(PKRS)
A. Latar Belakang
B. Isu Strategis
Promosi kesehatan di rumah sakit telah diselanggarakan sejak tahun
1994 dengan nama Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit (PKMRS). Seiring
dengan pengembangannya, pada tahun 2003, istilah PKMRS berubah menjadi Promosi
Kesehatan Rumah Sakit (PKMRS). Seiring dengan pengembangannya, pada tahun
2003, istilah PKMRS berubah menjadi promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS).
Berbagai kegiatan telah dilakukan untuk mengembangkan PKRS seperti penyusunan
pedoman PKRS, advokasi dan sosialisasi PKRS kepada Direktur rumah sakit
pemerintah, pelatihan PKRS, pengembangan dan distribusi media serta pengembangan
model PKRS antara lain di Rumah Sakit Pasar Rebo di Jakarta dan Rumah Sakit
Syamsuddin, SH di Sukabumi. Namun pelaksanaan PKRS dalam kurun waktu lebih
dari 15 tahun belum memberikan hasil yang maksimal dan kesinambungannyadi rumah
sakit tidak terjaga dengan baik tergantung pada kuat tidaknya komitmen Direktur rumah
sakit.
C. Dasar Hukum
c. Pasal 10
Setiap orang berkewajiban menghormati hak orang lain dalam upara
memperoleh lingkungan yang sehat baik fisik, biologi, maupun sosial.
d. Pasal 11
Setiap orang berkewajiban berperilaku hidup sehat untuk mewujudkan,
mempertahankan, dan memajukan kesehatan yang setinggi-tingginya.
e. Pasal 17
Pemerintah bertanggungjawab atas ketersediaan akses terhadap informasi,
edukasi, dan fasilitas pelayanan kesehatan untuk meningkatkan dan
memelihara derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
f. Pasal 18
Pemerintah bertanggungjawab memberdayakan dan mendorong peran aktif
masyarakat dalam segala bentuk upaya kesehatan.
g. Pasal 47
Upaya kesehatan diselenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan pendekatan
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara
terpadu, meyeluruh dan berkesinambungan.
h. Pasal 55
1. Pemerintah wajib menentapkan standar mutu pelayanan kesehatan.
2. Standar mutu pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksudkan pada ayat
(1) diatur dengan peraturan peraturan pemerintah.
i. Pasal 62
1. Peningkatan kesehatan merupakan segala bentuk upaya yang dilakukan
oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat untuk
mengoptimalkan kesehatan melalui kegiatan penyuluhan,
penyebarluasan informasi, atau kegiatan lain untuk menunjang
tercapainya hidup sehat.
2. Pencegahan penyakit merupakan segala bentuk upaya uang dilakukan
oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan atau masyarakat untuk
menghindari atau mengurangi resiko, masalah dan dampak buruk akibat
penyakit.
3. Pemerintah kota maupun pemerintah daerah menjamin dan menyediakan
fasilitas untuk kelangsungan upaya peningkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit
4. Ketentuan berlanjut tentang upaya peningkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit diatur dengan peraturan Menteri.
j. Pasal 115
1. Kawasan Tanpa Rokok (KTR) pada fasilitas pelayanan kesehatan.
2. Pemerintah Daerah wajib menetapkan Kawasan Tanpa Rokok di
wilayahnya.
k. Pasal 168
1. Untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang efektif dan efesien
diperlukan informasi kesehatan.
2. Informasi kesehatan sebagaimana dimaksudkan ayat (1) dilakukan
melalui sistem informasi dan melalui lintas sektor.
3. Ketentuan lebih lanjut mengenai sistem informasi sebagaimana
dimaskudkan pada ayat (2)diatur oleh Peraturan Pemerintah.
b. Pasal 4
Rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan
secara paripurna.
d. Pasal 29
Setiap Rumah Sakit mempunyai kewajiban; butir a) memberikan informasi
yang benar tentang pelayanan Rumah sakit kepada masyarakat.
e. Pasal 32
Setiap pasien mempunyai hak, butir d) memperoleh pelayanan kesehatan
yang bermutu sesuai dengan stadar profesi dan standar prosedur operasional.
