Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan masalah............................................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi ............................................................................................ 3
2.2 Etiologi ............................................................................................. 3
2.3 Klisifikasi Ansietas .......................................................................... 5
2.4 Manifestasi Klinis ............................................................................ 6
2.5 Patofisiologi .................................................................................... 8
2.6 Penatalaksanaan ............................................................................... 8
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian ...................................................................................... 11
3.2 Pohon Masalah ............................................................................... 17
3.3 Diagnosa Keperawatan................................................................... 17
3.4 Perencanaan.................................................................................... 18
BAB IV PENUTUPAN
4.1 Kesimpulan .................................................................................... 23
4.2 Saran ............................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
2.1 Definisi
Ansietas adalah suatu perasaan takut dengan gejala fisiologis, sedangkan
pada gangguan ansietas terkandung unsur penderitaan yang bermakna dan
gangguan fungsi yang di sebabkan oleh kecemasan tersebut (Tomb. Dafit A 2003)
Ansietas adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang
berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak
memiliki objek yang spesifik. Ansietas di alami secara subjektif dan
dikomunikasikan secaar interpersonal. (Stuart & Laraia 2005).
Ansietas adalah respons emosional terhadap penilaian intelektual terhadap
bahaya. (Stuart & Laraia 2005).
Ansietas adalah perasaan takut yang tidak jelas dan yang tidak di dukung
oles situasi ( Videbeck. 2008)
Ansietas merupakan satu keadaan yang ditandai oleh rasa khawatir disertai
dengan gejala somatik yang menandakan suatu kegiatan berlebihan dari Susunan
Saraf Autonomic (SSA). Ansietas merupakan gejala yang umum tetapi non-
spesifik yang sering merupakan satu fungsi emosi. Sedangkan depresi merupakan
satu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan
yang sedih dan gejala penyertanya termasuk perubahan pola tidur dan nafsu
makan, psikomotor, konsentrasi, kelelahan, rasa putus asa dan tak berdaya, serta
gagasan bunuh diri.
Kecemasan memiliki nilai yang positif. Menurut Stuart dan Laraia (2005)
aspek positif dari individu berkembang dengan adanya konfrontasi, gerak maju
perkembangan dan pengalaman mengatasi kecemasan. Tetapi pada keadaan lanjut
perasaan cemas dapat mengganggu kehidupan seseorang.
2.2 Etiologi
Meski penyebab ansietas belum sepenuhnya diketahui, namun gangguan
keseimbangan neurotransmitter dalam otak dapat menimbulkan ansietas pada diri
seseorang. Faktor genetik juga merupakan faktor yang dapat menimbulkan
gangguan ini. Ansietas terjadi ketika seseorang mengalami kesulitan menghadapi
situasi, masalah dan tujuan hidup (Videbeck, 2008).
Setiap individu menghadapi stres dengan cara yang berbeda-beda,
seseorang dapat tumbuh dalam suatu situasi yang dapat menimbulkan stres berat
pada orang lain.
Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi ansietas adalah :
Faktor Predisposisi
1) Dalam pandangan psikoanalisis, ansietas adalah konflik emosional yang terjadi
antara dua elemen kepribadiani yaitu id, ego dan superego. Id mewakili dorongan
insting dan impuls primitif, sedangkan superego mencerminkan hati nurani dan
dikendalikan oleh norma budaya, sedangakan ego di gambarkan sebagai mediator
antara tuntunan dari id dan super ego
2) Menurut pandangan interpersonal, ansietas timbul dari perasaan takut terhadap
ketidak setujuan dan penolakan interpersonal.
3) Menurut pandangan perilaku, ansietas merupakan produk frustasi yaitu segala
sesuatu yang mengganggu kemampuan individu untuk mencapai tujuan yang di
inginkan.
4) Kajian keluarga menunjukkan bahwa gangguan ansietas merupakan hal yang
biasa di temui dalam suatu keluarga.
5) Kajian biologis menunjukkan bahwa otak megandung reseptor khusus untuk
benzodiasepin, obat-obatan yang meningkatkan neuroregulator inhibisi asam-
asam gama-aminobutirat (GABA), yang berperan penting dalam mekanisme
biologis yang berhubungan dengan ansietas.
