Disusun oleh:
Chindyria Yolanda Ihalauw, S.Ked
2018-84-086
Pembimbing:
dr. Billy Y. R. Talakua, Sp.THT-KL
3
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan cinta kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan refarat ini guna
penyelesaian tugas kepaniteraan klinik pada bagian THT-KL dengan judul refarat
“ Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK)”.
Dalam penulisan refarat ini, banyak pihak yang turut terlibat untuk
penyelesaiannya. Untuk itu penulis ingin berterima kasih kepada:
Penulis
4
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
2.2.5Patogenesis …………………………………………………….......12
2.2.9Diagnosis ........................................................................................ 18
2.2.10Penatalaksanaan ………………………………………………..... 20
5
BAB III PENUTUP
6
7
DAFTAR GAMBAR
8
BAB I
PENDAHULUAN
tengah dengan perforasi membaran timpani dan sekret yang keluar dari telinga
tengah terus menerus dan biasanya hilang timbul. Otitis media supuratif kronik
(OMSK) dulunya disebut sebagai otitis media perforata (OMP). Sekret yang keluar
dari telinga biasanya encer atau kental, bening atau berupa nanah.1
Pada otitis media supuratif kronik (OMSK) selain terjadi peradangan pada
telinga tengah juga terjadi peradangan pada daerah mastoid. Otitis media supuratif
kronik juga disertai dengan proses infeksi kronik dan pengeluaran cairan (otorea)
telinga tengah dan juga rongga pneumatisasi di daerah tulang temporal. Penyakit
ini pada umumnya tidak memberikan rasa sakit kecuali terjadi komplikasi.
Komplikasi pada pederita otitis media supuratif kronik biasanya berupa tipe
maligna seperti labirintis, meningitis, abses pada otak yang dapat menyebabkan
kematian.2
OMSK dapat terbagi atas 2 yaitu OMSK tipe aman dan OMSK tipe bahaya.
Peradangan pada OMSK tipe aman terbatas hanya pada mukosa dan biasanya tidak
yang berbahaya. Sedangkan OMSK tipe bahaya dapat mengenai tulang, ditandai
9
dengan adanya kolesteatom dan dapat menimbulkan komplikasi intrakranial yang
antara lain seperti meningitis, abses otak otogenik, empiema subdural, abses
OMSK di negara sedang berkembang, yang sebagian besar kasus terjadi karena
penderita mengabaikan keluhan telinga berair. Kematian terjadi pada 18,6% kasus
ditimbulkan oleh OMSK ini, maka penulis tertarik mengangkat topik ini sebagai
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui tentang otitis media supuratif kronik dengan lebih baik
mulai dari definisi, etiologi, hingga gejala yang di timbulkan serta pengobatan dan
penanganan yang dapat diberikan pada pasien dengan otitis media supuratif kronik.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
11
Gambar 2.2 Anatomi Telinga Tengah
sumber: Anonim. Otitits Media Kronis. 2009. Diunduh dari http://www.medicastore.com
pada tanggal 2 April 2012.
1. MembranTimpani
memisahkan liang telinga luar dari kavum timpani. Membran ini memiliki
mm, dan ketebalannya rata-rata 0,1 mm. Membran timpani berbentuk kerucut,
dimana bagian puncak dari kerucut menonjol ke arah kavum timpani yang
dinamakan umbo. Dari umbo ke muka bawah tampak refleks cahaya (cone of
ligt).
3
Secara Anatomis membran timpani dibagi dalam 2 bagian :3
a. Pars tensa
temporal.
Letaknya di bagian atas muka dan lebih tipis dari pars tensa. Aliran
didarahi oleh arteri timpani anterior cabang dari arteri maksilaris interna
Sumber: Gaya ML, Dewi MU, Nadarajah M. Otitis Media Suuratf Kronik Dan Komplikasinya
Clinical Science Session. Bagian Ilmu Telinga Hidung Tenggorok. FK Andalas. Padang. 2012 .
2. Cavum Timpani
4
Kavum timpani terletak di dalam pars petrosa dari tulang temporal,
atau vertikal 15 mm, sedangkan diameter transversal 2-6 mm. Kavum timpani
b. Otot, terdiri atas: otot tensor timpani (muskulus tensor timpani) dan otot
3. Prosesus mastoideus
ke kaudal. Atap mastoid adalah fosa kranii media. Dinding medial adalah
duramater pada daerah ini. Pada dinding anterior mastoid terdapat aditus ad
antrum.
