1
Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker
RUMKITAL Dr. RAMELAN – SURABAYA
Periode Februari – Maret 2018
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Rumah Sakit
1. Peraturan Perundangan Sebagai Dasar Rumah Sakit
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah sakit bab II pasal 2 rumah sakit diselenggarakan berasaskan
Pancasila dan didasarkan kepada nilai kemanusiaan, etika dan profesionalitas,
manfaat, keadilan, persamaan hak dan anti diskriminasi, pemerataan,
perlindungan dan keselamatan pasien, serta mempunyai fungsi sosial
(Presiden RI, 2009). Pelayanan rumah sakit umumnya berfokus pada
pelayananan rawat inap yang menyediakan pelayanan selama 24 jam. Namun
demikian, untuk menunjang kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat di
sekitarnya, rumah sakit dapat juga menyediakan pelayanan rawat jalan
(Anonim, 2009).
Upaya kesehatan di rumah sakit diselenggarakan dengan pendekatan
pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit
(preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan
(rehabilitatif), yang dilaksanakan secara paripurna, terpadu dan menyeluruh
serta berkesinambungan. Penyelenggaraan pembangunan kesehatan
merupakan salah satu bentuk dari upaya kesehatan yang diselenggarakan oleh
rumah sakit (Anonim, 2009). Oleh karena itu, dalam pengaturan rumah sakit
harus mengikuti asas yang berlaku dalam penyelenggaraan pembangunan
kesehatan, yaitu asas perikemanusiaan yang berdasarkan ketuhanan Yang
Maha Esa, asas manfaat, asas usaha bersama dan kekeluargaan, asas adil dan
merata, asas perikehidupan dalam keseimbangan dan asas kepercayaan pada
kemampuan dan kekuatan sendiri (Anonim, 2009).
2. Definsi Rumah Sakit
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 56
tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit, rumah sakit
adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
2
Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker
RUMKITAL Dr. RAMELAN – SURABAYA
Periode Februari – Maret 2018
3
Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker
RUMKITAL Dr. RAMELAN – SURABAYA
Periode Februari – Maret 2018
4
Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker
RUMKITAL Dr. RAMELAN – SURABAYA
Periode Februari – Maret 2018
5
Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker
RUMKITAL Dr. RAMELAN – SURABAYA
Periode Februari – Maret 2018
6
Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker
RUMKITAL Dr. RAMELAN – SURABAYA
Periode Februari – Maret 2018
7
Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker
RUMKITAL Dr. RAMELAN – SURABAYA
Periode Februari – Maret 2018
8
Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker
RUMKITAL Dr. RAMELAN – SURABAYA
Periode Februari – Maret 2018
9
Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker
RUMKITAL Dr. RAMELAN – SURABAYA
Periode Februari – Maret 2018
1
Anonim atau menkes
2
Rumah Sakit Umum atau rumah sakit umum
10
Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker
RUMKITAL Dr. RAMELAN – SURABAYA
Periode Februari – Maret 2018
11
Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker
RUMKITAL Dr. RAMELAN – SURABAYA
Periode Februari – Maret 2018
melaporkan status akreditasi rumah akit kepada menteri. Rumah sakit dapat
mencantumkan kata “terakreditasi” di bawah atau di belakang nama rumah
sakitnya dengan huruf lebih kecil dan mencantumkan nama lembaga
independen penyelenggara akreditasi yang melakukan akreditasi, serta masa
berlaku status akreditasinya.
Pemerintah pusat dan pemerintah daerah wajib mendukung,
memotivasi, mendorong, dan memperlancar proses pelaksanaan akreditasi
untuk semua rumah sakit. Dukungan tersebut dapat berupa bantuan
pembiayaan kepada rumah sakit untuk proses akreditasi. Bantuan
pembiayaan tersebut bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN), Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan/atau
sumber lain yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
12
Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker
RUMKITAL Dr. RAMELAN – SURABAYA
Periode Februari – Maret 2018
3
Risiko atau resiko???
13
Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker
RUMKITAL Dr. RAMELAN – SURABAYA
Periode Februari – Maret 2018
14
Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker
RUMKITAL Dr. RAMELAN – SURABAYA
Periode Februari – Maret 2018
15
Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker
RUMKITAL Dr. RAMELAN – SURABAYA
Periode Februari – Maret 2018
16
Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker
RUMKITAL Dr. RAMELAN – SURABAYA
Periode Februari – Maret 2018
17
Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker
RUMKITAL Dr. RAMELAN – SURABAYA
Periode Februari – Maret 2018
4
Dapus nya apa?
