Anda di halaman 1dari 16

BARU

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL I

Topik : Recovery from Deformation Material Cetak Alginat

Kelompok : A3a

Tgl.Praktikum : 26 Mei 2014

Pembimbing : Devi Rianti, drg., M.Kes.

Penyusun :
1. Pramadita Suryaningastuti 021311133021
2. Achmad Gigih Andy Putra 021311133022
3. Wiwin Saputri 021311133023
4. Intan Vallentien D.H 021311133024
5. Anisa Nindya Wirastuti 021311133025

DEPARTEMEN MATERIAL KEDOKTERAN GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2014
1. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah praktikum mahasiswa mampu :

a. Memanipulasi material cetak alginat dengan benar


b. Melakukan uji recovery from deformation material cetak alginat

2. Cara Kerja
2.1 Bahan
a. Bubuk alginat 3,5 gram
b. Air 8,5 ml

Gambar 1. Air 8,5 ml


2.2 Alat

a. Mangkuk karet

Gambar 2. Mangkuk Karet


b. Spatula
c. Ring besar dan kecil
Gambar 3. Ring Besar dan Kecil

d. Lempeng kaca besar dan kecil

Gambar 4. Lempeng kaca besar dan kecil


e. Waterbath

Gambar 5. Waterbath

f. Alat uji recovery from deformation


Gambar 6. Alat uji recovery from deformation
3. Cara Kerja

3.1 Menentukan Setting Time Alginat


Mengambil data dari praktikum setting time material cetak alginat
3.2 Pembuatan Sampel
a. Sebelum praktikum dimulai alat dan bahan dipersiapkan terlebih dahulu.
b. Ring besar diletakkan di atas lempeng kaca besar.
c. Menuangkan air sebanyak 8,5 ml dalam mangkuk karet, kemudian
dimasukkan bubuk alginat sebanyak 3,5 gram, diaduk dengan cara
memutar dan menekan spatula pada dinding mangkuk karet dengan cara
memutar mangkuk karet secara perlahan. Diaduk sampai menjadi adonan
halus selama 30 detik (sesuai aturan pabrik)
d. Ring besar diisi dengan adonan alginat setinggi 3⁄4 ring.
e. Ring kecil ditekan ke dalam ring besar sampai dasar ring kecil menyentuh
lempeng kaca. Alginat akan naik ke permukaan ring bahkan keluar dari
ring. Permukaan alginat diratakan menggunakan spatula ditunggu selama
30 detik.
f. Lempeng kaca kecil ditekankan pada permukaan atas ring untuk
mengeluarkan kelebihan adonan alginat dan dilakukan fiksasi.
g. Ring dan lempeng kaca dimasukkan ke dalam waterbath sehu 370 C
selama waktu setting time yang telah ditentukan.
h. Sampel dikeluarkan dari waterbath.
i. Sampel dikeluarkan dari ring.
3.3 Pengukuran Recovery from Deformation.

a. Sampel alginat diletakkan diatas meja alat deformasi. Permukaan atas


sampel alginat ditutup dengan lempeng kava kecil.
b. Melakukan uji recovery from deformation dengan cara :
1. lama setting time + 45 detik : jarum indikator diturunkan sampai
berkontak dengan lempeng kaca.
2. lama setting time + 55 detik : jarum indikator dibaca. Nilai
indikator dicatat sebagai nilai A, kemudian jarum diangkat keatas lagi.
3. lama setting time + 60 detik : sampel ditekan dengan menurunkan
tuas sebanyak 4mm (4 putaran jarum besar dial indikator) dalam
waktu 1 detik. Penekanan dilakukan selama 5 detik, kemudian tuas
dilepas lagi.
4. lama setting time + 90 detik : jarum indikator diturunkan sampai
berkontak dengan lempeng kaca diatas sampel.
5. lama setting time + 100 detik : jarum indikator dibaca dan dicatat
nilai yang terbaca adalah nilai B.
c. recovery from deformation material cetak alginat dihitung dalam %
dengan rumus :
100(1 − ∆(𝐴 − 𝐵) )
𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑟𝑖𝑛𝑔 (𝑚𝑚)