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT
A. LATAR BELAKANG
Tuntutan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan transparan membawa
dampak secara luas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara termasuk organisasi
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD). Pemerintah baik pusat maupun daerah harus mau
merespon atas tuntutan itu sebagai jawabannya adalah dilakukan reposisi dan redefinisi
fungsi dan peran lembaga-lembaga pemerintahan dengan produk atau aturan hukum.
Untuk daerah diserahkan berbagai kewenangan secara luas guna mengurus dan mengatur
rumah tangganya dalam mencapai kesejahteraan rakyat atas partisipasi atau peran serta
masyarakat melalui undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.
Dan untuk menjalankan fungsi-fungsi manajemen pemerintahan yang memegang
peranan penting dalam mencapai tujuan organisasi maka disusunlah rencana kerja
(Renja) yang bertujuan untuk mengklarifikasi tujuan organisasi dan menyusun langkah –
langkah yang harus dilakukan.Realisasi langkah-langkah tersebut memerlukan berbagai
sumber daya, dan sumber-sumber daya tersebut perlu diorganisir agar siap pakai.
Sedangkan controling dilakukan semenjak actuating dijalankan. Untuk menjamin
keserasian antara target (plan) dengan hasil (product/output) diperlukan controling pada
organisasi RUSD.
Melalui Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 itu, diharapkan
penganggaran seluruh SKPD menitikberatkan pada kekuatan penganggaran yang
digerakkan oleh misi atau penganggaran berbasis kinerja. Pendekatannya mengutamakan
keluaran atau hasil dari kegiatan yang akan atau telah dicapai dengan kuantitas dan
kualitas yang terukur, setiap alokasi dana yang direncanakan harus terkait dengan tingkat
pelayanan dan hasil yang dapat dicapai. Sedangkan dalam penyusunan anggaran
didasarkan atas capaian kinerja, indikator kinerja, analisi standar belanja, standar saruan
harga dan standar pelayanan minimal.
Tabel 1
Jabatan dan Nama Pejabat
Eselon
No JabatanStruktural NamaPejabat
III a IV a
1 Direktur dr. JOKO WANTORO, MMR
Tabel 2
2015
Status
NO Jenis Tenaga JUMLAH Ket
PNS/CPNS PTT/THL
1 Pejabat Struktural 4 0 4
2 Staf Subbag TU 7 0 7
3 Staf seksi Pelayanan 0 1 1
4 Staf seksi Perawatan 0 1 1
5 Dokter Spesialis Peny.Dalam 1 0 1
6 Dokter Spesialis Anastesi 1 0 1
7 Dokter Spesialis Bedah Umum 1 0 1
8 Spesialis Kandungan 0 2 2
9 Spesialis Syaraf 0 1 1
10 Spesialis Orthopedi 0 1 1
11 Spesialis Anak 1 1 2
2 (Tugas
A. Visi
Visi RSUD Suradadi adalah gambaran arah pembangunan atau kondisi
masa depan yang ingin dicapai RSUD Kardinah melalui penyelenggaraan tugas dan
fungsi dalam kurun waktu 5 (lima) tahun yang akan datang. Visi dan misi
RSUD Suradadi menunjukkan apa yang menjadi cita-cita layanan terbaik RSUD
Suradadi baik dalam upaya mewujudkan visi dan misi Bupati Tegal maupun dalam
upaya mencapai kinerja pembangunan daerah pada aspek kesejahteraan, layanan, dan
peningkatan daya saing daerah dengan mempertimbangkan permasalahan dan isu
strategis yang relevan.