18
Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker
RUMKITAL Dr. RAMELAN – SURABAYA
Periode Februari – Maret 2018
penilaian yang dapat digunakan untuk menilai setiap kegiatan yang telah
diimplementasikan.
3. Sistem Informasi
Sistem informasi manajemen merupakan sebuah sistem informasi yang
melakukan pengolahan transaksi yang sangat berguna untuk kepentingan
organisasi, serta memberikan dukungan informasi dan pengolahan untuk
fungsi manajemen dalam pengambilan keputusan (Jimmy, 2008). Sistem
Informasi dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pelayanan data dan informasi
dengan lebih produktif, transparan, tertib, cepat, mudah, akurat, terpadu,
aman dan efisien, khususnya membantu dalam memperlancar dan
mempermudah pembentukan kebijakan dalam meningkatkan sistem
pelayanan kesehatan khususnya dalam bidang penyelenggaraan Rumah sakit
di Indonesia (Depkes, 2013).
Berdasarkan PMK no. 82 Tahun 2013 tentang Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit (SIMRS), dijelaskan bahwa SIMRS merupakan
suatu sistem teknologi informasi komunikasi yang memproses dan
mengintegrasikan seluruh alur proses pelayanan rumah sakit dalam bentuk
jaringan kordinasi, pelaporan dan prosedur administrasi untuk memperoleh
informasi secara tepat dan akurat, dan merupakan bagian dari sistem
informasi kesehatan. Sistem informasi kesehatan adalah seperangkat tatanan
yang meliputi data, informasi, indikator, prosedur, teknologi, perangkat, dan
sumber daya manusia yang saling berkaitan dan dikelola secara terpadu untuk
mengarahkan tindakan atau keputusan yang berguna dalam mendukung
pembangunan kesehatan (Depkes, 2013). SIMRS bertujuan untuk
meningkatkan efisiensi, efektivitas, profesionalisme, kinerja, serta akses dan
pelayanan rumah sakit. PMK No.82 Tahun 2013 tentang SIMRS pada pasal 3
disebutkan bahwa setiap rumah sakit wajib menyelenggarakan SIMRS,
penyelenggaraannya dapat menggunakan aplikasi dengan kode sumber
terbuka (open source) yang telah disediakan oleh kementrian kesehatan atau
menggunakan aplikasi yang telah dibuat oleh rumah sakit, dengan catatan
aplikasi harus memenuhi persyaratan minimal yang ditetapkan oleh menteri.
19
Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker
RUMKITAL Dr. RAMELAN – SURABAYA
Periode Februari – Maret 2018
5
Kalimat rancu
20
Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker
RUMKITAL Dr. RAMELAN – SURABAYA
Periode Februari – Maret 2018
kerja dan petugas penunjang lain agar tercapai sasaran dan tujuan instalasi
farmasi rumah sakit (Presiden RI, 2009; Depkes, 2016). Kualifikasi SDM
instalasi farmasi untuk pekerjaan kefarmasian terdiri dari apoteker dan Tenaga
Teknis Kefarmasian (TTK), sedangkan pekerjaan penunjang terdiri dari teknisi
komputer yang memahami kefarmasian, tenaga administrasi dan pembantu
pelaksana. Persyaratan SDM dalam pelayanan kefarmasian harus dilakukan
oleh apoteker dan TTK. Instalasi farmasi rumah sakit harus dikepalai oleh
seorang apoteker yang bertanggungjawab atas seluruh pelayanan kefarmasian
rumah sakit dan diutamakan telah memiliki pengalaman bekerja di instalasi
farmasi rumah sakit minimal 3 tahun (Depkes, 2016).