3. Hasil Praktikum
3.1 Proses Manipulasi
Metode umum yang digunakan untuk menyediakan bahan yaitu pada
wadah yang besar. Scoop disediakan untuk mengukur powder , sementara untuk
mengukur air secara tepat digunakan gelas ukur. Metode alternatif lainnya adalah
menyediakan alginat dalam bentuk sachet . Isi dalam satu sachet dapat digunakan
untuk satu kali mencetak, operator tinggal menambahkan air sesuai ukuran.
Untuk memastikan konsentrasi yang tepat pada masing-masing bahan cetak,
material disediakan dalam tubs yang memiliki kecenderungan mengalami
pemisahan menjadi material padat yang dapat jatuh kebawah wadah. Setelah
ukuran yang proporsi, powder dan air dicampur dalam rubber bowl dan diaduk
dengan spatula yang lebar berbilah. Adukan yang cepat dibutuhkan untuk
membuat campuran yang homogen dan konsisten yang creamy. (McCabe &
Walls. 2008 : 158-159)

3.2 Hasil Pengamatan


Dalam percobaan ini digunakan rasio w:p 8,5 ml: 3,5 gram. Recorvery from
Deformation Material Cetak alginat dihitung dalam % dengan rumus

100(1 − ∆(𝐴 − 𝐵) )
𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑟𝑖𝑛𝑔 (𝑚𝑚)

Tabel 1. Hasil Pengamatan

Presentase
Percobaan ke A B (A-B) Recorvery from
Deformation
1 7.29 7.11 0,18 99,1 %
2 7.25 7.22 0.03 99,85 %
3 8.50 8.36 0,14 99,3 %
4 7.10 6.86 0.012 98.8 %
5 7.33 7.27 0.06 99,7 %

Nilai A dinyatakan sebagai jarum indikator yang dibaca dan nilai indikator
yang terbaca pada saat 3 menit 55 detik
Nilai B dinyatakan sebagai jarum indikator yang dibaca dan nilai indikator
yang terbaca pada saat 3 menit 40 detik

4. Pembahasan
4.1 Proses Setting Time Material

Gelation Time

Gelation time merupakan waktu sejak awal pencampuran hingga terjadi


gelasi. Waktu ini diukur sebagai waktu sejak awal pencampuran sampai material
tidak lengket ketika disentuh dengan jari. Ketika bubuk alginat dicampur dengan
air, kalsium sulfat dihidrat akan bereaksi dengan sodium alginat dan membentuk
kalsium alginat. Kalsium alginat bersifat tidak bisa dilarutkan dalam air dan
menyebabkan bubuk campuran berubah menjadi sol dan air menjadi gel. Karena
reaksinya berlangsung secara kimiawi, reaksi ini tidak bisa berubah kembali
menjadi bentuk sol. (Hatrick & Bird, 2011, p. 179).
Working Time

Alginat tipe regular set mempunyai working time selama 2 hingga 3


menit, alginat tipe fast set mempunyai working time 1,25 hingga 2 menit (menurut
spesifikasi ADA no.18 setting minumumnya sebesar 1,25 menit).
Setting Time

Alginat tipe reguler setting dalam 2 hingga 5 menit dan alginat tipe fast
set mengalami setting dalam 1 hingga 2 menit. Setting time dapat diperpanjang
dengan penggunaan air dingin atau dipercepat dengan menggunakan air hangat
(Hatrick & Bird, 2011, p. 179).Berdasarkan gelation time atau setting time alginat
dibagi menjadi 2 tipe yakni (Bhat, Nandish.2011. hal: 104-105)
Tipe I : Fast set (1-2 menit)
Tipe II : Normal set (2-4 menit)
Kontrol gelation time dapat dilakukan dengan cara:
1. Mengubah w:p rasio atau waktu pencampuran, tidak
direkomendasikan.
2. Menambahkan retarder pada bahan diatur oleh pabrik.
3. Mengubah temperatur air yang digunakan saat pencampuran. Dengan
mengurangi temperatur air akan meningkatkan setting time (dianjurkan
18 hingga 200 C atau kurang).

