Anda di halaman 1dari 10

Lakukan inspeksi leher dengan memperhatikan kesimetrisannya dan setiap massa atau

jaringan parut yang ada. Cari pembesaran kelenjar ludah parotis atau submandibular dan
perhatikan setiap nodus limfatikus yang terlihat.

Nodus Limfotikus (Ketenjar Limfe). Lakukan palpasi nodus timfatikus. Gunakan


permukaan ventral jari telunjuk serta jari tengah Anda, dan gerakkan kulit di atas jaringan
yang ada di bawahnya pada setiap daerah. Pasien harus berada dalam keadaan rileks dengan
leher sedikit difleksikan ke depan dan jika diperlukan, agak difleksikan ke arah sisi yang
hendak diperiksa. Biasanya Anda dapat memeriksa kedua sisi leher dalam satu pemeriksaan.
Namury untuk memeriksa nodus limfatikus submental, tindakan palpasi dengan tangan yang
satu sementara bagian puncak kepala pasien ditahan dengan tangan lainnya merupakan
manuver yang akan membantu pemeriksaan ini.

Raba nodus limfatikus berikut ini becara berurutan.

1. Preaurikular- di depan telinga


2. Aurikular posterior - superfi sial prosesus mastoideus
3. Oksipital-pada basis kranii di sebelah posterior
4. Tonsilar - pada angulus mandibula
5. Submandibular-pada titik tengah garis yang menghubungkan angulus (sudut)
mandibula dengan ujung mandibula. Biasanya nodus limfatikus submandibular
berukuran lebih kecil dan lebih licin dibandingkan dengan kelenjar ludah
submandibular yang berbenjol-benjol yang merupakan tempat terletaknya nodus
limfatikus tersebut.
6. Submental-pada garis tengah beberapa sentimeter di belakang ujung mandibula.
7. Servikal superfisial-superfisial mu skulus sternomastoideus
8. Servikal posterior-di sepanjang tepi anterior muskulus trapezius
9. Rangkaian servikal profundaterletak dalam pada daerah sternomastoideus dan sering
kali tidak teraba pada pemeriksaan. Kaitkanlah ibu jari tangan dan jari-jari lairrnya
pada kedua sisi muskulus sternomastoideus untuk menemukan nodus limfatikus
tersebut
10. Supraklavikular-terletak dalam pada sudut yang dibentuk oleh tulang klavikula dan
muskulus sternomastoideus

Perhatikan ukuran nodus limfatikus, bentuk, batas (diskrit atau menyatu), mobilitas,
konsistensi, dan setiap nyeri tekan yang ditemukan. Nodus limfatikus yang kec1l, mobile
(bisa digerakkan), diskrit dan tidak nyeri tekan terkadang dinamakan "shotty", sering kali
ditemukan pada orang normal.

Dengan menggunakan permukaan ventral jari telunjuk dan jari tengatr, palpasi nodus
limfatikus preaurikular dengan melakukan gerakan berputar yang hati-hati. Kemudian,
lakukan pemeriksaan terhadap nodus limfatikus aurikular, posterior dan oksipital.
Palpasi rangkaian nodus limfatikus pada daerah servikal anterior (anterior ceruiccrl chain)
yang lokasinya di sebelah anterior dan superfisial muskulus sternomastoideus. Kemudiary
lakukan palpasi rangkaian nodus limfatikus pada daerah servikal posterior (posterior ceraical
chain) di sepanjang muskulus trapezius (tepi anterior) dan muskulus sternomastoideus (tepi
posterior). Fleksikan leher pasien agak ke depan ke arah sisi yang hendak diperiksa. Lakukan
pemeriksaan nodus limfatikus supraklavikular pada sudut di antara tulang klavikula dan
muskulus stetnomastoideus.

Nodus limfatikus yang membesar atau terasa nyeri ketika disentuh-jika tidak dapat dijelaskan
penyebabnya-memerlukan (1) pemeriksaan ulang daerah yang menjadi asal aliran cairan
limfe ke dalam kelenjar tersebut, dan (2) pemeriksaan yang seksama terhadap nodus
limfatikus di bagian tubuh yang lain agar Anda dapat membedakan antara limfadenopati
regional dan generalisata.

