Oleh:
(712017036)
Pembimbing:
SKIZOFRENIA PARANOID
(712017036)
Pembimbing:
Telah diterima dan disahkan sebagai salah satu syarat dalam mengikuti kegiatan
Ujian Akhir Kepaniteraan Klinik Senior (KKS) di Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa
Rumah Sakit DR. Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan, Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Palembang periode 19 Maret 2018 - 15 April 2018.
Dosen Pembimbing
ii
dr. Meidian Sari, Sp.KJ.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus yang berjudul
“Skizofrenia Paranoid” sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Akhir
Kepaniteraan Klinik Senior di Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa Rumah Sakit
DR. Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan. Shalawat dan salam selalu tercurah
kepada Rasullullah Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan
pengikutnya sampai akhir zaman.
2. Orang tua yang telah banyak membantu dengan doa yang tulus dan
memberikan bantuan moral maupun spiritual.
3. Rekan Tim sejawat seperjuangan dan semua pihak yang turut membantu
dalam menyelesaikan laporan kasus ini.
iii
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang telah
diberikan dan semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi semua dan
perkembangan ilmu pengetahuan kedokteran. Semoga selalu dalam lindungan
Allah SWT. Aamiin.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul...............................................................................................
iv
Lembar Follow Up ........................................................................................ 19
v
BAB I
LAPORAN KASUS
I. IDENTIFIKASI PENDERITA
Usia : 39 Tahun
Pendidikan : Tamat SD
Agama : Islam
Tempat Pemeriksaan : Instalasi Gawat Darurat RS. Dr. Ernaldi Bahar Palembang.
2. Alloanamnesis dengan Ibu penderita pada Senin, 2 April 2018, Pukul 15:10
WIB.
1
A. Sebab Utama
a) Alloanamnesis
2
mengancam orangtuanya dengan senjata tajam. Sebelumnya pasien juga
sering keluyuran keluar rumah tanpa menggunakan pakaian (telanjang) dan
menggangu tetangganya. Keluarga juga mengatakan memang susah tidur.
Pasien juga menuduh tetangganya mengambil barang pasien sehingga pasien
marah-marah dengan tetangganya. Pasien saat itu juga sering berbicara-bicara
sendiri. Pasien dirawat di Rumah Sakit (RS) selama hampir 1 mingguan, saat
keluar dari RS pasien kembali tidak meminum obat.
b) Autoanamnesis
Pasien mengaku bahwa kesal dengan ayahnya karena tidak tau kenapa.
Pasien menyangkal jika menghancurkan barang-barang dirumah. Pasien juga
mengaku bahwa dia mempunyai ilmu sakti, ketika ditanya ilmu sakti apa,
pasien tidak mau menyebutkannya. Ilmu sakti itu didapatkan dari bisikan
yang didengarnya. Pasien menyangkal menggangu tetangganya. Pasien tidak
mau minum obat karena mengaku sehat dan tidak sakit. Pasien mengaku tidak
menggunakan narkoba lagi, terakhir menggunakan pasien menjawab “sudah
lama sekali setelah pulang dari Rumah Sakit di sana”.
3
III. RIWAYAT PENYAKIT SEBELUMNYA
4
D. Timeline Perjalanan Penyakit Pasien
Tahun 2001 Tahun 2015 Juli 2016 6 Bulan MRS April 2018
(MRS Jiwa Pusat) (MRS Ernaldi Bahar) (MRS Ernaldi Bahar) Oktober 2017 (MRS Ernaldi Bahar)
-Waham persekutorik
A. Riwayat Premorbid
5
tinggi dan kejang (step), pasien banyak teman dan mudah
bergaul
Pasien saat ini tidak bekerja, pasien tinggal dengan ayah dan ibu kandung
dan adik-adiknya, kehidupan ekonomi pasien menengah.
C. Riwayat Keluarga
Keterangan:
: Cerai
6
D. Riwayat Pendidikan
Menurut keluarga pasien, pasien saat SD sering tidak naik kelas dan saat
SMP tidak tamat dan diberhentikan.