Sebagai gambaran tentang apa yang ingin diwujudkan di akhir periode
perencanaan yang menggambarkan tujuan utama penyelenggaraan Tugas Pokok dan
Fungsi, perumusan Visi RSUD Suradadi adalah :
Menjadi Rumah sakit type C, dengan layanan Trauma center yang unggul di
B. Misi
1.Meningkatkan kinerja mutu pelayanan yang berorientasi pada kepuasan pelanggan;
2.Meningkatkan kinerja keuangan rumah sakit;
3.Meningkatkan status RS menjadi RS tipe C,
4.Mengembangkan Kapasitas Sumber Daya Manusia dan produk layanan unggulan,
berupa layanan Trauma yang unggul diwilayah Pantura Tegal.
C. Tujuan
1. Mengembangkan/meningkatkan kelas/tipe Rumah Sakit Umum Daerah Suradadi
dari kelas/tipe D menjadi kelas/tipe C;
2. Melaksanakan pengabdian masyarakat dalam rangka mensukseskan Sistem
Kesehatan Nasional;
3. Mempunyai tenaga dokter spesialis yang cukup;
4. Mempunyai peralatan medis dan penunjang medis canggih dan
memadaisesuaistandart yang mendukung pelayanan;
5. Mempunyai tenaga medis yang cukup;
6. Jumlah tempat tidur mencukupi/memadai;
7. Gedung/ruangan tersedia;
8. Tarif relatif lebih rendah;
9. Melayani peserta BPJS dan asuransi sosial lainnya
D. Falsafah
Dengan modal iman dan taqwa kepada Allah swt, bahwa bekerja adalah
ibadah dan keikhlasan, meraih ridhlo Allah SWT, tugas adalah amanah, dan
oleh karena itu Rumah Sakit Umum Daerah Suradadi berkeyakinan bahwa :
E. Nilai Kerja
Landasan Nilai Kerja RSUD Suradadi :
1. Kerjasama Tim
2. Integritas
3. Manusiawi
4. Profesional
F. Motto
Motto RSUD Suradadi adalah;
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI
RSUD SURADADI
DIREKTUR
Kepala Seksi Pelayanan Sub Bagian Tata Usaha Kepala Seksi Perawatan
DIREKTUR
SEKRETARIAT
BAB VI
URAIAN JABATAN
TIM PKRS RSUD KARDINAH
A. Ketua PKRS
1. Nama Jabatan : Ketua
2. Pengertian : seorang professional yang diberi tugas dan wewenang untuk dapat
memimpin dalam menjalankan pelaksanaan kegiatan PKRS RSUD Suradadi.
3. Tanggung jawab : secara administratif dan fungsional bertanggungjawab seluruhnya
terhadap pelaksanaan kegiatan PKRS di RSUD Suradadi
4. Tugas pokok : mengkoordinasikan semua pelaksanaan kegiatan PKRS di RSUD
Suradadi
5. Uraian tugas :
a. Menyusun dan merencanakan pelaksanaan program kerja kegiatan PKRS.
b. Memimpin, mengkoordinir dan mengevaluasi pelaksanaan operasional
kegiatan PKRS secara efektif , efisien dan bermutu.
c. Bertanggung jawab terhadap koordinasi dengan bagian unit kerja terkait.
d. Memberikan pembinaan terhadap anggota PKRS.
e. Membuat daftar inspeksi ke semua unit terkait.
f. Memimpin pertemuan rutin setiap bulan dengan anggota PKRS untuk
membahas dan menginformasikan hal – hal penting yang berkaitan dengan
PKRS.
g. Menghadiri pertemuan manajemen, bila dibutuhkan.
h. Menjalin kerjasama antar unit terkait.
i. Meningkatkan pengetahuan anggota, membuat dan memperbaiki cara kerja
dan pedoman kerja yang aman dan efektif.
6. Wewenang:
a. Memberikan penilaian kinerja anggota PKRS.
b. Membuat dan menetapkan prgram kerja PKRS.
7. Hasil Kerja
a. Daftar tugas untuk anggota PKRS.
b. Usulan perencanaan ketenagaan dan fasilitas yang dibutuhkan pada PKRS.
c. Program Kerja PKRS
d. Bahan materi edukasi
B. Wakil Ketua PKRS
1. Nama Jabatan : Wakil Ketua PKRS.
2. Pengertian : seseorang yang ahli dalam bidang PKRS dan mampu dalam
menjalankan pelaksanaan kegiatan PKRS.