4. Tuba eustakhius.3,5,6
kavum timpani dengan nasofaring. Pada orang dewasa panjang tuba sekitar
5
36 mm berjalan ke bawah, depan dan medial dari telinga tengah dan pada
a. Bagian tulang terdapat pada bagian belakang dan pendek (1/3 bagian).
b. Bagian tulang rawan terdapat pada bagian depan dan panjang (2/3
bagian).
menjaga agar tekanan di telinga tengah selalu sama dengan tekanan udara
luar.
menggerakkan perilimfe pada skala timpani. Pada waktu istirahat ujung sel
6
rambut berkelok-kelok, dan dengan berubahnya membran basal ujung sel
rambut menjadi lurus. Rangsangan fisik tadi diubah oleh adanya perbedaan ion
Kalium dan ion Natrium menjadi aliran listrik pada saraf audiotorius lalu
ke pusat sensorik pendengaran diotak (area 39-40) melalui saraf pusat yang ada
dilobus temporalis.7,8
2.2.1 Definisi
tengah dengan perforasi membaran timpani dan sekret yang keluar dari telinga
tengah terus menerus dan biasanya hilang timbul. Otitis media supuratif kronik
7
2.2.2 Perjalanan Penyakit
Otitis media akut dengan perforasi membran timpani menjadi otitis media
supuratif kronis apabila prosesnya sudah lebih dari 2 bulan. Bila proses infeksi
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan otitis media akut menjadi otitis
media supuratif kronik adalah pemberian terapi yang terlambat, terapi yang
tidak adekuat, virulensi kuman tinggi, daya tahan tubuh pasien yang rendah atau
higiene buruk.1
marginal, atau atik. Pada perforasi sentral, perforasi terdapat di pars tensa,
sedangkan di seluruh tepi perforasi masih ada sisa membrane timpani. Pada
annulus atau sulkus timpanikum. Perforasi atik ialah perforasi yang terletak di
pars flaksida.1
8
2.2.4 Klasifikasi Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK)
tubotimpani ditandai oleh adanya perforasi sentral atau pars tensa dan
infeksi yang gagal pada pasien dengan daya tahan tubuh yang rendah.
Disamping itu campuran bakteri aerob dan anaerob, luas dan derajat
Perforasi tipe ini letaknya marginal atau di atik yang lebih sering
menghasilkan kolesteatom.
mentega, berwarna putih, terdiri dari lapisan epitel bertatah yang telah
9
mengalami nekrotik. Kolesteatom merupakan media yang baik untuk
pseudomonas. Hal ini akan memicu respon imun lokal sehingga akan
bakteri.1,3,5
1. Kongenital9
kolesteatom kongenital.
10
Pada kolesteatom kongenital ditemukan membran timpani
angle.3
2. Didapat3
11
Kolesteatom yang terjadi tanpa didahului oleh perforasi membran
timpani pada daerah atik atau pars flasida, timbul akibat adanya proses
dari liang telinga atau dari pinggir perforasi membran timpani ke telinga
tengah (teori migrasi) atau terjadi akibat metaplasia mukosa kavum timpani
miringotomi.
12
Kolesteatom merupakan media yang baik untuk tempat pertumbuhan
berangiogenesis.3
2.2.5 Patogenesis
dari OMSK dimulai dari adanya iritasi dan inflamasi dari mukosa telinga
disebabkan oleh virus atau bakteri, gangguan fungsi tuba, alergi, kekebalan
tuba pada anak yang berbeda dengan orang dewasa dan kekebalan tubuh yang
belum berkembang sempurna sehingga bila terjadi infeksi jalan napas atas,
maka lebih mudah terjadi infeksi telinga tengah berupa Otitis Media Akut
(OMA).4,5
13
dalam menghentikan infeksi biasanya menyebabkan terdapatnya jaringan
telinga tengah. Jika lingkaran antara proses inflamasi, ulserasi, infeksi dan
sekitarnya.4,5
2.2.6 Epidemiologi
memiliki angka kejadian sebanyak 65 sampai 330 juta di seluruh dunia; 60%
insiden dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti ras dan faktor sosioekonomi.
