Disusun Oleh :
Zulfa Nurmanita Luthfiyandani ( 11161040000003)
Annajmi Indillah (11161040000007)
Mutiara Martin (11161040000010)
Risa Lusiana (11161040000016)
Intan Fauziah Dwi Lestari (11161040000022)
Namira Safitri (11161040000031)
Fitri Fadila (11161040000036)
Sofia Dwi Mardianti (11161040000080)
Dawda Kairaba Kijera (11161040000089)
Kelompok 3 PSIK A
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2017
Kata Pengantar
Dengan mengucapkan puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala
berkat dan rahmat-Nya yang telah memberikan kesehatan yang berlimpah, sehingga
penelitian ini dapat berjalan dengan lancar dan diselesaikan oleh kelompok 3.
Makalah yang berjudul “Anemia, sariawan, dan kelelahan” ini, bertujuan
untuk membahas bab-bab yang termasuk di dalam FON 3.
Selama diskusi ini berlangsung, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi.
Namun, berkat kerjasama semangat dan tidak lupa rahmat dari Tuhan yang Maha
Esa, kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Keberhasilan kami dalam menyelesaikan makalah ini juga bukan hanya karena
kemampuan kami semata, melainkan adanya orang-orang terdekat kami yang
senantiasa mendukung dan membimbing kami. Sehubungan dengan itu, kami selaku
kelompok 3, terutama sangat berterimakasih dan mengapresiasikan Dosen
pembimbing, yang senantiasa membimbing kami dan selalu mendukung kami,
sehingga maka lah kami dapat terselesaikan dengan baik. Kami juga banyak
berterimakasih kepada teman-teman terdekat kami yang tidak dapat kami sebutkan
satu persatu, yang selalu senantiasa menemani kami dan bekerja bersama kami, serta
para anggota kelompok 3 yang masih tetap bersemangat demi menyelesaikan
makalah ini hingga akhir dengan baik.
Dalam penyusunan makalah ini, kami selaku penulis sangat menyadari bahwa
kami masih banyak kekurangan, dan tidak luput dari kesalahan. Maka dari itu, kami
sangatlah mengharapkan masukan berupa kritik maupun saran dari berbagai pihak
yang membaca dan mempelajari makalah ini, agar makalah ini dapat lebih baik dan
dapat lebih berguna untuk kedepannya.
2
DAFTAR ISI
3
2.17 Pengkajian Khusus Kelelahan .................................................................19
Asuhan Keperawatan.......................................................................................... 22
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
jabatan yang memerlukan tanggung jawab yang cukup besar, pada wanita dan individu yang
stres, seperti mahasiswa yang sedang menghadapi ujian.
Kata kelelahan (fatigue) menunjukkan keadaan yang berbeda–beda, tetapi semuanya
berakibat kepada pengurangan kapasitas kerja dan ketahanan tubuh (Suma’mur, 1996).
Kelelahan merupakan suatu perasaan yang bersifat subjektif. Istilah kelelahan mengarah pada
kondisi melemahnya tenaga untuk melakukan suatu kegiatan (Budiono, dkk., 2003).
Kelelahan akibat kerja seringkali diartikan sebagai proses menurunnya efisiensi, performansi
kerja dan berkurangnya kekuatan atau ketahanan fisik tubuh untuk terus melanjutkan
kegiatan yang harus dilakukan (Wignjosoebroto, 2003).
6
1.2 Rumusan Masalah
1 Apa pengertian anemia?
2 Apa tanda dan gejala anemia?
3 Apa penyebab anemia?
4 Bagaimana patofisiologi anemia?
5 Bagaimana diagnosa, outcome, serta intervensi bagi klien anemia?
6 Apa pengertian sariawan?
7 Apa tanda dan gejala sariawan?
8 Apa penyebab sariawan?
9 Bagaimana patofisiologi sariawan?
10 Bagaimana diagnosa, outcome, serta intervensi bagi klien sariawan?
11 Apa pengertian kelelahan?
12 Apa tanda dan gejala kelelahan?
13 Apa penyebab kelelahan?
14 Bagaimana patofisiologi kelelahan?
15 Bagaimana diagnosa, outcome, serta intervensi bagi klien kelelahan?
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
8
2.3 Klasifikasi Anemia
Ada 2 penggolongan Anemia yaitu:
A. Berdasarkan Morfologinya:
1 Anemia Mikrositik Hipokrom
a) Anemia Defisiensi Zat besi
Anemia yang disebabkan oleh kurangnya persediaan besi untk
eritropoiesis, karena cadangan besi kosong (depleted iron store) sehingga
pembentukan hemoglobin berkurang.
