Malnutrisi sangat umum terjadi pada pasien sirosis dan sangat mempengaruhi prognosis. Asupan makanan yang tidak adekuat, gangguan sintesis dan absorbsi nutrien, kehilangan protein, hipermetabolisme dan inflamasi merupakan faktor yang berpengaruh pada malnutrisi. Malnutrisi merupakan komplikasi umum dari gagal hati stadium akhir (sirosis) dan merupakan indikator prognostik penting dari hasil klinis (tingkat kelangsungan hidup, lama tinggal di rumah sakit, morbiditas post transplantasi, dan kualitas hidup) pada pasien dengan sirosis. Beberapa penelitian telah mengevaluasi status gizi pada pasien dengan sirosis hati dari etiologi yang berbeda dan berbagai tingkat insufisiensi hati yang mengarah bahwa kekurangan gizi dikenali dalam segala bentuk sirosis dan bahwa prevalensi gizi buruk di sirosis telah diperkirakan berkisar 65% -100%. Hati memainkan peran sentral dalam regulasi gizi dengan mengatur metabolisme nutrisi, dan banyak faktor mengganggu yang keseimbangan metabolisme pada gagal hati stadium akhir, akibatnya banyak masalah gizi terjadi. Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap kekurangan gizi pada gagal hati termasuk tidak memadainya asupan nutrisi, penurunan sintesis atau penyerapan (berkurang sintesis protein, malabsorpsi), kehilangan protein, keadaan hipermetabolik serta peningkatan energy-protein expenditure karena cadangan glikogen menurun dan terjadinya glukoneogenesis, metabolisme energi akan beralih dari karbohidrat menjadi oksidasi lemak sementara resistensi insulin juga dapat berkembang. Akibatnya, sirosis hati sering mengakibatkan keadaan katabolik yang berdampak pada kurangnya nutrisi penting. 2. Data Prevalensi Kepatuhan Diet 3. Dampak Terkait Diet 4. Kebiasaan / Pola Makan Pasien Dan Sikap Perawat Terhadap Diet Pasien