Disusun Oleh:
112017158
Dokter Penguji:
1
I. IDENTITAS PASIEN :
Usia : 32 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Alamat : Cakung
Anmanesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 13 Mei 2019 pukul 14.00 WIB
A. KELUHAN UTAMA
Pasien dijemput oleh petugas panti karena dilaporkan oleh keluarga mengamuk
dirumah.
2
dideritanya adalah sakit lemas. Keluhan seperti demam, mual, muntah, sakit kepala,
trauma kepala disangkal oleh pasien. Pasien mengatakan bahwa sakit lemasnya ini
terjadi karena malas makan. Pasien juga mengataka bahwa tidak merasakan lapar sama
sekali. Keluhan sakit lemas dirasakan sejak sekitar tahun 2010. Pasien lupa secara jelas
awal terjadinya penyakit ini.
Sewaktu SMP pasien mengatakan bahwa dia sudah merokok dan meminum-
minuman yang mengandung alkhol serta mengkonsumsi ganja. Hal ini dilakukan setiap
hari. Ganja didapatkan dari temannya. Pasien juga mengatakan mengkonsumsi ganja
agar kuat ketika tawuran. Sewaktu SMP pasien sering tawuran. Ketika SMA pasien
mengatakan bahwa ia jarang masuk karena lebih sering bermain dengan temannya yang
tidak bersekolah. Pada saat SMA pasien sering merokok dan meminum-minuman yang
mengandung alkohol, serta ganja bersama teman-temannya. Pasien mengatakan bahwa
ia sering begadang sehingga sering mengantuk saat disekolah. Pasien mengatakan
bahwa dia tidak lulus karena tidak masuk saat ujian. Pasien tinggal bersama dengan
nenek di subang dan ayah ibunya berada di cakung Jakarta. Ketika tidak lulus SMA
pasien kembali ke Cakung bersama ayah dan ibunya. Di Jakarta pasien sempat bekerja
sebagai kernet truck dan berlangsung hanya 1 minggu saja. Dari hasil kernet truck
tersebut pasien mendapatkan penghasilan sebesar 50 ribu. Kemudian pasien keluar dari
pekerjaannya karena terlalu berat bagi pasien tersebut. Setelah keluar dari pekerjaannya
pasien menganggur dirumah dan hanya bertugas membantu ibunya memasak untuk
adik-adiknya. Sejak pindah ke Cakung, Jakarta; pasien berhenti menggunakan ganja
tetapi masih mengkonsumsi rokok.
Pada tahun 2016 pasien dijemput oleh petugas panti sosial ikhfa di daerah Jakarta
Timur. Di panti tersebut pasien menetap selama 6 bulan kemudian dipindahkan ke panti
sosial bina laras harapan sentosa 3 dan sempat tinggal selama 4 bulan. Setelah itu
pasien dijemput oleh keluarganya yaitu ibu dan adiknya pulang. Pasien mengatakan
bahwa dirumah sudah 3-4 minggu, selama dirumah pasien sempat bekerja sebagai
pengarak ondel-ondel bersama adik perempuannya dan teman adik perempuannya.
Pasien mendapatkan uang 50 ribu dalam 1 hari dan digunakan untuk membeli rokok
dan makan. Pasien sering kontrol ke panti bina laras harapan sentosa 3 sebanyak 3 kali
3
dengan 1 kali disetiap minggunya. Pada minggu ke 3 ia kontrol, pasien mengatakan
bahwa adiknya menitipkan dia ke panti bina laras harapan sentosa 3. Kemudian pasien
dipindahkan ke panti bina laras harapan sentosa di cipayung dan menetap selama 1
tahun. Kemudian dipindahkan ke panti bina laras harapan sentosa di cengkareng dan
menetap selama 3 bulan. Dan akhirnya pada tahun 2018 dipindahkan ke panti sosial
bina laras harapan sentosa 3 dan sudah menetap selama 6 bulan.
4
4. Riwayat Gangguan Sebelumnya
SMA 2016
6
8. Riwayat keluarga
Pasien merupakan anak pertama dari 3 bersaudara. Pasien mengaku tidak ada
riwayat gangguan jiwa ataupun penggunaan zat terlarang pada keluarga. Kakak
pertama yang berjenis kelamin laki-laki telah meniggal karena penyakitnya.
Sedangkan ke 9 meninggal saat dalam kandungan.
7
2. Kesadaran
a. Kesadaran sensorium/neurologik : Compos mentis
b. Kesadaran psikiatrik : Tidak tampak terganggu
5. Pembicaraan
a. Cara berbicara : Spontan, jelas, lancar dan volume cukup.
b. Gangguan berbicara : Tidak terdapat gangguan dalam berbicara.