Terkadang Anda dapat mengelirukan berkas otot atau arteri dengan nodus limfatikus. Anda
harus dapat memutar nodus limfatikus dalam dua arakr, yaitu arah naik-turury dan arah dari
sisi yang satu ke sisi lainnya. Otot maupun pembuluh arteri memberi hasil yang negatif pada
tes ini.

Trakea dan Kelenjor Tiroid. Untuk membantu Anda mengenali arah di daerah leher, kenali
dahulu kartilago tiroidea serta krikoidea dan trakea yang ada di bawahnya.

Lakukan inspeksi traken untuk menemukan setiap deviasi dari posisi garis tengah yang
normal. Kemudian lakuksn palpasi untuk menemukan setiap deaiasl. Letakkan jari tangan di
sepanjang salah satu .,' sisi trakea dan perhatikan celah ,.. antara trakea dan muskulus ster- .;;
nomastoideus. Bandingkan celah ..,.': ini dengan celah pada sisi lainnya. Kedua celah tersebut
harus simetris.

Lnkukan inspeksi leher untuk meraba kelenjar tiroid. Tengadahkan kepala Batas bawah
kelenjar tiroid pasien sedikit ke belakang. Lakukan penyinaran dengan cahaya tangensial
yang membesar ini ditunjukkan yang diarahkan ke bawah dari ujung dagu pasien, dan
kemudian lakukan oleh pencahayaan tangensial. inspeksi pada daerah di bawah kartilago
krikoidea untuk mencari kelenjar Goiter adalah istilah umum tiroid. Garis-bentuk bayangan
tepi-bawah setiap kelenjar tiroid seperti yang untuk kelenjar tiroid yang terlihat dalam foto di
bawah ini ditunjukkan oleh anak-anak panah. Membesar

Minta pasien untuk minum sedikit air dan mengekstensikan kembali lehernya Dengan
geral<an menelan, batas serta menelan air tersebut. Amati gerakan kelenjar tiroid ke atas
dengan mem- bawah kelenjar tiroid yang perhatikan kontur dan kesimetrisannya. Kartilago
tiroidea, kartilago krikoidea, besar ini meninggi (naik) dan dan kelenjar tiroid semuanya akan
bergerak naik ketika pasien menelan dan terlihat lcurang simetris. kemudian kembali ke
posisi diam.

Sebelum Anda terbiasa dengan pemeriksaan ini, lakukan pengecekan pengamatan visual
Anda dengan jari-jari tangan Anda dari depan pasien. Tindakan ini akan membantu Anda
mengenali arah langkah berikutnya.

Kini Anda sudah siap untuk melakukan palpasi keleniar tiroid. Mula-mula pemeriksaan ini
mungkin terasa sulit. Gunakan petunjuk yang Anda peroleh dari inspeksi visual. Temukan
patokan Anda, adopsikan teknik pemeriksaan yang baik dan ikuti langkahJangkah pada
halaman berikutnya yang menjelaskan garis besar teknik pemeriksaan dengan pendekatan
posterior (tekniknya)

serupa dengan pendekatan anterior). Melalui pengalamary Anda akan menjadi lebih terampil.
Biasanya kelenjar tiroid lebih mudah diraba pada leher yang panjang dan ramping daripada
pada leher yang pendek dan besar. Pada leher yang pendek, ekstensi tambahan pada leher
mungkin membantu. Kendati demikiary kelenjar tiroid pada beberapa orang terletak sebagian
atau seluruhnya di bawah os sternum dan tidak dapat dijangkau dalam pemeriksaan fisik.

