN SIPIL
Pekerjaan struktur untuk gedung kelas dan asrama sesuai dengan gambar kerja.
1.4. PEKERJAAN ARSITEKTUR
Pekerjaan arsitektur untuk gedung kelas dan asrama sesuai dengan gambar kerja.
1.5. PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL PLUMBING
Pekerjaan mekanikal elektrikal dan plumbing untuk gedung kelas dan asrama sesuai
dengan gambar kerja.
1.6. PEKERJAAN INTERIOR
Pekerjaan interior untuk gedung kelas dan asrama sesuai dengan gambar kerja.

PASAL 2. MEMULAI KERJA

Selambat lambatnya 1(satu) minggu setelah tanggal penunjukan atau Surat Perintah Memulai
Kerja (SPMK), Pihak Pemborong harus sudah memulai melaksanakan pekerjaan Pembangunan
gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia secara nyata di lapangan.
Sebelum pelaksanaan dimaksud, Pemborong harus memberitahukan kepada Pihak ke satu
secara tertulis.

PASAL 3. MOBILISASI

Mobilisasi yang dimaksud adalah hal-hal sebagai berikut :


3.1 Transportasi peralatan kerja sesuai daftar alat-alat dan barang-barang yang diajukan
dalam penawaran, dari tempat pembuatannya (pabrik) ke lokasi dimana akan digunakan.
3.2 Pembuatan kantor pemborong, gudang dan lain-lain di lokasi pekerjaan untuk keperluan
pekerjaan.

2
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

3.3 Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari sejak pemberitahuan memulai kerja,
kontraktor/Pemborong harus menyerahkan program mobilisasi kepada Direksi Pekerjaan
untuk disetujui.

PASAL 4. PAPAN NAMA PROYEK

Kontraktor/Pemborong harus memasang Papan nama Proyek sesuai dengan ketentuan yang
berlaku atas biaya Kontraktor/Pemborong.

PASAL 5. KUASA KONTRAKTOR DILAPANGAN

5.1 Kontraktor/Pemborong wajib menunjuk seorang kuasa Kontraktor atau pelaksana


pekerjaan di lapangan dan mendapat kuasa penuh dari kontraktor/pemborong,
berpendidikan minimal sarjana muda teknik (yang sesuai dengan pekerjaan
pembangunan) atau sederajat dengan pengalaman minimum 3 (tiga) tahun.

5.2 Dengan adanya Pelaksana di lapangan tidak berarti bahwa kontraktor/pemborong lepas
tanggung jawab terhadap sebagian maupun keseluruhan dari kewajibannya.

5.3 Kontraktor/Pemborong wajib memberi tahu secara tertulis kepada pemimpin/Direksi


lapangan, nama dan jabatan Pelaksana untuk mendapat persetujuan

5.4 Bila di kemudian hari menurut pendapat Direksi Pekerjaan, bahwa Pelaksana dianggap
kurang mampu atau tidak cukup cakap memimpin pekerjaan maka akan diberitahukan
kepada Kontraktor/Pemborong secara tertulis untuk mengganti Pelaksana tersebut.

5.5 Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan surat pemberitahuan, penggantian
pelaksana kontraktor/pemborong harus sudah menunjuk pelaksana yang baru atau
Kontraktor/Pemborong sendiri (penanggung jawab/Direktur perusahaan) yang akan
memimpin pelaksanaan pekerjaan.

PASAL 6. RENCANA KERJA

6.1 Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan di lapangan, kontraktor/pemborong wajib


membuat rencana kerja pelaksanaan dari bagian-bagian pekerjaan berupa bar-Chart dan
S-Curve Bahan dan tenaga kerja.

6.2 Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi
Pekerjaan, paling lambat dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender setelah Surat Keputusan
Penunjukan (SPK) diterima kontraktor /pemborong.

6.3 Kontraktor/Pemborong wajib memberikan salinan rencana kerja rangkap 4 kepada


Direksi Pekerjaan, 1 (satu) salinan Rencana Kerja harus ditempel pada dinding ruang
kerja Kontraktor di lapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan/prestasi kerja.

6.4 Kontraktor harus selalu dalam pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan jadwal rencana
kerja tersebut di atas.

6.5 Direksi pekerjaan akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor/Pemborong berdasarkan


rencana kerja tersebut.

3
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

PASAL 7. LOS PENGAWAS, LOS KERJA, GUDANG BAHAN, PAGAR PROYEK, DLL

6.6 DIREKSI KEET ( LOS PENGAWAS )


Kontraktor / Pemborong harus menyempurnakan Direksi Keet (Los Pengawas) untuk
keperluan Pengawas Lapangan Proyek dengan semi permanen seluas 32 M2
(R.Pengawas 3x4 M2 & R.Rapat 4x5 M2) lantai diplester, dinding tripleks/
papan/abses,diperlengkapi dengan kursi , meja , serta alat-alat kantor yang diperlukan .
Dalam hal ini Pemborong dapat memanfaatkan sementara ruangan pada area bangunan
yang belum akan dibongkar yang akan ditentukan oleh Pengawas .

6.7 KANTOR PEMBORONG , LOS KERJA DAN GUDANG BAHAN


Kontraktor/ Pemborong atas biaya sendiri berkewajiban membuat kantor pemborong
dilapangan, los kerja untuk para pekerja dan gudang bahan yang dapat dikunci untuk
menyimpan barang-barang, yang mana tempatnya akan ditentukan oleh Pengawas
Lapangan /Personalia Proyek.
Kontraktor /Pemborong berkewajiban menjaga kebersihan los pengawas serta
inventarisnya .

6.8 Pagar proyek


Untuk keamanan lapangan kerja, bila dianggap perlu Direksi /Pemilik dapat
memerintahkan kepada pemborong untuk memagari sehingga aman . Biaya untuk
keperluan ini akan dimasukan didalam penawaran pemborong/ kontrak.
Tinggi Pagar minimum 1,80 M dari permukaan tanah dengan bahan dari seng
gelombang BJLS 32 dicat, kolom setempat dari rangka kayu Borneo ukuran 5/7,
memenuhi persyaratan kekuatan, atau sesuai dengan peraturan Peamerintah Daerah
setempat.

6.9 Kantor Pemborong , gudang bahan, los-los kerja dan los lainnya yang dibuat dan dibiayai
oleh Kontraktor/Pemborong, setelah selesai pelaksanaan pembangunan/ pekerjaan
tersebut, harus segera dibongkar/dibersihkan oleh pihak Pemborong, dan bahan-bahan
bekasnya menjadi milik pemborong.

6.10 Direksi Keet dan Pagar Pengaman (butir 1 & 4 di atas) yang dibuat oleh
Kontraktor/Pemborong, setelah selesai pelaksanaan pembangunan/pekerjaan tersebut
akan ditentukan pemanfaatannya oleh Proyek, namun apabila dianggap perlu Direksi
dapat memerintahkan kepada pemborong untuk segera membongkarnya dan
membersihkannya, dam bahan-bahan bekasnya diserahkan kepada proyek.

PASAL 8. KESEJAHTERAAN DAN KESELAMATAN PEKERJA

8.1 Kontraktor/Pemborong berkewajiban menyediakan air minum yang bersih, sehat dan
cukup ditempat pekerjaan untuk para pekerjanya.

8.2 Kontraktor/Pemborong berkewajiban menyediakan kotak PPPK di tempat pekerjaan.

8.3 Dari awal hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa pemeliharaan, kontraktor
bertanggung jawab atas keselamatan pekerjaan, bahan dan peralatan teknis serta
konstruksi yang diserahkan kepada Direksi Pekerjaan, dalam hal terjadinya kerusakan-
kerusakan, maka kontraktor harus bertanggung jawab untuk memperbaikinya ke kondisi
semula.

4
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

8.4 Apabila terjadi kecelakaan Kontraktor/Pemborong selekasnya memberitahukan kepada


Direksi Pekerjaan dan mengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan korban
kecelakaan.

8.5 Sesuai dengan surat keputusan bersama Menteri Pekerjaan umum dan Menteri Tenaga
Kerja No. 30/KPTS/1984 dan Kep. 07/Men/1984 tanggal 27 Januari 1984 tentang
pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 33 tahun 1977 bagi Tenaga Kerja Borongan
Harian Lepas pada Kontraktor Induk maupun Sub Kontraktor yang melaksanakan Proyek-
proyek Departemen Pekerjaan Umum/Pemerintah, pihak kontraktor/Pemborong yang
sedang melaksanakan pembangunan agar mengikutsertakan pekerjanya dalam Program
ASTEK dan memberitahukan secara tertulis kepada pemimpin proyek.

PASAL 9. TENAGA DAN SARANA KERJA

Kontraktor/Pemborong harus menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan-bahan, peralatan


berikut alat bantu lainnya untuk melaksanakan bagian-bagian pekerjaan serta mengadakan
pengamanan, pengawasan dan pemeliharaan terhadap bahan-bahan, alat-alat kerja maupun
hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh pekerjaan selesai
dengan sempurna sampai dengan diserah terimakan pekerjaan tersebut kepada Direksi
Pekerjaan.

8.1 TENAGA KERJA/TENAGA AHLI


Tenaga Kerja dan Tenaga Ahli yang memadai dan berpengalaman dengan jenis dan
volume pekerjaan yang akan dilaksanakan.

8.2 PERALATAN
Menyediakan alat-alat Bantu, seperti mesin las, alat-alat bor, alat alat pengangkat dan
pengangkut serta peralatan lain yang benar-benar diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini.

8.3 PENYEDIAAN DAYA LISTRIK UNTUK BEKERJA


Tenaga Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor selama masa pekerjaan.
Penggunaan diesel untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk
penggunaan sementara atas petunjuk Direksi Pekerjaan.

PASAL 10. PERSYARATAN DAN STANDARISASI

10.1 PERSYARATAN PELAKSANAAN.

Untuk menhindari klaim dari ‘User’/Proyek di kemudian hari, maka Kontraktor harus
betul-betul ‘memperhatikan’ pelaksanaan pekerjaan struktur dengan memperhitungkan
‘ukuran jadi (finished)’ sesuai persyaratan ukuran gambar kerja dan penjelasan RKS.
Kontraktor wajib melaksanakan semua pekerjaan dengan mengikuti petunjuk dan syarat
pekerjaan, peraturan persyaratn pemakaian bahan bangunan yang dipergunakan sesuai
dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis dan atau petunjuk yang diberikan oleh
Konsultan Pengawas.
Sebelum melaksanakan setiap pekerjaan di lapangan, Kontraktor wajib memperhatikan
dan melakukan koordinasi kerja dengan pekerjaan lain menyangkut pekerjaan Struktur,
Arsitektur, Mekanikal, Elektrikal, Plumbing/Sanitasi dan mendapat ijin tertulis dari
Konsultan Pengawas.
Untuk menjamin mutu dan kelencaran pekerjaan calon pemborong harus menyediakan :

5
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

- Wakil sebagai penanggung jawab lapangan yang terampil dan ahi dibidangnya
selama pelaksanaan pekerjaan dan selama masa pemelihraan guana memenuhi
kewajiban menurut kontrak.

- Buku harian untuk :


 Kunjungan tamu-tamu yang ada hubunganya dengan proyek
 Mencatat semua petunjuk-petunjuk , keputusan dan detail dari pekerjaan .
- Alat-alat yang senantiasa tersedia di proyek adalah :
 1 (satu) kamera
 1 (satu) alat ukur schuifmat
 1 (satu) alat ukur optik (theodolit/waterpass)
 1 (satu) mesin tik standar 18”atau 1 unit komputer dan alat cetak (printer)
 1 (satu) alat ukur panjang 50m, 5m
 1 (satu) Mistar Waterpass panjang 120cm.

10.2 STANDAR YANG DIPERGUNAKAN.

Semua pekerjaan yang akan dilaksanakan harus mengikuti Normalisasi Indonesia,


Standar Industri Kontruksi, Peraturan Nasional lainnya yang ada hubungannya dengan
pekerjaan antara lain :
PUBI – 1982 : Peraturan Bahan Bangunan di Indonesia .
NI-3 PMI PUBB 1970 : Peraturan Umum Bahan Bngunan di Indonesia .
NI-8 : Peraturan Semen Portland Indonesia.
NI-10 : Bata Merah Sebagai Bahan Bangunan.
PPI-1979 : Pedoman Plumbing Indonesia
PUIL-1977 : Peraturan Umum Instalasi Listrik
PPBI-1984 : Peraturan Perencanaan Bangunan Baja di Indonesia.
SII : Standard Industri Indonesia .

SK SNI T-15-1991-03
(PBI – 1991) : Peraturan beton bertulang Indonesia.
AVWI : Peraturan Umum Instalasi Air.
Serta :

- Peraturan Pembebanan Indonesia untuk gedung 1981.


- Peraturan Perburuhan di Indonesia dan peraturan tentang keselamatan tenaga kerja
yang dikeluarkan oleh Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia.
- Keputusan Mentri Pekerjaan Umum No. 02/KTPS/1985 tentang penanggulangan
bahaya kebakaran.

Jika tidak terdapat di dalam Peraturan/Standard/Normalisasi tersebut di atas, maka


berlaku Peraturan/Standard/Normalisasi Internasional ataupun dari negara asal produsen
bahan/material/komponen yang bersangkutan.

Sesuai ketentuan-ketentuan yang tersebut, berlaku pula dalam ketentuan ini:


- Dokumen Lelang yang sudah disyahkan oleh Pemberi Tugas (Gambar Kerja,
RKS, BQ, B.A. Aanwijzing dan Surat Perjanjian/Kontrak.
- Shop Drawing yang dibuat oleh Pemborong dan sudah disetujui /disahkan oleh
Pemberi Tugas dan Pengawas.

6
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

PASAL 11. LAPORAN HARIAN, MINGGUAN, DAN BULANAN

11.1 Pelaksana lapangan setiap hari harus membuat laporan Harian mengenai segala hal
yang berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan/pekerjaan, baik teknis maupun
administratif.

11.2 Dalam pembuatan laporan tersebut, pihak Kontraktor/ Pemborong harus memberikan
data yang diperlukan menurut data dan keadaan yang sebenarnya

11.3 Pengawas lapangan juga harus membuat laporan mingguan dan laporan bulanan secara
rutin

11.4 Laporan-laporan tersebut di atas, harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan untuk
bahan monitoring dan proses pembayaran pekerjaan.

PASAL 12. PENJELASAN RKS DAN GAMBAR

12.1 Bila terdapat gambar yang tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan syarat-syarat (RKS),
maka harus dilaporkan kepada Direksi Pekerjaan dan selanjutnya akan dibahas bersama
untuk ditentukan solusinya yang mengikat/berlaku adalah RKS.

12.2 Untuk revisi-revisi pada lokasi, dan detail gambar mungkin akan dilakukan didalam waktu
pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
gambar dan spesifikasinya, dan tidak boleh mencari keuntungan dari kesalahan atau
kelalaian dalam gambar atau dari ketidaksesuaian dalam gambar dan spesifikasinya.

12.3 Direksi pekerjaan akan memberikan instruksi berkenaan dengan penafsiran yang
semestinya untuk memenuhi ketentuan gambar dan spesifikasinya. Permukaan-
permukaan pekerjaan yang sudah selesai harus sesuai dengan garis, lapisan bagian dan
ukuran yang tercantum dalam gambar, kecuali bila ada ketentuan lain dari Direksi
Pekerjaan.

12.4 Perbedaan Gambar


12.4.1 Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam suatu disiplin
kerja, maka gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yang
berlaku/mengikat.

12.4.2 Mengingat setiap kesalahan maupun ketidak telitian didalam pelaksanaan satu
bagian pekerjaan akan selalu mempengaruhi bagian pekerjaan lainnya, maka di
dalam hal terdapat ketidak jelasan, kesimpangsiuran, perbedaan-perbedaan dan
ataupun ketidak sesuaian dan keragu-raguan diantara setiap Gambar Kerja,
Kontraktor diwajibkan melaporkan kepada Konsultan pengelola Proyek secara
tertulis, mengadakan pertemuan dengan Direksi Pekerjaan, untuk mendapat
keputusan gambar mana yang akan dijadikan pegangan.

12.4.3 Ketentuan tersebut diatas tidak dapat dijadikan alasan oleh Kontraktor untuk
memperpanjang/mengklaim biaya maupun waktu pelaksanaan.

12.4.4 Bila ada keraguan mengenai ukuran, Kontraktor wajib melaporkan secara tertulis
kepada Konsultan Pengawas yang selanjutnya akan memberikan keputusan
ukuran mana yang akan dipakai dan dijadikan pegangan.

7
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

12.4.5 Bila ukuran sudah tertera dalam gambar atau dapat dihitung, maka pengukuran
skala tidak boleh digunakan kecuali bila sudah disetujiui Konsultan Pengawas.
Setiap Deviasi dari gambar karena kondisi lapangan yang tak terduga akan
ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan disyahkan secara tertulis.
Kontraktor tidak dibenarkan merubah atau mengganti ukuran-ukuran yang
tercantum di dalam Gambar Pelaksanaan tanpa sepengatuhuan Direksi, dan
segala akibat yang terjadi adalah tanggung jawab Kontraktor baik dari segi biaya
maupun waktu.

12.5 Perbedaan Gambar.

12.5.1 Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam satu disiplin kerja,
maka gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yangmengikat atau
berlaku.
12.5.2 Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur dengan sipil/ Struktur, maka
Kontraktor wajib melaporkannya kepada Konsultan Pengawas yang akan
memutuskannya setelah berkonsultasi dengan Perencana.
12.5.3 Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur dengan sanitasi,
Elektrikal/Listrik dan Mekanikal, maka yang dipakai sebagai pegangan adalah
ukuran fungsional dalam gambar kerja Arsitektur.
12.5.4. Mengingat setiap kesalahan maupun ketidaktelitian di dalam pelaksanaan satu
bagian pekerjaan akan selalu mempengaruhi bagian pekerjaan lainnya , maka
didalam hal terdapt ketidakjelasan, kesimpangsiuran, perbedaan-perbedaan dan
ataupun ketidak sesuaian dan keragu-raguan diantara setiap Gambar Kerja,
Kontraktor diwajibkan melaporkan kepada Konsultan Pengelola Proyek secara
tertulis, mengadakan pertemuan dengan Konsultan Direksi dan Konsultan
Perencana, untuk mendapat keputusan gambar mana yang akan dijadikan
pegangan.
12.5.5. Ketentuan tersebut di atas tidak dapat dijadikan alas an oleh Kontraktor untuk
memperpanjang / meng-“kaim” biaya maupun waktu pelaksanaan.

12.6 ISTILAH
Istilah yang digunakan berdasarkan pada masing-masing disiplin adalah sebagai berikut :

INF : infrastruktur kawasan


Mencangkup hal-hal yang berhubungan dengan perkerasan jalan, pedestrian dan parkir,
pekerjaan saluran, canopi dan lain-lainnya.

ST : Struktur
Mencangkup hal-hal yang berhubungan dengan Perhitungan Kontruksi, Bahan Kontruksi
Utama dan Spesifikasinya, Dimensionnering kolom, Balok dan tebal lantai.

AR : Arsitektur
Mencangkup hal-hal yang berhubungan dengan perencanaan bangunan secara
menyeluruh dari semua disiplin-disiplin kerja yang ada baik teknis maupun estetika.

MEP : Elektrikal
Mencangkup hal-hal yang berhubungan dengan perencanaan jaringan instalasi bangunan
secara menyeluruh dari semua disiplin-disiplin kerja yang yang tercantum dalam gambar
kerja.

INT : Interior
Mencangkup hal-hal yang berhubungan dengan perencanaan interior, termasuk
pengadaan mebeular.

8
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

12.7 Shop Drawing

Shop drawing merupakan gambar detail pelaksanaan di lapangan yang harus dibuat oleh
Kontraktor berdasarkan Gambar Dokumen kontrak yang telah disesuaikan dengan
keadaan di lapangan.
Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail khusus yang belum tecakup
lengkap dalam gambar kerja/dokumen kontrak maupun diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan.

Dalam shop drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua data yang
diperlukan termasuk pengajuan contoh dari semua bahan, keterangan produk, cara
pemasangan dan atau spesifikasi/persyaratan khusus sesuai dengan spesifikasi pabrik
yang belum tercakup secara lengkap didalam gambar kerja/Dokumen Kontrak maupun
didalam buku ini.
Kontraktor wajib mengajukan shop drawing tersebut kepada direksi Pekerjaan untuk
mendapat persetujuan tertulis. Semua gambar yang dipersiapkan oleh kontraktor dan
diajukan kepada Direksi Pekerjaan untuk diminta persetujuannya harus sesuai dengan
format standar dari proyek dan harus digambarkan pada kertas yang dapat direproduksi.

12.8 Perubahan, Penambahan, Pengurangan Pekerjaan Dan Pembuatan As-Builtdrawing

12.8.1. Tata cara pelaksanaan dan penilaian perubahan, penambahan dan pengurangan
pekerjaan disesuaikan dengan dokumen Kontrak.

12.8.2. Setelah pekerjaan selesai dan diserahterimakan, kontraktor berkewajiban


membuat gambar gambar yang memuat seluruh perubahan, dan sesuai dengan
kenyataan yang telah dikerjakan oleh Kontraktor (Asbuilt drawing). Biaya untuk
penggambaran As-Built Drawing, sepenuhnya menjadi tanggungan Kontraktor.

PASAL 13. TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR

13.1 Kontraktor harus bertanggung jawab penuh atas kualitas pekerjaan sesuai dengan
ketentuan-ketentuan dalam RKS dan Gambar Kerja.

13.2 Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan kerja yang timbul akibat
pelaksanaan pekerjaan.

13.3 Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan, maka
Kontraktor berkewajiban memberikan saran-saran perbaikan kepada Direksi Pekerjaan.
Apabila hal ini tidak dilakukan, Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan yang
timbul.

13.4 Kontraktor bertanggung jawab atas keselamatan tenaga kerja yang dikerahkan dalam
pelaksanaan pekerjaan.

13.5 Segala biaya yang timbul akibat kelalaian kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan
menjadi tanggung jawab Kontraktor.

13.6 Selama pelaksanaan berlangsung, kontraktor harus menjaga keamanan bahan/material,


barang milik UPI, milik pihak ketiga yang ada dilokasi, maupun pekerjaan yang
dilaksanakannya sampai tahap serah terima.

9
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

13.7 Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya, baik yang
berupa barang-barang maupun keselamatan jiwa.

13.8 Apabila pekerjaan telah selesai, kontraktor harus segera mengangkut bahan bongkaran
dan sisa-sisa bahan lainnya yang sudah tidak dipergunakan lagi keluar lokasi pekerjaan.
Segala pembiayaannya menjadi tanggungan Kontraktor.

PASAL 14. KETENTUAN & SYARAT BAHAN-BAHAN

14.1 Sepanjang tidak ada ketetapan lain dalm Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini
maupun dalam berita Acara Penjelasan Pekerjaan, bahan-bahan yang akan
dipergunakan maupun syarat-syarat pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat yang
tercantum dalam A.V. dan Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI
th.1982),Standar Industri Indonesia (SII) untuk bahan termaksud, serta ketentuan-
ketentuan dan syarat bahan-bahan lainnya yang berlaku di Indonesia.
Seluruh barang material yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan, seperti
material, peralatan dan alat lainnya, harus dalam kondisi baru dan kualitas terbaik untuk
tujuan yang dimaksudkan.

14.2 Merk Pembuatan Bahan/Material & Komponen Jadi.


14.2.1 Kecuali bila ditentukan lain dalm kontrak ini, semua merk pembuatan atau merk
dagang dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis ini dimaksudkan sebagai
dasar perbandingan kualitas/setara dan tidak diartikan sebagai suatu yang
mengikat. Setiap keterangan mengenai peralatan, material barang atau proses,
dalam bentuk nama dagang, buatan atau nomor katalog harus dianggap sebagai
penentuan standardatau kualitas dan tidak boleh ditafsirkan sebagai upaya
membatasi persaingan ; dan Kontraktor harus dengan sendirinya menggunakan
peralatan material barang atau proses, yang atas penilaian Konsultan Pengawas
dan Perencana, sesuai dengan keterangan itu. Seluruh material patent itu harus
dipergunakan sesuai dengan instruksi pabrik yang membuatnya.

14.2.2 Bahan/Material dan komponen jadi yang dipasang / dipakai harus sesuai dengan
yang tercantum dalam Gambar dan RKS, memenuhi standard spesifikasi bahan
tersebut mengikuti peraturan persyaratan bahan bangunan yang berlaku.

14.2.3 Apabila dianggap perlu, Konsultan Pengawas berhak untuk menunjuk tenaga ahli
yang ditunjuk oleh pabrik dan atau Supplier yang bersangkutan tersebut sebagai
pelaksana. Dalam hal ini, Kontraktor tidak berhak mengajukan claim sebagai
pekerjaan tambah.

14.2.4 Disyaratkan bahwa satu merk pembuatan atau merk dagang hanya
diperkenankan untuk setiap jenis bahan yang boleh dipakai dalam pekerjaan ini.

14.2.5 Penggunaan bahan produk lain yang setaraf dengan apa yang dipersyaratkan
harus disertai test dari laboratorium local/dalam negeri baik kualitas, ketahanan
serta kekuatannya dan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas secara tertulis
dan diketahui oleh Konsultan Perencana.
14.3 Kontraktor / Pelaksana terlebih dahulu memberikan contoh-contoh semua bahan-bahan
yang diperlukan untuk banguanan tersebut kepada Konsultan Pengawas/ Direksi dan
Perencana untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis sebelum semua bahan-
bahantersebut didatangkan/dipakai. Contoh bahan tersebut yang haruh diserahkan
kepada Konsultan Pengawas dan Perencana adalah sebanyak empat (4) buah dari satu
bahan yang ditentukan untuk menetapkan “standard of appearance” dan disimpan di

10
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

ruang Direksi. Paling lambat waktu penyerahan contoh bahan dua (2) minggu sebelum
jadwal pelaksanaan.

14.4 Keputusan bahan, jenis, warna, tekstur dan produk yang dipilih, akan diinformasikan
kepada Kontrkator selama tidak lebih dari tujuh (7) hari kalender setelah penyerahan
contoh bahan tersebut.

14.5 Penyimpanan Material.

Penyimpanan dan pemeliharaan bahan harus sesuai persyaratan pabrik yang


bersangkutan, dan atau sesuai dengan spesifikasi bahan tersebut.

14.5.1 Material harus disimpan sedemikian rupa untuk menjaga kualitasdan


kesesuai-annya untuk pekerjaan. Material harus diletakkan di atas permukaan
yang bersih, keras, dan bila diminta, harus ditutupi.
Material harus disimpan sedemikian rupa agar memudahkan pemeriksaan.
Benda-benda milik pribadi tidak boleh dipergunakan untuk penyimpanan tanpa
ijin tertulis dari pemiliknya.
14.5.2 Tempat penyimpanan barang harus dibersihkan (clearing) dan diratakan (leveling)
menurut petunjuk Konsultan Pengawas.
14.5.3 Bagian tengah tempat penyimpanan barang harus ditinggikan dan miring ke
samping sesuai dengan ketentuan, sehingga memberikan drainasi/pemutusan
dari kandungan air /cairan yang berlebihan. Material harus disusun sedemikian
rupa sehingga tidak menyebabkan pemisahan bahan (segregation), agar
timbunan tidak berbentuk kerucut, dan menjaga gradasi serta mengatur kadar
air. Penyimpanan agregat kasar harus ditimbun dan diangkat/dibongkar lapis
demi lapis dengan tebal lapisan tidak lebih dari satu meter. Tinggi tempat
penyimpanan tidak lebih dari limameter.

PASAL 15. PEMERIKSAAN BAHAN-BAHAN

15.1 Bahan-bahan yang didatangkan/diperkerjakan harus sesuai dengan contoh-contoh yang


telah disetujui Konsultan Pengawas seperti yang diatur dalam pasal 14 di atas.

15.2 Bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat-syarat atau kualitas jelek yang dinyatakan
afkir/ditolak oleh Konsultan Pengawas, harus segera dikeluarkan dari lapangan
bangunan selambat– lambatnya dalam tempo 3x24 jam dan tidak boleh dipergunakan.

15.3 Apabila sesudah bahan-bahan tersebut dinyatakan ditolak oleh Pengawas /Direksi
/Perencana dan ternyata masih dipergunakan oleh Pelaksana, maka Konsultan
Pengawas/Perencana berhak memerintahkan pembongkaran kembali kepada Kontraktor
yang mana segala kerugian yang diakibatkan oleh pembongkaran tersebut menjadi
tanggungan Kontraktor sepenuhnya disamping pihak Kontraktor tetap dikenakan denda
sebesar 1 o/oo (satu permil) dari harga borongan .

15.4 Jika terdapat perselisihan dalam pelaksanaan tentang pemeriksaan kualitas dari bahan-
bahan tersebut, maka Kontraktor harus dan memeriksakannya ke laboratorium balai
penelitian Bahan-bahan Pemerintah untuk diuji dan hasil pengujian tersebut disampaikan
kepada Pengawas/Direksi/Perenana secara tertulis. Segala biaya pemeriksaan
ditanggung oleh Kontraktor.

11
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

15.5 Sebelum ada kepastian dari Laboratorium tersebut diatas tentang baik atau tidaknya
kualitas dari bahan-bahan, Pelaksana tidak diperkenankan melanjutkan pekerjaan-
pekerjaan yang menggunakan bahan-bahan tersebut diatas .

15.6 Bila diminta oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor harus memberikan penjelasan
lengkap tertulis mengenai tempat asal diperolehnya material dan tempat pekerjaan yang
akan dilaksanakan .

PASAL 16. SUPPLIER DAN SUB KONTRAKTOR

16.1 Jika Kontraktor menunjuk supplier dan atau Kontraktor bawahan (Sub-Kontraktor)
didalam hal pengadaan material dan pemasangannya, maka Kontraktor wajib
memberitahukan terlebih dahulu kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan
persetujuan.

16.2 Kontraktor wajib mengadakan koordinasi pelaksanaan atas petunjuk Direksi Pekerjaan
dengan Kontraktor Bawahan atau Supplier bahan

16.3 Supplier wajib hadir mendampingi Direksi Pekerjaan di lapangan untuk pekerjaan
khusus dimana pelaksanaan dan pemasangan bahan tersebut perlu persyaratan khusus
sesuai instruksi pabrik.

PASAL 17. PEMBERSIHAN TEMPAT KERJA

17.1 Pekerjaan ini mencakup pembersihan, pembongkaran dan pembuangan serta


pembersihan puing-puing bekas kerja, kecuali benda-benda yang telah ditentukan harus
tetap ditempatnya atau harus dipindahkan sesuai dengan ketentuan pasal-pasal yang
lain dari spesifikasi ini. Pekerjaan ini mencakup juga perlindungan / penjagaan terhadap
benda-benda yang ditentukan harus tetap berada ditempatnya dari kerusakan atau cacat.

17.2 Konsultan Pengawas akan menetapkan batas-batas pekerjaan, dan menentukan semua
pohon, semak, tumbuhan dan benda-benda lain yang harus tetap berada ditempatnya.
Kontraktor harus menjaga semua jenis benda yang telah ditentukan harus tetap berada
ditempatnya.

17.3 Segala obyek yang berada di muka tanah dan semua pohon, tonggak, kayu busuk,
tunggul, akar, serpihan, sampah dan rintangan-rintangan lainnya yang muncul, yang
tidak diperuntukkan berada disana, harus dibersihkan dan dibongkar dan dibuang bila
perlu. Lubang-lubang akibat pembongkaran harus diurug dengan material yang
memadai dan dipadatkan sampai 90 % dari kepadatan kering maksimum sesuai AASHTO
T 99.

PASAL 18. DRAINASE / SALURAN

18.1 Pembuatan Drainase/ Saluran Tapak Sementara.


Dengan memepertimbangkan keadaan topografi/kontur tanah yang ada di tapak,
Kontraktor wajib memebuat saluran air sementara yang berfungsi untuk pembuangan air
yang ada untuk menjaga agar lahan kontruksi tetap kering. Arah aliran ditujukan ke
daerah permukaan yang terendah yang ada di tapak atau ke saluran yang ada di

12
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

lingkungan daerah pembangunan. Ketentuan tersebut harus dilaksanakan tanpa ada


pembayaran tambahan.

18.2 Lokasi Dan Perlindungan Utilitas.


18.3.1 Sebelum pelaksanaan pekerjaan kontruksi, Kontraktor/Pemborong harus
melakukan survey untuk mengetahui detail lokasi segala utilitas yang akan kena
pengaruh oleh pekerjaan. Hasil survey harus dicatat dalam format rencana sesuai
dengan petunjuk Konsultan Pengawas , dan patok permukaan (surface pegs)
pada tempat kerja yang menunjukan lokasi seluruh utilitas yang berada di bawah
tanah, harus sudah ditancapkan.
18.3.2. Bila Kontraktor akan melaksanakan pekerjaan sementara atau permanen pada
daerah sekitar utilitas itu, Kontraktor harus mempergunakan metoda kontruksi
yang memadai, menyediakan peralatan perlindungan semestinya, tanpa ada
pembayaran tambahan, dalam rangka mencegah kerusakan utilitas itu. Segala
kerusakan utilitas yang disebabkan langsung atau tidak langsung oleh pekerjaan
kontraktor dianggap sebagai tanggung jawab Kontraktor.

Pasal 19
PASAL 19. PENGUKURAN KONDISI TAPAK DAN PENENTUAN PEIL ± 0.00

19.1 PEKERJAAN PENGUKURAN KONDISI TAPAK


19.1.1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan melakukan koordinasi
dengan Direksi/Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana dalam
menentukan titik panduan dalam pengukuran.

19.1.2. Ketidakcocokan yang terjadi antar Gambar Kerja dan Keadaan yang sebenarnya
di Lapangan ,harus segera dilaporkan ke Konsultan Pengawas dan Perencana
untuk diminta keputusannya.

19.1.3. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudutnya dilakukan dengan alat-alat


waterpass/theodolit.

19.1.4. Pengukuran sudut siku-siku dengan prisma atau benang secara azas segitiga
phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang telah disetujui
oleh Konsultan Pengawas dan Perencana.

19.1.5. Sebagai keharusan dari Kontrak ini dan tanpa biaya tambahan, Kontraktor harus
menyediakan khusus untuk digunakan oleh Konsultan Pengawas segala peralatan,
instrument, personil, dan tenaga survey, dan lain-lain material yang mungkin
dibutuhkan dalam memeriksa pemasangan/pematokan (setting– out) atau untuk
pekerjaan-pekerjaan lain yang terkait. Personil dan peralatan survey harus
meliputi dan hanya terbatas pada:

a. Personil
 1 orang surveyor ahli
 1 orang pekerja surveyor

b. Peralatan pengukuran (survey)


 1 wild ROS Theodolit (360 derajat)
 1 wild TO Theodolit (360 derajat)
 2 wild NAK levels
 2 pita meteran baja dengan panjang 50 m
13
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

 2 steel measuring rod (4 m)


 5 target poles dengan tripod
 patok-patok survey, dan macam-macam alat yang diperlukan dalam survey.

Semua peralatan pengukuran harus disediakan lengkap (bila diminta) termasuk


tripod,dll.
Atas tanggungan biaya sendiri, Kontraktor harus mengadakan survey dan
pengukuran tambahan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan, seperti
patok kemiringan (slopes stakes), lay out dari jembatan dan gorong-gorong,
offset line,dan lain-lain. Kontraktor harus bertanggung jawab atas ketepatan
pengukuran dan survey yang dikerjakan oleh karyawannya. Setiap tanda yang
dibuat oleh Konsultan Pengawas ataupun oleh Kontraktor harus dijaga baik-baik,
bila terganggu atau rusak harus segera diperbaiki oleh Kontraktor atas
tanggungan biaya sendiri. Setiap jenis pekerjaan, dari bagian apapun, tidak boleh
dikerjakan sebelum persiapan (setting out) disetujui oleh pengawas.

19.1.6. Kontraktor harus mengajukan tiga salinan (copy) penampang melintang (cross
section) kepada Konsultan Pengawas yang akan mengesahan salah satu salinan
atau merevisinya, kemudian mengembalikannya kepada Kontraktor. Bila
Konsultan Pengawas perlu mengadakan perubahan/revisi, Kontraktor harus
mengajukan lagi salinan cross section untuk persetujuan tersebut di atas.
Cross section dari Kontraktor harus digambar di atas kertas kalkir untuk
memungkinkan reproduksi. Bila cross section itu akhirnya disetujui, maka
Kontraktor harus menyerahkan gambar kalkir asli dan tiga lembar hasil
reproduksinya kepada Pemimpin Proyek. Gambar cross section harus memakai
judul dan ukuran sesuai dengan yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas.

19.2 Pekerjaan Penentuan Peil ± 0.00


Pekerjaan penentuan peil ± 0.00 (finishing Arsitektur) adalah pengecekan kembali
permukaan lantai dasar bangunan seperti tertera dalam gambar kerja terhadap
bangunan rujukan (gedung PASCASARJANA di depan lokasi pembangunan). Selanjutnya
jika ada ketidaktepatan, tanda peil ± 0.00 yang sudah tertera di semua kolom lantai satu
harus diperbaiki dan sebelumnya harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.

PASAL 20. PEMASANGAN PATOK UKUR DAN PAPAN BANGUNAN (BOUWPLANK)

20.1 Patok Ukur


20.1.1. Kontraktor harus membuat patok-patok untuk membentuk garis-garis sesuai
dengan gambar, dan harus memperoleh persetujuan Konsultan Pengawas
sebelum memulai pekerjaan. Bila diangggap perlu Konsulata Pengawas dapat
merevisi garis-garis/ kemiringan dan meminta Kontraktor untuk membetulkan
patok-patok. Kontraktor harus mengajukan pemberitahuan mengenai rencana
pematokan atau penentuan permukaan (level) dari bagian pekerjaan tertentu,
tidak kurang dari 48 jam, agar susunan patok itu dapat diperiksa. Kontraktor
harus membuat pengukuran atas pekerjaan pematokan dan Konsultan Pengawas
akan memeriksa pengukuran itu.

20.1.2. Jika dibutuhkan dapat dibuat patok ukur yang terbuat dari beton bertulang
secukupnya, berpenampang 15 x15 cm, tertancap kuat ke dalam tanah sedalam
100 cm dengan bagian yang muncul di atas muka tanah cukup untuk memberi
indikasi peil +/- 0.00 sesuai gambar kerja, dan di atasnya ditambah pipa besi
untuk mencantumkan patokan ketinggian di atas peil +/- 0.00.

14
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

20.1.3. Indikasi selanjutnya selain tersebut di atas agar dicantumkan pada patok ukur
sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.

20.1.4. Pada dasarnya, patok ukur ini dibutuhkan sesuai patokan ketinggian atau peil
permukaan yang ada dan tercantum dalam Gambar kerja.
20.1.5. Jumlah patok ukur yang harus dibuat oleh Kontraktor minimal 2 buah, dan lokasi
penanamannya sesuai petunjuk dan persetujuan Konsultan Pengawas;
sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu atau tergangggu selama
pelaksanaan pembangunan berlangsung.

20.1.6. Patok ukur adalah permanen, tidak dapat diubah, harus diberi tanda yang jelas,
dan dijaga keutuhannya sampai pelaksanaan pembangunan selesai dan ada
instruksi dari Konsultan Pengawas untuk dibongkar.

20.2 Papan Bangunan (“Bouwplank”)


20.1.7. Papan bangunan (bouwplank) dibuat dari kayu Borneo dengan ukuran tebal 3
cm dan lebar 15 cm, lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya.

20.1.8. Papan bangunan dipasang pada kotak kayu 5/7 yang jarak satu sama lainnya
adalah 1.50 m, tertancap di tanah sehingga tidak dapat digerak-gerakkan atau
diubah .

20.1.9. Papan bangunan dipasang sejarak 2.00 m dari as pondasi terluar atau sesuai
dengan keadaan setempat.

20.1.10. Tinggi sisi atas papan bangunan harus sama dengan lainnya dan atau rata
waterpass, kecuali dikehendaki lain oleh Konsultan Pengawas.

20.1.11. Setelah selesai pemasangan papan bangunan, Kontraktor harus melaporkan


kepada Konsultan Pengawas umtuk mendapat persetujuan .

20.1.12. Kontraktor harus menjaga dan memelihara keutuhan dan ketepatan letak
papan bangunan ini sampai tidak diperlukan lagi .

PASAL 21. PEMERIKSAAN HASIL PEKERJAAN

21.1 Ijin Memasuki Tempat Kerja.


Direksi dan Konsultan Pengawas atau setiap petugas yang diberi kuasa olehnya, setiap
waktu dapat memasuki tempat pekerjaan, atau semua bengkel dan tempat-tampatnya
dimana pekerjaan sedang dikerjakan / dipersiapkan atau dimana bahan/barang dibuat.
Kontraktor harus memberi fasilitas dan membantu untuk memasuki tempat tempat
tersebut.

