Anda di halaman 1dari 12

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Banyaknya lulusan serta timbulnya keinginan untuk langsung melamar
pekerjaan dan sedikitnya minat untuk berwirausaha menimbulkan kesenjangan
dalam problematika dunia kerja. Hal ini merupakan penyebab utama menigkatnya
jumlah pengangguran. Sedangkan pengangguran merupakan salah satu
permasalahan pembangunan yang sangat kritis di negara Indonesia khususnya di
daerah-daerah pelosok nusantara.
Oleh sebab itu semua pihak harus terus berfikir dan mewujudkan karya nyata
dalam mengatasi kesenjangan antara lapangan kerja dengan lulusan institusi
pendidikan. Salah satu solusinya adalah dengan mencetak lulusan lembaga
pendidikan yang memiliki potensi untuk mengembangkan keterampilan untuk
menjadi usaha mandiri. Selain menjadi solusi bagi dirinya, seringkali usaha
mandiri ini mendatangkan berkah bagi orang lain yang di rekrut sebagai karyawan
ataupun buruh pada usaha yang dirintisnya. Namun prakteknya tidaklah mudah
memulai suatu usaha, rasa takut yang berlebihan akan kegagalan dan kerugian
sering kali menghantui jiwa seseorang ketika akan memulai usahanya. Modal
utama yang harus dimiliki seseorang untuk terjun ke dunia uaha adalah
keberanian dalam mengambil resiko.
Kewirausahaan (Entrepreneurship) adalah proses mengidentifikasi,
mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa
berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu.
Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada
kondisi risiko atau ketidakpastian.
Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard
Castillon pada tahun 1755. Beberapa istilah wirausaha seperti di Belanda dikenal
dengan ondernemer, di Jerman dikenal dengan unternehmer. Pendidikan
kewirausahaan mulai dirintis sejak 1950-an di beberapa negara seperti Eropa,
Amerika, dan Kanada. Bahkan sejak 1970-an banyak universitas yang
mengajarkan kewirausahaan atau manajemen usaha kecil. Pada tahun 1980-an,
hampir 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan pendidikan kewirausahaan.

1
DI Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau
perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan
seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui
pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat
kewirausahaan menjadi berkembang.
Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan.
Muncul pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai
cara berpikir yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka mempunyai
motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait dengan nilai
nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia unggul.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu pengertian dari entrepreneurship?
2. Bagaimana prinsip dari entrepreneurship?
3. Bagaimana karakteristik dari entrepreneurship?
4. Bagaimana proses dari entrepreneurship?

1.3 Tujuan
1. Agar mengetahui pengertian dari entrepreneurship.
2. Agar mengetahui prinsip dari entrepreneurship.
3. Agar mengetahui karakteristik dari entrepreneurship.
4. Agar mengetahui proses dari entrepreneurship.

1.4 Manfaat
1. Bagi masyarakat
Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan agar masyarakat dapat
mengetahui prinsip, karakteristik, dan proses dari entrepreneurship.
2. Bagi mahasiswa
Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan agar mahasiswa mampu
berkompetisi di MEA, sehingga mahasiswa tidak hanya dituntut untuk
memiliki kemampuan akademik yang baik, tetapi juga kemampuan non-
akademik.

2
3. Bagi institusi
Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan agar institusi mampu
memfasilitasi mahasiswa dalam melakukan pembelajaran mengenai
entrepreneurship.

3
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Entrepreneurship
Kewirausahaan adalah persamaan dari kata entrepreneurship dalam bahasa
Inggris, unternehmer dalam bahasa Jerman, ondernemen dalam bahasa Belanda.
Sedangkan di Indonesia diberi nama kewirausahaan. Kata entrepreneur berasal
dari bahasa Perancis yaitu entreprende yang berarti petualang, pengambil risiko,
kontraktor, pengusaha (orang yang mengusahakan suatu pekerjaan tertentu), dan
pencipta yang menjual hasil ciptaannya.
Kewirausahaan adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan
membawa visi ke dalam kehidupan.Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang,
cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut
adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi resiko dan
ketidakpastian.

