Anda di halaman 1dari 2

NAMA : Fariz Hakim

NIM : F1318030

KEAMANAN PENYIMPANAN UANG DALAM


MENGGUNAKAN KARTU BERBASIS FINTECH DI INDONESIA

Fintech atau Financial Technology merupakan hasil gabungan antara jasa


keuangan dengan teknologi yang akhirnya mengubah model bisnis dari konvensional
menjadi moderat, secara singkat mengubah system perekonomian sederhana menjadi
lebih modern atau menggunakan beberapa cara yang di bantu oleh teknologi masa kini.
Misal, jaman dulu masyarakat harus membayar dengan bertatap muka dan membawa
sejumlah uang kas, kini hal tersebut dapat dilakukan dengan melakukan transaksi jarak
jauh atau menggunakan sebuah kartu yang berguna sebagai penyimpanan uang dengan
praktis. Saat ini negara Indonesia masih terbilang baru mengenal Fintech.
Indonesia baru mengenal Fintech diperkiraan pada tahun 2006, pada tahun 2017
industri fintech Indonesia memiliki nilai transaksi sebesar US$15,02 miliar dengan
pertumbuhan 24,6% dari tahun sebelumnya. Perkembangan Fintech di Indonesia telah
merambah ke berbagai sector, mulai dari startup pembayaran, peminjaman, perencanaan
keuangan, riset keuangan, dan lain-lain. Salah satu bank yang mengaplikasikan Fintech
adalah bank BCA. Bank BCA merilis kartu tap-card bernama Flazz, kartu tersebut
berfungsi uang elektronik dengan artian nasabah tak perlu lagi membawa uang tunai
dalam jumlah banyak, dan juga tidak perlu menyimpan kembalian recehan yang
menyebabkan dompet nasabah menebal. Dengan kartu Flazz, nasabah hanya perlu
mengisi uang kedalam kartu Flazz melalui mesin atm atau melalui gerai-gerai yang ada
di kota nasabah. Hal ini membuat masyarakat Indonesia lebih mudah dalam melakukan
transaksi jual beli di beberapa tempat yang notabene memiliki antrian yang panjang.
Akan tetapi, kelemahan yang dimiliki oleh kartu tap-cash adalah tidak menggunakan
PIN atau kode password yang membuat kartu tersebut dapat digunakan secara mudah
oleh orang lain atau bukan pemilik kartu tersebut.
Di Indonesia, tingkat kriminalitas masih termasuk tinggi, contoh di Jakarta
tingkat tindak criminal mencapai 43.842 kasus, hal tersebut menandakan bahwa
pengamanan kepemilikan kartu tap-cash harus ditingkatkan karena jika masyarakat
memiliki kartu tersebut, otomatis kartu tersebut memiliki beberapa harta kekayaan yang
dimiliki oleh pemilik kartu. Contoh beberapa modus terjadi terutama di gerbang toll e-
toll, modus tersebut dilakukan dengan cara si pelaku berpura-pura kehabisan saldo pada
kartunya, lalu pelaku melakukan peminjaman kepada orang di belakangnya, ketika
dipinjamkan, kartu tersebut ditukar dan kartu yang dimiliki oleh korban dibawa kabur
oleh pelaku. Hal tersebut mencerminkan bahwa kartu Flazz atau jenis tap-cash sangat
rentan dicuri atau hilang dan uang didalam kartu tersebut otomatis juga hilang karena
tidak menggunakan PIN dan bank tidak bisa melakukan pemblokiran karena kartu
tersebut tidak menggunakan rekening.
Dengan permasalahan diatas, penulis dapat memberikan solusi dengan cara
melakukan pemblokiran kartu dengan menggunakan aplikasi pada smartphone pemilik
kartu, yaitu dengan cara pendaftaran kartu menggunakan id pada aplikasi di smartphone
lalu nomor yang ada di kartu Flazz pemilik didaftarkan kedalam aplikasi di smarphone
pemilik, jadi ketika pemilik merasa kartunya hilang atau dicuri, pemilik kartu dapat
melakukan pemblokiran secara langsung melalui aplikasi yang ada di smartphone
pemilik kartu. Contoh seperti perusahaan Apple yang dimana ketika hp apple hilang
atau dicuri, pemilik dapat memblokirnya dengan aplikasi yang ada pada hp pemilik lain
dengan menggunakan apple id walaupun hp yang dicuri sudah sangat jauh dari pemilik
asalnya.

Anda mungkin juga menyukai