21.2 Pemeriksaan Pekerjaan


21.2.1. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan Kontraktor, tetapi
karena bahan/material ataupun komponen jadi, maupun mutu pekerjaannya
sendiri ditolak oleh Konsultan Pengawas/Direksi harus segera dihentikan &
selanjutnya dibongkar atas biaya Kontraktor dalam waktu yang ditetapkan oleh
Konsultan Pengawas/Direksi.

21.2.2. Tidak ada pekerjaan yang boleh ditutup atau menjadi tidak terlihat sebelum
mendapatkan persetujuan pengawas dan pemborong harus memberikan

15
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

kesempatan sepenuhnya kepada pengawas ahli untuk memeriksa dan mengukur


pekerjaan yang akan ditutup dan tidak terlihat.

21.2.3. Kontraktor harus melaporkan kepada pengawas kapan setiap pekerjaan sudah
siap atau diperkirakan akan siap diperiksa dan pengawas tidak boleh menunda
waktu pemeriksaan, kecuali apabila pengawas memberikan petunjuk tertulis
kepada Kontraktor apa yang harus dilakukan .

21.2.4. Bila permohonan pemerikasaan pekerjaan itu dalam waktu 2 x 24 jam (dihitung
dari jam diterimanya surat permohonan pemeriksaan, tidak terhitung hari libur
/hari Raya.) tidak dipenuhi/ditanggapi oleh Konsultan Pengawas/Direksi, maka
Kontraktor meneruskan pekerjaannya dan bagian yang seharusnya diperiksa
dianggap telah disetujui oleh Konsultan Pengawas/Direksi.

21.2.5. Bila Kontraktor melalaikan perintah, Konsultan Pengawas/Direksi berhak


menyuruh membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk
diperbaiki.

21.2.6. Biaya pembongkaran dan pemasangan/perbaikan kembali menjadi tanggungan


Kontraktor, tidak dapat di “klaim” sebagai biaya pekerjaan tambah maupun
alasan untuk perpanjangan waktu pelaksanaan.

21.3 Kemajuan Pekerjaan


21.3.1. Seluruh bahan, peralatan kontruksi dan tenaga kerja yang harus disediakan oleh
Kontraktor demikian pula metode/cara pelaksanaan pekerjaan harus
diselenggarakan sedemikian rupa, sehingga diterima oleh Konsultan Pengawas.

21.3.2. Apabila laju kemajuan pekerjaan atau bagian pekerjaan pada suatu waktu
menurut penilaian Konsultan Pengawas telah terlambat, untuk menjamin
penyelesaian pada waktu yang telah ditentukan atau pada waktu yang
diperpanjang, maka pengawas harus memberikan petunjuk secara tertulis
langkah-langkah yang perlu diambil guna melancarkan laju pekerjaan sehingga
pekerjaan dapat diselesaikan pada waktu yang telah ditentukan.

21.4 Perintah Untuk Pelaksanaan (Foreman)


Bila Kontraktor atau petugas lapangannya tidak berada di tempat kerja di mana
Konsultan Pengawas bermaksud untuk memberikan petunjukatau perintah, maka
petunjuk atau perintah itu harus dituruti dan dilaksanakan oleh semua petugas Pelaksana
atau petugas yang ditunjuk oleh Kontraktor untuk menangani pekerjaan itu.

21.5 Toleransi.
Seluruh pekerjaan yang dilaksanakan dalam kontrak ini harus dikerjakan sesuai dengan
toleransi yang diberikan dalam Spesifikasi, dan toleransi lainnya yang ditetapkan pada
bagian lainnya.

16
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

BAB II
SYARAT – SYARAT PEKERJAAN PEMBONGKARAN
DAN PEKERJAAN TANAH

PASAL 1. U M U M

1.1 Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan Tenaga, bahan-bahan, peralatan dan alat
bantu lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini, yaitu tidak terbatas
pada:
- Pekerjaan pembongkaran dan pembersihan sebelum pelaksanaan.
- Pekerjaan perlindungan instalasi ‘existing’.
- Pekerjaan galian , pengurungan , pemadatan dan perataan tanah.
- Pekerjaan perbaikan kembali.

1.2 Persiapan Pelaksanaan.


- Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus mempelajari dengan seksama
Gambar Kerja. Kontraktor harus sudah memperhitungkan segala kondisi di Lapangan
yang meliputi dan tidak terbatas pada bangunan existing, trench, saluran drainase,
pipa-pipa, instalasi existing lainnya, tiang dan penangkal petir.

- Kontraktor harus mengamankan/melindungi hasil paket pekerjaan sebelumnya


maupun yang sedang berjalan, bahan/komponen/instalasi yang dipertahankan, agar
tidak rusak atau cacat.

- Rencana pengamanan, baik berupa penyangga, atau konstruksi khusus sebagai


penahan atau pelindung bagian yang tidak dibongkar, harus dilaporkan kepada
Konsultan Pengawas terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan.

PASAL 2. PEKERJAAN TANAH

Pekerjaan tanah adalah pekerjaan pembuatan lubang/galian di tanah dan termasuk


pengurungan/pemadatan tanah kembali yang diperlukan untuk :
- Pondasi
- Saluran dan Trench
- Galian lain seperti yang ditunjukkan dalam gambar kerja atau oleh Konsultan Pengawas

2.1 Macam Galian


Penggalian dibagi dalam macam-macam jenis yaitu :
a. Galian tanah biasa
Galian tanah biasa harus mencangkup semua galian yang bukan galian batu, galian
kontruksi atau galian material dan bahan baku lainnya.
b. Galian batu
Galian batu terdiri dari pekerjaan menggali/mambongkar batu-batuan pada daerah
galian yang menurut pendapat Konsultan Pengawas harus dilakukan pembongkaran .
c. Galian konstruksi/obstacle
Semua galian, selain dari galian tanah dan galian batu dalam batas pekerjaan yang
disebut dalam Spesifikasi ini atau tercantum dalam Gambar Rencana. Semua galian
yang disebut sebagai galian Konstruksi/Obstacle terdiri dari galian lantai bangunan,
galian pondasi bangunan existing, galian perkerasan jalan/halaman, galian pipa/kabel

17
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

listrik, pipa gas, saluran-saluran serta konstruksi-konstruksi lainnya, selain yang


disebutkan pada Spesifikasi ini.

Semua pekerjaan galian harus dikerjakan sesuai dengan spesifikasinya untuk ketiga
macam galian tersebut diatas. Syarat-syarat kerja yang menyangkut bidang lain,
mengikuti ketentuan-ketentuan letak, peil, dan dimensi yang dicantumkan dalam
Gambar Rencana atau petunjuk Konsultan Pengawas.

2.2 Pekerjaan galian ini baru boleh dilaksanakan setelah papan patok Ukur terpasang lengkap
dengan penandaan sumbu, ketinggian dan bentuk telah diperiksa serta disetujui oleh
Konsultan Pengawas.

2.3 Urutan penggalian harus diatur sedemikian rupa dengan mengikuti petunjuk-petunjuk
Konsultan Pengawas sehingga tidak menimbulkan gangguan pada lingkungan Tapak atau
menyebabkan timbulnya genangan air untuk waktu lebih dari 24 jam.

2.4 Jika pada galian terdapat akar kayu, kotoran dan bagian tanah yang tidak padat atau
longgar maka bagian ini harus dikeluarkan seluruhnya, kemudian lubang yang terjadi
harus ditutup urugan pasir yang dipadatkan dan disirami air setiap ketebalan 5 cm lapis
demi lapis sampai jenuh sehingga mencapai ketinggian yang diinginkan. Biaya untuk
pekerjaan ini menjadi tanggung jawab Kontraktor tidak dapat di Klaim sebagai pekerjaan
tambah.

2.5 Bila pada galian terdapat instalasi existing, Kontraktor harus mengikuti prosedur seperti
terurai dalam butir 3.1 s/d 3.3.

2.6 Bila Kontraktor melakukan penggalian yang melebihi kedalaman yang ditentukan dalam
Gambar Kerja, maka Kontraktor wajib untuk menutupi kelebihan tersebut dengan urugan
pasir yang dipadatkan dan disirami air setiap ketebalan 5 cm lapis demi lapis sampai
jenuh sehingga mencapai ketinggian yang diinginkan. Biaya pekerjaan ini tanggung jawab
kontraktor tidak dapat di claim sebagai pekerjaan tambah.

2.7 Dasar galian harus dikerjakan dengan teliti, datar sesuai dengan gambar kerja dan harus
dibersihkan dari segala macam kotoran.

2.8 Galian pondasi harus dilakukan sesuai dengan lebar lantai kerja pondasi atau seperti
tercantum dalam Gambar Kerja, dengan penampang Lereng Galian Kiri dan Kanan
dimiringkan 10’ ke arah luar pondasi dan sumbu, ketinggian serta bentuk selesai sesuai
Gambar kerja, diperiksa serta disetujui Konsultan Pengawas.

2.9 Kelebihan Tanah Galian harus dibuang keluar dari dalam Tapak Kontruksi.Area antara
Papan patok ukur dengan galian harus bebas dari timbunan tanah

2.10 Kelebihan Tanah Galian harus dibuang keluar dari dalam Tapak Kontruksi. Area antara
Papan patok ukur dengan galian harus bebas dari timbunan tanah.

2.11 Khusus untuk Galian Reservoir


Selain mengikuti persyaratan pelaksanaan seperti terurai di atas, Kontraktor harus
membuat lubang pada salah satu sudut dasar galian dan di keempat sisi dasar galian
dibuat semacam Parit dengan kemiringan ke lubang tersebut. Tujuannya adalah untuk
menampung air tanah, sehingga memudahkan penyedotan air tanah.

2.12 Untuk menjaga lereng-lereng lubang galian agar tidak longsor atau runtuh , maka apabila
dianggap perlu oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor harus memasang kontruksi
penahan/casing sementara dari bahan seng Gelombang BjLS 50 atau setara atau dari
18
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

papan-papan tebal 3 cm diperkuat dengan kayu-kayu dolken, minimal diameter 8 cm


sehingga kontruksi tersebut dapat menjamin kesetabilan Lereng.
2.13 Apabila dan atau karena permukaan air tanah tinggi, Kontraktor harus menyediakan
Pompa air secukupnya untuk mengeringkan Air yang menggenang Galian.
Diisyaratkan bahwa seluruh permukaan Galian, terutama Lantai Galian, harus kering
untuk pekerjaan – pekerjaan selanjutnya, khususnya untuk pekerjaan:
- Pondasi batu kali dan Sloof beton bertulang
- Pondasi plat beton & Sloof beton bertulang
- Ground Reservoir
- Pengurungan dan pemadatan.
2.14 Biaya untuk lingkup yang terurai pada butir 4.12 dan 4.13 diatas ditanggung oleh
Kontraktor, tidak dapat diclaim sebagai pekerjaan tambah.

PASAL 3. GALIAN STRUKTUR

3.1 LINGKUP PEKERJAAN


3.1.1. Galian struktur merupakan penggalian tanah untuk bangunan struktur, sesuai
dengan batasan pekerjaan sebagaimana dijelaskan di sini atau sebagaimana
tampak pada gambar.
Pekerjaan galian yang dijelaskan dengan pasal-pasal lain dalam spesifikasi ini
tidaklah digolongkan sebagai galian stuktur.

3.1.2. Galian struktur disini tidak dibatasi hanya pada galian struktur pondasi, tapi
termasuk pekerjaan galian untuk poer, sloof dan lantai.

3.1.3. Pekerjaan galian ini mencakup pengurugan kembali dengan material yang
disetujui oleh Konsultan Pengawas, berikut pembuangan bahan-bahan sisa, dan
semua bahan dan peralatan lainnya untuk menghindarkan galian dari genangan
air tanah dan air permukaan.

3.1.4. Penyediaan tenaga kerja, bahan, fasilitas pelaksanaan dan kebutuhan –


kebutuhan lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan tanah yang
sesuai dengan gambar-gambar dan spesifikasi.

3.2. PERSYARATAN PEKERJAAN.

3.2.1 Tata Letak


Kontraktor bertanggung jawab atas tata letak yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan. Sebelum penataan, Kontraktor harus menyerahkan
rencana tata letak untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
Bench Mark yang bersifat tetap maupun sementara harus dijaga dari
kemungkinan gangguan atau pemindahan.

3.2.2 Pengawasan
Selama pelaksanaan pekerjaan tanah ini, Kontraktor harus diwakili oleh seorang
pengawas ahli yang sudah berpengalaman dalam bidang pekerjaan
penggalian/pengurugan, yang mengetahui semua aspek pekerjaan yang harus
dilaksanakan sesuai kontrak.

3.2.3 Pekerjaan Pembersihan dan Pembongkaran


a. Semua benda di permukaan seperti pohon, akar, dan tonjolan, serat
rintangan dan lain-lain yang berada didalam batas daerah pembangunan

19
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

yang tercantum dalam gambar, harus dibersihkan dan atau dibongkar kecuali
untuk hal-hal di bawah ini :
b. Sisa-sisa pohon yang tidak mengganggu & akar-akar serta benda-benda yang
tidak mudah rusak, yang letaknya minimal 1 meter di bawah dasar poer.
c. Pembongkaran tiang-tiang, saluran-saluran dan selokan-selokan hanya
sedalam yang diperlukan dalam penggalian di tempat tersebut.
d. Kecuali pada tempat-tempat yang harus digali, lubang-lubang bekas
pepohonan dan lubang-lubang lain, harus diurug kembali dengan bahan-
bahan yang baik dan dipadatkan.
e. Kontraktor bertanggung jawab untuk membuang sendiri tanaman-tanaman
dan puing-puing ke tempat yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
f. Kontraktor harus melestarikan semua benda-benda yang ditentukan tetap
berada pada tempatnya.
g. Obstacle
 Kriteria obstacle adalah berupa kontruksi beton, pasangan batu kali,
pasangan dinding tembok, besi-besi tua dan lain-lain bekas kontruksi
bangunan lama, yang cara pembongkarannya memerlukan metoda
khusus dengan menggunakan peralatan yang lebih khusus pula (misalnya
beton breaker, compressor, mesin potong) dibanding dengan peralatan
yang digunakan pada pekerjaan galian tanah.
 Semua brankal dan kotoran dari bekas pembongkaran kontruksi existing
harus segera dikeluarakan dari tapak dan di buang ke tempat yang
ditentukan oleh Direksi. Semua peraltan yang diperlukan pada paket
pekerjaan ini harus tersedia di lapangan dalam keadaan siap pakai.
 Batasan pembongkaran obstacle adalah sebagai berikut:
- Pada daerah titik galian pondasi sampai mencapai kedalaman yang
masih memungkinkan , obstacle tersebut bias dibongkar /digali sesuai
dengan kondisi dan sifat tanah pada daerah tersebut.
- Pada jalur yang akan dibuat poer dan sloof mulai dari permukaan tanah
existing sampai dengan di bawah permukaan dasar urugan pasir dari
kontruksi beton poer dan sloof.
h. Pembuangan Humus
 Sebelum mulai pekerjaan penggalian,lapisan humus dan rumput harus
dibersihkan, harus bebas dari siasa-sisa tanah bawah(subsoil), bekas-
bekas pohon, akar-akar, batu-batuan, semak-semak atau bahan –bahan
lain.
 Humus yang didapat dari pengupasan tersebut harus dibuang ke tempat
yang sudah ditentukan oleh Direksi.

3.3 PENGGALIAN
3.3.1. Sebelum memulai pekerjaan galian, kontraktor harus :
 Dengan inisiatif sendiri mengambil tindakan untuk mengatur drainase
alamiah dari yang mengalir pada permukaan tanah, untuk mencegah galian
tergenang air.
 Memeriksa segala pembongkaran dan pembersihan di tempat itu sudah
dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi ini.
 Memberitahu Konsultan Pengawas sebelum memulai suatu galian apapun,
agar elevasi penampang melintang dan pengukur dapat diketahui dan
dilakukan pada tanah yang belum terganggu. Tanah yang berdekatan dengan
stuktur tidak boleh diganggu tanpa izin Konsultan Pengawas.

3.3.2. Parit-parit atau galian pondasi untuk struktur atau alas stukruktur harus
mempunyai ukuran yang cukup sehingga memungkinkan peletakan atau alas
pondasi sesuai dengan ukurannya. Bagian-bagian dinding/sisi parit harus selalu

20
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

ditopang. Elevasi dasar alas sebagaimana tampak pada gambar merupakan


perkiran, sehingga secara tertulis Konsultan Pengawas dapat memerintahkan
perubahan ukuran dan elevasi jika diperlukan untuk menjamin pondasi yang
kokoh.

3.3.3. Penggunaan mesin untuk penggalian diperbolehkan, kecuali untuk tempat-


tempat dimana penggunaan mesin-mesin tersebut dapat merusak benda-benda
yang berada didekatnya, bangunan-bangunan ataupun pekerjaan yang telah
rampung. Dalam hal ini metoda pekerjaan dengan tangan yang harus
dilaksanakan.

3.3.4. Bila diperlukan Kontraktor harus membuat turap sementara yang cukup kuat
untuk menahan lereng-lereng tanah galian sehingga lereng-lereng galian
tersebut tidak ambruk, dan agar tidak mengganggu pekerjaan.
Turap sementara tersebut harus dapat menjaga bangunan-bangunan yang
berada didekat lereng galian, tetap stabil.

3.3.5. Apabila terjadi kerusakan bangunan (roboh) yang diakibatkan oleh pekerjaan
galian, maka Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap kerusakan
bangunan tersebut & harus menggantinya atas biaya Kontraktor.

3.3.6. Kontraktor harus melakukan perlindungan & perawatan yang cukup untuk
bagian-bagian pekerjaan diatas maupun dibawah tanah, drainase, saluran-
saluran pembuangan & rintangan–rintangan yang dihadapi dalam pelaksanaan
pekerjaan. Semua biaya yang ditimbulkan menjadi tanggung jawab Kontraktor.

3.3.7. Kemiringan galian harus dibuat minimal dengan perbandingan 1 horizontal


dengan 1 vertikal, kecuali diperlihatkan lain dalam gambar.

3.3.8. Batu-batu, kayu-kayu dan bahan lain dalam lubang galian yang tak berguna
harus dibuang dan tidak boleh digunakan untuk pengurugan .

3.3.9. Setiap kali galian selesai dikerjakan, Kontraktor harus memberitahu Konsultan
Pengawas mengenai hal itu dan pembuatan Lapisan Sirtu, Lantai Kerja atau
penempatan material apapun tidak boleh dilakukan sebelum Konsultan
Pengawas menyetujui kedalaman pondasi dan karakter tanah dasar pondasi.

3.3.10. Bila tanah dasar pondasi lembek, berlumpur, atau tidak memenuhi syarat, maka
bila diperintahkan Konsultan Pengawas, Kontraktor harus menggantinya dengan
material berbutir/kerikil sebagaimana diisyaratkan pada RKS ini.
Material pengganti tersebut harus diurug dan dipadatkan lapis demi lapis
dengan tebal tiap lapis 15 cm, sampai mencapai elevasi dasar pondasi dengan
kepadatan sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.

3.3.11. Kepadatan tanah dasar harus mencapai CBR 3 %. Bila menurut Konsultan
Pengawas, tanah dasar pondasi tidak memenuhi syarat semata-mata karena
kesalahan Kontraktor dalam mengerjakan kewajibannya, maka Kontraktor
harus :
 Membuang & mengganti tanah dasar atas tanggungan biaya sendiri,atau
 Menangguhkan pekerjaan galian itu sampai kondisi tanah dasar pondasi
tersebut memenuhi syarat.

3.3.12. Semua material hasi galian, bila memenuhi syarat, harus dimanfaatkan sebagi
urugan atau timbunan, dan bila ternyata berlebihan harus dibuang.

21
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

3.4 Air Tanah

3.4.1 Bila air tanah muncul ketika sedang dilakukan galian struktur, maka Kontraktor
harus segera mengambil langkah-langkah untuk mencegah air menggenang
galian dan alas struktur.

3.4.2 Bila galian terjadi pada tanah yang mengandung air permukaan, maka air ini
tidak dianggap sebagai air tanah dan merupakan kewajiban Kontraktor untuk
menanggulanginya sesuai spesifikasi ini, sehingga tidak akan ada tambahan
pembayaran. Penilaian pakah air itu merupakan air permukaan atau air tanah
mutlak wewenag Konsultan Pengawas. Jika air dapat dihalangi memasuki galian
dengan menggunakan cofferdam terbuka, maka air ini tidak dinilai sebagai air
tanah.

3.4.3 Bila tinggi muka air di atas elevasi dasar galian, maka harus digunakan cofferdam
yang kedap air. Bila diminta, Kontraktor harus menunjukkan gambar mengenai
metoda pembuatan cofferdam atau palung untuk pembuatan pondasi, secara
umum, harus dibuat di bawah dasar alas pondasi dan dibuat sedapat mungkin
kedap air.

Umumnya, dimensi interior cofferdam itu harus sedemikian rupa sehingga


memberikan cukup kebebasan untuk pembuatan acuan (form) dan pemeriksaan,
dan memudahkan proses pemompaan air keluar.

Bila menurut Konsultan Pengawas, keadaan tidak memungkinkan untuk


mengeringkan galian sebelum membuat alas pondasi, Konsultan Pengawas dapat
memerintahkan pembuatan lapisan beton penutup dengan ukuran tertentu, dan
lapisan tersebut harus diletakkan sebagaimana tampak pada gambar atau
mengikuti petunjuk Konsultan Pengawas.
Lalu galian harus dikeringkan dan alas pondasi diletakkan.

Bila digunakan palung berbeban, dan beban tersebut dipakai untuk


menanggulangi tekanan hidrostatik yang bekerja terhadap dasar lapisan penutup,
maka harus digunakan penyemat (jangkar) khusus untuk mentransfer seluruh
berat palung terhadap lapisan pondasi.
Bila lapisan pondasi penutup dibuat di bawah air, maka cofferdam harus dibuat
pada muka air yang rendah.

Cofferdam dibuat untuk melindungi beton dari kerusakan karena naiknya muka
air dan dari erosi. Di dalam cofferdam atau palung tak boleh ditinggalkan kayu-
kayuan dan lain-lain tanpa izin Konsultan Pengawas.

Bila pekerjaan memompa air diijinkan dilakukan dari bagian pondasi, maka harus
dicegah agar jangan ada bahan beton ikut terbawa keluar.
Setiap pekerjaan memompa yang dibutuhkan selama perletakkan beton, atau
selama waktu sekurang-kurangnya 24 jam sesudahnya harus menggunakan
pompa yang sesuai dan air diletakkan di luar acuan beton.

Pemompaan air untuk mengeringkan ini tidak boleh dikerjakan sebelum lapisan
cukup keras dan kuat untuk melawan tekanan hidrostatik.
Kecuali bila tidak ditentukan lain, cofferdam atau palung dengan segala
pelengkapnya, harus dibongkar oleh Kontraktor segera setelah selesai pekerjaan
sub-struktur. Pemindahannya harus sedemikian rupa sehingga tidak merusak
pekerjaan yang telah diselesaikan.

22
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

3.4.4 Pemeliharaan Saluran.


Jika tak diijinkan, penggalian tak boleh dikerjakan di luar caisson, palung,
cofferdam, atau sheet piling, dan saluran air yang berdekatan dengan pondasi
tidak boleh terganggu tanpa ijin Konsultan Pengawas.
Jika ada pekerjaan galian/pengerukan yang dilakukan sebelum caisson ; palung
dan cofferdam terpasang pada tempatnya, maka setelah selesai pembuatan
dasar pondasi, Kontraktor harus mengurug kembali galian-galian itu sesuai
kembali dengan muka tanah semula, dengan memakai bahan yang telah disetujui
oleh Konsultan Pengawas. Bahan yang tertinggal pada daerah aliran air akibat
dari pembuatan pondasi atau galian lainnya harus dibuang agar saluran itu bersih
dari segala macam halangan.

PASAL 4. URUGAN DAN PEMADATAN

4.1 PEKERJAAN URUGAN


Pekerjaan pengurugan dan pemadatan tanah ini untuk :
- Semua Galian sampai permukaan yang ditentukan dengan kepadatan CBR 4 atau
sesuai Gambar kerja.
- Semua tanah lantai bangunan sampai permukaan yang ditentukan dengan kepadatan
CBR 4 atau sesuai gambar kerja.

4.2 BAHAN URUGAN


- Bahan urugan yang dipakai adalah tanah merah / pasir urug darat yang memenuhi
persyaratan sebagai bahan urugan.
- Tanah bekas galian pada umumnya tidak boleh dipakai lagi untuk bahan urugan ,
kecuali apabila tanah tersebut memenuhi persyaratn sebagai bahan urugan dan
mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.
- Sumber bahan urugan ini harus mempunyai jumlah yang cukup untuk menjamin
penyediaan bahan urugan yang bias mencukupi kebutuhan seluruh proyek.
- Semua bahan urugan, harus mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas, baik
mengenai kualitas bahan maupun sumber bahan itu sendiri sebelum dibawa atau
digunakan di dalam lokasi pekerjaan.
- Bahan urugan yang mengandung tanah organis, akar-akaran, sampah, dan lain-lain ,
tidak boleh digunakan untuk urugan. Bahan-bahan seperti ini harus dipindahkan dan
ditempatkan pada daerah pembuangan yang disetujui atau ditunjuk oleh Konsultan
Pengawas.
- Daerah yang akan diurug harus dibersihkan dari humus dengan cara stripping setebal
30 cm.
- Bahan-bahan urugan yang sudah ditempatkan dilokasi pengurugan tetapi tidak
memenuhi standar, harus dibuang dan diganti oleh Kontraktor atas biaya sendiri.

4.3 PENGURUGAN

- Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, seluruh area pembangunan harus sudah bersih
dari humus, akar tanaman, benda-benda organis, sisa bongkaran dan bahan lain
yang dapat mengurangi kualitas pekerjaan ini.

- Urugan harus bebas dari segala bahan yang dapat membusuk, sisa bongkaran, dan
atau yang dapat mempengaruhi kepadatan urugan.
Tanah urugan dapat diambil dari bekas galian atau tanah yang didatangkan dari luar
yang tidak mengandung bahan-bahan seperti tersebut diatas dan telah disetujui
Konsultan Pengawas.

23
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

- Penghamparan tanah urugan dilakukan lapis demi lapis langsung dipadatkan sampai
mencapai permukaan peil yang diinginkan.
Ketebalan pelapis setelah dipadatkan tidak boleh melebihi 15 cm atau 20 cm. Setiap
kali penghamparan harus mendapat persetujuan dari konsultan pengawas yang
menyatakan bahwa lapisan di bawahnya telah memenuhi kepadatan yang
diisyaratkan dan seluruh prosedur pemadatan ini harus ditulis dalam berita acara
yang disetujui Konsultan Pengawas.
 Lapisan tanah lunak ( Lumpur ) yang ada harus dihilangkan dengan dikeruk,
sebelum pekerjaan pengurugan dimulai.
 Pemampatan dan pemadatan harus dilakukan sesuai dengan artikel yang
bersangkutan di bawah ini dalam bab ini.
 Tidak boleh dilakukan pengurugan atau pemadatan selama hujan deras. Jika
permukaan lapisan yang sudah dipadatkan tergenangair, Kontraktor harus
membuat alur-alur pada bagian teratas untuk mengeringkannya sampai
mencapai kadar air yang benar dan dipadatkan kembali.
 Ketinggian pengurugan setelah dipadatkan harus mencapai elevasi sesuai yang
tercantum didalam gambar kerja.
- Pengurugan untuk halaman yang tidak dibangun, jalan dan pengerasan ,tidak perlu
dipadatkan dengan mesin cukup ditrimbis dengan tangan.

4.4. PEMADATAN

4.4.1. Sebelum pelaksanaan pemadatan, seluruh area pembangunan harus dikeringkan


terlebih dahulu.

4.4.2. Kontraktor harus bertanggung jawab atas ketepatan penempatan dan pemadatan
bahn-bahan urugan dan juga memperbaiki kekurangan-kekurangan akibat
pemadatan yang tidak cukup.

4.4.3. Kontraktor harus menetukan jenis & berat dari alat yang paling sesuai untuk
pemadatan bahan urugan yang ada. Alat-alat pemadatan ini harus mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas.

4.4.4 Pemadatan tanah harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan tiap lapisan
maksimum 30 cm dan dipadatkan sampai mencapai paling sedikit 90 %
(modifield proctor) dari kepadatan sampai kering maksimum seperti yang tertera
dalam AASHTO T99.

4.4.5 Pelaksanaan pemadatan harus dilakukan dalam cuaca baik. Apabila hujan,
pemadatan harus dihentikan. Selama pekerjaan ini, kadar air harus dijaga agar
tidak lebih besar dari 2% kadar air optimum.

4.4.6 Kontraktor diwajibkan melakukan test kepadatan tanah apabila diminta oleh
Direksi/Pengawas sebanyak titik yang ditentukan oleh Pengawas yang harus
disaksikan oleh Pengawas dan dibuatkan laporan tertulis untuk tiap titik meliputi
area 150 m2.

4.5 PEKERJAAN PERATAAN TANAH


Bila terdapat bagian-bagian yang lebih tinggi dari permukaan tanah yang direncanakan ,
perataan pada bagian ini harus dilakukan sedemikian rupa sehingga kelebihan tanah
tersebut dapat diangkut ke tempat lain yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas.

24
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

BAB III
SYARAT-SYARAT TEKNIS
PEKERJAAN STRUKTUR

PASAL 1. PEKERJAAN STRUKTUR BETON

1.1 PERSYARATAN MUTU

1.1.1 Mutu Beton


Beton yang dipergunakan untuk seluruh struktur banguanan ini harus mempunyai
mutu karakteristik minimal, sebagai berikut :
 Pondasi : K-400
 Sloof Kolom dan Balok : K-300
 Pelat Lantai atap : K-300
 Adukan Beton
Adukan beton yang dipergunakan untuk seluruh Struktur ini harus Beton
Readymix, kecuali ada pertimbangan lain pada bagian-bagian tertentu dapat
menggunakan beton Konvensional yang sebelumnya sudah mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas.
 Lantai Kerja
Seluruh beton untuk lantai kerja adalah beton rabat dengan campuran 1 pc :
3ps : 5kr.

1.1.2 Mutu baja tulangan


Mutu baja tulangan yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini adalah
sebagai berikut :
 Mutu baja tulangan s/d diameter 12mm adalah BJTP U -24
 Mutu baja tulangan diameter 13mm ke atas (diameter luar) adalah BJTD U-
32( BESI ULIR ).

1.2 PERSYARATAN BAHAN BETON

1.2.1 S e m e n
a. Semua semen harus cement Portland yang disesuaikan dengan persyaratan
dalam peraturan Cement Indonesia NI- 8 atau ASTM C-150 type 1atau type
standart Inggris BS .

b. Mutu semen yang memenuhi syarat dan dapat dipakai adalah GRESIK, TIGA
RODA, dan KUJANG serta memenuhi NI-8. Pemilihan salah satu merk semen
adalah mengikat dan dipakai untuk seluruh pekerjaan.

c. Pemeriksaan
Direksi dapat memeriksa semen yang disimpan dalam gudang pada setiap
waktu sebelum dipergunakan. Kontraktor harus bersedia untuk memeberi
bantuan yang dibutuhkan oleh Direksi untuk pengambilan contoh-contoh
tersebut. Semen yang tidak dapat diterima sesuai pemeriksaan oleh Direksi,
harus tidak dipergunakan atau diafkir. Jika semen yang dinyatakan tidak
memuaskan tersebut dipergunakan untuk beton, maka Direksi dapat
memerintah untuk membongkar beton tersebut dan diganti dengan memakai

25
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

semen yang telah disetujui atas beban Kontraktor. Kontraktor harus


menyediakan semua semen dan beton yang dibutuhkan untuk pemeriksaan
atas biaya kontraktor.

d. Tempat Penyimpanan.
 Kontraktor harus menyediakan tempat penyimpanan yang sesuai untuk
semen, dan setiap saat harus terlindungi dengan cermat terhadap
kelembaban udara. Tempat penyimpanan tersebut juga harus sedemikian
rupa agar memudahkan waktu pengambilan.

 Gudang penyimpanan harus berlantai kuat dibuat denan jarak minimal 30


cm dari tanah, harus cukup besar untuk dapat memuat semen dalam
jumlah cukup besar sehingga kelambatan/kemacetan dalam pekerjaan
dapat dicegah dan harus mempunyai ruang lantai yang cukup untuk
menyimpan tiap muatan truk semen secara terpisah-pisah dan
menyediakan jalan yang mudah untuk mengambil contoh, menghitung sak-
sak dan memindahkanya. Semen dalam sak tidak boleh ditumpuk lebih
tinggi dari 2 meter.

 Untuk mencegah semen dalam sak disimpan terlalu lama sesudah


penerimaan, Kontraktor hendaknya memepergunakan semen menurut
urutan kronologis yang diterima ditempat kerja. Tiap kiriman semen harus
disimpan sedemikian sedemikian sehingga mudah dibedakan dari kiriman
lainnya. Semua sak kosong harus disimpan dengan rapih dan diberi tanda
yang telah disetujui oleh Direksi.

 Timbangan-timbangan yang baik dan teliti harus diadakan oleh Kontraktor


untuk menimbang semen didalam gudang dan dilokasi serta harus
dilengkapi segala timbangan untuk keperluan penyelidikan.

 Kontraktor harus menyediakan penjaga yang cakap, untuk mengawasi


gudang-gudang semen dan mengadakan catatan-catatan yang cocok dari
penerimaan dan pemakaian semen seluruhnya.

 Tembusan dari catatan-catatan harus disediakan untuk Direksi bila


dikehendakinya, jumlah dari semen yang digunakan selama hari itu di tiap
bagian pekerjaan.

1.2.2 Pasir Kerikil


a. Kontraktor harus mengangkut, membongkar, mengerjakan dan menimbun
semua pasir kerikil. Segala cara yang dilaksanakan oleh Kontraktor untuk
pembongkar, pemuatan, pengerjaan dan penimbun pasir dan kerikil harus
mendapatkan persetujuan dari Direksi.

b. Tempat dan pengaturan dari semua daerah penimbunan harus mendapat


persetujuan dari Direksi. Kontraktor harus membersihkan bahkan memperbaiki
saluran buangan disemua tempat penimbun dan harus mengatur semua
pekerjaan penimbunan pesir kerikil sedemikian rupa sehingga timbulnya
pemisahan dan pencampuran antara pasir dan kerikil akan dapat dihindari dan
bahan yang ditimbun tidak akan tercampur tanah atau bahan lain pada waktu
ada banjir/air rembesan. Kontraktor diminta untuk menanggung sendiri segala
biaya untuk pengolahan kembali pasir dan kerikil yang kotor karena timbunan
yang tidak sempurna dan lalai dalam pencegahan yang cukup. Pasir dan kerikil

26
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

tidak boleh dipindah-pindah dari timbunan, kecuali bila diperllukan untuk


meratakan pengiriman bahan barikutnya.
c. Pasir
 Jenis pasir yang dipakai untuk pekerjaan bangunan ini adalah Pasir alam
yaitu pasir yang dihasilkan dari sungai atau pasir alam alin yang didapat
dengan persetujuan Direksi.

 Persetujuan untuk sumber-sumber pasir alam tidak dimaksudkan sebagai


persetujuan dasar (pokok) untuk semua yang diambil dari sumber tersebut.
Kontraktor harus bertanggung jawab atas kualitas tiap jenis dari semua
bahan yang dipakai dalam pekerjaan. Kontraktor harus menyerahkan pada
Direksi sebagai bahan pemeriksaan pendahuluan dan persetujuan, contoh
yang cukup, seberat 15 kg dari pasir alam yang diusulkan untuk dipakai,
sedikitnya 14 hari sebelum diperlukan.

 Timbunan pasir alam harus dibersihkan dari semua tumbuh-tumbuhan dan


dari bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki, segala macam tanah pasir
dan kerikil yang tidak dapat dipakai, harus disingkirkan. Timbunan harus
diatur dan dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak merugikan
kegunaan dari timbunan.

 Pasir harus halus, bersih dan bebas dari gumpalan-gumpalan kecil dan
lunak dari tanah liat, mika dan hal-hal yang merugikan dari substansi yang
merusak, jumlah prosentase dari segala macam substansi yang merugikan,
beratnya tidak boleh lebih dari 5 % berat pasir.

 Pasir harus memepunyai ‘modulus kehalusan butir’ antara 2 sampai 32 atau


jika diselidiki dengan saringan standar harus sesuai dengan standar
Indonesia untuk beton atau dengan ketentuan sebagai berikut :

Persentase satuan timbang


Saringan no
tertinggal di saringan
4 0-15
8 6-15
16 10-25
30 10-35
50 15-35
100 12-20
PAN 3-7

Jika persetanse satuan tertinggal dalam saringan no.16 adalah 20 persen


atau kurang, maka batas maksimum untuk persetanse satuan dalam
saringan no 8 dapat naik sampai 20 persen.

d. Agregat Kasar (kerikil)


Agregat kasar harus didapat dari sumber yang telah disetujui. Ini dapat berupa
kerikil hasil disintegrasi alami dari batu-batuan atau berupa batu pecah yang
diperoleh dari pemecahan batu.

27
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

Kebersihan dan Mutu


Agregat kasar harus dibersihkan dan bebas dari bagian-bagian yang halus,
mudah pecah, tipis atau yang berukuran panjang, bersih dari alkali, bahan-
bahan organis atau dari subtansi yang merusak dalam jumlah yang merugikan.
Besarnya persentase dari semua subtansi yang merusak tidak boleh mencapai
tiga persen dari beratnya. Agregat kasar harus berbentuk baik, keras, padat,
kekal dan tidak berpori. Apabila kadar lumpur melampaui 1%, maka agregat
kasar harus dicuci.

Gradasi
 Agreghat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butir berada
antara 5mm, sampai 25 mm dan harus memenuhi syarat-syarat berikut :
- Sisa di atas ayakan 31, 5mm , harus 6% berat
- Sisa di atas ayakan 4mm, harus berkisar antara 90% dan 98% berat
- Selisih antara sisa-sisa kumulatif diatas dua ayakan yang berurutan,
adalah maksimum 60% dan minimum 10% berat- harus
menyesuaikan dengan semua ketentuan-ketentuan yang terdapat di NI-2
PBI-1971.

 Agregat kasar harus sesuai dengan spesifikasi ini dan jika diperiksa oleh
Direksi ternyata tidak sesuai dengan ketentuan gradasi, maka Kontraktor
harus menyaring kembali atau mengolah kembali bahannya atas beban
sendiri, untuk menghasilkan agregat yang dapat disetujui Direksi.

1.2.3 AIR
Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi/mortar dan spesi injeksi
harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organic basah, garam dan kotoran-
kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak. Air tersebut harus diuji di
Laboratorium pengujian yang ditetapkan oleh Direksi untuk menetapkan sesuai
tidaknya dengan ketentuan-ketentuan yang ada di dalam PBI-1971 untuk
campuran beton.

1.2.4 BAJA TULANG


a. Semua baja tulangan beton harus baru, mutu dan ukuran sesuai dengan
standard Indonesia untuk beton NI-2, PBI-1971 atau ASTM Designation A-15,
dan harus disetujui oleh Direksi . Direksi berhak meminta kepada Kontraktor,
surat keterangan tentang pengujian oleh pabrik dari semua baja tulangan
beton yang disediakan, untuk persetujuan Direksi sesuai dengan persyaratan
mutu untuk setiap bagian kontruksi seperti tercantum di dalam gambar
rencana.

b. Baja tulangan beton sebelum dipasang, harus bersih dari serpih-serpih, karat,
minyak, gemuk dan zat kimia lainnya yang dapat merusak atau mengurangi
daya lekat antara baja tulangan dengan beton.

1.2.5 CETAKAN (Bekisting)


a. Bekisting untukseluruh struktur bangunan ini memakai multiplex tebal minimum
12 mm. Bekisting dari multiplex tersebut harus diperkuat dengan rangka kayu
meranti ukuran5/7, 6/10, 6/12 dan sebagainya, untuk mendapatkan kekuatan
dan kekakuan yang sempurna, atau dari bahan lain yang disetujui oleh Direksi/
Perencanaan.

b. Steiger cetakan/bekisting harus dari pipa-pipa besi standar pebrik atau kayu
dan tidak diperkenankan memakai atau bambu.