kesehatan serta gizi yang buruk merupakan faktor resiko yang mendasari
5,2% populasi. Usia penderita infeksi telinga tengah tersering ialah 7-18
14
2.2.7 Etiologi
pada anak, jarang dimulai setelah dewasa. Faktor infeksi biasanya berasal dari
faktor predisposisi yang dijumpai pada anak dengan cleft palate dan down’s
merupakan faktor insiden OMSK yang tinggi di Amerika Serikat. Faktor host
yang berkaitan dengan insiden OMSK yang relatif tinggi adalah defisiensi
1. Lingkungan
Hubungan penderita OMSK dan faktor sosial ekonomi belum jelas, tetapi
Tetapi sudah hampir dipastikan hal ini berhubungan dengan kesehatan secara
2. Genetik
Faktor genetik masih diperdebatkan sampai saat ini, terutama apakah insiden
OMSK berhubungan dengan luasnya sel mastoid yang dikaitkan sebagai faktor
15
genetik. Sistem sel-sel udara mastoid lebih kecil pada penderita otitis media,
Secara umum dikatakan otitis media kronis merupakan kelanjutan dari otitis
media akut dan atau otitis media dengan efusi, tetapi tidak diketahui faktor apa
yang menyebabkan satu telinga dan bukan yang lainnya berkembang menjadi
keadaan kronis
4. Infeksi
Bakteri yang diisolasi dari mukopus atau mukosa telinga tengah hampir tidak
bervariasi pada otitis media kronik yang aktif menunjukan bahwa metode
kultur yang digunakan adalah tepat. Organisme yang terutama dijumpai adalah
Banyak penderita mengeluh sekret telinga sesudah terjadi infeksi saluran nafas
menurunnya daya tahan tubuh terhadap organisme yang secara normal berada
6. Autoimun
7. Alergi
Penderita alergi mempunyai insiden otitis media kronis yang lebih tinggi
16
penderita yang alergi terhadap antibiotik tetes telinga atau bakteria atau toksin-
Pada otitis kronis aktif, dimana tuba eustachius sering tersumbat oleh edema
tetapi apakah hal ini merupakan fenomen primer atau sekunder masih belum
diketahui. Pada telinga yang inaktif berbagai metode telah digunakan untuk
pada OMSK :
pada perforasi.
yang cepat diatas sisi medial dari membran timpani. Proses ini juga mencegah
17
a. Infeksi hidung dan tenggorok yang kronis atau berulang.
telinga tengah.
4. Obstruksi menetap terhadap aerasi telinga atau rongga mastoid. Hal ini dapat
atau timpanosklerosis.
mastoid.
kelenjar sekretorik telinga tengah dan mastoid. Pada OMSK tipe ganas unsur
mukoid dan sekret telinga tengah berkurang atau hilang karena rusaknya lapisan
mukosa secara luas. Suatu sekret yang encer berair tanpa nyeri mengarah
kemungkinan tuberkulosis.4,5
2. Gangguan pendengaran
18
Gangguan pendengaran mungkin ringan sekalipun proses patologi sangat hebat,
karena daerah yang sakit ataupun kolesteatom dapat menghantar bunyi dengan
efektif ke fenestra ovalis. Pada OMSK tipe maligna biasanya didapat tuli
konduktif berat karena putusnya rantai tulang pendengaran, tetapi sering kali
terjadinya labirinitis supuratif akan terjadi tuli saraf berat. Hantaran tulang dapat
Adanya nyeri tidak lazim dikeluhkan penderita OMSK dan bila ada
merupakan suatu tanda yang serius. Pada OMSK keluhan nyeri dapat karena
lateralis, atau ancaman pembentukan abses otak. Nyeri telinga mungkin ada
tetapi mungkin oleh adanya otitis eksterna sekunder. Nyeri merupakan tanda
19
4. Vertigo
Keluhan vertigo seringkali merupakan tanda telah terjadinya fistel labirin akibat
erosi dinding labirin oleh kolesteatom. Pada penderita yang sensitif, keluhan
vertigo dapat terjadi karena perforasi besar membran timpani yang akan
infeksi ke dalam labirin juga akan menyebabkan keluhan vertigo. Vertigo juga
serius, karena infeksi kemudian dapat berlanjut dari telinga tengah dan mastoid
ke telinga dalam sehingga timbul labirinitis dan dari sana mungkin berlanjut
menjadi meningitis. Uji fistula perlu dilakukan pada kasus OMSK dengan
riwayat vertigo. Uji ini memerlukan pemberian tekanan positif dan negatif pada
membran timpani.4
b. Jaringan granulasi atau polip di liang telinga yang berasal dari kavum timpani.
20
2.2.9 Diagnosis
yang paling sering dijumpai adalah telinga berair. Pada tipe tubotimpani
sekretnya lebih banyak dan seperti benang, tidak berbau busuk, dan intermiten.
kadangkala disertai pembentukan jaringan granulasi atau polip, dan sekret yang
keluar dapat bercampur darah. Ada kalanya penderita datang dengan keluhan
2. Pemeriksaan otoskopi4,5,6
21
Gambar 2.9 perforasi marginal
Sumber Aboet A. Radang Telinga Tengah Menahun. Pidato Pengukuhan Guru Besar
Tetap Bagian Ilmu Kesehatan Hidung Telinga Tenggorok Bedah Kepala Leher. Kampus
USU. 2007.
