Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN AKHIR

KONTRAK NO
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Permukiman yang baik dan tertata rapi dan mendukung


terwujudkan sistem kemasyarakatan yang maju dan beradab sebagaimana yang
diamanatkan oleh tujuan pembangunan nasional. Untuk mewujudkan tujuan
tersebut maka suatu permukiman perlu direncanakan sejak awal
perkembangannya sehingga menjadi permukiman yang layak huni. Perencanaan
pada permukiman mencakup perencanaan dasar yang menyeluruh berupa
perencanaan jalan lingkungan, sistem drainase, sistem penyediaan air minum, dan
sistem pembuangan sampah/limbah. Perencanaan infrastuktur dasar tersebut
disusun sebagai suatu proses yang terus menerus sehingga mengikuti
pertumbuhan wilayah kota dan ekonomi masyarakat.
Permukiman yang layak huni mensyaratkan tersedianya panjang dan lebar
jalan yang cukup sehingga dapat mendukung aktivitas sosial-ekonomi masyarakat.
Proses perpindahan barang dan jasa menjadi lancar dan teratur di dalam
lingkungan permukiman. Begitu pula halnya dengan ketersediaan sistem drainase
yang baik di dalam permukiman akan mendukung pola pengaliran air hujan dari
areal permukiman ke saluran alam secara cepat sehingga lingkungan terhindar dari
resiko genangan. Permukiman juga memiliki sistem penyediaan air yang baik
sehingga air yang dikonsumsi masyarakat adalah air bersih yang telah menjalani
pengolahan dan disalurkan melalui sistem penyediaan air minum perpipaan dan
terhindar dari pengotoran/kontaminasi zat-zat berbahaya. Di samping itu sistem
penyehatan/sanitasi yang baik berupa pengolahan limbah dari areal permukiman
baik dalam bentuk padat dan cair yang dapat diolah di Tempat Pemrosesan Akhir
Sampah (TPA) ataupun Unit Pengolahan Limbah (UPL) mendukung terwujudnya
lingkungan permukiman yang sehat.
Ketersediaan perencanaan infrastruktur dasar yang menyeluruh dan
mengikuti pertumbuhan kondisi sosial ekonomi masyarakat masih minim

I-1
jumlahnya. Pada sebagian besar wilayah permukiman telah tumbuh padat tidak
diimbangi dengan perencanaan sistem infrastruktur dasar yang memadai. Hal ini
merupakan permasalahan yang perlu ditangani segera dan merupakan langkah
penting untuk mewujudkan permukiman yang sehat.
Air bersih yang merupakan salah satu kebutuhan primer yang harus
selalu tersedia, di mana terpenuhinya kebutuhan air bersih bagi kehidupan
manusia akan memberikan dampak positif bagi peningkatan kesejahteraan hidup
secara keseluruhan. Ketersediaan air bersih yang berkesinambungan akan
menjamin kualitas kesehatan yang baik, yang pada akhirnya berpengaruh pula
terhadap kestabilan sosial ekonomi masyarakat.
Dalam kancah dunia, air menjadi bagian dalam MDG’s dan Indonesia
terlibat dalam upaya pencapaiannya. Pemerintah Indonesia lantas menggalakkan
pembangunan sektor air minum dengan cara melengkapi perangkat hukum dan
peraturannya kemudian dijadikan basis dalam implementasi kebijakan strategis.
Akhirnya lahirlah kegiatan yang disebut RISPAM.

Lingkup RISPAM (Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum) meliputi


sistem penyediaan air minum perpipaan (PDAM), sistem perpipaan non-PDAM
dan PAM non-perpipaan. Perpipaan sudah lumrah dikenal masyarakat, khususnya
PDAM, IKK, dan perpipaan swadaya (PAM Desa). Yang non-perpipaan dibedakan
menjadi dua jenis: (1) terlindungi, dan (2) tak terlindungi. Sumber tak terlindungi
sedapat-dapatnya dikurangi atau diubah menjadi terlindungi agar dapat menjamin
kesehatan masyarakat pengguna airnya. Ada 12 jenis modul non-perpipaan yang di
dalam Permen PU No. 01/PRT/M/2009 disebut Bukan Jaringan Perpipaan (BJP).
Secara bahasa, sebutan pipa lebih tepat daripada perpipaan karena jaringan sudah
memiliki makna tersirat perpipaan. BJP = Bukan Jaringan Pipa, JP = Jaringan Pipa).
Ada sejumlah modul yang bisa dikembangkan menjadi jaringan pipa, baik dalam
areal sempit maupun luas dan ini bergantung pada kebutuhan dan sebaran
penduduknya.
RISPAM adalah upaya untuk mencapai Dasawarsa II di sektor air minum
yang dikenal dengan MDG’s. Masa MDG’s ini telah lewat lebih dari separuh
waktunya. Hanya berselang kurang dari empat tahun lagi, yakni tahun 2015, target

LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN ACEH TAMIANG
I- 2
yang ditetapkan di sektor air minum ini mesti tercapai. Target itu adalah proporsi
penduduk terhadap sumber air minum terlindungi (akses aman) 68,87%
(nasional), 78,19% (perkotaan), 61,60% (perdesaan). Oleh sebab itu, Kementerian
Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Direktorat Pengembangan Air
Minum merilis percepatan penyediaan air minum Jaringan Pipa dan BJP. Artinya,
peran pengembangan air minum tidak hanya diemban oleh PDAM tetapi juga
dipikul oleh kementerian, dinas, lembaga, badan-badan lain, baik pemerintah pusat
maupun pemerintah provinsi dan kabupaten/kota, termasuk prakarsa dan
swadaya masyarakat, industri denganCorporate Social Responsibility-nya (CSR).

Pada awalnya, pengembangan sistem penyediaan air minum banyak


dilakukan oleh pemerintah pusat, namun demikian sejalan dengan upaya
pelaksanaan desentralisasi dan perkembangan sosial politik dalam negeri, maka
penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) menjadi kewenangan
wajib pemerintah daerah. Dengan ditetapkannya UU No. 32 Tahun 2004 tentang
pemerintahan daerah, kewenangan wajib tersebut lebih ditegaskan lagi dan dalam
pelaksanaannya pemerintah pusat dapat memfasilitasi/membantu pengembangan
SPAM khususnya dalam rangka pengamanan (safeguard) pencapaian sasaran
nasional dan pengendalian pelaksanaan untuk perwujudan standar pelayanan
minimal.

Pemerintah Pusat telah mentargetkan tersedianya akses air minum bagi


70% penduduk pada akhir tahun 2014 (32% perpipaan, 38% non-perpipaan
terlindungi). Target ini dituangkan dalam dokumen RPJMN 2010-2014. Di sisi lain,
sebagian besar tanggungjawab penyediaan air minum berada pada pemerintah
daerah.

Dalam upaya pemenuhan layanan air minum secara nasional Pemerintah


Pusat menyediakan perangkat kebijakan dan arahan serta program/proyek
pembantuan kepada daerah dalam upaya mendorong percepatan capaian oleh
masing-masing daerah. Kebijakan dalam upaya percepatan layanan dengan
dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 Pengembangan

LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN ACEH TAMIANG
I- 3
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) yang menegaskan setiap daerah harus
memiliki strategi pembangunan air minum.
Perencanaan pembangunan sektor air minum merupakan upaya
kolaboratif dan multisektor,melibatkan berbagai instansi pemerintah daerah yang
terkait dengan air minum baik secara langsung maupun tidak langsung serta
berbagai elemen dalam masyarakat. Prinsip-prinsip yang diharapkan tertuang
dalam perencanaan pembangunan air minum, selain multisektor dan kolaboratif,
adalah bahwa perencanaan tersebut didasarkan pada kebutuhan nyata masyarakat.
Sementara itu, dalam rangka percepatan pelayanan pada sektor air
bersih, sanitasi, dan persampahan, dan untuk mencapai sasaran yang tertuang
dalam MDG (Millennium Development Goals) dengan dilatarbelakangi oleh kondisi
ketersediaan prasarana dan sarana Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
(AMPL) yang masih sangat terbatas maka perlu kiranya suatu strategi dalam
bidang air minum yang bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat
dengan menjamin kebutuhan pokok air minum yang memenuhi syarat kualitas,
syarat kuantitas, syarat kontinuitas, dan syarat keterjangkauan.

1.2. Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud
Kegiatan Rencana Induk Pengembangan SPAM Kabupaten Aceh Tamiang
adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi
pembangunan air minum secara komprehensif pada tingkat kabupaten yang
dimaksudkan untuk memberikan arah yang jelas, tegas dan menyeluruh bagi
pembangunan air minum Kabupaten Aceh Tamiang dengan tujuan agar
pembangunan air minum dapat berlangsung secara sistematis, terintegrasi, dan
berkelanjutan ,selain itu kegiatan itu juga bermaksud untuk ::

1. Mengidentifikasi kebutuhan air minum pada daerah studi

2. Mengetahui program yang dibutuhkan untuk pencapaian target pelayanan


SPAM di Kabupaten yang bersangkutan

LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN ACEH TAMIANG
I- 4
3. Memberikan masukan bagi pemerintah pusat, propinsi dan kabupaten dalam
upaya mengembangkan prasarana dan sarana air minum di Kabupaten yang
bersangkutan melalui program yang terpadu dan berkelanjutan(sebagai contoh)