E. Riwayat Pekerjaan
F. Riwayat Pernikahan
Pasien cerai dengan istri setelah menikah selama 1 bulan pada tahun 2015,
alasan bercerai tidak diketahui
G. Agama
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
7
Pasien berjenis kelamin laki-laki, berusia 39 tahun, pada saat
wawancara pasien menggunakan baju kaos berwarna abu-abu, celana
training berwarna coklat dan memakai sandal. Perawatan diri kurang
bersih, penampilan sesuai.
2. Afek : Menyempit
C. Pembicaraan
1. Spontanitas : Spontan
2. Kualitas : baik
D. Gangguan Persepsi
8
2. Depersonalisasi dan derealisasi tidak ada.
E. Pikiran
a) Kontinuitas : kontinu
2. Isi Pikiran
2. Orientasi :
a) Waktu : Baik
b) Tempat : Baik
c) Orang : Baik
9
Ernaldi Bahar.
G. Pengendalian Impuls
Pasien tampak gelisah pada proses tanya jawab yang dilakukan dan tidak
terdapat gerakan involunter
H. Daya Nilai
A. Status Internus
T: 36,8 oC
B. Status Neurologikus
1. GCS : 15
1. Pasien datang ke IGD RS Ernaldi Bahar bersama kakak dan ibunya pada
tanggal 2 April 2018. Pasien datang karena mengamuk, dan menyerang ayah
kandungnya.
3. Pasien tidak memiliki masalah pada kesadaran, daya ingat, fungsi kognitif
dan orientasi, memori serta pengetahuan umum pasien baik.
11
5. Pasien pernah mengkonsumsi narkotika pada tahun 2001 dan berhenti
penggunaannya pada tahun yang sama.
7. Pasien merasa mempunyai ilmu sakti, tetapi tidak diberi tahu ilmu sakti
seperti apa.
11. Pasien telah berpisah dengan istrinya tahun 2015 setelah menikah selama 1
bulan.
12. Pasien lahir normal di rumah sakit, tidak memiliki riwayat demam tinggi dan
kejang (step), tidak memiliki masalah tumbuh kembang, ada masalah dalam
pendidikan, memiliki banyak teman dan mudah bergaul.
14. Pasien tinggal bersama ayah dan ibu kandung serta adik-adiknya di rumah
milik sendiri. Penghasilan berasal dari orangtuanya sebagai pegawai swasta
dan kakaknya sebagai pegawai swasta. Pasien berobat menggunakan jaminan
kesehatan BPJS.
15. Keluarga pasien saat ini mendukung kesembuhan pasien, terutama kakak
pasien.
Aksis I:
12
yang masih baik, sehingga pasien ini bukan penderita Gangguan Mental
Organik (F.0).
Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan dalam menilai realita berupa
adanya halusinasi dan delusi, maka pasien ini menderita gangguan
psikotik (F.2)
Halusinasi dan delusi yang dialami pasien sudah terjadi lebih dari 1 bulan
yang lalu, sehingga termasuk kedalam skizofrenia (F.20)
Aksis II:
Pada pasien untuk diagnosis multiaksial aksis II, pasien memiliki ciri
kepribadian yang mudah marah, dan kecendrungan untuk menyimpan dendam dan
kecurigaan yang kuat dan berulang termasuk ciri kepribadian paranoid.
Aksis III:
Pada diagnosis multiaksial aksis III tidak ditemukan adanya gangguan kondisi
medik umum yang menyertai penderita. Maka aksis III tidak ada diagnosis.
Aksis IV:
13
Pada penderita untuk aksis IV saat ini yaitu masalah berkaitan dengan
keluarga.
Aksis V:
X. DAFTAR MASALAH
A. Organobiologik
B. Psikologik
14
XI. PROGNOSIS
A. Psikofarmaka
- Chlorpromazin 100mg, 1 x 1
- Haloperidol 5 mg, 2 x 1
- THP 2 mg, 2 x 1
B. Psikoterapi
1. Terhadap Penderita
2. Terhadap Keluarga
15
kekambuhan dan prognosis sehingga keluarga dapat memberikan
dukungan kepada pasien.
16
BAB II
DISKUSI
Harus ada sedikitnya satu gejala berikut amat jelas (dan biasanya dua gejala
atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam / jelas):
“thought insertion or withdrawal” : isi pikiran yang asing dari luar masuk
kedalam pikirannya (insertion), atau isi pikirannya diambil keluar oleh
sesuatu (withdrawal).
