Bila bangkitan timbul kembali maka gunakan dosis efektif terakhir (sebelum
pengurangan dosis OAE), kemudian dievaluassi kembali.
Rujukan ke spesialis epilepsi perlu ditimbangkan bila:
a. Tidak responsive terhadap 2 OAE pertama
b. Ditemukan efek samping yang signifikan dengan terapi
c. Berencana untuk hamil
d. Dipertimbangkan untuk penghentian terapi.
Terapi Terhadap Epilepsi Resisten Oae
Yang dimaksud dengan epilepsi resisten OAE adalah kegagalan setelah
mencoba dua OAE pilihan yang dapat ditoleransi, dan sesuai dosis ( baik sebagai
monoterapi atau kombinasi) yang mencapai kondisi bebas bangkitan.
Sekitar 25-30% penyandang akan berkembang menjadi epilepsi resisten
OAE.22 Penanganan epilepsi resisten OAE mencakup hal-hal sebagai beriku:23
a. Kombinasi OAE
b. Mengurangi dosis OAE ( pada OAE induced seizure)
c. Terapi bedah (dibicarakan di Bab 8)
d. Dipikirkan penggunaan terapi nonfarmakologis.
Tabel Kombinasi OAE yang dapat digunakan pada epilepsi resisten OAE
Kombinasi OAE Indikasi
Sodium Valproat+etosuksimid Bangkitan Lena
Karbamasepin+sodium valproat Bangkitan parsial/ kompleks
Sodium Valproat+Lamotrigin Bangkitan parsial/ Bangkitan umum
Topiramat+Lamotrigin Bangkitan parsial/ Bangkitan umum
2. Bila didapatkan pasien dengan Status Epileptikus IGD, dan telah diberikan
tatalaksana Diazepam, namun masih belum terkontrol, apa yang harus
dilakukan?
Status epileptikus merupakan keadaan darurat, bila ditemui pasien
di IGD dengan status epileptikus, pertama-tama harus dilakukan
pemeriksaan Airway, Breathing, dan Circulation.Setelah itu dapat
dilakukan pemberian obat anti kejang berupa diazepam dengan dosis 10-20
mg, dapat diulang 1x setelah 15 menit. Namun bila keadaan belum
terkontrol dapat diberikan tatalaksana berupa Phenytoin i.v dengan dosis
15-18 mg/kg BB dengan kecepatan maksimal 50 mg (1 ampul)/menit.
Sebagai contoh : pasien dengan berat 50kg, maka diperlukan dosis
Phenytoin 750-900 mg (diambil 800mg. Phenytoin dapat diberikan secara
intravena dengan cara ditambahkan ke dalam NaCl 100ml.
1 ampul = 2cc berisi 50 mg maka diperlukan sekitar 16 ampul
(32cc) maka paling cepat phenytoin habis dalam 16 menit.
Penghitungan tetesan :
32 cc Phenytoin + 100 cc NaCl
= 132 cc x 20 tetes makro
= 2640 tetes/16 menit
= 162 tetes/menit
= 2.75 tetes/detik
3. Bagaimana prognosis antara Epilepsi dengan Status Epileptikus?
Prognosis epilepsi lebih baik dibandingkan dengan status epileptikus
dikarenakan epilepsi bukan merupakan kondisi kegawatdaruratan.
4. Apa beda tatalaksana epilepsi dengan status epileptikus?
Tatalaksana epilepsi merupakan tatalaksana maintenance (pemeliharaan)
namun untuk status epileptikus merupakan suatu kondisi kegawatdaruratan
yang harus segera ditangani.