Beban kerja tenaga farmasi rumah sakit dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti kapasitas tempat tidur dan Bed Occupancy Rate (BOR), jumlah dan jenis
kegiatan yang dilakukan (manajemen, klinik dan produksi), jumlah resep dan
formulir permintaan obat (floor stock) per hari, serta volume sediaan farmasi
alat kesehatan dan bahan medis habis pakai. Perhitungan kebutuhan apoteker
pada pelayanan kefarmasian rawat inap meliputi pelayanan farmasi manajerial
dan pelayanan farmasi klinik dengan aktivitas pengkajian resep, penelusuran
riwayat penggunaan obat, rekonsiliasi obat, pemantauan terapi obat, pemberian
informasi obat, konsleing, edukasi dan visite, idelanya dibutuhkan tenaga
apoteker dengan rasio 1 apoteker untuk 30 pasien. Selain rawat inap, Apoteker
melakukan pelayanan kefarmasian rawat jalan meliputi pengkajian resep,
penyerahan obat, pencatatan, penggunaan obat dan konseling, idealnya
dibutuhkan apoteker dengan rasio 1 apoteker untuk 50 pasien. Tenaga apoteker
juga diperlukan untuk pelayanan kefarmasian seperti unit logistik
medik/distribusi, unit produksi steril/aseptik dispensing, unit pelayanan
infromasi obat, dan lainnya tergantung pada jenis aktivitas dan tingkat cakupan
pelayanan yang dilakukan oleh instalasi rumah sakit. Kegiatan lain yang
membutuhkan tenaga apoteker diantaranya UGD, ICU/ICCU/neonatus
intensive, NICU/PICU, serta pelayanan informasi obat (Depkes, 2016).
21
Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker
RUMKITAL Dr. RAMELAN – SURABAYA
Periode Februari – Maret 2018
Tim Farmasi dan Terapi (TFT) merupakan unit kerja yang dibentuk
untuk dapat memberikan rekomendasi kepada pimpinan rumah sakit temtang
kebijakan penggunaan obat di rumah sakit dan beranggotakan dokter dari
semua spesialisasi yang ada di rumah sakit, apoteker instalasi farmasi, serta
tenaga kesehatan lainnya apabila diperlukan. TFT diketuai oleh seorang dokter
atau seorang apoteker, apabila diketuai oleh dokter maka sekretarisnya adalah
apoteker dan sebaliknya apabila ketuanya adalah seorang apoteker maka
sekretarisnya adalah dokter.
1. Tujuan dibentuknya Tim Farmasi Terapi adalah :
a. Membuat kebijakan-kebijakan tentang pemilihan obat, penggunaan
obat serta evaluasinya.
b. Memberikan pengetahuan terbaru berhubungan dengan obat dan
penggunaan obat sesuai dengan kebutuhan kepada staf profesional di
bidang kesehatan.
2. Susunan Organisasi Tim Farmasi dan Terapi
Susunan organisasi kegiatannya dilakukan berdasarkan ketentuan
masing-masing rumah sakit sesuai kondisi rumah sakit setempat,
bergantung pada kebijakan, lingkup fungsi TFT, dan besarnya tugas dan
fungsi suatu rumah sakit.
a. Tim Farmasi dan Terapi harus sekurang-kurangnya terdiri dari 3 (tiga)
dokter, apoteker dan perawat. Bagi rumah sakit besar tenaga dokter
bisa lebih dari 3 (tiga) orang yang mewakili semua staf medis
fungsional yang ada.
b. Ketua Tim Farmasi dan Terapi dipilih dari dokter yang ada di dalam
kepanitiaan dan jika rumah sakit tersebut mempunyai ahli
farmakologi klinik, maka sebagai ketua adalah ahli farmakologi
tersebut. Sekretarisnya adalah apoteker dari instalasi farmasi atau
apoteker yang ditunjuk.
c. Tim Farmasi dan Terapi harus mengadakan rapat secara teratur,
sedikitnya 2 (dua) bulan sekali dan untuk rumah sakit besar rapat
22
Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker
RUMKITAL Dr. RAMELAN – SURABAYA
Periode Februari – Maret 2018
6
Ini ada kepanjangannya?
23
Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker
RUMKITAL Dr. RAMELAN – SURABAYA
Periode Februari – Maret 2018
24
Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker
RUMKITAL Dr. RAMELAN – SURABAYA
Periode Februari – Maret 2018
25
Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker
RUMKITAL Dr. RAMELAN – SURABAYA
Periode Februari – Maret 2018
2. Perencanaan
Perencanaan merupakan kegiatan untuk menentukan jumlah dan
periodepengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan BMHP untuk
menjamin terpenuhinya kriteria tepat jenis, tepat jumlah, tepat waktu dan
efisien. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan ketika melakukan
perencanaan adalah anggaran yang tersedia, penetapan prioritas, sisa
persediaan, data pemakaian periode yang lalu, waktu tunggu pemesanan,
dan rencana pengembangan (Depkes RI, 2016).
