PENDAHULUAN
Latar Belakang
penting dalam Famili Malvaceae dan sangat populer di Indo-Pak benua. Di India,
itu peringkat nomor satu dalam konsumsi tetapi aslinya dari Ethiopia dan Sudan,
negara-negara Afrika utara-timur. Ini adalah salah satu tanaman tertua yang
dibudidayakan dan saat tumbuh di banyak negara dan secara luas didistribusikan
dari Afrika ke Asia, Eropa selatan dan Amerika. Okra adalah tanaman untuk tropis
– subtropis dan sensitif terhadap embun beku; suhu rendah, kondisi genangan air
pemilihan bibit unggul dan pemupukan yang tepat. Pemupukan yang sering
menambah unsur hara dalam tanah. Pemupukan dapat memperbaiki keadaan fisik
tanah serta sekaligus melengkapi unsur hara anorganik tanah yang essensial bagi
tanaman. Pupuk selain diberikan melalui tanah dapat juga diberikan melalui daun,
digunakan jenis pupuk, dosis, waktu serta cara pemberian pupuk yang tepat
(Suriatna,2002).
dilakukan melalui tanah atau pupuk akar, tetapi dapat pula diberikan ke tubuh
menyemprotkan unsur hara tertentu pada daun atau tubuh tanaman lainnya.
daun dan konsentrasi larutan pupuk dibuat harus benar-benar mengikuti petunjuk
(Sarief, 2006).
Salah satu pupuk organik yang dapat digunakan adalah pupuk organik
berbahan dasar cacing tanah (Lumbricus rubellus). Pupuk organik ini dapat berupa
padatan yaitu kascing (singkatan dari ”bekas cacing‟) maupun cairan (pupuk cair).
Pupuk kascing sebenarnya adalah kotoran cacing tanah yang diberi makan bahan-
bahan organik. Pupuk kascing memiliki kandungan hara makro dan mikro serta
hormon pertumbuhan yang siap diserap tanaman dan tentunya penting bagi
Pupuk kascing memiliki rasio C/N yang rendah sehingga sangat baik
Tujuan Penulisan
Kegunaan Penulisan
Adapun kegunaan dari penulisan paper ini adalah sebagai salah satu syarat
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
Kalimantan Barat. Tanaman ini telah lama di usahakan oleh petani Tionghoa
sebagai sayuran sangat disukai utamanya untuk kebutuhan keluarga sehari – hari,
pasar swalayan, rumah makan, restoran dan hotel. Dapat juga menjadi komoditas
non migas yang potensial, sehingga tanaman ini mempunyai peluang bisnis yang
mendatangkan keuntungan besar bagi petani. Bagian yang dibuat sayur adalah
buahnya (buah muda). Buah tersebut banyak mengandung lendir sehingga baik
dijadikan sup. Buah okra muda mengandung kadar air 85,70 % ; protein 8,30 %;
ton per tahun di dunia. Luas total okra telah meningkat selama bertahun-tahun.
Pada 1991-1992, total daerah di bawah budidaya okra adalah 0,22 juta hektar dan
produksi sebesar 1,88 juta ton, sedangkan tahun 2006-2007 daerah meningkat
untuk 0.396.000 hektar dan produksi itu 4,07 juta ton. Akhirnya, pada 2009-2010
daerah itu 0.430.000 hektar dan produksi berdiri di 4540000 t (Benchasri, 2012).
yang sifatnya herba. Tanaman okra belum di kenal karena pemanfatannya belum
diketahui, perakaran tanaman okra memiliki akar yang serabut (Sutanto, 2002).
Batang okra berwarna hijau tetapi ada juga berwarna kemerah – merahan.