28
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

1.2.6 WATER STOP


Water stop harus dipasang di setiap penghentian pengecoran untuk bagian-bagian
yang harus kedap air, yang antara lain pelat atap, lantai toilet dan tempat-tempat
basah lainnya sesuai dengan gambar kerja. Water stop yang digunakan adalah
SIKA Water Bars, V type untuk “cold joint” dengan minimum lebar 20 cm.
1.2.7 BONDING AGENT
Dipergunakan pada elemen-elemen beton yang harus disambungkan/dicor secara
terputus, untuk mendapatkan system struktur yang kokoh sesuai dengan desain
dan perhitungannya. Bonding Agent yang digunakan adalah SIKATOP 77D
dicampur dengan air dan semen. Cara pemakaiannya harus sesuai petunjuk pabrik.

1.2.8 ADMIXTURE
Admixture dipergunakan apabila keadaan memaksa untuk mempercepat
pengerasan beton. Bahan admixture yang dipakai adalah SIKAMENT 520 merk Sika
dengan takaran 0.8% dari berat semen. Takaran yang lain dapat digunakan untuk
mendapatkan kekuatan maksimal dengan persetujuan dari Direksi/Perencana.

1.3 PERSYARATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN BETON


1.3.1 Kelas dan Mutu Pekerjaan Beton
a. Kelas dan mutu dari beton harus sesuai dengan standard Beton Indonesia NI-2
PBI-1971. Bilamana tidak ditentukan lain kuat tekan dari beton adalah selalu
kekuatan tekan hancur dari contoh kubus yang bersisi 15 (0,06) cm diuji pada
umur 28 hari.

b. Kriteria untuk menentukan mutu beton adalah persyaratan bahwa hasil


pengujian benda-benda uji harus memberikan hasil  ’bk ( kekuatan tekan
beton karakterristik) yang lebih besar dari yang ditentukan di dalam table 4.2.1
PBI. 1997.

1.3.2 Komposisi Campuran Beton


a. Beton harus dibentuk dari semen Portland, pasir, kerikil, dan air seperti yang
ditentukan sebelumnya Bahan Beton dicampur dalam perbandingan yang
serasi dan diolah sebaik-baiknya sampai pada kekentalan yang baik/tepat.

b. Untuk mendapatkan mutu beton yang sesuai dengan yang ditentukan dalam
spesifikasi ini, harus dipakai “campuran yang direncanakan”(designed mix).
Campuran yang direncanakan dihasilkan dari percobaan–percobaan campuran
yang memenuhi kekuatan karakterristik yang diisyaratkan.

c. Ukuran maksimal dari agregat kasar dalam beton untuk bagian-bagian dari
pekerjaan tidak boleh melampaui ukuran yang ditetapkan dalam persyaratan
bahan beton, ukuran mana ditetapkan sepraktis mungkin sehingga tercapai
pengecoran yang tetap dan memuaskan.

d. Perbandingan antara bahan-bahan pembentuk beton yang dipakai untuk


berbagai mutu, harus ditetapkan dari waktu ke waktu selama berjalannya
pekerjaan, demikian juga pemeriksaan terhadap agregat dan beton yang
dihasilkan.

e. Perbandingan campuran dan factor air semen yang tepat akan ditetapkan atas
dasar beton yang dihasilkan yang mempunyai kepadatan yang tepat,
kekedapan, keawetan dan kekuatan yang dikehendaki.

29
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

f. Kekentalan (konsisten) adukan beton untuk bagian-bagian kontruksi beton,


harus disesuaikan dengan jenis kontruksi yang bersangkutan, cara
pengangkutan adukan beton dan cara pemadatannya. Kekentalan adukan
beton antara lain ditentukan oleh faktor air semen.

g. Agar dihasilkan suatu kontruksi beton yang sesuai dengan yang direncanakan,
maka faktor air semen ditentukan sebagai berikut:
- Faktor air semen untuk pondasi ,sloof, poer, maksimum 0,06.
- Faktor air semen untuk kolom, balok, plat lantai, tangga, dinding beton dan
listplank / parapet maksimum 0,06.
- Faktor air semen untuk kontruksi pelat atap, dan tempat-tempat basah
lainnya maksimum 0,55.

h. Untuk lebih mempermudah dalam pengerjaan beton, dan dapat dihasilkan


suatu mutu sesuai dengan yang direncanakan, maka untuk kontruksi beton
dengan faktor air semen maksimum 0.55 harus memakai Plasticizer sebagai
bahan additive. Pemakaian merk dari bahan additive tersebut harus mendapat
persetujuan dari Direksi.

i. Pengujian beton akan dilakukan oleh Direksi atas biaya Kontraktor.


Perbandingan campuran beton harus diubah jika perlu untuk tujuan
penghematan yang dikehendaki, workability, kepadatan, kekedapan, awet atau
kekuatan dan Kontraktor tidak berhak atas klaim yang disebabkan perubahan
yang demikian.

1.3.4 PENGUJIAN KONSISTENSI BETON dan BENDA-BENDA UJI BETON


a. Banyaknya air yang dipakai untuk beton harus diatur menurut keperluan untuk
menjamin beton dengan konsistensi yang baik dan untuk menyesuaikan variasi
kandungan lembab atau gradasi (perbutiran) dari agregat waktu masuk dalam
mesin pengaduk (mixer). Penambah air untuk mencairkan kembali beton padat
hasil pengadukan yang terlalu lama atau yang menjadi kering sebelum
dipasang sama sekali tidak diperkenankan. Keseragaman konsisten beton
untuk setiap kali pengadukan sangat perlu. Nilai slump dari beton (pengujian
kerucut slump), tidak boleh kurang dari 8 cm dan melampaui 12 cm, untuk
segala beton yang dipergunakan. Semua pengujian harus sesuai dengan NI-2
PBI-1971. Direksi berhak untuk menuntut nilai slump yang lebih kecil bila hal
tersebut dapat dilaksanakan dan akan menghasilkan beton barkualitas lebih
tinggi atau alasan penghematan.

b. Kekuatan tekan dari beton harus ditetapkan oleh Direksi melalui pengujian
biasa dengan kubus 15x15x15 cm dibuat dan diuji sesuai NI-2 PBI 1971.
Pengujian slump akan diadakan oleh Direksi sesuai NI-2 PBI-1971. Kontraktor
harus menyediakan fasilitas yang diperlukan untuk mengerjakan contoh-contoh
pemeriksaan yang reprensentatif.

1.3.5 PEKERJAAN BAJA TULANGAN


a. Baja tulangan beton harus dibengkokkan/dibentuk dengan teliti sesuai bentuk
dan ukuran-ukuran yang tertera pada gambar-gambar kontruksi. Baja tulangan
beton tidak boleh diluruskan atau dibengkokan kembali dengan cara yang
dapat merusak bahannya. Batang dengan bengkokkan yang tidak ditunjukkan
dalam gambar tidak boleh dipakai. Semua batang harus dibengkokan dalam
keadaan dingin, pemanasan dari besi beton hanya dapat diperkenankan bila
seluruh cara pengerjaan disetujui oleh Direksi atau Perencana.

30
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

b. Besi beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan gambar rencana. Untuk
menempatkan tulangan tetap tepat ditempatnya maka tulangan harus diikat
kuat dengan kawat beton (bindraat) dengan bantalan blok-blok beton cetak
(beton decking) atau kursi-kursi besi/cakar ayam perenggang. Dalam segala
hal untuk besi beton yang horizontal harus digunakan penunjang yang tepat,
sehingga tidak akan ada batang yang turun.
c. Jarak bersih terkecil antara batang yang parallel apabila tidak ditentukan dalam
gambar rencana, minimal harus 1,2 kali ukuran terbesar dari agregat kasar dan
harus memberikan kesempatan masuknya alat penggetar beton.

d. Pada dasarnya jumlah luas tulangan harus sesuai dengan gambar dan
perhitungan. Apabila dipakai dimensi tulangan yang berbeda dengan gambar,
maka yang menentukan adalah luas tulangan, dalam hal ini Kontraktor
diwajibkan meminta persetujuan terlebih dahulu dari Direksi.

1.3.6 PEKERJAAN SELIMUT BETON


Penempatan besi beton di dalam cetakan tidak boleh menyinggung dinding atau
dasar cetakan, serta harus mempunyai jarak tetap untuk setiap bagian-bagian
kontruksi. Apabila tidak ditentukan di dalam gambar perencanaan, maka tebal
selimut beton untuk satu sisi–sisi pada masing-masing kontruksi adalah sebagai
berikut :
a. Kepala tiang (poer), untuk sisi bawah 15 cm untuk sisi lainnya 8 cm
b. Balok sloof = 4 cm
c. Kolom = 3 cm
d. balok = 3 cm
e. Pelat beton = 1,50 cm
f. Dinding beton = 2, 50 cm

1.3.7 PEKERJAAN SAMBUNGAN BAJA TULANGAN


Jika diperlukan untuk menyambung tulangan pada tempat-tempat lain dari yang
ditunjuk pada gambar-gambar, bentuk dari sambungan harus disetujui oleh Direksi.
Overlap pada sambungan–sambungan tulangan harus minimal 40 kali diameter
batang, kecuali jika telah ditetapkan secara pasti di dalam gambar rencana dan
harus mendapat persetujuan Direksi.

1.3.8 PERLENGKAPAN MENGADUK


a. Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin
pengaduk beton yaitu ‘batch mixer’. Direksi berwenang untuk menambah
waktu pengadukan jika pemasukan bahan dan cara pengadukan gagal untuk
mendapatkan hasil adukan dengan susunan kekentalan dan warna yang
merata/seragam dalam komposisi dan konsisten dari adukan ke adukan,
kecuali bila diminta adanya perubahan dalam komposisi atau konsisten. Air
harus dituang lebih dahulu selama pekerjaan penyempurnaan.

b. Tidak diperkenankan melakukan pengadukan beton yang berlebih-


lebihan(lamanya) yang memebutuhkan penambahan air untuk mendapatkan
konsisten beton yang dikehendaki. Mesin pengaduk yang memproduksi hasil
yang tidak memuaskan harus diperbaiki. Mesin pengaduk yang disentralisir,
(btching mixing plant) harus diatur sedemikian, hingga pekerjaan mengaduk
dapat diawasi dengan mudah dari stasion operator. Mesin pengaduk tidak
boleh dipakai melebihi dari kapasitas yang telah ditentukan. Tiap mesin
pengaduk harus diperlengkapi dengan alat mekanis untuk mengatur waktu dan
menghitung jumlah adukan.

31
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

1.3.9 SUHU
Suhu beton sewaktu dituang tidak boleh dari 32° dan tidak kurang dari 4,5° C. Bila
beton yang dituang berada antara 27°C dan 32°C, beton harus diaduk ditempat
pekerjaan untuk kemudian langsung dicor. Bila beton dicor pada waktu iklim
sedemikian rupa sehingga suhu dari beton melebihi 32°C. Sebagai yang ditetapkan
oleh Direksi, Kontraktor harus mengambil langkah-langkah yang efektif,
umpamanya mendinginkan agregat, menyampur dengan es dan mengecor pada
waktu malam hari bila perlu, untuk mempertahankan suhu beton, waktu dicor pada
suhu dibawah 32° C.

1.3.10 PEKERJAAN RENCANA CETAKAN


Cetakan harus sesuai dengan bentuk, dan ukuran yang ditentukan dalam gambar
rencana. Bahkan yang dipakai untuk cetakan harus sesuai untuk cetakan harus
mendapatkan persetujuan dari Direksi sebelum pembuatan cetakan dimulai,
tetapi persetujuan yang demikian tidak akan mengurangi tanggung jawab
Kontraktor terhadap keserasian bentuk maupun terhadap perlunya perbaikan
kerusakan-kerusakan, yang mungkin dapat timbul waktu pemakaian. Sewaktu-
waktu Direksi dapat mengakfir sesuatu bagian dari bentuk yang tidak dapat
diterima dalam segi apapun dan Kontraktor harus dengan segera mengambil
bentuk yang diakfir dan menggantinya atas bebannya sendiri.

1.3.11 PEKERJAAN KONTRUKSI CETAKAN


a. Semua cetakan harus betul-betul teliti kuat dan aman pada kedudukan
sehingga dapat dicegah pengembangan atau lain gerakan selama dan
sesudah pengecoran beton.

b. Semua cetakan beton harus kokoh. Alat-alat dan usaha-usaha yang sesuai
dan cocok untuk membuka cetakan-cetakan tanpa merusak permukaan dari
beton yang telah selesai harus tersedia. Sebelum beton dicor, permukaan
dari cetakan-cetakan harus diminyaki dengan minyak yang biasa
diperdagangkan untuk maksud itu yang mencegah secara efektif lekatnya
beton pada cetakan dan akan memudahkan melepas cetakan beton. Minyak
tersebut dipakai hanya setelah disetujui Direksi. Penggunaan minyak cetakan
harus hati-hati untuk mencegah kontak dengan besi beton dan
mengakibatkan kurangnya daya lekat.

c. Penyangga cetakan(steiger) harus bertumpu pada pondasi yang baik dan


kuat sehingga tidak akan ada kemungkinan penurunan cetakan selama
pelaksanaan.

1.3.12 PEKERJAAN PENGANGKUTAN BETON


Cara-cara dan alat-alat yang digunakan untuk pengangkutan beton harus
sedemikian rupa sehingga komposisi dan kekentalan yang diinginkan dapat
dibawa ke tempat pekerjaan, tanpa adanya pemisahan dan kehilangan bahan
yang menyebabkan perubahan nilai slump.

1.3.13 PENGERJAAN PENGECORAN


a. Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, ukuran dan letak
baja tulangan beton sesuai dengan gambar pelaksanaan, pemasangan
sparing-sparing instalasi, penyokong, pengikatan, dan lain-lain selesai
dikerjakan. Sebelum pengecoran dimulai permukaan-permukaan yang
berhubungan dengan pengecoran harus sudah disetujui oleh Direksi.

32
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

b. Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat


pengecoran beton (cetakan) harus bersih dari air yang tergenang,
reruntuhan atau bahan lepas. Permukaan bekisting dengan bahan-bahan
yang menyerap pada tempat-tempat yang akan dicor, harus dibasahi dengan
merata sehingga kelembaban/air dari beton yang baru dicor tidak akan
diserap.

c. Permukaan-permukaan beton yang telah dicor lebih dahulu, dimana akan


dicor beton baru, harus bersih dan lembab ketika dicor dengan beton baru.
Pada sambungan pengecoran ini harus dipakai perekat beton yang disetujui
oleh Direksi. Pembersihan harus berupa pembuangan semua kotoran,
pembuangan beton-beton yang mengelupas atau rusak, atau bahan-bahan
asing yang menutupinya. Semua genangan air harus dibuang dari
permukaan beton lama tersebut sebelum beton baru dicor.

d. Perlu diperhatikan letak/jarak/sudut untuk setiap penghentian pengecoran


yang akan masih berlanjut, terhadap system struktur / penulangan yang ada.

e. Beton boleh dicor hanya waktu Direksi atau wakilnya yang ditunjuk serta staf
Kontraktor yang setaraf ada di tempat kerja, dan persiapan betul-betul telah
memadai.

f. Dalam semua hal, beton yang akan dicor harus diusahakan agar
pengangkutan ketempat posisi terakhir sependek mungkin pada waktu
pengecoran tidak mengakibatkan pemisahan antara kerikil dan spesinya.
Pemisahan yang berlebihan dari agregat kasar dalam beton yang disebabkan
jatuh bebas dari tempat yang cukup tinggi, atau sudut yang terlalu besar,
atau bertumpuk dengan baja-baja tulangan, tidak diijinkan. Kalau
diperkirakan pemisahan yang sedemikian itu mungkin akan terjadi,
Kontraktor harus mempersiapkan tremie atau alat lain yang cocok untuk
mengontrol jatuhnya beton.

g. Pengecoran beton tidak boleh dijatuhkan lebih tinggi lagi dari 2 meter,
semua penuangan beton harus selalu lapis-perlapis horizontal dan tebal
tersebut tidak lebih dari 50 cm. Direksi mempunyai hak untuk mengurangi
tebal tersebut apabila pengecoran dengan tebal lapisan 50 cm tidak dapat
memenuhi spesifikasi ini.

h. Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras atau lama


sedemikian rupa sehingga spesi/mortar terpisah dari agregat kasar. Selama
hujan, air semen atau spesi tidak boleh dihamparkan pada contruktion joint
dan air semen atau spesi hayut terhampar harus dibuang sebelum pekerjaan
dilanjutkan.
i. Ember-ember/ gerobak dorong beton yang dipakai harus sanggup menuang
dengan tepat dalam slump yang rendah dan memenuhi syarat-syarat
campuran. Mekanisme penuangan harus dibuat dengan kapasitas minimal 50
liter. Juga harus tersedia peralatan lainnya untuk mendukung lancarnya
pengecoran dimana diperlukan terutama bagi lokasi yang terbatas.

j. Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai sepadatt mungkin, sehingga


bebas dari kantong-kantong kerikil, dan menutup rapat-rapat semua
permukaan dari cetakan dan material yang diletakkan. Dalam pemadatan
setiap lapisan dari beton, kepala alat penggetar (vibrator) harus dapat
menembus dan menggetarkan kambali beton pada bagian atas dari lapisan
yang terletak di bawah. Lamanya penggetaran tidak boleh menyebabkan
33
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

terpisahnya bahan beton dengan airnya. Semua beton harus dipadatkan


dengan alat penggetar type immerson beroperasi dengan kecepatan paling
sedikit 3.000 putaran per menit ketika dibenamkan dalam beton.

1.3.14. WAKTU DAN CARA-CARA PEMBUKAAN CETAKAN.


a. Waktu dan cara pembukaan dan pemindahan cetakan harus mengikuti
petunjuk Direksi. Pekerjaan ini harus dikerjakan dengan hati-hati untuk
menghindarkan kerusakan pada beton. Beton yang masih muda/lunak tidak
diijinkan untuk dibebani. Segera sesudah cetakan-cetakan dibuka,
permukaan beton harus diperiksa dengan teliti dan permukaan-permukaan
yang tidak beraturan harus segera diperbaiki sampai disetujui Direksi.

b. Umumnya, diperlukan waktu minimum dua hari sebelum cetakan-cetakan


dibuka untuk dinding yang tidak bermuatan dan cetakan-cetakan samping
lainnya, tujuh hari untuk dinding-dinding pemikul dan saluran-saluran, 21
hari untuk balok-balok, plat lantai plat atap, tangga dan kolom.

1.3.15. PERAWATAN (CURING)


a. Semua beton harus dirawat (cured) dengan air seperti ditentukan dibawah
ini atau disemprot dengan curing Agent ANTILSOLS merk SIKA. Direksi
berhak menentukan cara perawatan bagaimana yang harus digunakan pada
bagian-bagian pekerjaan.

b. Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap sinar matahari


yang langsung minimal selama 3 hari sesudah pengecoran. Perlindungan
semacam itu dilakukan dengan menutupi permukaan beton yang sedikit atau
karung bekas yang dibasahi dan harus dilaksanakan segera setelah
pengecoran dilaksanakan.

c. Perawatan beton setelah 3 hari, yaitu dengan melakukan penggenangan air


dengan air pada permukaan beton paling sedikit selama 14 hari terus-
menerus. Perawatan semacam ini bias dilakukan dengan penyiraman air
secara mekanis atau dengan pipa yang berlubang-lubang atau dengan cara
lain yang disetujui Direksi sehingga selama masa tersebut permukaan beton
selalu dalam keadaan basah. Air yang digunakan dalam perawatan (curing)
harus memenuhi persyaratan spesifikasi air untuk campuran beton.

1.3.16. PEKERJAAN PERLINDUNGAN (PROTECTION)


Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap kerusakan-kerusakan
sebelum penerimaan terakhir oleh Direksi.

1.3.17. PEKERJAAN PERBAIKAN PERMUKAAN BETON


a. Jika sesudah pembukaan cetakan ada permukaan beton yang tidak sesuai
dengan yang direncanakan, atau tidak tercetak menurut gambar atau diluar
garis permukaan, atau ternyata ada permukaan yang rusak, hal itu dianggap
sebagai tidak sesuai dengan spesifikasi ini dan harus dibuang dan diganti
oleh Kontraktor atas bebannya sendiri. Kecuali bila Direksi memberikan ijin
untuk menambal tempat yang rusak, dalam hal mana penambalan harus
dikerjakan seperti telah tercantum dalam pasal-pasal berikut.

b. Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah yang terdiri


dari sarang kerikil, kerusakan-kerusakan karena cetakan, lobang-lobang
karena keropos, ketidakrataan, dan bengkak harus dibuang dengan
34
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

pemahatan atau dengan batu gerinda. Sarang kerikil dan beton lainnya harus
dipahat, lobang-lobang pahatan harus diberi pinggiran yang tajam dan dicor
sedemikian sehingga pengisian akan terikat (terkunci) ditempatnya. Semua
lubang harus terus menerus dibasahi selama 24 jam sebelum dicor, dan
seterusnya disempurnakan.

c. Jika menurut pendapat Direksi hal-hal tidak sempurna pada bagian


bangunan yang akan terlihat jika dengan penambalan saja akan
menghasilkan sebidang dinding, yang tidak memuaskan kelihatannya,
Kontraktor diwajibkan untuk menutupi seluruh dinding (dengan spesi
plesteran 1pc: 3 ps) dengan ketabalan yang tidak melebihi 1 cm demikian
juga pada dinding yang berbatasan, (yang bersambung) sesuai dengan
intruksi dari Direksi. Perlu diperhatikan untuk permukaan yang datar batas
tolenrasi kelurusan (pencekungan atau pencembungan ) bidang tidak boleh
melebihi dari L/1000 untuk semua komponen.

PASAL 2. PEKERJAAN POER DAN SLOOF BETON

2.1 Bekisting/cetakan harus dipasang dengan kuat dan pada posisi sesuai dengan gambar
pelaksanaan untuk pondasi.

2.2 Bawah sloof dan bagian-bagian bawah poer yang tidak terletak pada tiang pancang
harus dibuat terlebih dahulu lapisan lantai kerja dari rabat beton setebal 5 cm, dan pasir
urug padat setebal 10 cm, sesuai dengan gambar pelaksanaan.

2.3 Pada balok sloof harus dipasang stek-stek untuk kolom-kolom praktis yang letaknya
sesuai dengan gambar pelaksanaan (dokumen lelang).

2.4 Pelaksanaan pekerjaan beton selengkapnya harus mengikuti uraian bab terdahulu
(Persyaratan Pengerjaan Beton).

2.5 Beton Tumbuk / Rabat Beton dan pasir urug padat.

2.6 Pelaksanaan beton tumbuk/rabat beton seperti tercantum di dalam gambar harus
memenuhi syarat campuran 1pc : 3ps : 5kr.

2.7 Di bawah beton tumbuk ini harus diberi pasir urug yang dipadatkan setebal 10 cm yang
dihamparkan diatas tanah yang telah dipadatkan sesuai dengan persyaratan pemadatan.

2.8 Pola dan lokasi harus sesuai dengan gambar pelaksanaan dan detail-detail yang ada.

2.9 Sebelum pengecoran dimulai, tempat-tempat yang akan dicor harus dibersihkan dulu dari
kotoran-kotoran dan material-material yang bias mengakibatkan berkurangnya kekuatan
beton.

PASAL 3. PENYEKAT-PENYEKAT AIR

3.1 Penyekat-penyekat air (waterstop) dari polyvinyl harus ditempatkan pada sambungan-
sambungan beton pada bangunan seperti dinding reservoir dan ruang pompa di bawah
permukaan tanah, dan sambungan beton lain yang ditunjuk pada gambar-gambar.
Kontraktor harus menyiapkan semua penyekat-penyekat air termasuk lem PVC, semen,
pasak, mur-mur dan bahan penyambung lainnya.
35
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

3.2 Kontraktor harus membuat semua sambungan–sambungan (splices), penyatuan dan


lengkungan-lengkungan (joints and bends), pasak–pasak untuk penyekat air, pertemuan
perpotongan-perpotongan yang dibuat secara khusus sesuai dengan gambar-gambar
atau seperti ditunjuk oleh Perencana.

3.3 Semua penyatuan-penyatuan harus diletakkan persis dengan petunjuk–petunjuk pabrik


pembuat dan penggunaan material yang disyahkan oleh pabrik dan harus dibentuk
sedemikian agar menghasikan sambungan yang kuat dan kedap air. Bahan penyekat air
dipakai adalah SIKA Water Bars, V type dengan lebar minimum 20 cm.

PASAL 4. PEKERJAAN SPARING

4.1 Bahan-bahan material sparing, letak-letak dan posisi harus sesuai dengan gambar kerja
dan tidak boleh mengurangi kekuatan struktur.

4.2 Tempat-tempat ari sparing dilaksanakan, bila tidak ada dalam gambar, maka Kontraktor
harus mengusulkan dan minta persetujuan dari Direksi.

4.3 Bilamana sparing (pipa dll) berpotongan dengan baja tulangan, maka baja tulangan
tersebut tidak boleh ditekuk atau dipindahkan tanpa persetujuan dari Direksi.

4.4 Semua sparing-sparing (pipa) harus dipasang sebelum pengecoran dan harus diperkuat
sehingga tidak akan bergeser pada saat pengecoran beton.

4.5 Sparing-sparing harus dilindungi sehingga tidak akan terisi beton waktu pengecoran.

4.6 Pembuatan sparing pada beton yang sudah jadi (pelubangan beton) harus menggunakan
cord drill dengan diameter yang sesuai dengan sparing yang akan dipasang

PASAL 5. PEKERJAAN WATER PROOFING

5.1 LINGKUP PEKERJAAN


Yang termasuk pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan peralatan
dan alat-alat bantu lainnya termasuk pengangkutannya yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar, memenuhi
uraian syarat di bawah ini serta memenuhi spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan.
Bagian yang harus di waterproofing ini, mencakup seluruh bagian plat atap dan daerah-
daerah basah lainnya, kecuali daerah-daerah pada plat lantai.

5.2 PERSYARATAN BAHAN


5.2.1 Persyaratan Standar Mutu Bahan
Standar dari bahan dan prosedur yang ditentukan oleh pabrik dan standar-standar
lainnya seperti : NI-3, ASTM 828, ASTME, TAPP I 803 dan 407. Kontraktor tidak
dibenarkan merubah standar dengan cara apapun tanpa ijin dari Direksi.

5.2.2 Bahan
Untuk lapisan kedap air digunakan EUROPROOF merek SIKA dengan tebal 3 mm
menggunakan metode torching dan memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Merupakan lembaran yang terdiri dari komponen polimer bitumen yang
diperkuat dengan lapisan serat kaca atau polyster yang “non-woven”.
36
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

b. Memiliki karakteristik fisik dan kimiawi dan kepadatan yang merata dan
konstan.
c. Kedap air dan uap, termasuk juga pada bagian overlapping.
d. Memiliki ketahanan yang baik terhadap gesekan dan tekanan.
e. Perilaku material pada 100 derajat C harus tetap stabil .
f. Berwarna hitam.
h. Susunan polimer tidak berubah akibat perubahan cuaca atau gerakan akibat
gempa.

5.3 PENGUJIAN
5.3.1 Bila diperlukan, wajib mengadakan test bahan tersebut pada Laboratorium yang
Independent, baik mengenai komposisi, konsentrasi dan hasil yang ditimbulkannya.
Untuk ini Kontraktor/Supplier harus menunjuk syarat rekomendasi dari lembaga
resmi yang ditunjuk tersebut sebelum memulai pekerjaan.

5.3.2 Pada waktu penyerahan, Kontraktor harus memberikan jaminan atas produk yang
digunakan terhadap kemungkinan bocor, pecah dan cacat lainnya, selama minimal
10 tahun termasuk mengganti dan memperbaiki segala jenis kerusakan yang
terjadi. Jaminan dari pihak pemasang (applicator) untuk mutu pemasangan.

5.3.3 Kontraktor diwajibkan melakukan percobaan-percobaan dengan cara memberi air


di atas permukaan yang diberi lapisan kedap air dan pelaksanaan pekerjaan dapat
dilakukan setelah mendapat persetujuandari Direksi.

5.4 PENGIRIMAN DAN PENYIMPANAN BAHAN


5.4.1 Bahan harus didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan baik dan tidak
bercacat. Beberapa bahan tertentu harus masih tersegel dan berlabel pabriknya.

5.4.2 Bahan harus disimpan ditempat yang terlindungi, tertutup, tidak lembab, kering
dan bersih, sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.

5.4.3 Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan dilindungi sesuai
dengan jenisnya.

5.4.4 Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan bahan-bahan yang disimpan ,baik
sebelum atau selama pelaksanaan, kalau terdapat kerusakan yang bukan karena
tindakan Pemilik.

5.5 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN


5.5.1 Persyaratam Umum
a. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditujukan kepada Direksi. Untuk
mendapatkan persetujuan, lengkap dengan ketentuan/persyaratan pabrik yang
bersangkutan. Material yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya
tambahan.

b. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian maka bahan-bahan


pengganti harus disetujui Direksi, berdasarkan contoh yang diajukan oleh
Kontraktor.

c. Sebelum pekerjaan ini dimulai permukaan bagian yang akan diberi lapisan ini
harus dibersihkan sampai keadaan yang dapat disetujui oleh Direksi dengan
cara-cara yang telah disetujui oleh Direksi. Peil dan ukuran harus sesuai
gambar.

37
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

d. Cara-cara pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan ketentuan dari


pabrik yang bersangkutan, dan atas petunjuk Direksi.

e. Bila ada perbedaan dalam hal apapun anatara gambar, spesifikasi dan lainnya,
Kontraktor harus segera melaporkan kepada Direksi sebelum pekerjan dimulai.
Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat itu, sebelum
kelainan tersebut diselesaikan.
5.5.2 Cara Pelaksanaan
a. Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli yang berpengalaman (ahli
dari pihak pemberi garansi pemasangan) dan terlebih dahulu harus
mengajukan ‘metode pelaksanaan’ sesuai dengan spesifikasi pabrik untuk
mendapat persetujuan dari Direksi.

b. Khusus untuk bahan waterproofing yang dipasang di tempat yang


berhubungan langsung dengan matahari mempunyai lapisan pelindung
terhadap sinar ultra violet atau apabila diisyaratkan dalam gambar pelaksanaan
atau spesifikasi arsitektur, maka di bagian atas lembar waterproofing ini harus
diberi lapisan pelindung sesuai gambar pelaksanaan, dimana lapisan ini dapat
berupa screed maupun material finishing.

c. Waterproofing untuk atap, tebal 3 mm lengkap dengan primed, screed lapisan


ke 1 dan screed lapisan ke 2, kawat ayam dan pengaturan kemiringan harus
sesuai dengan yang dibutuhkan.

5.5.3 Gambar Detail Pelaksanaan


a. Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)
berdasarkan pada gambar dokumen kontrak dan telah disesuaikan dengan
keadaan di lapangan.

b. Kontraktor wajib membuat shoop drawing untuk detail-detail khusus yang


belum tercakup lengkap dalam gambar kerja/dokumen kontrak.

c. Dalam shoop Drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan
termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus yang
belum tercakup secara lengkap didalam gambar kerja/dokumen kontrak sesuai
dengan spesifikasi pabrik. Shoop drawing sebelum dilaksanakan harus
mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi.

5.6 TANGGUNG JAWAB


5.6.1 Kontraktor bertanggung jawab atas kesempurnaan pekerjaannya sampai dengan
saat-saat berakhirnya masa garansi.

5.6.2 Kontraktor harus mengikuti semua peraturan, baik yang terdapat pada uraian dan
syarat-syarat maupun yang tercantum dalam gambar-gambar atau peraturan yang
berlaku.

5.6.3 Kontraktor harus menempatkan tenaga ahli di lapangan yang setiap saat
diperlukan bisa berdiskusi dan dapat memutuskan setiap persoalan di lapangan,
baik teknis maupun administratip.

5.7 CONTOH
5.7.1 Kontraktor diwajibkan mengajukan contoh dari semua bahan, brosur lengkap dan
jaminan dari pabrik, kecuali bahan yang disediakan oleh proyek.

38
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

5.7.2 Pekerjaan percobaan dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Direksi.

5.7.3 Keputusan bahan jenis, warna, tekstur dan merk yang memenuhi spesifikasi akan
diambil oleh Direksi dan akan diinformasikan kepada Kontraktor selama tidak lebih
dari 7 hari kalender setelah penyerahan contoh-contoh bahan tersebut.

5.8 PENGUJIAN MUTU


5.8.1 Kontraktor diwajibkan untuk melakukan percobaan/pengetesan terhadap hasil
pekerjaan atas biaya sendiri, seperti dengan cara memberi siraman di atas
permukaan yang telah diberi lapisan kedap air.

5.8.2 Pekerjaan percobaan dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Direksi.

5.8.3 Pada waktu penyerahan maka Kontraktor harus memberikan jaminan atas semua
pekerjaan perlindungan terhadap kemungkinan bocor, pecah dan cacat lainnya,
akibat kegagalan dari bahan maupun hasil pekerjaan yang berlaku, selama 10
tahun termasuk mengganti dan memperbaiki segala jenis kerusakan yang terjadi.

5.9 PENGAMANAN PEKERJAAN


5.9.1 Kontraktor wajib mengadakan perlindungan terhadap pemasangan yang telah
dilakukan, terhadap kemungkinan pergeseran, lecet permukaan atau kerusakan
lainnya.

5.9.2 Kalau terdapat kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik atau
Pemakai pada waktu pekerjaan ini dilakukan/dilaksanakan maka Kontraktor harus
memperbaiki/mengganti sampai dinyatakan dapat diterima oleh Direksi. Biaya yang
timbul untuk pekerjaan ini tanggung jawab Kontraktor.

PASAL 6. PEKERJAAN STRUKTUR BAJA

6.1 LINGKUP PEKERJAAN


Yang termasuk pekerjaan struktur baja adalah seluruh pekerjaan baja sesuai dengan
gambar-gambar pelaksanaan, termasuk di dalamnya tapi terbatas pada :

6.1.1 Pekerjaan pengadaan dari semua peralatan, perlengkapan, tenaga serta bahan-
bahan seperti pelat, profil, baut, angker dan lain-lain menurut kebutuhan sesuai
dengan gambar kerja dan persyaratan–persyaratan teknis pelaksanaan.

6.1.2 Pekerjaan pembuatan bagian-bagian konstruksi baja, seperti konsol kanopi, kolom
pendukung, sambungan-sambungan, pengelasan baik las sudut maupun las penuh,
sambungan dengan baut dan lain-lain sesuai dengan gambar kerja dan
persyaratan teknis pelaksanaan

6.1.3 Pekerjaan pemasangan dan penyelesaian konstruksi baja seperti pemasangan


rangka atap (kuda-kuda), rangka ikatan angin, ikatan pengaku, gording, trekstang,
pengecatan dan lain-lain sesuai dengan gambar kerja dan persyaratan teknis
pelaksanaan.

39
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

6.2 PERSYARATAN UMUM


Semua pelaksanan pekerjaan baja ini harus memenuhi persyaratan-persyaratan
normalisasi yang berlaku di Indonesia, seperti :

6.2.1 Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia 1983, NI-3 PBUBB(1970) dan
lain-lain kecuali ada hal-hal yang khusus.

6.2.2 AISC ‘Specification for Fabrication and Erection’ 12 Pebruari 1981.

6.2.3 Semua pekerjaan baut (bolt) pada bangunan ini juga harus memenuhi syarat dari
AISC ‘Spesifikation For Stuctural Jonts Bolts’.

6.2.4 Semua pekerjaan las harus mengikuti ‘American Welding’ Society for Arc Welding
in Building Contruction Section.

6.3 PERSYARATAN BAHAN

6.3.1 Mutu baja yang digunakan untuk seluruh kontruksi adalah baja BJ-37. Seluruh
profil baja yang digunakan sesuai dengan persyaratan bahan dan harus mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas dan Perencana dan dilampiri sertifikat dari pabrik
pembuat profil baja tersebut.

6.3.2 Elektroda las yang digunakan sesuai dengan persyaratan bahan dan harus
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas / Perencana, harus disimpan pada
tempat terlindung yang menjamin komposisi dan sifat-sifat lain dari bahan
elektroda tersebut tidak berubah. Bahan las yang digunakan dari kelas E-6012
AWS dan harus dijaga agar selalu dalam keadaan baik dan kering.

6.3.3 Semua bahan kontruksi baja yang digunakan harus memenuhi persyaratan
Peraturan Umum Bahan Bangunan (PUBB 1982) dan harus memenuhi standar
ASTM A-36.

6.3.4 Bahan-bahan yang dipakai untuk pekerjaan baja harus diperoleh dari Supplier /
Distributor yang dikenal dan disetujui Konsultan Pengawas / Direksi.

6.3.5 Semua bahan-bahan harus lurus, tidak cacat dan tidak ada karatnya. Penampang-
penampang 9profil) yang tepat, bentuk, tebal, ukuran, berat dan detail-detail
kontruksi yang ditunjukkan pada gambar harus disediakan.

6.4 PERSYARATAN TEKNIS


6.4.1 Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap semua
ukuran–ukuran yang tercantum pada gambar kerja.

6.4.2 Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk melengkapi Gambar detail/
sambungan dari bagian-bagian kontruksi baja yang tidak/belum tercantum pada
gambar kerja, untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas sebelum
memulai pekerjaan tersebut.

6.4.3 Perubahan bahan atau detail berhubung alasan-alasan tertentu harus diajukan dan
diusulkan pada Konsultan Pengawas/Perencanaan untuk mendapat persetujuan.

6.4.4 Semua perubahan-perubahan yang disetujui dapat dilaksanakan tanpa biaya


tambahan yang mempengaruhi kontrak.

40
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

6.4.5 Kontraktor bertanggung jawab terhadap semua kesalahan-kesalahan detailing,


fabrikasi dan ketepatan penyetelan/pemasangan semua bagian-bagian kontruksi
baja.

6.4.6 Seluruh pekerjaan struktur baja harus difabrikasi di Workshop, kecuali untuk
bagian-bagian pekerjaan yang tidak memungkinkan untuk dikerjakan di Workshop
sehingga harus dikerjakan dilapangan.

6.4.7 Semua rivet dan baut baik yang dikerjakan di Workshop maupun di lapangan harus
selalu memberikan kekuatan yang sebenarnya dan masuk tepat pada lubang rivet
atau baut tersebut.

6.4.8 Pekerjaan perubahan dan pekerjaan tambahan di lapangan pada waktu


pemasangan yang diakibatkan atau diganti oleh kurang teliti atau kelalaian
kontraktor, harus dilaksanakan atas biaya Kontraktor.

6.4.9 Kekurangan tepatan pemasangan karena kesalahan fabrikasi harus dibetulkan,


diperbaiki atau diganti dengan yang baru dan semua biaya untuk ini harus
ditanggung oleh Kontraktor.
6.4.10 Kontraktor dapat diminta untuk memberikan surat keterangan tentang
pengujian oleh pabrik (laboratorium ) untuk bahan kontruksi baja yang digunakan.

6.4.11Setelah pengujian bahan dilakukan , maka hasil testing tersebut diberikan kepada
Konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuan terhadap bahan kontruksi baja
tersebut.

6.4.12 Pekerjaan baja harus dilaksanakan sesuai dengan keterangan-keterangan yang


tertera dalam gambar, lengkap dengan penyangga-penyangga, alat untuk
memasang dan menyambungnya, pelat-pelat siku peralatan penunjang untuk
presisi dari komponen maupun pekerjaannya sendiri.

6.4.13 Pekerjaan baja harus bertarap kelas satu, semua pekerjaan ini harus diselesaikan
bebas dari puntiran, tekanan dan harus dikerjakan dengan teliti untuk
menghasilkan tampak yang rapi sekali.

6.4.14 Semua perlengkapan atau barang-barang/pekerjaan lain yang perlu demi


kesempurnaan pemasangan, walaupun tidak secara khusus diperlihatkan dalam
gambar atau dipersyaratkan disini, harus diadakan/disediakan, kecuali jika
diperlihatkan atau dipersyaratkan lain.

6.4.15 Kontruksi baja yang telah dikerjakan, tetapi belum dilakukan pengecatan, harus
segera dilindungi terhadap pengaruh-pengaruh udara, hujan dan lain-lain dengan
cara yang memenuhi syarat.

6.4.16 Sebelum bagian-bagian dari kontruksi dipasangkan dimana semua bagian yang
perlu sudah diberi lubang dan sudah dibersihkan dari karat, maka bagian-bagian
itu harus diperiksa dalam keadaan tidak cacat.