1.2.2 Tujuan
Tujuan penyusunan rencana induk pengembangan SPAM adalah untuk
memperoleh gambaran terhadap kebutuhan air baku, kelembagaan, rencana
pembiayaan, rencana jaringan pipa utama, dan rencana perlindungan terhadap air
baku untuk jangka panjang. Selain itu adanya rencana induk pengembangan SPAM
bertujuan untuk mendapatkan izin prinsip hak guna air oleh Pemerintah.Sehingga
menghasilkan dokumen rencana induk pengembangan SPAM, yang dapat menjadi
pedoman pengembangan SPAM di kabupaten Aceh Tamiang hingga tahun 2030-
2035

1.3. Sasaran

Sasaran dari kegiatan yang akan dicapai dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah:

1. Identifikasi permasalahan Pengembangan SPAM

2. Identifikasi kebutuhan pengembangan SPAM (unit air baku, produksi,


transmisi dan distribusi, cakupan pelayanan, pelayanan)

3. Tersusunnya strategi dan program Pengembangan SPAM (pola investasi dan


pembiayaan, tahapan pembangunan SPAM)

1.4. Ruang Lingkup Kegiatan

Ruang Lingkup Penyusunan RI SPAM Kabupaten Aceh Tamiang meliputi :

1. Melaksanakan koordinasi, mengumpulkan data dan konsultasi kepada instansi


terkait

2. Menganalisis kinerja badan pengelolaair minum daerah

3. Menganalisis kondisi eksisting SPAM untuk mengetahui kebutuhan


rehabilitasidalam rangka pelayanan air minum

LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN ACEH TAMIANG
I- 5
4. Melaksanakan identifikasi potensi pengembangan pelayanan air minum dan
potensi air baku.

5. Melaksanakan survey sosial, ekonomi masyarakat.

6. Membuat proyeksi kebutuhan air minum berdasarkan hasil survey kebutuhan


nyata (real demand survey), kriteria dan standar pelayanan.

7. Membuat skematisasi pemakaian air dan hidrolis rencana pengembangan


sistem jaringan pipa eksisting dan perencanaan jaringan pipa pada SPAM baru.

8. Mengkaji pilihan SPAM yang paling ekonomis dari investasi, serta operasi dan
pemeliharaan untuk pembangunan SPAM baru.

9. Melaksanakan kajian keterpaduan perencanaan pengembangan SPAM dengan


sanitasi.

10. Menyusun strategi dan program pengembangan pelayanan air minum dengan
pola investasi dan pemeliharaannya.

11. Menyusun materi rencana induk air minum dengan memperhatikan rencana
pengelolaan sumber daya air, rencana tata ruang wilayah, kebijakan dan
strategi pengembangan SPAM.

1.5. Keluaran/Produk Perencanaan

Keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah Rencana Induk Pengembangan
SPAM Kabupaten Aceh Tamiang yang siap ditindaklanjuti oleh Penyelenggara
SPAM Pemerintah Kabupaten untuk menjadi dokumen Legal Pemerintah
Kabupaten mengenai Rencana Induk Pengembangan SPAM
Penyusunan Rencana Induik Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten
Aceh Tamiang ini menghasilkan keluaran (produk) yang secara keseluruhan dapat
menjadi pedoman dan arahan untuk pelaksanaan konstruksi fisik. Produk yang
dihasilkan meliputi :
1. Gambar Rencana
2. Analisa perhitungan perencanaan detail

LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN ACEH TAMIANG
I- 6
3. Perhitugan volume dan back up perhitungan
4. Rencana Anggaran Biaya (EE)
5. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
6. Laporan Perencanaan

1.6. Sistem Pelaporan

Bab I Pendahuluan

Bab ini menguraikan secara ringkas mengenai latar belakang, maksud


dan tujuan, sasaran, lingkup kegiatan dan lokasi kegiatan serta keluaran
yang diharapkan dalam kegiatan Penyusunan Rencana Induk Sistem
Penyediaan Air Minum Kabupaten Aceh Tamiang

Bab II Gambaran Umum Wilayah Studi

Bab ini menguraikan gambaran umum lokasi studi yang meliputi kondisi
fisik dasar, rumah dan lahan, kondisi sarana dan prasarana, serta kondisi
sosial ekonomi budaya Kabupaten Aceh Tamiang

Bab III Kondisi Sistem Penyediaan Air Minum Eksisting

Bab ini menguraikan kondisi eksiting SPAM Kabupaten Aceh Tamiang.


yang meliputi aspek teknis, permasalahan aspek teknis, skematik SPAM
eksisting serta aspek non teknis (keuangan, institusional, dan
kelembagaan).

Bab IV Standar/Kriteria Perencanaan

Bab ini menguraikan kriteria teknis, metoda dan standar pengembangan


SPAM yang meliputi periode perencanaan, standar pemakaian air,
kebutuhan air, kehilangan sistem serta metoda proyeksi penduduk.

