Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan membahas tentang hasil penelitian yang dilakukan oleh
penelitian untuk membandingkan antara hasil penelitian dengan teori dan hasil
penelitian terkait. Peneliti membahas pengaruh antara variabel independen dengan
variabel dependen. Gambaran masing – masing variabel dan pengaruhnya dengan
variabel dependen telah di uji dan dianalisis secara univariat dan bivariat. Variabel
independen yang telah diteliti adalah peran keluarga dalam psikoreligi. Variabel
dependen yang diteliti adalah kekambuhan.

4.1. Gambaran Profil Lahan Penelitian


Rumah Sakit Jiwa Dr.Soeharto Heerdjan Jakarta didirikan berdasakan
keputusan Kerajaan Belanda (Koninlijkbsluit ) tertanggal 30 Desember 1865 No
100 dan berdasarkan Keputusan Gubernur Jenderal ( Gouvernuer General )
tertanggal 14 April 1867,namun pembangunannya baru dimulai pada tahun 1876.
Sebenarnya usaha kesehatan jiwa di Jakarta sudah dimulai sejak jaman
penjajahan Hindia Belanda pada tahun 1824, Yaitu dengan mengadakan
penempungan 100 orang pasien ganguan mental di salah satu Rumah Sakit mi;ik
Persatuan Orang Cina di Indonesia ( POCI ), dan pada tahun 1923 pasien-pasien
tersebut dipindahkan ke Rumah Sakit Jiwa di daerah Grogol Yang baru dibuka oleh
pemerintahan Hindia Belanda.
Pada tahun 1942 sampai 1945 Rumah Sakit Jiwa Dr.Soeharto Heerdjan yang
pada waktu itu bernama Rumah Sakit Jiwa Grogol dipakai sebagai kamp
konsentrasi untuk tahanan politik oleh fasisme Jepang sementara pasien yang di
rawat saat itu dipindankan ke Rumah Sakit Jiwa Pusat Bogor (Rumah Sakit Jiwa
Cilendek).
Untuk menghilangkan Stigma Masyarakat , nama Rumah Sakit Jiwa grogol
dirubah dengan nama Rumah Sakit Jiwa Jakarta pada tahun 1973,kemudian pada
tahun 1993 dirubah dengan nama Rumah Sakit Jiwa Pusat Jakarta dan terahir pada
tahun 2002 di rubah lagi menjadi Rumah Sakit Jiwa Dr.Soeharto Heerdjan Jakarta.

1
2

VISI
Menjadi Pusat neuropsikiatri Nasional Tahun 2019
MISI
Menyediakan kegiatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang
profesional dan bermutu berbasis layanan neuropsikiatri.
Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia yang Kompeten dan
Profesional.
Meningkatkan sarana prasarana untuk mendukung terwujudnya layanan-
layanan unggulan dan pusat rujukan layanan neuropsikiatri.
Menyediakan Pendidikan Kesehatan Jiwa sesuai Standar RS Pendidikan.
Menyediakan Penelitian dan pelatihan yang berbasis layanan neuropsikiatri.

4. 2 Analisis Univariat
Tujuan dari analisa ini adalah untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik masing – masing variabel yang diteliti. Analisa ini dilakukan terhadap
tiap variabel penelitian. Dalam penelitian ini ada beberapa variabel yang akan
dianalisis antara lain variabel usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan,
peran keluarga dalam psikoreligi, kekambuhan. Variabel usia dalam rentang usia
dewasa muda, variabel jenis kelamin dikelompokan menjadi laki – laki dan
perempuan, variabel pendidikan terakhir dikelompokan dalam tidak sekolah; SD;
SMP; SMA; perguruan tinggi, variabel pekerjaan dikelompokan dalam
PNS/Pensiunan; Polri/TNI/Pensiunan; Pegawai Swasta/Wiraswasta; Ibu Rumah
Tangga; Lain-lain, variabel peran keluarga dalam psikoreligi dikelompokan
menjadi Ya dan Tidak, variabel kekambuhan dikelompokan menjadi Selalu; Sering;
Jarang; Tidak Pernah.
3