6.5 PERSYARATAN PELAKSANAAN


6.5.1 Pengelasan
a. Pengelasan harus dikerjakan oleh tenaga ahli yang berpengalaman.
Pemborong wajib menyerahkan sertifikat keahlian dan dari masing-masing
tukang lasnya. Sertifikat kelas A untuk ahli yang mengerjakan bagian-bagian
sekunder kontruksi.
41
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

b. Kekuatan bahan las yang dipakai minimal harus sama dengan kekuatan baja
yang dipakai. Bahan las yang dipergunakan dari type E 6010, untuk posisi
pengelasan plat horizontal dan overhead, dan type E 6012 dan E 6013 untuk
posisi pengelasan plat, dan harus dijaga agar supaya dalam keadaan baik dan
kering. Ukuran las harus sesuai dengan Gambar Kerja dan atau :
- Tebal las minimum : 3,5 mm
- Panjang las minimum : 13 X tebal las
- Panjang las maksimum : 43 X tebal las

c. Pekerjaan las harus dilakukan di bengkel (pabrik) atau bebas angin dan dalam
keadaan kering. Baja yang sedang dikerjakan harus ditempatkan sedemikian
rupa, sehingga pekerjaan las dapat dilakukan dengan baik dan teliti.

d. Pemberhentian las, harus pada tempat yang ditentukan dan harus dijamin
tidak akan berputar atau membengkok.
e. Setelah pengelasan, maka sisa-sisa/kerak-kerak las harus dibuang dan
dibersihkan dengan baik.

f. Semua pengerjaan pengelasan harus dikerjakan dengan rapi dan tanpa


menimbulkan kerusakan-kerusakan pada bahan bajanya.

g. Pengelasan harus menjamin pengaliran yang rata dari cairan elektroda


tersebut.

h. Teknik cara pengelasan yang dipergunakan harus memperlihatkan mutu dan


kualitas dari las yang dikerjakan.

i. Permukaan dari bagian yang akan di las harus bebas dari kotoran, cat, minyak,
karat dan kotoran dalam ukuran kecilpun harus dibersihkan, bahan yang akan
dilas juga harus bersih dari aspal.

j. Peralatan yang dipergunakan untuk mengelas harus memakai type yang sesuai
dengan yang dibutuhkan, sehingga penyambungan dengan las dapat
memuaskan. Mesin las tersebut harus mencapai kapasitas 24-40 volt dan 200-
400 ampere.

k. Perbaikan las
Bila pekerjaan las ternyata memerlukan perbaikan, maka hal itu harus
dilakukan sebagaimana diperintahkan oleh Konsultan Pengawas, biaya
perbaikan las ini menjadi tanggung jawab Pemborong .

6.5.2 SAMBUNGAN DENGAN BOLT


a. Sambungan-sambungan yang akan dibuat harus dapat memikul gaya-gaya
yang bekerja, selain berguna untuk tempat pengikatan dan untuk menahan
lenturan batang.

b. Lubang bolt harus lebih besar 0,5 mm daripada diameter luar bolt, jika bolt
dikerjakan di shop, maka cara melubangi boleh langsung dengan alat pengerat,
semua pelubangan/pengeboran untuk bolt ketat harus dapat dikerjakan
sesudah bagian-bagian/profilk-profil yang akan berhubungan tersebut
dikerjakan.

42
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

c. Daerah-daerah yang berbatasan antara profil dengan lubang bolt dan bolt itu
sendiri harus memikul gaya-gaya dan dapat dengan cepat meneruskan gaya
tersebut.
d. Pengujian pekerjaan sambungan baut dan las.
Untuk sambungan baut dan las dilakukan pemerikasaan visual kecuali
pengelasan dengan Full Penetration harus dilakukan dengan X-ray test,
sebanyak 2 titik pengetesan Pemeriksaan dilakukan dengan random testing.
Untuk pekerjaan las dan pengujian yang tidak memenuhi syarat harus diulangi
kembali hingga memenuhi persyaratan. Biaya X-ray test ditanggung oleh
Kontraktor.

e. Pemasangan rangka batang untuk Menara ( erection of steel member)


Pekerjaan pemasangan harus dilaksanakan secara sistimatik sesuai dengan
sistim kerangka struktur menara serta sepenuhnya mengindahkan keamanan
bagi para pekerjanya, lingkungan dan menaranya sendiri.
Kontruksi menara terdiri dari profil-profil baja digalvani dengan Hot Dip
Galvanize, bentuk dan ukuran seperti gambar rencana :
Tebal lapisan galvanic : 60 micron minimal, dengan disertai sertifikat dari
perusahaan.
Sambungan batang-batang yang terdiri dari dua profil harus dikopel dengan
platbaja dengan sambungan baut.

f. Ketegakan Menara (verticality)


Selama proses pemasangan rangka batang menara, harus selalu diadakan
pengecekan ketegakan menara (verticality) pada setiap bagian menara.
Untuk memenuhi pekerjaan dimaksud di atas, Kontraktor wajib menyediakan
satu set ukure optic transit theodolite dan perlengkapannya. Petugas
pengukuran disediakan oleh pemborong dan pengukuran diawasi oleh
Konsultan Pengawas.

6.5.3 MELURUSKAN, MENDATARKAN, & MELENGKUNGKAN

a. Melengkungkan dalam keadaan dingin hanya boleh dilakukan pada bagian non
structural.
Untuk melengkungkan harus digunakan gilingan lengkung. Melengkungkan plat
dalam keadaan dingin menurut suatu jari-jari tidak boleh lebih kecil dari 3 kali
tebal plat. Ini berlaku pula untuk batang-batang di bidang plat badannya.

b. Melengkungkan batang menurut jari-jari yang dikecilkan harus dilakukan dalam


keadaan panas segera setelah bahan yang dipanaskan tersebut menjadi merah
tua. Tidak diperkenankan melengkungkan dan memukul dengan martil bila
mana bahan tersebut tidak dalam kondisi menyala merah tua lagi.

6.6 PEMASANGAN
6.6.1 Pemasangan rangka-rangka baja tidak boleh bergeser lebih dari 2 mm, dari Asnya.
Kemudian juga elemen-elemen vertical harus tegak lurus dengan bidang
permukaan lantai.

6.6.2 Kontraktor diwajibkan untuk menjaga supaya bagian-bagian konstruksi yang


tertumpuk di lapangan tetap dalam keadaan baik seperti pada saat pelaksanaan
pembuatan konstruksi tersebut.
6.6.3 Kontraktor harus menjaga konstruksi yang tertumpuk di lapangan, agar jangan
rusak karena perubahan cuaca.

6.6.4 Memotong dan menyelesaikan pinggiran-pinggiran bekas irisan, dan lain-lain.


43
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

a. Pemotongan-pemotongan baja untuk bahan kontruksi, harus dengan


mechanical cutting kecuali ditunjukkan lain pada gambar rencana.

b. Bagian-bagian bekas irisan harus benar-benar datar, lurus, dan bersih, sekali-
kali tidak diperbolehkan ada bekas jalur dan lain-lain.

c. Bila bekas pemotongan dengan mesin diperoleh pinggiran-pinggiran bekas


irisan, maka bagian tersebut harus dibuang sekurang-kurangnya setebal 2,5
mm, kecuali kalau keadaanya sebelum di buang setebal 2,5 mm sudah tidak
tampak lagi jalur-jalur.

d. Bagian konstruksi yang berfungsi sebagai pengisi juga perlu dibuang bekas-
bekas potongan atau kotoran-kotoran lainnya.

6.6.5 Menembus, mengebor dan melebarkan lubang


a. Semua lubang-lubang pada bahan baja harus dibor.

b. Pada keadaan akhir diameter lubang untuk baut yang dibubut dengan dan
sebuah baut hitam yang tepat boleh berbeda masing-masing sebanyak 0,1 mm
dan 0,4 mm dari pada diameter batang baut–baut.

c. Semua lubang-lubang dalam bagian kontruksi yang disambung dan yang harus
dijadikan satu dengan alat penyambung, harus dibor sekaligus sampai diameter
sepenuhnya. Apabila ternyata tidak sesuai, maka perubahan-perubahan lubang
tersebut dibor atau diluaskan dan penyimpangannya tidak boleh melebihi 0,5
mm.

d. Semua lubang-lubang harus benar-benar bulat atau sesuai dengan permintaan


gambar rencana terdiri dari siku-siku pada bidang-bidang dan bagian–bagian
konstruksi yang akan disambung.

e. Semua lubang-lubang sebelum pemasangan harus dibersihkan dulu,


mempersiapkan lubang tidak boleh dilakukan dengan mengggunakan besi/sikat
kawat atau besi-besi penggaruk.

6.7 PERAWATAN DAN PERLINDUNGAN

6.7.1 Seluruh profil baja harus dibersihkan dari permukaan korosi (karat) dan kotoran-
kotoran ataupun minyak–minyak, dengan menggunakan sikat baja atau
sandblasting, sampai permukaannya memperoleh warna metallic yang merata.

6.7.2 Segera setelah dibersihkan, sebelum profil-profil baja dipasang di workshop seluruh
permukaannya harus cepat-cepat di cat dengan meni (red oxide) yang tebalnya 30-
35 micron. Cat dasar ini harus betul-betul merata untuk seluruh permukaan profil.

6.7.3 Cat dasar yang tidak baik harus dibuang/dibersihkan sama sekali, sikat kawat,
digosok, dan setelah bersih segera di cat dasar lagi seperti yang telah diuraikan.
Cat dasar dilaksanakan dua kali pengecatan dan dipakai produksi ICI atau setaraf.

6.7.4 Pengecatan harus dilakukan sesuai dengan konstruksi yang dikeluarkan oleh pabrik
dan mengikuti petunjuk Konsultan Pengawas.
6.7.5 Sebelum memulai pengecatan kontraktor harus memberitahukan kepada Konsultan
Pengawas untuk mendapat persetujuannya.

44
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

BAB IV
SYARAT – SYARAT TEKNIS
PEKERJAAN ARSITEKTUR

PASAL 1. PEKERJAAN ADUKAN & CAMPURAN


1.1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud :
1. Pekerjaan adukan pasangan batu kali.
2. Pekerjaan adukan pasangan batu bata.
3. Pekerjaan adukan lain seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

1.2. PERSYARATAN BAHAN


SEMEN
Semen harus Sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam Buku Rencana Kerja dan
Syarat-syarat Teknis Struktur.

PASIR
Pasir yang digunakan adalah jenis pasir pasang dengan butir-butir yang tajam, keras,
bersih dari tanah dan lumpur dan tidak mengandung bahan–bahan organis.

AIR
Air yang dipakai harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organic, basa, garam dan
kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.

1.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN

Campuran adukan yang dimaksud adalah campuran dalam volume. Cara pembuatannya
menggunakan Mixer selama 3 ( tiga) menit .

Jenis Adukan :
a. Adukan biasa adalah campuran 1 PC : 4 PS dan 1 PC : 5 PS. Adukan ini untuk
pasangan batu bata dan batu templek serta untuk menutup semua permukaan
dinding pasangan bagian dalam bangunan , yang dinyatakan tidak kedap air seperti
tercantum dalam Gambar Kerja.

b. Adukan kedap air adalah campuran 1 PC : 3 PS. Aduk plesteran ini untuk :
Menutup semua permukaan dinding pada bagian luar/tepi luar bangunan. Semua
bagian dan keseluruhan permukaan dinding pasangan yang diisyaratkan harus kedap
air seperti yang tercantum pada Gambar Kerja hingga ketinggian 150 cm dari
permukaan lantai. Semua pasangan batu bata di bawah permukaan tanah hingga
ketinggian sampai 20 cm dari permukaan lantai, kecuali ditentukan lain dalam
gambar kerja.

Semua jenis adukan tersebut di atas harus siap sedemikian rupa sehingga selalu dalam
keadaan masih segar dan belum mengering pada waktu pelaksanaan pemasangan.
Kontraktor harus mengusahakan agar tenggang waktu antara waktu pencampuran
adukan dengan pemasangan tidak melebihi 30 menit, terutama untuk adukan kedap air.

45
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

PASAL 2. PEKERJAAN PASANGAN BATU KALI.

2.1. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan yang dimaksud meliputi:
- Pekerjaan pasangan batu kali untuk saluran drainase
- Pekerjaan pasangan batu kali lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

2.2. PERSYARATAN BAHAN

Batu kali yang digunakan harus batu pecah dari jenis yang keras, bersudut runcing dan
tidak porous. Semen yang digunakan adalah semen Portland.
Pasir yang digunakan adalah jenis pasir pasang dengan butir-butir yang tajam ,keras
bersih dari tanah dan Lumpur dan tidak mengandung bahan –bahan organis.
Air yang digunakan harus bebas dari Lumpur, minyak, asam. Bahan organic, basa, garam,
dan kotoran lainnya dalam jumalah lainnya yang dapat merusak.

2.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN

Sebelum pelaksanaan pekerjaan Pondasi ,harus dibuat profil/bentuk pondasi dari bambu
atau kayu pada setiap ujung yang bentuk dan ukurannya sesuai dengan Gambar Kerja
dan telah mendapat persetujuan dari Direksi/Konsultan Pengawas.

Galian pondasi harus telah disetujui secara tertulis oleh Direksi /Konsultan Pengawas.
Kemudian dasar galian harus diurug dengan pasir urug setebal 10cm, disiram sampai
jenuh, diratakan dan dipadatkan sampai benar benar padat.
Diatas lapisan pasir tersebut diberi pasangan batu kali kosong yang dipasang sesuai
dengan Gambar Kerja.’
Pasangan batu kali pondasi menggunakan adukan dengan campuran 1 pc: 4 ps,
terkecuali diisyaratkan kedap air seperti tercantum dalam Gambar Kerja. Untuk kepala
pondasi digunakan adukan kedap air 1pc : 3ps.

Adukan harus membungkus batu kali sedemikian rupa sehingga tidak ada bagian dari
pondasi yang berrongga atau tidak padat khususnya pada bagian tengan.
Setiap jarak 50 cM as-as harus ditanam stek diameter 10 mm untuk sloof dan dinding
pasangan yang tercantum dalam gambar kerja.
Pada perletakan kolom beton atau kolom praktis beton harus ditanamkan stek-stek
tulangan kolom dengan diameter dan jumlah besi yang sama dengan tulangan pokok
pada kolom beton atau kolom praktis tersebut.

Stek-stek harus tertanam dengan baik dalam pondasi sedalam minimum 40-d atau sesuai
dengan ukuran dalam gambar kerja.
Demikian pula dengan bagian stek yang tidak tertanam atau mencuat ke atas sepanjang
minimum 40-d atau sesuai dengan ukuran dalam gambar kerja.
Jarak antara stek-stek ini adalah tiap 100 cm dan atau seperti yang tercantum dalam
Gambar Kerja.

PASAL 3. PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA

3.1. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
- Pembuatan Dinding bata ringan dengan ketebalan sesuai gambar.
- Pekerjaan pasangan batu bata lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

46
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

3.2. PERSYARATAN BAHAN


3.2.1 Batu Bata
Batu bata yang dipakai adalah bata merah kelas A dari mutu yang terbaik,
Sebelum teknis pengadaan bahan ini, Kontraktor diwajibkan mengajukan contoh
disertai data teknis dari batu bata yang akan dipakai kepada Direksi/Konsultan
Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.

3.2.2 Semen
Sesuai dengan pasal 1 butir 1.2.1.

3.2.3 Pasir
Sesuai dengan pasal 1 butir 1.2.2.

3.3.3 Air
Sesuai dengan pasal 1 butir 1.2.3.

3.3 PERSYARATAN PELAKSANAAN


3.3.1 Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus memperhatikan detail bentuk
profil, sambungan dan hubungan dengan material lain dan melaksanakannya sesuai
dengan yang tercantum dalam Gambar Kerja.

3.3.2 Sebelum pemasangan ,batu bata harus direndam dalam air bersih dulu sehingga
jenuh. Pada saat diletakkan, tidak boleh ada genangan air di atas permukaan batu
bata tersebut.

3.3.3 Aduk Perekat/Spesi


a. Aduk perekat/spesi untuk pasangan batu bata kedap air adalah campuran 1PC :
3PS untuk :
- Dinding pasangan bata daerah basah.
- Dinding pasangan batu yang langsung berhubungan dengan luar
- Saluran.
b. Untuk semua pasangan batu bata terhitung dari P + 0,20 ke atas, dipakai aduk
perakat/spesi campuran 1PC : 5PSR terkecuali yang diisyaratkan kedap air
seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
c. Persyaratan pembuatan adukan harus sesuai dengan pasal 1 dalam Bab ini.

3.3.4 Pemasangan harus sedemikian rupa sehingga ketebalan aduk perekat/spesi harus
sama setebal 1cm. Semua pertemuan horizontal dan vertical harus terisi dengan
baik dan penuh.

3.3.5 Pemasangan dinding pasangan bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri
maksimum 24 lapis setiap harinya, diikuti dengan cor kolom dan balok praktis.
Persyaratan pelaksanaan kolom dan balok praktis, mengacu pada persyaratan
pelaksanaan pekerjaan beton di bab lain dalam buku ini.

3.3.6 Pelaksanaan pemasangan batu bata harus rapi, sama tebal, lurus, tegak dan pola
ikatan harus terjaga baik di seluruh pekerjaan. Pertemuan sudut dua dinding harus
rapi dan siku seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

3.3.7 Pekerjaan pemasangan batu bata harus benar-benar vertical dan horizontal.
Pengukuran dilakukan tiang lot dan harus diukur tepat.
Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau pencembungan
bidang tidak boleh melebihi 5 mm untuk setiap jarak 200 cm vertical dan horizontal.
Jika melebihi, Kontraktor harus membongkar/memperbaiki dan biaya untuk

47
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

pekerjaan ini ditanggung oleh Kontraktor, tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan
tambah.

3.3.8 Semua pasangan bata yang tertanam dalam tanah harus dilapis aduk kasar sampai
setinggi permukaan tanah.

3.3.9 Setelah bata terpasang dengan adukan, siar-siar harus dikerok dengan kedalaman
1 cm dengan rapi dan dibersihkan dengan sapu lidi, kemudian disiram air dan siap
menerima plesteran.

3.3.10 Sebelum diplester, permukaan pasangan bata harus dibahasi dengan air terlebih
dahulu dan siarsiar telah dikerok dan dibersihkan.

3.3.11 Pembuatan lubang pada dinding pasangan bata untuk perancah sama sekali tidak
diperkenankan.

3.3.12 Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah dua melebihi dari 5%.
Bata yang patah lebih dari 2 bagian tidak boleh digunakan.

3.3.13 Ketebalan jadi (setelah di-finish dengan plester aci halus) :


- Dinding bata ½ batu harus setebal 15 cm
- Dinding bata 1 batu harus setebal 25 cm.

3.3.14 Pemeliharaan:
Selama pasangan dinding belum di-finish, Kontraktor wajib untuk memelihara dan
menjaga atas kerusakan atau pengotoran oleh bahan lain.
Apabila pada saat di finish terdapat kerusakan, berlubang dan lain sebagainya,
Kontraktor harus memperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh Direksi/
Konsultan Pengawas.
Biaya ini ditanggung oleh Kontraktor dan tidak dapat di klaim sebagai pekerjaan
tambah.

PASAL 4. PEKERJAAN PASANGAN UBIN KERAMIK

4.1. LINGKUP PEKERJAAN


a. Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
b. Pekerjaan urugan pasir dibawah pasangan lantai.
c. Pekerjaan ubin keramik untuk lantai kamar mandi/toilet dan tempat lain yang
ditunjuk pada Gambar Kerja.
d. Pekerjaan ubin keramik dinding untuk toilet dan tempat lain yang ditunjuk pada
Gambar Kerja.
e. Pekerjaan ubin granite pada Teras luar atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
f. Pembuatan Nosing pada tangga sesuai bahan lantai sesuai bahan lantai.

4.2. PERSYARATAN BAHAN


Semen yang digunakan adalah semen Portland. Pasir yang digunakan adalah jenis pasir
pasang dengan butir-butir yang tajam, keras bersih dari tanah dan lumpur dan tidak
mengandung bahan–bahan organis.
Air yang digunakan harus bebas dari lumpur, minyak, asam. Bahan organic, basa, garam,
dan kotoran lainnya dalam jumlah lainnya yang dapat merusak.

48
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

Ubin Keramik (Ceramik Tile)


Jenis : Homogenous Tile.
Permukaan : unpolished untuk lantai KM/WC.
Ketebalan : 6 mm
Warna : Ditentukan kemudian.
Ukuran : 60X60 cm (antislip) untuk lantai KM/Toilet
30 x 60 cm untuk dinding KM/WC kelas, dan 60 x 60 untuk dinding
Km/WC asrama
60 X60 cm untuk semua lantai, kecuali 40 x 40 cm untuk selasar
asrama lantai 1 dan 2
Kualitas : Kelas 1
Produk : Setara Niro, granite, Indogress

Adukan Pengisi Siar.


Aduk pengisi siar dan nat yaitu merk IBAGROUT / SIKA atau yang setaraf.
Warna sesuai dengan ubin keramik.

Kontraktor harus mengajukan contoh bahan sebanyak 3 (tiga ) set kepada Pemberi Tugas
untuk mendapatkan persetujuan (tektur dan warna), selanjutnya dipakai sebagai
standard dalam memeriksa/menerima bahan yang dikirim ke lapangan.

Ubin keramik yang akan dipasang, ukuran diagonalnya harus benar-benar sama, masing-
masing tepinya benar-benar menyiku dan tidak cacat.
Kontraktor wajib menyerahkan/menyediakan cadangan bahan sebanyak 2,5% dari
keseluruhan bahan yang akan dipasang.

4.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN

4.3.1. Pada saat pemasangan, ubin keramik harus dalam keadaan baik, tidak retak, cacat
atau ternoda dan warna sesuai dengan yang diisyaratkan.

4.3.2. Seluruh pemasangan ubin keramik harus dengan cara merendam sampai jenuh air,
kemudian ditiriskan berbaris sampai kering.

4.3.3. Agar adukan/campuran pengisi siar tidak menempel pada permukaan


keramik/granit, maka sebelum pemasangan, seluruh permukaan atas
keramik/granito harus diolesi minyak kacang.

4.3.4. Pola pemasangan ubin keramik harus sesuai dengan Gambar Kerja /Shop drawing
atau sesuai dengan petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas.

4.3.5. Bila diperlukan pemotongan ubin keramik, maka harus dipergunakan alat
pemotong khusus sesuai dengan petunjuk pabrik.
Hasil pemotongan harus siku dan lurus (tidak bergerigi), bagian sisi yang terpotong
dihaluskan dengan ampelas, sehingga membentuk pinggiran yang serupa dengan
sebelum dipotong.

4.3.6. Pemasangan ubin keramik harus benar-benar rata. Permukaannya harus tepat
pada peil finish atau ketebalan finish dan sesuai dengan kemiringan seperti
diisyaratkan dalam Gambar Kerja. Toleransi kecekungan adalah 2,5 mm untuk
setiap 2.00 M2.

4.3.7. Garis-garis tepi ubin keramik yang terbentuk maupun siar-siar harus lurus.
Lebar siar harus sama yaitu lebar maksimum 3 mm dengan kedalaman 2 mm.
49
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

Persyaratan pelaksanaan aduk pengisi ini harus sesuai dengan spesifikasi pabrik
agar didapatkan hasil yang baik. Sebelum dan sesudah pelaksaan aduk pengisi,
siar harus bersih dari debu dan kotoran lainnya. Pembersihan segera sebelum
menjadi keras/kering dengan lap basah.

4.3.8. Untuk Nosing tangga, dibuat tiga jalur/alur dengan jarak antar lajur 3 cm, lebar
lajur/alur 5 mm, kedalaman alur/lajur 3 mm.

4.3.9. Ubin keramik yang telah terpasang harus segera dibersihkan dari bercak noda aduk
perekat dan aduk pengisi siar dengan lap/kain yang dibasahi dengan air bersih dan
dilindungi dari kemungkinan cacat akibat pekerjaan lain.

4.3.10. Selama 3 x 24 jam setelah pemasangan, ubin keramik harus dihindarkan dari
injakan atau pemberian beban.

4.3.11. Bila terjadi kerusakan/cacat, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaiki kembali


dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan. Biaya untuk hal ini adalah tanggung
jawab Kontraktor dan tidak dapat di klaim sebagai pekerjaan tambah.
4.3.11. Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, semua pipa sparing dan atau jaringan pipa
sudah harus terpasang pada tempatnya. Kontraktor harus mempelajari gambar
kerja dan koordinasi dengan pekerjaan Plumbing dan Mekanikal dibawah
pengarahan Konsultan Pengawas/Direksi.

4.3.12. Lantai 1.
Khusus untuk lantai 1, maka berlaku persyaratan pelaksanaan sebagai berikut :
- Tanah urug sebagai dasar harus mencapai kepadatan yang diisyaratkan dan
rata waterpass. Persyaratan pelaksanaan pengurugan dan pemadatan tanah
harus mengikuti uraian pada bab Pekerjaan Tanah.
- Selanjutnya dihamparkan lapisan pasir. Lapisan pasir ini harus padat dan tidak
berongga dan rata waterpass. Ketebalan lapisan pasir 10 cm, atau sesuai
dengan gambar kerja.
- Selanjutnya adalah lapisan beton tumbuk harus memenuhi persyaratan seperti
tercantum dalam Pasal 6 butir 6.3.2.
- Adukan adalah 1PC : 5PS terkecuali untuk daerah basah.
- Untuk daerah basah, area Dapur, aduk plesteran adalah untuk kedap air yaitu
1PC : 3 PSR.

Persyaratan pekerjaan adukan harus mengikuti uraian pada Pasal 1 Pekerjaan


Adukan & Campuran.
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus memperhatikan dengan
seksama peil-peil finishing dan arah kemiringan seperti tercantum dalam Gambar
Kerja.
Permukaan jadi/finishing lantai harus menunjuk tepat pada peil finish ataupun
kemiringan yang diisyaratkan.

4.3.13. Lantai Tingkat


Untuk lantai tingkat, diatas plat lantai beton langsung dihampar pasir padat dan
tidak berongga setebal 5 cm atau sesuai dengan gambar kerja. Cara pelaksanaan
selanjutnya seperti pada butir 4.3.2.

4.3.14. Dinding dan Bidang Vertikal lainnya.


Campuran adukan adalah IPC : 3PS.
Sebelum pemasangan ubin keramik, permukaan dinding, khususnya permukaan
beton, harus dikasarkan terlebih dahulu.
50
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

Sesudah ubin keramik terpasang, nat harus diisi penuh dengan adukan pengisi
(grouting).
Adukan pengisi sesuai dengan persyaratan bahan pada butir 4.2.8 dan warnanya
sesuai dengan warna ubin keramik, atau sesuai petunjuk Direksi/Konsultan
Pengawas.
Pembersihan permukaan ubin keramik yang telah terpasang dengan menggunakan
kain yang basah, atau zat pembersih yang direkomendasikan oleh pabrik.
Tidak diperkenankan menggunakan cairan asam atau HCL.

PASAL 5. PEKERJAAN PASANGAN GLASS BLOCK

5.1 LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
- Pemasangan Glass Block pada toilet atau kamar mandi asrama, atau seperti
tercantum dalam Gambar Kerja.

5.2 PERSYARATAN BAHAN.


5.2.1 Semen
Sesuai dengan pasal 1 butir 1.2.1.

5.2.2 Pasir
Sesuai dengan pasal 1 butir 1.2.2.

5.2.3 Glass Block


Ukuran : 20 x 20 cm
Tebal : 12 cm
Produk : KIG ( Kedawung Indah Grop), atau setaraf.

5.2.4 Adukan Pengisi Siar.


Aduk pengisi siar dan nat yaitu semen putih.

5.2.5 Kontraktor harus mengajukan contoh bahan sebanyak 3 set kepada Pemberi Tugas
untuk mendapatkan persetujuan ( tekstur dan warna), selanjutnya dipakai standard
dalam memeriksa/menerima bahan yang dikirim ke lapangan.

5.2.6 Kontraktor wajib menyerahkan/menyediakan cadangan bahan sebanyak 2,5 % dari


keseluruhan bahan yang akan dipasang.

5.3 PERSYARATAN PELAKSANAAN


5.3.1 Pada saat pemasangan, Glass Block harus dalam keadaan baik, tidak retak, cacat
atau ternoda dan pola sesuai dengan yang diisyaratkan.

5.3.2 Pemasangan Glass Block dilaksanakan pada tempat dan dengan kontruksi seperti
tercantum pada gambar kerja.

5.3.3 Celah/Siar antara masing-masing glass block harus diisi dengan acian semen putih
dengan lebar 5mm.

51
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

PASAL 6. PEKERJAAN BETON NON STRUKTURAL

6.1. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan Beton Bertulang
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
- Pembuatan kolom praktis 13 x 13 cm
- Pembuatan balok praktis/balok latei, ring balok ukuran 13 x 13 cm dan 13 x 20 cm.
- Pekerjaan kolom praktis ,balok praktis/latei dan ring balok lainnya seperti tercantum
dalam Gambar Kerja.
Pekerjaan Beton Tumbuk.
Pekerjaan yang dimaksud meliputi:
Pembuatan lantai kerja beton tumbuk pada lantai pondasi plat setempat pekerjaan torn
atau sesuai Gambar.

6.2. PERSYARATAN BAHAN.


Besi beton
Besi beton yang dipakai adalah dari mutu U- 24 untuk diameter lebih kecil dari 16 mM.
Besi harus bersih dari lapisan minyak, lemak, dan bebas dari cacat seperti serpih-serpih.
Penampang besi harus bulat serta memenuhi persyaratan NI-2. Diameter besi beton yang
dipasang harus sesuai dengan gambar kerja.
Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lapangan kerja
dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas.
Kawat pengikat besi beton adalah dari baja lunak dan tidak disepuh/dilapis seng.
Diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm. Kawat pengikat besi beton
harus memenuhi syarat-syarat dalam NI-2 (PBI-1971)
Semen yang dipakai harus semen Portland, Pasir yang dipakai harus pasir beton.

Koral Beton/Split
Koral beton/Split harus bersih ,bersudut tajam, tidak berpori, serta mempunyai gradasi
kekerasan sesuai dengan syarat-syarat NI-2.
Penyimpanan/Penimbunan koral beton/split dengan pasir harus dipisahkan satu dari yang
lain, hingga kedua bahan tersebut dijamin mendapatkan perbandingan adukan beton
yang diisyaratkan.
Air yang digunakan harus bebas dari Lumpur, minyak, asam. Bahan organic, basa, garam,
dan kotoran lainnya dalam jumalah lainnya yang dapat merusak.

Acuan/Bekisting & Perancah.


Papan acuan/bekisting dibuat dari multiplex tebal 10 mm. Balok-balok pengkaku dan
pengikat papan acuan dari kaso 5/7. Perancah diisyaratkan memakai perancah besi, tidak
diperkenankan mempergunakan kaso 5/7 atau bamboo.

6.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN

Beton Bertulangan
a. Campuran & Mutu Beton.
Campuran adalah 1PC : 2PS : 3 KR.
Mutu beton yang diisyaratkan dalam pekerjaan beton bertulangan non stuktural ini
adalah K-175 dan untk beton structural dengan mutu K –225.

b. Pembesian
Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau yang dibengkokkan,
sambungan, kait-kait, dan sengkang (ring) ,persyaratan harus sesuai NI-2 (PBI 1971).
Pemasangan dan penggunaan tulangan beton harus sesuai dengan Gambar
Kerja.Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin agar besi tersebut
52
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

tidak berubah tempat selama pengecoran, dan harus bebas dari papan
acuan/bekisting atau lantai kerja dengan memasang selimut beton dan bantalan
/tahu beton sesuai NI-2 (PBI 1971.

c. Pekerjaan Acuan/Bekisting
Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah
ditetapkan dalam Gambar Kerja.
Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan, sehingga cukup
kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan kedudukannya selama pengecoran
berlangsung.
Acuan harus rapat (tidak bocor) ,permukaannya licin, bebas dari kotoran tahi gergaji,
potongan kayu, tanah, Lumpur, dan sebagainya.

d. Cara Pengadukan
Cara pengadukan harus menggunakan beton molen .Takaran untuk semen
Portland ,pasir dan koral harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi/Konsultan
Pengawas. Beton harus dilindungi dari sinar matahari langsung, hingga tidak terjadi
penguapan terlalu cepat. Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan,
harus diperhatikan.

e. Pengecoran Beton
Sebelum pelaksanaan pengecoran, Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan
persiapan dengan membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan pekerjaan
persiapan dengan membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh,
pemeriksaan ukuran-ukuran dan ketinggian, pemeriksaan penulangan dan
penempatan penahan jarak. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas
persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas. Pengecoran harus dilakukan dengan
menggunakan alat pengetar beton untuk menjamin beton cukup padat, dan harus
dihindarkan terjadinya cacat pada beton seperti keropos dan sarang-sarang
koral/split yang dapat memperlemah kontruksi..

Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari berikutnya,
maka tempat perhentian tersebut harus disetujui Direksi/Konsultan Pengawas.
Penyambungan beton lama dengan beton baru harus memakai adukan perekat
CALBOND.
Permukaan beton lama yang akan diteruskan pengecorannya harus dikasarkan ,
dilapisi dengan adukan perekat CALBOND yang pembuatannya sesuai persyaratan
pabrik pembuat, selanjutnya langsung dilakukan pengecoran beton baru.

f. Pekerjaan Pembongkaran Acuan/Bekisting.


Pekerjaan pembongkaran acuan/bekisting hanya boleh dilakukan dengan ijin tertulis
dari Direksi/Konsultan Pengawas.
Setelah bekisting dibuka, tidak diijinkan mengadakan perubahan apapun pada
permukaan beton tanpa persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas.

g. Pekerjaan Pembuatan Kolom Praktis.


Pemasangan kolom praktis untuk:
 Setiap pertemuan dinding pasangan bata ringan.
 Dinding pasangan bata pada bagian dalam bangunan setiap luas 9 m2.
 Dinding pasangan bata pada bagian luar/tepi luar bangunan setiap luas 9 m2.
 Dan atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
Ukuran kolom praktis adalah 13 x 13 cm.

53
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

h. Pekerjaan Pembuatan Balok Praktis/ Latei & Ring Balok Pemasangan balok
praktis / latei dan ring balok :
 Di atas lubang pintu, jendela dan bovenlicht
 Di atas kusen aluminium sebagai balok latei
 Di tepi atas/akhir dari dinding pasangan batu bata yang bebas sebagai ringbalok
 Setiap luas 9 m2 pasangan dinding bata yang tinggi
 Dan atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
Ukuran balok praktis adalah 13 x 13 cm, 13 x 20 cm, atau sesuai Gambar Kerja.

i. Penulangan beton kolom dan balok sesuai Gambar Kerja dan atau seperti terurai
dalam pekerjaan beton di bab lain dalam buku ini.

j. Pemasangan kolom praktis dan balok praktis/latei seperti tercantum dalam butir
6.3.1.5 dan 6.3.1.6 di atas, terlepas apakah pekerjaan tersebut tergambar atau tidak
dalam Gambar Kerja.

k. Pada setiap pertemuan dinding pasangan bata dengan kolom praktis, ring balok
beton maupun beton lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja harus diperkuat
angker diameter 8 mm tiap jarak 50 cm, yang terlebih dahulu telah ditanam dengan
baik pada begian pekerjaan kolom dan balok praktis ini.
Bagian yang tertanam dalam pasangan bata minimal sedalam 30 cm kecuali
ditentukan lain.

Pekerjaan Beton Tumbuk.


Campuran beton tumbuk adalah 1PC : 3PS : 5KRK dengan tulangan praktis 1 lapis-dua
arah diameter 6mm – 15 cm atau wiremesh BRC M6, terkecuali pada daerah basah
(KM/WC dan Pantry) tidak dipasang tulangan.
Lapisan beton tumbuk harus padat, tidak berongga, tidak retak dan rata permukaan/
waterpass dan atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
Tebal lapisan beton tumbuk adalah 6 cm , dan atau sesuai Gambar Kerja.

PASAL 7. PEKERJAAN PLESTERAN

7.1. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
a. Plesteran aci halus untuk dinding pasangan batu bata dan permukaan beton.
b. Plesteran kedap air
c. Plesteran biasa
d. Plesteran kasar untuk dinding pasangan bata yang tertanam dalam tanah dan untuk
dinding batas dengan tangga yang terlihat.
e. Pekerjaan plesteran lainnya seperti terurai dalam Gambar Kerja.

7.2. PERSYARATAN BAHAN

Semen harus Sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam Buku Rencana Kerja dan
Syarat-syarat Teknis Struktur.

Pasir yang digunakan adalah jenis pasir pasang dengan butir-butir yang
tajam ,keras ,bersih dari tanah dan Lumpur dan tidak mengandung bahan –bahan organis.

Air yang dipakai harus bebas dari Lumpur, minyak, asam, bahan organic, basa, garam
dan kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.
7.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN

54
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

Campuran plesteran yang dimaksud adalah campuran dalam volume.


Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan dinding pasangan bata atau
bidang beton telah disetujui secara tertulis oleh Direksi/Konsultan Pengawas.
Jenis Plesteran :

a. Plesteran kasar adalah plesteran dengan permukaan


tidak dihaluskan.
Campuran plesteran kasar adalah campuran aduk kedap air, yaitu 1PC : 3PS. Dipakai
untuk:
- Menutup permukaan dinding pasangan yang tertanam di dalam tanah hingga ke
permukaan tanah dan atau lantai
- Menutup permukaan dinding pagar yang menghadap tetangga.

b. Plesteran biasa adalah campuran 1 PC : 5PS


Aduk plesteran ini untuk pasangan batu bata dan batu tempel serta untuk menutup
semua permukaan dinding pasangan bagian dalam bangunan yang dinyatakan tidak
kedap air seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

d. Plesteran kedap air adalah campuran 1 PC : 3PS.


Aduk plesteran ini untuk :
- Menutup semuapermukaan dinding pasangan pada bagian luar/tepi luar
bengunan.
- Semua bagian dan keseluruhan permukaan dinding pasangan yang diisyaratkan
harus kedap air seperti tercantum dalam Gambar Kerja hingga ketinggian 150 cm
dari permukaan lantai.
- Semua permukaan bata di bawah permukaan tanah hingga ketinggian sampai 20
cm dari permukaan lantai, terkecuali ditentukan lain dalam Gambar Kerja.

e. Plesteran halus/aci adalah PC dengan air yang dibuat sedemikian rupa hingga
mendapatkan campuran yang homogen.
Plesteran halus ini merupakan pekerjaan penyelesaian akhir dari dinding pasangan.
Pekerjaan plesteran halus ini dilaksanakan sesudah aduk plesteran sebagai lapisan
dasar berumur 8 hari, atau sudah kering benar.
Semua jenis plesteran tersebut di atas harus dipersiapkan sedemikian rupa sehingga
selalu dalam keadaan masih segar dan belum mengering pada waktu pelaksanaan
pemasangan.

Kontraktor harus mengusahakan agar tenggang waktu antara waktu pencampuran


aduk plesteran dengan pemasangan tidak melebihi 30 menit, terutama untuk
plesteran kedap air. Kontraktor harus menyediakan Pekerja/Tukang yang
pelaksanaan pekerjaan plesteran ini, khususnya untuk plesteran acian halus.
Terkecuali untuk plesteran kasar, permukaan semua aduk plesteran harus diratakan.

Permukaan plesteran tersebut khususnya plesteran halus/aci halus;harus rata, tidak


bergelombang, penuh dan padat, tidak berrongga dan berlubang, tidak mengandung
kerikil ataupun benda-benda lain yang membuat cacat.
Untuk permukaan dinding pasangan ,sebelum diplester harus dibasahi dahulu dan
siar-siarnya dikerok sedalam kurang lebih 1 cm.
Sedang untuk permukaan beton yang akan diplester, permukannya harus dibersihkan
dari sisa-sisa bekisting, kemudian dikasarkan /(“scratched”).
Semua lubang-lubang bekas pengikat bekisting atau formtie harus tertutup aduk
plesteran.

55
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

Untuk semua bidang dinding yang akan dilapis dengan cat/wallpaper dipakai
plesteran aci halus di atas permukaan plesterannya.
Untuk bidang dinding pasangan yang menggunakan bahan/material yang akan
digunakan tersebut. Untuk setiap pertemuan bahan/material yang berbeda jenis pada
satu bidang datar, harus diberi naat/celah dengan ukuran lebar 0,7 cm dalam 0,5 cm.
Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau pencembungan
bidang tidak boleh melebihi 5 mm, untuk setiap jarak 2 m.
Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding/kolom seperti
yang dinyatakn dan dicantumkan dalam Gambar Kerja.

Tebal Plesteran adalah minimal 1,5 cm dan maxsimal 2,5 cm.


Jika ketebalan melebihi 2,5 cm, maka diharuskan menggunakan kawat ayam yang
diikat/dipakukan ke permukaan dinding pasangan yang bersangkutan, untuk
memperkuat daya lekat plesteran.
Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai pemasangan
instalasi pipa listrik, pipa plumbing, untuk seluruh bangunan.

Pemeliharaan
Kelembaban Plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung dengan wajar.
Hal ini dilaksanakan dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering
dan melindungi dari terik panas matahari langsung dengan bahan penutup yang dapat
mencegah penguapan air secara cepat.
Pembasahan tersebut adalah selama 7 hari setelah pengacian selesai, Kontraktor harus
menyiram dengan air sekurang-kurangnya 2 kali sehari sampai jenuh.

