Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH DISCOVERY LEARNING

ACUPRESSURE

Di Susun Oleh :

Kelompok 3 PSIK 2016 B

Arika Destritiana 11161040000063

Ghina Ni’matul Fajria 11161040000066

Dyah Ayu Karlina 11161040000069

Mutiara Farhani 11161040000072

Alya Hafizhah 11161040000073

Cholifatul Aulia 11161040000084

Ana Magfirotul K 11161040000085

Ebrima Jobarteh 11161040000067

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
SEPTEMBER/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bias selesai
pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bias disusun dengan baik.

Kamiharap semoga makalah ini bias menambah pengetahuan para pembaca. Namun, terlepas
dari itu kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami
sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah
selanjutnya yang lebih baik.

Ciputat, 29 September 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

MAKALAH DISCOVERY LEARNING ..................................................................................................... 1


KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. 2
DAFTAR ISI................................................................................................................................................. 3
BAB I ............................................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 4
1.1 DEFINISI ACUPRESSURE ............................................................................................................... 4
1.2 SEJARAH ACUPRESSURE .............................................................................................................. 4
1.3 ISSUE TERKINI ................................................................................................................................ 5
BAB II........................................................................................................................................................... 8
TEORI ........................................................................................................................................................... 8
2.1 JENIS-JENIS ACUPRESSURE ......................................................................................................... 8
2.2 CARA KERJA ACUPRESSURE ....................................................................................................... 9
2.3 MANFAAT ACUPRESSURE .......................................................................................................... 18
BAB III ....................................................................................................................................................... 19
TABEL RANGKUMAN ILMIAH ............................................................................................................. 19
BAB IV ....................................................................................................................................................... 25
IMPLEMENTASI DALAM ASUHAN KEPERAWATAN ...................................................................... 25
BAB V ........................................................................................................................................................ 35
PENUTUP .................................................................................................................................................. 35
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 36
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 DEFINISI ACUPRESSURE


Akupresur merupakan metode non-invasif berupa penekanan pada titik akupunktur tanpa
meng-gunakan jarum, biasanya hanya menggunakan jari atau benda tertentu yang dapat
memberikan efek penekanan sehingga lebih bisa diterima dan ditoleransi oleh pasien
dibandingkan akupunktur yang menggunakan jarum (Black & Hawk, 2009).

Akupresur merupakan terapi dengan prinsip healing touch yang lebih menunjukan prilaku
caring pada responden, sehingga dapat memberikan perasaan tenang, nyaman, perasaan yang
lebih diperhatikan yang dapat mendekatkan hubungan terapeutik antara peneliti dan
responden (Metha, 2009).

Akupresur merupakan teknik pengobatan tradisional dari Tiongkok. Teknik ini mirip
dengan akupunktur, namun tidak menggunakan jarum. Akupresur diduga memiliki beberapa
manfaat untuk kesehatan, seperti membantu meningkatkan sirkulasi darah, merangsang
sistem saraf, serta membuat tubuh menjadi rileks dan lebih bertenaga.

Akupresur telah digunakan sejak ribuan tahun lalu di Tiongkok. Akupresur dilakukan
dengan cara memberikan tekanan di bagian tubuh tertentu. Tekanan ini bisa diberikan
melalui siku, tangan, atau alat bantu khusus, namun tidak menggunakan jarum. Karena itu,
akupresur sering kali dinamakan akupunktur tanpa jarum. (Fengge, 2012)

1.2 SEJARAH ACUPRESSURE


Sejak 5.000 tahun akupresur dipraktikkan sebagai seni penyembuhan dan merupakan
salah satu metode paling populer untuk mengobati rasa sakit dan penyakit di seluruh
dunia. Sejarah akupunktur dan akupresur berawal antara 2697 dan 2596 SM pada masa
pemerintahan kaisar Huang Ti. Hingga abad ke-17 dunia barat sama sekali tidak menyadari
pengobatan dan akupresur Tiongkok. Sejarah akupresur baru-baru ini mengungkapkan bahwa
pada tahun 1970-an Organisasi Kesehatan Dunia setelah serangkaian penelitian menyatakan
obat akupresur sangat efektif dalam mengobati 40 penyakit utama
Cara Pengobatan ini tumbuh dan berkembang melalui percobaan, pengkajian, penelitian
dan kumpulan pengalaman ribuan tahun. Misalnya: adanya peristiwa peperangan dimana
seorang prajurit ada yang tertusuk tombak, tertusuk panah atau terkena senjata pada bagian
tubuh tertentu. Adanya tusukan-tusukan tersebut ternyata dapat menyembuhkan keluhan-
keluhan penyakit yang diderita, disamping peristiwa penyiksaan musuh atau penjahat dan
juga pengalaman orang-orang tertentu yang dilakukan pada diri sendiri, yang akhirnya
menjadi suatu hal yang konsisten dan jelas. Selanjutnya hal ini disusun menjadi suatu sistem
yang lengkap meliputi: filosofi, teori, dalil-dalil, kaidah-kaidah dan sebagainya dalam cara-
cara memeriksa, menentukan penyakit (diagnosa), dan pengobatannya. (terdapat dalam kitab
kuno Huang Ti Neiching Su Wen yang artinya Pengobatan Penyakit. Dalam Klasik dari
Kaisar Kuning, ditulis sekitar 2697 tahun SM).

