pertama, duduk di atas kaki kiri seraya bersholawat kepada nabi SAW. Sementara jari jari tangannya menggenggam, kecuali jari telunjuk yang ditunjukkan sewaktu mengucapkan “Laa ilaaha illallah”. Pada Tasyahhud akhir, menyempurnakan bacaan dengan do’a yang diriwayatkan dari nabi dan duduk di atas paha kirinya Usai shoalat mengucapkan: “Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh” dan menoleh ke kanan sehingga pipinya terlihat dari belakang, kemudian menoleh ke kiri, Lalu berniat mengakhiri sholat sewaktu mengucapkan salam dan meniatkan salamnya bagi para malaikat dan kaum muslimin di sebelah kanan kirinya. Membedakan antara Rukun dan Sunnah
Rukun sholat ada 12:
6. Bediri tegak seusai rukuk 1. Niat 7. Sujud dengan thuma’ninah 2. Mengucapkan Allahu Akbar 8. Duduk tegak seusai sujud 3. Berdiri 9. Duduk membaca tasyahhud 4. Membaca Surat al Fatihah akhir 5. Membungkuk pada saat ruku’ 10. Membaca tasyahhud akhir sehingga kedua telapak 11. Bersholawat atas Nabi tangannya menyentuh kedua 12. Mengucapkan salam lutut dengan thuma’ninah pertama Syarat amalan Hati
Khusyu’ (“Dan dirikan sholat untuk mengingat-Ku “ Thaha: 14.
Rasulullah bersabda: “betapa banyaknya orang yang mendirikan shalat, namun bagian yang diperolehnya hanya rasa lelah dan kepayahan Shalat: dzikir, qiraat, munajat, dan dialog. Hal ini tidak bisa terwujud kecuali menghadirkan hati. Secara sempurna dapat dilakukan dengan memahami, mengagungkan, merasa cemas, berharap dan merasa malu. Kesimpulan: Setiap kali pengetahuan mengenai Allah bertambah, bertambah pula kekhusyu’an dan keahdiran hati Jika mendengar adzan, hadirkan hati guna mengingat kengerian seruan pada hari kiamat dan bersiap siap lahir batin untuk menyambut dan bergegas memenuhinya. Karena orang yang bergegas memenuhi seruan ini adalah mereka yang diseru dengan lembut pada hari kiamat. Jika hati depenuhi dengan rasa gembira dalam memenuhinya, maka akan demikian terhadap seruan itu. Rasulullah bersabda: “ Buatlah kami gembnira dengannya, wahai bilal” Penyejuk mata beliau adalah shalat Bersuci: mensucikan batin dari segala sesuatu selain Allah swt untuk menyempurnakan shalat. Jika anda menutup aurat dengan pakaian, apa yang menutup aurat bathin Anda dari Allah? Beradablah di hadapan Allah, ketahuilah bahwa Dia melihat anda dan rahasia anda, maka bersikap rendah hatilah lahir dan bathin. Coba lihat, seandainya anda berdiri di hadapan raja, kira kira bagimana anda? Padahal Allah tidak sebanding dengan raja manapun. Semua manusia adalah hamba-Nya. Apabial engkau melakukaknnya, janganlah engkau berbohong atas ucapan anda: “Aku menhadapkan wajahku” dan ucapan anda: “dengan lurus dan berserah diri” , “Aku bukan orang orang musyrik.” Juga ucapan : “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku untuk Allah” Perhatikanlah, tidak seyogyanya ini semua berupa kebohongan belaka sehingga kelak menjadi penyebab kebinasaan Anda. Seyogyanya anda juga mengingat kebesaran dan keagungan Allah swt. sewaktu anda ruku’ dan sujud. Anda menyadari kecilnya diri anda, sementara Allah Ta’ala dengan rahmat-Nya membuat anda layak untuk bermunajat kepada-Nya. Maka jangan pernah meremehkan adab dan kehadiran hati Anda di hadapan-Nya. Rasulullah bersbda: Sesungguhnya Allah mengahadap ke arah orang orang yang sedang sholat selama orang itu tidak menoleh. Maka jagalah lahir bathinnmu dari menoleh. Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya hamba benar benar mendirikan shalat, namun pahala shalatnya tidak dicatat, tidak separuhnya, tidak pula sepertiganya, juga tidak seperempatnya, tidak seperlimanya, tidak pula seperenamnya dan tidak juga sepersepuluhnya. Pahala shalat hanya dicatat bagi seseorang sebanyak bacaan yang dipahaminya.” Salah seorang mengatakan: “seorang hamba bersujud, pada saat itu dia mengira telah mendekatkan diri kepada Allah SWT. Namun seandainya dosa dosanya dibagikan kepada penduduk kota, niscaya mereka akan celaka”. Dia pun ditanya: Bagaimana bisa demikian?“ Dia bersujud di hadapan Allah namun hatinya tunduk pada hawa nafsu dan gambaran gambaran kebathilan telah menguasainya”. Jawab ulama tersebut IMAM DAN KETELADANAN
Rasulullah bersabda: “para imam adalah
para penjamin” tidak seyogyanya seseorang menjadi imam bagi orang orang yang tidak menyukainya, karena hal itu lebih selamat. Lebih tepat bila orang yang menhjadi imam adalah orang yang memikul beban beban mereka. Karena itu Rasulullah selalu menjadi imam. Seyogyanya dia menjaga waktu waktu sholat sehingga dia mendirikan sholat pada awal waktunya, karena awal waktu adalah keridhaan Allah SWT . Sedangkan akhir waktu adalah pemaafan Allah. Keridhaan Allah lebih utama dari pada pemaafannya. Seyogyanya dia memiliki tiga waktu diam. Demikianlah yang diriwayatkan dari Nabi SAW yang pertama adalah sewaktu membaca do’a iftitah dengan suara pelan. Yang kedua setelah membaca surat al fatihah dan sebelum membuka bacaan surat. Lamanya separuh diam yang pertama. Yang ketiga adalah seuasi membaca surat dan sebelum untuk ruku’, ini yang paling sebentar Tidak sepatutnya makmum mendahului gerakan imam. Bahkan seharusnya dia tidak bergerak turun untuk ruku’ selama imam belum mantap melakukan ruku’. Demikian pula halnya dalam setiap rukun. Dikatakan “Orang-orang keluar dari sholat ada tiga golongan. Pertama, golongan yang membawa paha 25 sholat, mereklah orang yang bertakbir dan rukuknya setelah imam. Kedua, golongan yang membawa paha satu shalat, merekalah orang yang bersamaan dengan imam. Ketiga, golongan yang tidak membawa pahal, merekalah orang yang mendahului gerakan imam.” Para ulama berbeda pendapat mengenai imam: “apakah dalam rukuk dia menantinya samapi orang yang baru bergabung agar memperoleh keutamaan berjamah?” Bisa jadi yang lebih utama dia tidak mengapa melakukannya bdengan ikhlas apabila suatu perbedaan lahir tidak tampak.” Dalam qunut shalat shubuh, imam mengucapkan: ‘Allahumahdina...dan makmum mengaminkan