Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN


CAIRAN DAN ELEKTROLIT

A. Masalah Keperawatan
Gangguan pemenuhan cairan dan elektrolit

B. Pengertian
Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena
metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespons terhadap
stresor fisiologis dan lingkungan. Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam
rangka menjaga kondisi tubuh tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di
dalam tubuh merupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostatis.
Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan
berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut)
dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang mengjasilkan
partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan.
Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan
cairan intervena (IV) dan distribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan
dan elktrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan
elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit
saling bergantung satu dengan yang lain. Dalam keadaan normal kebutuhan cairan
adalah 35 cc/KgBB/hr. namun bila dirata-ratakan, kebutuhan intake (masukan) air
pada orang dewasa adalah ingesti liquid 1500 cc, dari makanan 700 cc, air dari
oksidasi 200 cc sehingga totalnya menjadi 2400 cc/hari. Berikut merupakan
kebutuhan air berdasarkan umur dan berat badan (Aziz Alimul, 2015)

Umur Jumlah air dalam 24 jam ml/kg berat badan


3hari 250-300 80-100
1tahun 1150-1300 120-135
2tahun 1350-1500 115-125
4 tahun 1600-1800 100-110
10 tahun 2000-2500 70-85
14 tahun 2200-2700 50-60
18 tahun 2200-2700 40-50
Dewasa 2400-2600 20-30

Dalam tubuh air menempati posisi yang besar dalam tubuh dimana terbagi
menjadi dua :
1. Cairan Intraseluler (CIS) adalah cairan yang terdapat di dalam sel tubuh dan
menyusun sekitar 70% total cairan tubuh (TBW) CIS merupakan tempat
terjadinya aktivitas sel kimia.
2. Cairan Ekstraseluler (CES) merupakan cairan yang terdapat diluar sel dan
menyusun sekitar 30% dari total cairan tubuh. CES meliputi cairan
intravaskuler, cairan interstitial (terdapat dalam ruang antar sel, plasma darah
dan cairan serebrospinal, limfe serta cairan rongga serosa serta sendi), dan
cairan transeluler.

Fungsi cairan tubuh :


1. Sebagai sarana transportasi dalam tubuh
2. Sebagai pelarut elektrolit dan non elektrolit
3. Sebagai bahan dalam metabolisme
4. Untuk membentuk struktur tubuh
5. Memelihara suhu tubuh
Masalah-Masalah Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
1. Hipovolemik
Hipovolemik adalah suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan
ekstraseluler (CES) dan dapat terjadi karena kehilangan melalui kulit, ginjal,
gastrointestinal, pendarahan sehingga menimbulkan syok hipovolemik.
Mekanismenya adalah peningkatan rangsangan saraf simpatis (peningkatan
frekuensi jantunng, kontraksi jantung dan tekanan vaskuler), rasa haus,
pelepasan hormone ADH dan adosteron.
Gejala : pusing, lemah, letih, anoreksia, mual, muntah, rasa haus, gangguan
mental, konstipasi dan oliguri, penurunan TD, HR meningkat, suhu
meningkat, turgor kulit menurun, lidah terasa kering dan kasar,
mukosa mulut kering. Tanda-tanda penurunan berat badan dengan
akut, mata cekung, pengosongan vena jugularis. Pada bayi dan anak
adanya penurunan jumlah air mata. Pada pasien syok tampak pucat,
HR cepat dan halus. Hipotensi dan oliguri.
2. Hipervolemi
Hipervolemi adalah penambahan atau kelebihan volume CES dapat
terjadi pada saat :
 Stimulasi kronis ginjal untuk menahan natrium dan air
 Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan eksresi natrium dan air
 Kelebihan pemberian cairan
 Perpindahan cairan interstitial ke plasma
Gejala : sesak napas, peningkatan dan penurunan tekanan darah, nadi kuat,
asites, edema, adanya ronchi, kulit lembap, distensi vena leher, dan
irama gallop.