2.2 Prinsip Enterpreneurship


Jadi, apabila kedua pendapat menurut Dhidiek D. Machayudin dan Khafidhul
Ulum (dalam Ihyaurrahmi, 2015) tersebut digabungkan ada 14 prinsip dalam
berwirausaha adalah sebagai berikut.
1. Jangan Takut Gagal
Banyak yang berpendapat bahwa untuk berwirausaha dianalogkan dengan
impian seseorang untuk dapat berenang. Walaupun teori mengenai berbagai gaya
berenang sudah bertumpuk, sudah dikuasai dengan baik dan literatur-literatur
sudah lengkap, tidak ada gunanya kalau tidak di ikuti menyebur ke dalam air
(praktek berenang) demikian halnya untuk berusaha, tidak ada gunanaya berteori
kalau tidak terjun langsung, sehingga mengalami (berpengalaman), dan sekali lagi
jangan takut gagal sebab kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda.
2. Penuh Semangat
Hal yang menjadi penghargaan terbesar bagi pembisnis atau perwirausahaan
bukanlah tujuannya melainkan lebih kepada proses dan perjalanannya.
3. Kreatif dan Inovatif

4
Kreativitas dan Inovasi adalah modal bagi seorang pengusaha. Seorang
wirausaha tidak boleh berhenti dalam berkreativitas dan berinovasi dalam segala
hal.
4. Bertindak dengan Penuh Perhitungan dalam Mengambil Resiko
Resiko selalu ada dimanapun kita berada. Seringkali kita menghindar dari
resiko yang satu, tetapi menemui bentuk resiko lainnya. Namun yang harus
diperhitungkan adalah perhitungkan dengan baik-baik sebelum memutuskan
sesuatu, terutama yang tingkat resikonya tinggi.
5. Sabar, Ulet dan Tekun
Prinsip lain yang tidak kalah penting dalam berusaha adalah kesabaran dan
ketekunan. Sabar dan tekun meskipun harus menghadapi berbagai bentuk
permasalahan, percobaan, dan kendala bahkan diremehkan oleh orang lain.
6. Harus Optimis
Optimis adalah modal usaha yang cukup penting bagi usahawan, sebab kata
optimis nerupakan sebuah prinsip yang dapat memotivasi kesadaran kita sehingga
apapun usaha yang kita lakukan harus penuh optimis bahwa usaha yang kita
laksanakan akan sukses.
7. Ambisius
Demikian juga prinsip ambisius seorang wirausahawan harus berambisi,
apapun jenis usaha yang akan dilakukannya.
8. Pantang Menyerah atau Jangan Putus Asa
Prinsip pantang menyerah adalah bagian yang harus dilakukan kapanpun
waktunya.
9. Peka Terhadap Pasar atau Dapat Baca Peluang Pasar.
Prinsip peka terhadap pasar atau dapat baca peluang pasar adalah prinsip
mutlak yang harus dilakukan oleh wirausahawan, baik pasar di tingkat lokal,
regional, maupun internasional. Peluang pasar sekecil apapun harus diidentifikasi
dengan baik, sehingga dapat mengambil peluang pasar tersebut dengan baik.
10. Berbisnis dengan Standar Etika
Prinsip bahwa setiap pebisnis harus senantiasa memegang secara baik tentang
standar etika yang berlaku secara universal.
11. Mandiri

5
Prinsip kemandirian harus menjadi panduan dalam berwirausaha. Mandiri
dalam banyak hal adalah kunci penting agar kita dapat menghindarkan
ketergantungan dari pihak-pihak atau para pemangku kepentingan atas usaha kita.
12. Jujur
Menurut Pytagoras, kejujuran adalah mata uang yang akan laku dimana-
mana. Jadi, jujur kepada pemasok dan pelanggan atau kepada seluh pemangku
kepentingan perusahaan adalah prinsip dasar yang harus dinomor satukan dalam
berusaha.
13. Peduli Lingkungan
Seorang pengusaha harus memiliki kepedulian terhadap lingkungan sehingga
harus turut serta menjaga kelestarian lingkungan tempat usahanya.
14. Membangun Relasi dan Network dengan Sesama Wirausahawan
Karena dengan begitu proses pembelajaran dan pengetahuan akan
kewirausahawan kita akan berkembang. Semakin banyaknya network atau relasi
juga akan menciptakan peluang-peluang kita dalam mengembangkan dan
mencapai usaha yang baik. Usaha yang baik dan maju disini bukan berarti rasa
puas dan rasa nyaman yang telah kita dapatkan, karena dengan rasa puas dan
nyaman tersebut justru nantinya akan menurunkan semangat dan optimalisasi
dalam kita meningkatkan usaha kita.

