Anda di halaman 1dari 9

Lampiran

1. Bagaimana pemilihan terapi epilepsi yang tepat?

Jenis Obat Antiepilepsi Dan Mekanisme Kerjanya


Pemilihan OAE didasarkan atas jenis bangkitan epilepsi, dosis OAE, efek samping
OAE, profil farmakologi, interaksi antara OAE. Pemilihan OAE berdasarkan bentuk bangkitan
OAE Bangkitan Bangkitan Bangkitan Bangkitan Bangkitan
fokal umum tonik lena Mioklonik
sekunder klonik
Phenytoin + (A) + (A) + (C) - -
Carbamazepine + (A) + (A) + (C) - -
Valproic acid + (B) + (B) + (C) + (A) +(D)
Phenobarbital + (C) + (C) + (C) 0 ?+
Gabapentin + (C) + (C) ?+ (D) 0 ?-
Lamotrigine + (C) + (C) + (C) + (A) +-
Topiramate + (C) + (C) + (C) ? ? + (D)
Zonisamide + (A) + (A) ?+ ?+ ?+
Levetiracetam + (A) + (A) ?+ (D) ?+ ?+
Oxcarbamazepine + (C) + (C) + (C) - -
Clonazepam + (C) - - - -
Level of confidence:
A: efektif sebagai monoterapi; B: sangat mungkin efektif sebagai monoterapi; C: mungkin
efektif sebagai monoterapi; D: berpotensi untuk efektif sebagi monoterapi.
Tabel OAE Berdasarkan Sindroma Epilepsi
Sindrom Epilepsi Lini Pertama Lini Kedua Lini Ketiga Dapat Memperburuk
Childhood Absence Etosuksinid (A), Etosuksinid (A), Klobazam, klonazepam, Karbamazepin,
Epilepsy (CAE) atau Lamotrignin (C), Sodium Lamotrignin (C), Sodium Levetirasetam, Topiramat, Gabapentin,
sindrom absans lainnya Valproat (A) Valproat (A) Zonisamid Oksakarzepin, Fenitoin,
Pregabalin, Tiagabin,
Vigabatrin
Juvenile Absence Epilepsy Etosuksinid (A), Etosuksinid (A), Klobazam, klonazepam, Karbamazepin,
(JAE) atau sindrom absans Lamotrignin (C), Sodium Lamotrignin (C), Sodium Levetirasetam, Topiramat, Gabapentin,
lainnya Valproat (A) Valproat (A) Zonisamid Oksakarzepin, Fenitoin,
Pregabalin, Tiagabin,
Vigabatrin
Juvenile Myoclonic Lamotrignin, Levirasetam, Lamotrignin, Levirasetam, Klobazam, klonazepam, Karbamazepin,
Epilepsy (JME) Sodium valproat (D), Sodium valproat (D), zonisamid Gabapentin,
Topiramat (D) Topiramat (D) Oksakarzepin, Fenitoin,
Pregabalin, Tiagabin,
Vigabatrin
Epilepsi dengan bangkitan Karbamazepin, Klobazam, Lamotrignin,
umum tonik klonik saja Lamotrignin, Levetirasetam, Sodium
Okskarbazepin, Sodium valproat, Topiramat
valproat
Epilepsi umum idiopatik Lamotrignin, Sodium Lamotrignin, Klobazam, klonazepam, Karbamazepin,
valproat, Topiramat Levetirasetam, Sodium zonisamid Gabapentin,
valproat, Topiramat Oksakarzepin, Fenitoin,
Pregabalin, Tiagabin,
Vigabatrin
Spasme infantil yang tidak Rujuk ke ahli
disebabkan sklerosis Neuropediatri. Steroid
tuberous (Prednisolon atau
Tetrakosaid) atau
Vigabatrin
Spasme infantil yang Rujuk ke ahli
disebabkan sklerosis Neuropediatri. Steroid
tuberous (Prednisolon atau
Tetrakosaid) atau
Vigabatrin
Epilepsi benigna dengan Karbamazepin (C), Karbamazepin, Klobazam, Esilkarbazepin asetat,
gelombang paku di daerah Lamotrignin, Gabapentin (D), Lakosamid, Fenobarbital,
sentrotemporal (Benign Levetirasetam (D), Lamotrignin, Fenitoin, Pregabalin,
Epilepsy with Okskarbazepin, Sodium Levetirasetam, Tiagabin, Vigabatrin,
Centrotemporal Spikes) valproat (C) Okskarbazepin (D), Zonisamid
Sodium Valproat,
Topiramat
Sindrom Panayiotopoulos Karbamazepin (C), Karbamazepin, Klobazam, Esilkarbazepin asetat,