8
C. GANGGUAN PERSEPSI
a. Halusinasi : Tidak ada halusinasi
b. Ilusi : Tidak ada
c. Depersonalisasi : Tidak ada
d. Derealisasi : Tidak ada
9
E. PROSES PIKIR
1. Arus pikir
- Produktivitas : miskin ide
- Kontinuitas : koheren
- Hendaya bahasa : Tidak ada
2. Isi pikir
- Preokupasi dalam pikiran : Tidak ada
- Waham : Tidak ada
- Obsesi : Tidak ada
- Fobia : Tidak ada
- Gagasan rujukan : Tidak ada
- Gagasan pengaruh : Tidak ada
F. PENGENDALIAN IMPULS
Saat dilakukan pemeriksaan baik (pasien masih bisa mengontrol emosinya).
G. DAYA NILAI
- Daya nilai sosial : Baik
- Uji daya nilai : Baik
- Daya nilai realitas : Baik
H. TILIKAN
Tilikan derajat 1 : pasien tidak menyadari bahwa dirinya sakit. Hal ini didapat dari pasien
yang tidak mengetahui mengapa dirinya berada dipanti, yang dia ketahui dititipkan oleh
adiknya untuk membantu teman-teman dipanti untuk berobat.
I. RELIABILITAS
Baik
10
IV. PEMERIKSAAN FISIK
A. STATUS INTERNUS
1. Keadaan umum : Tidak tampak sakit
2. Kesadaran : Compos mentis
3. Tekanan Darah : Tidak dilakukan
4. Nadi : Tidak dilakukan
5. Frekuensi pernapasan : Tidak dilakukan
6. Bentuk tubuh : Normal
7. Sistem kardiovaskular : Tidak dilakukan
8. Sistem respiratorius :Tidak dilakukan
9. Sistem gastro-intestinal : Tidak dilakukan
10. Sistem musculo-skeletal : Tidak dilakukan
11. Sistem urogenital : Tidak dilakukan
B. STATUS NEUROLOGIK
1. Saraf kranial (I-XII) : Dalam batas normal
2. Tanda rangsang meningeal : Tidak dilakukan
Refleks fisiologis : Tidak dilakukan
Refleks patologis : Tidak dilakukan
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan
11
Marah pasien ini juga pernah terjadi dengan membanting TV dirumah. Pasien
mengatakan bahwa sakit yang dideritanya adalah sakit lemas. Keluhan seperti demam,
mual, muntah, sakit kepala, trauma kepala disangkal oleh pasien. Pasien mengatakan
bahwa sakit lemasnya ini terjadi karena malas makan. Pasien juga mengataka bahwa tidak
merasakan lapar sama sekali. Keluhan sakit lemas dirasakan sejak sekitar tahun 2010.
Pasien lupa secara jelas awal terjadinya penyakit ini.
Sewaktu SMP pasien mengatakan bahwa dia sudah merokok dan meminum-
minuman yang mengandung alkhol serta mengkonsumsi ganja. Hal ini dilakukan setiap
hari. Ganja didapatkan dari temannya. Pasien juga mengatakan mengkonsumsi ganja agar
kuat ketika tawuran. Sewaktu SMP pasien sering tawuran. Ketika SMA pasien
mengatakan bahwa ia jarang masuk karena lebih sering bermain dengan temannya yang
tidak bersekolah. Pada saat SMA pasien sering merokok dan meminum-minuman yang
mengandung alkohol, serta ganja bersama teman-temannya. Pasien mengatakan bahwa ia
sering begadang sehingga sering mengantuk saat disekolah. Pasien mengatakan bahwa
dia tidak lulus karena tidak masuk saat ujian. Pasien tinggal bersama dengan nenek di
subang dan ayah ibunya berada di cakung Jakarta. Ketika tidak lulus SMA pasien kembali
ke Cakung bersama ayah dan ibunya. Di Jakarta pasien sempat bekerja sebagai kernet
truck dan berlangsung hanya 1 minggu saja. Dari hasil kernet truck tersebut pasien
mendapatkan penghasilan sebesar 50 ribu. Kemudian pasien keluar dari pekerjaannya
karena terlalu berat bagi pasien tersebut. Setelah keluar dari pekerjaannya pasien
menganggur dirumah dan hanya bertugas membantu ibunya memasak untuk adik-
adiknya. Sejak pindah ke Cakung, Jakarta; pasien berhenti menggunakan ganja tetapi
masih mengkonsumsi rokok.