Tunas – tunas pada ketiak daun dapat tumbuh menjadi bahan baru. Rata – rata
batangnya bergaris tengah 1,5 – 2 cm. Tanaman okra yang subur tingginya
mencapai lebih dari 2 (dua) meter. Kedudukan daun terletak pada batang,
posisinya berselang – seling teratur dan setiap buku terdapat satu daun. Daun okra
Tanaman okra memilki daun yang berbentuk jari dengan tulang daunnya
berbentuk sirip yang terlihat jelas dari bagian bawah daun. Posisi daun berselang-
seling teratur dan peda setiap buku terdapat 1 daun . Bunga okra berbentuk
terompet berwarna kuning dan bagian dalam berwarna gelap, tangkai bunganya
pendek (4-6 mm) yang terletek hampir melekat pada batang. Tanaman okra
berumah satu, berkelamin dua karena pada setiap bunga terdapat benang sari dan
kepala putik. Pertumbuhan kuncup bunga berlangsung cepat dan segera layu dan
Bunga okra berbentuk terompet, warna nya kuning dan bagian dalamnya
hampir melekat pada batang. Bunga hanya mekar sehari kemudian layu dan
tinggal kepala putik yang akan membesar menjadi buah. Bunga yang lain akan
mekar pada hari berikutnya karena itu panen buah okra dapt dilakukan 2 ( dua )
menjadi 20 cm dan diameter 1 – 1,5 cm. Buah okra berwarna hijau dan hijau
muda tergantung jenisnya. Jenis okra berbatang besar, buahnya lebih panjang dan
agak melengkung warnanya agak pucat dan rasanya agak alot. Sedangkan jenis
okra yang berbatang pendek, warna buahnya lebih hijau, hijau, pendek dan
rasanya lebih renyah. Buah okra memiliki 5 – 7 ruang sebagai tempat untuk
bijinya dan tersusun membujur, memanjang. Bial buah tersebut sudah kering akan
pecah dengan sendirinya dan biji – bijinya akan keluar. Buah okra yang masih
muda banyak mengandung lendir, demikian juga bunga, batang dan daunnya
Biji okra mirip biji kapuk, warna kulitnya hitam, di dalamnya terdapat isi
berwarna putih dan berlemak. Setiap polong buah okra terdiri dari 7 belahan dan
mempunyai sekitar 60 - 115 biji. Pada biji okra terdapat minyak yang
mengandung asam lemak tak jenuh seperti asam oleat dan asam linoleat. Buahnya
sendiri mengandung protein cukup tinggi, yaitu 3,9% dan lemak 2,05%. Energi di
dalam 100 gram buah okra 40 kkal. Mineral di dalam buah okra adalah kalium
tersusun spiral, berlekuk 3-, 5- atau 7-, panjang tangkai daun hingga 50 cm, daun
Syarat Tumbuh
Iklim
Okra akan tumbuh baik pada tanah dengan ketinggian 1 – 800 mdpl pada
daerah dengan suhu diatas 20oC. Suhu paling baik untuk penanaman okra berkisar
antara 28 – 30oC. Tanaman okra tahan terhadap kekeringan dan nauangan, tetapi
tidak tahan genangan air. Okra sangat baik ditanam pada daerah dengan curah
Okra dapat tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi pada hampir
semua jenis tanah dengan pH tanah minimal 4.5. Okra dapat tumbuh dengan baik
pada tanah berpasir dengan pengairan yang baik, dan pH antara 6.5-7.5. Tanam
Benih okra biasanya ditanam langsung, namun jika jumlah benih terbatas, lebih
perendaman benih dengan menggunakan air hangat selama 4-6 jam. Benih disebar
merata dan ditutup tanah tipis-tipis. Setelah berumur 21 hari siap dipindah ke
lahan tanam. Jarak tanam yang dianjurkan 90-125 cm x 28-62 cm (Sutanto, 2002).