Berdasarkan uraian diatas akupunktur dan akupresur kemudian menjadi suatu sistem
yang lengkap dan konsisten sehingga merupakan satu-satunya jenis Pengobatan yang baku,
dan dapat dipelajari secara sistematis melalui suatu metode yang harus dapat dikembangkan
secara ilmiah. Tidak diketahui dengan pasti kapan akupunktur dan akupresur masuk di
Indonesia tetapi sejak perang dunia II telah ada, dan secara resmi pada tahun 1963 di RSCM
membuka Klinik Akupunktur. Dan berkembang menjadi Unit Pelayanan Teknis Rumah
Sakit. Dalam perkembangannya akupunktur dan akupresur tidak hanya milik manusia Cina
tetapi telah menjadi milik bangsa-bangsa di dunia. Tahun 1979 WHO telah
merekomendasikan 43 jenis penyakit yang dapat diobati dengan akupunktur dan akupresur.
Dengan ditetapkannya peraturan MENKES RI No; 1186/menkes/Per/XI/1996 pada tanggal
12 November 1996,akupunktur dan akupresur resmi dapat diterapkan pada sarana pelayanan
kesehatan sebagai Pengobatan alternative disamping pelayanan kesehatan lain pada
umumnya baik pemerintah atau swasta di Indonesia. (Hartono, 2012)

1.3 ISSUE TERKINI


Akupresur Indonesia sudah ada sebelum perang dunia kedua. Sampai saat ini akupresur
lebih banyak berkembang di kalangan pengobatan tradisional karena merupakan pengobatan
yang murah dan mudah (Fengge, 2011). Hal ini dibuktikan dengan banyaknya tempat-tempat
terapi akupresur. Banyak masyarakat yang melakukan dan percaya bahwa pengobatan non
medik seperti akupresur memberikan dampak yang positif bagi tubuh salah satunya untuk
mengurangi nyeri. Selain itu juga berguna untuk mengurangi bermacam-macam sakit dan
nyeri serta mengurangi ketegangan, kelelahan dan penyakit. Akupresur juga dinilai dan
dikatakan bahwa tudak ada efek sampingnya dan diyakini tidak menimbulkan bahaya apa
pun.

1. Menurunkan rasa nyeri

Akupresur juga dikatakan dapat menyembuhkan sakit dan nyeri yang sukar disembuhkan,
nyeri punggung, spondilitis, kram perut, gangguan neurologis, artritis dll. Hal ini membuat
banyak penelitian yang meneliti tentang akupresur. Hasil dari penelitian beberapa peneliti
membuktikan bahwa akupresur dapat menurunkan tingkat nyeri,

2. Menurunkan atau menyembuhkan mual muntah

Akupresur dipercaya atau diyakini dapat menyebuhkan mual muntah ketika hamil. Hal ini
dibuktikan dari beberapa penelitian, yaitu Linda Juwita tahun 2015 tentang terapi akupresur
pada titik perikardium 6 dalam mengatasi mual muntah dan juga penelitian dari Uring dkk
tahun 2018 tentang akupresur pericardium untuk mengurangi mual muntah. Dari kedua
penelitian ini didapatkan bahwa akupresur benar dapat menyembuhkan atau mengurangi
mual muntah.

3. Menurunkan rasa nyeri dismenore

Penelitian yang dilakukan Mardiatun (2013) tentang pengaruh terapi akupuntur terhadap
nyeri dismenor dan hasilnya dikatakan bahwa terapi akupuntur dapat mengurangi nyeri
dismenore.

4. Memberikan rasa tenang dan nyaman

Akupresur juga dipercaya dapat memberikan rasa nyamam dan tenang. Berdasarkan
penelitian Yudi Abdul tentang terapi akupresur dapat memberikan rasa tenang dan nyaman
didapatkan hasil bahwa akupresur dapat memberikan efek positif yaitu dapt memberikan
rasa nyaman dan tenang.

5. Menurunkan kadar gula darah


Berdasarkan peneleitian dari Masithoh tahun 2016 tentang Pengaruh Terapi Akupresur
Terhadap Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe Ii Di Poliklinik Penyakit
Dalam Rs Tk Ii Dr. Soedjono Magelang sibuktikkan bahaa ada pengaruh terapi akupresur
terhadar kadar gula darah pasien yang mana dapat turun.

6. Meningkatkan kekuatan otot

Akupresur dapat meningkatkan ekkuran otot juga dapat dibuktikan dengan peneltian M.
Adam tahun 2014 tentang akupresur untuk menungkatkan kekuatan otot.
BAB II

TEORI

2.1 JENIS-JENIS ACUPRESSURE


Salah satu jenis akupresur yang paling populer dilakukan di Tiongkok ialah Tuina, yang
juga paling sering dilakukan di Amerika Serikat. Jenis lainnya adalah Shen Tao, yang
menggunakan tekanan sangat ringan dengan ujung-ujung jari. Ada juga jenis terapi dari
Jepang yaitu Anma yang telah berkembang menjadi jenis akupresur yang sekarang lebih
populer disebut Shiatsu.

Akurpresur berkembang dari naluri manusia untuk memegang, menekan, atau memijat-
mijat bagian tubuh ketika terluka atau cedera. Para pendeta Tao dari zaman China Kuno
memformulasikan pengematan mereka akan naluri pengobatan sendiri (self jealing) ini
menjadi suatu sistem yang dinamakan “Tao Yin” („Tao‟ berarti „jalan‟, sedang „Yin‟ berarti
keluhan-keluhan yang spesifik sekaligus suatu sistem untuk memelihara kesehatan secara
umum. Tao-Yin berkembang menjadi “Do-in”, seni mempertahankan keremajaanmelalui
pemijatan diri sendiri. Selanjutnya, tabib-tabib China menambahkan serangkaian sistem
diagnosis dan penanganan penyakit untuk merangkai suatu pendekatan medis yang lebih
lengkap. Akurperesur kini mewakili serangkaian teknik pijat, yang menggunakan tekanan
secara manual untuk menstimulasi titik-titik energi ditubuh. Sang terapis melakukan tekanan
dalam bobot ringan sampai sedang dengan jari-jari tangannya, dan kadang-kadang juga
dengan siku, lutut, atau kaki ke titik-titik yang sama yang digunakan dalam Akupuntur.
Banyak ragam Akurpresur telah berkembang seiring dengan waktu.