3. Tanggung Jawab : secara administratif dan fungsional bertanggung jawab kepada
ketua PKRS serta mewakilkan Ketua PKRS apabila Ketua PKRS berhalangan.
4. Tugas Pokok : ikut berperan serta dalam pelaksanaan kegiatan PKRS.
5. Uraian Tugas :
a. Menjadi mitra Ketua PKRS untuk memimpin, mengkoordinir dan
mengevaluasi pelaksanaan operasional PKRS secara efektif, efisien dan
bermutu.
b. Menjadi mitra Ketua PKRS untuk bertanggung jawab terhadap koordinasi
dengan bagian unit kerja terkait.
c. Menjadi mitra Ketua PKRS untuk memberikan pembinaan terhadap anggota
PKRS.
d. Menjadi mitra Ketua PKRS untuk membuat daftar inspeksi ke semua unit
terkait membuat dan menanda tangani surat keluar serta melakukan pekerjaan
administrasi termasuk pengarsipannya.
e. Menjadi mitra Ketua PKRS untuk meningkatkan pengetahuan anggota,
membuat dan memperbaiki cara kerja dan pedoman kerja yang aman dan
efektif.
f. Memberikan pertimbangan atau saran pada perencanaan, pengembangan
program dan fasilitasi kegiatan PKRS.
g. Membuat analisa kinerja PKRS.
6. Uraian Wewenang : menjadi mitra ketua PKRS
7. Hasil Kerja :
a. Usulan perencanaan ketenagaan dan fasilitas yang dibutuhkan pada kegiatan
PKRS
b. Laporan evaluasi dan monitoring pelaksanaan Program Kerja PKRS secara
menyeluruh
C. Sekretariat
1. Tanggung Jawab : secara administratif dan fungsional bertanggung jawab kepada
ketua PKRS
2. Tugas Pokok : ikut berperan serta dalam pelaksanaan kegiatan program PKRS
3. Uraian Tugas :
a. Mengatur rapat dan jadwal rapat PKRS
b. Menyiapkan ruang rapat dan perlengkapannya yang diperlukan, termasuk
konsumsi, khususnya bila rapat berlangsung saat waktu makan siang atau sore
c. Membuat dan menanda tangani surat keluar serta melakukan pekerjaan
administrasi termasuk pengarsipannya
d. Menyusun kesimpulan sidang dan notulen rapat
e. Memberikan pertimbangan atau saran pada perencanaan, pengembangan
program dan fasilitasi kegiatan PKRS.
4. Uraian Wewenang : meminta informasi dan arahan dari Ketua PKRS
5. Hasil Kerja: dokumentasi administrasi pelaksanaan kegiatan PKRS
D. Bagian Umum
1. Tanggung Jawab : secara administratif dan fungsional bertanggung jawab kepada
ketua PKRS
2. Tugas Pokok : ikut berperan serta dalam pelaksanaan kegiatan program PKRS
3. Uraian Tugas :
a. Mengelola peralatan penyuluhan & menginventarisasi barang milik PKRS
b. Mempersiapkan sarana perlengkapan kegiatan pelayanan penyuluhan baik
penyuluhan individu maupun kelompok
c. Merekam dan mendokumentasikan kegiatan penyuluhan baik yang disiarkan
melalui TV, radio maupun kegiatan lain yang dipandang perlu
d. Menyampaikan infromasi pelayanan rumah sakit /berita penyuluhan /materi
penyuluhan melalui Intranet /Website ke pelanggan termasuk upload foto yang
diperlukan
e. Menyimpan hasil dokumentasi
4. Uraian Wewenang : meminta informasi dan arahan kepada Ketua PKRS
5. Hasil Kerja: dokumentasi kegiatan PKRS
A. Ketua PKRS
1. Nama Jabatan : Ketua
2. Pengertian : seorang professional yang diberi tugas dan wewenang untuk dapat
memimpin dalam menjalankan pelaksanaan kegiatan PKRS.