Metode yang dapat digunakan untuk melakukan perencanan
perbekalan farmasi yaitu (Depkes RI, 2016) :
a. Metode konsumsi
Metode konsumsi merupakan metode perencanaan dengan
menggunakan data konsumsi obat pada periode sebelumnya.
Kelebihan dari metode konsumsi adalah mudah digunakan, tidak
membutuhkan data penyakit maupun standar pengobatan, pola
26
Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker
RUMKITAL Dr. RAMELAN – SURABAYA
Periode Februari – Maret 2018
b. Metode morbiditas
Metode morbiditas atau metode epidemiologi merupakan metode
perhitungan keperluan obat untuk penanganan penyakit yang spesifik.
Kelebihan dari metode morbiditas yaitu perkiraan kebutuhan obat
mendekati jumlah sebenarnya dan dapat memperbaiki pola
penggunaan obat karena dalam perhitungannya menggunakan standar
pengobatan. Kekurangan dari metode ini yaitu perhitungannya lebih
rumit sehingga membutuhkan banyak waktu dan tenaga, terutama
apabila sulitnya memperoleh data penyakit akibat dari tidak
dilakukannya pencatatan dan pelaporan yang baik (Holloway, 2004).
c. Metode Kombinasi Konsumsi dan Morbiditas
Metode ini digunakan karena adanya keterbatasan pada kedua
metode konsumsi dan epidemiologi. Di dalam perencanaan terdapat
beberapa metode untuk menganalisa biaya total kebutuhan pengadaan
obat dengan mempertimbangkan dana yang tersedia. Metode analisa
yang dapat digunakan untuk menentukan skala prioritas dalam
perencanaan pengadaan perbekalan farmasi yaitu (Bogadenta, 2013) :
1) Analisa ABC
Analisa ABC merupakan analisis terhadap barang-barang
dalam jumlah sedikit, namun menggunakan dana paling besar.
Pada analisa ini obat digolongkan menjadi 3 macam golongan,
yaitu: Kelompok A adalah kelompok jenis obat yang jumlah nilai
rencana pengadaannya menunjukkan penyerapan dana sekitar
70% dari jumlah dana obat keseluruhan. Kelompok B adalah
27
Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker
RUMKITAL Dr. RAMELAN – SURABAYA
Periode Februari – Maret 2018
28
Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker
RUMKITAL Dr. RAMELAN – SURABAYA
Periode Februari – Maret 2018
3. Pengadaan
Pengadaan adalah kegiatan yang dilakukan untuk merealisasikan
perencanaan kebutuhan yang merupakan serangkaian proses dari
penerimaan daftar perencanaan, membuat rencana pembelian, memilih
pemasok, negosiasi harga, menentukan waktu pengadaan, menulis surat
pesanan, dan menyerahkan surat pesanan kepada pemasok (Pudjaningsih,
2006). Tujuan pengadaan adalah menjamin ketersediaan, jumlah, dan
waktu yang tepat dengan harga yang terjangkau dan sesuai standar mutu.
Pengadaan di rumah sakit dapat dilakukan dengan:
a. Pembelian
Rumah sakit pemerintah dalam melakukan pembelian perbekalan
farmasi harus sesuai dengan ketentuan pengadaan barang dan jasa
yang berlaku yang telah diatur dalam Undang-Undang nomor 4 Tahun
2015 tentang pengadaan barang dan jasa pemerintah. Hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam pembelian adalah:
1) Kriteria sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis
pakai, yang meliputi kriteria umum dan kriteria mutu obat.
2) Persyaratan pemasok.
3) Penentuan waktu pengadaan dan kedatangan sediaan farmasi, alat
kesehatan, dan bahan medis habis pakai.
4) Pemantauan rencana pengadaan sesuai jenis, jumlah dan waktu
(Depkes RI, 2016).