1. Usia
Tabel 5
Distribusi Rata – Rata Usia Responden di Poli Rawat Jalan RSJ.
Soeharto Heerdjan Tahun 2018 (n=77)
Variabel Mean SD Minimal- 95%CI
Maximal
Usia 41,58 12,07 22-69 44,32-38,84

Hasil analisis data pada Tabel 5 menunjukkan bahwa karakteristik dari 77


responden di Poli Rawat Jalan Rsj. Soeharto Heerdjan Tahun 2018
diperoleh rata-rata usia responden adalah 41,58 ± 12.07 tahun dengan usia
termuda 22 tahun dan tertua 69 tahun. Dari hasil estimasi interval
diperkirakan dengan tingkat kepercayaan 95% rata – rata usia responden
adalah 44,32 sampai dengan 38,84 tahun.
Hal ini sesuai dengan penelitian menurut Zahnia (2016) yang mengatakan
bahwa usia 25-35 tahun kemungkinan berisiko 1,8 kali lebih besar menderita
skizofrenia dibandingkan usia 17-24 tahun.
Peneliti berasumsi bahwa usia mempengaruhi penderita mengalami
skizofrenia karena dalam rentang usia tersebut banyak permasalahan yang
tidak dapat dihindari dalam kehidupan seseorang. Hal tersebut juga didukung
oleh banyaknya faktor yang dapat memicu terjadinya skizofrenia.
4

2. Jenis Kelamin, Pendidikan Terakhir, Pekerjaan

Tabel 6
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin, Pendidikan
Terakhir, dan Pekerjaan Responden di Poli Rawat Jalan Rsj.
Soeharto Heerdjan Tahun 2018 (n=77)
Variabel Frekuensi Presentase (%)
Jenis Kelamin
Laki-laki 50 64,9
Perempuan 27 35,1
Pendidikan Terakhir
Tidak Sekolah 0 0
SD 5 6,5
SMP 9 11,7
SMA 50 64,9
Perguruan Tinggi 13 16,9
Pekerjaan
PNS/Pensiunan 6 7,8
Polri/TNI/Pensiunan 1 1,3
Pegawai
23 29,9
Swasta/Wiraswasta
Ibu Rumah Tangga 38 49,4
Lain-lain 9 11,7

Hasil analisis data pada tabel 7 menunjukkan bahwa jenis kelamin dari
keluarga yang membawa pasien untuk berobat sebanyak 77 responden di
Poli Rawat Jalan Rsj. Soeharto Heerdjan Tahun 2018 terdapat laki – laki
dengan jumlah 50 responden (64,9%) sedangkan responden dengan jenis
kelamin perempuan sebanyak 27 responden (35,1%).
Hasil penelitian ini didukung dengan penelitian terkait oleh Zahnia (2016)
Proporsi skiofrenia terbanyak adalah laki-laki (72%) dengan kemungkinan
laki-laki berisiko 2,37 kali lebih besar mengalami kejadian skizofrenia
5

dibandingkan perempuan. Kaum pria lebih mudah terkena gangguan jiwa


karena kaum pria yang menjadi penopang utama rumah tangga sehingga
lebih besar mengalami tekanan hidup, sedangkan perempuan lebih sedikit
berisiko menderita gangguan jiwa dibandingkan laki-laki karena perempuan
lebih bisa menerima situasi kehidupan dibandingkan dengan laki-laki.
Peneliti berasumsi bahwa penderita skizofrenia lebih banyak jenis kelamin
laki-laki karena laki-laki lebih jarang menungkapkan apa yang terjadi,
sehingga mereka lebih memilih untuk menghadapinya sendiri, berbeda
dengan perempuan yang lebih ekspresif terhadap sesuatu sehingga
permasalahan yang terjadi dapat diatasi karena banyak mendapatkan
pendapat dari orang lain.
Hasil analisis data pada tabel 7 menunjukkan bahwa pendidikan terakhir
dari keluarga pasien dengan 77 responden di Poli Rawat Jalan Rsj. Soeharto
Heerdjan

Anda mungkin juga menyukai