C. Gejala dan Tanda


1. Hipovolemia / kekurangan volume cairan
Data Mayor:
 Frekuensi nadi meningkat
 Nadi teraba lemah
 Tekanan darah menurun
 Tekanan nadi menyempit
 Turgor kulit menurun
 Hematokrit meningkat

Data Minor:
 Merasa leah
 Mengeluh haus
 Status mental berubah
 Suhu tubuh meningkat
 Konsentrasi urine meningkat
 Berat badan turun tiba-tiba

2. Hipervolemia / kelebihan volume cairan


Data Mayor:
 Ortopnea
 Dispnea
 Edema anasarka/edema perifer
 Berat badan meningkat dalam waktu singkat

Data Minor:
 Terdengar suara napas tambahan
 Hematomegali
 Kadar Hb/Ht turun
 Oliguria
 Intake lebih banyak dari output

D. Pohon Masalah
Pathway Kekurangan Volume Cairan

Muntah Tidak makan/minum Luka bakar

Alkalosis metabolik Masuknya air sangat terbatas Peningkatan permeabilitas

Reabsorbsi tubulus ginjal Protein plasma


HCL naik

Volume ECF (natrium dan air) Vol ECF (Na dan chior) Tekanan osmotic plasma
Sodium depletion (kematian natrium) Hipertoni Volume intravaskuler

Air keluar dari sel Air keluar bersama protein plasma


Hipotoni ekstraseluler

Terhambatnya pengeluaran hormone


antideuretik

Ginjal mengeluarkan air berlebih

Cairan plasma dan cairaninterstisium

Berkurangnya volume cairan tubuh

Dehidrasi

Ginjal Penurunan volume darah

Pembagian darah tidak merata Peningkatan filtrasi jaringan

Gangguan sirkulasi Deursis osmotik

Perkusi jaringan meningkat


Stimulasi otot Poliuria
Syok hipovolemik

Rangsangan haus
Hipotensi, BB menurun

Polidipsi
Kekurangan volume cairan

Kekurangan volume cairan

Pathway Kelebihan Volume Cairan

Virus Alcohol

Kerusakan pada liver

Penurunan kemampuan Tahanan aliran ke vena


pembentukan albumin meningkat

Penurunan serum albumin Tekanan hidrostatik kapiler


meningkat

Penurunan tekanan osmotic


koloid

Penumpukan cairan
Asites

Kelebihan volume cairan


E. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan darah
Darah perifer lengkap, gas darah dan elektrolit
2. Pemeriksaan feses
Makrokospis dan mikrokospis, pH dan kadar gula
Jika diduga ada intoleransi glukosa
1. Pemeriksaan kadar urenum dan kreatinin darah untuk mengetahui faal ginjal
2. Dan pemeriksaan lain pemeriksaan elektrolit, darah lengkap, pH, berat jenis
urine dan analisis gas darah, Hct, Hb, BUN, CVP, darah vena ( sodium,
potassium, klorida, kalsium, magnesium, pospat, osmolalitas serum), pH
urine.

F. Penatalaksanaan Medis
1. Pemberian cairan intravena untuk yang kehilangan cairan akut/berat
2. Pengkajian masalah yang berat,bunyi nafas dan warna kulit
3. Imobilisasi cairan dengan memposisikan pasien pada posisi supine
4. Menghentikan infus bila pemberian natrium cairan berlebihan
5. Frekuensi pemberian airan didasarkan keparahan, kekurangan dan respon
kemodinamik pasien terhadap penggantian cairan
6. Pemberian deuretik jika pembatasan diet natrium tidak cukup untuk
mengurangi odema dengan mencegah reabsorpsi natrium dan air oleh ginjal

G. Pengkajian Keperawatan
1. Riwayat Keperawatan
a. Pemasukan dan pengeluaran cairan dan makanan (oral, parentral).
b. Tanda umum masalah elektrolit.
c. Tanda kekurangan dan kelebihan cairan.
d. Proses penyakit yang menyebabkan gangguan homeostatis cairan dan
elektrolit.
e. Pengobatan tertentu yang sedang dijalani dapat mengganggu status cairan.
f. Status perkembangan seperti usia dan situasi sosial.
g. Faktor psikologis seperti perilaku emosional yang mengganggu
pengobatan.
2. Pengukuran klinik
a. Berat badan
Kehilangan/bertambahnya berat badan menunjukkan adanya masalah
keseimbangan cairan :
 ±2% : ringan
 ±5% : sedang
 ± 10 % : berat
Pengukuran berat badan dilakukan setiap hari pada waktu yang sama
b. Keadaan umum
 Pengukuran tanda vital seperti suhu, tekanan darah, nadi, dan
pernapasan.
 Tingkat kesadaran.
c. Pengukuran pemasukan cairan
 Cairan oral : NGT dan oral.
 Cairan parenteral termasuk obat-obatan IV.
 Makanan yang cenderung mengandung air.
 Irigasi kateter atau NGT.
d. Pengukuran pengeluaran cairan
 Urine : volume, kejernihan/ kepekatan.
 Feses : jumlah dan konsistensi.
 Muntah.
 Tube drainage.
 IWL.
e. Ukur keseimbangan cairan dengan akurat: normalnya sekitar ± 200 CC.
Data Mayor: Data Minor:
 Frekuensi nadi meningkat  Merasa leah
 Nadi teraba lemah  Mengeluh haus
 Tekanan darah menurun  Status mental berubah
 Tekanan nadi menyempit  Suhu tubuh meningkat
 Turgor kulit menurun  Konsentrasi urine meningkat 3.
 Hematokrit meningkat  Berat badan turun tiba-tiba
P

emeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik pada kebutuhan cairan dan elektrolit difokuskan pada :
a. Integumen : Keadaan turgor kulit, edema, kelelahan, kelemahan otot,
tetani, dan sensasi rasa.
b. Kardiovaskuler: Distensi vena jugularis, tekanan darah, hemoglobin, dan
bunyi jantung.
c. Mata: Cekung, air mata kering.
d. Neurologi : Refleks, gangguan motorik dan sensorik, tingkat kesadaran.
e. Gastrointestinal: Keadaan mukosa mulut, mulut dan lidah, muntah-
muntah, dan bising usus.
4. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan elektrolit, darah lengkap, PH, berat janis urine, dan analisis
gas darah.

H. Daftar Masalah Keperawatan


Daftar masalah keperawatan yang terjadi pada masalah kebutuhan eliminasi
urine adalah sebagai berikut:
1. Kekurangan volume cairan / hivopolemia
Definisi : Penurunan volume cairan intravaskuler, interstisial, dan/atau
intraseluler.
Penyebab :
 Kehilangan cairan aktif
 Kegagalan mekanisme regulasi
 Peningkatan permiabilitas kapiler
 Kekurangan intake cairan
 Evaporasi
Tanda dan gejala :

2. Kelebihan volume cairan


Definisi: Peningkatan volume volume cairan intravaskuler, interstisial,
dan/atau intraseluler.
Penyebab :
- Gangguan mekanisme regulasi
- Kelebihan asupan cairan
- Kelebihan asupan natrium
- Gangguan aliran balik vena
- Efek agen farmakologis (kortikosteroid)

Data Mayor: Data Minor:


 Ortopnea  Terdengar suara napas
 Dispnea tambahan
 Edema anasarka/edema perifer
 Berat badan meningkat dalam  Hematomegali
waktu singkat  Kadar Hb/Ht turun
 Oliguria
 Intake lebih banyak dari
output

I. Intervensi Keperawatan
1. Kekurangan Volume Cairan
Tujuan:
Individu mempertahankan berat jenis urine dalam batas normal.
Intervensi Generik
1. Kaji yang disukai dan yang tidak disukai; beri cairan kesukaan dalam
batasan diet.
2. Rencanakan tujuan asupan cairan untuk setiap 8 jam (mis. 1000 ml
selama siang hari, 800 ml selama sore hari, 300 ml pada malam hari).
3. Kaji pengertian individu tentang alasan untuk mempertahankan hidrasi
yang adekuat dan metode untuk mencapai tujuan asupan cairan.
4. Minta individu menyimpan laporan tertulis (mencatat dalam buku harian)
tentang asupan cairan dan haluaran urine (jika perlu).
5. Pantau asupan; pastikan sedikitnya 1500 ml cairan per oral setiap 24 jam.
6. Pantau haluaran; pastikan sedikitnya 1000-1500 mL/24 jam. Pantau
adanya penurunan berat jenis urine.
7. Timbang berat badan setiap hari dengan jenis baju yang sama, pada
waktu yang sama. Penurunan berat badan 2%-4% menunjukkan dehidrasi
ringan, penurunan berat badan 5%-9% menunjukkan dehidrasi sedang.
8. Pantau kadar elektrolit darah, nitrogen urea darah, osmolalitas urine dan
serum kreatinin, hematokrit dan hemoglobin.
9. Ajarkan bahwa kopi, teh dan jus buah anggur menyebabkan diuresis dan
dapat memperberat kehilangan cairan.
10. Pertimbangan kehilangan cairan tambahan yang berhubungan dengan
muntah, diare, demam, slang, drein.
11. Untuk drainase luka:
 Pertahankan catatan yang cermat tentang jumlah dan jenis drainase.
 Timbang balutan, jika perlu, untuk memperkirakan kehilangan
cairan.
 Balut luka untuk meminimalkan kehilangan cairan.