3. Persyaratan dan kualifikasi:
a. Pendidikan formal : dokter atau perawat.
b. Pendidikan non formal : sertifikat seminar.
c. Pengalaman kerja : pengalaman kerja sebagai dokter atau perawat medical
informasi di rawat inap dan rawat jalan.
d. Ketrampilan : memiliki bakat dan minat, berdedikasi tinggi, berkepribadian
yang menarik, dapat bersosialisasi dengan baik dan profesional.
C. Sekretariat
1. Nama Jabatan : Sekretaris PKRS
2. Pengertian : seseorang yang ahli dalam bidang administrasi kegiatan PKRS dan
mampu dalam menjalankan pelaksanaan Kegiatan PKRS
3. Persyaratan dan Kualifikasi :
a. Pendidikan Formal : berijazah D3 dari unit terkait
b. Pendidikan Non Formal : -
c. Pengalaman Kerja : memiliki pengalaman sebagai tenaga administrasi
kegiatan.
d. Ketrampilan : memiliki bakat dan minat serta dedikasi tinggi, berkepribadian
mantap dan emosional yang stabil
e. Berbadan sehat jasmani dan rohani.
D. Bagian Umum
1. Nama Jabatan : Koordinator Bagian Umum
2. Pengertian : seseorang yang ahli dalam bidang penyediaan sarana dan prasarana
pelaksanaan kegiatan PKRS dan mampu bekerjasama dengan unti kerja terkait
untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan PKRS
3. Persyaratan dan Kualifikasi :
a. Pendidikan Formal : berijazah D3 dari unit terkait
b. Pendidikan Non Formal : -
c. Pengalaman Kerja : memiliki pengalaman sebagai staf sarana dan prasarana
kegiatan di rumah sakit .
d. Ketrampilan : memiliki bakat dan minat serta dedikasi tinggi, berkepribadian
mantap dan emosional yang stabil
e. Berbadan sehat jasmani dan rohani.
E. Bagian Penyuluhan
1. Nama Jabatan : Koordinator penyuluhan anggota PKRS
2. Pengertian : seseorang yang diberi tugas oleh Ketua PKRS dalam mengidentifikasi
kebutuhan promisi kesehatan yang terkait dan memfollow up pelaksanaan dan
penerapaan program kerja PKRS dalam masing – masing bagian atau unit kerja
3. Persyaratan dan Kualifikasi :
a. Pendidikan Formal : berijasah D3 atau persamaannya dalam bidangnya
masing masing dan memiliki minat dan bakat dalam penyuluhan kesehatan
kesehatan
b. Pendidikan Non Formal : memiliki sertifikat kursus sesuai unit kerja masing -
masing
c. Pengalaman Kerja : pengalaman kerja di rumah sakit dalam unit masing-
masing.
d. Ketrampilan : memiliki bakat dan minat serta dedikasi tinggi, berkepribadian
mantap dan emosional yang stabil
e. Berbadan sehat jasmani dan rohani.
BAB VIII
TATA HUBUNGAN KERJA TIM PKRS
Direktur
Sekretaris
Rehabilitas Farmasi
Medis
Keterangan :
Tim PKRS langsung dibawahi oleh Direktur rumah sakit.
Ketua PKRS bertanggung jawab langsung kepada Direktur.
Wakil ketua PKRS PKRS bertanggung jawab langsung kepada Ketua PKRS dan
berlaku sebagai mitra.
Ketua dan wakil ketua PKRS bermitra untuk mengkoordinasikan setiap anggota
PKRS
Sekretaris bertanggungjawab langsung kepada ketua PKRS dan diharuskan
menyusun rapat, membuat notulen rapat dan sidang PKRS
Setiap anggota PKRS berdiri mandiri dan aktif untuk membuat, melaksanakan dan
menerapkan program kerja PKRS di bagian/unit masing – masing kerja.