LANGKAH,LANGKAH FALPA5I KELEN'AR TIROID r l'tinta pasien untuk memfleksikan


lehernya sedikit ke depan agar teriadi relaksasi rnuskulus sternomastoideus. : Letakkan iari-
jari kedua tangan Anda pada leher pasien sehingga fari teluniuk Anda tepat di bawah
kartilago krikoidea. r Minta pasien untuk minum dan menelan air seperti sebelumnya.
Lakukan palpasi untuk merasakan gerakan isthmus tiroid ke atas di bawah permukaan ventral
jari-jari tangan Anda. Gerakan ini sering dapat dipalpasi, namun ridak selalu. r Geser trakea
ke kanan dengan iari-jari tangan kiri Anda; kemudian dengan jari-jari tangan kanan, lakukan
palpasi ke arah lateral untuk menemukan lobus kanan tiroid yang terletak dalam ruangan di
antara trakea yang digeser ke kanan dan otot sternomastoideus yang dalam keadaan relaksasi.
Ternukan margo lateralis keleniar tiroid. Dengan cara yang sarna, lakukan pemerikraan lobus
kiri. Pada perabaan, lobus kelenjar tiroid terasa sedikit lebih sulit ditemukan daripada bagian
isthrnusnya dan diperlukan latihan untuk dapat m€rabailya. Permukaan anterior lobus
lateralis berukuran lebih-kurang sebesar falang distal ibu jari dan terasa kenyal seperti karet.

r Perhatikan ukuran, bentuk, dan konsbtensi ketenjar tiroid, dan kenali setiap nodulus atau
nyeii tekoD.

Jika keleniar tiroid membesar, lakukan auskultasi dengan stetoskop pada kedua Iobus lateralis
untuk rnendengarkan brait, bunyi yang serupa dengan bising iantung tetapi bukan berasal,
dari jantung.

Aneri Korotis don Veno lugularis. Mungkin Anda akan menunda pemeriksaan yang lebih
rinci terhadap pembuluh darah ini sampai pasien dalam posisi berbaring untuk menjalani
pemeriksaan kardiovaskuler. Namun, distensi vena jugularis dapat terlihat dalam posisi
duduk dan tidak boleh diabaikan. Anda juga harus waspada terhadap pulsasi arteri yang
menonjol serta tidak lazim dijumpai.

Thorax

Pemeriksaan Dada Posterior

INSPEKSI

Dari posisi garis tengah di belakang tubuh pasien, perhatikan bentuk dada dan cara
dsdabergerak yang meliPuti: r Deformitas atau ketidaksimetrisan (asimetri)

r Retraksi ruang sela iga yang abnormal pada saat inspirasi. Retraksi tampak paling jelas pada
ruang sela iga bagian bawah. se.i.g disertai retraksi supraklavikular. I Gangguan gerak
pernapasan pada silah satu atau kedua sisi atau tertinggalnya (terlambatnya) gerak
PernaPasan yang unilateral'

PALPASI

Ketika melakukan palpasi dada, fokuskan perhatian Anda terhadap nyeri Nyeri tekan
interkostal tekan dan abnormalitas pada kulit yang berada di atasnya, ekspansi terdapat pada
daerah pleura respiratorius, dan fremitus. yang menglami inflamasi Kenali daeruh-itaeruh
yang nyeri ketikn ilitekan. Lakukan palpasi dengan hati-hati Luka memar ditemukan di atas
pada setiap daerah tempat terasanya nyeri yang dikeluhkan atau tempat daerah fraktur tulang
i9 terlihatnya lesi atau memar.

Lakukan pengkajan terhadap abnormalitas yang terlihat seperti massa yang bermuara pada

Meskipun jarang ditemukan. biasanya jalur sinus (sinus trocrs) menunjukkan infeksi pada
pleura dan paru yang ada dr bawah dinding dada (seperu tuberkulosis. aktinomikosis)

Penyebab berkurangnya atau rertinggalnya ekspansi dada yang unilateral meliputi penya. kit
fibrotik kronik pada paru atau pleura yang ada di bawah dinding dada, efusi pleura,
pneumonia lobaris, nyeri pleura dengan disertai sp/inting, dan obstruksi bronkial yang
unilateral
Fremrtus akan berkurant arau tidak teraba jika suara yang dikeluarkan pasien sangat pelan
atau kalau transmisi getaran dari laring ke permukaan dada cerhalang. Penyebabnya melipuo
obstruksi bronkial, PPOK: ter. pisahnya permukaan kedua pleura oleh cairan (efusi pleura;
fibrosis (penebalan pleura). udara (pneumotoraks) atau rumor yang menginfiltrasi; dan
dinding dada yang sangat tebal

atau jalu.r kulit)