Stabilitas Dimensi

Perubahan dimensi gel dapat terjadi karena adanya proses sineresis,


penguapan, dan imbibisi. Penguapan dan pengerutan yang berkaitan dengan
sineresis terjadi bila hasil cetakan terkena udara pada temperatur ruangan.
Sebaliknya, pengembangan akibat imbibisi akan terjadi bila cetakan direndam
dalam air. Jadi sebaiknya hasil cetakan tidak boleh terlalu lama dibiarkan di udara.
Perubahan panas juga menyebabkan perubahan dimensi. Untuk alginat, hasil
cetakan akan mengkerut karena perbedaan panas antara temperatur rongga mulut
(35°C) dan temperatur ruangan (23°). Bahkan perubahan temperatur yang kecil
pun dapat menyebabkan hasil cetakan mengalami ekspansi dan distorsi.
(Anusavice, 2004 : 246 -247)
Elastic Recovery

ANSI/ADA memberikan spesifikasi terhadap elastic recorvery terhadap


alginat lebih dari 95%. Pada grafik diatas dipaparkan bahwa elastic recorvery
alginate bernilai 97.5% yang mengindifikasikan kurang elastis dan oleh karena itu
kurang akurat dibandingkan material cetak agar, silikon, dan polieter. (Sakaguchi
and Powers, 2012, : 284)

Ketahanan terhadap tekanan dan ketahanan terhadap sobekan alginat


bertambah seiring dengan bertambahnya nilai deformation. Batas dari reproduksi
juga rendah, yang mengindikasikan detail yang kurang baik akan. Alginat
memiliki deformation permanen yang tinggi saat streching untuk melewati
undercuts. (O’Brien, 2000)

4.2 Pengaruh Penekanan Selama Pencetakan terhadap Recovery from


Deformation Material Alginat
Keakuratan bahan cetak biasanya terkait dengan sifat mekanik dari
recovery from deformation, regangan pada penekanan, kekuatan tekan dan
kekuatan sobek. "Recovery from deformation" merupakan kemampuan bahan
alginat untuk pulih setelah berubah bentuk selama pelepasan dari rongga mulut.
Oleh karena itu, semakin besar recovery from deformation, akan lebih akurat
bahan cetak. "Recovery from deformation" dari campuran alginat yang disiapkan
untuk eksperimen dievaluasi menurut spesifikasi American National Standard /
American Dental Association (ANSI/ADA) no.18 untuk bahan cetak gigi, alginat.
Selain itu, prosedur pengujian yang diikuti, sesuai dengan International Standard
Organization (ISO 1563:1990) untuk bahan cetak gigi alginat, yang ditemukan
secara teknis identik dengan ANSI / ADA spesifikasi no.18. Spesifikasi ANSI /
ADA no.18 menyebutkan bahwa recovery from deformation paling sedikit 95%.
Air suling digunakan untuk mencampur bahan komersial serta campuran alginat
yang disiapkan untuk eksperimental. Suhu air dipertahankan selama percobaan
pada 23 ± 1 ° C, seperti yang dinyatakan oleh spesifikasi ADA. Untuk campuran
alginat yang disiapkan untuk eksperimen, rasio water/powder adalah standar
yakni 16 ml air / 7 g bubuk. Untuk proporsi, bubuk ditimbang menggunakan
neraca sensitif dengan keakuratan hingga 0.001 g. Bubuk ditambahkan ke air
suling dalam mangkuk karet dan segera diaduk dengan tangan menggunakan
spatula stainless steel. Waktu kontak awal bubuk dengan air dianggap sebagai
awal dari prosedur pencampuran. (Song-Qin, 2012)

Saat dicetakkan kedalam rongga mulut pasien, material cetak harus


memiliki sifat elastis terutama untuk mencetak daerah undercut . Bentuk gigi
yang tidak beraturan dan cenderung membesar
pada bagian atas membuat cetakan menjadi tidak dapat dikeluarkan apabila
material cetak yang digunakan tidak memiliki sifat elastis. Namun material cetak
harus mampu kembali ke bentuk semula agar sesuai dengan keadaan rongga
mulut pasien. Itulah mengapa recovery from deformation merupakan syarat
penting yang harus dimiliki oleh material cetak.

Sebuah cetakan alginat khas tertekan sekitar 10% di daerah undercut


selama pelepasan dari rongga mulut. Sebenarnya besarnya tergantung pada sejauh
mana lebar dari undercut dan ruang antara sendok cetak dan gigi. Spesifikasi
ANSI / ADA mensyaratkan bahwa elastic recovery lebih dari 95 % ketika bahan
ditekan 20 % selama 5 detik pada saat itulah biasanya waktu yang tepat untuk
pelepasan dari mulut. Deformasi permanen lebih rendah (elastic recovery tinggi)
terjadi ketika :

a. Persentase tekanan lebih rendah.


b. Cetakan berada di bawah tekanan dengan waktu yang lebih singkat.
c. Waktu recovery lebih lama, yaitu sekitar 8 menit ke atas setelah
pelepasan beban.