Faktor Presipitasi
Stresor presipitasi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang dapat
mencetuskan timbulnya kecemasan (Suliswati, 2005). Stresor presipitasi
kecemasan dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu :
1. Ancaman terhadap integritas fisik. Ketegangan yang mengancam integritas fisik
yang meliputi :
a. Sumber internal, meliputi kegagalan mekanisme fisiologis sistem
imun, regulasi suhu tubuh, perubahan biologis normal (misalnya :
hamil).
b. Sumber eksternal, meliputi paparan terhadap infeksi virus dan bakteri,
polutan lingkungan, kecelakaan, kekurangan nutrisi, tidak adekuatnya
tempat tinggal.
2. Ancaman terhadap harga diri meliputi sumber internal dan eksternal.
- Sumber internal : kesulitan dalam berhubungan interpersonal di rumah
dan tempat kerja, penyesuaian terhadap peran baru. Berbagai ancaman
terhadap integritas fisik juga dapat mengancam harga diri.
- Sumber eksternal : kehilangan orang yang dicintai, perceraian,
perubahan status pekerjaan, tekanan kelompok, sosial budaya.
2.5 Patofisiologi
Berdasarkan proses perkembangannya:
1) Bayi/anak-anak
- Berhubungan dengan perpisahan
- Berhubungan dengan lingkungan atau orang yang tidak dikenal
- Berhubungan dengan perubahan dalam hubungan teman sebaya
2) Remaja
Berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri sekunder akibat:
- Perkembangan seksual
- Perubahan hubungan dengan teman sebaya
3) Dewasa
Berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri sekunder akibat:
- Kehamilan
- Menjadi orang tua
- Perubahan karir
- Efek penuaan
2. Lanjut usia
Berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri sekunder akibat:
- Penurunan sensori
- Penurunan motorik
- Masalah keuangan
- Perubahan pada masa pension
2.6 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan ansietas pada tahap pencegahaan dan terapi
memerlukan suatu metode pendekatan yang bersifat holistik, yaitu
mencangkup fisik (somatik), psikologik atau psikiatrik, psikososial dan
psikoreligius (Hawari, 2008) selengkapnya seperti pada uraian berikut :
1) Upaya meningkatkan kekebalan terhadap stress, dengan cara :
a. Makan makan yang bergizi dan seimbang.
b. Tidur yang cukup.
c. Cukup olahraga.
d. Tidak merokok.
e. Tidak meminum minuman keras.
2) Terapi psikofarmaka
Terapi psikofarmaka merupakan pengobatan untuk cemas dengan
memakai obat-obatan yang berkhasiat memulihkan fungsi gangguan
neuro-transmitter (sinyal penghantar saraf) di susunan saraf pusat otak
(limbic system). Terapi psikofarmaka yang sering dipakai adalah obat anti
cemas (anxiolytic), yaitu seperti diazepam, clobazam, bromazepam,
lorazepam, buspirone HCl, meprobamate dan alprazolam.
3) Terapi somatik
Gejala atau keluhan fisik (somatik) sering dijumpai sebagai gejala ikutan
atau akibat dari kecemasan yang bekerpanjangan. Untuk menghilangkan
keluhan-keluhan somatik (fisik) itu dapat diberikan obat-obatan yang
ditujukan pada organ tubuh yang bersangkutan.
