Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

DEPKES (2010) menyebutkan bahwa penuaan adalah

suatu proses yang alami tidak dapat dihindari, berjalan

secra terus menerus dan kesinambungan yang selanjutnya

akan menyebabkan perubahan anatomis, fisiologis dan

kimia pada tubuh, sehingga akan mempengaruhi fungsi dan

kemampuan tubuh secara keseluruahan. Secara umum,

menjadi tua atau menua (againg process) ditandai oleh

kemunduran-kemunduran biologis yang terlihat sebagai

gejala-gejala kemunduran fisik dan kemunduran kemampuan

kognitif yang seringkali menimbulkan masalah kesehatan.

Penduduk lanjut usia beberapa tahun terakhir

menagalami peningkatan yang signifikan tahun 2007 jumlah

penduduk lanjut usia sebesar 18,96 juta jiwa dan

meningkat menjadi 20,55 pada tahun 2009. Jumlah lansia

di Indonesia termasuk terbesar keempat setelah China,

India dan Jepang. Usia harapan hidup perempuan lebih

panjang dibandingkan laki-laki (11,29 juta jiwa

berbanding 9,26 juta jiwa). Permasalahan manusia secara

umum di Indonesia didominasi oleh perempuan (Badan Pusat

Statistik, 2011).

Penyakit yang erat hubungannya dengan proses menua

salah satunya yaitu gangguan sirkulasi darah atau

1
2

kardiovaskuler (Azizah, 2011). Komponen-komponen utama

pada sistem kardiovaskuler adalah jantung dan

vaskularisasinya. Pada lansia terjadi perubahan-

perubahan normal pada jantung (kekuatan oto jantung

berkurang), pembuluh darah (arteriosklerosis,

elastisitas dinding pembuluh darah berkurang) dan

kemampuan memompa dari janutng lebih keras sehingga

terjadi hipertensi (Maryam, dkk, 2011).

Penyakit yang paling sering dialami oleh lansia di

Indonesia menurut Dett. Of Health House Hold Survei On

Heart yang dikutip dalam Azizah (2011) yaitu hipertensi

dengan prosentase sebesar 15,7% di peringkat pertama dan

penyakit muskuloskletal dengan presentase sebesar 14,5 %

diperingkat kedua dan diikuti oleh penyakit lainnya.

Menurut Trianto (2011), bahwa hipertensi adalah suatu

keadaan dimana sesorang mengalami peningkatan tekanan

darah diatas normal yang mengakibaatkan angka kesakitan

(morbiditas) dan angka kematian (mortalitas).

Sampai saat ini, hipertensi masih merupakan

tantangan besar di Indonesia. Hipertensi merupakan

kondisi yang sering ditemukan pada pelayanan kesehatan

primer. Hal itu merupakan masalah kesehatan dengan

prevalensi yang tinggi, yaitu sebesar 25,8%, sesuai

dengan data Riskesdas 2013. Pada 2008, di seluruh dunia,

diperkirakan 40% dari dewasa usia 25 tahun ke atas telah

didiagnosis dengan hipertensi; jumlah pasien dengan


3

kondisi ini meningkat dari 600 juta pada 1980 menjadi 1

miliar pada 2008. Prevalensi hipertensi tertinggi di

Benua Afrika yaitu 46% untuk dewasa usia 25 tahun ke

atas dan prevalensi terendah yaitu 35% ditemukan di

Amerika.

Prevalensi hipertensi di Asia Tenggara sebanyak 36%

pada orang dewasa. Diperkirakan bahwa pada tahun 2030

kejadian hipertensi akan meningkat sebanyak 7,3% dari

perkiraan tahun 2013. Hipertensi merupakan penyebab

kematian nomor 3 di Indonesia setelah stroke dan

tuberkulosis, yaitu mencapai 6,7% dari populasi kematian

pada semua umur di Indonesia.

Prevalensi penyakit hipertensi di Indonesia terus

meningkat. Dari data Depkes RI tahun 2011 tercatat 48,8%

hipertensi ringan, 23,9% hipertensi sedang dan 20%

hipertensi berat. Kejadian hipertensi meningkat seiring

dengan bertambahnya usia yaitu 1 dari 10 orang berusia

20 sampai 30 tahun dan 5 dari 10 orang di usia 50 tahun.