3. Pemeriksaan audiologi4,5,6
pendengaran dan untuk menentukan gap udara dan tulang. Audiometri tutur
berguna untuk menilai ‘speech reception threshold’ pada kasus dengan tujuan
4. Pemeriksaan radiologi4,5,6
mastoid yang tampak sklerotik dibandingkan mastoid yang satunya atau yang
normal. Erosi tulang yang berada di daerah atik memberi kesan adanya
22
proyeksi schuller dimana pada proyeksi ini akan memperlihatkan luasnya
23
Gambar 2.11 Posisi pasien saat proyeksi Stanvers
Sumber https://www.scribd.com/document/180159294/Pemeriksaan-Radiologi-dalam-Bidang-
THT-docx
5. Pemeriksaan bakteriologi
mulainya infeksi akut, bakteri yang ditemukan pada sekret yang kronis berbeda
dengan yang ditemukan pada otitis media supuratif akut. Bakteri yang sering
dan Proteus sp. Sedangkan bakteri pada otitis media supuratif akut adalah
Infeksi telinga biasanya masuk melalui tuba dan berasal dari hidung, sinus
paranasal, adenoid, atau faring. Dalam hal ini penyebab biasanya adalah
24
pneumokokus, streptokokus atau H. influenza. Akan tetapi, pada OMSK
keadaan ini agak berbeda karena adanya perforasi membran timpani maka
infeksi lebih sering berasal dari luar yang masuk melalui perforasi tadi.
2.2.10 Penatalaksanaan
operasi.3,4,5,6
Prinsip pengobatan tergantung dari jenis penyakit dan luas infeksi, yang dapat
dilarang berenang dan segera berobat bila menderita infeksi saluran nafas
gangguan pendengaran.
25
1. Membersihkan liang telinga dan kavum timpani (toilet telinga)
sensitifitas pada kulit. Dalam hal ini dapat diganti dengan serbuk
26
Pembersihan dengan suction pada nanah dengan bantuan
terjadi drainase yang baik dan resorbsi mukosa. Pada orang dewasa
yang kooperatif cara ini dilakukan tanpa anastesi tetapi pada anak-
2. Pemberian antibiotika:4,5
a) Antibiotik topikal
yang banyak tanpa dibersihkan dulu adalah tidak efektif. Bila sekret
27
Cara pemilihan antibiotik yang paling baik dengan berdasarkan
adalah :
2. Neomisin
3. Kloramfenikol
b) Antibiotik sistemik.4,5
kultur kuman penyebab. Pemberian antibiotika tidak lebih dari 1 minggu dan
tersebut.
bunuhnya tergantung kadarnya. Makin tinggi kadar obat, makin banyak kuman
28
terbunuh, misalnya golongan aminoglikosida dan kuinolon. Golongan kedua
adalah antimikroba yang pada konsentrasi tertentu daya bunuhnya paling baik.
dan seftriakson) yang juga efektif untuk Pseudomonas, tetapi harus diberikan
secara parenteral.
bakterisid. Pada OMSK aktif dapat diberikan dengan dosis 400 mg per 8 jam
mastoidektomi. Ada beberapa jenis pembedahan atau teknik operasi yang dapat
dilakukan pada OMSK dengan mastoiditis kronis, baik tipe benigna atau
Operasi ini dilakukan pada OMSK tipe aman yang dengan pengobatan
29
pembersihan ruang mastoid dari jaringan patologik. Tujuannya adalah
supaya infeksi tenang dan telinga tidak berair lagi. Pada operasi ini fungsi
2. Mastoidektomi radikal
Operasi ini dilakukan pada OMSK tipe bahaya dengan infeksi atau
kolesteatom yang sudah meluas. Pada operasi ini rongga mastoid dan kavum
antara liang telinga luar dan telinga tengah dengan rongga mastoid
Tujuan operasi ini ialah untuk membuang semua jaringan patologik dan
diperbaiki. Kerugian operasi ini ialah pasien tidak boleh berenang seumur
hidupnya dan harus kontrol rutin ke dokter. Modifikasi operasi ini ialah
yang lebar sehingga rongga operasi kering permanen, tetapi terdapat cacat
dan dinding posterior liang telinga direndahkan. Tujuan operasi ini adalah
4. Miringoplasti
30
Operasi ini merupakan operasi timpanoplasti yang paling ringan,
infeksi telinga tengah pada OMSK tipe aman dengan perforasi yang
menetap. Operasi ini dilakukan pada AMSK tipe aman fase tenang dengan
5. Timpanoplasti
Operasi ini dikerjakan pada OMSK tipe aman dengan kerusakan yang
lebih berat atau OMSK tipe aman yang tidak bisa ditenagkan dengan
timpanoplasti tipe II, III, IV, dan V. Sebelum rekonstruksi dikerjakan lebih
operasi ini harus dilakukan 2 tahap dengan jarak waktu 6 sampai dengan 12
bulan.