Tanaman okra dapat tumbuh pada ketinggian 1 – 800 m dpl. Tanaman okra
dapat ditanam pada musim kemarau . Pada musim hujan okra dapat pula ditanam,
tetapi perlu dibuatkan parit atau saluran drainase, karena tanaman ini tidak tahan
genangan air. Namun pendapat lain menyebutkan okra tumbuh baik di dataran
tinggi, 600 meter 9 dpl keatas, namun di dataran rendah juga dapat tumbuh dan
berbuah, hanya saja umurnya lebih pendek dan produksinya lebih rendah
gembur, kadar keasaman (pH) antara 5-6, tanah sedikit mengandung pasir, dan
banyak mengandung humus serta pengairan yang teratur dan cukup mulai
tanaman mulai dapat dipanen. Bagi tanaman genjah dan yang dikehendaki cepat
panen, tanah liat berpasir akan lebih baik. Suhu yang terbaik bagi pertumbuhan
tomat adalah 230C pada siang hari dan 170C pada malam hari. Selisihnya adalah
adalah 60C. Suhu yang inggi dapat menyebakan panyakit daun berkembang,
waktu malam menyebabkan tanaman tomat tidak dapat membentuk bunga sama
sekali, sedangkan pada suhu kurang dari 100C tepung sari menjadi lemah
tumbuhnya dan banyak tepung sari yang mati, akibat hanya sedikit saja yang
Tanah
alam tempat tumbuhnya tumbuhan dan tanaman yang tersusun dari bahan padat,
cair dan gas. Bahan penyusun tanah dapat dibedakan atas partikel mineral, bahan
mempersyaratkan sifat fisik tanah dibandingkan dengan sifat kimianya. Hal ini
9
disebabkan perlakuan kimia tanah agar sesuai dengan syarat tumbuh tanaman okra
fisiknya. Berbagai jenis tanah dapat sesuai dengan syarat tumbuh tanaman okra
baik tanah vulkanis muda dan tua, bahkan pada tanah gambut < 2 m. Tanah
vulkanis mempunyai sifat fisika yang cukup baik terutama struktur, tekstur,
sulum, kedalaman air tanah, aerasi dan drainasenya, tetapi sifat kimianya secara
umum kurang baik karena kandungan haranya rendah. Tanah alluvial biasanya
cukup subur, tetapi sifat fisikanya terutama drainase dan aerasenya kurang baik.
Reaksi tanah berkisar antara pH 3,0 ‐ pH 8,0 tetapi tidak sesuai pada pH < 3,0
Tekstur tanah yang baik untuk tanaman okra adalah lempung liat berpasir
Susunan demikian akan mempengaruhi ketersediaan air dan hara serta aerasi
tanah. Struktur tanah yang remah dengan agregat yang mantap menciptakan
gerakan air dan udara di dalam tanah sehingga menguntungkan bagi akar. Tanah
tipe latosol dengan fraksi liat yang tinggi ternyata sangat kurang menguntungkan
tanaman okra, sedangkan tanah regosol dengan tekstur lempung berliat walaupun
menciptakan kondisi yang menjadikan akar bebas untuk berkembang. Karena itu,
kedalaman efektif berkaitan dengan air tanah yang mempengaruhi aerasi dalam
rangka pertumbuhan dan serapan hara. Untuk itu kedalaman air tanah disyaratkan
Salah satu pupuk organik yang dapat digunakan adalah pupuk organik
berbahan dasar cacing tanah (Lumbricus rubellus). Pupuk organik ini dapat berupa
padatan yaitu kascing (singkatan dari ”bekas cacing‟) maupun cairan (pupuk cair).
Pupuk kascing sebenarnya adalah kotoran cacing tanah yang diberi makan bahan-
bahan organik. Pupuk kascing memiliki kandungan hara makro dan mikro serta
hormon pertumbuhan yang siap diserap tanaman dan tentunya penting bagi
Pupuk kascing memiliki rasio C/N yang rendah sehingga sangat baik
menjadi pupuk pupuk dengan mutu tinggi dengan bantuan cacing tanah
tanah menggunakan kotoran sapi sebagai bahan baku, yang akan dicampurkan
Pupuk kascing adalah pupuk yang diambi; dari media tempat hidup cacing.
serbuk gergaji, kotoran ternak, jerami dan lain – lain. Kompos cacing tanah atau
terkenal dengan kascing yaitu proses pengomposan juga apat melibtkan organisme
11
(Sinha, 2009).
