NIFAS FISIOLOGIS
DI RUANG NIFAS RSUD ULIN BANJARMASIN
Oleh :
Wahdatur Rahmi Annisa, S.Kep
NIM 18NS271
Banjarmasin,………………........2019
Menyetujui,
……………………………….. ………………………………..
NIK/NIP. ................................ NIK. .......................................
LEMBAR PENGESAHAN
Banjarmasin,………………........2019
Menyetujui,
……………………………….. ………………………………
NIK/NIP. ................................ NIK. .....................................
Mengetahui,
Ketua Jurusan Keperawatan
Universitas Sari Mulia
A. Definisi
Dalam bahasa Latin, waktu tertentu setelah melahirkan anak disebut
puerperium, yaitu dari kata puer yang artinya bayi dan parous melahirkan.
Puerperium berarti masa setelah melahirkan bayi. Masa nifas dimulai
beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu
berikutnya
Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari
persalinan selesai hingga alat-alat kandungan kembali seperti prahamil.
Lama masa nifas yaitu 6-8 minggu. Nifas dibagi dalam tiga periode, yaitu:
1. Puerperium dini, yaitu kepulihan ketika ibu telah diperbolehkan berdiri dan
berjalan
2. Puerperium intermedial, yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genital
3. Remote puerperium, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna, terutama bila selama hami atau waktu persalinan mempunyai
komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna mungkin beberapa minggu,
bulan, atau tahun.
Waktu Tujuan
6. Payudara
Perubahan pada payudara dapat meliputi :
a. Penurunan kadar progesteron secara cepat dengan peningkatan
hormon prolaktin setelah persalinan.
b. Kolostrum sudah ada saat persalinan produksi Asi terjadi pada hari
ke-2 atau hari ke-3 setelah persalinan.
c. Payudara menjadi besar dan keras sebagai tanda mulainya proses
laktasi
7. Sistem Perkemihan
Buang air kecil sering sulit selama 24 jam pertama, kemungkinan
terdapat spasme sfingter dan edema leher buli-buli sesudah bagian ini
mengalami kompresi antara kepala janin dan tulang pubis selama
persalinan.
Urin dalam jumlah yang besar akan dihasilkan dalam waktu 12 –
36 jam sesudah melahirkan. Setelah plasenta dilahirkan, kadar hormone
estrogen yang bersifat menahan air akan memgalami penurunan yang
mencolok. Keadaan ini menyebabkan diuresis. Ureter yang berdilatasi
akan kembali normal dalam tempo 6 minggu.
8. Sistem Gastrointestinal
Seringkali diperlukan waktu 3 – 4 hari sebelum faal usus kembali
normal. Meskipun kadar progesteron menurun setelah melahirkan,
namun asupan makanan juga mengalami penurunan selama satu atau
dua hari, gerak tubuh berkurang dan usus bagian bawah sering kosong
jika sebelum melahirkan diberikan enema. Rasa sakit didaerah
perineum dapat menghalangi keinginan ke belakang.
9. Sistem Hematologi
Penurunan kadar estrogen, volume darah kembali kepada
keadaan tidak hamil. Jumlah sel darah merah dan hemoglobin kembali
normal pada hari ke-5. Meskipun kadar estrogen mengalami penurunan
yang sangat besar selama masa nifas, namun kadarnya masih tetap
lebih tinggi daripada normal. Plasma darah tidak begitu mengandung
cairan dan dengan demikian daya koagulasi meningkat. Pembekuan
darah harus dicegah dengan penanganan yang cermat dan penekanan
pada ambulasi dini.
