I. Tujuan
Dapat melakukan standarisasi suatu asam kuat dan basa kuat.
Dapat melakukan titrasi untuk suatu larutan yang tidak diketahui
konsentrasinya dengan benar.
Dapat menjelaskan prinsip titrasi campuran karbonat-bikarbonat.
Dapat menghitung konsentrasi masing-masing di dalam campuran.
4.2. Sampel
a. Alkalimetri
Penentuan H2SO4 XN dengan larutan baku sekunder NaOH.
V NaOH x N NaOH
NH2SO4 =
V H2SO4
Simplo: Duplo:
3
10 L 10 3 L
9,7 mL . x 0,0998 N 9,6mL . x 0,0998 N
1 mL 1 mL
NH2SO4 = NH2SO4 =
10 3 L 10 3 L
25 mL . 25 mL.
1 mL 1 mL
= 0,0387 eq/L = 0,0387 N = 0,0383 eq/L = 0,0383 N
Normalitas sampel H2SO4 : [0,0387 N + 0,0383 N] : 2 = 0,0385 N
Penentuan CH3COOH XN dengan larutan baku sekunder
NaOH
V NaOH x N NaOH
NCH3COOH =
V CH3COOH
Simplo: Duplo:
3
10 L 10 3 L
6,8mL . x 0,0998 N 6,9mL . x 0,0998 N
1 mL 1 mL
NCH3COOH = NCH3COOH =
10 3 L 10 3 L
25 mL . 25mL.
1 mL 1 mL
= 0,0271 eq/L = 0,0271 N = 0,0275 eq/L = 0,0275 N
Normalitas sampel CH3COOH : [0,0217 N + 0,0275 N] : 2 = 0,0273 N
b. Asidimetri
Penentuan NH3 XN dengan larutan baku sekunder HCl
V HCl x N HCl
N NH3 =
V NH 3
Simplo: Duplo:
3
10 L 10 3 L
2,1 mL . x 0,1713 N 2,2 mL. x 0,1713 N
1 mL 1 mL
NNH3 = NNH3 =
10 3 L 10 3 L
25 mL . 25 mL.
1 mL 1 mL
= 0,0144 eq/L = 0,0144 N = 0,0151 eq/L = 0,0151 N
Normalitas sampel NH3 : [0,0144 N + 0,0151 N] : 2 = 0,0148 N
4.1. Standarisasi HCl dengan boraks dan NaOH dengan asam benzoat
Standarisasi larutan HCL dan NaOH betujuan untuk mengetahui
konsentrasi yang sebenarnya dalam larutan, karena larutan HCL dan NaOH
akan digunakan sebagai larutan standar dalam tiitrasi asam basa pada
penentuan konsentrasi dengan cara asidimetri dan alkalimetri. Pada
standarisasi ini indikator yang digunakan adalah PP (fenoftalein), pada saat
indikator ditambahkan pada larutan berisi asam benzoat dan boraks warna
larutan tetap bening, setelah dititrasi dengan larutan HCL dan NaOH larutan
berubah menjadi pink atau merah muda. Perubahan warna pada larutan
disebabkan oleh resonansi isomer elektron. Beberapa indikator mempunyai
tetapan ionisasi yang berbeda, sehingga menunjukkan warna pada range PH
yang berbeda. Indikator fenolftalein adalah indikator yang dibuat dengan
kondensasi anhidrida fthalein dengan fenol. Jadi, indikator PP mengubah
warna larutan boraks dan asam benzoat dari tidak berwarna menjadi merah
muda. Adapun konsentrasi masing-masing larutan standar yang diperoleh
dari hasil standarisasi dengan asam benzoat dan boraks yang dirata-ratakan
yaitu konsentrasi HCl sebesar 0,1713 N, sedangkan konsentrasi NaOH
sebesar 0,0998 N.
4.3. Karbonat-Bikarbonat
Penetapan kadar karbonat dan bikarbonat dengan sampel Na2CO3-
NaHCO3 dalam campuran dilakukan menggunakan metode titrasi asidimetri
menggunakan larutan standar HCl dengan dua indikator berbeda pada masing-
masing titrasi yaitu indikator PP (trayek 8,3-10) dan MO (trayek 3,1–4,5).
Untuk menentukan kadar karbonat digunakan indikator PP, indikator ini
berfungsi sebagai zat penunjuk. Ketika karbonat dalam campuran karbonat-
bikarbonat telah habis bereaksi dengan asam maka warna larutan yang
awalnya berwarna merah muda akan berubah menjadi tidak berwarna,
sehingga setelah dititrasi terdapat larutan bikarbonat awal pada saat sebelum
reaksi dan ditambah dengan bikarbonat yang terbentuk setelah reaksi. Reaksi
antara larutan karbonat dengan asam klorida dengan indikator PP membuat
natrium karbonat bereaksi dengan asam klorida menghasilkan natrium
bikarbonat dan natrium klorida, persamaan reaksinya yaitu :
VI. Kesimpulan
1. Konsentrasi larutan standar yang diperoleh secara duplo yaitu
konsentrasi NaOH sebesar 0,0998 N dan konsentrasi HCl sebesar
0,1713 N.
2. Pada titrasi alkalimetri konsentrasi yang didapatkan pada sampel
H2SO4 XN sebesar 0,0385 N sedangkan pada sampel CH3COOH
sebesar 0,0273 N.
3. Pada titrasi asisimetri konsentrasi yang didapatkan pada sampel
NH3 XN sebesar 0,0148 N sedangkan pada sampel NaOH XN
sebesar 0,0404 N.
VII. Daftar Pustaka