Selama permukaan plesteran belum dilapis dengan bahan/material akhir di atas


permukaan plesteran dilakukan sebelum plesteran berumur lebih dari 2 minggu, cukup
kering, bersih dari retak, noda dan cacat lain seperti yang diisyaratkan tersebut di atas.
Apabila hasil pekerjaan tidak memenuhi semua yang diisyaratkan oleh Direksi/Konsultan
Pengawas, maka Kontraktor harus membongkar dan memperbaiki sampai disetujui oleh
Direksi/Konsultan Pengawas. Biaya untuk perbaikan tersebut ditanggung oleh Kontraktor
dan tidak dapat dijadikan sebagai pekerjaan tambah.

PASAL 8. PEKERJAAN KAYU

8.1. LINGKUP PEKERJAAN

a. Panel daun pintu seperti yang ditunjukkan pada Gambar Kerja


b. Pekerjaan kayu interior yang menenempel di dinding
c. Pekerjaan Mebeuler
d. Pekerjaan kayu halus lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

8.2. PERSYARATAN BAHAN


Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai persyaratan seperti diuraikan pada butir
berikut ini. Semua kayu yang dipakai harus tua, benar-benar kering, lurus, tanpa cacat
mata kayu, putih kayu dan retak

a. Bahan untuk daun pintu kelas dan asrama


Samarinda.
Referensi bahan sesuai dengan SII No.1458/81, mutu kelas A, Keawetan II dan
kekuatan II.

56
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

b. bahan interior kelas


Panel : Plywood
Tebal : berbagai ukuran (sesuai yang ditunjukan pada Gambar Kerja).
Produk : Ex Lokal mutu terbaik.

c. bahan interior asrama


Panel : sungkay untuk backdrop dan mebeuler
Tebal : berbagai ukuran (sesuai yang ditunjukan pada Gambar Kerja).
Produk : Ex Lokal mutu terbaik.

d. bahan interior asrama


Panel : Merbabu untuk partisi barier
Tebal : berbagai ukuran (sesuai yang ditunjukan pada Gambar Kerja).
Produk : Ex Lokal mutu terbaik.

Kelembaban
Untuk ketebalan kayu lebih kecil dari 3 cm, diisyaratkan kelembaban kayu tidak lebih dari
14 % terpasang.
Untuk ketebalan kayu lebih dari 7 cm diijinkan kelembaban kayu 25 % maxsimum.
Untuk ketebalan kayu lebih kecil dari 7 sampai 3 cm diijinkan kelembaban kayu 18%
maxsimum.
Kelembaban kayu atau kadar kayu (moisture content) tersebut di atas diperiksa dengan
alat pemeriksaan kelembaban .

Pengawetan kayu
Semua kayu (terkecuali kayu lembaran) yang dipergunakan harus sudah melalui proses
pengeringan (dry klin) dan harus sudah diberi bahan anti rayap sebelum pelaksanaan
finishing.
Persyaratan pelaksanaan pekerjaan anti rayap sesuai dengan yang tercantum pada
pekerjaan finishing.
Penimbunan kayu di tempat pekerjaan sebelum pelaksanaan pekerjaan ini harus
diletakkan di satu tempat ,di dalam ruangan yang kering dengan sirkulasi udara yang baik,
tidak terkena udara langsung dan harus dilindungi dari kerusakan.
Timbunan kayu tersebut harus diberi alas sehingga tidak langsung terhampar di lantai.

Bahan & Alat Bantu


Bahan dempul yang dipakai adalah tipe B dengan referensi SII 0282/80.
Bahan perekat adalah lem putih untuk kayu , produk HENKEL.
Semua pengikat berupa paku, sekrup, baut, dynabolt, kawat dan lain lain harus
digalvanisasi

8.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN

Sebelum pelaksanaan pekerjaan kayu ini, kepada Kontraktor diwajibkan untuk :


a. Mempelajari bentuk, pola penempatan,cara pemasangan dan detail sesuai Gambar
Kerja.
b. Pengukuran keadaan lapangan untuk mendapatkan ketepatan pemasangan di
lapangan.
c. Khususnya untuk pekerjaan kayu halus Kontraktor harus membuat shop drawing
untuk detail pemasangan dan system perkuatan

Agar diusahakan pelaksanaan pemasangan instalasi sebelum pelaksanaan pekerjaan kayu


sehingga tidak terjadi pembongkaran.

57
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

Pelaksanaan sambungan seperti pemasangan klos, baut, plat penggantung, angker


dynabolt, sekrup, paku & lem perekat harus rapi & sempurna serta tidak diperkenankan
mengotori bidang-bidang tampak.
Khusus untuk bahan sambungan / pengikat dari baja seperti angker, sengkang, pelat,
dan sebagainya; sebelum terpasang harus sudah diberi lapisan anti karat yang memenuhi
persyaratan dalam Pasal Pekerjaan Pengecatan di buku ini.
Khusus pada permukaan bidang tampak/exsposed tidak diperkenankan pemasangan paku
tetapi harus di sekrup atau cara lain yang disetujui Direksi/Konsultan Pengawas.

Bilamana pada system perkuatan yang tertera dalam gambar dianggap kurang kuat oleh
Kontraktor, maka menjadi kewajiban dan tanggung Kontraktor untuk menambahkannya
setelah disetujui Konsulatan Pengawas.
Dalam hal ini Kontraktor tidak dapat meng-klaim sebagai pekerjaan tambah
Semua pekerjaan pendempulan harus rapi, rata dan halus.
Setelah pendempulan kering kemudian digosok dengan ampelas halus.
Sebelum pemasangan untuk semua logam yang merekat pada kayu, semua logam
tersebut harus sudah diberi lapisan perlindungan atau lapisan cat seperti yang
diisyaratkan.

Semua pekerjaan kayu halus khususnya permukaan kayu yang akan


diperlihatkan/exposed dan permukaan kayu yang akan dilapisi/ditempel dengan
bahan/material finishing harus diserut halus dan rata. Proses pengerjaan semua kayu
untuk pekerjaan kayu halus harus menggunakan mesin tanpa kecuali dan tidak
diperkenankan mengerjakan di tempat pemasangan . Persyaratan ini mencangkup pula
untuk penyerutan. Setelah penyerutan mesin, baru kemudian diperkenankan dengan
penyerutan tangan.
Sambungan-sambungan harus dikerjakan dengan ketelitian yang tepat dan rapih
terutama untuk bagian yang diperlihatkan (exposed) .
Sambungan Lis Tepi langit-langit dan Plint kayu pada sudut harus berupa sambungan adu
manis dan siku.
Sambungan antara papan kearah memanjang harus berupa sambungan ekor burung.

Perlindungan Terhadap Pekerjaan Kayu yang Telah Selesai


Semua kayu yang telah terpasang harus dilindungi dari segala kerusakan baik berupa
benturan, pecah, retak, noda dan cacat– cacat lain.
Apabila hal tersebut di atas di temui, maka Kontraktor harus membongkar dan mengganti
tanpa mengurangi mutu.
Biaya untuk pekerjaan ini adalah tanggung jawab Kontraktor, tidak dapat di-klaim sebagai
pekerjaan tambah.

Pekerjaan Penyelesaian (“Finishing”) Kayu.


Pekerjaan “finishing” kayu lihat pasal Pekerjaan Pengecatan dalam buku ini.

PASAL 9. PEKERJAAN KUSEN, RANGKA PINTU, DAN RANGKA JENDELA ALUMINIUM

9.1 LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
- Pekerjaan kusen aluminium
- Pekerjaan rangka pintu dan rangka jendela aluminium.

9.2 PERSYARATAN BAHAN


Kusen, Rangka Daun Pintu dan Rangka Daun Jendela Aluminium
Jenis : Alluminium extrusion alloy colored anodizing.
58
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

Ketebalan : Minimum 1.3 mm


Proses pewarnaan : Colored anodizing dengan tebal minium 18 mikron
Warna : Ditentukan kemudian
Produk : INDAL atau yang setaraf
Persyaratan untuk kontruksi kusen :
Defleksi maksimum 2mm untuk 1/1500 bentang antara 2 tumpuan.
Ketahanan terhadap beban angina (120 kg/cm2) ketahanan terhadap udara (minimum 15
m3/jam), dan ketahanan terhadap air harus disertai dengan hasil test.
Untuk bahan pelengkap lainnya :
- Sekrup dari stainless steel.
- Weather strip dari neoprene rubber gasket.
- Caulking dan sealant sebagai penutup pengikat alat penggantung dengan aluminium.
- Angker rangka kusen dari steel plate, tebal 2 mm dengan lapisan zinc minimal 13
mikron. Penempatan pada setiap jarak 30 mm.
- Untuk rangka/profil kusen yang berhubungan dengan udara luar harus diberi behan
kedap air jenis polysol sealant.

9.3 PERSYARATAN PELAKSANAAN


9.3.1 U m u m
Sebelum memuali pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan meneliti Gambar kerja &
melakukan pengukuran lapangan.
Tipe pintu, jendela, yang terpasang harus sesuai dengan daftar Tipr yang tertera dalam
gambar kerja dengan memperlihatkan ukuran-ukuran, bentuk profil, material, detail arah
bukaan, dan lain-lain.
Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan membuat “shop drawing” dan
membuat contoh jadi (“mock-up”) detail hubungan bagian terteantu yang dimintakan
oleh Konsultan Pengawas/Direksi untuk disetujui dengan petunjuk sebagai berikut:

Gambar Uraian/Informasi
Denah Lokasi, jenis bukaan,
Engsel-engsel

Daftar jenis pintu, Merk, kualitas, material


jendela, bovenlicht finish, tipe, anti karat, anti
rayap, glass hardware, dll.

Shop Drawing detail Tipe/jenisukuran, finish per-


mukaan, glazing method lokasi,
metode instalasi, hardware, dll.

Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor wajib memperhatikan persyaratan


pelaksanaan Pekerjaan Perlengkapan Pintu & Jendala. Semua kusen dan rangka daun
harus dikerjakan secara pabrikasi dengan teliti, sesuai dengan ukuran dan kondisi
lapangan agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan. Kusen dan rangka daun
dilindungi dari kerusakan, retak, bercak, noda, lubang, gores-goresan pada permukaan
yang tampak selama pabrikasi maupun pemasangan.

Apabila ditemui kerusakan, cacat, salah pemasangan, ketidaktepatan pemasangan


karena Kontraktor kurang cermat dan teliti, maka Kontraktor harus
memperbaiki/membongkar/mengganti hingga memenuhi spesifikasi dengan biaya
ditanggung Kontraktor tanpa dapat diklaim sebagai biaya kerja tambah.
Pemasangan kusen bersamaan dengan pelaksanaan pekerjaan dinding dan kolom
praktis. Prinsip pelaksanaan ini perlu diperhatikan dan dijaga agar angker kusen tetap
dapat berfungsi.
59
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

9.3.2 Kusen, Rangka Daun Pintu Dan Jendela Aluminium.


Semua profil alluminium dikerjakan secara pabrikasi dengan teliti sesuai dengan ukuran
dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat dipertanggung jawabkan.
Bahan yang akan diproses pabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai dengan
bentuk, toleransi ukuran, kesikuan, kelengkungan dan pewarnaan yang dipersyaratkan.
Untuk keseragaman warna disyaratkan sebelum proses pabrikasi warna profil-profil
harus diseleksi secermat mungkin.
Kemudian pada waktu pabrikasi profil/komponen yang akan dipakai harus diseleksi lagi
warnanya sehingga dalam tiap unit didapatkan warna yang sama.

Pemotongan aluminium hendaknya dikerjakan pada tempat yang aman/terlindungi dari


benda-benda yang dapat menyebabkan kerusakan pada permukaan, terutama dari
material besi.
Hasil pemotongan dengan mesin potong, mesin punch, drill setelah dirangkaikan untuk
pintu, jendela mempunyai toleransi ukuran untuk tinggi dan lebar adalh 1 mm, dan
untuk diagonal adalah 2 mm.
Profil aluminium harus dilindungi terutama dari retak, bercak noda atau goresan pada
permukaan yang tampak selama pabrikasi maupun pemasangan.
Pengelasan dibenarkan menggunakan Non-Activated Gas (Argon) dari arah bagian
dalam agar sambungan tidak tampak oleh mata.

Sekrup harus dipasang sedemikian rupa, sehingga tidak terlihat dari luar, menggunakan
sekrup anti karat/stainless steel, tiap sambungan harus kedap air.

Untuk pemegang profil dan perlengkapan lain dari profil aluminium yang akan kontrak
dengan permukaan metal (besi, tembaga dan lain-lain), maka permukaan metal yang
bersangkutan harus diberi lapisan chominium untuk menghindari kontrak korosi.
Toleransi pemasangan profil aluminium dengan dinding adalah 10-25 mm, kemudian
celah yang terjadi diisi dengan beton ringan/grout.
Agar kedap air dan kedap suara sekeliling tepi profil diberi “sealant”.
Profil yang bersentuhan dengan bahan alkaline seperti beton, aduk atau plesteran,
diberi lapisan ‘Anti Corrosive Treatment’ dengan Varnish seperti Asphaltic Varnish.

Setelah pemasangan profil/kusen aluminium pintu dan jendela maka sekeliling kusen
yang berhubungan langsung dengan permukaan dinding perlu diberi lapisan Vynil Tape
untuk mencegah korosi selama masa pembangunan.
Profil aluminium harus terpasang dengan kuat pada setiap hubungan bersudut 90
derajat. Apabila tidak terpenuhi, Kontraktor harus membongkar, biaya yang timbul
adalah tanggungan Kontraktor.
Semua system dan Mekanisme yang diisyaratkan dalam Gambar Kerja harus berfungsi
dengan sempurna.

Daun pintu dan Jendela harus dapat dibuka dengan sempurna, apabila terjadi
kemacetan, Kontraktor harus membongkar dan memperbaiki, biaya yang timbul adalah
tanggungan Kontraktor. Pada daun pintu ganda/double door, untuk memperoleh
kekedapan terhadap kebocoran udara terutama pada ruang yang dikondisikan,
hendaknya dipasang Mohair, jika perlu dapat digunakan Synthetic Rubber atau bahan
dari Synthetic Resin.

Kaca harus diteliti dengan seksama pada saat terpasang, tidak boleh menimbulkan
getaran. Apabila masih terjadi getaran, maka ‘Profil Rubber Seal’ pemegang kaca harus
diganti atas biaya Kontraktor. Pemasangan bahan kedap air antara kaca dan profil
aluminium diisyaratkan tebal minimum 5 mm.
60
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

Bahan sealant yang tampak harus merupakan garis lurus, sejajar garis profil, bahan
yang mengenai kaca terpasang tidak melebihi 5 mm dari garis profil.
Kotor akibat noda-noda pada permukaan profil, setelah pemasangan harus dibersihkan
dengan ‘Volatile Oil’.
Pintu-pintu dan jendela harus dilindungi dengan ‘Corrugated Card Board ‘ dengan hati-
hati agar terlindungi dari benturan alat-alat pada waktu pembangunan.
Bila profil ternoda oleh semen, adukan dan bahanlainnya, bahan pelindung harus
digunakan.
Kemudian bercak noda tersebut dicuci dengan air bersih, sebelum kering sapu dengan
kain yang halus kemudian diberi material pelindung.

PASAL 10. PEKERJAAN DAUN PINTU

10.1 LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan yang dimaksud :
- Pekerjaan daun ‘pintu kayu’ rangka aluminium lengkap pada ruang-ruang seperti
tercantum dalam Gambar Kerja .
- Pekerjaan daun ‘ pintu kaca ‘ rangka aluminium lengkap pada ruang-ruang seperti
tercantum dalam Gambar Kerja.

10.2 PERSYARATAN BAHAN


10.2.1 Daun Pintu
a. Pintu Panel Double Taekwood (rangka kayu)
Bahan : Teakwood 6 mm produk ex local mutu terbaik
Pemaka : Pintu partisi ruang-ruang kerja, pintu ruang-ruang penunjang
dan atau sesuai Gambar Kerja.
b. Pintu Kaca (rangka aluminium) :
Bahan : Kaca clear float 5 mm produk Indoflot ASAHIMAS atau setaraf
Pemakaian : Pintu antara ruang-ruang kerja, dan atau sesuai Gambar
Kerja.
Bahan : Kaca clear temperlite door 12 mm produk ASAHIMAS atau
setaraf.
Pemakaian : Pintu utama ruang Pelayanan Pelanggan dan atau sesuai
Gambar Kerja
Bahan : Kaca 12 mm produk Panasap ASAHIMAS atau setaraf
Pemakaian : Pintu utama ruang Hall Tangga Lantai dasar dan atau sesuai
Gambar Kerja.

10.2.2. Bahan & Alat Bantu


Bahan dempul untuk kayu yang dipakai adalah tipe B dengan referensi SII
0282/80 .
Bahan perekat adalah lem putih untuk kayu, produk HENKEL atau setaraf .
Semua pengikat berupa paku, sekrup, baut, dynabolt, kawat dan lain –lain harus
digalvanaisasi.
Bahan dan alat Bantu untuk pekerjaan aluminium, kaca dan gypsum harus
memenuhi pasal pekerjaan-pekerjaan tersebut dalam RKS ini dan spesifikasi dari
pabrik.
10.3 PERSYARATAN PELAKSANAAN .
10.3.1 Pada dasarnya semua pelaksanaan pekerjaan harus memenuhi persyaratan
pelaksanaan pada pasal-pasal pekerjaan kayu halus, kusen/rangka aluminium,
kaca dan gypsum board.
61
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

10.3.2 Semua Pembuatan daun pintu harus dilaksanakan secara pabrikasi.


Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi.

PASAL 11. PEKERJAAN PERLENGKAPAN PINTU & JENDELA


(ALAT PENGGANTUNG & PENGUNCI)

11.1 LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan ini meliputi :
- Pekerjaan perlengkapan pintu kayu.
- Pekerjaan perlengkapan pintu & jendela aluminium.
- Pekerjaan perlengkapan pintu & jendela lainnya seperti tercantum dalam gambar kerja.

11.2 PERSYARATAN BAHAN


Semua alat penggantung & pengunci (“hardware”) yang digunakan harus sesuai dengan
ketentuan yang tercantum dalam buku spesifikasi ini. Apabila terjadi perubahan atau
penggantian, harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu secara tertulis dari Pemberi
Tugas.
Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan dari
Pemberi Tugas/ Konsultan Pengawas.
Dalam pengajuan tersebut harus dengan komponen (anak kunci) lengkap.
Pemilihan “hardware” pintu dan jendela disesuaikan dengan jenis bahan pintu.
Perlengkapan Pintu Ayun.
a. Engsel
1.Mekanisme : Ayun satu arah (“single swing”)
Spesifikasi : Tipe kupu-kupu dengan ring nylon, memenuhi standard SII- 0407-80
Pemakaian : Pintu tunggal dan pintu ganda dengan rangka aluminium.
Ukuran : Standard produk (45 x 75 mM)
Jumlah : 3(tiga) set per daun pintu.
Produk : Ex local mutu terbaik
Warna : Ditentukan kemudian.

2. Mekanisme : Ayun dua arah (“double swing”)


Spesifikasi : Khusus untuk pintu kaca tanpa rangka (“frameless”) dipasang
pada sisi bawah/tertanam dilantai dan sisi atas daun pintu,
sekaligus berfungsi sebagai Door Closer dengan pengaturan
kecepatan menutup dari 115° ke 12° dan dari 12° ke 0°.
Dilengkapi engsel penjepit bagian bawah (Bottom Pivot Patch)
dan atas (Top Pivot Patch).
Pemakaian : Pintu masuk utama ruang Pelayanan Pelanggan dan Pintu
Hall tangga lantai dasar.
Tipe : PT 1220 (engsel atas), PT 1210/C (engsel bawah),
60221(Floor Hinge).
Jumlah : 2(dua) set lenhkap per daun pintu.
Produk : CISA atau setaraf.
Warna : Ditentukan kemudian.

b. Kotak Kunci (“lockcase”)


1. Mekanisme : Ayun satu arah (“single swing”)
Pemakaian : Pintu tunggal dan pintu ganda dengan rangka aluminium.
Spesifikasi : Lockcase yang mempunyai lidah siang (“lotch bolt”) dan lidah
Malam (“rolling dead bolt”).
Produk : SES,HYUNDAE, LOGO atau setaraf.
Warna : Ditentukan kemudian.
62
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

2. Mekanisme : Ayun dua arah (“double swing”)


Pemakaian : Pintu ganda dengan rangka aluminium (frameless door glass).
Spesifikasi : Lockcase pada bagian bawah dan atas pintu frameless.
Produk : KWS/CISA
Warna : Ditentukan kemudian.

3. Sfesifikasi : Pegangan dan dengan tombol putar kunci pada bagian dalam.
Pemakaian : Pintu R. KM/WC.
Produk : ALPHA , atau setaraf
Warna : Ditentukan kemudian.

c. Pegangan (“Handle”)
1. Spesifikasi : Handle untuk membuka lidah penahan (“Lactch Bolt”) secara
mekanis. Pemasangan menyatu dengan silinder kunci.
Pemakaian : Untuk semua pintu selain pintu KM/WC.
Produk : SESI / HYUNDAE / LOGO atau setaraf.
Warna : Ditentukan kemudian.

2. Spesifikasi : Pegangan (“handle”) khusus untuk pintu kaca tanpa rangka


(“frameless”).
Pemakaian : Pintu kaca ganda tanpa rangka(“frameless”) pada pintu masuk
utama lantai dasar.
Produk : KWS/CISA/WINMA.
Warna : Ditentukan kemudian

d. Penahan Pintu (“Door Closer” dan “Door Stopper”).


Spesifikasi : Bahan galvanized steel dengan penahan karet pada salah satu
ujungnya untuk door stopper.
Pemakaian : Door Closer untuk pintu-pintu antara ruang kerja.
Produk : KWS/CISA atau setaraf.

Perlengkapan Pintu Besi.


Engsel dan kunci dipasang dan dibuat sekaligus dengan kusen dan daun pintu di
workshop.

Engsel:
Mekanisme : Ayun satu arah (“single swing”)
Spesifikasi : Tipe kupu-kupu dengan batang poros dapat kunci,
dengan kemampuan dapat menahan beban daun pintu termaksud.
Pemakaian : R. Gardu & R. Pompa.
Jumlah : 3 (tiga)set per daun pintu.
Warna : Sesuai dengan kusen dan daun pintu.

Kunci :
Mekanisme : Sistem selot.
Spesifikasi : Batang pada daun pintu dilengkapi pegangan
Yang dapat dipasang kunci tembok.
Pemakaian : R. Gardu & R. Pompa.
Jumlah : 1 (satu) set perdaun pintu.
Warna : sesuai dengan kusen dan daun pintu.

Kehandalan Kerja

63
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

Seluruh perangkat perlengkapan pintu dan jendela ini harus bekerja dengan baik sebelum
dan sesudah pemasangan. Untuk itu, harus dilakukan pengujian secara kasar dan halus.

11.3 PERSYARATAN PELAKSANAAN


Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan
gambar dokumen kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan.
Di dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk
keterangan produk, cara pemasangan atau detail-detail khusus yang belum tercakup
secara lengkap di dalam gambar dokumen kontrak sesuai dengan standarisasi pabrikasi,
dan pemasangnannya untuk setiap tipe pintu & jendela.
Shop drawing harus disetujui dahulu oleh Direksi/Konsultan Pengawas sebelum
dilaksanakan.
Pemasangan semua perangkat perlengkapan pintu, jendela dan bovenlicht khususnya
lockcase, handle & backplate harus rapid an sesuai dengan posisi yang telah ditentukan
dalam Gambar Kerja dan atau petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas.
Apabila hal tersebut tidak tercapai, maka Kontraktor wajib memperbaiki tanpa tambahan
biaya.

Engsel atas, dipasang +/- 28 cm (as) dari permukaan bawah pintu pada pintu-pintu
umum biasa.
Engsel pintu toilet /peturasan dan janitor adalah +/- 32 cm (as) dari permukaan bawah
pintu.
Khusus pintu frameless mengikuti persyaratan mengikuti persyatan pabrik.

Door stopper untuk pintu toilet/peturasan, dipasang pada dinding dengan minimum
ketinggian 155 cm dan 6 cm dari tepi daun pintu. Untuk pintu lain, dipasang pada lantai.
Letaknya diatur agar daun pintu dan kunci tidak membentur dinding pada saat pintu
terbuka.
Pemasangan door pull 100 cm (as) dari permukaan lantai. Pelaksanaan harus sesuai
dengan spesifikasi Pabrik Pembuat.

PASAL 12. PEKERJAAN KACA DAN CERMIN

12.1 LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan yang dimaksud :
- Pekerjaan kaca pintu, jendela, dan lubang cahaya (bovelicht).
- Pekerjaan kaca untuk pintu kaca tanpa rangka (“frameless”) di Pintu Masuk Utama
- Pekerjaan cermin
- Pekerjaan kaca & cermin lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

12.2 PERSYARATAN BAHAN


Semua kaca yang dipakai dari standard produk dengan SII 0189/78
Semua cermin harus sesuai dengan NI-3.
Produk ASAHIMAS FLAT GLASS atau setaraf.

Tipe Bahan
 Kaca :
a. Kaca bening(clear float glass).
Tebal : 5 mm
Warna : bening (clear)
Pemakaian : - semua lubang cahaya (bouvenlicht) pada dinding tepi luar
- semua pintu, jendela dan bounvenlicht pada ruangan-ruangan
dalam bangunan
Tipe/Produk : Indoflot, Asahimas.
64
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

b. Kaca semi reflektif (“semi reflected glass float”)


Tebal : 6 mm
Warna : Ditentukan kemudian
Pemakaian : semua jendela dinding pada tepi luar / window wall (curtain wall)
Bangunan baru dan atau sesuai yang ditunjukkan gambar.
Tipe/Produk : Panasap , Asahimas.

c. Kaca clear tempered glass, semi reflektif (“tempered safety glass float”)
Tebal : 8 mm
Warna : ditentukan kemudian
Pemakaian : semua jendela dinding pada tepi luar/ window wall (curtain wall) Lt.
2 ruang kerja Area Pelayanan pada bangunan lama (depan).
Tipe/Produk : Panasap Temperlite, Asahimas.

d. Kaca clear tempered glass door, semi reflektif (“tempered safety glass”)
Tebal : 12 mm
Warna : bening (clear)
Pemakaian : semua jendela dinding dan pintu pada tepi luar lt.1 ruang
pelayanan pelanggan pada bangunan lama (depan).
Tipe/Produk : Clear Temperlite Door, Asahimas.

 Kaca Cermin :
Kaca cermin lembaran jernih (“Mirror Glass Float Type”) tebal 5 mm dengan salah satu
permukaan dilapisi perak (“Chemical Deposited Silver”)
Ukuran : Lihat gambar kerja
Produk : ASAHIMAS atau setaraf.

Semua kaca dan cermin harus bebas dari noda dan cacat, bebas sulfide maupun
bercak-bercak lain.
Semua bahan kaca dan cermin yang dipakai harus mendapat persetujuan tertulis dari
Direksi/Konsultan Pengawas.

Toleransi Tebal
Ketebalan kaca dan cermin lembaran tidak boleh melebihi toleransi tebal sebagai berikut:
JENIS TEBAL TOLERANSI
(mM) (mM) (mM)
5 5 +/- 0,3
6 6 +/- 0,3
8 8 +/- 0,3
. 12 12 +/- 0,3

Kesikuan
Kaca dan cermin lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut siku serta
tepi potongan yang rata dan lurus.
Toleransi kesikuan maksimum yang diperkenankan adalah 1,5 mm per Meter.

Cacat-cacat
Kaca dan cermin lembaran yang dipakai harus bebas dari cacat dan noda apapun.
Lapisan perak (“Chemical Deposited Silver”) pada kaca cermin yang dipakai harus terlihat
merata. Apabila terjadi bercak-bercak hitam, maka cermin harus diganti atas biaya
Kontraktor dan tidak dapat diajukan sebagai biaya pekerjaan tambah.

12.3 PERSYARATAN PELAKSAAN

65
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

12.3.1 Pekerjaan ini harus dilaksanakan dengan keahlian khusus dan ketelitian sesuai
standar pabrik.
Ukuran, tebal, warna dan jenis bahan yang dipasang harus sesuai dengan
Gambar Kerja, buku spesifikasi ini dan atau sesuai petunjuk Direksi/Konsultan
Pengawas.
Pemotongan harus rapih dan lurus, harus menggunakan alat pemotongan
kaca/cermin khusus.
Cermin yang tampak maupun tidak tampak akibat pemotongan harus digurinda
dan dihaluskan sampai berbentuk tembereng.
Kaca yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan & benturan dan diberi
tanda agar mudah diketahui.

12.3.2 Pekerjaan Pemasangan Kaca Pintu & Jendela


Sebelum pemasangan kaca, kusen dan rangka-rangka curtain wall/window wall
telah trpasang kokoh dan telah selesai sesuai dengan Gambar Kerja dan
memenuhi persyaratan pekerjaan kusen/logam yang diuraikan pada bab lain
dalam buku ini.
Selanjutnya adalah pemasangan rubber gasket/rubber seal/sealent, sesuai
dengan Gambar Kerja.
Ukuran kaca dan pemasangan rubber gasket/rubber seal/sealent harus
sedemikian rupa, agar kaca tidak pecah pada waktu pengembangan dan
penyusutan.

12.3.3 Pekerjaan Kaca untuk pintu kaca rangka (“frameless”)


Khusus untuk pemasangan pintu kaca “frameless”, harus benar-benar
diperhatikan kedudukan engsel bawah/engsel atas (“floor hinge/top hinge”),
kunci (“lower corner lock”) dan pegangan (“handle”) pintu, agar pada saat
pemasangan diperoleh ketepatan dan kerapihan seperti yang diinginkan dan
mengikuti pesifikasi dari pabrik.
Pembuatan lubang untuk perlengkapan tersebut harus benar-benar teliti dan
seksama.
Pembuatan lubang dengan alat bor khusus kaca dan dikerjakan di pabrik apabila
diharuskan.

13.3.4 Pekerjaan Kaca Cermin


Pemasangan kaca cermin memakai sekrup dari stainless steel dengan ukuran dan
cara pemasangan sesuai Gambar Kerja atau petunjuk Direksi/Konsultan
Pengawas.
Jarak pemasangan sekrup maksimum 60 cm.
Kepala sekrup yang timbul di atas permukaan kaca ditutup dengan penutup yang
di-verchroom.
Pembuatan lubang sekrup yang harus dikerjakan dengan teliti dan seksama.
Pembuatan lubang dengan alat bor khusus kaca.
Pada saat pemasangan sekrup tidak boleh ada keretakan pada kaca cermin.
Agar diperhatikan pada saat pemasangan, permukaan cermin harus rata dengan
permukaan dinding, celah antara pinggiran cermin dan dinding harus diisi dengan
sealent, supaya ada ruang toleransi untuk muai/susut dan kelihatan rapi.

12.3.5 Kualitas Pekerjaan.


Tidak boleh terjadi retak tepi pada semua kaca dan cermin akibat pemasangan
rubber gasket/ rubber seal / sealent maupun sekrup.

66
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

Semua kaca dan cermin pada saat terpasang tidak boleh bergelombang. Apabila
masih terlihat adanya gelombang maka kaca tersebut harus dibongkar dan
diperbaiki/diganti.
Biaya untuk hal ini adalah tanggung jawab Kontraktor tidak dapat di klaim
sebagai pekerjaan tambah.

12.3.6 Pemeliharaan
Semua kaca dan cermin yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan
dan benturan, serta harus diberi tanda agar mudah diketahui.
Apabila terjadi kaca atau cermin yang retak, pecah ataupun cacat lain akibat
keteledoran Kontraktor, Kontraktor harus mengganti dengan yang baru sesuai
persyaratan.
Biaya untuk hal ini adalah tanggung jawab Kontraktor, tidak dapat diajukan
sebagai biaya pekerjaan tambah..

PASAL 13. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT GYPSUM BOARD

13.1 LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
- Pekerjaan langit-langit gypsum board untuk ruang kerja, ruang pelayanan pelanggan
dan ruang lain sesuai Gambar Kerja.

13.2. PERSYARATAN BAHAN


Gypsum Board
Tebal : 10 mm untuk ruang-ruang yang ditunjukkan pada Gambar Kerja
Ukuran : Disesuaikan dengan pola langit-langit
Ketahanan api : 2 jam
Tipe/Produk : Jayaspan, JAYA BOARD atau setaraf, untuk ruang kerja. Wet Area,
JAYA BOARD atau setaraf, untuk K.M/Toilet.

Rangka Langit-Langit
Rangka : Metal, concealed grid ceiling systems.
Jarak & ukuran : Sesuai Gambar Kerja
Ketahanan api : Non fire rated
Tipe/Produk : Boral metal systems.

“Cove” tepi dan lis Tepi Langit-langit


Bahan : Kayu Kamper SAMARINDA
Ukuran : Sesuai Gambar Kerja
Bahan harus memenuhi persyaratan bahan di Pasal 8 Pekerjaan Kayu butir 8.2.

13.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN

Rangka Langit-langit.
Persyaratan pelaksanaan harus memenuhi Pasal Pekerjaan Logam RKS ini dan spesifikasi
pabrik.
Penggantung rangka langit-langit adalah Boral System lengkap top cross rail, ceiling
batten, angle, cb connector, tcr spring, suspension rod dan angle bracket.
Stec penggantung langit-langit dari besi beton diameter 6 mm, diikatkan ke Tulangan
pelat lantai atau balok beton, telah dipasang pada saat pengecoran.
Panjang stek dan jarak penggantungan sesuai dengan Gambar Kerja.
Untuk pengikatan balok tepi rangka langit-langit yang menempel dinding pasangan batu
bata atau beton adalah dengan “fisher”.
Panjang “fisher” yang dipakai harus 1,5 kali tebal balok.
67
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

Pemasangan rangka langit-langit harus rata waterpass pada permukaan bawahnya.

Langit-langit Gypsum Board


Panel Gypsum yang dipasang adalah panel yang telah dipilih dengan baik, bentuk dan
ukuran masing-masing unit sama, tidak ada bagian yang retak, gompal atau cacat lainnya
dan telah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
Untuk menghindari kemungkinan kemungkinan rusaknya produk dan resiko kecelakaan
bagi pekerja, disarankan membawa papan gypsum dengan cara memegang tepi atas dan
bawah lembaran.
Panel Gypsum dipasang dengan cara pemasangan dan diselesaikan sesuai standard
spesifikasi yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya, dipasang dengan sekrup khusus
untuk panel Gpysum, dan pola pemasangan sesuai Gambar Kerja.
Bidang permukaan langit-langit gypsum yang terpasang harus lurus, rata (watwerpass)
dan tidak bergelombang; sambungan antar panel saling tegak lurus.
Toleransi kecembungan adalah 0,5 mm untuk jarak 2 m.
Penyelesaian akhir (“finishing”) adalah dicat. Pekerjaan harus memenuhi Pasal Pekerjaan
Cat.

“Cove” Tepi dan Lis Tepi Langit-Langit


Persyaratan pelaksanaan harus memenuhi Pasal 8 Pekerjaan Kayu butir 8.3.
Pemakuan kepala paku harus dipipihkan dan dipaku hingga tertanam , setiap jarak
tertentu sedemikian rupa sehingga “cove” tepi maupun lis tepi langit-langit menempel
kuat, lurus dan rata.
Setiap sambungan sudut harus merupakan sambungan adu manis.
Untuk papan “cove” tepi, setiap sambungan horizontal /memanjang harus merupakan
sambungan ekor burung.
Pada setiap sambungan harus memakai lem putih sebelum pemakuan.
Penyelesaian akhir (“finishing”) adalah dicat. Pekerjan harus memenuhi Pasal Pekerjaan
Cat.

Pada pekerjaan ini, Kontraktor harus mengadakan koordinasi antara pekerjaan-pekerjaan


dari berbagai disiplin lain untuk dapat mengkoordinasikan peralatan-peralatan yang harus
terpasang pada panel langit-langit tersebut, seperti Armature lampu, grill AC, Titik
pengindera kebakaran dan lainnya.

PASAL 14. PEKERJAAN LOGAM ARSITEKTUR

14.1 LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan yang dimaksud meliputi:
Pekerjaan Arsitektur dan Finishing yang terbuat dari logam diantaranya :
- Pekerjaan grill penutup selokan.
- Pekerjaan, penggantung rangka langit-langit angkur, klem dan semua bentuk
pengikat/pengkaku hubungan kontruksi yang terbuat dari logam.
- Pekerjaan pagar muka halaman
- Pekerjaan railing tangga dan balustrade dari stainless steel
- Pekerjaan nama & logo UPI dari stainless steel
- Pekerjaan tiang bendera dari stainless steel
- Pekerjaan alur stailess pada Nosing tangga
- Pekerjaan logam lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

14.2 PERSYARATAN BAHAN

68
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

Semua bahan/material logam yang digunakan dalam pekerjaan ini harus dalam keadaan
baik, lurus, rata permukaan, bebas karat, bebas cacat akibat benturan ataupun cacat dari
pabrik dan bebas dari noda –noda lainnya yang dapat menggangu kualitas maupun
penampilan / appearence , serta keluaran dari pabrik yang disetujui Konsultan Pengawas/
Direksi.

Mutu dan kualitas sesuai dengan persyaratan pemakaian bahan bangunan yang berlaku.
- Baja profil, jenis, ukuran, warna, sesuai dengan yang tercantum dalam Gambar Kerja.
- Sengkang pengikat talang vertical dipakai baja galvanize strip 2 x 30 mm
- Plat stainless steel bentuk dan ukuran sesuai dengan gamabar kerja, tebal 3 mm
- Plat baja polos bentuk dan ukuran sesuai dengan gamabar kerja , tebal 2 mm

Kontraktor harus sudah siap dengan semua pengikat / penyambung / pengkaku seperti :
Angker, lem, baut, ramset, dynabolt, baja strip dan sebagainya.
Semua ukuran, bentuk sesuai dengan Gambar Kerja dan atau sesuai petunjuk Konsultan
Pengawas .
Bahan produk jadi seperti baut, ramset, dynabolt, adalah produk HILTI atau setaraf.
Bahan-bahan pelengkap seperti baut, sekrup, dynabolt, ramset, pengait dan logam fiting
lainnya yang berhubungan dengan udara luar harus dibuat dari besi yang digalvanisasi.
Khusus untuk bahan/material satainless steel, semua baut atau sekrup yang dipakai dan
kepalanya keluar dari permukaan bahan/material tersebut harus ditutup dengan penutup
yang diverchroom.

Elektroda las yang digunakan harus memenuhi persyaratan Normalisasai Indonesia dan
sebelum digunakan harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi / Konsultan
Pengawas.
Disimpan di tempat terlindungi yang menjamin komposisi dan sifat karakteristik lainnya
dari elektroda tersebut tidak berubah. Bahan las yang digunakan dari kelas E 6012 AWS
dan harus dijaga selalu dalam keadaan baik dan kering.

14.3 PERSYARATAN TEKNIS


Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab atas semua ukuran yang
tercantum dalam Gambar Kerja.
Pada prinsipnya, ukuran pada Gambar Kerja adalah ukuran jadi/finish.
Harus diperhatikan pula sambungan/hubungan dengan material lain harus sesuai dengan
Gambar Kerja.

Sebelum pelaksanaan dan pemasangan, Kontraktor harus melakukan pengukuran yang


cermat di tempat kerja guna mendapatkan ukuran yang tepat.
Bahan/material berbentuk unit yang akan dipasang harus diberi tanda agar tidak terjadi
kesalahan pemasangan.
Pekerjaan setaraf kelas satu, terutama untuk permukaan logam yang diperlihatkan/
exposed harusbenar-benar rapi dan halus.
Pemotongan logam harus dengan mesin pemotong mekanik (Mechanical Cutting Machine)
kecuali ditunjuk lain dalam Gambar Kerja.
Pemotongan dengan pembakaran memakai mesin pembakar standard.

Semua bagian yang dilubangi sesuai Gambar Kerja dan sudah dibersihkan dari karat,
harus diperiksa dan berada dalam keadaan tidak cacat sebelum pemasangan. Semua
pengelasan menerus dengan las busur listrik. Tambatan, angker, stek, dynabolt, dan
ramset untuk beton dan pemasanan batu bata dimana diperlukan harus digunakan
walaupun tidak ditunjukkan dalam gambar, sesuai dengan petunjuk Direksi/Konsultan
Pengawas.

14.4 PERSYARATAN PELAKSANAAN


69
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

Semua pekerjaan baut, bolt harus memenuhi syarat AISC Specification for Structural Joint
Bolt. Semua pekerjaan las harus mengikuti American Welding Society for Arc Welding in
Building Contruction Section. Kontraktor bertanggung jawab terhadap keamanan,
kerusakan barang sampai ke tempat tujuan. Segala Kerusakan dan atau kehilangan
adalah tanggung jawab Kontraktor.