Lamotrignin, Gabapentin (D), Lakosamid, Fenobarbital,
Levetirasetam (D), Lamotrignin, Fenitoin, Pregabalin,
Okskarbazepin, Sodium Levetirasetam, Tiagabin, Vigabatrin,
valproat (C) Okskarbazepin (D), Zonisamid
Sodium Valproat,
Topiramat
Late Onset Childhood Karbamazepin (C), Karbamazepin, Klobazam, Esilkarbazepin asetat,
Occipital Epilepsy (Tipe Lamotrignin, Gabapentin (D), Lakosamid, Fenobarbital,
Gastaut) Levetirasetam (D), Lamotrignin, Fenitoin, Pregabalin,
Okskarbazepin, Sodium Levetirasetam, Tiagabin, Vigabatrin,
valproat (C) Okskarbazepin (D), Zonisamid
Sodium Valproat,
Topiramat
Sindrom Dravet Rujuk ke ahli Klobazam, siripentol Karbamazepin,
Neuropediatri, Sodium Gabapentin, Lamotrignin,
valproat, Topiramat Okskarbazepin,
Lamotrignin,
Okskarbazepin, Fenitoin,
Pregabalin, Tiagabin,
Vigabatrin
Epilepsi dengan Rujuk ke ahli
gelombang paku kontinu Neuropediatri
selama tidur dalam
(Continous Spike and
Wave during Sleep)
Sindrom Lennox Gastaut Rujuk ke ahli Lamotrignin Felbamat, rufinamid, Karbamazepin,
Neuropediatri, Sodium topiramat Gabapentin,
Valproat Okskarbazepin,
Pregabalin, Tiagabalin,
Vigabatrin
Sindrom Landau-Kleffner Rujuk ke ahli
Epilepsi astatik mioklonik Neuropediatri
Dosis OAE untuk orang dewasa
OAE Dosis awal (mg/hari) Dosis Rumatan Jumlah Dosis Per Titrasi OAE Waktu tercapainya
(mg/hari) Hari Steady State (Hari)
Carbamazepine 400-600 400-1600 2-3x (Untuk yang CR Mulai 100/200 2-7
2x) mg/hari ↑ sampai
target dalam 1-4
minggu
Fenitoin 200-300 200-400 1-2x Mulai 100 mg/hari ↑ 3-15
sampai target dalam
3-7 hari
As. Valproat 500-1000 500-2500 2-3x (Untuk yang CR Mulai 500mg/hari ↑ 2-4
2x) bila perlu setelah 7
hari
Fenobarbital 50-100 50-200 1 Mulai 30-50 mg 8-30
malam hari ↑ bila
perlu setelah 10-15
hari
Clonazepam 1 4 1 atau 2 2-10
Clobazam 10 10-30 1-2x Mulai 10mg/hari bila 2-6
perlu ↑ sampai
20mg/hari setelah 1-2
minggu
Okscarbazepine 600-900 600-3000 2-3x Mulai 300 mg/hari ↑ 2-4
sampai target dalam
1-3 minggu
Levetiracetam 1000-2000 1000-3000 2x Mulai 500/1000 2
mg/hari ↑ bila perlu
setelah 2 minggu
Topiramate 100 100-400 2x Mulai 25 mg/hari ↑ 2-5
25-50 mg/hari tiap 2
minggu
Gabapentine 900-1800 900-3600 2-3x Mulai 300-900 2
mg/hari ↑ sampai
target dalam 5-10 hari
Lamotrigine 50-100 50-200 1-2x Mulai 25 mg/hari 2-6
selama 2 minggu ↑
sampai 50mg/hari
selama 2 minggu, ↑
50 mg/hari selama 2
minggu
Zonisamid 100-200 100-400 1-2x Mulai 200-400 7-10
mg/hari↑ sampai 1-2
minggu
Pregabaline 50-75 50-600 2-3x 1-2
Penghentian Oae :
Pada dewasa; penghentian OAE secara bertahap dapat dipertimbangkan
setelah 3-5 tahun bebas bangkitan. OAE dapat dihentikan tanpa kekambuhan pada
60% pasien. Dalam hal penghentian OAE, maka ada hal penting yang perlu
diperhatikan, yaitu syarat umum untuk menghentikan OAE dan kemungkinan
kambuhan bangkitan setelah OAE dihentikan.
Syarat umum untuk menghentikan pemberian OAE adalah sebagai berikut:
1. Setelah minimal 3 tahun bebas bangkitan dan gambaran EEG normal
2. Penghentian OAE disetujui oleh penyandang atau keluarganya.
3. Harus dilakukan secara bertahap, 25% dari dosis semula setiap bulan dalam
jangkat waktu 3-6 bulan
4. Bila dilakukan lebih dari 1 OAE, maka penghentian dimulai dari 1 OAE
yang bukan utama.