Tes ekspanst dsdn. Letakkan rbu;arr kedua tangan Anda dr sekrtar ketrnggrarr tga ke-10
dengan jari-jari tangan vang meme6lang secara longgar dinding dada (rib cage) sebelah
lateral dan sejajar dengan dinding tersebut. Ketika meletakkan kedua tangan Anda, geser
keduanya ke arah medial dengan gerakan yang cukup untuk menimbulkan lipatan kulit yang
longgar pada setiap sisi dada dj antara ibu jari tangan Anda dan tulang belakang pasien

Minta pasren untuk menarik napas yang dalam. Amatl jarak antara kedua rbu iari tangan
ketika keduanya bergerak saling menjauhi pada saat inspirasi, dan rasakan iuasnya serta
kesimetrisan rih cage pada saat dinding dada me ngembang dan berkontraksj

Lnkukan palpau untuk merasakan lremftus taktil. Fremrtus merupakan.getaran atau vibrasi
yang ditransmisikan melalui percabangan bronkopulmonaris ke dinding dada dan dapat
dirasakan dengan palpasi ketika pasien berbicara untuk mendeteksi fremitus, gunakan
permukaan ventral (bagian tulang telapak tangan atau pangkal jari tangan) atau permukaan
ulnar tangan Anda untuk mengoptimalkan sensitivitas getaran pada tulang-tulang tangan
Anda Minta pasien untuk mengulangi perkataan "tujuh-tujuh." Jika getaran fremitus kurang
jelas. minta pasien rrntuk berkata lebih keras atau dengan suara vang lebih dalam

Cunakan. satu tangan untuk meraba sampal Anda bela;ar merasakar) getaran iremitus.
Beberapa klinisi menemukan bahwa penggunaan satu tangan lebih akurat. Kendatr demikian,
penggunaan kedua tangan secara simultan untuk membandingkan kedua sisi dada akan
meningkatkan kecepatan Anda dan mempermud ah penemuan perbedaan

Lakukqn palpasi dan bandingkan da' eruh simetris paru dengan Pola yang terlihat dalam foto.
Kenali dan tentukan lokasi setiaP daerah dengan getaran fremitus yang berlambah,
berkurang, atau tidak teraba. Fremitus secara tipikal lebih menonjol di daerah interskaPular
dibandingkan pada lapang paru bawah, dan sering kali lebih menonjol pada sisi kanan
dibandingkan pada sisi kiri. Getaran inj menghilang di bawah diafragma.

Fremitus taktil merupakan alat pemeriksaan yang relatif kasar, tetapi sebagai teknik
Pemandu, cara ini akan mengarahkan perhatian Anda pada abnormalitas yang mungkin
terdapat. Kemudian dalam pemeriksaan, Anda akan mengecek setiap hasil temuan yang
dianjurkan dengan mendengarkan bunyi napas, bunyi suara dan suara berbisik. semua atriiut
inj cendeiung bertambah atau berkurang secara bersama-sama

PERKUSI

Perkusi merupakan salah satu teknik pemeriksaan fisik yang pafing Pentlng Perkusi dada
menggunakan dinding dada serta jaringan di bawahnya sebagai landasan ketukan agar
menghasilkan bunyi yang dapat didengar dan getaran yang dapat dirasakan. Perkusi akan
membantu Anda dalam menentukan apakah jiringan yang ada di bawah dinding dada berisi
udara, cajran ataukah piaut. Kenditi demikian, getaran yang ditimbulkan oleh perkusi hanya
menembus ke dalam dada sekitar 5-7 cm sehingga tidak akan membantu Anda untuk
mendeteksi lesi yang letaknya lebih dalam

Ieknik perkusi dapat dipraktikkan pada setiap permukaan. Ketika mem' praktikkin perkusi,
dengarkan perubahan bunyi yang ditimbulkan oleh perkusr pada berbagai tipe material atau
berbagai bagian tubuh. Kunci utama untuk menguasai teknik perkusi yang baik, dijelaskan
bagi pemeriksa yang dominan tangan kanan, adalah sebagai berikut

Lakukan hiperekstensi jari tengah tangan kiri Anda yang dikenal sebagai jari tangan
pleksimeter. Buat sendi interfalangeal distal menekan kuat pada permukaan yffirg akan
diperkusi. Hindari kontak antara permukaan tersebut dengan bagian tangan Anda yang lain
karena hal ini akan meredam getaran. Perhatikan bahwa ibu jari, jari telunjuk, jari manis dan
jari kelingking tidak menyentuh permukaan dada yang akan diperkusi r Posisikan lengan
kanan bawah Anda cukup dekal dengan permukaan yang akan diperkusi, sementara tangan
Anda difleksikan ke arah dorsal. Jari tengah harus dalam keadaan fleksi yang parsial, rileks
dan siap untuk mengetuk.