2.3 Karakteristik Entrepeneurship


Adapun karakteristik dari entrepeneurship adalah sebagai berikut.
1. Motif Berprestasi Tinggi
Para ahli mengemukakan bahwa seseorang memiliki minat berwirausaha
karena adanya motif tertentu,yaitu motif berprestasi. Menurut Gede Anggan
Suhada (dalam Suryana, 2003 : 32) motif berprestasi adalah suatu nilai social
yang menekankan pada hasrat utuk mencapai yan terbaik guna mencapai
kepuasan secara pribadi. Faktor dasarnya adalah kebutuhan yang harus
dipenuhi. Seprti yang dikemukakan oleh Maslow (1943) tentang teori
motivasi yang dipengaruhi oleh tingkatan kebutuhan-kebutuhan sesuai
dengan tingkatan pemuasannya.

6
Kebutuhan berprestasi wirausaha terlihat dalam bentuk tindakan untuk
melakukan sesuatu yang lebih baik dan lebih efisien dibandingkan
sebelumnya.Wirausaha yang memiliki motif berprestasi pada umumnya
memiliki cirri-ciri sebagai berikut (Suryana, 2003 : 33-34):
a. Ingin mengatasi sendiri kesulitan dan persoalan-persoalan yang timbul
pada dirinya.
b. Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk melihat
keberhasilan dan kegagalan.
c. Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi
d. Berani menghadapi resiko dengan penuh perhitungan
e. Menyukai tantangan dan melihat tantangan secara seimbang. Jika tugas
yang diembannya sangat ringan.maka wirausaha merasa kurang
tantangan, tetapi ia selalu menghindari tantangan yang paling sulit yang
memungkinkan pecapaian keberhasilan sangat rendah.
2. Selalu Perspektif
Seorang wirausaha hendaknya seorang yang mampu menatap depan
dengan lebih optimis. Melihat ke depan dengan berfikir dan berusaha. Usaha
memanfaatkan peluang dengan penuh perhitungan. Orang yang berorientasi
ke masa depan adalah orang yang memiliki perspektif dan pandangan ke
masa depan. Karena memiliki pandangan jauh ke masa depan maka ia akan
selalu berusaha untuk berkarsa dan berkarya ( Suryana,2003 : 23). Kuncinya
pada kemampuan utnuk menciptakan sesuatu yang baru serta berbeda dengan
yang sudah ada. Walaupun dengan resiko yang mungkin dapat terjadi,
seorang yang perspektif harus tetap tabah dalam mencari peluang tantangan
demi pembaharuan masa depan.Pandangan yang jauh ke depan membuat
wirausaha tidak cepat puas dengan karya yang sudah ad. Karena itu ia harus
mempersiapkannya dengan mencari suatu peluang.
3. Memiliki Kreatifitas Tinggi
Menurut Teodore Levit, kreativitas adalah kemampuan untuk berfikir
yang baru dan berbeda. Oleh karena itu menurutnya kewirausahaan adalah
berfikir dan bertindak sesuatu yang baru atau berfikir sesuatu yang lama
dengan cara-cara baru. Menurut Zimmerer dalam buku yang ditulis Suryana

7
(2003 : 24), mengungkapkan bahwa ide kreativitas sering muncul ketika
wirausaha melihat sesuatu yang lama dan berfikir sesuatu yang baru dan
berbeda. Oleh karena itu kreativitas adalah menciptakan sesuatu dari asalnya
tidak ada.
Dari definisi di atas, kreativitas mengandung pengertian yaitu :
a Kreativitas adalah menciptakan sesuatu yang asalnya tidak ada.
b Hasil kerjasama masa kini untuk memperbaiki masa lalu dengan cara
baru.
c Menggantikan sesuatu dengan sesuatu yang lebih sederhana dan lebih
baik.
4. Memiliki Perilaku Inovatif Tinggi.
Menjadi wirausaha yang handal tidaklah mudah. Tetapi tidaklah sesulit
yang dibayangkan banyak orang. Fakta sejarah menunjukkan kepada kita
bahwa para wirausaha yang paling berhasil sekalipun pada dasarnya adalah
manusia biasa. Sebeer Bathia, seorang digital entrepreneur yang meluncurkan
hotmail.com pada tanggal 1996, baru menyadari hal ini ketika ia berguru
kepada orang-orang seperti Steve Jobs, penemu computer pribadi (Apple).
Dan kesadaran itu membuatnya cukup percaya diri ketika menetapkan harga
penemuannya senilai 400 juta dollar AS kepada Bill Gates, pemilik mocrosoft
yang juga manusia biasa.
5. Selalu Komitmen dalam Pekerjaan, Memiliki Etos Kerja dan Tanggung
Jawab
Seorang wirausaha harus memiliki jiwa komitmen dalam usahanya dan
tekad yang bulat didalam mencurahkan semua perhatiannya pada usaha yang
akan digelutinya, di dalam menjalankan usaha tersebut wirausaha yang sukses
terus memiliki tekad yang menggebu-gebu dan menyala-nyala dalam
mengembangkan usahanya, ia tidak setengah-setengah dalam berusaha,
berani menanggung resiko, bekerja keras dan tidak takut menghadapi
peluang-peluang yang ada di pasar. Tanpa usaha yang sungguh-sungguh
terhadap pekerjaan yang digeluti maka wirausaha sehebat apapun pasti
menemui jalan kegagalan dalam usahanya. Oleh karena itu pentng sekali bagi

8
seorang wirausaha untuk komit terhadap usaha dan pekerjaannya, serta
memiliki etos keja dan tanggung jawab yang baik.
6. Mandiri atau Tidak Ketergantungan
Sesuai dengan inti dari jiwa kewirausahaan yaitu kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui berfikir kreatif dan
bertindak inovatif untuk menciptakan peluang dalam menghadapi tantangan
hidup, maka seorang wirausaha harus mempuyai kemampuan kreatif dalam
mengembangkan ide dan pikirannya terutama dalam menciptakan peluang
usaha dalam pikrannya, dia dapat mandiri dalam usaha yang digelutinya tanpa
harus bergantung pada orang lain. Seorang wirausaha harus dituntut untuk
selalu menciptakan hal yang baru dengan jalan mengkombinasikan sumber-
sumber yang ada di sekitarnya, mengembangkan teknologi baru, menemukan
pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa
yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberkan kepuasan
kepada knsumen.
7. Berani Mengambil Resiko
Richard Cantillon, orang pertama yang menggunakan istilah entrepreneur
di awal abad ke 18, mengatakan bahwa wirausaha adalah seseorang yang
menanggung resiko. Wirausaha dalam mengambil tindakan hendaknya tidak
didasari oleh spekulasi, melainkan perhitugan yang matang. Ia berani
mengambil resiko terhadap pekerjaannya karena sudah diperhitungkan. Oleh
sebab itu wirasaha selalu berani engambil resiko yang moderat, artinya resiko
yang diambil tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Keberanian resiko
yang didukung komitmen yang kuat, mendorong wirausaha untuk terus
berjuang mencari peluang sampai memperoleh hasil. Hasil-hasil itu harus
nyata atau jelas dan obyektif, dan merupakan umpan balik bagi kelancaran
kegiatannya ( Suyana, 2003 : 14-15 ).
8. Selalu Mencari Peluang
Esensi kewirausahaan yaitu tanggapan yang positif terhadap peluang
untuk memperoleh keuntungan untuk diri sendiri dan atau pelayanan yang
lebih baik pada pelanggan dan masyarakat, cara yang etis dan produktif untuk

9
mencapai tujuan serta sikap mental untuk merealisasikan tanggapan yang
positif tersebut.
9. Memiliki Jiwa Kepemimpinan
Wirausahawan yang berhasil juga merupakan pemimpin yang berhasil.
Dikatakan sebagai pemimpin karena mereka harus mencari peluang-peluang,
mengumpulkan sumber daya ( bahan, manusia , teknologi, dan modal ) yang
diperlukan untuk melaksanakan kegiatan, menentukan tujuan, baik untuk
mereka sendiri maupun untuk orang lain, dan memimpin serta membimbing
orang lain untuk mencapai tujuan.
10. Memiliki Kemampuan Manajerial
Salah satu jiwa kewirausahaan yang harus dimiliki seorang wirausaha
adalah kemampuan untuk managerial usaha yang sedang digelutinya, seorang
wirausaha harus memiliki kemampuan perencanaan usaha,
mengkoordinasikan usaha, mengelola usaha dan sumer daya manusia,
mengontrol usaha, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi
perusahaannya yang kesemuannya itu adalah merupakan kemampuan
managerial yang wajib dimiliki dari seorang wirausaha, tanpa itu semua maka
bukan eberhasilan yang diperoleh tetapi kegagalan usaha yang diperoleh.