Plat Baja dan Stainless Steel


Penempatan plat harus rapi dan semua lubang baut harusterletak tepat pada jarak
masing-masing baut. Pemasangan plat baja tidak boleh bergeser lebih dari 2 mm dari as-
nya. Angker, stek ataupun elemen vertical lainnya harus tegak lurus terhadap permukaan
bidang tempatnya tertanam. Semua bagian pekerjaan yang berbentuk unit harus
dirakit/assembling sebelum pemasangan.Kontraktor harus mengajukan contoh model
/mock up yang akan dipasang kepada Konsultan Pengawas/Direksi untuk mendapatkan
persetujuan.

Sebaiknya semua pekerjaan ini dipabrikasi di Workshop. Kontraktor bertanggung jawab


atas semua kesalahan detail, pabrikasi maupun ketidak tetapan penyetelan/pemasangan.
Kekurang-tepatan pemasangan karena kesalahan pabrikasi harus dibetulkan, diperbaiki
dan atau diganti dengan yang baru dan semua ini atas biaya Kontraktor tidak dapat di-
klaim sebagai pekerjaan tambah. Semua permukaan logam, terutama yang melekat
dengan bahan/material lain sebelum pemasangan harus sudah diberi lapisan pelindung
atau dicat dasar. Pekerjaan ini tidak berlaku untuk baja stailess steel dan atau seperti
ditunjukkan Direksi/Konsultan Pengawas.

Pengelasan
Pengelasan harus dilakukan hati-hati atau cermat. Logam yang akan dilas harus bebas
dari retak dan cacat lain yang mengurangi kekuatan sambungan dan permukaannya
harus halus. Juga permukaan yang dilas harus sama, rata dan kelihatan teratur.
Pekerjaan las sedapat mungkin dilakukan di Workshop dan atau dalam ruangan yang
beratap, bebas dari angin dan dalam keadaan kering. Benda pekerjaan ditempatkan
sedemikian rupa sehingga pekerjaan las dapat dilakukan dengan baik & teliti.

Las Perapat/Pengendap
Dalam setiap posisi dimana dua bagian (dari satu benda) saling berdekatan, harus
dilaksanakan las perapat/pengendap guna mencegah masuknya lengas, terlepas apakah
detailnya diberikan atau tidak dalam Gambar Kerja, apakah barang tersebut terkena
cuaca luar atau tidak dan kontraktor tidak dapat mengklaim pekerjaan ini sebagai
pekerjaan tambah.

Macam dan tebal las


Macam las yang dipakai adalah las lumer (las dengan busur listrik). Ukuran las harus
sesuai dengan Gambar Kerja dan atau tebal las untuk kontruksi minimum ½ V t2, dimana
t adalah tebal bahan terkecil.
Panjang las minimum 8 kali tebal bahan atau 40 mm.
Panjang las maxsimum 40 kali tebal bahan. Kekuatan dari bahan las yang dipakai paling
kecil sama dengan kekuatan baja yang dipakai.

Pengelasan Permukaan yang Ditampakkan /”Exposed”


Pengelasan harus rapi tanpa menimbulkan kerusakan dan cacat pada bahan yang dilas.
Pengakhiran dari cairan elektroda harus rata. Setelah pengelasan, sisa-sisa/kerak las
harus dibersihkan dengan baik. Sebelum pengelasan, permukaan dari daerah yang akan
dilas harus bersih dan bebas dari kotoran, noda, cat, minyak dan karat. Pemberhentian
pengelasan harus pada tempat yang ditentukan dalam Gambar Kerja dan atau sesuai
petunjuk Konsultan Pengawas dan harus dijamin tidak akan berputar atau membengkok.

70
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

Perbaikan Las
Bila pekerjaan las ternyata memerlukan perbaikan, maka hal ini harus dilakukan
Kontraktor sebagaimana diperintahkan Konsultan Pengawas. Las yang cacat harus
dipotong dan dilas kembali. Biaya pekerjaan ini ditanggung oleh Kontraktor dan tidak
dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah. Pekerjaan las harus dilakukan oleh orang yang
akhli (mempunyai sertifikat) dan harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan dalam
spesifikasi dan Gambar Kerja.

Mur dan Baut


Baut yang dipergunakan harus mempunyai ukuran yang sesuai dengan yang tercantum
dalam Gambar Kerja. Pemasangan mur dan baut harus benar-benar kokoh serta
mempunyai kekokohan yang merata antara satu dengan lainnya.
Memotong dan Menyelesaikan Pinggiran Bekas Irisan
Bagian bekas irisan harus benar-benar datar, lurus dan bersih. Sama sekali tidak
diperkenankan ada bekas jalur dan lain-lain. Bila bekas pemotongan/pembakaran dengan
mesin menghasilkan pinggiran bekas irisan, maka bagian tersebut harus dibuang
sekurang-kurangnya selebar 2,5 mm. Terkecuali kalau keadaannya sebelum dibuang
setebal 2,5 mm sudah tidak tampak lagi jalur tersebut di atas.

Meluruskan, mengebor, dan meluaskan lubang


Pada keadaan akhir, diameter lubang untuk baut dan sebuah baut yang tepat boleh
berbeda masing-masing 1 mm dari diameter batang baut tersebut. Semua lubang harus
dibor. Untuk lubang pada bagian kontruksi yang disambung dan yang harus dijadikan
satu dengan alat/komponen penyambung, harus dibor sekaligus sampai diameter
sepenuhnya. Apabila ternyata tidak sesuai, lubang diubah dengan bor atau diluaskan dan
penyimpangannya tidak melebihi 0,5 mm. Semua lubang harus bulat sempurna, berdiri
siku pada bagian dan bagian kontruksi yang akan disambung. Semua lubang harus
dibersihkan sebelum pemasangan. Pembersihan tersebut tidak diperkenankan memakai
besi penggaruk.
Pada beton bertulang, beton tumbuk dan adukan pasangan bata, semua celah yang
terjadi antara lubang dan bagian logam yang tertanam di dalamnya harus diisi dengan
adukan isi kering atau grouting hingga padat tanpa ada rongga dan rata permukaan.
Persyaratan bahan dan pelaksanaan grouting diuraikan dalam bab lain pada buku ini.

Setiap bagian dari pekerjaan ini yang buruk, tidak memenuhi persyaratan seperti yang
tertulis dalam buku ini maupun tidak sesuai dengan Gambar Kerja ketidak cocokan,
kesalahan maupun kekurangan lain akibat Kontraktor lalai, tidak teliti dalam Gambar
Pelengkap dan atau perbaikan finish yang tidak memuaskan akan ditolak dan harus
diganti hingga disetujui Konsultan Pengawas/Direksi. Perbaikan, perubahan dan
penggantian harus dilaksanakan atas biaya Kontraktor dan tidak dapat di-klaim sebagai
pekerjaan tambah. Perubahan bahan/detail karena alasan tertentu harus diajukan kepada
Direksi/Konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuan secara tertulis.
Semua pekerjaan yang disetujui dapat dilaksanakan tanpa ada biaya tambahan yang
mempengaruhi kontrak, kecuali untuk perubahan yang mengakibatkan pekerjaan kurang
akan diperhitungkan sebagai pekerjaan kurang. Semua pekerjaan yang telah dikerjakan
dan atau telah terpasang harus segera dilindungi terhadap pengaruh cuaca dengan cara
yang memenuhi syarat.

PASAL 15. PEKERJAAN SANITER

15.1 LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan yang dimaksud meliputi pengadaan dan pemasangan :
- Pekerjaan kloset duduk lengkap dengan fixtures;
71
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

- Pekerjaan kloset jongkok lengkap dengan fixtures;


- Pekerjaan urinoir lengkap dengan fixtures;
- Pekerjaan bak shower lengkap dengan fintures
- Pekerjaan wastafel lengkap dengan fixtures;
- Pekerjaan bak cuci/sink lengkap dengan fixtures;
- Pekerjaan kran wudlu.

15.2 PERSYARATAN BAHAN


Jenis, ukuran, warna sesuai petunjuk Gambar serta buku RKS ini dan yang telah disetujui
oleh Pemberi Tugas/Direksi.
Segala contoh yang telah disetujui oleh Pemberi Tugas harus diserahkan kepada
Konsultan Pengawas. Semua bahan yang terpasang sesuai contoh yang telah
disetujui .Pemasangan semua unit saniter harus lengkap dengan “fixtures” (kran, pipa
drain, dan sebagainya). Satuan unit saniter harus utuh tanpa cacat.
WASTAFEL
Produk : TOTO atau setaraf.
Bahan : Porselen
Tipe : Wastafel meja, L522 V 1A.
Pemakaian : Semua toilet sesuai gambar.
Warna : Ditentukan kemudian.

Fixtures & accessories


Supply valve : TX 102 LC
Waste fittings : TL 521 BR
Stop valve : TL 522 C
Stop Dips : TS 126 AR
Supporting fitting : TH 406 NRV 1
Kran : TOTO atau setaraf

KLOSET JONGKOK
Produk : TOTO atau setaraf
Bahan : Porselen
Pemakaian : Kloset jongkok, dengan flush valve , CE6.
Warna : Ditentukan kemudian

URINOIR
Produk : TOTO atau setaraf
Bahan : Porselen
Pemakaian : Urinoir gantung khusus Muslim, U57M
Warna : Ditentukan kemudian.

Fixtures & accessories


Flush valve : T60P
Inlet Spud : T62-16
Wall flange : T64BW
Back hanger & screws : T9RA

BAK CUCI / “SINK”


Produk : SAN-EI atau setaraf
Tipe/jenis : Single bowl
Pemakaian : Diatas Meja Pantry
Warna : Clear

Fixtures
Supply valve : Swinging sink tap, A10C
72
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

Waste fitting : P-trap (pop up tipe), H170


Clean Out : Duo sink stainer H62-L.

Perlengkapan (“accessories”) untuk unit-unit saniter tersebut di atas lengkap dari kran
samapai pipa pembuangan (“drain”). Semua “accessories” yang terpasang harus utuh,
tidak cacat, dan lengkap.
KRAN WUDLU
Produk : SAN-EI atau setaraf
Tipe : T205

FLOOR DRAIN
Produk : SAN-EI atau setaraf
Tipe : H510

TEMPAT TISSUE
Produk : SAN-EI atau setaraf.

PASAL 16. PEKERJAAN PERLINDUNGAN

16.1. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan Grouting
Semua pekerjaan penutup celah yang terjadi pada bahan/material yang tertanam dalam
beton maupun pasangan bata.

Pekerjaan Waterproofing
Pelapisan dengan bahan/material waterproofing untuk :
- Bahan/material waterproofing lembaran untuk permukaan atas pelat atap beton
dan permukaan sisi dalam “Ground Reservoir”.
- Bahan/material waterfroofing cair untuk permukaan atas lantai 1(satu) hingga 3 (tiga)
semua KM/WC.

16.2. PERSYARATAN BAHAN

Pekerjaan Sealent
Bahan Sealent harus sesuai dengan kegunaan, fungsi dan bahan/material , tahan cuaca,
kedap air, tahan terhadap garam dan alkali, bersifat elastis untuk menghadapi perubahan
temperatur, tahan benturan dan berdaya lekat tinggi dan bahan dasar dari Silicone.
Produk : DOW CORNING, atau setaraf.

Pekerjaan Grouting
Bahan grouting dari jenis non shrink & non- metallic dengan pemakaian dicampur semen.
Produk : ABC, BETEK atau setaraf

Pekerjaan Waterproofing
Tipe lembaran dengan bahan dasar bituthene, produk : Tipe cair, produk : WELDCRETE
atau setaraf.

Penyerahan bahan/material di tempat pekerjaan harus dalam keadaan masih utuh,


tertutup baik & tersegel dalam kemasannya serta berlabel seperti waktu diterima dari
Distributor/Pabrik. Jika dalam keadaan cacat atau rusak, maka bahan/ material tersebut
tidak diperkenankan untuk dipakai.

16.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN

73
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

16.3.1 Sebelum pelaksanaan, permukaan dari semua bahan/material yang termasuk


dalam pekerjaan harus bersih dan bebas dari debu, minyak, air dan noda
maupun kotoran lainnya, peil atau elevasi permukaan tersebut sudah disetujui
Direksi/Konsultan Pengawas. Apabila dari bahan/material yang mengandung
bahan dasar yang beracun atau membahayakan kesehatan keselamatan menusia,
maka Kontraktor harus menyediakan peralatan pelindung misalnya : masker,
sarung tangan dan sebagainya yang harus dipakai pada waktu pelaksanaan
pekerjaan. Selama pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus diawasi oleh Tenaga
Akhli/Supervisi dari pabrik pembuat. Biaya untuk hal ini ditanggung oleh
Kontraktor, tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah. Prosedur
pelaksanaan harus sesuai dengan spesifikasi pabrik.

16.3.2 Pekerjaan Sealent


Sepanjang permukaan yang akan diberi sealent harus kering betul, bersih dan
bebas dari debu, minyak, lemak, pecahan atau bubuk adukan, partikel
bahan/material yang terlepas maupun noda dan kotoran lainnya. Permukaan
material harus sudah difinish. Tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan ini
di dalam ruangan tertutup karena sealent memerlukan kelembaban atmosfir
untuk mengeras. Dalam pelaksanakan pekerjaan ini, Kontraktor harus
memperhatikan cara pemasangan dan jenis sealent yang dibedakan berdasarkan
macam/jenis material yaitu :
- Material keramik/ kaca
- Material metal
- Material kayu
- Permukaan aduk plesteran dan lain-lain,
Kontraktor harus mengikuti semua persyaratan/spesifikasi pabrik.

16.3.3 Pekerjaan Grouting.


Persiapan Permukaan
Metal yang tertanam telah diberi cat dasar atau cat anti karat.
Terkecuali untuk baja stainless steel, persyaratan ini tidak berlaku. Permukaan
lubang pada beton maupun pasangan batu bata harus bersih dan bebas dari
debu, minyak, lemak, pecahan atau bubuk adukan/semen, partikel
bahan/material yang terlepas maupun noda dan kotoran lainnya.
Sebelum pemberian grouting, permukaan lubang harus dibasahkan terlebih
dahulu tetapi tidak diperkenankan ada butiran air di atas permukaan tersebut
pada waktu pelaksanaan grouting.

Pelaksanaan .
Aduk grouting diisikan dari satu arah menerus hingga seluruh celah/lubang
tertutup padat, tidak ada rongga, rata permukaan agar tidak terbentuk rongga
udara. Apabila celah/lubang berukuran kecil, pengisian aduk grouting dapat
mempergunakan corong/alat lain

Perawatan/curing dan Perbaikan


Permukaan aduk grouting harus dilindungi dari pengeringan dan pengerasan
yang terlalu cepat dengan ditutup oleh kain basah.

16.3.4. Pekerjaan Waterproofing


Persiapan Permukaan.
Bekisting pada bagian/sisi bawah pelat lantai dan pelat atap beton harus sudah
dilepas agar tidak menghambat butir-butir air dalam beton untuk keluar.
Perawatan beton minimum telah melewati 7 hari dari yang dipersyaratkan
pekerjaan beton structural. Permukaan harus betul-betul kering sebelum
pelaksanaan lapisan waterproofing. Seluruh permukaan harus sudah bebas dari
74
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

minyak, retak atau lubang, serbuk aduk beton, debu gumpalan aduk beton,
bagian-bagian yang menonjol tajam, permukaan halus dan rata. Retak, lubang
yang tidak berguna dan sebagainya harus ditutup dengan aduk kedap air 1 PC : 3
PS hingga padat dan diratakan permukaan.

Pekerjaan Waterproofing Lembaran.


Lapisan Dasar/Primer.
Pelaksanaan dengan semprot, kuas atau kuas, dengan daya tutup 6-8 m2 per
Liter. Lapisan dasar/primer harus langsung ditutup dengan lembaran
waterproofing. Jika dalam satu hari kerja ada area yang telah diberi lapisan
dasar/primer tetapi belum sempat ditutup dengan lembaran waterproofing, maka
area tersebut harus diberi lapisan dasar/primer kembali pada hari kerja
berikutnya.

Lapisan Lembaran Waterproofing.


Permukaan horizontal.
- Lembaran waterproofing harus dipasang mulai dari titik terendah permukaan
ke arah titik tertinggi.
- Tumpang tindih (“overlap”) antara lapisan minimum 65 mm dan atau sesuai
spesifikasi Pabrik.
- Pemasangan langsung dari gulungan, ditekan dengan roller (berat roller +/- 35
kg dan lebar +/- 70 cm) dengan seksama, menerus, dan secara merata,
sehingga tidak terdapat gelembung udara.
- Di atas sepanjang siar dilatasi, pelapisan lembaran waterproofing dua kali.

Permukaan Vertikal.
- Lembaran waterproofing harus dipasang dari titik terendah hingga ke titik
tertinggi menerus dalam 1 lembar, kemudian baru dipasang lapisan baru.
- Tumpang tindih (“overlap”) antara lapisan minimum 65 mm dan atau sesuai
spesifikasi Pabrik.
- Pemasangan langsung dari gulungan , ditekan dengan roller (berat roller +/-
35 kg dan lebar +/- 70 cm) dengan seksama, menerus, dan merata, sehingga
tidak terdapat gelembung udara.
- Jika diperlukan, dapat memakai paku beton ukuran terkecil untuk mengikat.

Pertemuan Sudut/Dinding/Parapet
Semua pertemuan sudut harus dibuat tumpul 45 derajat, yaitu dengan menutup
sepanjang sudut tersebut dengan aduk kedap air 1 PC : 3PS, selanjutnya
pelaksanaan pekerjaan waterproofing.

Lubang Pipa Talang.


- Setiap lubang pipa talang harus dikerjakan dua lapis lembaran waterproofing.
- Lapisan pertama : Lembaran waterproofing dipasang di dinding lubang ke
bawah sejauh minimal 150 mm, kemudian dari bibir lubang ke segala arah
sejauh minimal 150 mm.
- Lapisan kedua : Lembaran waterproofing permukaan atap harus diteruskan
masuk ke dalam lubang talang sampai kedalaman minimal 150 mm dari bibir
lubang talang.

Lapisan Pelindung.
Berupa lapisan (“screed”) kedap air 1 PC : 3 PS dengan tulangan kawat kasa
ayam.
Tebal lapisan minimal 3 cm dan maksimal 8 cm.
Setelah selesai lapisan, permukaan ditaburi dengan aspal hingga merata.

75
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

Pengujian
Kontraktor harus melaksanakan pengujian kebocoran setelah selesai pekerjaan
lapisan waterproofing dan sebelum pekerjaan lapisan pelindung.
Cara pengujian dengan menuangkan air ke permukaan yang telah tertututp
lapisan waterproofing hingga ketinggian +/- 50 mm dan dibiarkan selama 3 x 24
jam.

Perbaikan Waterproofing Cair.

Perbandingan campuran semen dengan waterproofing cair adalah 2 : 1 tanpa


menggunakan air.
Pelaksanaan pekerjaan waterproofing cair dilakukan dengan dituangkan atau
memakai kuas dengan volume 1 galon gallon untuk 10-15 m2.

Aplikasi / Pemasangan pada Pelat Beton.


- Plat atap Beton harus sudah berumur 28 hari, atau bila memakai bahan
pemadat (denifier) plat beton telah benar-benar mengeras, sesuai dengan hasil
tes laboratorium.
- Kemiringan ideal menuju arah roof drain (sesuai yang tercantum dalam
Gambar Kerja)
- Semua kedudukan instalasi/pipa dan lain-lain harus sudah terpasang.
Ujung pemberhentian sepanjang bidang tegak/parapet/dinding dibuat groove
+/- 2 cm.
- Pada bidang pertemuan antara plat lantai dan dinding atau parapet serta
semua dudukan beton atau instalasi akan diisi adukan 5 x 5 cm.

Lapisan Pelindung
Apabila diperlukan lapisan pelindung, dibuat dari lapisan (“screed”) kedap air 1
PC : 3PS dengan tulangan kawat kasa ayam. Tebal lapisan minimal 3 cm dan
maksimal 8 cm.

Pengujian
Kontraktor harus melaksanakan pengujian kebocoran setelah selesai pekerjaan
lapisan waterproofing. Cara pengujian dengan menuangkan air ke permukaan
yang telah tertutup lapisan waterproofing hingga ketinggian +/- 50 mm dan
dibiarkan 3x24 jam.

Perbaikan Lapisan Waterproofing.


Apabila terjadi ketidak sempurnaan dalam pelaksanaannya (terjadi) kebocoran,
maka Kontraktor diwajibkan memperbaiki kembali pekerjaan tersebut hingga
sempurna dan disetjui Direksi/Konsultan Pengawas dan biaya perbaikan tersebut
menjadi tangging jawab Kontraktor.
Metoda pelaksanaan perbaikan waterproofing harus mengikuti petunjuk /saran
dari pakarnya dan disetujui oleh Direksi / Konsultan Pengawas.

16.3.5. Jaminan / Garansi


Kontraktor wajib menyerahkan jaminan/garansi tertulis bahwa pekerjaan,
perbaikan dan perawatan dari bagian-bagian pekerjaan perlindungan ini telah
dilaksanakan dengan standard sesuai spesifikasi teknis dari pabrik pembuat.
Jaminan/garansi untuk pekerjaan perlindungan tersebut tidak kurang dari 5
tahun setelah masa pemeliharaan.

76
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

PASAL 17. PEKERJAAN PENGECATAN

17.1 LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan yang dimaksud :
- Pekerjaan pengecatan permukaan dinding pasangan batu bata, beton yang
ditampakkan, dan langit-langit gypsum board.
- Pekerjaan pengecatan permukaan logam seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
- Pekerjaan pengecatan kayu
- Pekerjaan politur kayu.

Pekerjaan Pengecatan Permukaan Dinding Pasangan Batu Bata, Beton dan


Langit-langit Gypsum Board.
Semua permukaan dinding pasangan batu dan permukaan beton yang tampak/exposed
seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

Pekerjaan Pengecatan Logam


Semua pekerjaan logam yang terpasang seperti yang tercantum dalam Gambar Kerja
dengan ketentuan sebagai berikut :
- Semua bagian/permukaan yang tampak/exposed dicat sampai dengan cat finish.
- Semua bagian/permukaan yang tidak ditampakkan/un-exposed dicat hanya sampai
dengan cat dasar.

Pekerjaan Pengecatan Kayu


Cat politur akhir (finish) untuk kayu, dan atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
Cat duco (finish) untuk kayu mebeuler kelas.

17.2 PERSYARATAN BAHAN


Cat Tembok
Bahan dari jenis acrylic emulsion kualitas baik, tahan terhadap udara dan garam produk
CATHYLAC atau yang setaraf.

Cat Logam & Kayu


Bahan dari jenis synthetic enamel super gloss kualitas utama. Produk ICI/CULUX atau
setaraf .

Cat Politur
Mamakai bahan dari produk IMPRA, ULTRAN atau yang setaraf.

Cat Duco
Bahan dari kualitas utama, produk ex local mutu terbaik.

Plamur
Bahan dari kualitas utama, produk ex local mutu terbaik.

Kontraktor wajib membuktikan keaslian cat dari produk tersebut di atas mengenai
kemurnian cat yang akan dipergunakan. Pembuktian berupa :
- segel kaleng
- test BD
- test laboratorium
- hasil akhir pengecatan.
Biaya untuk pembuktian ini dibebankan kepada Kontraktor. Hasil tets kemurnian ini harus
harus mendapatkan rekomendasi tertulis dari produsen dan diserahkan ke
Direksi/Konsultan Pengawas untuk persetujuan pelaksanaan.

77
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis cat pada bidang-
bidang transparan ukuran 30 x30 cm2. Pada bidang-bidang tersebut harus dicantumkan
dengan jelas warna, formula cat, jumlah lapisan, dan jenis lapisan (dari cat dasar sampai
dengan lapisan akhir).

Semua bidang contoh tersebut harus disampaikan kepada Direksi/Konsultan Pengawas


dan Perencana. Jika contoh-contoh tersebut telah disetujui secara tertulis oleh Perencana
dan Direksi/Konsultan Pengawas, barulah Kontraktor melanjutkan dengan pembuatan
“mock-up”.

Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi/Konsultan Pengawas, untuk kemudian


akan diteruskan ke Pemberi Tugas, minimal 5 galon tipa warna dan jenis cat yang dipakai.
Kaleng-kaleng cat tersebut harus ditutup rapat dan mencantumkan dengan jelas identitas
cat yang ada di dalamnya.

17.2 PERSYARATAN PELAKSANAAN


17.3.1 Lakukan dengan cara terbaik yang umum dilakukan kecuali apabila
dispesifikasikan lain. Tebal minimum dari tiap lapisan jadi (“finish”) minimum
sama dengan syarat yang dispesifikasikan pabrik. Pengecatan harus rata, tidak
bertumpuk, tidak bercucuran atau ada bekas yang menunjukkan tanda sapuan,
roller maupun semprotan.

17.3.2 Apabila dari cat yang dipakai ada yang mengandung bahan dasar beracun atau
membahayakan keselamatan manusia, maka Kontraktor harus menyediakan
peralatan pelindung misalnya : masker, sarung tangan dan sebagainya yang
harus dipakai pada waktu pelaksanaan pekerjaan.

17.3.3 Tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan ini dalam keadaan cuaca yang
lembab atau hujan atau dalam keadaan angin berdebu bertiup. Terutama untuk
pelaksanaan di dalam ruangan tersebut harus mempunyai ventilasi yang cukup
atau pergantian udara berlangsung lancar. Di dalam keadaan tertentu, misalnya
untuk ruangan tertutup, Kontraktor harus memakai Kipas Angin/Fan untuk
memperlancar pergantian / aliran udara.

17.3.4 Peralatan seperti kuas, roller, sikat kawat, kape, pompa udara tekan/vacum
cleaner, semprotan dan sebagainya harus tersedia dari kualitas/mutu terbaik dan
jumlahnya.

17.3.5 Khusus untuk semua cat dasar harus disapukan dengan kuas. Penyemprotan
hanya boleh dilakukan bila disetujui Direksi/Konsultan Pengawas.

17.3.6 Pemakaian ampelas, pencucian dengan air maupun pembersihan dengan kain
keriang terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan tertulis dari
Direksi/Konsultan Pengawas terkecuali diisyaratkan lain dalam spesifikasi ini.

17.3.7 Pelaksanaan pekerjaan ini khususnya pengecatan cat dasar untuk komponen
bahan/material logam, harus dilakukan sebelum komponen tersebut terpasang.

17.3.8 Standard Pengerjaan (“mock-up”)


Sebelum pengecatan dimulai, Kontraktor harus melakukan pengecatan pada satu
bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan. Bidang-bidang yang akan
dijadikan contoh pilihan warna, tekstur, material dan cara pengerjaan. Bidang-
bidang yang akan dipakai sebagai “Mock-up” ini akan ditentukan oleh
Direksi/Konsultan Pengawas. Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui

78
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

oleh Direksi/Konsultan Pengawas dan Perencana, maka bidang-bidang ini akan


dipakai sebagai standard minimal keseluruhan Pekerjaan Pengecatan.

17.3.9 Hasil pekerjaan yang tidak disetujui Direksi/Konsultan Pengawas harus diulang
dan diganti. Kontraktor harus melakukan pengecatan kembali bila ada cat dasar
atau cat finish.yang kurang menutupi atau lepas sebagaimana ditunjukkan oleh
Direksi/Konsultan Pengawas. Biaya untuk hal ini ditanggung Kontraktor, tidak
dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah.

17.3.10 Selama pelaksanaan, Kontraktor harus diawasi oleh tenaga ahli/supervisi dari
pabrik pembuat. Biaya untuk hal ini di tanggung Kontraktor, tidak dapat di-klaim
sebagai pekerjaan tambah.

17.3.11 Pekerjaan Pengecatan Permukaan Dinding Pasangan Bata, Beton & Langit-
langit Gypsum Board:
a. Sebelum pelaksanaan :
Seluruh permukaan harus dibersihkan dari debu, lemak, kotoran atau noda lain,
bekas cat yang terkelupas bagi permukaan yang pernah dicat dan dalam
kondisi kering.
b. Pelaksanaan pekerjaan dengan roller. Pemakaian kuas hanya untuk
permukaan dimana tidak mungkin menggunakan roller.
c. Permukaan Interior
Lapisan pertama :
Cat jenis Acrylic Wall Filler.
Pelaksanaan pekerjaan dengan kape
Ketebalan lapisan adalah 25-150 micron atau daya sebar per liter adalah 13-15
m2.
Tunggu selama minimum 12 jam sebelum pelaksanaan pelapisan berikutnya.

Lapisan Kedua :
Cat dasar jenis Alkali Resisting Primer.
Pelaksanaan pekerjaan adalah dengan roller.
Ketebalan lapisan 25-40 micron atau daya sebar per liter 11-17 m2 perlapis
Tunggu selama minimum 24 jam sebelum pelaksanaan pelapisan berikutnya.

Lapisan ketiga dan keempat :


Cat jenis Vynil Acrylic Emulsion.
Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
Ketebalan setiap lapis 25-40 mocron atau daya sebar per liter 11-17 m2 per
lapis.
Tenggang waktu antara pelapisan minimum 12 jam
Warna ditentukan kemudian.

d. Permukaan Exterior .
Lapisan pertama :
Cat jenis Arclic Wall Filler.
Pelaksanaan pekerjaan dengan kape.
Ketebalan lapisan adalah 25-150 micron atau daya per liter adalah 10 m2.
Tunggu selama minimum 12 jam sebelum pelaksanaan pelapisan berikutnya.

Lapisan kedua :
Cat dasar jenis Alkali Resisting Primer.
Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
Ketebalan lapisan 25-40 micron atau daya per liter 13-15 m2.
79
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

Tunggu selama minimum 24 jam sebelum pelaksanaan pelapisan berikutnya.

Lapisan ketiga & keempat :


Cat jenis Weathershield.
Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
Ketebalan setiap lapis 25-40 micron atau daya sebar per liter 11-17 m2 per
lapis.
Tenggang waktu antara pelapisan minimum12 jam
Warna ditentukan kemudian.

18.3.12. Pekerjaan Pengecatan Kayu Yang Ditampakkan.


Bersihkan seluruh permukaan kayu dari bahan yang mengotori atau
bahan lain yang sekiranya akan mengganggu jalannya pekerjaan
finishing.
Lapisan Pertama :
Meni kayu warna merah 1 lapis.
Pelaksanaan dengan kuas.

Lapisan Kedua :
Dempul (“Wood Filler”) sampai lubang –lubang pori-pori kayu terisi sempurna.
Tunggu hingga 7 hari, kemudian bidang yang diplamur diampelas dengan
ampelas besi halus hingga rata permukaan.

Lapisan Ketiga & Keempat :


Cat akhir (“finish”) dengan ketebalan 30 micron per lapis atau daya sebar 15-17
M2 per Liter per lapis dalam kondisi kering.
Pelaksanaan dengan kuas. Tenggang waktu antara pelapisan minimum 16 jam.
Warna ditentukan kemudian.

18.3.13 Pekerjaan Pengecatan Politur Kayu.


Bersihkan seluruh permukaan kayu dari bahan yang mengotori atau bahan lain
yang sekiranya akan mengganggu jalannya pekerjaan finishing.

Lapisan Pertama
Pemakaian Wood Filler (dempul kayu) dilakukan pada seluruh permukaan kayu
yang akan di melamic agar semua pori-pori kayu benar-benar tertutup, kemudian
diampelas halus sampai permukaan benar-benar rata dan halus.

Lapisan Kedua
Lapisan Woodstain (pewarna kayu) dicampur dengan tinner 1 :2 atau 1:3 .
Pelaksanaan pekerjaan disemprot dengan sprayer, dilakukan 2 sampai 3 kali,
dengan tenggang waktu sesuai petunjuk pabrik.

Lapisan Ketiga
Lapisan Sanding Filter dicampur dengan hardener, perbandingan 1 Liter sanding
Fliter : 1 botol kecil hardener atau sesuai dengan petunjuk pabrik, kemudian
dicampur dengan tinner 1 : 2.
Pelaksanaan pekerjaan disemprot dengan sprayer, dilakukan 1 kali.

Lapisan Keempat
Lapisan Politur dicampur dengan hardener dan tinner, campuran seperti pada
lapisan ketiga. Pelaksanaan pekaerjaan disemprot dengan spayer, dilakukan 2
sampai 3 kali, dengan tenggang waktu sesuai petunjuk pabrik.

80
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

18.3.14 Pekerjaan Pengecatan Kayu yang Tidak Ditampakkan.


Untuk semua permukaan kayu yang tidak ditampakkan hanya cat dasar/meni
kayu warna merah 1 lapis. Pelaksanaan dengan kuas.

18.3.15 Pekerjaan Pengecatan Logam yang Ditampakkan.

Persiapan Sebelum Pengecatan.


Bersihkan permukaan dari kulit giling (kerak/millscale), karat, minyak, lemak dan
kotoran lain secara teliti, seksama dan menyeluruh sehingga permukaan yang
dimaksud menampilkan tampak logam yang halus dan mengkilap. Pekerjaan ini
dilaksanakan dengan sikat kawat mekanik/Mechanical Wire Brush. Akhirnya
permukaan dibersihkan dengan Vaccum Cleaner atau sikat yang bersih. Sebelum
dilakukan pengecatan semua permukaan logam harus mendapat “solvent
treatment” untuk menghilangkan lemak dan kotoran.

Lapisan Pertama :
Pekerjaan cat primer/dasar dilaksanakan sebelum komponen bahan/material
logam terpasang.
Cat primer jenis Quick Drying Primer Red Lead.
Pelaksanaan pekerjaan dengan kuas. Tunggu selama minimum 6 jam sebelum
pelaksanaan pelapisan berikutnya.

Lapisan Kedua :
Cat dasar jenis Undercoat.
Pelaksanaan pekerjaan dengan kuas. Tunggu selama minimum 6 jam sebelum
pelaksanaan pelapisan berikutnya.

Lapisan Ketiga & Keempat :


Cat akhir / finish jenis Synthetic Super Gloss atau setaraf.
xPelaksanaan pekerjaan dengan kuas.
Tenggang waktu antara pelapisan minimum 16 jam.
Warna ditentukan kemudian.

18.2.16 Pekerjaan Pengecatan Logam yang Tidak Ditampakkan.


Semua pengecatan permukaan logam yang tidak ditampakkan hanya
cat dasar jenis Quick Drying Red Lead 1 lapis.
Pelaksanaan dengan kuas.

PASAL 19. PEKERJAAN DINDING PARTISI

19.1 LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pekerjaan pembuatan dan pemasangan dinding partisi lengkap seperti tercantum dalam
Gambar Kerja.

19.2 PERSYARATAN BAHAN.

Rangka Partisi.
Profil metal furing lengkap wall track, stud, produk : BORAL atau setaraf.
Bentuk dan ukuran sesuai dengan Gambar Kerja.

Panel Partisi
Rangka : Gypsum board 2 (dua) sisi , tebal masing-masing 9 mm.
81
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

Tipe/Produk : Standard, JAYABOARD atau setaraf.


Persyaratan bahan harus memenuhi ketentuan-ketentuan spesifikasi pabrik.
Finishing cat : dicat

Asesori
Angker, sekrup, pelat, baut harus galvanis.
Angker rangka induk /pokok partisi steel plate tebal 2 mm.

19.3 PERSYARATAN PELAKSANAAN.


19.3.1 Pada dasarnya pelaksanaan harus memenuhi persyaratan pelaksanaan dalam Pasal
Pekerjaan Pintu, Jendela & Bovenlicht dan spesifikasi Pabrik.

19.3.2 Standard Pekerjaan (“Mock Up”).


Sebelum pelaksanaan, Kontraktor harus membuat contoh jadi (“mock-up”) 1 unit
dinding partisi lengkap dengan pintu, dan terpasang di tempatnya.
Jika contoh jadi ini disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas dan Perencana,
maka contoh ini jadi menjadi acuan standard pelaksanaan Pekerjaan Dinding
Partisi keseluruhan.

19.3.3 Semua rangka dinding partisi harus terpasang siku, tegak, rata sesuai peil dalam
Gambar Kerja dan lurus (tidak melebihi batas toleransi kemiringan yang diizinkan
dari masing-masing bahan yang digunakan)

19.3.4 Semua ukuran modul yang dianut berkaitan dengan modul lantai dan langit-langit.

19.3.5 Semua partisi yang terpasang harus sesuai dengan Gambar Kerja dalam tipe dan
“lay-out”.

19.3.6 Setelah pemasangan, Kontraktor wajib memberikan perlindungan terhadap


benturan-benturan, dan kerusakan akibat kelalaian pekerjaan.
Semua cacat, kerusakan yang timbul adalah tanggung jawab Kontraktor sampai
pekerjaan selesai, dan harus diperbaiki hingga memenuhi standard yang
ditentukan tanpa biaya tambah.

PASAL 20. PEKERJAAN ATAP

20.1 LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan yang dimaksud meliputi : penutup atap gedung kelas dan asrama
Pekerjaan pemasangan atap, lengkap dengan nok atau sesuai Gambar Kerja.

20.2 PERSYARATAN BAHAN.


20.2.1 Bahan Utama : bitumen selulosa bergelombang
Ketebalan : 0.3 mm
Ukuran : 106 x 40 x 0.3 cm jarak gording maksimal 32 cm
Tipe/Produk : onduvilla, atau setaraf.
Warna : hitam atau ditentukan kemudian.

20.2.2 Pekerjaan ini diharuskan dilakukan oleh aplikator penyedia material yang
dimaksudkan agar mendapatkan garansi.
20.2.3 Accesoriess (baut pengikat, plat kait, lengkap dengan ring karet kedap air),
lembar pelindung (flashing), lembar penutup bubungan (capping), sealent dan
lain-lain harus dari bahan dan tipe yang sama dengan penutup atap dan atau
mengikuti spesifikasi yang ditentukan pabrik.
82
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

20.2.4 Kontraktor wajib memberikan contoh bahan untuk disetujui dengan desertai
keterangan tertulis mengenai spesifikasi bahan, detail bentuk, ukuran serta
petunjuk cara pemasangan.

20.2.5 Bila Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas menganggap perlu, maka Pemberi


Tugas berhak menuntut kepada Kontraktor agar dalam pelaksanaan pekerjaan ini
harus diawasi oleh tenaga ahli atau Supervisi khusus dari pabrik pembuat dengan
dan atas biaya tanggungan Kontraktor.

20.2.6 Lembaran penutup atap diangkut ke atas hanya apabila akan dipasang, rusuk
atas lembaran penutup atap harus menghadap sisi dimana pemasangan dimulai.

20.2.7 Kontraktor harus memeriksa dengan teliti serta seksama dan memastikan bahwa
permukaan atas semua gording atau atap sudah satu bidang. Jika belum satu
bidang dapat menyetel atau mengganjal bagian-bagian ini terhadap rangka
penumbung/gording. Dalam keadaan apapun juga untuk mengatur kemiringan
atap, ganjal tidak diperkenankan dipasang langsung di bawah plat kait. Hal ini
harus diperhatikan sungguh-sungguh oleh Kontraktor gangguan pengikatan,
terutama jika jarak penyangga kecil.

20.2.8 Untuk mendapatkan kekuatan pengikatan maksimal apabila dipergunakan plat


kait, jarak perletakan pertama maupun terakhir dari plat kait ujung/tepi lembaran
harus memenuhi persyaratan pabrik.

20.2.9 Lakukan pemeriksaan setempat terhadap penyetelan plat kait untuk mencegah
penggeseran. Untuk memperbaiki kelurusan, lembaran dapat distel 2 mm dengan
menarik plat kait menjauhi atau menekan ke arah lembaran pada saat
mengikatkan plat kait tersebut. Untuk mencegah plat kait menggeser ke bawah,
harus dipergunakan pengikat positif yaitu sekrup atau baut pada plat kait
tersebut.

20.2.10 Pada lembaran akhir di bagian atas, sisi tepi atas lembaran tersebut harus
ditekuk ke bawah. Penekukkan dilakukan dengan alat yang disediakan pabrik
untuk pekerjaan tersebut. Penekukkan ini untuk mencegah masuknya air ke
dalam bangunan. Penekukkan dapat dilaksanakan sebelum ataupun sesudah
lembaran dipasang.

20.2.11 Pada lembaran akhir di bagian akhir di bagian bawah, sisi tepi lembaran
tersebut harus ditekuk ke bawah untuk mencegah air mengalir melalui sisi bawah
lembaran ke dalam bangunan. Penekukkan dilakukan dengan alat yang
disediakan pabrik untuk pekerjaan tersebut.