Intervesi Pediatrik
a. Pantau berat badan, suhu tubuh, kelembapan pada rongga ral, volume dan
konsentrasi urine.
b. Berikan:
c. Jenis cairan yang menarik (es krim bertangkai, jus dingin, es berbuntuk
kerucut, air putih, susu, jell-O dengan ditambah sayur-sayuran berwarna,
berikan anak membantu membuatnya).
d. Wadah yang tidak biasa ( cangkir berwarna, sedotan)
e. Sebuah permainan atau aktivitas (suruh anak minum jika tiba gilirannya).

Intervensi Geriatik
a. Ajarkan untuk minum 8 sampai 10 gelas cairan per hari, tidak termasuk,
minuman berkafein kecuali dikontraindikasikan (mis. Insufisiensi ginjal
atau jantung).
b. Beri sedikitnya 4 gelas air; waspadakan pada minuman kafein dan
bergula.
c. Jelaskan untuk tidak mengandalkan rasa haus sebagai indicator
kebutuhan terhadap cairan.
d. Ajarkan untuk memantau hidrasi pada warna urine.
e. Evaluasi bila individu membatasi asupan untuk menghindari
inkontinensia.

2. Kelebihan Volume Cairan


Tujuan:
Individu menunjukkan penurunan edema (sebutkan tempatnya)
Intervensi Generik
1. Untuk edema:
 Pantau kulit terhadap tanda luka tekan (decubitus).
 Dengan perlahan cuci lipatan kulit dan keringkan dengan hati-hati
 Hindari plester bila mungkin.
 Ubah posisi sedikit setiap 2 jam.
2. Kaji adanya bukti venostasis atau bendungan vena pada bagian yang
tergantung.
3. Jaga ekstremitas yang edema setinggi di atas jantung apabila mungkin
(kecuali kontraindikasi karena gagal jantung)
4. Kaji asupan diet dan kebiasaan yang dapat menunjang retensi cairan
(mis. Asupan Garam)
5. Ajarkan individu untuk:
 Membaca label untuk kandungan natrium.
 Menghindari makanan kaleng dan makanan beku.
 Masak tanpa garam dan gunakan bumbu-bumbu untuk menambah
rasa (lemon, kemangi, “tarragon”, mint)
 Gunakan cuka mengganti garam untuk rasa sop, rebusan, dan lain-
lain (mis. 2 sampai 3 sendok teh cuka untuk 4 sampai 6 gelas, sesuai
selera).
6. Instruksikan individu untuk menghindari celana yang terbuat dari
kaos/korset, celana setinggi lutut, dan menyilangkan tungkai bawah dan
tetap meninggalkan tungkai bila mungkin.
7. Untuk drainase limfatik yang tidak adekuat:
 Jaga ekskremitas tetap tinggi di atas bantal.
 Ukur tekanan darah padda lengan yang taksakit
 Jangan memberi suntikan atau memasukkan cairan intravena pada
lengan yang sakit.
 Lindungi lengan yang sakit dari cedera.
 Ajarkan individu untuk menghindari deterjen yang kuat, membawa
kantong yang berat, merokok, mencederai kulit aria tau bintil pada
kuku, memasukkan tangan ke dalam oven panas, menggunakan
perhiasan atau jam tangan.
 Peringakan individu untuk menemui dokter jika lengan merah,
bengkak atau keras dari biasanya.
8. Lindungi kulit yang edema dari cedera

Intervensi Maternal
a. Jelaskan penyebab resensi cairan (mis. Peningkatan produksi estrogen,
sikap tubuh yang memengaruhi aliran darah dan fungsi ginjal).
b. Jelaskan pentingnya berbaring pada malam hari dan selama siang hari
(beberapa kali).
c. Ajarkan wanita untuk:
 Tinggikan kaki dangan sering.
 Minum sedikitnya 2000ml cairan (tiga sampai empat porsi).
 Makan cukup protein dan hindari makanan bergaram tinggi.
d. Kaji tanda awal hipertensi akibat-kehamilan.:
 Peningkatan berat badan lebih dari 1 kg dalam 1 minggu.
 Edema jari.