1. Shiatsu Secara harfiah kata shiat-su berarti jari (shi) dan tekanan (atsu), serangkaian
penekanan menggunakan jari secara berirama, keseluruh bagian tubuh sepanjang
meridian energi. Terapi ini juga termasuk peregangan dan tepukan. Titik-titik tekan
hanya disentuh antara 3-5 detik. Penanganan ini bisa merangsang sekaligus
menenangkan. Shiatsu adalah versi Jepang dari Akurpresur, dan kini menjadi semakin
populer di dunia barat.
2. Jin Shin Suatu pola penekanan yang lembut dan berkepanjangan pada titik-titik
Akupuntur yang penting pada meridian dan jalur-jalur yang terpilih, setiap titik
ditekan selama 1-5 menit. Terapi ini dilakukan dalam keadaan meditatif untuk
menyeimbangkan chi, sang energi vital.
3. Do-in Suatu bentuk pemijatan terhadap diri sendiri pada otot dan titik-titik meridian.
Do-in juga mencakup gerakan, peregangan, dan latihan pernafasan.
4. Tui-Na Ini adalah versi China untuk pijat yang merangsang titik-titik akurpresur
dengan menggunakan berbagai ragam gerakan tangan.

2.2 CARA KERJA ACUPRESSURE


Sasaran Akurpresur adalah merangsang kemampuan tubuh dalam menyembuhkan diri
sendiri. Sang terapis akan memegang atau menekan berbagai titik pada tubuh atau sistem otot
untuk merangsang energi dari tubuh sendiri. Rangsangan tersebut menyingkirkan sumbatan
energi dan rasa lelah.
Ketika semua jalur energi terbuka dan aliran energi tidak lagi terhalang oleh ketegangan
otot atau hambatan yang lain, maka energi tubuh akan menjadi seimbang. Keseimbangan
membawa kesehatan yang baik dan perasaan sejahtera. Jika salah satu dari jalurnya
terhambat/tersumbat, maka perlu aplikasi dengan tekanan yang tepat menggunakan jari untuk
mengendurkan ketegangan otot, membuat sirkulasi darah lancar, dan menstimulasi atau
menyeimbangkan aliran energi.

TEKHNIK PEMIJATAN DENGAN AKURPRESUR

1. Arah pemijatan disesuaikan dengan sifat penyakit yang diderita. Sifat penyakit yang,
se, panas, luar maka pemijatan pada titik akupunktur yang dilakukan adalah
berlawanan jarum jam sebanyak 60 putaran atau dengan istilah sedate.sedangkan,
sifat penyakit yin, si,dingin, dalam maka pemijatan yang dilakukan adalah searah
jarum jam sebanyak 30 putaran. Dalam pemijatan, sebaiknya jangan terlalu keras dan
membuat pasien kesakitan.Pemijatan yang benar harus dapat menciptakan sensasi
rasa (nyaman, pegal, panas, gatal, perih, kesemutan, dan lain sebagainya).Apabila
sensasi rasa dapat tercapai maka di samping sirkulasichi (energy) dan xue (darah)
lancer, juga dapat merangsang keluarnya hormonendomofrin (hormone sejenis morfin
yang dihasilkan dari dalam tubuh untuk memberikan rasa tenang).
2. Ukuran Didalam makalah ini, Pembaca akan menemukan istilahcun. Cunadalah
satuan hitung untuk panjang atau lebar jarak antara titik akupunktur dengan titik
acuannya yang digunakan dalam penentuan titik terapi akupunktur atau ilmu pijat
turunannya.Berbeda dengan centimeter, cun lebih fleksibel karena digunakan adalah
tangan pasien sendiri.
3. Cara kerja akurpresur Sasaran Akurpresur adalah merangsang kemampuan tubuh
dalam menyembuhkan diri sendiri. Sang terapis akan memegang atau menekan
berbagai titik pada tubuh atau sistem otot untuk merangsang energi dari tubuh sendiri.
Rangsangan tersebut menyingkirkan sumbatan energi dan rasa lelah. Ketika semua
jalur energi terbuka dan aliran energi tidak lagi terhalang oleh ketegangan otot atau
hambatan yang lain, maka energi tubuh akan menjadi seimbang. Keseimbangan
membawa kesehatan yang baik dan perasaan sejahtera. Jika salah satu dari jalurnya
terhambat/tersumbat, maka perlu aplikasi dengan tekanan yang tepat menggunakan
jari untuk mengendurkan ketegangan otot, membuat sirkulasi darah lancar, dan
menstimulasi atau menyeimbangkan aliran energi.

INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI AKUPRESUR

1. Indikasi

Beberapa accupoint untuk mengatasi beberapa kondisi nyeri seperti : Sakit kepala tipe
tegang , migren, sakit gigi, nyeri sendi, depresi dan kecemasan, nyeri tulang belakang

a. Sakit kepala tipe tegang dan migren

Beberapa titik yang digunakan untuk mengurangi nyeri kepala adalah :