17
“thought broadcasting” : isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain /
umum mengetahuinya.
D. Waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap tidak
wajar, misal: perihal keyakinan agama dan politik, mampu mengendalikan
cuaca, berkomunikasi dengan makhluk asing.
Atau paling sediki dua gejala dibawah ini harus ada secara jelas:
E. Halusinasi yang menetap dari panca-indera apa aja, apabila disertai baik oleh
waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa
kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai ide-ide berlebihan (over-valued
issue) yang menetap, atau apaila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu
atau berbulan-bulan terus menerus.
H. Gejala-gejala negatif, seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang, respon
emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan
penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial; akan
18
tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau
medikasi neuroleptika.
I. Adanya gejala-gejala khas tersebut telah berlangsung satu bulan atau lebih
(tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik prodromal)
J. Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam keseluruhan
(overall quality) dari beberapa aspek perilaku probadi (personal behavior),
bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat
sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri (self-absorbed attitude) dan penarikan
diri secara sosial.1.
19
dopamine receptor antagonist atau antipsikotika generasi I (tipikal) dan
serotonin-dopamine antagonist atau antipsikotika generai II (atipikal). Obat
APG-I berguna terutama untuk mengontrol gejala-gejala positif. APG-II
bermanfaat baik untuk gejala positif maupun negatif.2.
20
minum obat dan segera datang ke dokter bila gejala serupa muncul dikemudian
hari. Dijelaskan juga bahwa pengobatan berlangsung lama, adanya efek samping
obat dan pengaturan dosis hanya boleh diatur oleh dokter.3.
Hal lain yang dilakukan adalah dengan intervensi langsung dan dukungan
untuk meningkatkan rasa percaya diri individu, perbaikan fungsi sosial dan
pencapaian kualitas hidup yang baik sehingga memotivasi penderita agar dapat
menjalankan fungsi sosialnya dengan baik. Keluarga penderita juga diberikan
terapi keluarga dalam bentuk psikoedukasi berupa penyampaian informasi kepada
keluarga mengenai penyebab penyebab penyakit yang dialami penderita serta
pengobatannya sehingga keluarga dapat memahami dan menerima kondisi
penderita untuk minum obat dan kontrol secara teratur serta mengenali
gejala-gejala kekambuhan secara dini.3.
DAFTAR PUSTAKA
21
1. Maslim, R. 2013. Buku saku diagnosis gangguan jiwa rujukan ringkas dari
PPDGJ-III dan DSM-V. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika
Atma Jaya.
22
TABEL FOLLOW UP
P: Chlorpromazin 1 x 100mg
Haloperidol 2 x 5mg
THP 2 x 2mg
23
Bangsal Merpati bisikan, ingin pulang karena pasien sudah merasa sehat
sekali
P: Chlorpromazin 1 x 100mg
Haloperidol 2 x 5mg
THP 2 x 2mg
P: Chlorpromazin 1 x 100mg
Haloperidol 2 x 5mg
24
THP 2 x 2mg
Bangsal Merpati
P: Chlorpromazin 1 x 100mg
Haloperidol 2 x 5mg
THP 2 x 2mg
7 April 2018 S: Pasien mengaku tidak akan menggangu orang lag dan
tidak ada keluhan lain.
Bangsal Merpati
P: Chlorpromazin 1 x 100mg
Haloperidol 2 x 5mg
THP 2 x 2mg
Bangsal Merpati
25
O: Kooperatif, afek sesuai, mood eutimik, emosi stabil,
tampak mengantuk, kontak (+), halusinasi auditori (-)
P: Chlorpromazin 1 x 100mg
Haloperidol 2 x 5mg
THP 2 x 2mg
Bangsal Merpati
P: Chlorpromazin 1 x 100mg
Haloperidol 2 x 5mg
THP 2 x 2mg
Bangsal Merpati
26
A: F20.0 Skizofrenia Paranoid
P: Chlorpromazin 1 x 100mg
Haloperidol 2 x 5mg
THP 2 x 2mg
11 April 2018 S: Pasien mengaku tidak ada keluhan lagi dan mau
pulang.
Bangsal Merpati
P: Chlorpromazin 1 x 100mg
Haloperidol 2 x 5mg
THP 2 x 2mg
27