b) Anemia Penyakit Kronik
Anemia pada penyakit ini merupakan jenis anemia terbanyak kedua
setelah anemia defisiensi yang dapat ditemukan pada orang dewasa di
Amerika Serikat.
2 Anemia Makrositik
a) Defisiensi vitamin B12
Anemia yang diakibatkan oleh karena kekurangan vitamin B12 dikenal
dengan nama anemia pernisiosa.
b) Defisiensi Asam folat
Adalah bahan esensial untuk sintesis DNA dan RNA. Jumlah asam
folat dalam tubuh berkisar 6-10 mg, dengan kebutuhan perhari 50mg. Asam
folat dapat diperoleh dari hati, ginjal, sayur hijau, ragi. Asam folat sendiri
diserap dalam duodenum dan yeyenum bagian atas, terikat pada protein
plasma secara lemah dan disimpan didalam hati. Tanpa adanya asupan folat,
persediaan folat biasanya akan habis kira-kira dalam waktu 4 bulan.
3 Normositik Normokron
a) Anemia karena perdarahan
Adalah Perdarahan yang banyak saat trauma baik di dalam maupun di
luar tubuh akan menyebabkan anemia dalam waktu yang relatif singkat.
Perdarahan dalam jumlah banyak biasanya terjadi pada maag khronis yang
menyebabkan perlukaan pada dinding lambung. Serta pada wanita yang
sedang mengalami menstruasi dan post partus.
B. Berdasarkan beratnya :
1 Anemia aplastik
Adalah anemia yang disebabkan oleh ketidaksanggupan sum sum tulang
belakang membentuk sel darah merah.
9
2 Anemia Hemolitik
Adalah anemia yang disebabkan oleh proses hemolisis, yaitu pemecahan
eritrosit dalam pembuluh darah sebelum waktunya.
10
Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, (pada kelainan
hemplitik) maka hemoglobin akan muncul dalam plasma (hemoglobinemia). Apabila
konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas haptoglobin plasma (protein pengikat untuk
hemoglobin bebas) untuk mengikat semuanya, hemoglobin akan berdifusi dalam glomerulus
ginjal dan kedalam urin (hemoglobinuria).
11
14) Adakah tanda-tanda anemia, hipotiroidisme, penyakit addison, keganasan yang
mendasar, gagal jantung, gagal ginjal, infeksi kronis atau apnea abstruse saat
tidur?
15) Adakah tanda-tanda penyakit psikiatri (depresi, anoreksia, mood menurun,
anhedonia, terbangun dini hari, ide bunuh diri, dan sebagainya?
5. Pemeriksaan fisik
- Konjungtiva anemis
- TD 120/70 mmHg, N 80x/mnt, P 12x/mnt, S 37,5 O C
- Rongga mulut tampak merah dan terdapat sariawan disekitar dan dalam mulut
- Paru-paru vesikuler
- Bunyi jantung S1/S2
- Kekuatan otot 5555/5555
- Sendi-sendi normal tak tampak tanda-tanda infeksi
12
terdapat bermacam-macam kuman yang merupakan bagian dari pada “Flora Mulut” dan tidak
menimbulkan gangguan apapun dan disebut apatogen. Jika daya tahan mulut atau tubuh
menurun, maka kuman-kuman yang apatogen itu menjadi pathogen dan menimbulkan
gangguan atau menyebabkan berbagai infeksi atau penyakit. Daya tahan mulut dapat
menurun karena gangguan mekanik (Trauma/Cedera). Gangguan kimiawi atau termik,
defesiensi vitamin, kekurangan darah atau anemia, dsb.