Kascing mengandung partikel – partikel kecil dari bahan organik yang dimakana
organic dan jenis cacingnya. Namun umumnya, kascing mengandung unsur hara
mengandung unsur hara yang lengkap, apalagi C/N nya kurang dari 20 maka
Kascing mengandung partikel – partikel kecil dari bahan organik yang dimakana
organic dan jenis cacingnya. Namun umumnya, kascing mengandung unsur hara
mengandung unsur hara yang lengkap, apalagi C/N nya kurang dari 20 maka
dari budidaya cacing tanah yang berupa pupuk organic sangat cocok untuk
hormon seperti giberelin, sitokinin dan auxin, serta mengandung unsur hara (N, P,
K, Mg, dan Ca) serta Azotobacter sp yang merupakan bakteri penambat N non-
12
atau dolomit pada lapisan di bawah permukaan tanah. Cacing juga dapat
menurunkan pH tanah yang berkadar garam tinggi. Selain perbaikan sifat komia
dan biologi tanah, pemberian kasing pada tanah dapat memperbaiki kondisi fisik
Kascing mengandung asam humat. Zat – zat humat bersama – sama dengan
tanah liat berperan terhadap sejumlah reaksi kompleks baik secara langsung
N, P, K, Ca, Mg, S, Fe, Mn, Al, Na, Cu, Zn, Bo dan Mo tergantung pada bahan
yang digunakan. Kascing merupakan sumber nutrisi bagi mikroba tanah. Dengan
adanya nutrisi tersebut mikroba pengurai bahan organic akan terus berkembang
dengan menguraikan bahan organic lebih cepat. Oleh karena itu selain dapat
menjadi pupuk pupuk dengan mutu tinggi dengan bantuan cacing tanah
13
tanah menggunakan kotoran sapi sebagai bahan baku, yang akan dicampurkan
dengan cacing tanah. Dalam hal ini cacing tanah memakan selulosa dari kotoran
sapi yang tidak dapat dimakan oleh bakteri pengompos. Hasil dari pencernaan
cacing berupa kotoran cacing, dan kotoran ini akan menjadi tambahan makanan
Limbah organik seperti sampah daun atau sayuran ditumpuk dan dibiarkan
agar gas yang dihasilkan hilang. Tumpukan itu disiram air setiap hari dan dibalik
minimal 3 hari sekali. Proses ini dilakukan sekitar 1 minggu. Setelah sampah tidak
panas (suhu normal), tempatkan di wadah yang telah disediakan. Akan lebih baik
bila dicampur dengan kotoran hewan yang tidak baru dan tidak kadaluwarsa.
Pencampuran kotoran hewan ini dimaksudkan untuk menambah unsur hara bagi
kotoran hewan yang telah diencerkan seberat cacing yang dipelihara, misalnya
cacing 1 gram maka makanan tambahan yang ditambahkan juga 1 gram. Proses
pengomposan ini diakhiri setelah bahan menjadi remah dan terdapat butir-butir
kecil lonjong yang sebenarnya merupakan kotoran cacing. Hasil kompos ini juga
tidak berbau. 4. Setelah cacing jadi, cacing dipisahkan dari casting secara manual
yaitu dengan bantuan tangan. Hasil casting dikering anginkan sebelum dikemas
(Warsana, 2009).
menjadi parikel – partikel yang lebih kecil. Cacing tanah mampu menguraikan
organik yang dihasilkan dari pencampuran antara media cacing tanah dengan
kotoran cacing tanah disebut dengan bekas cacing atay kascing (Nick, 2008).
Kerjasama antara cacing tanah dengan mikro organisme memberi dampak proses
mikroorganisme telah diurai lebih dahulu oleh cacing. Dengan demikian, kerja
Cara ini dilakukan dengan cara: cacing yang berperan dalam proses ini
sangat spesifik karena hanya menguraikan kotoran kerbau dan tidak dapat
menguraikan jenis bahan organik lain, seperti kotoran sapi, kambing, jerami,
sayuran maupun dedaunan. Apabila berada dalam bahan organik selain kotoran
kerbau, cacing jenis ini akan mati. Jenis cacing yang berasal dari taiwan ini belum
diketahui sifat pastinya yang jelas, cacing ini mempunyai ukuran yang relatif kecil
dibandingkan jenis cacing pada umumnya, rata – rata sepanjang korek api,
Fosfor (P) merupakan unsur hara esensial tanaman. Fungsi penting fosfor di
dalam tanaman lainnya. Fosfor dapat meningkatkan kualitas buah, sayuran dan
akhirnya meningkatkan kualitas hasil panen. Kahat fosfor umunya sudah tampak
waktu tanaman masih muda. Gejala awal dimulai dengan daun yang berwarna
Fosfor (P) termasuk unsur hara makro yang dibutuhkan oleh tumbuhan.