Bab V Proyeksi Kebutuhan Air

Bab ini menguraikan rencana pemanfaatan ruang, rencana daerah


pelayanan, proyeksi jumlah penduduk dan proyeksi kebutuhan air

LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN ACEH TAMIANG
I- 7
minum di Kabupaten Aceh Tamiang sampai dengan akhir tahun periode
perencanaan tahun 2014

Bab VI Potensi Air Baku

Bab ini menguraikan potensi sumber-sumber air baku di wilayah


Kabupaten Aceh Tamiang yang dapat dimanfaatkan untuk
pengembangan SPAM Kabupaten Aceh Tamiang sampai dengan akhir
tahun periode perencanaan tahun 2014)

Bab VII Rencana Induk dan Pra Desain Pengembangan SPAM

Bab ini menguraikan rencana pola pemanfaatan ruang dan kawasan


Kabupaten Aceh Tamiang, pengembangan daerah pelayanan, rencana
pentahapan pengembangan dan skenario/konsep pengembangan SPAM
Kabupaten Aceh Tamiang

Bab VIII Analisis Keuangan

Bab ini menjelaskan biaya investasi serta pola investasi yang dilakukan
dengan pentahapan serta sumber pendanaan disesuaikan dengan kondisi
kinerja BUMD/PDAM/BLU. Selain itu juga menjelaskan gambaran
asumsi-asumsi yang berpengaruh secara langsung maupun tidak
langsung terhadap hasil perhitungan proyeksi finansial. Bab ini juga
mencakup hasil perhitungan kelayakan finansial (termasuk analisisnya)
dan besaran tarif.

Bab IX Pengembangan Kelembagaan

Bab ini menjelaskan mengenai bentuk badan pengelola yang akan


menangani SPAM Kabupaten; sumber daya manusia, baik jumlah
maupun kualifikasinya; program pelatihan untuk mendukung
pengelolaan SPAM; perjanjian kerjasama yang mungkin untuk dilakukan.

Kemajuan atau progress kegiatan perencanaan secara berkala akan


dirangkum dalam bentuk laporan perencanaan, yang terdiri atas :

LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN ACEH TAMIANG
I- 8
I. Laporan Pendahuluan
Merupakan laporan temuan awal, perumusan program, metodologi,
pendekatan, dan rencana kerja yang akan dilaksanakan konsultan dalam
menangani pekerjaan. Secara garis besar Laporan Pendahuluan berisikan :

- Pendahuluan
- Gambaran Umum Wilayah Studi
- Kondisi Sistem Penyediaan Air Minum Eksisting
- Metode Pelaksanaan Pekerjaan
- Rencana Kerja dan Jadwal Pelaksanaan
- Observasi dan Inventarisasi Data Sekunder

II. Laporan Antara


Berisikan tinjauan terhadap kondisi ,potensi juga pengumpulan data
Perencanaan dan Survey. Secara garis besar informasi yang dimuat dalam
laporan ini adalah :
- Pendahuluan
- Gambaran Umum Wilayah Studi
- Kondisi Umum Prasarana pemukiman
- Standar / Kriteria Perancanaan
- Proyeksi Kebutuhan Air
- Potensi Air Baku
- Pengumpulan data Perencanaan dan Hasil Survey
- Seminar Interm dan kemajuan pekerjaan
- Penutup

III. Laporan Akhir


Berisikan tinjauan terhadap kondisi dan potensi pelayanan air bersih yang
menjadi masukan untuk menyusun indikasi program atau perencanaan
tahapan pengembangan prasarana dan sarana air bersih. Secara garis besar
informasi yang dimuat dalam laporan ini adalah :

LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN ACEH TAMIANG
I- 9
- Pendahuluan
- Gambaran Umum Wilayah Studi
- Kondisi Sistem Penyediaan Air Minum Eksisting
- Standar / Kriteria Perancanaan
- Proyeksi Kebutuhan Air
- Potensi Air Baku

- Rencana Induk dan Pra Desain Pengembangan SPAM


- Analisis Keuangan
- Pengembangan Kelembagaan Pelayanan Air Minum

1.7. Sumber Pendanaan

Dana yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan ini kurang lebih


sebesar Rp. 370.000.000,- (Tiga Ratus Tujuh Puluh Juta Rupiah ) yang bersumber
dari dana APBA Tahun 2014.

1.8. Lokasi Pekerjaan

Sesuai dengan arahan instansi terkait di provinsi Aceh, ditetapkan lokasi


Perkerjaan Rencana Induik Sistem Penyediaan Air Minum diKabupaten Aceh
Tamiang.

LAPORAN AKHIR
PERENCANAAN INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN ACEH TAMIANG
I -10

Anda mungkin juga menyukai