20.2.12 Arah pemasangan lembaran dari bawah ke atas kemudian dilanjutkan


pemasangan ke samping dengan arah tetap dari bawah ke atas dan seterusnya.
Pada tumpangan akhir, sebaliknya gunakanlah dua (2) lembar atau lebih dengan
ukuran yang lebih pendek. Tumpangan/overlap akhir harus memenuhi
persyaratan pabrik.

20.2.13 Khusus untuk penutup bubungan/capping, Kontraktor harus sudah


menyediakan lubang pada ujung atas penutup bubungan/capping untuk tiang
penangkap petir, lengkap dengan karet. Diameter lubang harus tepat sama
dengan diameter tiang penangkap petir.

83
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

20.2.14 Kedua sisi tepi arah memanjang penutup bubungan/capping harus ditakik
sesuai dengan bentuk dan jarak rusuk lembaran setelah penutup
bubungan/capping terpasang. Penakikkan dilakukan dengan alat yang disediakan
oleh pabrik khusus untuk pekerjaan tersebut. Setelah ditakik, barulah kedua sisi
tepi penutup bubungan/capping ditekuk ke bawah dengan alat penekuk yang
disediakan pabrik untuk pekerjaan tersebut hingga menutup sampai lembah
antara 2 rusuk lembaran. Penutup bubungan/capping disekrupkan pada setiap
rusuk lembaran.

20.2.15 Pemasangan flashing, capping, fixing strip dan lain harus dilakukan oleh
Kontraktor sesuai dengan persyaratan teknis dari pabrik pembuat walaupun
belum ataupun tidak tercantum dalam Gambar Pelengkap sehingga didapat hasil
yang baik, terhindar dari kemungkinan kebocoran. Dalam kasus ini, Kontraktor
tidak dapat menuntut sebagai pekerjaan tambah.

20.2.16 Kontraktor harus teliti dan rapi sehingga lembaran setelah terpasang rapi dan
lurus, garis-garis rusuk lembaran sejajar, lurus, tidak bergelombang ke arah
horizontal maupun vertical, menghasilkan penampilan yang baik.

20.2.17 Bagian lembaran setelah terpasang yang boleh diinjak hanyalah pada rusuk
tepat di atas gording.

PASAL 21. PEKERJAAN TALANG VERTIKAL

21.1. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
- perbaikan talang “existing”
atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

21.2. PERSYARATAN BAHAN


Talang Vertikal
Pipa dan pipa penyambung/joint/fitting, adalah pipa :
- PVC untuk bagian yang ditampakkan.
- Seng BJLS 3mm
Pipa PVC dan fitting harus berasal dari pabrik yang sama kelas Heavy Duty (AW-1),
produk Rucika.
Bentuk dan ukuran sesuai dengan Gambar Kerja.

Pipa “Sparing”
Pipa “Sparing” dibuat dari pipa GIP.
Ukuran diameter sesuai Gambar Kerja.

Saringan Talang
Saringan Talang dibuat dari Stainless Steel, produk local dengan mutu terbaik.

Lem PVC
Lem PVC harus sesuai dengan lem PVC yang dispesifikasikan Pabrik pembuat pipa PVC
yang dipakai.

21.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN


84
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

Sebelum melaksanakan pekerjaan ini, Kontraktor harus meneliti dan mempelajari dengan
seksasama khususnya Sanitasi.
Semua pekerjaan harus sesuai dengan spesifikasi bahan yang diisyaratkan pabrik
khususnya pada sambungan.
Khusus untuk sambungan antara pipa sparing dengan pipa talang memakai system ulir
yaitu pipa talang diulir pada bagian/sisi dalam sesuai dengan ulir pada bagian/sisi luar
pipa sparing seperti tercantum dalam Gambar Kerja. Seluruh pipa sparing untuk talang
vertical harus dilengkapi dengan waterstop, dibuat dari plat besi yang dilas ke pipa
sparing sehingga berbentuk piringan dengan titik pusat sama dengan titik pusat pipa
sparing , radius pirirngan waterstop adalah 3 kali radius pipa sparing.
Pemasangan dan penyetelan talang harus tegak lururs terhadap permukaan pelat beton.
Bagian talang yang miring dengan sudut tertentu harus sesuai dengan Gambar Kerja.

Semua talang pada saat terpasang harus rapih, tidak boleh ada retak, pecah, goresan,
cacat lain, kotoran maupun noda. Apabila terlihat adanya cacat tersebut diatas maka
talang tersebut harus dibongkar dan diperbaiki/diganti hingga disetujui Direksi/Konsultan
Pengawas. Biaya untuk hal ini adalah tanggung jawab Kontraktor tidak dapat di-klaim
sebagai pekerjaan tambah.
Saringan talang harus tepat masuk pada lubang sparing sehingga tidak ada celah.
Sebelum pembuatan saringan talang, Kontraktor harus meneliti dan dianjurkan mengukur
diameter pipa sparing yang terpasang.

PASAL 22. PEKERJAAN PEMBERSIHAN, PEMBONGKARAN DAN PENGAMANAN


SETELAH PEMBANGUNAN.

Pembersihan tapak kontruksi dan pada semua pekerjaan yang termasuk dalam lingkup
Pekerjaan seperti tercantum di Gambar Kerja dan terurai dalam buku ini dari semua barang
atau bahan bangunan lainnya yang dinyatakan tidak dipergunakan lagi setelah pekerjaan yang
menjadi tanggung jawab Kontraktor bersangkutan selesai.
Semua bekas bongkaran bangunan existing dan sebagainya harus dikeluarkan dari tapak
kontruksi.
Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor harus menjaga keamanan bahan/material,
barang maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap serah terima.

PASAL 23. PEKERJAAN SALURAN DRAINASE

Syarat-syarat teknis pekerjaan saluran drainage yang diuraikan disini adalah persyaratan yang
harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan maupun pengadaan material dan
peralatan. Dalam hal ini Syarat-syarat Umum Teknis Pekerjaan Struktur dan Arsitektur adalah
bagian dari Syarat-syarat Teknis ini.

23.1. LINGKUP PEKERJAAN


Adalah pengertian bekerjanya sistem saluran drainage (pembuangan air) di sekeliling
gedung Remodelling FP-MIPA UPI secara keseluruhan maupun bagian-bagianya seperti
yang tertera pada gambar-gambar maupun yang di spesifikasikan.
Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pengadaan barang-barang/material, penyediaan
tenaga kerja, pembuatan saluran drainage dan pengujiannya.
Keterangan-keterangan yang tidak diterangkan dalam spesifikasi maupun gambar tetapi
perlu untuk pelaksanaan dari pekerjaan saluran drainage secara keseluruhan harus juga
dimasukkan ke dalam pekerjaan ini.

Secara garis besar, pekerjaan ini meliputi :


85
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

- Pembuatan saluran gorong-gorong, saluran terbuka dan saluran tertutup grill baja
sesuai dengan gambar rencanan dan spesifikasi teknis.
- Pembuatan konstruksi pelengkap lainnya, antara lain grill baja penutup saluran, plat
beton penutup gorong-gorong, bak kontrol atau kontruksi lainnya sesuai dengan
gambar rencana.
- Segala sesuatu mengenai lingkup pekerjaan ini yang masih kurang jelas, Kontraktor
dapat menanyakan lebih lanjut kepada Direksi/Pengawas. Perencana atau pihak lain
yang ditunjuk untuk ini.

Apabila sampai terjadi kelalaian dan kekurangan, Kontraktor harus bertanggung jawab
atas kerugian-kerugian yang mungkin terjadi.

23.2. PERSYARATAN BAHAN


Semua ketentuan material yang harus disediakan oleh Kontraktor didasarkan atas
Standar Normalisasi Indonesia (SNI) dan Pemeliharaan Umum Bahan-bahan (PUBB).

Kontraktor atas biaya sendiri wajib mengirimkan contoh-contoh material yang akan
digunakan untuk pembuatan saluran drainege kepada Direksi/Konsultan Pengawas.

Untuk pekerjaan pemipaan dan peralatan lain yang termasuk di dalam lingkup Pekerjaan
ini, Kontraktor wajib menyerahkan brosur pipa/peralatan lain yang akan digunakan.

Apabila ternyata terdapat material yang dinyatakan tidak bisa diterima/digunakan,


Kontraktor wajib untuk mengeluarkannya dari Proyek dalam waktu tidak lebih dari 1 hari.

Peraturan-peraturan /Persyaratan.
Tata cara pelaksanaan dan petunjuk lainnya yang berhubungan dengan peraturan-
peraturan pembangunan yang sah berlaku di Indonesia selama pelaksanaan pekerjaan ini
harus betul-betul ditaati, kecuali bila dibatalkan oleh uraian dan syarat-syarat ini.
Peraturan-peraturan yang termasuk antara lain:
- Pemeriksaan Umum untuk Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan (PUBBI) th 1982.
- Peraturan Beton Indonesia (PBI-NI-2/1971).
- Peraturan Perburuhan Indonesia.

Semen Portland
Sesuai dengan Bab III.

Pasir / Agregat
Sesuai dengan Bab III.

Air
Sesuai dengan Bab III.

Baja Tulangan
Sesuai dengan Bab III.

Batu Bata
Sesuai dengan Bab IV.

23.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN


Profil saluran terbuka dan saluran tertutup yang akan dibuat harus benar-benar sesuai
dengan yang tercantum dalam Gambar Kerja , baik ukuran maupun kontruksinya.
Selama tidak ditentukan lain, persyaratan-persyaratan yang menyangkut kelancaran
mangalirnya buangan air hujan harus benar-benar diperhatikan, baik menyangkut
86
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

pengaturan elevasi dasar saluran, kedalaman saluran, kemiringan-kemiringan, maupun


menyangkut pembelokkan saluran dan penempatan bak kontrol, harus mengikuti
ketentuan yang tercantum dalam gambar kerja.
Persyaratan kemiringan untuk saluran drainase minimum 0,5%.

23.4.1 Ukuran
Semua ukuran yang tertunjuk pada gambar saluran drainage merupakan ukuran
jadi/penyelesaian/finishing, kecuali jika terdapat ketentuan-ketentuan lain, maka
ukuran pada gambar tersebut harus ditambah 1 cm.

23.4.2 Ukuran-ukuran Pokok


Ukuran-ukuran pokok dan pembagian-pembagiannya seluruhnya telah ditunjukkan
di dalam gambar perencanaan.
Tinggi peil pada setiap unit pekerjaan yang memerlukan bouwplank ditentukan
terhadap tinggi peil setempat atas persetujuan Direksi/Pengawas.

23.4.3 Pembersihan Tempat Pekerjaan


Sebelum memulai setiap pekerjaan, Kontraktor harus membersihkan tempat
pekerjaan dari segala macam benda dan rintangan yang ada sehingga siap untuk
melakukan penggalian.

23.4.4 Pekerjaan Tanah.

Pekerjaan Galian Tanah


Pekerjaan galian tanah diperlukan untuk menanam pondasi dan menanam bagian-
bagian dari kontruksi saluran drainage yang berada di bawah permukaan.
Semua bagian harus dilaksanakan menurut persyaratan mengenai panjang, dalam
serongan, belokan galian, sesuai dengan gamabar rencana.

Pekerjaan Urugan
Pengurugan lubang bekas galian dilakukan setelah semua yang diperlukan selesai
terpasang. Bahan urugan yang boleh dipakai adalah bahan urugan yang
didatangkan dari luar proyek.
Tanah bekas galian pada lokasi setempat boleh digunakan kembali sepanjang
memenuhi persyaratan bahan urugan.
Urugan yang boleh digunakan adalah tanah lempung (clay) berwarna merah/coklat
atau pasir bercampur kerikil yang bersih.
Bahan urugan tidak boleh bercampur dengan sampah, rumput, akar pohon dan
bahan-bahan organis lainnya.

23.4.5 Genangan Air


Kontraktor harus menjaga agar seluruh tidak digenangi air yang timbul akibat hujan
dan lain-lain sebab, dengan jalan memompa, menimba, menyalurkan ke parit-parit
atau lainnya dengan biaya yang dianggap sudah termasuk di dalam kontrak.

23.4.6 Perataan Akhir


Daerah yang diurug/ digali yang tercantum dalam Gambar harus diratakan kembali
sehingga sama halusnya seperti kondisi semula, sesuai dengan gambar rencana.

23.4.7 Plat Beton Penutup.


Plat beton penutup untuk saluran tertutup (gorong-gorong) di bawah parkir dan
jalan masuk dibuat dengan kontruksi beton dengan tulangan dua arah berjarak 15
87
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

cm, diameter 8 mm, tebal keseluruhan plat beton pada daerah parkir adalah 15 cm,
dan pada daerah jalan masuk adalah 20 cm, dilaksanakan dengan kontruksi seperti
pada gambar kerja.

23.4.8 Variasi kedalaman Badan Saluran


Variasi (perubahan) kedallaman atau keteblan badan saluran dapat diterima, tau
diperintahkan oleh Direksi/Pengawas jika ternyata keadaan pada suatu lokasi
pekerjaan berbeda dengan keadaan yang diharapkan semula. Perubahan
kedalaman atau ketebalan badan saluran tidak akan diijinkan tanpa ijin tertulis dari
Direksi/Pengawsa.

23.4.9 Pasangan Bata untuk Bak Kontrol


Pembuatan bak kontrol memakai pasangan batu bata setengah batu, kontruksi
seperti pada gambar kerja dengan plesteran 1PC : 3 PSR.
Dalam pembuatan bak kontrol harus diperhatikan arah aliran air buangan,
penempatan lubang masuk(inlet) dan lubang keluar (outlet) harus menjamin
kelancaran aliran air buangan, sehingga tidak terjadi luapan air.
Penempatan lubang masuk dan keluar juga harus memudahkan pemeliharaan
saluran, terutama bila terjadi penyumbatan pada saluran tertutup.

23.4.10 Pekerjaan Grill Baja.


Pekerjaan pembuatan grill baja penutup saluran dilaksanakan sesuai dengan
gambar rencana, dengan kualitas baja profil yang digunakan harus memenuhi
ASTMA-36.
Untuk Grill pada saluran setengah terbuka memakai besi kanal C dengan ukuran 40
X 35 mm, tebal 5mm , dilaksanakan dengan kontruksi seperti pada gambar kerja.
Semua pekerjaan pembuatan grill baja penutup saluran harus dicat dasar satu lapis
dengan Zinc Chromate WA 1302 ex Warna Agung atau setara, kemudian dicat
dasar dengan 80 WA 1301 ex Warna Agung atau setara dan dicat akhir dengan cat
besi ex ICI atau setara (warna ditentukan kemudian).
23.4.11 Pengujian.
Pengujian harus disaksikan oleh Direksi/Konsultan Pengawas
Pengujian dilakukan dengan cara melakukan penggelontoran air, terutama pada
daerah saluran tertutup dibawah parkir dan jalan masuk, sampai dapat dipastikan
/dijamin tidak terjadi penyumbatan-penyumbatan.

Apabila terjadi penyumbatan Kontraktor harus secepatnya mengadakan perbaikan,


seluruh biaya perbaikan menjadi tanggungan Kontraktor.

88
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

BAB V
SYARAT-SYARAT TEKNIS UMUM
PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL

1. LINGKUP PEKERJAAN
1.1. Syarat-syarat teknis umum Pekerjaan Elektrikal dan Mekanikal ini berisi perincian
yang memperjelas / menambahkan hal-hal yang tercantum dalam Buku Syarat-syarat
Administrasi. Buku Syarat-syarat Administratif saling melengkapi dengan Syarat-
syarat Umum Teknis Elektrikal dan Mekanikal.
1.2. Pekerjaan instalasi sistim ini meliputi seluruh pengangkutan dan pengadaan bahan-
bahan serta peralatan-peralatan utama, peralatan bantu, peralatan untuk instalasi,
tenaga kerja, pembuatan alat-alat pemasangan, termasuk pengadaan listrik dan air
untuk keperluan pengujian dan keperluan kerja.
Dalam Pekerjaan ini harus termasuk sertifikat pabrik dari peralatan yang akan dipakai
dan pekerjaan-pekerjaan kecil lain yang berhubungan dengan pekerjaan ini yang
tidak mungkin disebutkan secara terinci di dalam buku ini tetapi dianggap perlu untuk
keselamatan dan kesempurnaan fungsi dan operasi sistem distribusi listrik.
1.3. Penyetelan seluruh sistim agar lengkap dan dapat bekerja dengan baik sesuai dengan
persyaratan dokumen pelelangan dan gambar-gambar yang ada.
1.4. Pengadaan pemasangan seluruh sistim instalasi Elektrikal dan Mekanikal sesuai
gambar, spesifikasi dan dokumen lainnya sesuai dengan kontrak.
1.5. Segala sesuatu mengenai lingkup pekerjaan ini yang masih kurang jelas, kontraktor
dapat menanyakan lebih lanjut kepada Konsultan Manajemen Konstruksi, Konsultan
Perencana atau pihak lain yang ditunjuk untuk ini.
1.6. Apabila sampai terjadi kelalaian dan kekurangan, Kontraktor harus bertanggung
jawab atas kerugian-kerugian yang mungkin terjadi.
1.7. Semua pengadaan, pemasangan dan pengujian pekerjaan instalasi Elektrikal dan
Mekanikal harus berdasarkan gambar dokumen lengkap dan sesuai dengan spesifikasi
teknik, serta adendum lainnya.

2. STANDART DAN PERATURAN


2.1. Instalasi yang dinyatakan di dalam spesifikasi ini harus dilaksanakan sesuai dengan
undang-undang dan peraturan-peraturan yang berlaku saat ini di Indonesia serta
tidak bertentangan dengan ketentuan Keselamatan Kerja dari badan terkait.

89
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

2.2. Cara dan teknik pemasangan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dan
telah ditetapkan sebagai peraturan pemasangan instalasi oleh badan yang berwenang
dalam hal ini, bila tidak ada petuniuk dari Konsultan Manajemen Konstruksi.
2.3. Pelaksanaan pekerjaan harus ditangani oleh tenaga-tenaga ahli dalam instalasi
Elektrikal dan Mekanikal, untuk dapat dipertanggung jawabkan.
2.4. Tenaga ahli harus ditempatkan di lapangan oleh Kontraktor sehingga dapat berdiskusi
dengan Konsultan Manajemen Konstruksi pada waktu pelaksanaan pekerjaan.
2.5. Kontraktor diharuskan melaksanakan pekerjaan test penuh di bawah persyaratan
operasionil. Testing harus disaksikan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.
2.6. Penggantian material yang kurang baik atau kesalahan pemasangan adalah
tanggungjawab Kontraktor dan Kontraktor harus mengganti / memperbaiki hal
tersebut diatas.
2.7. Semua biaya dan pengurusan perijinan, lisensi, pengujian adalah tanggung jawab
kontraktor.

3. KONTRAKTOR
3.1. Yang dimaksud dengan Kontraktor di dalam spesifikasi ini adalah badan pelaksana
yang telah terpilih dan memperoleh kontrak kerja untuk penyediaan dan pemasangan
instalasi Elektrikal dan Mekanikal ini sampai selesai.
Kontraktor bertanggungjawab atas pelaksanaan instalasi Elektrikal dan Mekanikal
dalam proyek ini dan menempatkan paling tidak seorang tenaga ahli yang setiap saat
dapat berdiskusi dan dapat memutuskan setiap persoalan teknis dan administrasi di
lapangan.
3.2. Kontraktor harus bersedia mengikuti peraturan-peraturan di lapangan yang di
tentukan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.
3.3. Kontraktor wajib mempelajari dan memahami semua undang-undang, peraturan-
peraturan, persyaratan umum, maupun suplementernya, persyaratan standar
internasional, persyaratan pabrik pembuat unit-unit peralatan, buku-buku dokumen
pelelangan, bundel gambar-gambar serta segala petunjuk tertulis yang telah
dikeluarkan.
3.4. Kontraktor dapat meminta penjelasan kepada Konsultan Manajemen Konstruksi atau
pihak lain yang ditunjuk, bilamana menurut pendapatnya pada dokumen-dokumen
pelelangan, gambar-gambar atau lainnya terdapat hal-hal yang kurang jelas.
3.5. Kontraktor wajib mempelajari dan memeriksa juga pekerjaan-pekerjaan pelaksanaan
dari pihak-pihak Kontraktor lain yang ikut mengerjakan proyek ini apabila pekerjaan
pihak lain dapat mempengaruhi kelancaran pekerjaannya.

90
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

4. KOORDINASI DENGAN PIHAK LAIN.


4.1. Untuk kelancaran pekerjaan, Kontraktor harus mengadakan koordinasi / penyesuaian
pelaksanaan pekerjaannya dengan seluruh disiplin pekerjaan lainnya atas petunjuk
ahli sebelum memulai pekerjaan. Gangguan dan konflik di antara Kontraktor harus
dihindari. Keterlambatan pekerjaan akibat tidak adanya koordinasi menjadi tanggung
jawab kontraktor.
4.2. Kontraktor wajib bekerja sama dengan pihak-pihak lainnya demi kelancaran
pelaksanaan proyek ini, terutama koordinasi dengan pihak Kontraktor sipil maupun
arsitektur.
4.3. Kontraktor wajib berkonsultasi dengan pihak-pihak lainnya, agar sedapat mungkin
digunakan peralatan-peralatan yang seragam dan merk yang sama untuk seluruh
proyek ini agar mudah memeliharanya.
4.4. Untuk semua peralatan clean mesin yang disediakan, atau diselesaikan oleh pihak
lain atau yang dibeli dari pihak lain yang termasuk dalam lingkup instalasi sistem ini,
Kontraktor bertanggung jawab penuh atas segala peralatan dan pekerjaan ini.
4.5. Kontraktor harus mengijinkan, mengawasi, dan memberikan petunjuk kepada
Kontraktor lainnya untuk melakukan penyambungan kabel-kabel, pemasangan
sensor-sensor, perletakan peralatan / instalasi, pembuatan sparing dan lain-lain pada
dan untuk peralatan Elektrikal dam mekanikal agar sistim keseluruhan dapat berjalan
dengan sempurna. Kontraktor masih tetap bertanggung jawab penuh atas peralatan-
peralatan tersebut.
4.6. Penolakan Pekerjaan Sistem Elektrikal dan Mekanikal.
Apabila sistem pekerjaan ini tidak lengkap atau ada bagian yang cacat, gagal atau
tidak memenuhi persyaratan dalam spesifikasi dan gambar, dan Kontraktor gagal
untuk melaksanakan perbaikan ini dalam waktu yang cukup menurut Konsultan
Manajemen Konstruksi serta pihak yang berwenang, maka keseluruhan atau sebagian
dari sistem ini dapat ditolak dan diganti.
Dalam hal ini Pemberi Tugas / Pemilik dapat menunjuk pihak ketiga untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut di atas dengan baik atas biaya dan tanggung jawab
Kontraktor.

5. GAMBAR-GAMBAR.
5.1 Gambar Perancangan (Design drwaing).
5.1.1. Yang dimaksud dengan gambar perancangan adalah gambar-gambar yang
menyertai buku ini, gambar-gambar penjelas dan segala gambar-gambar
addendumnya.

91
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

5.1.2. Kontraktor harus mempelajari gambar-gambar perancangan dan secepatnya


melaporkan kepada Konsultan Manajemen Konstruksi, apabila terdapat hal-
hal yang dianggap kurang jelas, segera mungkin setelah diadakannya rapat
pra pelaksanaan.
5.1.3. Gambar-gambar dalam perancangan ini tidak dimaksudkan untuk
mencantumkan semua detail konstruksi seperti detail pemasangan, detail
penumpu, detail pengikat dan detail lainnya terutama yang berhubungan
dengan peralatan yang akan disediakan/dipasang oleh Kontraktor.
5.1.4. Kontraktor tetap harus memasang instalasi tersebut dan harus membuat
shop drawing yang terinci untuk menjelaskan hal-hal tersebut di atas.
5.1.5. Ukuran-ukuran bangunan yang tepat dan seharusnya diikuti adalah ukuran
yang disebutkan pada gambar-gambar Arsitektur/Finishing dan/atau
Struktur/Sipil sehingga bila terjadi perbedaan ukuran antara gambar-gambar
Instalasi-Utilitas bangunan dengan gambar-gambar tersebut di atas maka
ukuran tersebut harus dibaca sebagaimana yang tertulis pada gambar-
gambar Arsitektur dan atau Sipil-Struktur.

5.2 Gambar Kerja (Shop Drawing).


5.2.1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus membuat gambar kerja
(shop drawing) untuk memperjelas detail, teknis pelaksanaan dan
menyesuaikan dengan kondisi lapangan serta perubahan lain bila ada.
Gambar ini digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
5.2.2. Gambar kerja tersebut haruslah gambar yang telah dikoordinasikan dengan
semua disiplin pekerjaan pada proyek ini dan disesuaikan dengan koordinasi
lapangan yang ada. Pekerjaan baru dapat dimulai bila gambar kerja telah
diperiksa dan disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.
5.2.3. Gambar kerja dibuat dengan berpedoman pada gambar perancangan,
spesifikasi teknis serta disesuaikan dengan kondisi lapangan, sehingga tidak
terjadi kesalahan pada pelaksanaan di lapangan.

6. PENGAWASAN PELAKSANAAN PEKERJAAN.


6.1. Persetujuan material dan bahan.
Kontraktor harus memberikan contoh semua material dan bahan yang akan
digunakannya kepada Konsultan Manajemen Konstruksi atau pihak yang ditunjuk
untuk dimintakan persetujuannya secara tertulis sebelum dipasang.
6.2. Kontraktor harus membuat jadwal / skedul waktu pelaksanaan, skedul tenaga kerja,
skedul pengadaan peralatan dan network planning yang terinci untuk setiap
92
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

pekerjaannya dan diserahkan kepada Konsultan Manajemen Konstruksi atau pihak


lain yang ditunjuk untuk mendapatkan persetujuannya.
6.3. Kontraktor harus menyerahkan :
a. Laporan kegiatan pekerjaan harian.
b. Laporan prestasi pekerjaan dan pengadaan material mingguan.
c. Laporan prestasi pekerjaan bulanan beserta foto-foto dokumentasi.
6.4. Di dalam setiap pelaksanaan pengujian dan trial-run pekerjaan sistim Elektrikal dan
Mekanikal, harus dihadiri pihak Konsultan Manajemen Konstruksi. Bila diperlukan
Konsultan Manajemen Konstruksi dapat meminta Konsultan Perencana dan atau
Supplier untuk menyaksikan pengujian. Untuk selanjutnya dibuat berita acara
pengujian. Semua biaya pada waktu pengetesan sepenuhnya menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
6.5. Kontraktor wajib melaporkan kepada Konsultan Manajemen Konstruksi atau ahli yang
ditugaskan apabila sekiranya terjadi kesulitan atau gangguan-gangguan yang
mungkin terjadi pada saat melaksanakan pekerjaan.
6.6. Setiap hari setelah selesai bekerja, Kontraktor harus membersihkan lapangan yang
digunakan.
Kontraktor hendaknya menghubungi pihak-pihak lain untuk koordinasi pembersihan
lapangan tersebut.
6.7. Setelah pekerjaan Kontraktor selesai, Kontraktor harus memindahkan semua sisa
bahan pekerjaan dan peralatannya, kecuali yang masih diperlukan selama masa
pemeliharaan.

7. PETUNJUK OPERASI, PEMELIHARAAN DAN PENDIDIKAN.


7.1. Pada saat penyerahan untuk pertama kali, Kontraktor harus menyerahkan :
a. Gambar-gambar terlaksana (as-built drawing), dalam bentuk gambar cetak yang
telah disesuaikan dengan gambar Arsitek, Struktur, dll.
b. Katalog produk yang dipasang, alamat supplier.
c. Suku cadang (spare-parts).
d. Buku petunjuk operasi dan Buku petunjuk perawatan, untuk peralatan yang
terpasang dalam kontrak ini. Buku petunjuk sebaiknya dalam bahasa Indonesia.
Data-data tersebut haruslah diserahkan kepada pemilik sebanyak 2 (dua) set dan
kepada Konsultan Manajemen Konstruksi 1 (set) set. Bila gambar dan data-data
tersebut belum lengkap diserahkan maka pekerjaan Kontraktor belum dapat dianggap
selesai.

93
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

7.2. Kontraktor harus memberikan pendidikan teori dan praktek mengenai operasi dan
perawatannya kepada petugas-petugas teknik yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas /
Pemilik, secara cuma-cuma sampai cakap menjalankan tugasnya.
7.3. Kontraktor harus pula menyerahkan ringkasan petunjuk operasi dan perawatan yang
dibuat dalam bahasa Indonesia kepada Konsultan Manajemen Konstruksi dan sebuah
lagi hendaknya dipasang dalam suatu kaca berbingkai atau plastik laminasi dan
ditempatkan pada dinding dalam ruang mesin utama lain yang ditunjuk Konsultan
Manajemen Konstruksi.

8. SERVICE DAN GARANSI


8.1. Kontraktor harus bertanggung jawab atas seluruh peralatan yang rusak selama masa
garansi, termasuk penyediaan suku cadang.
8.2. Kontraktor harus menyerahkan surat jaminan (sertifikat) untuk unit mesin dari pabrik
pembuat mesin tersebut, sehingga denganndemikian Kontraktor atas jaminan
tersebut dan atas jaminan yang dikeluarkan olehnya sendiri, wajib memperbaiki dan
mengganti setiap bagian yang rusak dan atau tidak berfungsi secara baik
sebagaimana seharusnya.
8.3. Bila terjadi kerusakan atau ketidak-sempurnaan kerja dari peralatan, unit mesin,
bagian dari peralatan atau bagian dari unit mesin selama masa jaminan/garansi,
Kontraktor harus melakukan perbaikan atas biayanya sendiri sampai peralatan atau
unit mesin tersebut dapat bekerja kembali secara baik dan benar.
8.4. Kontraktor wajib mengganti biaya sendiri setiap kelompok barang-barang atau sistim
yang tidak sesuai dengan persyaratan spesifikasi, akibat kesalahan pabrik atau
pengerjaan yang salah selama jangka waktu 180 (seratus delapan puluh) hari setelah
proyek ini diserah terimakah untuk pertama kalinya.
8.5. Kontraktor wajib menempatkan 1 (satu) orang supervisor sekali seminggu untuk
memeriksa atau melakukan penyetelan peralatan selama masa pemeliharaan.

9. IZIN
9.1. Semua izin-izin dan persyaratan-persyaratan yang mungkin diperlukan untuk
melaksanakan Instalasi ini harus dilakukan oleh Kontraktor atas tanggungan dan
biaya Kontraktor.
9.2. Semua pemeriksaan, pengujian dan lain-lain, beserta keterangan resminya yang
mungkin diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini haruslah dilakukan oleh
Kontraktor atau pihak lain yang ditunjuk oleh Direksi / Pengawas dengan semua
biaya atas beban Kontraktor.

94
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

9.3. Kontraktor harus bertanggung jawab atas penggunaan alat-alat yang dipatenkan atau
lisensi serta kemungkinan tuntutan ganti rugi dan biaya-biaya yang diperlukan untuk
ini. Untuk hal ini kontraktor wajib menyerahkan Surat Pernyataan mengenai hal
tersebut diatas.
9.4. Kontraktor harus menyerahkan semua izin atau keterangan resmi yang diperolehnya
mengenai instalasi proyek kepada Konsultan Manajemen Konstruksi atau pihak yang
ditunjuk, sebelum penyerahan kedua dilakukan.
9.5. Kontraktor harus memperoleh izin terlebih dahulu dari Konsultan Manajemen
Konstruksi setiap akan memulai suatu tahapan pekerjaan.
9.6. Kontraktor harus mendapatkan izin-izin yang berhubungan dengan pajak,
pemerintahan setempat, badan yang berwenang terhadap instalasi yang dikerjakan.
Dalam hal ini, biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan permintaan izin tersebut
harus dibayar oleh Kontraktor, termasuk biaya memperbanyak gambar yang
diperlukan untuk pengurusan IMB.

10. KOLERASI PEKERJAAN


10.1. Pekerjaan galian dan penimbunan tanah untuk keperluan instalasi Elektrikal dan
Mekanikal yg dilaksanakan, harus sudah memperhitungkan pengangkutan bekas
galian dan pembersihan.
10.2. Semua pekerjaan pembuatan lubang-lubang dan penutupan kembali pada dinding,
lantai, langit-langit untuk jalannya pipa dan kabel, dilaksanakan oleh Kontraktor
berikut perapihan / finishing-nya kembali.
10.3. Kontraktor harus menyediakan dan menyambung kabel-kabel listrik dari peralatan-
peralatan ke panel listrik yang di sediakan oleh Kontraktor lain (bila ada) sesuai
dengan gambar dokumen tender. Untuk itu Kontraktor wajib memeriksa terlebih
dahulu panel tersebut apakah sudah sesuai dengan peralatan yang akan
disambungkan. Segala akibat yang timbul akibat penyambungan ini menjadi
tanggung-jawab Kontraktor.
10.4. Semua pekerjaan pembuatan pondasi untuk mesin di lakukan oleh Kontraktor.
Kontraktor harus memberikan data-data, ukuran-ukuran, gambar-gambar dan
peralatan yang diperlukan kepada Konsultan Manajemen Konstruksi untuk mendapat
persetujuan.
10.5. Semua fasilitas yang diperlukan pada saat proyek berjalan, yaitu air, listrik, saniter
darurat harus disediakan oleh Kontraktor, dengan terlebih dahulu membuat gambar
untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Manajemen Konstruksi.

95
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

10.6. Untuk pipa yang menembus dinding, lantai, langit-langit dan lain-lain, harus di beri
lapisan isolasi peredam getaran dan pipa selubung (sleeve) untuk memudahkan
perbaikan dan pemeliharaan dari segi teknis.
Untuk itu Kontraktor di haruskan menyerahkan gambar kerja Konsultan Manajemen
Konstruksi untuk di minta persetujuannya. Segala akibat pekerjaan tersebut harus
sudah di perhitungkan dalam penawaran oleh Kontraktor.
10.7. Akibat pekerjaan tersebut diatas (pembobokan, pembongkaran dsb.) harus di tutup
kembali seperti semula dan dirapikan / difinish yang rapi sehingga tidak terlihat lagi
bekas-bekas pembobokan.
10.8. Segera sesudah ditunjuk, Kontraktor harus menyerahkan gambar / data teknis listrik
sesuai dengan keperluan peralatan yang akan di pasang, agar peralatan tersebut
dapat beroperasi dengan baik berikut pengamanannya. Jika hal ini tidak di
laksanakan, segala akibatnya menjadi tanggung-jawab Kontraktor.

11. BAHAN DAN MATERIAL


11.1. Pada saat penawaran tender, Kontraktor harus menyerahkan brosur teknis peralatan
utama Elektrikal dan Mekanikal. Pada brosur-brosur peralatan / bahan yang
ditawarkan harus diberi tanda yang jelas, merk dan type peralatan yang ditawarkan.
Ditambahkan lembar rekapitulasi berisi jenis bahan / material / peralatan, merk dan
typenya.

11.2. Material atau bahan yang diajukan harus disesuaikan dengan gambar dan spesifikasi
teknis, atau acuan merk yang disebutkan. Bila Material atau bahan yang disebutkan
pada gambar atau spesifikasi teknis tidak terdapat di pasaran atau sudah diganti
dengan type lain, kontraktor harus menggantinya dengan yang setara dan disertai
pernyataan dari supllier.
11.3. Semua Pelaksanaan instalasi yang berbeda dengan spesifikasi dan gambar, tanpa
persetujuan tertulis dari pihak yang berwenang harus diperbaiki dan diubah sesuai
dengan spesifikasi dan gambar yang telah disepakati bersama, atas tanggungan
biaya Kontraktor.
11.4. Semua bahan yang digunakan dalam instalasi ini harus baru, dalam keadaan baik,
tidak bercacat, sesuai dengan spesifikasi dan gambar. Kontraktor harus menjaga
kebersihan serta melindungi semua bahan-bahan yang digunakan dalam instalasi ini
sebelum dipasang.
11.5. Bilamana ternyata bahan / peralatan yang dipergunakan cacat atau rusak, Kontraktor
harus menggantinya dengan bahan-bahan atau peralatan yang baru dan tetap sesuai
dengan spesifikasi dan gambar, atas biaya tanggungan Kontraktor.
96
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

11.6. Tidak diperkenankan mendatangkan bahan / peralatan masuk ke site sebelum contoh
atau brosur disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi. Semua bahan yang telah
masuk di site dan menyimpang dari ketentuan dalam spesifikasi, contoh ataupun
brosur yang telah disetujui, maka bahan / peralatan tersebut harus secepatnya
dikeluarkan dari site.

12. PERALATAN DAN FASILITAS KERJA


12.1. Peralatan kerja yang dipergunakan harus sesuai dengan jenis pekerjaan yang sedang
dilakukan, dan harus mengikuti teknik-teknik pelaksanaan yang wajar dan terbaik.
12.2. Alat-alat atau cara-cara yang tidak sewajarnya untuk digunakan/ dilakukan pada
suatu pekerjaan, misalnya mengencangkan baut dengan kunci Inggris, mengupas
kabel dengan api/dibakar, sama sekali tidak diperkenankan.
12.3. Kontraktor harus menyediakan sendiri peralatan tersebut di atas termasuk kebutuhan
lainnya yang diperlukan selama pekerjaan berlangsung.
12.4. Kontraktor bertanggung jawab sendiri atas penyediaan listrik dan air untuk
kebutuhannya selama masa pelaksanaan berlangsung, dengan anggapan bahwa
fasilitas yang tersedia di tapak tidak diijinkan untuk dipergunakan.

PASAL I
SPESIFIKASI TEKNIK INSTALASI TATA UDARA
INSTALASI TATA UDARA

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan instalasi ini meliputi seluruh pekerjaan Instalasi Tata Udara (Air
Conditioning), Ventilasi Mekanis (Mechanical Ventilation) secara lengkap termasuk
semua perlengkapan dan sarana penunjangnya, sehingga diperoleh suatu instalasi
yang lengkap dan baik serta diuji dengan seksama dan siap untuk dipergunakan.
Lingkup pekerjaan instalasi ini secara garis besarnya adalah sebagai berikut :

• Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi daya listrik termasuk Panel AC, Air
Cooled Split, FAN, katup, damper, thermostat, interlocking system antar
peralatan dan lain- lain.

• Mendidik petugas- petugas yang ditunjuk oleh Pemilik mengenai cara- cara
menjalankan dan memelihara instalasi ini, sehingga petugas tersebut betul- betul
dapat menjalankan dan memelihara instalasi dengan benar.

97
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

• Menyerahkan gambar- gambar, buku petunjuk cara menjalankan dan memelihara


serta data teknis lengkap peralatan instalasi yang terpasang.

• Mengadakan pemeliharaan instalasi ini secara berkala selama masa pemeliharaan.

• Melakukan pekerjaan atau ketentuan lain yang tercantum dalam dokumen ini
beserta addendumnya.

2. Pekerjaan Listrik / Kontrol


• Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan untuk elektrikal/control ini adalah pengadaan dan pemasangan
seluruh instalasi listrik (termasuk motor listrik) pengkabelan, panel-panel dan
instrumentasi control seperti yang ditunjukkan pada gambar- gambar rencana /
diagram yang melengkapi dokumen ini.
• Umum
Seperti yang ditunjukkan dalam gambar rencana, jalur- jalur kabel dan perletakan
panel dan motor seperti yang tercantum adalah gambar dasar yang menunjukkan
route, lokasi panel perletakan instrument control.
Pemborong wajib menyesuaikan dengan keadaan setempat (shop drawing) dan
dengan jalur-jalur instalasi lainnya berikut detail- detail yang diperlukan untuk
mendapatkan persetujuan Owner Engineer/Pengawas.
Pemborong wajib mengikuti peraturan- peraturan yang berlaku yang dikeluarkan
oleh :
- Perusahaan Listrik Negara (PLN)
- Lembaga Masalah Ketenagaan (LMK)
- Dinas Pemadam Kebakaran
- Lembaga Pengujian Bahan
- Dinas Tenaga Kerja
i. Wiring
a. Wiring untuk instalasi listrik dan control harus dipasang dalam metal
conduit JIS standard.
b. Wiring diagram hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan peralatn AC
yang bersangkutan.
c. Kabel yang dipasang didalam tanah, jenis NYFGbY harus dipasang
sekurang-kurangnya sedalam 75 cm dengan pasir sebagai alas dan
pelindung, lalu dilindungi dengan batu pelindung sebelum diurug kembali.
d. Pada route kabel, tiap-tiap 50 m dan setiap belokan supaya diberi tanda
adanya galian kabel dan tanda arah kabel.