Intervensi Keperawatan

Nursing Tujuan Rencana Tindakan Rasional


Diagnose
1.hKekurangan Individu
1. Agar pasien
Volume Cairan mempertahan 1. Kaji yang disukai
yang
kan berat dan yang tidak
menjalani diet
jenis urine disukai; beri cairan
khusus tetap
dalam batas kesukaan dalam
memenuhi
normal. batasan diet.
2. Rencanakan tujuan kebutuhan
asupan cairan cairan dengan
untuk setiap 8 jam batasan yang
(mis. 1000 ml telah
selama siang hari, ditetapkan.
2. Agar
800 ml selama sore
pemenuhan
hari, 300 ml pada
cairan pasien
malam hari).
3. Kaji pengertian tetap
individu tentang seimbang.
3. Agar dapat
alasan untuk
mengetahui
mempertahankan
tingkat
hidrasi yang
pengetahuan
adekuat dan
pasien dalam
metode untuk
memahami
mencapai tujuan
pentingnya
asupan cairan.
4. Minta individu masukan
menyimpan cairan yang
laporan tertulis seimbang.
4. Agar perawat
(mencatat dalam
mengetahui
buku harian)
berapa cairan
tentang asupan
yang masuk
cairan dan
dan keluar jika
haluaran urine
pasien minum
(jika perlu).
5. Pantau asupan; diluar dari
pastikan sedikitnya yang diberikan
1500 ml cairan per perawat.
5. Untuk
oral setiap 24 jam.
6. Pantau haluaran; mengetahui
pastikan sedikitnya keseimbangan
1000-1500 mL/24 cairan.
6. Untuk
jam. Pantau adanya
mengetahui
penurunan berat
keseimbangan
jenis urine.
7. Timbang berat cairan.
7. Kehilangan
badan setiap hari
berat badan
dengan jenis baju
dapat
yang sama, pada
menggambark
waktu yang sama.
an kehilangan
Penurunan berat cairan
badan 2%-4% berlebih.
8. Untuk
menunjukkan
mengetahui
dehidrasi ringan,
kadar elektrolit
penurunan berat
darah nitrogen
badan 5%-9%
urea darah,
menunjukkan
osmolalitas
dehidrasi sedang.
8. Pantau kadar urine dan
elektrolit darah, serum
nitrogen urea kreatinin,
darah, osmolalitas hematokrit dan
urine dan serum hemoglobin
kreatinin, pada pasien.
9. Agar pasien
hematokrit dan
mengetahui
hemoglobin.
9. Ajarkan bahwa jenis minuman
kopi, teh dan jus yang dapat
buah anggur menambah
menyebabkan kehilangan
diuresis dan dapat cairan.
10. Haluaran
memperberat
dapat melebihi
kehilangan cairan.
10. Pertimbangan masukan, yang
kehilangan cairan sebelumnya
tambahan yang sudah tidak
berhubungan mencukupi
dengan muntah, untuk
diare, demam, mengkompens
slang, drain. asi kehilangan
11. Untuk drainase
yang tak kasap
luka:
mata.
 Pertahankan Dehidrasi
catatan yang dapat
cermat tentang meningkatkan
jumlah dan jenis laju filtrasi
drainase. glomerulus,
 Timbang membuat
balutan, jika haluaran tak
perlu, untuk adekuat untuk
memperkirakan membersihkan
kehilangan sisa
cairan. metabolisme
 Balut luka
dengan baik
untuk
dan mengarah
meminimalkan
pada
kehilangan
peningkatan
cairan.
BUN dan
kadar
elektrolit.
11. Agar perawat
mengetahui
jumlah dan
jenis drainase
yang diberikan
ke pasien,
mengetahui
berapa banyak
kehilangan
cairan dari
balutan
drainase luka
serta
membalut luka
agar
kehilangan
cairan pada
pasien
minimal.