pada kasus OMSK tipe aman dengan jaringan granulasi yang luas.Tujuan
31
pendengaran tanpa melakukan teknik mastoidektomi radikal (tanpa
(combine approach) yaitu melalui liang telinga dan rongga mastoid dengan
bahaya belum disepakati oleh para ahli, oleh karena sering kambuhnya
kolesteatom kembali.
32
2.2.11 Prognosis
yang tidak ditangani dengan segera. Kematian akibat OMSK terjadi pada
meningitis.4,13
33
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
34
Gambar 2.2 Anatomi Telinga Tengah
sumber: Anonim. Otitits Media Kronis. 2009. Diunduh dari http://www.medicastore.com
pada tanggal 2 April 2012.
2. MembranTimpani
memisahkan liang telinga luar dari kavum timpani. Membran ini memiliki
mm, dan ketebalannya rata-rata 0,1 mm. Membran timpani berbentuk kerucut,
dimana bagian puncak dari kerucut menonjol ke arah kavum timpani yang
dinamakan umbo. Dari umbo ke muka bawah tampak refleks cahaya (cone of
ligt).
35
Secara Anatomis membran timpani dibagi dalam 2 bagian :3
a. Pars tensa
temporal.
Letaknya di bagian atas muka dan lebih tipis dari pars tensa. Aliran
didarahi oleh arteri timpani anterior cabang dari arteri maksilaris interna
Sumber: Gaya ML, Dewi MU, Nadarajah M. Otitis Media Suuratf Kronik Dan Komplikasinya
Clinical Science Session. Bagian Ilmu Telinga Hidung Tenggorok. FK Andalas. Padang. 2012 .
5. Cavum Timpani
36
Kavum timpani terletak di dalam pars petrosa dari tulang temporal,
atau vertikal 15 mm, sedangkan diameter transversal 2-6 mm. Kavum timpani
f. Otot, terdiri atas: otot tensor timpani (muskulus tensor timpani) dan otot
6. Prosesus mastoideus
ke kaudal. Atap mastoid adalah fosa kranii media. Dinding medial adalah
duramater pada daerah ini. Pada dinding anterior mastoid terdapat aditus ad
antrum.
7. Tuba eustakhius.3,5,6
kavum timpani dengan nasofaring. Pada orang dewasa panjang tuba sekitar
37
36 mm berjalan ke bawah, depan dan medial dari telinga tengah dan pada
c. Bagian tulang terdapat pada bagian belakang dan pendek (1/3 bagian).
d. Bagian tulang rawan terdapat pada bagian depan dan panjang (2/3
bagian).
menjaga agar tekanan di telinga tengah selalu sama dengan tekanan udara
luar.
menggerakkan perilimfe pada skala timpani. Pada waktu istirahat ujung sel
38
rambut berkelok-kelok, dan dengan berubahnya membran basal ujung sel
rambut menjadi lurus. Rangsangan fisik tadi diubah oleh adanya perbedaan ion
Kalium dan ion Natrium menjadi aliran listrik pada saraf audiotorius lalu
ke pusat sensorik pendengaran diotak (area 39-40) melalui saraf pusat yang ada
dilobus temporalis.7,8
2.2.1 Definisi
tengah dengan perforasi membaran timpani dan sekret yang keluar dari telinga
tengah terus menerus dan biasanya hilang timbul. Otitis media supuratif kronik
39
2.2.2 Perjalanan Penyakit
Otitis media akut dengan perforasi membran timpani menjadi otitis media
supuratif kronis apabila prosesnya sudah lebih dari 2 bulan. Bila proses infeksi
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan otitis media akut menjadi otitis
media supuratif kronik adalah pemberian terapi yang terlambat, terapi yang
tidak adekuat, virulensi kuman tinggi, daya tahan tubuh pasien yang rendah atau
higiene buruk.1
marginal, atau atik. Pada perforasi sentral, perforasi terdapat di pars tensa,
sedangkan di seluruh tepi perforasi masih ada sisa membrane timpani. Pada
annulus atau sulkus timpanikum. Perforasi atik ialah perforasi yang terletak di
pars flaksida.1
40
2.2.4 Klasifikasi Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK)
tubotimpani ditandai oleh adanya perforasi sentral atau pars tensa dan
infeksi yang gagal pada pasien dengan daya tahan tubuh yang rendah.