4) Psikoterapi
Psikoterapi diberikan tergantung dari kebutuhan individu, antara lain :
a. Psikoterapi suportif, untuk memberikan motivasi, semangat dan
dorongan agar pasien yang bersangkutan tidak merasa putus asa dan
diberi keyakinan serta percaya diri.
b. Psikoterapi re-edukatif, memberikan pendidikan ulang dan koreksi
bila dinilai bahwa ketidakmampuan mengatsi kecemasan.
c. Psikoterapi re-konstruktif, untuk dimaksudkan memperbaiki kembali
(rekonstruksi) kepribadian yang telah mengalami goncangan akibat
stressor.
d. Psikoterapi kognitif, untuk memulihkan fungsi kognitif pasien, yaitu
kemampuan untuk berpikir secara rasional, konsentrasi dan daya
ingat.
e. Psikoterapi psiko-dinamik, untuk menganalisa dan menguraikan
proses dinamika kejiwaan yang dapat menjelaskan mengapa seseorang
tidak mampu menghadapi stressor psikososial sehingga mengalami
kecemasan.
f. Psikoterapi keluarga, untuk memperbaiki hubungan kekeluargaan,
agar faktor keluarga tidak lagi menjadi faktor penyebab dan faktor
keluarga dapat dijadikan sebagai faktor pendukung.
3. Terapi psikoreligius
Untuk meningkatkan keimanan seseorang yang erat hubungannya dengan
kekebalan dan daya tahan dalam menghadapi berbagai problem kehidupan
yang merupakan stressor psikososial.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
1) Data dasar
Pengkajian ini penting dilakukan untuk mengetahui latar belakang,
status sosial ekonomi, adat/kebudayaan, dan keyakinan spiritual,
sehingga mudah dalam komunikasi dan menentukan tindakan
keperawatan yang sesuai.
a. Identitas Pasien (nama, jenis kelamin, umur, status perkawinan,
agama, suku bangsa, pendidikan, bahasa yang digunakan,
pekerjaan, alamat,nomor register, diagnosa medis, sumber biaya,
dan sumber informasi). Terjadi pada semua umur baik laki-laki
maupun perempuan.
b. Identitas Penanggung jawab (nama, jenis kelamin, umur, status
perkawinan, agama, suku bangsa, pendidikan, bahasa yang
digunakan, pekerjaan, alamat, dan hubungan dengan pasien).
2) Faktor Predisposisi
Beberapa faktor predisposisi secara umum yang mempengaruhi
terjadinya ansietas:
a. Panik
b. Ketegangan menghadapi sesuatu
c. Kurang percaya diri
d. Ketakutan kehilangan
e. Preoperasi
f. Obsesius
Menurut beberapa teori terjadinya faktor predisposisi, yaitu:
a. Teori Psikoanalisa
Ansietas adalah konflik emosional yang terjadi antara antara 2
elemen kepribadian – id dan superego. Id mewakili dorongan
insting dan impuls primitif, sedangkan superego mencerminkan
hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh norma-norma budaya
seseorang. Ego berfungsi menengahi tuntutan dari dua elemen
yang bertentangan dan fungsi ansietas adalah mengingatkan ego
bahwa ada bahaya.
b. Teori Interpersonal
Ansietas timbul dari perasaan takut terhadap tidak adanya
penerimaan dan penolakan interpersonal. Ansietas berhubungan
dengan perkembangan trauma, seperti perpisahan dan kehilangan,
yang menimbulkan kelemahan spesifik. Orang yang mengalami
harga diri rendah terutama mudah mengalami perkembangan
ansietas yang berat.
c. Teori Perilaku
Ansietas merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang
mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Pakar perilaku menganggap sebagai dorongan belajar
berdasarkan keinginan dari dalam untuk menghindari kepedihan.
Individu yang terbiasa dengan kehidupan dini dihadapkan pada
ketakutan berlebihan lebih sering menunjukkan ansietas dalam
kehidupan selanjutnya.
d. Kondisi keluarga
Ansietas merupakan hal yang biasa ditemui dalam keluarga. Ada
tumpang tindih dalam gangguan ansietas dan antara gangguan
ansietas dengan depresi. Faktor ekonomi, latar belakang
pendidikan berpengaruh terhadap terjadinya ansietas.
e. Keadaan Biologis
Keadaan biologis menunjukkan bahwa otak megandung reseptor
khususuntuk benzodiasepin, obat-obatan yang meningkatkan
neuroregulator inhibisi asam-asam gama-aminobutirat (GABA),
yang berperan penting dalam mekanisme biologis yang
berhubungan dengan ansietas
3) Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi dibedakan menjadi:
1) Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi ketidakmampuan
fisiologis yang akan datang atau menurunnya kapasitas untuk
melakukan aktivitas hidup sehari-hari.
2) Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan
identitas, harga diri, dan fungsi sosial yang terintegrasi seseorang.
4) Mekanisme Koping
Tingkat ansietas sedang dan berat menimbulkan dua jenis mekanisme
koping sbb:
a. Reaksi yang berorientasi pada tugas yaitu upaya yang di sadari
dan berorientasi pada tindakan untuk memenuhi secara realistik
tuntutan situasi stres, misalnya perilaku menyerang untuk
mengubah atau mengatasi hambatan pemenuhan kebutuhan,
Menarik diri untuk memindahkan dari sumber stress, Kompromi
untuk mengganti tujuan atau mengorbankan kebutuhan personal.
b. Mekanisme pertahanan ego membantu mengatasi ansietas ringan
dan sedang, tetapi berlangsung tidak sadar dan melibatkan
penipuan diri dan distorsi realitas dan bersifat maladaptif.
5) Perilaku
Kecemasan dapat diekspresikan secara langsung melalui perubahan
fisiologi dan perilaku dan secara tidak langsung melalui timbulnya
gejala atau mekanisme koping dalam upaya melawan kecemasan.
Intensietas perilaku akan meningkat sejalan dengan peningkatan
tingkat kecemasan.
Respon fisiologis terhadap ansietas meliputi:
a. Sistem kardiovaskuler: jantung berdebar, palpitasi, tekanan darah
meningkat, rasa ingin pingsan, tekanan darah menurun, denyut
nadi menurun.
b. Sistem respirasi: napas cepat, sesak napas, tekanan pada dada,
napas dangkal, sensasi tercekik.
c. Neuromuskuler: reflex meningkat, reaksi terkejut, mata berkedip-
kedip, insomnia, kelemahan umum.
d. GI: kehilangan nafsu makan, menolak makan, rasa tidak nyaman
pada abdomen, nyeri abdomen, mual, nyeri, ulu hati, diare.
e. Perkemihan: sering berkemih
f. Kulit: berkeringat setempat, gatal, rasa panas dan dingin pada
kulit, wajah pucat.
Respon perilaku meliputi: motorik, afektif, dan kognitif.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Ansietas masih menjadi salah satu masalah gangguan kesehatan jiwa yang
masih banyak terjadi baik di negara-negara maju maupun di negara berkembang
seperti Indonesia. Ansietas sendiri merupakan kekhawatiran atau keadaan
emosional yang tidak jelas, berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak
memiliki objek yang spesifik.
Tingkatan Ansietas :
a. Ansietas Ringan
b. Ansietas Sedang
c. Ansietas Berat
d. Tingkat Panik dari Ansietas
Patofisiologi :
a. Bayi/ anak-anak
b. Remaja
c. Dewasa
d. Lanjut usia
Faktor Predisposisi
- Dalam pandangan psikoanalisis
- Menurut pandangan interpersonal
- Menurut pandangan perilaku
- Kajian keluarga
- Sedangkan kajian biologis
Faktor Presipitasi
- Ancaman terhadap integritas fisik. Ketegangan yang mengancam
integritas fisik
- Ancaman terhadap harga diri meliputi sumber internal dan eksternal
4.2 Saran
Ansietas merupakan gangguan kejiwaan berupa cemas yang tidak
berobyek, sehingga memerlukan pencegahan sedini mungkin pada tiap lapisan
masyarakat. Langkah-langkah pencegahan tersebut dapat berupa :
- Kurikulum pendidikan kesehatan jiwa pada tiap jenjang pendidikan
- Perbaikan pelayanan kesehatan jiwa pada di setiap lapisan institusi kesehatan
- Gaya hidup yang sehat :
- Makan makan yang bergizi dan seimbang.
- Tidur yang cukup.
- Cukup olahraga.
- Tidak merokok.
- Tidak meminum minuman keras.
DAFTAR PUSTAKA
Stuart, G. W. (2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa. (5th ed). Jakarta : EGC.