Nursing Tujuan Rencana Tujuan Rasional


Diagnose
1.hKelebihan Individu yang
Volume Cairan menunjukan 1. Untuk edema: 1. Untuk edema:
 Pantau kulit
penurunan Agar
terhadap tanda
edema mengetahui
luka tekan gangguan pada
(decubitus). keseimbangan
 Dengan
pengaturan
perlahan cuci
cairan tubuh,
lipatan kulit dan
cairan dapat
keringkan
berakumulasi
dengan hati-hati
 Hindari plester berlebihan di
bila mungkin. dalam ruang
 Ubah posisi interstitial
sedikit setiap 2 sehingga
jam. menimbulkan
2. Kaji adanya bukti
edema.
venostasis atau
Apabila pasien
bendungan vena
tirah baring
pada bagian yang
lama maka
tergantung. menyebabkan
3. Jaga ekstremitas
dekubitus.
yang edema
Lakukan
setinggi di atas
perubahan
jantung apabila
posisi agar
mungkin (kecuali
luka dekubitus
kontraindikasi
tidak
karena gagal
mengganggu
jantung)
perfusi ke
4. Kaji asupan diet
jaringan.
dan kebiasaan
2. Venostasis
yang dapat
dapat
menunjang retensi
mengakibatka
cairan (mis.
n
Asupan Garam)
5. Ajarkan individu terhambatnya
untuk: aliran darah.
 Membaca label 3. Perlukaan
untuk kandungan pada daerah
natrium. yang sakit
 Menghindari
menyebabkan
makanan kaleng
kurang
dan makanan
lancarnya
beku.
 Masak tanpa sirkulasi
garam dan peredaran
gunakan bumbu- darah di
bumbu untuk daerah
menambah rasa tersebut.
(lemon, kemangi, Edema sering
“tarragon”, mint) memburuk
 Gunakan cuka setiap kali
mengganti garam asupan
untuk rasa sop, natrium atau
rebusan, dan lain- garam
lain (mis. 2 berlebihan dan
sampai 3 sendok sering ditemui
teh cuka untuk 4 pada pasien
sampai 6 gelas, gagal jantung
sesuai selera). kongestif atau
6. Instruksikan
penyakit
individu untuk
ginjal.
menghindari
4. Untuk
celana yang terbuat
mengontrol
dari kaos/korset,
asupan klien
celana setinggi
5. Agar pasien
lutut, dan
terbiasa dalam
menyilangkan
memperhatika
tungkai bawah dan
n setiap
tetap meninggikan
asupan
tungkai bila
makanannya.
mungkin.
Mengonsumsi
7. Untuk drainase
garam dapat
limfatik yang tidak
meningkatkan
adekuat:
 Jaga tekanan darah.
ekskremitas Makanan yang
tetap tinggi di menggunakan
atas bantal. penyedap rasa
 Ukur tekanan dan pengawet,
darah padda Na+ mengikat
lengan yang tak air, jadi tubuh
sakit akan lebih
 Jangan memberi
merasa lebih
suntikan atau
cepat haus.
memasukkan 6. Hal tersebut
cairan intravena dapat
pada lengan menghambat
yang sakit. sirkulasi serta
 Lindungi lengan tetap
yang sakit dari meninggikan
cedera. tungkai bila
 Ajarkan
mungkin untuk
individu untuk
memperlancar
menghindari
sirkulasi.
deterjen yang
7. Guna
kuat, membawa
memperlancar
kantong yang
sirkulasi serta,
berat, merokok,
semua
mencederai
kegiatan
kulit aria tau
tersebut dapat
bintil pada
memperparah
kuku,
keadaan
memasukkan
pasien.
tangan ke dalam
8. Untuk
oven panas,
mempercepat
menggunakan
perbaikan
perhiasan atau
jaringan tubuh.
jam tangan.
 Peringatkan
individu untuk
menemui dokter
jika lengan
merah, bengkak
atau keras dari
biasanya.
8. Lindungi kulit yang
edema dari cedera

J. Referensi

Alimul,A. 2015. Kebutuhan Dasar Manusia. Surabaya: Salemba Medika.

Carpenito-Moyet, Lynda Juall. 2013. Buku Saku Diagnosis Keperawatan.


Jakarta: EGC.

Herdinan, Heather T. 2012. Diagnosis Keperawatan NANDA: Definisi dan


Klasifikasi 2012-2014. Jakarta: EGC.

Kozier, Barbara. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses,


dan Praktik. Jakarta : EGC.

Nanda International. 2009. Diagnosis Keperawatan: Definisi & Klasifikasi. 2009-


2011. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC.

NANDA Internasional. 2013. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi.


Jakarta: EGC.

Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Surabaya: Salemba


Medika.

Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Volume 2 Konsep
Proses dan Praktik Edisi 4. Jakarta: EGC.

Tarwoto & Wartonah. 2014. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan
Edisi 5. Jakarta: Salemba Medika.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia :
definisi dan indikator diagnostik. Jakarta Selatan : DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai