Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diare adalah salah satu penyakit yang menjadi penyebab
kematian di dunia, tercatat sekitar 2,5 juta orang meninggal tiap
tahun. Penyakit ini memiliki angka kejadian yang tinggi di negara
berkembang, namun sedikit kejadiannya di Amerika. Yang dapat
menyebabkan diare yaitu: pada makanan, dalam air, atau penularan dari
satu orang ke orang lain. Perbedaan cara penularan melalui ketiganya
tergantung pada potensi ketersediaannya di lingkungan tempat tinggal.
Diare dalam bahasa Inggris diarrhea merupakan buang air besar dalam
bentuk cairan lebih dari tiga kali dalam sehari dengan jumlah tinja lebih banyak
dari biasanya 200 gram atau 200 mi/jam,tinja berbentuk cair atau setengah cair.
Dalam arti lain diare merupakan sebuah penyakit dimana penderita mengalami
rangsangan buang air besar terus-menerus dan tinja atau feses yang masih
memiliki kandungan air berlebihan.
Kondisi ini dapat merupakan gejala dari luka, penyakit, alergi
(fructose,lactose), kelebihan vitamin C, dan mengkonsumsi buah-buahan tertentu.
Biasanya disertai sakit perut dan seringkali mual dan muntah.
Timbulnya diare yang dialami masyarakat dan banyaknya tayangan
media yang menonjolkan produk terbaik sebagai sumber informasi
tentang obat dan pemakainnya secara tepat memotivasi masyarakat
untuk memilih pengobatan sendiri sebagai salah satu cara untuk
mengatasi keluhan yang dirasakan. Upaya pengobatan sendiri dilakukan
karena pengaruh pertimbangan ekonomi, kepraktisan dalam pengobatan,
serta anggapan bahwa gejala yang diderita masih tergolong ringan dan
mudah diobati.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana gambaran tentang diare non spesifik dan tindakan
swamedikasi diare?

BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi berak
lebih dari biasanya (3 atau lebih per hari) yang disertai perubahan bentuk dan
konsistensi tinja dari penderita (Depkes RI).
Jika ditilik definisinya, diare adalah gejala buang air besar dengan
konsistensi feses (tinja) lembek, atau cair, bahkan dapat berupa air saja.
Frekuensinya bisa terjadi lebih dari dua kali sehari dan berlangsung dalam jangka
waktu lama tapi kurang dari 14hari. Seperti diketahui, pada kondisi normal, orang
biasanya buang besar sekali atau dua kali dalam sehari dengan konsistensi feses
padat atau keras.
B. JENIS-JENIS DAN PENGGOLONGAN DIARE
1. Diare akut, disebabkan oleh infeksi virus, bakteri,obat-obat tertentu atau
penyakit lain. Gejala akut : tinja berbentuk cair,terjadi mendadak,badan
lemas,kadang demam dan muntah serta berlangsung beberapa jam sampai
beberapa hari.
2. Diare kronik merupakan diare yang menetap atau berulang dalam jangka
waktu lama, berlangsung selama 2 minggu atau lebih.
3. Disentri adalah diare yang disertai dengan darah atau lendir.
Diare dapat digolongkan menjadi 2, yaitu :
1. Diare spesifik : diare yang disebabkan oleh infeksi baik bakteri, parasit maupun
virus
2. Diare non spesifik : diare yang terjadi akibat salah makan (makanan pedas
sehingga mempercepat eristaltic usus),ketidakmampuan lambung dan usus
dalam memetabolisme laktosa (terdapat dalam susu hewan) atau lactose
intolerance, ketidakmampuan memetabolisme sayuran atau buah tertentu
(kubis,kembang kol, sawi, nangka,durian),juga bisa dikarenakan infeksi virus
noninvasive yang terjadi pada anak umur dibawah 2 tahun.

