MC 1 A 98 110 90 70
B 102 100 90 50
C 96 90 90 60
D 92 108 90 80
E 102 110 90 80
120
100
80
60
40
20
0
A B C D E
Denyut nadi(detik) 98 102 96 92 102
Tekanan Sistolik (Palpasi) 110 100 90 108 110
Tekanan Sistolik(auskultasi) 90 90 90 90 90
Tekanan Diastolik(auskultasi) 70 50 60 80 80
Tabel 2: Data Pengaruh Posisi Tubuh Terhadap Denyut Nadi dan Tekanan Darah
Posisi Tubuh Denyut Nadi Tekanan Sistolik Tekanan Diastolik
(Auskultasi) (Auskultasi)
Berbaring 1. 80 1. 92 1. 60
Terlentang 2. 80 2. 95 2. 70
3. 82 3. 95 3. 70
4. Mean = 80,67 4. Mean= 94 4. Mean = 66,7
Duduk 1. 80 1. 95 1. 70
2. 78 2. 100 2. 70
3. 80 3. 100 3. 70
4. Mean= 79,4 4. Mean= 98,3 4. Mean= 70
Berdiri 1. 80 1. 112 1. 75
2. 90 2. 110 2. 70
3. 80 3. 105 3. 70
4. Mean = 83,3 4. Mean= 109 4. Mean= 73,3
Data Pengaruh Posisi Tubuh Terhadap Denyut
Nadi dan Tekanan Darah
120
100
80
60
40
20
0
Berbaring
Duduk Berdiri
Terlentang
Denyut Nadi 80.67 79.4 83.3
Tekanan Sistolik(Auskultasi) 94 98.3 109
Tekanan Diastolik(Auskultasi) 66.7 70 73.3
Tabel 3: Pengaruh Latihan Fisik Terhadap Denyut Nadi dan Tekanan Darah
Waktu Denyut Nadi Tekanan Sistolik Tekanan Diastolik
(Auskultasi) (Auskultasi)
Pra Latihan 5. 100 5. 70 5. 50
6. 72 6. 70 6. 51
7. 102 7. 70 7. 60
8. Mean= 8. Mean= 70 8. Mean= 53,6
Pasca Latihan Menit 82 100 80
ke -1
Pasca Latihan Menit 78 70 50
ke-3
Pasca Latihan Menit 92 70 50
ke-5
Pasca Latihan Menit 94 70 50
ke-7
Pengaruh Latihan Fisik Terhadap Denyut Nadi
Dan Tekenan Darah
120
100
80
60
40
20
0
Pra Latihan pasca menit ke-1 pasca menit ke-3 pasca menit ke-5 pasca menit ke-7
a. Secara teoritis, bagaimana pengaruh posisi tubuh terhadap denyut nadi dan tekanan
darah?
● Berbagai teori menurut ahli adalah :
Menurut Guyton (1987) bahwa perbedaan posisi mempengaruhi tekanan darah seseorang
karena jantung melakukan mekanisme kompensasi untuk mempertahankan tekanan darah
agar tetap seimbang, namun bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh R.T
Netea, J W M Lenders, P Smits dan Th Thien.
● R.T Netea, J W M Lenders, P Smits dan Th Thien yang menyatakan bahwa tekanan sistol
(9,5-9 mmHg) dan diastolik (4, 8-6 mmHg) pada posisi supine secara signifikan lebih tinggi
daripada posisi duduk.
● Teori yang dikemukakan oleh Ganong (2008) yang menyatakan bahwa 20-30% perubahan
posisi tubuh dari berbaring ke duduk atau berdiri memberikan pengaruh yaitu penurunan
curah jantung dan penurunan curah jantung akan mengakibatkan penurunan tekanan darah.
● Burnside & McGlynn (1995) menyatakan bahwa berdiri dapat mengakibatkan tekanan
darah menurun, karena posisi berdiri akan memperkuat gaya gravitasi sehingga tekanan
darah akan turun.
c. Apabila hasil praktikum saudara tidak sesuai dengan teori, jelaskan mengapa demikian?
Ketidaksesuaian hasil praktikum dengan teori dapat disebabkan oleh proses pengukuran
tekanan darah kurang tepat, pemansangan manset dan stetoskop yang kurang tepat,
perbedaan posisi lengan saat dilakukan pengukuran antara percobaan yang satu dengan
percobaan yang lainnya dengan posisi yang sama, atau sebaliknya. Kondisi mahasiswa coba
yang gugup dan takut, serta letih dilakukan percobaan berkali-kali juga mengaktifkan sistem
saraf simpatis sehingga tekanan darah meningkat
7. Jelaskan yang anda ketahui tentang baroreseptor!
Baroreseptor adalah reseptor saraf kecil, mendeteksi perubahan-perubahan pada tekanan
dalam pembuluh darah dan menyampaikan informasi ini kepada SSP. Jika tekanan arteri
menurun, baroreseptor menyampaikan impuls-impuls yang lebih sedikit dari sinus karotis
dan arkus aorta ke pusat vasomotorik, sehingga merangsang saraf simpatis dan
menghambat saraf parasimpatis. Rangangan simpatis menyebabkan konstriksi pada arteriol
renalis; hal ini meningkatkan pelepasan aldosteron, menurunkan filtrasi glomerulus, dan
meningkatkan reabsorbsi natrium dan air. Hasil akhir dari proses ini yaitu peningkatan
frekuensi jantung/konduksi, dan peningkatan kontraktilitas dan peningkatan volume darah
yang bersirkulasi.
8. Perbedaan pemulihan denyut nadi dan tekanan darah antara atlet dan non atlet setelah
aktifitas fisik adalah pada atlet, pemulihan denyut nadi dan tekanan darah lebih cepat bila
dibandingkan dgn non atlet karena atlet nemiliki cardiac output lebih besar. seorang atlet
memiliki jantung yg lebih tebal dan lebih kuat dikarenakan adaptasi otot pada saat lathan.
sehingga denyut nadinya menjadi stabil dan tidak mengalami perubahan yg begitu drastis
setelah melakukan aktifitas fisik.