Kekambuhan setelah penghentian OAE akan lebih besar kemungkinannya pada


keadaan sebagai berikut:
1. Semakin tua usia kemungkinan timbul kekambuhan semakin tinggi
2. Epilepsi simtomatis
3. Gambaran EEG yang abnormal
4. Bangkitan yang sulit terkontrol dengan OAE
5. Tergantung bentuk sindrom epilepsi yang diderita, sangat jarang pada
sindrom epilepsi benigna dengan gelombang tajam pada daerah
sentrotemporal, 5-25% pada epilepsi lena masa anak kecil,25-75%, epilepsi
parsial kriptogenik/simtomatis, 85-95% pada epilepsi mioklonik pada anak,
dan JME.
6. Penggunaan lebih dari satu OAE.
7. Telah mendapat terapi 10 tahun atau lebih (kemungkinan kekambuhan lebih
kecil pada penyandang yang telah bebas bangkitan selama 3-5 tahun, atau
lebih dari lima tahun)

Bila bangkitan timbul kembali maka gunakan dosis efektif terakhir (sebelum
pengurangan dosis OAE), kemudian dievaluassi kembali.
Rujukan ke spesialis epilepsi perlu ditimbangkan bila:
a. Tidak responsive terhadap 2 OAE pertama
b. Ditemukan efek samping yang signifikan dengan terapi
c. Berencana untuk hamil
d. Dipertimbangkan untuk penghentian terapi.
Terapi Terhadap Epilepsi Resisten Oae
Yang dimaksud dengan epilepsi resisten OAE adalah kegagalan setelah
mencoba dua OAE pilihan yang dapat ditoleransi, dan sesuai dosis ( baik sebagai
monoterapi atau kombinasi) yang mencapai kondisi bebas bangkitan.
Sekitar 25-30% penyandang akan berkembang menjadi epilepsi resisten
OAE.22 Penanganan epilepsi resisten OAE mencakup hal-hal sebagai beriku:23
a. Kombinasi OAE
b. Mengurangi dosis OAE ( pada OAE induced seizure)
c. Terapi bedah (dibicarakan di Bab 8)
d. Dipikirkan penggunaan terapi nonfarmakologis.

Tabel Kombinasi OAE yang dapat digunakan pada epilepsi resisten OAE
Kombinasi OAE Indikasi
Sodium Valproat+etosuksimid Bangkitan Lena
Karbamasepin+sodium valproat Bangkitan parsial/ kompleks
Sodium Valproat+Lamotrigin Bangkitan parsial/ Bangkitan umum
Topiramat+Lamotrigin Bangkitan parsial/ Bangkitan umum
2. Bila didapatkan pasien dengan Status Epileptikus IGD, dan telah diberikan
tatalaksana Diazepam, namun masih belum terkontrol, apa yang harus
dilakukan?
Status epileptikus merupakan keadaan darurat, bila ditemui pasien
di IGD dengan status epileptikus, pertama-tama harus dilakukan
pemeriksaan Airway, Breathing, dan Circulation.Setelah itu dapat
dilakukan pemberian obat anti kejang berupa diazepam dengan dosis 10-20
mg, dapat diulang 1x setelah 15 menit. Namun bila keadaan belum
terkontrol dapat diberikan tatalaksana berupa Phenytoin i.v dengan dosis
15-18 mg/kg BB dengan kecepatan maksimal 50 mg (1 ampul)/menit.
Sebagai contoh : pasien dengan berat 50kg, maka diperlukan dosis
Phenytoin 750-900 mg (diambil 800mg. Phenytoin dapat diberikan secara
intravena dengan cara ditambahkan ke dalam NaCl 100ml.
1 ampul = 2cc berisi 50 mg  maka diperlukan sekitar 16 ampul
(32cc)  maka paling cepat phenytoin habis dalam 16 menit.
Penghitungan tetesan :
32 cc Phenytoin + 100 cc NaCl
= 132 cc x 20 tetes makro
= 2640 tetes/16 menit
= 162 tetes/menit
= 2.75 tetes/detik
3. Bagaimana prognosis antara Epilepsi dengan Status Epileptikus?
Prognosis epilepsi lebih baik dibandingkan dengan status epileptikus
dikarenakan epilepsi bukan merupakan kondisi kegawatdaruratan.
4. Apa beda tatalaksana epilepsi dengan status epileptikus?
Tatalaksana epilepsi merupakan tatalaksana maintenance (pemeliharaan)
namun untuk status epileptikus merupakan suatu kondisi kegawatdaruratan
yang harus segera ditangani.

Anda mungkin juga menyukai