2.4 Proses dan Tahap Entrepeneurship


Menurut Srie Sulastri (2008), pengembangan kewirausahaan di awali dari proses
sebagai berikut :
1. Proses Inovasi
Faktor yang mendorong terjadinya inovasi,yaitu keinginan berprestasi, adanya
sifat penasaran, keinginan menanggung resiko, dan pengalaman.
2. Proses Pemicu
Faktor yang mendorong seseorang terjun ke dunia bisnis yaitu adanya
ketidakpuasan terhadap pekerjaan yang ada, terjadinya pemutusan hubungan
kerja,keberanian menanggung resiko, dan komitmen yang tinggi terhadap
bisnis.
3. Proses Pelaksanaan

10
Faktor yang mendorong pelaksanaan dari sebuah bisnis yaitu kesiapan mental
wirausaha secara total, adanya manager sebagai pelaksana kegiatan, dan
adanya visi jauh kedepan untuk mencapai keberhasilan.
4. Proses Pertumbuhan
Proses pertumbuhan didorong factor organisasi, yaitu adanya tim yang kompak
dalam menjalankan usaha, adanya strategi yang mantap, adanya struktur dan
budaya organisasi yang baik dan adanya produk yang menjadi unggulan.
Tahap-tahap pertumbuhan kewirausahaan meliputi tahap imitasi dan duplikasi
tahap duplikasi dan pengembangan, dan tahap menciptakan sesuatu yang baru
dan beda.
Secara umum ada 4 tahap-tahap melakukan kewirausahaan, yaitu:
1. Tahap Memulai
Tahap ini dimana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha,
mempersiapkan segala seuatu yang diperlukan, di awali dengan melihat
peluang usaha baru yang mungkin,apakah membuka usaha baru atau
melakukan franchising. Juga memilih usaha yang akan dilakukan apakah di
bidang pertanian,industri atau manufaktur, maupun produksi atau jasa.
2. Tahap melaksanakan usaha
Tahap ini seseorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait
dengan usahanya. Mencakup aspek-aspek : pembiayaan, SDM,
Kepemilikan, Organisasi, Kepemimpinan yang meliputi bagaimana
pengambilan resiko dan mengambil keputusan pemasaran dan melakukan
evaluasi.
3. Mempertahankan usaha
Tahap ini dimana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai untuk
ditindak lanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi.
4. Mengembangkan usaha
Tahap dimana jika hasil yang diperoleh tergolong psitif atau mengalami
perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha yang menjadi
salah satu pilihan yang mungkin di ambil.

11
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kewirausahaan adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan
membawa visi ke dalam kehidupan. Ada 14 prinsip dalam berwirausaha, yaitu
jangan takut gagal, penuh semangat, kreatif dan inovatif, bertindak dengan penuh
perhitungan dalam mengambil resiko, sabar, ulet dan tekun, harus optimis,
ambisius, pantang menyerah atau jangan putus asa, peka terhadap pasar atau dapat
baca peluang pasar, berbisnis dengan standar etika, mandiri, jujur, peduli
lingkungan, membangun relasi dan network dengan sesama wirausahawan.
Adapun karakteristik dari entrepeneurship, yaitu motif berprestasi tinggi, selalu
perspektif, memiliki kreatifitas tinggi, memiliki perilaku inovatif tinggi, selalu
komitmen dalam pekerjaan, memiliki etos kerja dan tanggung jawab, mandiri atau
tidak ketergantungan, berani mengambil resiko, selalu mencari peluang, memiliki
jiwa kepemimpinan, memiliki kemampuan manajerial. Secara umum ada 4 tahap-
tahap melakukan kewirausahaan, yaitu tahap memulai, tahap melaksanakan usaha,
mempertahankan usaha, mengembangkan usaha

3.2 Saran
1. Mahasiswa
Penulis menyadari bahwa makalah di atas masih jauh dari kata
sempurna. Kedepannya penulis akan lebih fokus dalam menjelaskan
tentang makalah di atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak.
2. Instansi
Instansi dapat memfasilitasi dengan fasilitas yang memadai
sehingga dapat mendukung perkembangan dalam pembelajaran.

12

Anda mungkin juga menyukai