Makanan sumber kalium mempunyai potensi yang sangat

baik untuk menurunkan tekanan darah sistolik dan

diastolik (Hull, 1996). Tomat kaya akan kalium (235

mg/100 gr tomat), sedikit natrium, dan lemak. Kerja

kalium dalam menurunkan tekanan darah adalah dapat

menyebabkan vasodilatasi, sehingga terjadi penurunan

retensi perifer dan meningkatkan curah jantung; kalium

berfungsi sebagai diuretika, sehingga pengeluaran


4

natrium dan cairan akan meningkat; kalium menghambat

pelepasan renin, sehingga mengubah aktivitas sistem

renin angiotensin; kalium dapat mengatur saraf perifer

dan sentral yang mempengaruhi tekanan darah (Budiman,

1999). Suplemen kalium dalam tomat dan licopene, dapat

berguna pada terapi hipertensi. Tomat mengandung

antioksidan kuat yang menghambat penyerapan oksigen

reaktif terhadap endotel yang mengganggu dilatasi

pembuluh darah, sehingga menyebabkan hipertensi, ini

yang menjadi salah satu patofisiologi mengapa tomat

dapat menurunkan tekanan darah.

Buah tomat juga memiliki banyak kandungan zat yang

berkhasiat yaitu pigmen lycopene (berfungsi sebagai

antioksidan yang melumpuhkan radikal bebas,

menyeimbangkan kadar kolesterol darah dan tekanan darah,

serta melenturkan sel-sel saraf jantung yang kaku akibat

endapan kolesterol dan gula darah) dan zat yang lain

adalah gamma amino butyric acid (GABA) juga berguna

untuk menurunkan tekanan darah (Jacob, 2005).

Berdasarkan fenomena yang ada, peneliti tertarik

untuk meneliti tentang “ Pengaruh Pemberian Jus Tomat

Terhadap Tekanan Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi

di Dusun Bila Tepung Desa Sesela Gunungsari Lombok

Barat”
5

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka

dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini,

yaitu: apakah ada pengaruh pemberian jus tomat terhadap

tekanan darah pada lansia penderita hipertensi di Dusun

Bila Tepung Desa Sesela Gunungsari Lombok Barat” ?

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk

mengetahui pengaruh pemberian jus tomat terhadap

tekanan darah pada lansia penderita hipertensi di

Dusun Bila Tepung Desa Sesela Gunungsari Lombok

Barat.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi pemberian jus tomat pada lansia

penderita hipertensi di Dusun Dusun Bila Tepung

Desa Sesela Gunungsari Lombok Barat.

b. Mengidentifikasi tekanan darah pada lansia

penderita hipertensi di Dusun Dusun Bila Tepung

Desa Sesela Gunungsari Lombok Barat.

c. Menganalisa pengaruh pemberian jus tomat terhadap

tekanan darah pada lansia penderita hipertensi di

Dusun Dusun Bila Tepung Desa Sesela Gunungsari

Lombok Barat.
6

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah

referensi pada perpustakaan kampus Sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan Mataram sehingga dapat digunakan

sebagai acuan mahasiswa lainnya ataupun sebagai bahan

bacaan penambah pengetahuan.

2. Bagi Peneliti

Penelitian ini akan sangat bermanfaat bagi

peneliti selain untuk menambah wawasan peneliti serta

untuk lebih memberikan pelayanan keperawatan terutama

kepada pasien lansia yang mengalami hipertensi.

3. Bagi Pasien dan Keluarga

Penelitian ini dapat membantu pasien dalam

penanganan hipertensi, sehingga keluarga juga menjadi

lebih tenang.
7

E. Keaslian Penelitian

Nama Grace Sabilla Nuziyati, Yusuf Peneliti


peneliti Aiska (2013) Sabilu, Andi kelompok 1
Faizal Fachlevy (2018)
(2016)
Judul Perbedaan Pengaruh pemberian Pengaruh
penurunan jus pemberian
tekanan darah tomat(Lycopersicum jus tomat
terhadap
sistolik commune) terhadap
tekanan
lansia penirinan tekanan darah pada
hipertensi darah sistolik dan lansia
yang diberi diastolik penderita
jus tomat penderita hipertensi
(lycopersicum hipertensi pada di Rt 01
commune) lansia wilayah Dan Rt 02
Dusun Rumak
dengan kulit kerja Puskesmas
Barat Utara
dan tanpa Kulisusu Kabupaten Desa
kulit Buton Utara Banyumulek.
Design Quasi True Eksperimen Quasi
experimental dengan desain eksperimen
dengan Pretest-Posttest dengan
rancangan pre With Control Group rancangan
-post grup pre test-
design. post test
design
Analisa Uji T-test Uji Wilcoxon Uji
data Wilcoxon
Hasil Ada pengaruh Terdapat penurunan Ada
pemberian jus tekanan darah Pengaruh
tomat sistolik pada Terapi Jus
Tomat
terhadap lansia yang diberi
Terhadap
penurunan jus tomat dengan Penurunan
tekanan darah kulit maupun tanpa Tekanan
sistolik dan kulit, tetapi Darah Pada
diastolik tidak ada Lansia
penderita perbedaan Penderita
hipertensi penurunan tekanan Hipertensi
Di Dusun
pada lansia darah sistolik
Bila Tepung
antara kedua Desa Sesela
kelompok Gunungsari
perlakukan. Lombok
Barat
8

Anda mungkin juga menyukai