1) Titik yang terletak di puncak kepala ; pertemuan antara garis yang menghubungkan
kedua telinga dan garis yang ditarik dari bagian tengah hidung (titik 1 a). Efek:
mengurangi rasa tegang di kepala.
2) Titik yang terletak di bagian dalam alis mata, di atas sudut mata bagian dalam (titik 2
a). Efek: mengurangi rasa tegang di dahi dan nyeri sekitar mata.
3) Titik yang terletak di sudut mata bagian luar (titik 2 b). Efek: mengurangi nyeri
kepala, migren dan mata pedih.
4) Titik yang terletak di dahi sekitar 1 ibu jari di atas bagian tengah alis (titik 2 c). Efek:
menghilangkan nyeri kepala bagian depan dan penglihatan kabur.
5) Titik yang terletak di bagian belakang kepala, pada perbatasan lekukan antara bagian
dasar tengkorak dengan otot leher (titik 3 a). Efek : mengurangi nyeri kepala dan
leher yang kaku.
6) Titik yang terletak di tengah segitiga yang dibentuk oleh tulang ibu jari dan jari
telunjuk ( titik 4 a ). Efek : mengurangi nyeri kepala dan mata pedih.
7) Titik yang terletak di belakang pergelangan kaki ( titik 5 a ) . Efek : mengurangi nyeri
kepala dan leher kaku.
8) Titik yang terletak di tengah ,1 jari di atas batas rambut (titik 1 b ). Efek : mengurangi
nyeri kepala bagian depan dan mata pedih.
9) Titik yang terletak di tengah antara dua alis (titik 1 c). Efek: mengurangi nyeri kepala
bagian depan dan nyeri kepala akibat hidung tersumbat.
10) Titik yang terletak 4 jari di bawah tempurung lutut (titik 6 a) . Efek: merupakan titik
penguat sistem pencernaan dan mengurangi nyeri kepala akibat ketidakseimbangan
sistem pencernaan, intoleransi makanan, dan kelelahan.
11) Titik yang terletak 1 ibu jari dari ujung alis mata dan sudut luar mata (titik 1 d) . Efek:
mengurangi nyeri akibat migren dan nyeri mata.
12) Titik yang terletak 2 jari di atas telinga (titik 1 e). Efek: mengurangi nyeri kepala
migren.
13) Titik yang terletak di bagian luar dari lengan anda. 3 jari dari pergelangan tangan , di
lekukan antara dua tulang. (titik 7 a). Efek: mengurangi nyeri akibat migren dan nyeri
di pipi.
14) Titik yang terletak di atas telapak kaki, 2 jari di atas sendi jari kaki, antara jari ke 4
dan 5. (titik 6 b). Efek: mengurangi nyeri migren, penglihatan kabur dan nyeri mata.

b. Sakit gigi Pada penekanan daerah muka dilakukan pada sisi yang tidak sakit.
1) Titik yang terletak di depan sudut tulang rahang (titik 1 f). Efek: mengurangi nyeri
gigi dan pembengkakan di muka.
2) Titik yang terletak pada tulang pipi. Di depan lubang telinga (titik 1 g). Efek:
mengurangi nyeri gigi, nyeri pada wajah.
3) Titik yang terletak di depan siku tangan, pada saat siku ini ditekuk (titik 8 a). Efek:
mengurangi nyeri gigi dan nyeri yang ada di mulut.

c. Kesehatan sendi

Beberapa acupoints dapat membantu menyehatkan sendi dan memperkuat sendi di


seluruh tubuh. Beberapa acupoints juga membantu menguatkan otot yang menunjang sendi.

1) Titik yang terletak di belakang leher, sejajar dengan pundak, 2 jari di samping tulang
belakang. (titik 3 b). Efek: merupakan titik yang sangat berpengaruh pada kesehatan
sendi di seluruh tubuh, meningkatkan kekuatan tubuh, tulang dan sendi yang sehat.
2) Titik yang terletak di bagian belakang lutut. 4 jari di atas tulang kaki (titik 9a). Efek:
menguatkan tulang di seluruh tubuh, khususnya tulang dan sendi lutut.
3) Titik yang terletak di bagian luar dari kaki, di atas permukaan pertemuan antara 2
tulang (titik 6 c). Efek: menguatkan tendon dan otot pada seluruh tubuh, terutama :
sendi kaki dan menguatkan otot kaki.
4) Titik yang terletak di titik tertinggi dari pundak (titik 3c) . Efek: mengurangi
kekakuan dan nyeri di daerah leher dan pundak

d. Siku tangan
1) Titik 8 a. Efek : Menguatkan siku tangan
2) Titik yang terletak di bagian luar dari tangan, 3 jari di atas pergelangan tangan, di
antara kedua tulang (titik 7 a). Efek: meningkatkan mobilitas dari siku dan
mengurangi nyeri di siku, lengan dan jari tangan.

e. Pergelangan tangan dan tangan


1) Titik 7 a.
2) Titik yang terletak antara tendon di sisi dalam tangan, 3 jari di atas pergelangan
tangan (titik 10 a). Mengurangi nyeri di siku , pergelangan tangan dan merilekskan
otot di lengan bawah.
3) Titik yang terletak di permukaan luar pergelangan tangan. Pada lekukan antar tulang,
jika pergelangan tangan dilekukkan ke arah atas , sejajar dengan jari manis (titik 7 b) .
Efek: mengurangi nyeri di pergelangan tangan, telapak tangan dan jari-jari.

f. Kesehatan tulang belakang

Untuk menyehatkan tulang belakang dapat dilakukan penekanan titik-titik untuk


kesehatan sendi. Ditambah dengan beberapa titik berikut :

1) Titik yang terletak di puncak dari pundak, perbatasan dengan leher (titik 3c). Efek:
mengurangi nyeri di daerah pundak dan punggung atas.
2) Titik yang terletak di dekat lipatan siku , pada saat siku dibengkokkan (titik 8) Efek:
menghilangkan nyeri dan kekakuan pada tubuh bagian atas.
3) Titik- titik yang terletak di bagian belakang tubuh (titik 11 a). Untuk penekanan titik-
titik daerah ini dapat menggunakan 2 buah bola tenis yang dimasukkan dalam kaus
kaki dan diletakkan dibelang punggung .Efek : mengurangi nyeri pinggang bawah.
4) Titik yang terletak di bagian belakang lutut , diantara tendon (titik 9a ). Efek:
menghilangkan nyeri di daerah kaki dan tulang belakang.
5) Titik yang terletak di bagian belakang pergelangan kaki (titik 5a). Efek: mengurangi
nyeri di tulang belakang dan kaki

g. Kesehatan Sendi pinggul


1) Titik yang terletak di bagian pinggul anda (titik 11b). Efek: meningkatkan mobilitas
dan mengurangi nyeri.