29
Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker
RUMKITAL Dr. RAMELAN – SURABAYA
Periode Februari – Maret 2018
4. Penerimaan
Penerimaan merupakan suatu kegiatan untuk menerima perbekalan
farmasi yang telah diadakan sesuai dengan aturan kefarmasian, melalui
pembelian maupun sumbangan/hibah. Tujuan dilakukan penerimaan untuk
menjamin kesesuaian jenis, jumlah, spesifikasi, mutu, waktu penyerahan,
harga yang tertera dalam kontrak atau dengan surat pesenan serta dengan
kondisi fisik. Penerimaan perbekalan farmasi harus dilakukan oleh petugas
yang bertanggungjawab dan dokumen penerimaan barang harus tersimpan
dengan baik (Binfar, 2010). Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
penerimaan (Depkes RI, 2016):
30
Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker
RUMKITAL Dr. RAMELAN – SURABAYA
Periode Februari – Maret 2018
7
Kalimat sepertinya terpotong
31
Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker
RUMKITAL Dr. RAMELAN – SURABAYA
Periode Februari – Maret 2018
8
Kebanyakan dan
32
Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker
RUMKITAL Dr. RAMELAN – SURABAYA
Periode Februari – Maret 2018
33
Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker
RUMKITAL Dr. RAMELAN – SURABAYA
Periode Februari – Maret 2018
34
Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker
RUMKITAL Dr. RAMELAN – SURABAYA
Periode Februari – Maret 2018
9
Quick Yg 2012 yg mana dapusnya
35
Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker
RUMKITAL Dr. RAMELAN – SURABAYA
Periode Februari – Maret 2018
36
Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker
RUMKITAL Dr. RAMELAN – SURABAYA
Periode Februari – Maret 2018
37
Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker
RUMKITAL Dr. RAMELAN – SURABAYA
Periode Februari – Maret 2018
38
Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker
RUMKITAL Dr. RAMELAN – SURABAYA
Periode Februari – Maret 2018
39
Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker
RUMKITAL Dr. RAMELAN – SURABAYA
Periode Februari – Maret 2018
40
Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker
RUMKITAL Dr. RAMELAN – SURABAYA
Periode Februari – Maret 2018
41
Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker
RUMKITAL Dr. RAMELAN – SURABAYA
Periode Februari – Maret 2018
pasien baik resep maupun obat bebas termasuk herbal harus dilakukan
proses rekonsiliasi.
Komparasi petugas kesehatan membandingkan data obat yang
pernah, sedang dan akan digunakan. Discrepancy atau ketidakcocokan
adalah bilamana ditemukan ketidakcocokan/perbedaan diantara data-
data tersebut. Ketidakcocokan dapat pula terjadi bila ada obat yang
hilang, berbeda, ditambahkan atau diganti tanpa ada penjelasan yang
didokumentasikan pada rekam medik pasien. Ketidakcocokan ini dapat
bersifat disengaja (intentional) oleh dokter pada saat penulisan resep
maupun tidak disengaja (unintentional) dimana dokter tidak tahu
adanya perbedaan pada saat menuliskan resep, melakukan konfirmasi
kepada dokter jika menemukan ketidaksesuaian dokumentasi. Bila ada
ketidaksesuaian, maka dokter harus dihubungi kurang dari 24 jam.
Hal lain yang harus dilakukan oleh apoteker adalah: menentukan
bahwa adanya perbedaan tersebut disengaja atau tidak disengaja,
mendokumentasikan alasan penghentian, penundaan, atau pengganti
dan memberikan tanda tangan, tanggal, dan waktu dilakukannya
rekonsilliasi obat.
Komunikasi dengan pasien dan/atau keluarga pasien atau
perawat mengenai perubahan terapi yang terjadi. Apoteker bertanggung
jawab terhadap informasi obat yang diberikan.
d. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
Pelayanan Informasi Obat (PIO) merupakan kegiatan penyediaan
dan pemberian informasi, rekomendasi obat yang independen, akurat,
tidak bias, terkini serta komprehensif yang dilakukan oleh Apoteker
kepada dokter, apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya serta
pasien dan pihak lain di luar rumah sakit.
PIO bertujuan untuk: menyediakan informasi mengenai obat
kepada pasien dan tenaga kesehatan di lingkungan rumah sakit dan
pihak lain di luar Rumah sakit, menyediakan informasi untuk membuat
kebijakan yang berhubungan dengan obat/sediaan farmasi, alat
42
Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker
RUMKITAL Dr. RAMELAN – SURABAYA
Periode Februari – Maret 2018
43
Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker
RUMKITAL Dr. RAMELAN – SURABAYA
Periode Februari – Maret 2018
44
Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker
RUMKITAL Dr. RAMELAN – SURABAYA
Periode Februari – Maret 2018
45
Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker
RUMKITAL Dr. RAMELAN – SURABAYA
Periode Februari – Maret 2018
10
ROTD atau eso???
46
Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker
RUMKITAL Dr. RAMELAN – SURABAYA
Periode Februari – Maret 2018
47
Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker
RUMKITAL Dr. RAMELAN – SURABAYA
Periode Februari – Maret 2018
48