Disamping itu campuran bakteri aerob dan anaerob, luas dan derajat
Perforasi tipe ini letaknya marginal atau di atik yang lebih sering
menghasilkan kolesteatom.
mentega, berwarna putih, terdiri dari lapisan epitel bertatah yang telah
41
mengalami nekrotik. Kolesteatom merupakan media yang baik untuk
pseudomonas. Hal ini akan memicu respon imun lokal sehingga akan
bakteri.1,3,5
3. Kongenital9
kolesteatom kongenital.
42
Pada kolesteatom kongenital ditemukan membran timpani
angle.3
4. Didapat3
43
Kolesteatom yang terjadi tanpa didahului oleh perforasi membran
timpani pada daerah atik atau pars flasida, timbul akibat adanya proses
dari liang telinga atau dari pinggir perforasi membran timpani ke telinga
tengah (teori migrasi) atau terjadi akibat metaplasia mukosa kavum timpani
miringotomi.
44
Kolesteatom merupakan media yang baik untuk tempat pertumbuhan
berangiogenesis.3
2.2.5 Patogenesis
dari OMSK dimulai dari adanya iritasi dan inflamasi dari mukosa telinga
disebabkan oleh virus atau bakteri, gangguan fungsi tuba, alergi, kekebalan
tuba pada anak yang berbeda dengan orang dewasa dan kekebalan tubuh yang
belum berkembang sempurna sehingga bila terjadi infeksi jalan napas atas,
maka lebih mudah terjadi infeksi telinga tengah berupa Otitis Media Akut
(OMA).4,5
45
dalam menghentikan infeksi biasanya menyebabkan terdapatnya jaringan
telinga tengah. Jika lingkaran antara proses inflamasi, ulserasi, infeksi dan
sekitarnya.4,5
2.2.6 Epidemiologi
memiliki angka kejadian sebanyak 65 sampai 330 juta di seluruh dunia; 60%
insiden dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti ras dan faktor sosioekonomi.
kesehatan serta gizi yang buruk merupakan faktor resiko yang mendasari
5,2% populasi. Usia penderita infeksi telinga tengah tersering ialah 7-18
46
2.2.7 Etiologi
pada anak, jarang dimulai setelah dewasa. Faktor infeksi biasanya berasal dari
faktor predisposisi yang dijumpai pada anak dengan cleft palate dan down’s
merupakan faktor insiden OMSK yang tinggi di Amerika Serikat. Faktor host
yang berkaitan dengan insiden OMSK yang relatif tinggi adalah defisiensi
9. Lingkungan
Hubungan penderita OMSK dan faktor sosial ekonomi belum jelas, tetapi
Tetapi sudah hampir dipastikan hal ini berhubungan dengan kesehatan secara
10. Genetik
Faktor genetik masih diperdebatkan sampai saat ini, terutama apakah insiden
OMSK berhubungan dengan luasnya sel mastoid yang dikaitkan sebagai faktor
47
genetik. Sistem sel-sel udara mastoid lebih kecil pada penderita otitis media,
Secara umum dikatakan otitis media kronis merupakan kelanjutan dari otitis
media akut dan atau otitis media dengan efusi, tetapi tidak diketahui faktor apa
yang menyebabkan satu telinga dan bukan yang lainnya berkembang menjadi
keadaan kronis
12. Infeksi
Bakteri yang diisolasi dari mukopus atau mukosa telinga tengah hampir tidak
bervariasi pada otitis media kronik yang aktif menunjukan bahwa metode
kultur yang digunakan adalah tepat. Organisme yang terutama dijumpai adalah
Banyak penderita mengeluh sekret telinga sesudah terjadi infeksi saluran nafas
menurunnya daya tahan tubuh terhadap organisme yang secara normal berada
14. Autoimun
15. Alergi
Penderita alergi mempunyai insiden otitis media kronis yang lebih tinggi
48
penderita yang alergi terhadap antibiotik tetes telinga atau bakteria atau toksin-
Pada otitis kronis aktif, dimana tuba eustachius sering tersumbat oleh edema
tetapi apakah hal ini merupakan fenomen primer atau sekunder masih belum
diketahui. Pada telinga yang inaktif berbagai metode telah digunakan untuk
pada OMSK :
pada perforasi.
yang cepat diatas sisi medial dari membran timpani. Proses ini juga mencegah
49
a. Infeksi hidung dan tenggorok yang kronis atau berulang.
telinga tengah.