Pasien berada dipanti sosial ikhfa di daerah Jakarta Timur dan menetap selama 6
bulan kemudian dipindahkan ke panti sosial bina laras harapan sentosa 3 dan sempat
tinggal selama 4 bulan. Setelah itu pasien dijemput oleh keluarganya yaitu ibu dan
adiknya pulang. Pasien mengatakan bahwa dirumah sudah 3-4 minggu, selama dirumah
pasien sempat bekerja sebagai pengarak ondel-ondel bersama adik perempuannya dan
teman adik perempuannya. Pasien mendapatkan uang 50 ribu dalam 1 hari dan digunakan
untuk membeli rokok dan makan. Pasien sering kontrol ke panti bina laras harapan
12
sentosa 3 sebanyak 3 kali dengan 1 kali disetiap minggunya. Pada minggu ke 3 ia kontrol,
pasien mengatakan bahwa adiknya menitipkan dia ke panti bina laras harapan sentosa 3.
Kemudian pasien dipindahkan ke panti bina laras harapan sentosa di cipayung dan
menetap selama 1 tahun. Kemudian dipindahkan ke panti bina laras harapan sentosa di
cengkareng dan menetap selama 3 bulan. Dan akhirnya pada tahun 2018 dipindahkan ke
panti sosial bina laras harapan sentosa 3 dan sudah menetap selama 6 bulan.
13
Terdapat gejala negatif yang lebih menonjol seperti aktivitas yang menurun, dan sikap
pasif.
Gejala negatif yang terjadi berlangsung secara progresif.
Diagnosis Kerja:
Diagnosis Banding:
F20.5 Skizofrenia Residual
Pada pasien ini lebih dominan gejala negatif, seperti kehilangan minat yang mencolok, kemalasan,
dan penarikan diri secara sosial. Tetapi hal ini dapat disangkal dengan kriteria diagnosis dari
skizofrenia residual yang harus ada riwayat satu episode psikotik yang jelas dimasa lampau, serta
dalam waktu 1 tahun dimana intensitas dan frekuensi gejala yang nyata seperti waham dan
halusinasi telah sangat berkurang.
Aksis II : Tidak ada
Aksis III : Tidak ada.
Aksis IV : Pendidikan: pasien tidak lulus SMA karena sering membolos pelajaran.
Ekonomi: Pasien berasal dari keluarga yang kurang mampu sehingga membuat
pasien harus bekerja sendiri. Selain itu pekerjaan yang di dapat oleh
pasien memiliki penghasilan yang rendah.
Peer Group: Pasien bergaul dengan teman-teman yang tidak bersekolah dan sering
minum-minuman yang mengandung alkohol, serta menggunakan ganja.
Selain itu pasien juga pernah tawuran bersama teman-temannya.
14
Aksis V : Global Assessment of Functioning (GAF) Scale 70-61 beberapa gejala ringan dan
menetap. Disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik.
Aksis I :
- Diagnosis kerja : F20.6 Skizofrenia Simpleks
- Diagnosis banding : F20.5 Skizofrenia Residual
Aksis II : Tidak ada diagnosis.
Aksis III : Tidak ada diagnosis.
Aksis IV : Pendidikan: pasien tidak lulus SMA karena sering membolos pelajaran.
Ekonomi: Pasien berasal dari keluarga yang kurang mampu sehingga membuat
pasien harus bekerja sendiri. Selain itu pekerjaan yang di dapat oleh
pasien memiliki penghasilan yang rendah.
Peer Group: Pasien bergaul dengan teman-teman yang tidak bersekolah dan sering
minum-minuman yang mengandung alkohol, serta menggunakan ganja.
Aksis V : GAF Scale 70-61
IX.DAFTAR MASALAH
3.Sosial / keluarga : Sewaktu SD sudah ditinggal oleh kedua orang tuanya yang merantau
di Jakarta, sementara pasien berada di kampung bersama dengan
neneknya untuk melanjutkan sekolahnya. Kemudian pada pergaulan
dengan teman yang tidak bersekolah membuat pasien menjadi pribadi
yang senang merokok, minum-minuman yang mengandung alkohol,
15
menggunakan ganja, tawuran, serta menjadi malas ke sekolah, selain
itu faktor ekonomi keluarga pasien yang kurang baik membuat pasien
mencari nafkah sendiri. Pasien juga
X.PROGNOSIS
XI.PENATALAKSANAAN
1. Psikofarmaka
Rawat inap
R/Risperidon tab 2mg 3x1
2. Psikoterapi
Psikoterapi suportif
Pasien dibimbing untuk menceritakan permasalahannya, apa yang menjadi kekhawatiran
pasien kepada terapis, sehingga terapis dapat memberikan problem solving yang baik dan
mengetahui antisipasi pasien dari faktor pencetus.
Memotivasi pasien supaya minum obat secara teratur.
Pasien dilatih bekerja dan terbiasa berada di lingkungan kerja untuk meningkatkan
kepercayaan diri.
Edukasi keluarga
16
Memberi pengertian kepada keluarga untuk tetap menghargai pasien seperti orang sehat dan
juga membesarkan hati pasien, memberi pertimbangan-pertimbangan rasional terhadap
berbagai keinginannya.
17