Pada individu tertentu dapat terjadi reaksi alergi terhadap jenis makanan tertentu
sehingga dapat mengakibatkan gangguan pada mukosa mulut, begitu juga dengan factor
psikis dan hormonal. Ini semua dapat terjadi pada gangguan mulut yang
disebut “Stomatitis”.
13
Overhang tambahan atau karies, ptotesa (Gigi Tiruan)
Luka padda bibir akibat tergigit/benturan.
2 Bagian dari penyakit sistemik yaitu :
Reaksi alergi : sariawan timbul setelah memakan jenis makanan tertentu. Jenis
makanan inni berbeda untuk tiap-tiap penderita
Hormonal Imbalance
Stress mental
Kekurangan vitamin B12 dan mineral
Gangguan pencernaan
Radiasi
Infeksi virus dan bakteri juga diduga sebagai pencetus timbulnya sariawan ini. Ada
pula yang mengatakan bahwa sariawan merupakan reaksi imunologik abnormal pada rongga
mulut dan imunologik sangat erat hubungannya dengan psikologis (stress). Faktor psikologis
(Stress) telah diselidiki berhubungan dengan timbulnya stomatitis (Sariawan) disebagian
besar masyarakat.
14
Pada stadium ini timbul rasa sakit terjadi nekrosis ditengah-tengahnya, batas
sisinya merah dan edema beerbedda yaitu 1- minggu.
Gambaran klinis dari stomatitis:
Lesi bersifat Ulcerasi
Bentuk oval/bulat
Sifat tersebar
Batasnya jelas
Biasa sendiri-sendiri (Singulas) dan kelompok (Multiple)
Tep merah
Lesi dangkal
Lesi sembuh tanpa meninggalkan jaringan parut
15
2.11 Pengkajian Khusus Sariawan
a) Pengkajian psikososial
- Kaji apakah keluarha tidak memperhatikan kebersihan mulut
- Kaji stress, gaya hidup, fungsi, dan penampilan dari rongga mulut
b) Pengkajian pola nutrisi dan metabolism
- Kaji apakah kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin C,
B12, mineral, zat besi, serta pola makan yang buruk
c) Pengkajian pola istirahat dan tidur : apakah mengalami gangguan tidur akibat
nyeri
16
Perasaan lesu, ngantuk dan pusing,
Kurang mampu berkonsentrasi,
Berkurangnya tingkat kewaspadaan,
Persepsi yang buruk dan lambat,
Berkurangnya gairah untuk bekerja,
Menurunnya kinerja jasmani dan rohani (Budiono, dkk., 2003).
Beberapa gejala tersebut dapat menyebabkan penurunan efisiensi dan efekt ivitas
kerja fisik dan mental. Sejumlah gejala tersebut manifestasinya timbul berupa keluhan oleh
tenaga kerja dan seringnya tenaga kerja tidak masuk kerja (Budiono, dkk., 2003).
17
2.15 Etiologi Kelelahan
Berdasarkan penyebab kelelahan, penyebab kelelahan dibedakan atas kelelahan
fisiologis, yaitu kelelahan yang disebabkan oleh faktor lingkungan (fisik) ditempat kerja,
antara lain: kebisingan, suhu dan kelelahan psikologis yang disebabkan oleh faktor psikologis
(konflik-konflik mental), monotoni pekerjaan, bekerja karena terpaksa, pekerjaan yang
bertumpuk-tumpuk (Grandjean, 1988).
18
Kelelahan kronis demikian disebut kelelahan klinis. Hal ini menyebabkan tingkat
absentisme akan meningkat terutama mangkir kerja pada waktu jangka pendek disebabkan
kebutuhan istirahat lebih banyak atau meningkatnya angka sakit. Kelelahan klinis terutama
terjadi pada mereka yang mengalami konflik-konflik mental atau kesulitan-kesulitan
psikologis. Sikap negatif terhadap kerja, perasaan terhadap atasan atau lingkungan kerja
memungkinkan faktor penting dalam sebab ataupun akibat (Suma’mur, 1996).