10. Obstruksi menetap terhadap aerasi telinga atau rongga mastoid. Hal ini dapat
atau timpanosklerosis.
mastoid.
12. Faktor-faktor konstitusi dasar seperti alergi, kelemahan umum atau perubahan
kelenjar sekretorik telinga tengah dan mastoid. Pada OMSK tipe ganas unsur
mukoid dan sekret telinga tengah berkurang atau hilang karena rusaknya lapisan
mukosa secara luas. Suatu sekret yang encer berair tanpa nyeri mengarah
kemungkinan tuberkulosis.4,5
6. Gangguan pendengaran
50
Gangguan pendengaran mungkin ringan sekalipun proses patologi sangat hebat,
karena daerah yang sakit ataupun kolesteatom dapat menghantar bunyi dengan
efektif ke fenestra ovalis. Pada OMSK tipe maligna biasanya didapat tuli
konduktif berat karena putusnya rantai tulang pendengaran, tetapi sering kali
terjadinya labirinitis supuratif akan terjadi tuli saraf berat. Hantaran tulang dapat
Adanya nyeri tidak lazim dikeluhkan penderita OMSK dan bila ada
merupakan suatu tanda yang serius. Pada OMSK keluhan nyeri dapat karena
lateralis, atau ancaman pembentukan abses otak. Nyeri telinga mungkin ada
tetapi mungkin oleh adanya otitis eksterna sekunder. Nyeri merupakan tanda
51
8. Vertigo
Keluhan vertigo seringkali merupakan tanda telah terjadinya fistel labirin akibat
erosi dinding labirin oleh kolesteatom. Pada penderita yang sensitif, keluhan
vertigo dapat terjadi karena perforasi besar membran timpani yang akan
infeksi ke dalam labirin juga akan menyebabkan keluhan vertigo. Vertigo juga
serius, karena infeksi kemudian dapat berlanjut dari telinga tengah dan mastoid
ke telinga dalam sehingga timbul labirinitis dan dari sana mungkin berlanjut
menjadi meningitis. Uji fistula perlu dilakukan pada kasus OMSK dengan
riwayat vertigo. Uji ini memerlukan pemberian tekanan positif dan negatif pada
membran timpani.4
f. Jaringan granulasi atau polip di liang telinga yang berasal dari kavum timpani.
52
2.2.9 Diagnosis
yang paling sering dijumpai adalah telinga berair. Pada tipe tubotimpani
sekretnya lebih banyak dan seperti benang, tidak berbau busuk, dan intermiten.
kadangkala disertai pembentukan jaringan granulasi atau polip, dan sekret yang
keluar dapat bercampur darah. Ada kalanya penderita datang dengan keluhan
7. Pemeriksaan otoskopi4,5,6
53
Gambar 2.9 perforasi marginal
Sumber Aboet A. Radang Telinga Tengah Menahun. Pidato Pengukuhan Guru Besar
Tetap Bagian Ilmu Kesehatan Hidung Telinga Tenggorok Bedah Kepala Leher. Kampus
USU. 2007.
8. Pemeriksaan audiologi4,5,6
pendengaran dan untuk menentukan gap udara dan tulang. Audiometri tutur
berguna untuk menilai ‘speech reception threshold’ pada kasus dengan tujuan
9. Pemeriksaan radiologi4,5,6
mastoid yang tampak sklerotik dibandingkan mastoid yang satunya atau yang
normal. Erosi tulang yang berada di daerah atik memberi kesan adanya
54
proyeksi schuller dimana pada proyeksi ini akan memperlihatkan luasnya
55
Gambar 2.11 Posisi pasien saat proyeksi Stanvers
Sumber https://www.scribd.com/document/180159294/Pemeriksaan-Radiologi-dalam-Bidang-
THT-docx
mulainya infeksi akut, bakteri yang ditemukan pada sekret yang kronis berbeda
dengan yang ditemukan pada otitis media supuratif akut. Bakteri yang sering
dan Proteus sp. Sedangkan bakteri pada otitis media supuratif akut adalah
Infeksi telinga biasanya masuk melalui tuba dan berasal dari hidung, sinus
paranasal, adenoid, atau faring. Dalam hal ini penyebab biasanya adalah
56
pneumokokus, streptokokus atau H. influenza. Akan tetapi, pada OMSK
keadaan ini agak berbeda karena adanya perforasi membran timpani maka
infeksi lebih sering berasal dari luar yang masuk melalui perforasi tadi.
