Fintech atau Financial Technology merupakan hasil gabungan antara jasa
keuangan dengan teknologi yang akhirnya mengubah model bisnis dari konvensional menjadi moderat, secara singkat mengubah system perekonomian sederhana menjadi lebih modern atau menggunakan beberapa cara yang di bantu oleh teknologi masa kini. Misal, jaman dulu masyarakat harus membayar dengan bertatap muka dan membawa sejumlah uang kas, kini hal tersebut dapat dilakukan dengan melakukan transaksi jarak jauh atau menggunakan sebuah kartu yang berguna sebagai penyimpanan uang dengan praktis. Saat ini negara Indonesia masih terbilang baru mengenal Fintech. Indonesia baru mengenal Fintech diperkiraan pada tahun 2006, pada tahun 2017 industri fintech Indonesia memiliki nilai transaksi sebesar US$15,02 miliar dengan pertumbuhan 24,6% dari tahun sebelumnya. Perkembangan Fintech di Indonesia telah merambah ke berbagai sector, mulai dari startup pembayaran, peminjaman, perencanaan keuangan, riset keuangan, dan lain-lain. Salah satu bank yang mengaplikasikan Fintech adalah bank BCA. Bank BCA merilis kartu tap-card bernama Flazz, kartu tersebut berfungsi uang elektronik dengan artian nasabah tak perlu lagi membawa uang tunai dalam jumlah banyak, dan juga tidak perlu menyimpan kembalian recehan yang menyebabkan dompet nasabah menebal. Dengan kartu Flazz, nasabah hanya perlu mengisi uang kedalam kartu Flazz melalui mesin atm atau melalui gerai-gerai yang ada di kota nasabah. Hal ini membuat masyarakat Indonesia lebih mudah dalam melakukan transaksi jual beli di beberapa tempat yang notabene memiliki antrian yang panjang. Akan tetapi, kelemahan yang dimiliki oleh kartu tap-cash adalah tidak menggunakan PIN atau kode password yang membuat kartu tersebut dapat digunakan secara mudah oleh orang lain atau bukan pemilik kartu tersebut. Di Indonesia, tingkat kriminalitas masih termasuk tinggi, contoh di Jakarta tingkat tindak criminal mencapai 43.842 kasus, hal tersebut menandakan bahwa pengamanan kepemilikan kartu tap-cash harus ditingkatkan karena jika masyarakat memiliki kartu tersebut, otomatis kartu tersebut memiliki beberapa harta kekayaan yang dimiliki oleh pemilik kartu. Contoh beberapa modus terjadi terutama di gerbang toll e- toll, modus tersebut dilakukan dengan cara si pelaku berpura-pura kehabisan saldo pada kartunya, lalu pelaku melakukan peminjaman kepada orang di belakangnya, ketika dipinjamkan, kartu tersebut ditukar dan kartu yang dimiliki oleh korban dibawa kabur oleh pelaku. Hal tersebut mencerminkan bahwa kartu Flazz atau jenis tap-cash sangat rentan dicuri atau hilang dan uang didalam kartu tersebut otomatis juga hilang karena tidak menggunakan PIN dan bank tidak bisa melakukan pemblokiran karena kartu tersebut tidak menggunakan rekening. Dengan permasalahan diatas, penulis dapat memberikan solusi dengan cara melakukan pemblokiran kartu dengan menggunakan aplikasi pada smartphone pemilik kartu, yaitu dengan cara pendaftaran kartu menggunakan id pada aplikasi di smartphone lalu nomor yang ada di kartu Flazz pemilik didaftarkan kedalam aplikasi di smarphone pemilik, jadi ketika pemilik merasa kartunya hilang atau dicuri, pemilik kartu dapat melakukan pemblokiran secara langsung melalui aplikasi yang ada di smartphone pemilik kartu. Contoh seperti perusahaan Apple yang dimana ketika hp apple hilang atau dicuri, pemilik dapat memblokirnya dengan aplikasi yang ada pada hp pemilik lain dengan menggunakan apple id walaupun hp yang dicuri sudah sangat jauh dari pemilik asalnya.