Secara klinis, faktor-faktor ini dijadikan persyaratan tentang jumlah


alginat yang diperlukan antara tray dan gigi, penyimpanan alginat yang sesuai di
dalam tray dan kecepatan pengeluaran cetakan dari mulut. Biasanya, prosedur
diikuti untuk mensterilkan cetakan dan menghasilkan model gipsum dengan
waktu yang cukup untuk setiap recovery yang mungkin terjadi. (Sakaguci &
Powers, 2012 : 284). Namun, menurut O’Brien (2002:174) dalam bukunya,
alginat memiliki nilai elastic recovery 97,3%, dimana hal ini menunjukkan bahwa
alginat kurang elastis dan kurang akurat dibandingkan dengan hydrocolloids agar,
silikon dan bahan cetak polieter. Kekuatan tekan dan robek meningkat seiring
dengan peningkatan tingkat deformasi. Batas reproduksi juga lebih rendah, yang
menunjukkan bahwa akan diperoleh detail yang kurang halus. Gambar berikut
menunjukkan perbandingan elastisitas alginat dengan bahan agar yang lebih
akurat. Alginat memiliki deformasi permanen yang lebih tinggi setelah
peregangan melewati undercut.

Gambar 7. Perbandingan elastisitas alginat dengan bahan agar yang lebih akurat

4.3 Analisis Teori dan Hasil Praktikum

Saat dicetakkan kedalam rongga mulut pasien, material cetak harus


memiliki sifat elastis terutama untuk mencetak daerah undercut . Bentuk gigi
yang
tidak beraturan dan cenderung membesar pada bagian atas membuat cetakan menj
adi tidak dapat dikeluarkan apabila material cetak yang digunakan tidak memiliki
sifat elastis. Namun material cetak harus mampu kembali ke bentuk semula agar
sesuai dengan keadaan rongga mulut pasien. Itulah mengapa recovery from
deformation merupakan syarat penting yang harus dimiliki oleh material cetak.
Spesifikasi American National Standard/American Dental Association (A
NSI/ADA) untuk material cetak alginat mensyaratkan nilai recovery from
deformation sekurang-kurangnya sebesar 95%.
Percobaan kali ini adalah uji recovery from deformation material cetak
alginat, yaitu merupakan suatu uji yang dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui kemampuan material cetak dalam pengembalian bentuk
setelah pemberian tekanan. Dalam uji tersebut impression alginat akan
diberikan tekanan seperti yang terjadi dalam mulut pasien dan kemudian diamati
kemampuan alginatnya untuk kembali ke bentuk asalnya.

Dari semua hasil praktikum yang telah dilakukan, hasil yang didapatkan
sudah sesuai dengan teori yang ada . Bahwa semua cetakan kami mendapatkan
niai recovery from deformation di atas 95% . Hal ini membuktikan bahwa
manipulasi yang kami lakukan sudah memenuhi syarat spesifikasi American
National Standard/ American Dental Association (ANSI/ADA). Jadi hasil cetakan
yang kami lakukan mempunyai sifat elastis yang artinya mampu kembali ke
bentuk semula dan dapat menyesuaikan rongga mulut pasien.

5.Kesimpulan

Recovery from deformation material cetak alginat berguna untuk pemulihan


bentuk material cetak alginat ketika hasil cetakan dilepaskan dari rongga mulut pasien.
Menurut spesifikasi ANSI / ADA no.18 recovery from deformation paling sedikit
95%. Semakin besar nilai recovery from deformation yakni diatas 95%, maka
keakuratan bahan cetak akan semakin tinggi. Material cetak harus mampu
kembali ke bentuk semula agar sesuai dengan keadaan rongga mulut pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Anusavice, Kenneth J. Phillips: Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. Edisi 10.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2004. p. 246 - 247
McCabe John,Walls Angus.2008. Applied Dental Material 9th ed. New Castle: Blackwell
Publishing.pp.158-159

O’Brien, WJ. 2002. Dental Materials and Their Selection – 3rd edition. Chicago:
Quintessence Publishing Co, Inc. p.174

Sakaguci, RL & Powers, JM. 2012. Craig’s Restorative Dental Materials.


Thirteen Edition. Philadelphia : Mosby Elsevier. p.284

Song-Qin LIU. Effect of composition of alginate impression material on


“recovery from deformation”. International Journal of Chemistry; 2012
[02] ISSN 2306-6415.

Anda mungkin juga menyukai