C. PATOFISIOLOGI DIARE NON SPESIFIK


1. Gizi yang buruk. Keadaan ini melemahkan kondisi tubuh pasien sehingga
timbulnya diare akibat penyakit lain menjadi sering dan semakin parah
2. Ketidakmampuan alat pencernaan seorang bayi untuk memproses susu dapat
menyebabkan diare
3. Bayi tidak mampu mencerna makanan yang baru dan belum pernah dikenali
4. Akibat alergi terhadap makanan tertentu (makanan laut,udang,dll)
5. Penggunaan obat-obatan tertentu yang tidak dapat diterima oleh jaringan
tubuh akan menyebabkan penyakit sampingan berupa diare
6. Infeksi perut yang disebabkan virus, cacing atau bakeri
7. Terlalu banyak makan buah mentah atau makanan berlemak
8. Keracunan makanan atau kuman.
D. TANDA DIARE NON SPESIFIK
1. Tidak terjadi kenaikan suhu tubuh penderita.
2. Tidak ditemukan lendir atau darah di feses penderita.
E. PENCEGAHAN
Pencegahan muntaber bisa dilakukan dengan mengusahakan lingkungan yang
bersih dan sehat.
1. Usahakan untuk selalu mencuci tangan sebelum menyentuh makanan.
2. Usahakan pula menjaga kebersihan alat-alat makan.
3. Sebaiknya air yang diminum memenuhi kebutuhan sanitasi standar di
lingkungan tempst tinggal. Air dimasak benar-benar mendidih, bersih, tidak
berbau, tidak berwarna dan tidak berasa.
4. Tutup makanan dan minuman yang disediakan di meja.
5. Setiap kali habis pergi usahakan selalu mencuci tangan, kaki, dan muka.
6. Biasakan anak untuk makan di rumah dan tidak jajan di sembarangan
tempat. Kalau bisa membawa makanan sendiri saat ke sekolah
7. Buatlah sarana sanitasi dasar yang sehat di lingkungan tempat tinggal,
seperti air bersih dan jamban/WC yang memadai.
8. Pembuatan jamban harus sesuai persyaratan sanitasi standar. Misalnya, jarak
antara jamban (juga jamban tetangga) dengan sumur atau sumber air
sedikitnya 10 meter agar air tidak terkontaminasi. Dengan demikian, warga
bisa menggunakan air bersih untuk keperluan sehari-hari, untuk memasak,
mandi, dan sebagainya.
F. PENATALAKSANAAN
Pada orang dewasa, penatalaksanaan diare akut terdiri atas:
1. Rehidrasi sebagai prioritas utama pengobatan, empat hal penting
yang perlu
diperhatikan adalah:
a. Jenis cairan, pada diare akut yang ringan dapat diberikan
oralit, cairan Ringer Laktat, bila tidak tersedia dapat
diberikan NaCl isotonic ditambah satu ampul Na bikarbonat
7,5% 50 ml
b. Jumlah cairan, jumlah cairan yang diberikan idealnya sesuai
dengan jumlah cairan yang dikeluarkan
c. Jalan masuk, rute pemberian cairan pada orang dewasa dapat
dipilih oral atau i.v
d. Jadwal pemberian cairan, rehidrasi diharapkan terpenuhi
lengkap pada akhir jam ke-3 setelah awal pemberian
2. Identifikasi penyebab diare, selanjutnya dilakukan pemeriksaan
penunjang terarah.
3. Terapi simtomatik, obat antidiare bersifat simtomatik dan
diberikan sangat hati-hati atas pertimbangan yang rasional.
Sifat beberapa golongan obat antidiare: Antimotilitas dan
sekresi usus; turunan opiat, Difenoksilat, Loperamid, Kodein
HCl. Antiemetik; Metoklopramid, Domperidon.
Pengatasan diare sebagai pertolongan pertama di rumah yaitu
dapat diberikan cairan oralit sebagai pengganti cairan yang
hilang, ditambah dengan makanan-makanan yang berkuah seperti sop,
sayur bening. Jika masih minum ASI, lebih sering memberikan ASI,
atau berikan susu yang lebih encer. Usahakan tetap memberikan
makanan untuk mengganti nutrisi yang terbuang. Makanan sebaiknya
diberikan dalam porsi kecil tapi lebih sering dengan bentuk yang
mudah dicerna. Hindari dulu makanan yang terlalu manis karena
dapat meningkatkan keparahan diare. Oralit dapat dibeli di apotek,
dan sebaiknya disediakan di rumah. Jika tidak ada oralit, bisa
digantikan dulu dengan larutan gula-garam.
G. SWAMEDIKASI
Swamedikasi dapat diartikan sebagai upaya seseorang untuk
mengobati dirinya sendiri (Kartajaya, 2011).
Tujuan dari pengobatan sendiri atau swamedikasi diare adalah
1. untuk mengontrol kehilangan air dan elektrolit
2. meringankan gejala
3. mengidentifikasi dan menghilangkan penyebab
4. mencegah morbiditas dan mortalitas (Cohn dkk, 2004).
Pengobatan sendiri ini meliputi terapi non farmakologi dan terapi
farmakologi. Terapi non farmakologi di sini adalah pemberian Oral
Rehydration Therapi (ORT) atau oralit yang diimbangi dengan diet
spesifik untuk beberapa makanan tertentu,untuk kasus diare ringan
sampai sedang. ORT memiliki keefektifan sebanding dengan terapi
larutan elektrolit intravena pada pengatasan dehidrasi ringan
sampai sedang. ORT mengandung konsentrasi rendah glukosa atau
dextrosa (2 sampai 2,5%). Pada terapi rehidrasi oral ini jika
diare dapat teratasi sebelum 48 jam maka terapi sudah bisa
dihentikan, namun jika setelah 48 jam diare belum juga teratasi
maka perlu rujukan medis. Pada terapi farmakologi, obat yang
direkomendasikan untuk mengatasi diare akut yaitu Loperamid atau
Adsorben. Obat pilihan lain yaitu Bismuth Subsalicylate, namun
pengobatan endiri dengan obat ini hanya banyak digunakan di
Amerika. Loperamid merupakan obat yang populer, efektif, dan aman
untuk digunakan pada pengobatan sendiri diare akut non spesifik.
Efek terapinya yaitu mereduksi volume fecal harian dan
meningkatkan viskositas. Loperamid tidak direkomendasikan untuk
anak di bawah 6 tahun, karena efeknya pada ileus dan oxic
megacolon. Adsorben yang sering digunakan adalah Attapulgite,
Kaolin, dan dan Pectin yaitu pada kasus diare nonspesifik ringan
(Cohn dkk, 2004).

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sekitar80% kematian karena diare terjadi pada anak dibawah usia 2 tahun.
Diare merupakan salah satu penyebab kematian kedua terbesar pada balita, nomor
3 bagi bayi, serta nomor 5 bagi semua umur.
Diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi berak
lebih dari biasanya (3 atau lebih per hari) yang disertai perubahan bentuk dan
konsistensi tinja dari penderita.
B. SARAN
TUGAS
SWAMEDIKASI
“SWAMEDIKASI DIARE NON SPESIFIK”

OLEH :
KELOMPOK XI (SEBELAS)

NURLELA (16.059)

JUMRIATI AZIS (16.)


YAYUK WINARTI KALIM (16.)
RINA ANSANI (16.)

AKADEMI FARMASI KEBANGSAAN


MAKASSAR
2018

Anda mungkin juga menyukai