G. PENGKAJIAN
1. Data umum klien
a. Initial klien & suami
b. Usia
c. Status perkawinan
d. Pekerjaan
e. Pendidikan terakhir
f. Initial suami
2. Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu
3. Pengalaman menyusui
4. Riwayat kehamilan saat ini
5. Riwayat persalinan
6. Riwayat ginekologi (masalah ginekologi, riwayat KB)
7. Data umum kesehatan saat ini
a. Status obstetric
b. Keadaan umum
c. Tanda-tanda vital
d. Pemeriksaan head to toe
H. MASALAH KEPERAWATAN
1. Nyeri akut
2. Gangguan rasa nyaman
3. Perubahan menjadi orangtua
4. Resiko infeksi
I. INTERVENSI
Nyeri akut
Tujuan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam klien tidak
mengalami nyeri
Kriteria hasil :
a. klien melaporkan nyeri berkurang
b. klien mengatakan mampu mengontrol nyeri
c. klien mampu mengenali nyeri
INTERVENSI RASIONAL
Lakukan pengkajian nyeri secara Memudahkan menentukan inetrvensi
komprehensif termasuk lokasi nyeri, durasi, selanjutnya
frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
Observasi reaksi nonverbal dari
Mengidentifikasi adanya nyeri pada
ketidaknyamanan klien
Kontrol tekanan darah klien Perubahan tekanan darah dapat
mengindikasikan adanya reaksi dari
pemberian obat-obatan
Kontrol lingkungan yang dapat Mengurangi faktor pencetus nyeri
mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
pencahayaan, dan kebisingan
Kurangi faktor presipitasi nyeri Apabila faktor pencetus berkurang
maka intensitas nyeri akan berkurang
Bantu klien dan keluarga untuk mencari dan Dukungan dari keluarga dapat
menemukan dukungan membantu klien mengatasi nyeri
Ajarkan tentang teknik non farmakologi: Teknik non farmakologi yang benar
napas dada, relaksasi, distraksi, kompres akan membuat klien rileks dan nyaman
hangat/dingin sehingga dapat mengurangi nyeri
Tingkatkan istirahat Istirahat akan membuat klien merasa
nyaman, sehingga nyeri dapat
berkurang
Kolaborasi: Penggunaan agens-agens farmakologi
Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri, untuk mengurangi atau menghilangkan
seperti nyeri
Resiko Infeksi
Tujuan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam resiko infeksi
tidak menjadi aktual
Kriteria hasil :
a. Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
b. Klien menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi
c. Jumlah leukosit dalam batas normal
d. Klienmenunjukkan perilaku hidup sehat
e. Status imun, gastrointestinal, genitourinaria dalam batas normal
INTERVENSI RASIONAL
Pantau tanda/gejala infeksi (missal.suhu Mengetahui tanda infeksi secara dini
tubuh, denyut jantung, pembuangan, memungkinkan pencegahan terhadap
penampilan luka, sekresi, penampilan urin, infeksi dan mengurangi keparahan
suhu kulit, lesi kulit, keletihan, malaise) infeksi yg mungkin sudah terjadi
Kaji faktor yg meningkatkan serangan Faktor pemberat dapat mengakibatkan
infeksi (missal.usia lanjut, tanggap imun infeksi berkembang leboh cepat
rendah, dan malnutrisi)
Pantau hasil laboratorium (DPL, hitung Perubahan hasil laboratorium
granulosit absolut, hasil-hasil yg berbeda, mengidentifikasikan adanya infeksi
protein serum, dan albumin)
Ajarkan pasien teknik mencuci tangan yg Cuci tangan dengan benar dapat
benar mencegah transmisi organism
Ajarkan kepada pasien dan keluarganya Perubahan hasil laboratorium dapat
tanda/gejala infeksi dan kapan harus mengindikasikan adanya infeksi
melaporkannya ke pusat kesehatan
Berikan terapi antibiotic bila diperlukan Mencegah infeksi
DAFTAR PUSTAKA
Bahiyatun. 2009. Uku Ajar Asuhan Kebidanan nifas normal. Jakarta. EGC
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-perbedaanp-5102-3-
bab2.pdf
PATHWAY
Post Partum Fase Letting go Kehadiran
Anggota Baru
Intoleransi Aktivitas