2.2.10 Penatalaksanaan
operasi.3,4,5,6
Prinsip pengobatan tergantung dari jenis penyakit dan luas infeksi, yang dapat
dilarang berenang dan segera berobat bila menderita infeksi saluran nafas
gangguan pendengaran.
57
2. Membersihkan liang telinga dan kavum timpani (toilet telinga)
sensitifitas pada kulit. Dalam hal ini dapat diganti dengan serbuk
58
Pembersihan dengan suction pada nanah dengan bantuan
terjadi drainase yang baik dan resorbsi mukosa. Pada orang dewasa
yang kooperatif cara ini dilakukan tanpa anastesi tetapi pada anak-
3. Pemberian antibiotika:4,5
c) Antibiotik topikal
yang banyak tanpa dibersihkan dulu adalah tidak efektif. Bila sekret
59
Cara pemilihan antibiotik yang paling baik dengan berdasarkan
adalah :
4. Neomisin
5. Kloramfenikol
d) Antibiotik sistemik.4,5
kultur kuman penyebab. Pemberian antibiotika tidak lebih dari 1 minggu dan
tersebut.
bunuhnya tergantung kadarnya. Makin tinggi kadar obat, makin banyak kuman
60
terbunuh, misalnya golongan aminoglikosida dan kuinolon. Golongan kedua
adalah antimikroba yang pada konsentrasi tertentu daya bunuhnya paling baik.
dan seftriakson) yang juga efektif untuk Pseudomonas, tetapi harus diberikan
secara parenteral.
bakterisid. Pada OMSK aktif dapat diberikan dengan dosis 400 mg per 8 jam
mastoidektomi. Ada beberapa jenis pembedahan atau teknik operasi yang dapat
dilakukan pada OMSK dengan mastoiditis kronis, baik tipe benigna atau
Operasi ini dilakukan pada OMSK tipe aman yang dengan pengobatan
61
pembersihan ruang mastoid dari jaringan patologik. Tujuannya adalah
supaya infeksi tenang dan telinga tidak berair lagi. Pada operasi ini fungsi
8. Mastoidektomi radikal
Operasi ini dilakukan pada OMSK tipe bahaya dengan infeksi atau
kolesteatom yang sudah meluas. Pada operasi ini rongga mastoid dan kavum
antara liang telinga luar dan telinga tengah dengan rongga mastoid
Tujuan operasi ini ialah untuk membuang semua jaringan patologik dan
diperbaiki. Kerugian operasi ini ialah pasien tidak boleh berenang seumur
hidupnya dan harus kontrol rutin ke dokter. Modifikasi operasi ini ialah
yang lebar sehingga rongga operasi kering permanen, tetapi terdapat cacat
dan dinding posterior liang telinga direndahkan. Tujuan operasi ini adalah
10. Miringoplasti
62
Operasi ini merupakan operasi timpanoplasti yang paling ringan,
infeksi telinga tengah pada OMSK tipe aman dengan perforasi yang
menetap. Operasi ini dilakukan pada AMSK tipe aman fase tenang dengan
11. Timpanoplasti
Operasi ini dikerjakan pada OMSK tipe aman dengan kerusakan yang
lebih berat atau OMSK tipe aman yang tidak bisa ditenagkan dengan
timpanoplasti tipe II, III, IV, dan V. Sebelum rekonstruksi dikerjakan lebih
operasi ini harus dilakukan 2 tahap dengan jarak waktu 6 sampai dengan 12
bulan.
pada kasus OMSK tipe aman dengan jaringan granulasi yang luas.Tujuan
63
pendengaran tanpa melakukan teknik mastoidektomi radikal (tanpa
(combine approach) yaitu melalui liang telinga dan rongga mastoid dengan
bahaya belum disepakati oleh para ahli, oleh karena sering kambuhnya
kolesteatom kembali.
64
2.2.11 Prognosis
yang tidak ditangani dengan segera. Kematian akibat OMSK terjadi pada
meningitis.4,13
65
DAFTAR PUSTAKA
2. Pasyah MF, Wijana. Otitis Media Supuratif Kronik pada Anak. UNPAD.
3. Djaafar ZA. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala
6. Adams GL, Boies LR, Higler PA. Penyakit Telinga Tengah dan Mastoid.
8. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. 6th ed. Jakarta: EGC;
2012.
(editor). Head & neck surgery otolaryngology. 4th ed. 2006. Philadelphia :
66
10. Gould JM, Matz PS. Otitis media. PediatRev. 2010;31(3):102-10.
11. Bhat KV, Naseeruddin K, Nagalothimath US, Kumar PR, Hedge JS.
2003.
67