Kelelahan diatur secara sentral oleh otak. Pada susunan saraf pusat, terdapat sistem
aktivasi dan inhibisi. Kedua sistem ini saling mengimbangi tetapi kadang-kadang salah satu
dari padanya lebih dominan sesuai dengan keperluan. Sistem aktivasi bersifat simpatis,
sedangkan inhibisi adalah parasimpatis. Agar tenaga kerja berada dalam keserasian dan
keseimbangan, kedua sistem tersebut harus berada pada kondisi yang memberikan stabilitasi
kepada tubuh (Suma’mur, 1989).
19
ANALISA DATA
20
DIAGNOSA KEPERAWATAN
21
ASUHAN KEPERAWATAN
22
yang normal
23
BAB III
KESIMPULAN
1 Anemia (dalam bahasa Yunani: Tanpa darah) adalah keadaan saat jumlah sel darah
merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah
berada di bawah normal
2 Penyebab umum dari penyakit anemia yaitu: kehilangan darah akibat dari perdarahan
hebat, berkurangnya pembentukan sel darah merah, dan gangguan produksi sel darah
merah.
3 Tanda–tanda dari penyakit anemia yakni: lesu, lemah, letih, lelah, lunglai
(5L), Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang, dan konjungtiva pucat.
Gejala lebih lanjut adalah kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan menjadi
pucat, serta nyeri tulang, pada kasus yang lebih parah, anemia menyebabkan
tachikardi, dan pingsan.
4 Untuk memenuhi definisi anemia, maka perlu ditetapkan batas hemoglobin atau
hematokrit yang dianggap sudah terjadi anemia. Batas tersebut sangat dipengaruhi
oleh usia,jenis kelamin,dan ketinggian tempat tinggal dari permukaan laut.
5 Sariawan merupakan bahasa wam untuk berbagai jenis lesi/benjolan yang timbul di
rongga mulut. Namun biasanya jenis sariwan yang sering timbul sehari-hari pada
rongga mulut kita disebut (dalam istilah kedokteran) Stomatitis Aftosa Rekuren.
6 Stomatitis adalah radang yang terjadi pada mukosa mulut, biasanya berupa bercak
putih kekuningan. Bercak itu dapat berupa bercak tunggal maupun kelompok.
Stomatitis dapat menyerang selaput lender pipi bagian dalam, bibir bagian dalam,
lidah, gusi serta, langit-langit dalam rongga mulut. Meskipun tidak tergolong
berbahaya, namun stomatitis atau sariawan sangat mengganggu. Adapula yang
mengatakan bahwa stomatitis merupakan reaksi imunologik abnormalpada rongga
mulut.
7 Kata kelelahan (fatigue) menunjukkan keadaan yang berbeda–beda, tetapi semuanya
berakibat kepada pengurangan kapasitas kerja dan ketahanan tubuh (Suma’mur,
1996). Kelelahan merupakan suatu perasaan yang bersifat subjektif. Istilah kelelahan
mengarah pada kondisi melemahnya tenaga untuk melakukan suatu kegiatan
(Budiono, dkk., 2003).
24
8 Kelelahan akibat kerja seringkali diartikan sebagai proses menurunnya efisiensi,
performansi kerja dan berkurangnya kekuatan atau ketahanan fisik tubuh untuk terus
melanjutkan kegiatan yang harus dilakukan (Wignjosoebroto, 2003).
9 Menurut Nurmianto (2005), kelelahan kerja akan menurunkan kinerja dan menambah
tingkat kesalahan kerja. Meningkatnya kesalahan kerja akan memberikan peluang
terjadinya kecelakaan kerja dalam industri. Pembebanan otot secara statispun (static
muscular loading) jika dipertahankan dalam waktu yang cukup lama akan
mengakibatkan RSI (Repetition Strain Injuries), yaitu nyeri otot, tulang, tendon, dan
lain-lain yang diakibatkan oleh jenis pekerjaan yang bersifat berulang (repetitive).
25
DAFTAR PUSTAKA
26