h. Kesehatan Sendi lutut


1) Titik yang terletak di bawah lutut , pada lekukan tulang (knee acupoint ). Efek :
mengurangi nyeri dan kekakuan di lutut.
2) Titik yang terletak di belakang pergelangan kaki (titik 5a).Efek: mengurangi nyeri di
lutut dan tungkai bawah.
i. Kesehatan pergelangan kaki
1) Titik yang terletak di belakang pergelangan kaki (titik 5a). Efek : mengurangi nyeri
dan menguatkan pergelangan kaki.
2) Titik yang terletak pada bagian luar dari pergelangan kaki dan di bagian luar dari
tendon (titik 6c). Efek: mengurangi nyeri dan pembengkakan di pergelangan kaki.

j. Kesehatan telapak kaki


1) Titik yang terletak di dasar telapak kaki, pada bagian lekukan dekat dengan tonjolan
telapak kaki (titik 12 a). Efek: megurangi nyeri pada telapak kaki.
2) Titik-titik untuk kesehatan pergelangan kaki (titik 6b, 6c).

k. Acupoint untuk membantu anda lebih rileks

Beberapa acupoint di bagian tubuh dapat membuat anda lebih rileks. Beberapa titik
tersebut adalah :

1) Titik 1a . Efek: meningkatkan konsentrasi dan menyeimbangkan pikiran anda.


2) Titik 4a . Efek: mengurangi kecemasan. Catatan : jangan menekan titik ini terlalu
keras pada wanita hamil.
3) Titik yang terletak di dekat pergelangan tangan sejajar dengan jari ke 5 (titik 10 b).
Efek: membuat rileks tubuh anda. Merupakan titik kunci untuk mengurangi segala
kecemasan dan gangguan tidur.
4) Titik yang terletak di antara tendon , tiga jari di atas pergelangan tangan ( gambar 10a
). Efek: mengurangi kecemasan dan membuat rileks tubuh anda
GAMBAR BEBERAPA TITIK AKUPRESUR UNTUK MENGURANGI NYERI
2. Kontraindikasi

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemijatan akupresur :

a. Kebersihan terapis Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan
sabun antiseptic sebelum melakukan dan setelah melakukan terapi sangatlah
penting.Hal tersebut dilakukan untuk mencegah penularan penyakit antara terapis
dengan pasien.
b. Bagian-bagian yang tidak dapat dipijat Pemijatan tidak dapat dilakukan pada kondisi
kulit terkelupas, tepat pada bagian tulang yang patah, dan tepat bagian yang bengkak.
c. Pasien dalam kondisi gawat Penyakit-penyakit yang tidak boleh dipijat adalah tiga
penyakit yang dapat menyebabkan kematian tiba-tiba, yaitu ketika terjadi serangan
jantung, gagal napas olehparu-paru, dan penyakit pada saraf otak (misalnya stroke,
pecah pembuluh darah, dan cidera otak).Apabila terapis menemukan gejala-gejala
diatas segera rujuk ke rumah sakit karena penanganan yang keliru dapat
menyebabkan pasien terlambat mendapatkan pengobatan yang lebih baik

2.3 MANFAAT ACUPRESSURE


Akupresur dapat dimanfaatkan untuk pencegahan penyakit, penyembuhan, rehabilitasi,
menghilangkan rasa sakit, serta mencegah kekambuhan penyakit. Di dalam tubuh manusia
terdapat 12 (dua belas) meridian umum dan 2 (dua) meridian istimewa yang mewakili organ-
organ dalam tubuh, yang dapat dimanipulasi untuk melancarkan energi, sehingga tubuh
menjadi seimbang/sehat (Wong, 2011). Menurut Kemenkes, (2015) menjelaskan bahwa
akupresur dapat digunakan untuk meningkatkan stamina tubuh, melancarkan peredaran
darah, mengurangi rasa sakit, serta mengurangi stres/menenangkan pikiran. Penelitian uji
klinis tentang pengaruh akupresur pada titik neiguan pada pasien sectio caesaria yang
dilakukan di Rumah Sakit Sin-Lau, Taiwan, menyimpulkan bahwa akupresur pada titik
tersebut dapat menurunkan kecemasan, persepsi nyeri, serta meningkatkan kenyamanan
pasien selama dilakukan tindakan operasi.
BAB III