tipis, kecil dan tidak mengkilat, daun dan buah rontok sebelum waktunya,
tepi dan ujung daun (nekrosis). Fungsi penting P lainya adalah sebagai penyusun
merangsang pertumbuhan akar baru dari benih tanaman muda, juga merupakan
kualitas tanaman. Beberapa bagian tanaman sangat banyak mengandung zat ini,
kepala sari, butir tepung sari, daun buah dan bakal biji. Jadi untuk pembentukan
bunga dan buah sangat banyak diperlukan unsur fosfor. Selain itu fosfor juga
berperan pada sintesa hijau daun, mendorong pertumbuhan akar-akar muda yang
Fosfor (P) merupakan unsur hara esensial tanaman. Fungsi penting fosfor
dalam tanaman lainnya. Fosfor dapat meningkatkan kualitas buah, sayuran dan
biji-bijian dan sangat penting dalam pembentukan biji. Selain itu P sangat penting
Okra telah lama di usahakan oleh petani Tionghoa sebagai sayuran sangat
disukai utamanya untuk kebutuhan keluarga sehari – hari, pasar swalayan, rumah
makan, restoran dan hotel. Dapat juga menjadi komoditas non migas yang
keuntungan besar bagi petani. Bagian yang dibuat sayur adalah buahnya (buah
pembentukan bunga, buah, biji dan mempercepat masa panen (Musnamar, 2006).
17
kualitas tanaman. Beberapa bagian tanaman sangat banyak mengandung zat ini,
kepala sari, butir tepung sari, daun buah dan bakal biji. Jadi untuk pembentukan
bunga dan buah sangat banyak diperlukan unsur fosfor. Selain itu fosfor juga
berperan pada sintesa hijau daun, mendorong pertumbuhan akar-akar muda yang
seperti N, P, K, Ca, Mg, S, Fe, Mn, Al, Na, Cu, Zn, Bo dan Mo tergantung pada
bahan yang digunakan. Kascing merupakan sumber nutrisi bagi mikroba tanah.
Dengan adanya nutrisi tersebut mikroba pengurai bahan organic akan terus
berkembang dengan menguraikan bahan organic lebih cepat. Oleh karena itu
selain dapat meningkatkan kesuburan tanah, kascing juga dapat membantu proses
KESIMPULAN
Barat. Tanaman ini telah lama di usahakan oleh petani Tionghoa sebagai
sayuran.
2. Pupuk kascing sebenarnya adalah kotoran cacing tanah yang diberi makan
bahan-bahan organik.
3. Kascing mengandung berbagai unsur hara yang dibutuhkan tanaman seperti N,
P, K, Ca, Mg, S, Fe, Mn, Al, Na, Cu, Zn, Bo dan Mo tergantung pada bahan
yang digunakan.
4. Vermiscomposting berarti membuat pupuk kompos dari sampah biodegradable
menjadi pupuk pupuk dengan mutu tinggi dengan bantuan cacing tanah
(Lumbricus rubellus).
5. Pemberian pupuk kascing mampu meingkatkan ketersediaan hara P pada tanah
DAFTAR PUSTAKA
Asha K. Raj and V. L Geetha kumari . 2001. Effect Of Organik Manures and
Azospirillum inoculation On Yield and Quality Of Okra Abelmoschus
esculantus(L) Moench.
Hari, dan H.L. Soeseno. 2009. “Pengaruh Pengapuran dan Pemupukan P Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merill)”.
Pada Tanah Latosol”. Media Soerjo :Universitas Soerjo Ngawi. MEDIA
SOERJO Vol. 5 No. 2. Oktober 2009, ISSN 1978 – 6239.
Hartatik dan Widowati. 2010. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Balai Besar
Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian Bogor.
Kartini, N. L. 2000. Pertanian organik sebagai pertanian masa depan. Dalam I.N.
Rista et al., (Eds). Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Teknologi
Pertanian dalam Upaya Mendukung Ketahanan Pangan Nasional. IPPTP
Denpasar. Badan Litbang Pertanian. Denpasar. hlm. 98-105
Musnamar, E. I. 2006. Pupuk Organik, Cair dan Padat, Pembuatan dan Aplikasi.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Schultze-kraft dan J.K. Teitzel. 2005. Plant Resources of South East Asia
(Prosea). IPB. Bogor.
Simanungkalit, R. D. M., Didi, A. S., Rasti, S., Diah, S., & Wiwik, H. (2006).
Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Balai Besar Penelitian
danPengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. Jawa Barat.
Subhan. 2002. Pengaruh dosis pupuk nitrogen dan kalium terhadap pertumbuhan
dan hasil tanaman bayam kultivar giti hijau,Universita Gajah Mada.
Yogyakarta.
Suriatna, S. 2002. Pupuk dan Pemupukan. Mediyatama Sarana Perkasa. Jakarta.
Winarso, S. 2005. Kesuburan Tanah Dasar Kesehatan dan Kualitas Tanah. Gava
Media. Yogyakarta.