Dengan geraknn pergelnngan tnngan yang cepat tetapi rileks (tidnk kaku), ketuklah jari
pleksimeter dengan jari tengah tangan kanan Anda atau jari pleksor. Arahkan ketukan itu
pada sendi interfalangeal distal. Anda sedang mencoba mentransmisikan getaran melalui
tulang pada persendian ini ke dinding dada yang berada di bawahnya.

Lakukan ketukan dengan menggunakan ujung j ari pleksor dan bukan dengan permukaan
ventral jari tangan. Jari tangan Anda harusberada hampir tegak lurus dengan pleksimeter.
Kuku jari yang pendek dianjurkan untuk menghindari cedera pada diri sendiri. I Angkat jari
tangan Anda yang mengetuk dengan cepat untuk menghindari peredaman terhadap getaran
yang telah Anda buat.

Singkatnya, gerakan terjadi pada pergelangan tangan. Gerakan mengetuk itu harus teraralL
cepaf tetapi rileks (tidak kaku) dan sedikit memantul.

Bunyi Perkssi Dengan jari pleksor atau jari yang mengetuk, lakukan perkusi paling ringan
yang menghasilkan bunyi yang jelas. Dinding dada yang tebal memerlukan perkusi yang
lebih kuat daripada dinding dada yang tipis. Meskipun demikian, jika diperlukan bunyi yang
lebih kerus, lakukan penekanan yang lebih kuat dengan jaipleksimeter (cataini lebih efektif
untuk meningkatkan volume bunyi perkusi daripada melakukan pengetukan yang lebih kuat
dengan jari pleksor).

Ketiks melakukunperkusi dadaposterior bagianbaurah, berdiri sedikit ke samping tubuh


pasien daripada berdiri langsung di belakang pasien. Tindakan ini memungkinkan Anda
untuk menempatkan jari pleksirneter lebih kuat pada dada dan membuat gerakan jari pieksor
lebih efektif dengan menghasilkan bunyi perkusi yang lebih jeias.

Ketikn membandingkan sntara dua daerah, gunakan teknik perkusi yang sarna pada kedua
daerah tersebut. Lakukan perkusi atau pengetukan sebanyak dua kali pada setiap lokasi.
Lebih raudah untuk mendeteksi perbedaan pada bunyi perkusi dengan cara rnembandingkan
antara daerah yang satu dan lainnya daripada rnengetuk seca!:a berkali-kali pada satu tempat.

Belajarlah untuk mengenqli lima bunyi perkusi. Anda dapat mempraktikkan empat di
antaranya pada diri Anda sendiri. Semua bunyi ini berbeda menurut kualitas dasar suara yang
dihasilkan, yaitu: intensitas, nada dan durasinya. Latih telinga Anda untuk membedakan
perbedaan-perbedaan ini dengan mengonsentrasikan perhatian terhadap satu kualitas secara
satu per satu ketika Anda melakukan perkusi pertama pada satu lokasi, kemudian pada lokasi
lainnya. Tinjaulah tabel di bawah ini. Paru yang normal akan mengeluarkan bunyi sonor
(resonanf) ketika diketuk.

Saat pasien menyilangkan kedua lengannya di depan dada, lakukan perkusi toraks pada
tempat yang simetris mulai dari apeks hingga basis pulmonalis"

Lakuknn perkusi pada salah satu sisi dsda dnn kemudian pada sisi lainnya pada tictptiap
ketinggicn sebagaimana dipeilihatkan oleh angka-angka di bawah ini. Lewati daerah skapula-
karena ketebalan otot dan adanya tulang akan mengubah bunyi perkusi di daerah paru. Kenali
serta tentukan lokasi daerah tersebuf dan tentukan kualitas setiap bunyi perkusi yang
abnormal.