TABEL RANGKUMAN ILMIAH


No. Judul Metode Alat ukur Jumlah Sampel Hasil penelitian Level Kekurangan
Artikel Penelitia penelitian evidence penelitian
n based
practice
1) Pengaruh penelitia pendekatan Besarnya Rata-rata kadar asam urat darah Level 3 Tidak
Terapi n pre pre test-post sampel adalah sebelum dilakukan terapi akupresur yaitu menambah
Akupressur experime test without 11 responden adalah 5,99 mg/dl dan rata-rata eksperime kontrol pada
e Terhadap nt control yang kadar asam urat setelah dilakukan n semu penelitian
Kadar design memenuhi terapi akupresur adalah 4,04 mg/dl. sehingga tidak
Asam Urat kriteria inklusi Hasil uji paired t test didapatkan dapat
Darah pada dan eksklusi hasil t hitung = 2,441 (t hitung > ditafsirkan
Lansia dari t tabel) dan nilai p = 0,035 (p dengan
value<α = 0,05). baik,
Penurunan ini disebabkan sebaiknya
adanya perbaikan fungsi ginjal jumlah sampel
dalam mensekresi asam urat dan lebih
penurunan produksi purin dari diperbanyak
glikolisis otot yang terjadi akibat dengan desain
stres. true
Terdapat pengaruh yang signifikan experiment
terapi akupresur terhadap kadar atau dapat
asam urat darah pada lansia di Panti dilakukan
Wreda Catur Nugraha Kabupaten penelitian
Banyumas. serupa dengan
Terapi akupresur dapat menggunakan
menurunkan kadar asam urat pendekatan
darah pada lansia di Panti Wreda metode
Catur Nugraha Kabupaten yang berbeda
Banyumas. untuk
memperoleh
hasil
yang lebih
valid.
2) Pengaruh Penelitia menggunak melibatkan 52 menunjukkan median gula darah Level 3 Apabila
Terapi n quasi an klien DM tipe II setelah akupresur (150,50) yaitu klien pernah
Akupresur eksperim pendekatan yang berobat di secara signifikan lebih rendah eksperime dilakukan
Terhadap en pretest and Poliklinik dibandingkan sebelum akupresur n semu tindakan
Kadar Gula posttest Penyakit Dalam (181 mg/dl). akupresur
Darah with control RS Tk II dr. Adapun gula darah pada kelompok secara teratur
Pada Pasien group Soedjono kontrol pada minggu ketiga pada dalam rentang
Diabetes design Magelang yang post test (188 mg/dl) secara waktu 3-4
Melitus diambil secara sigifikan lebih tinggi daripada minggu
Tipe Ii Di consecutive kelompok intervensi. pelaksanaan
Poliklinik sampling. Dua Kadar gula darah pre test kelompok penelitian ini
Penyakit puluh enam intervensi tidak berbeda secara maka menurut
Dalam Rs pasien pertama signifikan dibandingkan dengan peneliti
Tk Ii Dr. masuk kelompok kontrol dan kemungkinan
Soedjono kelompok lebih rendah pre test pada besar terapi
Magelang intervensi dan kelompok kontrol (p=0,833) dan tersebut akan
26 pasien yang kadar gula darah kelompok berpengaruh
selanjutnya intervensi setelah akupresur terhadap hasil
masuk ke (p=0,031) secara signifikan penelitian ini
kelompok menurun dibandingkan dengan sehingga
kontrol. kelompok kontrol dengan median pernah
Kelompok (157,50 mg/dl). tidaknya
intervensi Dapat disimpulkan bahwa terdapat terapi
mendapatkan pengaruh terapi akupresur terhadap akupresur
terapi standar kadar gula darah pada pasien sebelumnya
dari rumah sakit diabetes melitus tipe II menjadi
dan variabel
mendapatkan pengganggu
enam kali pada
akupresur penelitian ini
selama tiga
minggu dengan
pengukuran gula
darah setiap
sebelum dan
sesudah
dilakukan
akupresur.
Adapun
kelompok
kontrol
menerima terapi
standar dari
rumah sakit
tanpa
dilakukan terapi
akupresur, gula
darah diukur
pada minggu
pertama dan
minggu ketiga.
Data dianalisis
dengan uji
Wilcoxon dan
Mann Whitney.
3) Terapi quasi endekatan Pemilihan menunjukan bahwa terdapat Level 3 Terapi ini
Akupresur experime pre and post sampel dengan perbedaan yang bermakna tekanan yaitu hanya
Memberika n test control teknik darah (sistole dan diastole) eksperime memperlihatk
n Rasa group concecutive responden antara sebelum dan n semu an pengaruh
Tenang Dan sampling yang sesudah akupresur pada kelompok terapi
Nyaman terdiri dari 32 perlakuan (p value 0,001) dan akupressur
Serta responden, yang terdapat perbedaan yang bermakna terhadap
Mampu terbagi menjadi tekanan darah (siastole) responden penurunan
Menurunka 16 kelompok perlakuan dan kontrol tekanan darah
n Tekanan responden setelah akupresur (p value 0,008). lansia, jadi
Darah kelompok Perbedaan tersebut terlihat dari perlu ada
Lansia perlakuan dan penurunan rata-rata tekanan darah penelitian
16responden antara sebelum dan sesudah lebih lanjut.
kontrol. akupresur Contohnya,
Kelompok penelitian
perlakuan di eksperimen
intervensi dengan
akupresur membandingk
sebanyak 3 kali an efektivitas
dalam seminggu beberapa
terapi
terhadap
perubahan
tekanan darah
lansia
BAB IV

IMPLEMENTASI DALAM ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1) Identitas klien
- Nama klien
- Umur
- Jenis kelamin
- Agama
- Status perkawinan
- Pendidikan
- Pekerjaan
- Suku
- Alamat
2) Keluhan utama
3) Riwayat penyakit masa lalu
4) Data Khusus
a. Prymary Survey
 Airway
 Breathing
 Circulation
 Fluid
a) Intake
Air minum :
Air dari makanan :
Air metabolisme :
b) Output
BAK :
BAB :
IWL :
Balance Cairan : Intake-Output =
b. Secondary Survey
1) Brain
Saat pengkajian kesadaran :
GCS :
Reaksi pupil mata :
2) Blood
Saat pengkajian didapatkan TD :
Nadi :
Akral :
CRT :
3) Bladder
Minum : __cc/sehari
BAK __x / ±__cc/ml sehari pada pagi hari
Warna urin :
4) Bowel
Distensi abdomen :
Bising usus :
5) Bone
Kekuatan otot klien : 1111/4444
1111/4444

c. Pengkajian Pola Fungsi Kesehatan Menurut Gordon


1) Pola Persepsi Kesehatan-Manajemen Kesehatan
2) Pola Nutrisi-Metabolik
- Pola makan Klien Sebelum Sakit dan Selama Sakit
- Nafsu makan di RS
- Kesulitan menelan
- Gigi palsu
- NGT
- Penggunaan obat – obatan sebelum makan
- Lingkar perut
- Lingkar kepala
- Lingkar lengan
- Tinggi badan
- Berat badan
- IMT
- Diit
- Pola Minum Klien Sebelum Sakit dan Selama Sakit
3) Pola Eliminasi
- Buang Air Besar Klien Sebelum Sakit dan Selama Sakit
- Buang Air Kecil Klien Sebelum Sakit dan Selama Sakit

4) Pola Aktivitas-Latihan
- Pola aktivitas Klien Sebelum Sakit dan Selama Sakit
Sebelum Sakit Selama Sakit
Aktivitas
0 1 2 3 4 0 1 2 3 4
Berpakaian √ √
Toilet √ √
Berjalan √ √
Makan / minum √ √