Setiap anggota PKRS berkewajiban membuat identifikasi kebutuhan promosi
kesehatan dan menyarankan program kerja yang sesuai serta bertanggungjawab
langsung kepada Ketua PKRS
Hasil dari identifikasi kebutuhan promosi kesehatan dianalisa dan diolah di Tim
PKRS untuk selanjutnya ditindak lanjuti dan diterapkan oleh Tim PKRS, Customer
Service Keperawatan (perawat & bidan), Medical Information, Rekam Medis,
Rehabilitasi Medis, Farmasi, Gizi, Wakil ketua Tim PKRS, Ketua Tim PKRS,
Direktur Pelayanan, Sekretaris.
BAB IX
MONITORING DAN EVALUASI
Monitoring kinerja PKRS dilakukan dengan pemantauan setiap hari oleh setiap PJ
unit terkait, dokumentasi permintaan PKRS di status pasien, pencatatan pasien yang
teredukasi di LOGBOOK (unit dan edukasi kolaboratif) dan formulir pemberian informasi
dan formulir pemberian edukasi kolaboratif. Monitoring jumplah pamflet yang tersedia
dilakukan dengan penyediaan 50 lembar untuk setiap topik materi edukasi disetiap unit
terkait setiap bulannya dan dilakukan refill atau pengisian ulang setiap bulannya. Apabila
pamflet habis sebelum sebulan, maka permintaan pamflet dapat dilakukan ke panitia
PKRS (lihat lembar permintaan pamflet edukasi) Evaluasi kualitas sumberdaya manusia
dan fasilitas dilakukan dengan survey lapangan setiap bulan dan pelatihan mengnai materi
edukasi unit-unit PKRS setiap 6 bulan sekali. Evaluasi kinerja panitia PKRS dilakukan
dengan laporan bulan dari setiap unit PKRS, laporan bulanan panitia PKRS dan survery
kepuasan pelanggan setiap 3 bulan.
BAB X
DOKUMEN BUKTI
Dokumen bukti adalah segala bentuk informasi tertulis dalam rangka promosi kesehatan
yang dibuat oleh dan dari unit-unit PKRS yang meliputi:
1. Materi edukasi
2. Standard prosedur Operasional (SPO)
3. Formulir
4. Lembar permintaan
5. dan lain sebagainya
Semua dokumen ini disertakan dalam appendix dan digunakan untuk meningkatkan
kualitas pelayanan PKRS dan penerapan pelayanan PKRS bagi setiap pasien.
BAB XI
PENUTUP
Pedoman Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) ini disusun agar menjadi acuan
dalam pengembangan kegiatan PKRS dan pengembangan Akreditasi Rumah Sakit yang
berhubungan dengan promosi kesehatan. Pedoman ini merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dengan upaya meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan rumah sakit.
Sebagai penutup kiranya dapat diingatkan kembali bahwa PKRS bukanlah urusan mereka
yang bertugas di unit PKRS saja, PKRS adalah tanggung jawab dari Direksi RS, dan
menjadi urusan (tugas) bagi hampir sleuruh jajaran RS. Yang plaing penting dilaksanakan
dalam rangka PKRS adalah upaya-upaya pemberdayaan, baik pmeberdayaan terhadap
pasien (rawat jalan dan rawat inap) maupun terhadapa klien sehat.
Namun demikian, upaya-upaya pemberdayaan ini akan lebih berhasil, jika didukung
oleh upaya - upaya bina suasana dan advokasi. Bina suasana dilakukan terhadapa mereka
yang paling berpengaruh terhadap pasien/klien. Sedangkan advokasi dilakukan terhadap
mereka yang dapat mendukung.membantu RS dari segi kebijakan (peraturan perundang-
undangan) dan sumber daya, dalam rangka memberdayakan pasien/klien. Banyak sekali
peluang untuk melaksanakan PKRS, dan peluang-peluang tersebut harus dapat
dimanfaatkan dengan baik, sesuai dengan fungsi dari peluang yang bersangkutan.