98
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

e. Untuk kabel yang menyeberangi selokan, jalan raya atau instalasi lainnya,
harus dilindungi dengan pipa galvanis.
f. Ditiap tarikan kabel tidak boleh ada sambungan.
g. Jari-jari pembelokan kabel, hendaknya minimum 15 kali diameter kabel.
h. Menghubungkan kabel pada terminal harus menggunakan “kabel schoen”
harus kabel 25 mm keatas pemasangan “kabel schoen” harus
menggunakan timah pateri lalu di pres hydraulis
i. Ukuran- ukuran lebih kecil cukup dengan tang press tangan.
j. Setiap kabel yang menuju terminal peralatan harus dilindungi memakai
metal flexible conduit.
k. Kabel yang dipasang pada dinding luar harus memakai metal conduit dan
diklem rapi ke dinding memakai klem pipa.
l. Kabel- kabel yang digantung pada plat beton harus memakai klem
penggantung dan wire rod yang diramset ke beton.
m. Kabel yang dapat digunakan adalah buatan Kabelmetal, Kabelindo dan
Suprame.
n. Semua panel star delta dilengkapi dengan :
- Pilot lamp – red, green, white
- Amperemeter – untuk 3 ph dengan selector phase
switch.
- Voltmeter – untuk 3 ph dengan selector phase switch.
- Disconnecting switch untuk remote star stop.

PASAL 2
SYARAT – SYARAT TEKNIS
PEKERJAAN PLUMBING/SANITASI

1. UMUM
Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Plumbing / Sanitasi yang diuraikan di sini adalah
persyaratan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor meliputi pengerjaan dan pengujian
instalasi maupun pengadaan material dan peralatan. Syarat-syarat Umum teknis pekerjaan
Mekanikal / Elektrikal adalah bagian dari Syarat-Syarat Teknis ini.

2. LINGKUP PEKERJAAN

99
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

Batasan dan Lingkup Pekerjaan Plambing dan Sanitasi ini meliputi dan tidak terbatas pada
penguraian dibawah, sesuai dengan spesifikasi teknis dan memenuhi persyaratan / standart
yang berlaku, sehingga berfungsi dengan baik.
Lingkup pekerjaan plambing dan sanitasi meliputi antara lain :
2.1. Instalasi Air Bersih
- Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem pemipaan dari toilet sampai saluran
pembuangan.
- Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dalam menangani instalasi plumbing
serta peralatan-peralatannya.
- Pembersihan pipa (flushing) dengan menggunakan aliran air yang bertekanan oleh
pompa yang disediakan oleh Kontraktor.
- Pengujian terhadap kebocoran pipa-pipa dengan tekanan hidrolis untuk seluruh
sistem pemipaan serta mengadakan pengamatan sampai sistem bekerja dengan
baik dan aman.
- Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali serta pembersih site.
2.2. Instalasi Air Kotor / Air Buangan
- Pengadaan dan Pemasangan pipa air kotor / air buangan lengkap dengan peralatan
dan berada di dalam bangunan, antara lain WC, urinoir, wastafel, floor drain, clean
out dan lain sebagainya.
- Pengadaan dan pemasangan pipa air kotor / air buangan dari dalam bangunan
menuju saluran pembuangan.
- Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali.
- Pengujian instalasi pemipaan terhadap kebocoran dengan test remdam.
- Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dan alat-alat kerja yang diperlukan.

3. PENGECATAN, PERALATAN DAN UKURAN


3.1. Pengecatan.
3.1.1. Kontraktor harus mengecat semua pipa, rangka penggantung, rangka
penyangga, semua unit yang dirakit di lapangan dan bahan-bahan yang mudah
berkarat dengan lapisan cat dasar (prime coating), cat harus sesuai dengan
persyaratan pengecetan yang sesuai dengan bahan masing-masing.
3.1.2. Pengecatan tidak diperlukan bila alat-alat sudah dicat di pabriknya atau
dinyatakan lain dalam spesifikasinya atau untuk bahan alumunium atau PVC.
3.1.3. Untuk peralatan atau pipa besi, yang tampak, maka bahan-bahan tersebut
harus dicat akhir dengan cat besi dengan warna sebagai berikut :
- Pipa air bersih : biru
- Gantungan/supprot : hitam
100
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

- Panah pengarah : putih.


3.1.4. Kontraktor harus memberikan tanda-tanda huruf dan nomor identifikasi bagi
peralatannya dengan cat.
Sebelumnya Kontraktor wajib memberitahukan mengenai tanda-tanda yang
hendak dipasang pada peralatan-perlatan itu kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi.

3.2. Peralatan.
3.2.1. Kontraktor harus menyediakan dan memasang pengumpul kotoran pada
tempat-tempat rendah tertutup.
3.2.2. Kontraktor harus menyediakan dan memasang tap fitting untuk penempatan
alat ukur yang tidak dipasang tetap pada tempat-tempat yang penting.
3.2.3. Semua alat ukur yang dipasang harus dalam batas ukur yang baik dan
ketelitian tinggi.
3.2.4. Kontraktor harus menyediakan dan memasang tanda panah pada pipa ditempat
tempat tertentu untuk menunjukkan arah aliran dengan cat.
3.2.5. Kontraktor harus menyediakan dan memasang automatic air release valve
serta penampungannya pada tempat yang memungkinkan terjadinya
pengumpulan udara.

3.3. Ukuran (Dimensi)


3.3.1. Ukuran-ukuran pokok dan ukuran-ukuran detail terdapat pada gambar harus
ditaati oleh Kontraktor.
3.3.2. Kontraktor harus meneliti (mempelajari) gambar perencanaan, dan bila terjadi
perbedaan antara suatu dengan yang lain, harus segera dibicarakan dengan
Konsultan Manajemen Konstruksi.
3.3.3. Kontraktor diwajibkan melakukan semua pekerjaan pengukuran dan
penggambaran yang diperlukan guna memudahkan pelaksanaan.

4. INSTALASI AIR BERSIH


4.1. Pipa
Pipa utama maupun pipa cabang, termasuk yang menuju fixtures menggunakan pipa
Galvanized (GSP) medium klas A, dari produk Bakri, PPI setara.
4.2. Fitting.
Fitting-fitting harus terbuat dari material yang sama dengan bahan pipa.
4.3. Valves.
- Valve dengan diameter kurang dari 3" menggunakan sambungan ulir (screwed).
101
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

- Valve pada fixture dari brass metal atau bahan yang tidak berkarat, khusus dibuat
untuk fixture tersebut, harus mengkilat tanpa cacat.
- Semua valve harus mempunyai diameter yang sama besar dengan pipanya.
- Semua valve dari merek KITZ, TOYO atau yang setara. Kelas valve yang digunakan
adalah klas 150 psi.

4.5. Pemasangan Pipa.


4.5.1. Pipa Tegak
Pipa tegak yang menuju fixture harus ditanam di dalam tembok / lantai.
Kontraktor harus membuat alur-alur dan lubang-lubang yang diperlukan pada
tembok sesuai pada kebutuhan pipa. Setelah pipa dipasang, diklem dan diuji
harus ditutup kembali sehingga tidak keliharan dari luar. Cara penutupan
kembali harus seperti semula dan finish yang rapi sehingga tidak terlihat bekas-
bekas dari bobokan.
4.5.2. Pipa Mendatar.
Untuk pipa yang berada di atas atap dan di bawah lantai, pipa harus dipasang
dengan penyangga (support) atau penggantung (hangger). Jarak antara pipa
dengan dinding penggantungan bisa disesuaikan dengan keadaan lapangan.
4.5.3. Penyambung Pipa.
a. Sambungan Ulir.
Penyambungan ulir antara pipa dengan fitting dilakukan untuk pipa dengan
diameter sampai 50 mm (2").
Kedalaman ulir pada pipa harus dibuat sedemikian rupa, sehingga fitting
dapat masuk pada pipa dengan diputar tangan sebanyak 3 ulir. Semua
sambungan ulir harus menggunakan perapatan henep dan zinkwite dengan
campuran minyak.
Semua pemotongan pipa menggunakan pipe cutter dengan pisau roda. Tiap
ujung pipa bagian dalam harus dibersihkan dari bekas pemotongan dengan
reamer.
Semua pipa harus bersih dari bekas bahan perapat sambungan.
b. Sambungan Lem.
Penyambungan antara pipa dengan fitting PVC menggunakan lem yang sesuai
dengan jenis pipa dan menurut rekomendasi pabrik.
Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, dan hal ini dapat dilakukan
dengan alat press khusus.
Pemotongan pipa harus tegak lurus terhadap pipa.
c. Sambungan Las.
102
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

Sambungan las hanya diijinkan untuk pipa selain pipa air minum. Sambungan
las ini berlaku antara pipa baja dan fitting las, dengan kawat las / elektrode
yang sesuai. Tukang las harus mempunyai sertifikat untuk pekerjaan tersebut.
Setiap bekas sambungan las harus segera di cat dengan cat khusus untuk itu.
d. Sleeves (sparring).
Sleeves untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut
menembus beton.
Sleeves harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan ruang
longgar di luar pipa maupun isolasi.
Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang atau baja.
Untuk area kedap air harus di lengkapi dengan sayap / flens / water stop.
Untuk pipa-pipa harus menembus kontruksi bangunan yang mempunyai
lapisan kedap air (water proofing) harus dari jenis flushing sleeves. Rongga
antara pipa dan sleeve harus dibuat kedap air dengan rubber seal atau caulk.

4.5.4. Penanaman Pipa di Dalam Tanah.


a. Dasar dari lubang parit harus diratakan dan dipadatkan.
b. Diberi pasir urug padat setebal 10 cm
c. Pada setiap sambungan pipa harus dibuat lubang galian yang dalamnya 50
mm untuk penempatan pipa sambungan pipa.
d. Pengadaan testing terhadap tekanan dan kebocoran.
e. Setelah hasilnya baik, ditimbun kemhali dengan pasir urug padat setebal 15
cm dihitung dari alas pipa.
f. Di sekitar fitting dari pipa harus dipasang halok / penguat dari beton agar
fitting-fitting tidak bergerak jika beban tekan diberikan..
g. Kemudian diurug dengan tanah bekas galian sampai seperti keadaan semula

4.5.5. Pengujian Terhadap Tekanan dan Kebocoran.


a. Setelah semua pipa dan perlengkapannya terpasang, harus diuji dengan
tekanan hidrolis Kg/Cm2 selama 24 jam tanpa terjadi perubahan /
penurunan tekanan.
b. Peralatan pengujian ini harus disediakan oleh kontraktor.
c. Pengujian harus disaksikan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi atau
yang kuasakan untuk itu.
d. Apabila terjadi kegagalan dalam pengujian Kontraktor harus memperbaiki
bagian-bagian yang rusak dan melakukan pengujian kembali sampai
berhasil dengan baik.
103
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

e. Dalam, hal ini semua biaya ditanggung oleh Kontraktor, termasuk biaya
pemakaian air dan listrik.

4.5.6. Pengujian Sistem Kerja (Trial Run)


Setelah semua instalasi air bersih lengkap, temasuk penyambungan ke pipa
distribusi, Kontraktor diharuskan melakukan pengujian terhadap sistem-sistem
kerja (trial run) dari seluruh instalasi air bersih, yang disaksikan oleh Konsultan
Manajemen Konstruksi atau yang ditunjuk untuk itu sampai sistem bisa bekerja
dengan baik.

4.5.7. Pekerjaan Lain-Lain


Termasuk di dalam pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor adalah
pembobokan dinding / selokan, penggalian dan pengangkutan tanah dari hasil
dan lain-lain yang ditemui di site, serta memperbaiki kembali seperti semula.

5. INSTALASI AIR KOTOR / AIR BUANGAN


5.1. Material
5.1.1. Pipa di Dalam Bangunan.
Pipa utama maupun pipa cabang mengunakan PVC klas AW. Pipa PVC ex
RUCIKA, WAVIN atau setara.
5.1.2. Pipa di luar Bangunan
Dari ujung pipa di dalam bangunan menuju ke saluran drainase menggunakan
pipa PVC klas AW. Pipa PVC ex RUCIKA, WAVIN atau setara.
5.1.3. Accessories.
a. Fitting dari pipa PCV hams dari bahan yang sama (PVC) yang dibuat
dengan cara injection moulding.
b. Floor drain dan clean out dari bahan stainless-steel.
c. Saringan air hujan / roof drain terbuat dari besi tuang atau fibe yang
sejanis.
d. yang mempunyai bentuk badan cembung yang berfungsi sebagai sediment
bowl.

5.2. Cara Pemasangan Pipa.


5.2.1. Pipa di Dalam Bangunan (termasuk pipa vent).
a. Pipa Mendatar.

104
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

Pipa dipasang dengan kemiringan (slope) 1-2 %. Perletakan pipa harus


diusahakan berada pada tempat yang tersembunyi baik di dinding / tembok
maupun pada ruang yang berada di bawah lantai.
Setiap pencabangan atau penyambungan yang merubah arah harus
menggunakan fitting dengan sudut 45° (misalnya Y branch dan sebagainya)
jenis long radius.
b. Pipa di Dalam Tanah.
Pipa dipasang dan ditanam di bawah permukaan tanah / jalan dengan tebal
/ tinggi timbunan minimal 80 cm diukur dari atas pipa sampai permukaan
tanah / lantai.
Sebelum pipa ditanam pada dasar galian harus diurug dahulu dengan pasir
padat setebal 10 cm.
Selanjutnya setelah pipa diletakkan, di sekeliling dan di atas pipa kemudian
diurug dengan tanah sampai padat. Kontruksi permukaan tanah / lantai
bekas galian harus dikembalikan seperti semula.
c. Penanaman Pipa.
Dasar dari lubang parit harus diratakan dan dipadatkan. Pada tiap-tiap
sambungan pipa harus dibuat galian yang dalamnya 50 mm. Untuk
mendapatkan sambungan pipa pada bagian yang membelok ke atas (vertikal)
harus diberi landasan dari beton. Caranya seperti pada gambar perencanaan.
Dalamnya perletakan pipa disesuaikan dengan memiringan 1-2% dari titik
mula di dalam gedung sampai ke saluran drainage.
5.2.2. Pipa Saluran Luapan Septic Tank.
Pipa dipasang dan ditanam di hawah permukaan tanah / jalan kemiringan 1-
2% dari titik permulaan septic tank ke drainage kota.
Untuk perletakan pipa yang melintasi jalan kendaraan dengan kedalaman
kurang dari 90cm, pada bagian atas pipa harus dilindungi pelat beton bertulang
dengan tebal 10 cm, pelat beton tersebut tidak tertumpu pada pipa.
5.2.3. Penyambungan Pipa
a. Pipa PVC dengan 0 3" ke atas yang dipasang di bawah pelat lantai dasar
harus disambung dengan rubber ring joint
b. Sedangkan pemipaan lainnya disambung dengan solvent cement
c. Pipa yang harus disambung dengan solvent cement harus dibersihkan
terlebih dahulu sehingga bebas dari kotoran dan lemak.
d. Pembersihan tersebut dilakukan terhadap bagian permukaan dan dalam dari
pipa yang akan saline melekat.

105
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

e. Pada waktu pelaksanaan penyambungan, bagian dalam dari pipa yang akan
disambung harus bebas dari benda-benda / kotoran yang dapat
mengganggu kelancaran air di dalam pipa.
5.3. Cara Pemasangan Floor Drain dan Clean Out
Floor drain dan clean out harus dipasang sesuai dengan gambar perencanaan.
Penyambungan dengan pipa harus dilakukan secara ulir (screw) dan membentuk
sudut 450 dengan pipa utamanya.
5.4. Pengujian
5.4.1. Seluruh sistem air kotor / buangan harus diuji terhadap kebocoran sebelum
disambung ke peralatan. Tekanan kerja maksimum adalah 8 kg/cm2 dan
tekanan pengujian adalah 12,5 Kg/Cm2
5.4.2. Pengujian dilakukan dengan tekanan air setelah ujung pipa ke peralatan
ditutup rapat.
Untuk pemipaan air kotor, bekas dan air hujan, pengujian dilakukan sebelum
pemipaan disambungkan ke peralatan sanitasi, dengan jalan mengisi pemipaan
dengan air.
Pemeriksaan dilakukan setelah 24 jam kemudian dan harus tidak terjadi
pengurangan volume air.
5.4.3. Peralatan dan bahan untuk bahan pengujian disediakan oleh kontraktor.
5.4.4. Kontraktor harus memperbaiki segala cacat dan kekurangan-kekurangannya.
5.4.5. Konsultan Manajemen Konstruksi berhak meminta pengulangan pengujian bila
hal ini dianggap perlu.
5.4.6. Dalam hal pengujian yang tidak dilakukan dengan baik atau kurang
memuaskan, maka biaya pengujian/pengulangan pengujian adalah termasuk
tanggung jawab kontraktor.
5.4.7. Peralatan toilet dapat dipasang setelah hasil pengujian dinyatakan baik oleh
Konsultan Manajemen Konstruksi.

PASAL - 3
PEKERJAAN TITIK LISTRIK

A. Instalasi Titik Listrik


Lingkup Pekerjaan
Pembuatan shop drawing sebelum pekerjaan dilaksanakan.
1. Instalasi penerangan, stop kontak termasuk fixture.
2. Instalasi penerangan luar, termasuk tiang dan pondasi
106
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

3. Pekerjaan pengecatan dan perapihan.


4. Pengujian / test / keer dan percobaan.
5. Pembuatan as built drawing dan segala pekerjaan yang termasuk dalam pekerjaan.

B. Pemakaian Bahan
1. Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh pemborong Pekerjaan Listrik yang memiliki Surat
Izin dari PLN yang masih berlaku.
2. Pelaksanaan pekerjaan instalasi listrik ini pada dasarnya harus memenuhi persyaratan yang
dikeluarkan oleh PLN dan Instansi berwenang lainnya ( PUTL 2000, Peraturan Menteri
PUTL No.023 & 024 PRT 1978, PUIP DPMB dan Depnaker ).
3. Pemborong listrik harus membuat gambar- gambar revisi (as built drawing) dan
menyerahkan ke Konsultan Manajemen Konstruksi dalam 5 rangkap.
4. Pelaksanaan pekerjaan Instalasi Listrik, Harus bekerjasama dengan pemborong bidang
lainnya.
5. Tegangan listrik yang digunakan adalah 220 v, 50 Hz, sumber daya PLN.

B.1. Bahan / Material


Semua barang yang akan dipasang adalah barang baru dan terlebih dulu mengajukan contoh
untuk disetujui Konsultan pengawas..
1. Panel Penerangan
Terbuat dari plat besi tebal 2,0 mm, dicat anti karat dan dilengkapi dengan kunci. Panel
penerangan harus ditanahkan ( grounding ) dengan tahanan 5 ohm, merk yang dipakai
setaraf Mega eltra, Tata Komponika, Industira
2. Kabel Instalasi Listrik
a. Kabel instalasi penerangan & stop kontak dipakai jenis : NYA, NYM dan NYY dengan
diameter sesuai gambar, merk Kabelindo, Kabel Metal atau Supreme.
b. Penyambungan kabel harus menggunakan terminal box dan harus dipasang inbouw.
untuk memasang instalasi yang tertanam harus dilengkapi dengan cunduit / PVC High
Impact dengan diameter 20 atau 25 mm atau sesuai dengan keperluan.
3. Saklar dan Stop Kontak
a. Saklar dan stop kontak harus dipasang inbouw, merk Clipsal,National,Berker. Saklar dan
stop kontak harus mempunyai kapasitas minimum 10 ampere.
b. Ketinggian pemasangan saklar dan stop kontak adalah + 150 cm dari muka lantai,
kecuali bila stop kontak terpaksa harus dipasang + 40 cm dari muka lantai, maka harus
memakai tutup.
4. Lighting fixture penerangan dalam yang memakai TL housing 0,7 mm di tentukan sebagai
berikut :
107
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

a. TL ( Flourenscent Tubes ), balast dan stater buatan philips atau setaraf.


b. Kode TL adalah 865 ( coal daylight )
c. Lampu holder ( fitting ) buatan philips atau setaraf
d. Faktor daya minimal 0,85
5. Lighting fixture penerangan luar di tentukan sebagai berikut :
a. Lampu jalan menggunakan lampu mercury 250 W. Lengkap dengan tiang tinggi 9
meter dengan lengan panjang 2 meter. Dengan pondasi dalam minimal 2 meter.
b. Lampu sorot HPIT 500 W, lengkap dengan dudukan, fuse box perkabelan dan pondasi.
6. Pemasangan kabel di dalam tanah dilakukan dengan dua cara, yaitu:
a. Ditanam langsung di dalam tanah,
b. Ditanam di dalam tanah dengan dilindungi pipa GIP.
c. Kabel daya listrik yang ditanam langsung di dalam tanah harus mempunyai kedalaman
minimal 70 cm di bawah permukaan tanah dengan cara penanaman kabel sebagai
berikut:
- Disediakan galian kabel dengan kedalaman minimal 80 cm dan lebar galian
sesuai dengan jumlah kabel yang akan ditanam.
- Diberi alas pasir setebal 10 cm.
- Gelarkan kabel yang akan ditanam dan disusun serapi mungkin.
- Timbuni lagi dengan pasir setebal 10 cM dan di atas pasir tersebut diberi bata
pelindung sebanyak 6 (enam) buah per meter.
- Timbuni dengan tanah urug halus serta tanah galian dan usahakan tanah galian
yang digunakan bebas dari kerikil yang dapat merusak isolasi kabel.
d. Kabel listrik yang ditanam di dalam tanah dengan menggunakan pipa GIP sebagai
pelindung harus dilengkapi dengan bak kontrol ber- ukuran sesuai Gambar
Perencanaan. Bak kontrol tersebut dipasang pada setiap pembelokan, pencabangan
atau daerah daerah tertentu lainnya sesuai dengan modul pipa.
e. Setiap pipa hanya digunakan untuk sebuah kabel berinti banyak untuk sistem 3 phasa
atau empat kabel berinti tunggal untuk sistem 3 phasa.
f. Pipa tersebut harus mempunyai diameter dalam 1,5 kali total diameter luar kabel yang
dilindunginya.
g. Apabila kabel sistem 3 phasa yang ditanam dalam tanah lebih dari satu buah, maka
kabel kabel tersebut harus disusun sejajar dengan jarak satu sama lain minimal
sebesar 7 cM.
h. Bak kontrol yang digunakan harus terbuat dari beton dan dilengkapi dengan tutup
yang memakai handle dan harus mudah dibuka.
i. Pada ujung pipa pelindung kabel harus dibentuk seperti corong, dihaluskan sehingga
bebas dari hal-hal yang dapat merusak kabel. Setelah kabel dipasang lubang ujung
108
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

kabel tersebut harus disumbat dengan bahan karet atau bahan bahan lain yang tidak
merusak kabel dan tidak mudah rusak.

PASAL 4
SYARAT – SYARAT TEKNIS
INSTALASI TATA SUARA

a. Sistem
Sistem tata suara (sound system) dengan fungsi umum (pagging address) terdiri dari public
address dan back ground music serta car call system.
Peralatan sistem tata suara berupa master didalam ruang kontrol, dimana terletak Pre-Amplifier
Mixer, Power Amplifier, Alarm (chime module) atau Emergency Panel, Tape Dect, Tunner Radio,
dan Program selector serta volume Control.
Untuk menjamin bahwa program-program yang diperdengarkan (diumumkan) sesuai dengan
yang dikehendaki, maka diperlukan master monitoring berupa Pagging Microphone yang
terletak di ruang operator, sedangkan dalam keadaan darurat (emergency) semua program
dapat di putuskan dan selanjutnya dapat disiarkan pengumuman atau signal dari fire alarm
melalui emergency microphone (Auxilary Monitoring) dengan satu prioritas channel di
ruang kantor pengelola.

Untuk keperluan pemanggilan kepada pengemudi mobil dapat disiarkan melalui Car Call
microphone yang terletak di areal teras depan atau pada ruang reception. Setiap interupsi
didahului dengan suatu nada tertentu (Chime Signal) yang dibangkitkan dengan chime
generator yang terpasang pada monitor dist (Sistem tata suara), selanjutnya program input
sampai lound speaker sesuai dengan zoningnya.

b.. Bahan Dan Material


b.1. Pre-Amplifier Mixer
 Unit peralatan ini harus memiliki data antara lain ;
 Power : 1000 Watt.
 Sumber Tegangan : 220 V AC, 50 Hz, 24 V DC.
 Tanggapan Frekwensi : 30 - 18.000 Hz.
 Input : 3 Mic, Tape dack, Tunner radio, Aux. Mic.
 Output : 50/ 70/ 100 V/ 8 Ohm.
 Noise Level : 80 dB, Mic. : 65 dB,
 Music : 70 dB dibawah rated power.

109
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

Produksi : Setara Bosch, TOA, EGi.


b.2. Power Amplifier
 Unit peralatan ini harus memiliki data antara lain ;
 Power : 60 dan 120 Watt.
 Sumber Tegangan : 220 V AC, 50 Hz, 24 V DC.
 Tanggapan Frekwensi : 30 - 20.000 Hz.
 Input : 1,23 V/ 15 Kohm bal/sys.
 Output : 70, 100 V/ 4, 8, 16 Ohm.
 Noise Level : 90 dB.
Produksi : Setara Bosch, TOA, EGi.

b.3. Alarm/ Chime Module (Emergency Panel)


Unit peralatan ini harus memiliki data antara lain ;
 Output Chime : 1 Volt.
 Output Alarm : 1 Volt.
 Sumber Tegangan : 24 V DC.
 Chime : 4 macam dapat diprogram.
 Alarm : Jenis dapat diprogram, sesuai standard DIN 33404.
Priority control, remote control.
Produksi : Setara Bosch, TOA, EGi.

b.4. Pagging Microphone (Operator Mic.)


 Unit peralatan ini harus memiliki data antara lain ;
 Output : bal/ sym + 6 dB.
 Power : 24 V DC.
 Type : Unidirectional electret microphone dengan 5 tombol, Led untuk 5 zone, all call, dan
tombol alarm.
Produksi : Setara Bosch, TOA, EGi.

b.5. Emergency Microphone (Car Call Mic.)


 Unit peralatan ini harus memiliki data antara lain ;
 Output : bal/ sym + 6 dB.
 Power : 24 V DC.
 Type : Electret condenser, unidirectional dengan
 tombol bicara.
Produksi : Setara Bosch, TOA, EGi.

110
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

b.6. Program Selector Dan Volume Control


 Unit peralatan ini harus memiliki data antara lain ;
 Type : Double, program selector, volume control dengan kemampuan priority overide relay.
 Mounting : Flush type.
 Power : 24 V DC.
Produksi : Setara Bosch, TOA, EGi.

b.7. Ceiling Speaker


Unit peralatan ini harus memiliki data antara lain ;
 Output : 6 W.
 SPL (1m) : 92 dB/ 1 W.
 Max. SPL : 99,5 dB NL.
 Tanggapan Frekwensi : 60 - 16.000 Hz.
 Impendansi : 8 Ohm.
 Radiation Angle : 180 deg.
 Mounting : Spring mounting.
Produksi : Setara Bosch, TOA, EGi.
Bahan harus tahan terhadap kelembaban udara sekitarnya dan harus disertai kurva frekwensi.
Produksi : Setara Bosch, TOA, EGi.

b.8. Power Supply Unit


Peralatan utama tata suara harus di supply dari satu power supply unit dengan input voltage
230 V AC, output voltage 12 - 24 V DC dan di back up dengan battery charger (Nicad type)
untuk maksimum 30 - 60 menit. Produksi : Yang direkomendasi oleh produk peralatan utama
tata suara.

b.9. Pengkabelan Tata Suara


Kabel tata suara adalah jenis NYMHY 3 core 500 Volt untuk 1 phasa yang telah memenuhi
persyaratan SII 0209-78, VDE 0250, LMK, PLN dan atau jenis Unshielded Twisted Pair (UTP
CAT5 4 pairs) yang telah memenuhi standard ISO 11801 yang dapat menerima frekwensi
hingga 200 MHz, temperatur kerja : - 20 C s/d + 70 C, dan impedance : 100 Ohm.
Produksi : Setara BICC Brand-Rex, Avaya.
Pipa & flexibel pelindung kabel adalah jenis PVC High Impact yang telah memenuhi standard
LMK.
Produksi : Setara EGA, Waller, Marshall Tuplex.

111
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

b.10. Terminal Box


Terminal box tata suara adalah jenis Inbow water proof (PVC High Impact) dengan pintu
transparan memiliki IP 54 yang telah memenuhi standard IEC, LMK.

PASAL 5
SYARAT – SYARAT TEKNIS
PEKERJAAN INSTALASI SECURITY SYSTEM & CCTV
a. Sistem
Security system dan closed circuit television (CCTV) dipergunakan untuk membantu
pengawasan dengan cara mengamati kegiatan operasi bangunan siang hari maupun malam
hari melalui signal-signal dari magnetic door contact, sound detector, hold up switch, kamera
kemudian akan mengaktifkan bell atau strobe light.
Dimana peralatan security system memberikan input signal kepada peralatan CCTV untuk
memonitor dan merekam kejadian-kejadian secara otomatis.

b. Material Dan Bahan


b.1. Panel Kontrol Security System
 Unit peralatan utama ini merupakan konventional sistem harus memiliki data antara lain ;
 Kapasitas Zone : Sesuai gambar perencanaan.
 Teknologi : Microprocessor controlled.
 Operation Modes : Home mode. Arm/ disarm codes : Three-4 digit codes including master
code, user codeand duress code. All codes can be changed by easy programming.
 Siren driver output : 12V DC, 1A (Remarks : Auxiliary output + siren driver output = 1,5 A).
 Timing relay output : NO, NC 3 A, 30 V DC.
 Latch relay output : NO, NC 3 A, 30 V DC.
 Alarm Transistor output : Sink 100 mA.
 Individual Zone output : NO relay, 500 mA, 100 VDC.
 Transformer : 220/ 18 V AC, 40 VA rating.
 Operating temperature : - 20 s/d 50 C.
Produksi : Setara C&K System.
b.2. Hold Up Switch
Peralatan ini adalah jenis tombol tekan yang dioperasikan dengan tangan dan dilengkapi
dengan kunci reset dipasang pada tempat tertentu, sesuai dengan standar yang berlaku.
Pengoperasian peralatan ini pada waktu siang dan malam hari (24 Jam).

112
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

Produksi : Setara C&K System.

b.3. Door Contact


Peralatan ini adalah jenis tombol tekan yang dioperasikan dengan daun pintu maupun daun
jendela dapat dipasang secara paralel dan dilengkapi dengan kunci reset, tahan terdapat
tekanan mekanik dan temperatur luar sesuai dengan standar yang berlaku. Pengoperasian
peralatan ini pada waktu malam hari hingga pagi hari.
Produksi : Setara C&K System.

b.4. Sound Detector


Alat ini mendeteksi suara bila terjadi usaha pembobolan, seperti mesin boor intan, palu tangan,
burning bor attack dan lain-lain, dilengkapi dengan pengatur kepekaan serta lampu indikator,
dan terpasang pada plafon pada ruangan tertentu harus sesuai dengan standar yang berlaku.
Produksi : Setara C&K System.

b.5. Switcher CCTV


 Unit peralatan utama ini harus memiliki data antara lain ;
 Input number : Minimal 4 Kamera dan maksimal 8 kamera.
 Sequential Interval : 2 - 45 detik, automatic switching.
 Impendance : 75 Ohm.
 Tegangan kerja : 220 V AC, 50 Hz.
 Power : 15 Watt.
 Control Select : Camera 1/2/3/4 or 1/2/3/4/5/6/7/8.
 Teknologi : Automatic sequential switching (ASS).

b.6. Time Lapse Video (TLV)


TLV merupakan peralatan perekam hasil gambar dari kamera secara otomatis dapat merekam
lokasi yang terjadi gangguan alarm, harus disesuaikan dengan item e diatas dan sesuai standar
yang berlaku.
Produksi : Setara C&K System, Sanyo, Sony.

b.7. Colour Camera


Unit peralatan utama ini harus memiliki data antara lain ;
- Type : Built in Digital Signal Processing circiut.
- Scanning system : PAL standard.
- Image size : 1/3 “ (4,8 mm x 3,6 mm).

113
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

- Image sensor : Interline transfer method CCD.


- Synchronizing System : Automatic Switching.
- Video output level : 1.0 V(p-p) (75 Ohm, compositel).
- Video S/N ratio : 50 dB.
- Minimum Illumination :2 Lux (Normal), 0,9 Lux (Gain high), Imager : 0,3 Lux.
- Tegangan kerja : 12 V DC. Harus dilengkapi dengan lensa zoom. Produksi : Setara C&K
System, Sanyo, Sony.
b.8 Pan Tilt
Unit peralatan ini berfungsi untuk menggerakkan kamera secara
horizontal dan vertikal yang harus memiliki data antara lain :- Angular Travel : Pan = 350
derajat max. dan tilt = 90 derajat max. - Speed : 6 - 7 derajat/ detik.
- Tegangan Kerja : 220 V AC, 50 Hz / 12 V DC.
- Power : Max. 75 VA.
Produksi : Setara C&K System, Sanyo, Sony.

b.9. Power Supply Unit


Peralatan utama security system dan CCTV harus di supply dari latu power supply unit dengan
input voltage 230 V AC, output voltage 12 V DC dan di back up dengan battery charger (Nicad
type) untuk maksimum 30 - 60 menit.
Produksi : Yang direkomendasi oleh produk peralatan utama.

b.10. Kabel Security System Dan CCTV


Kabel tata suara adalah jenis NYMHY 3 core 500 Volt untuk 1 phasa yang telah memenuhi
persyaratan SII 0209-78, VDE 0250, LMK, PLN untuk keperluan power dan jenis Unshielded
Twisted Pair (UTP CAT5 4 pairs) yang telah memenuhi standard ISO 11801 yang dapat
menerima frekwensi hingga 200 MHz, temperatur kerja : - 20 C s/d + 70 C, dan impedance :
100 Ohm untuk keperluan kontrol sedangkan untuk signal video dari jenis Coaxial Cable yang
telah memenuhi standard SII, IEC, LMK.
Produksi : Setara Jembo Cabel, BICC Brand-Rex, dan Avaya.
Pipa & flexibel pelindung kabel adalah jenis PVC High Impact
yang telah memenuhi standard LMK.
Produksi : Setara EGA, Waller, Marshall Tuplex.

b11. Terminal Box


Terminal box tata suara adalah jenis Inbow water proof (PVC High Impact) dengan pintu
transparan memiliki IP 54 yang telah memenuhi standard IEC, LMK.
114
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

Produksi : setara Hager, Hansel.

PASAL 6
PEKERJAAN PENANGKAL PETIR

1. U M U M

Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Instalasi Penangkal Petir yang diuraikan disni adalah persyaratn
yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi maupun pengadaan
material dan peralatan, dalam hal ini Syarat-syarat Umum Teknis Pekerjaan Mekanikal/Elektrikal
adalah bagian dari Syarat-syarat Teknis ini.

2. LINGKUP PEKERJAAN

Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah semua pengaad dan pemasangan instalasi penangkal
petir jenis non-conventional non-radioactive, termasuk batang penerima (air terminal), down
conductor, pentanahan dan bak kontrolnya serta peralatn lainnya yang berkaitan dengannya,
sebagai suatu sistem keseluruhan maupun bagian-bagiannya, seperti yang tertera pada
gambar-gambar maupun yang dispesifikasikan.

Termasuk di dalam pekerjaan ini adalah pengadaan barang/ material, instalasi dan testing
terhadap seluruh material, serah terima dan pemeliharaan selama 12 bulan.
Ketentuan-ketentuan yang tercantum di dalam gambar maupun pada spesifikasi/syarat-syarat
teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseluruhan harus juga di
masukkan ke dalam pekerjaan ini.
Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah :
Pengadaan dan pengankutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material, peralatn dan
perlengkapn sistem penangkal petir sesuai dengan peraturan/standar yang berlaku seperti yang
ditunjuk pada Syarat-syarat Umum untuk menunjang bekerjanya sistem/peralatan, walaupun
tidak tercantum pada Syarat-syarat Teknis Khusus atau gambar dokumen.
3. PERSYARATAN PELAKSANAAN DAN MATERIAL

3.1 Air Terminal


3.1.1 Air terminal harus dari jenis non-radioactive, self powered dan tidak mempunyai
bagian-bagian yang bergerak.

3.1.2 Air terminal harus dari jenis yang mempunyai respons dinamis terhadap terjadinya
down leader dari petir dengan membangkitkan electron-elektron bebas dan
menyebabkan fotoionisasi antara bagian yang ditanahkan dan bagian yang
terisolasi.

3.1.3 Radius perlindungan paling tidak 100 m, dalam bentuk collective volume. Arus petir
minimum yang bias mengaktifkan air terminal adalah 1500 A pada impuls 8/20 us
dan harus mampu menyalurkan seluruh level arus petir yang mungkin terjadi.

115
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

3.1.4 Air terminal harus tidak menimbulkan gangguan gelombang dalam frekuensi radio
(high frecuency RFI), kecuali pada saat terjadinya sambaran balik (main return
strike).

3.1.5 Bentuk air terminal harus sedemikian rupa, sehingga mampu mengurangi
kemungkinan terjadinya pelepasan ion korona pada ujung runcingnya saat terjadi
kondisi statis dari guruh.

3.1.6 Air terminal harus tidak mengalami korosi pada atmosfer normal.

3.1.7 Secara keseluruhan air terminal harus terisolasi dari bangunan yang dilindunginya
pada seluruh kondisi operasi.

3.2 Down Conductor

3.2.1 Konduktor /penghantar arus petir menuju pentanahan (down conductor) harus dari
jenis trialxial cable yang dibuat khusus untuk pemakaian penyalur arus petir yang
mampu mencegah terjadinya side flashing.

3.2.2 Ukuran sesuai dengan anjuran pabrik pembuat air terminal (luas penampang
konduktor tembaga inti minimum 50 mm2) dan telah lulus pengujian dari LMK.

3.2.3 Konduktor harus mampu menahan gaya tarik ke atas sebesar 200 kg.

3.2.4 Pada ketinggian 3 meter di atas tanah dan tempat-tempat di mana memungkinkan
tersentuhnya konduktor oleh manusia, Konduktor harus dilindungi oleh pipa PVC
kelas AW dengan diameter minimum 2”.

3.2.5 Cara pemasangan konduktor harus sesuai anjuran pabrik, dengan radius belokan
minimum 0,5 m dan setiap jarak 2 meter.

3.2.6 Hubungan antara konduktor dengan air terminal dan elektroda pentanahan harus
dilakukan melalui sepatu kabel yang dipasang secara tekan dengan crimping tool.

3.2.7 Rating tegangan impuls antara konduktor inti dengan konduktor luar dan antara
konduktor luar dengan lapisan konduktif min.250 kV pada kondisi bentuk
gelombang 1/50 us.

3.3 Intergal Terminating Resistor


Intergal terminating resistor harus sanggup menyerap komponen-komponen frekuensi
tinggi dari suatu sambaran petir. Di samping itu, harus dapat mengurangi kenaikan
tegangan tanah sampai 50 %.

3.4 Elektroda Pentanahan


Kontruksi elektroda pentanahan harus sesuai dengan gambar rencana. Besarnya tahanan
pentanahan harus tidak lebih dari 2 ohm (dalam hal ini, bila diperlukan untuk mencapai
nilai tersebut, elektroda pentanahan dapat diparalel). Lokasi pentanahan dapat dilihat
poada gambar rencana, dilengkapi dengan bak kontrol pasangan bata untuk
memungkinkan pemeriksaan secara berkala terhadap tahanan pentanahan.

3.4 Lightning Stroke Counter

116
PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA DAN KELAS PUSBINDIKLAT PENELITI LIPI

Di sisi bagian bawah down conductor, di dalam bak kontrol pentanahan, dipasangkan alat
pencatat jumlah sambaran kilat (lightning stroke counter) dari jenis tahan air, kokoh dan
mudah dipasang.

Alat ini harus bekerja secara elektronik dan akan mencatat setiap sambaran kilat dengan
arus lebih besar dari 1500 A. Alat ini harus mempunyai power sendiri (self powered) dan
dapat menghitung sambaran kilat sampai 9999 kali.

3.5 Teknik Pelaksanaan


3.6.1 Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor wajib membuat gambar kerja/shop
drawing dan gambar detail sebanyak 5 rangkap untuk disetujui oleh
Direksi/Pengawas. Pekerjaan baru dapat dimulai bila gambar kerja telah mendapat
persetujuan.

3.6.2 Air terminal disangga/dipasang dengan pipa fiberglass (FRP) diameter 2”, sesuai
dengan gambar rencana.

3.6.3 Jarak titik pentanahan penangkalan petir dengan titik pentanahan lainnya (sistem
listrik dan PABX) minimum 3 meter.

3.6.4 Semua pelaksanaan pemasangan komponen atau peralatan harus sesuai dengan
rekomendasi pabrik.

3.7 Merek
Peralatan utama penangkal petir ex-LPI-Dynasphere System 3000.

117

Anda mungkin juga menyukai