Skor : 0 = mandiri
1 = alat bantu
2 = di bantu orang lain
3 = di bantu orang lain dan alat
4 = tergantung / tidak mampu
Keluhan dalam beraktivitas : Klien mengatakan anggota gerak sebelah
kanan mengalami kelemahan

5) Pola Tidur-Istirahat
Keterangan Sebelum Sakit Selama Sakit
Jumlah jam tidur siang
Jumlah jam tidur malam
Gangguan tidur

6) Pola Kognitif-Perseptual
- Sebelum sakit :
- Setelah sakit :

7) Pola Persepsi Diri-Konsep Diri


Konsep Diri Sebelum Sakit Selama Sakit
Identitas diri
Harga diri
Citra tubuh
Ideal diri

8) Pola Peran-Hubungan
9) Pola Seksualitas-Reproduktif
10) Pola Koping-Ketahanan Stres
- Masalah utama selama di RS
- Upaya klien dalam menghadapi masalahnya sekarang
11) Pola Nilai-Keyakinan
- Sebelum sakit
- Setelah sakit

d. Pemerikasaan Fisik Tambahan (Pengkajian Head To Toe)


a. Keadaan Umum
Tingkat kesadaran : Composmentis/ Apatis/ Somnolen/ Sopor/ Koma

b. Tanda-tanda Vital : Nadi = x/menit


0
Suhu = C

TD = mmHg

RR = x/menit.
c. Keadaan Fisik
1) Kepala dan Leher
- Bentuk kepala
- Benjolan
- Kulit kepala
- Distribusi rambut
- Warna rambut
2) Mata
- Konjungtiva
- Sklera
3) Telinga
- Bentuk telinga
- Serumen
- Lesi
- Benjolan/tonjolan
4) Hidung
- Lubang hidung
- Sekret
- Epitaksis
5) Mulut
- Mukosa bibir
- Stomatitis
6) Tenggorokan
- Pembekakan kelenjar tiroid
7) Leher
- Pembesaran kelenjar limfe
8) Dada dan Paru-paru
- Inspeksi
o Naik turun dada
o Warna kulit
o Taktil fremitus
o Irama pernapasan
o Pergerakan dinding dada
o Otot bantu nafas
- Palpasi :
o Nyeri tekan
- Perkusi
- Auskultasi
9) Jantung
- Inspeksi
- Palpasi
- Perkusi
- Auskultasi
10) Abdomen
- Inspeksi
o Bentuk perut
o Asites
- Palpasi :
o Distensi abdomen
o Nyeri tekan
- Perkusi
- Auskultasi
o Suara peristaltik usus
11) Integumen
- Suhu kulit
- Warna kulit
- Lesi/ruam
- Visual Analoge scale (VAS)
- Stratching
12) Genetalia
13) Ekstremitas
- Kekuatan otot
- Edema
- CRT
14) Neurologi
- Tingkat kesadaran
- GCS
- Fungsi 12 saraf Kranial :
a) Saraf Kranial I (Olfaktorius)
b) Saraf Kranial II (Optikus)
c) Saraf Kranial III (okulomotoris)
d) Saraf kranial IV (Trochlearis)
e) Saraf Kranial V (Trigeminus)
f) Saraf Kranial VI (Abdusen)
g) Saraf Kranial VII (Facialis)
h) Syaraf kranialis VIII (Vestibulokoklearis)
i) Saraf Kranial IX (Glosofaringeus)
j) Saraf Kranial X (Vagus)
k) Saraf kranial XI (Accesorius)
l) Saraf Kranial XII (Hipoglosus)
m) Babinski Sign
4) Pemeriksaan Penunjang
a. Data laboratorium
b. Terapi
- Obat oral
- Obat injeksi
B. Analisa Data
No Data Etiologi Problem

DS :
- Klien mengeluh sulit menggerakan
ekstrimitas.
Penurunan Gangguan
1.
DO : kekuatan otot mobilitas fisik
- Kekuatan otot menurun
- Rentang gerak (ROM) menurun
- Fisik lemah

DS :
- Klien mengeluh sulit tidur.
- Klien mengatakan sering terbangun
dari tidur. Hambatan Gangguan pola
2.
lingkungan tidur
DO :
Klien terlihat sering mengantuk di
siang hari.

DS :
Klien mengeluh nyeri otot.
Agen pencedera
3. DO : fisik : trauma Nyeri akut
- Klien tampak kesakitan dan (luka)
meringis
- Klien gelisah dan tidak nyaman

C. Diagnosa Keperawatan (Prioritas)


1) Gangguan mobiltas fisik b.d. penurunan kekuatan otot
2) Ganggun pola tidur b.d. hambatan lingkungan
3) Nyeri akut b.d. agen pencedera fisik : trauma (luka)
D. Intervensi Inovasi
Diagnosa
No Intervensi inovasi
Keperawatan
1. Gangguan mobilitas Langkah-langkah akupresur pada untuk
fisik berhubungan meningkatakan kekuatan otot ekstremitas,
dengan penurunan memberikan relaksasi, dan mengurangi nyeri:
kekuatan otot
Tahap pre interaksi :
2. Gangguan pola tidur 1. Mengkaji kemampuan mobilitas klien
berhubungan dengan 2. Mengkaji pola tidur dan istirahat klien
Hambatan lingkungan 3. Mengkaji nyeri yang dirasakan klien
4. Mengkaji adanya hambatan mobilitas
Nyeri akut 5. Mengkaji adanya nyeri pada daerah persendian
3. berhubungan dengan dan tempat pemijatan
agen pencidera fisik : 6. Mencuci tangan
trauma (luka) 7. Menyiapkan alat
a. Minyak masase dipersiapkan sesuai dengan
kebutuhan yang telah direncanakan dengan
tetap mempertahankan kebersihan
b. Wasslap atau tissue

Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan
terapeutik,
2. Mencucitangan.
3. Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan
dilakukan
4. Menanyakan kesiapan klien sebelum
melakukan tindakan
5. Memberi kesempatan klien untuk bertanya
6. Bila klien siap dilakukan tindakan, dekatkan alat-
alat

Tahap kerja
1. Membaca “Basmallah”
2. Menjaga privasi klien (menutup sampiran)
3. Mengatur posisi yang nyaman bagi klien
a. Mengatur posisi duduk
b. Membantu klien dalam posisi yang sesuai
dangan bagian tubuh yang akan di akupresur
c. Menganjurkan klien untuk rileks selama
dilakukan akupresur
4. Melakukan intervensi akupresur
a. Melakukan pemeriksaan untuk memastikan
tidak adanya kontra indikasi seperti kontusio,
fraktur, nyeri, infeksi pada kulit atau luka
terbuka.
b. Menetukan lokasi titik yang akan dilakukan
akupresur
c. Oleskan massase oil secukupnya pada daerah
yang akan dilakukan akupresur
d. Lakukan pengurutan pada titik akupresur searah
aliran meridian yang bertujuan untuk
melancarkan aliran energi vital.
e. Lakukan akupresur pada titik yang dimaksud
sesuai dengan kebutuhan yaitu penekanan,
dapat dilakukan dengan memutar dan
mengikuti putaran arah jarum jam atau searah
dengan jalannya meridian
f. Lakukan selama 10 menit dan lakukan 1 kali
sehari

Tahap Terminasi
1. Evaluasi hasil kegiatan
2. Beri reinforcement positif
3. Kontrak pertemuan selanjutnya
4. Berdoa bersama klien
5. Mengucapakan salam
6. Merapikan alat dan mencuci tangan
BAB V

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Akupresur merupakan teknik pengobatan tradisional dari Tiongkok. Teknik ini mirip
dengan akupunktur, namun tidak menggunakan jarum. Akupresur diduga memiliki beberapa
manfaat untuk kesehatan, seperti membantu meningkatkan sirkulasi darah, merangsang
sistem saraf, serta membuat tubuh menjadi rileks dan lebih bertenaga.

Akupresur telah digunakan sejak ribuan tahun lalu di Tiongkok. Akupresur dilakukan
dengan cara memberikan tekanan di bagian tubuh tertentu. Tekanan ini bisa diberikan
melalui siku, tangan, atau alat bantu khusus, namun tidak menggunakan jarum. Karena itu,
akupresur sering kali dinamakan akupunktur tanpa jarum. (Fengge, 2012).

Cara Pengobatan ini tumbuh dan berkembang melalui percobaan, pengkajian, penelitian
dan kumpulan pengalaman ribuan tahun. Misalnya: adanya peristiwa peperangan dimana
seorang prajurit ada yang tertusuk tombak, tertusuk panah atau terkena senjata pada bagian
tubuh tertentu. Adanya tusukan-tusukan tersebut ternyata dapat menyembuhkan keluhan-
keluhan penyakit yang diderita, disamping peristiwa penyiksaan musuh atau penjahat dan
juga pengalaman orang-orang tertentu yang dilakukan pada diri sendiri, yang akhirnya
menjadi suatu hal yang konsisten dan jelas. Selanjutnya hal ini disusun menjadi suatu sistem
yang lengkap meliputi: filosofi, teori, dalil-dalil, kaidah-kaidah dan sebagainya dalam cara-
cara memeriksa, menentukan penyakit (diagnosa), dan pengobatannya. (terdapat dalam kitab
kuno Huang Ti Neiching Su Wen yang artinya Pengobatan Penyakit. Dalam Klasik dari
Kaisar Kuning, ditulis sekitar 2697 tahun SM).
DAFTAR PUSTAKA

Abdulghani, H. M. et al. (2012) ‘Sleep disorder among medical students: Relationship to their
academic performance’, Medical Teacher,34(sup1), pp. S37–S41. doi:
10.3109/0142159X.2012.656749.

Abdul, Yudi. 2016. Terapi Akupresur Memberikan Rasa Tenang Dan Nyaman Serta Mampu
Menurunkan Tekanan Darah Lansia. Jurnal Ilmu Kesehatan. Palembang : STIKES
Muhammadiyah Palembang

Adam, Muhammad, dkk. 2014. Akupresur untuk Meningkatkan Kekuatan Otot dan Rentang
Gerak Ekstremitas Atas pada Pasien Stroke. Jurnal Keperawatan Indonesia Vol. 17, No. 13.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia

Ake.J. (2003). Malpraktik dalam keperawatan. Jakarta. EGC

Amir, N. (2007) ‘Gangguan Tidur pada Lanjut Usia : Diagnosis dan Penatalaksanaan’, Cermin
Dunia Kedokteran, (157), pp. 196–206.

Black, J. M., & Hawk, J. H. 2009. Medical surgical nursing: clinical management for positive
outcomes (Vol 2, 8th Ed.). St. Louis: Saunders Elsevier.

Fengge, A. 2012. Terapi Akupresur Manfaat dan Teknik Pengobatan. Yogyakarta: Crop Circle
Corp

Hartono, R. I. W. 2012. Akupresur Untuk Berbagai Penyakit. Yogyakarta: Rapha Publishing

Kemenkes RI. 2015. Riset Kesehatan Dasar: Rikesdas 2015. Jakarta: Balitbangkes Kemkes RI

Mardiatun. 2013. Pengaruh Akupresur dalam Meminimalisir Disminore Primer pada Remaja
Putri Di Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Mataram Tahun 2013. Jurusan
Keperawatan Poltekkes Kemenkes Mataram

Masithoh. 2016. Pengaruh Terapi Akupresur Terhadap Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes
Melitus Tipe Ii Di Poliklinik Penyakit Dalam Rs Tk Ii Dr. Soedjono.
Magelang.http://journal.ummgl.ac.id/index.php/nursing/article/view/872/485. Diakses pada
tanggal 26 September 2019 pukul 19.24

Anda mungkin juga menyukai