Kenali penurunan diafragma atau peranjakan (ekskursi) diafragma. Pertama-tama, tentukan


ketinggian atau tingkat keredupan diafragma pada saat respirasi tanpasuara. Letakkan jari
pleksimeter di atas dan sejajar dengan ketinggian keredupan yang diperkirakan, kemudian
lakukan perkusi ke arah bawah derLgan langkah-langkah progresif sampai bunyi yang redup
itu secara jelas meng. gantikan bunyi sonor. Pastikan ketinggian perubahan ini dengan
melakukan perkusi di dekat bagian tengah hemitoraks dan juga lebih ke lateral

{)erhatikan bahwa dengan teknik rnr Anda seclang mengenali batasan antara jaringan paru
yang sonor dan struktur vang lebih redup di bawah diafragma Anda tidak melakukan perkusi
pada diafragmanya sendiri. Anda dapar menyimpulkan kemungkinan lokasi diafragma dari
ketinggian bunyi redup yang dihasilkan
Kini, perkirakan lauhnya peranlakan (ekskursi) dtaf'ngma dengan menentukan jarak antara
ketinggian bunyi redup perkusi pada ekspirasi penuh dan ketinggian bunyi redup pada
inspirasi penuh, normalnya sekitar 5 atau 6 cm Namun, perkiraan ini tidak memiliki korelasi
yang baik dengan hasil pemeriksaan radiologi terhadap gerakan diafragma

AUSKULTASI

Auskultasi paru merupakan teknik pemeriksaan yang paling pentlng dalam menilai aliran
udara melalui percabangan trakeobronkial. Bersama dengan perkusi, auskultasi akan
membantu dokter untuk menilai keadaan pada paru dan rongga pleura di sekitar tempat yang
diauskultasi. Auskultasi meliputi (1) mendengarkan bunyi yang dihasilkan oleh pernapasan,
(2) mendengarkan setiap bunyi tambahan, dan (3) jika terdapat kecurigaan akan abnormalitas,
mendengarkan bunyi yang ditimbulkan oleh suara atau bisjkan pasien ketjka suara tersebut
ditransmisikan melalui dinding dada

Bunyi Napas (Bunyi Paru). Anda akan bela;ar mengenah poia bunyr napas berdasarkan
intensitas, nada, dan lama (durasi) relatif fase inspiratorik dan ekspiratorik. Bunyi napas vang
normal adalah

Vesikular atau pelan dan bernada rendah. Bunyi ini terdengar selama inspirasi, kemudian
berlanjut tanpa henti sepanjang ekspirasi, dan akhirnya terdengar semakin samar-samar
sekitar sepertiga perialanan sepanjang ekspirasi t Bronkoaesikulw dengan bunyr tnsprrasr dan
eksprrasl yang lebih-kurang sama panjangnya dan terkadang dipisahkan oleh interval yang
sunyi (tanpa suara). Perbedaan nada dan intensitas sering lebih mudah terdeteksi pada saat
ekspirasi

t Bronkial atau bunyr yang keras dan bernada lebih tinggr dengan tnterval tanpa suara yang
singkat di antara bunyi inspirasi dan ekspirasi. Bunyi ekspirasi berJangsung Iebih lama
daripada bunyi inspirasi

Karakteristik ketrga;ents bunyr napas rni dirangkumkan dalam tabel di bawah Selain itu,
diperlihatkan juga bunyi napas trakeal-bunyi yang sangat keras kasar. dan dapat didengar di
daerah trakea pada leher
Dengarkan bunyt napas dengan menggunakan membran stetoskop sesudah meminta
kepada pasien untuk menarik naPas yang dalam melalui mulut yang terbuka. Gunakan pola
yang dianjurkan untuk perkusi dengan berpindah dari sisi yang satu ke sisi lainnya dan
bandingkan daerah-daerah Paru yang simetris. |ika Anda mendengar atau mencurigai bunyi-
bunyi yang abnormal, lakukan auskultasi pada daerah di dekatnya agar Anda dapat
menjelaskan dengan lengkap luasnya setiap abnormalitas tersebut. Dengarkan sedikitnya satu
siklus respirasi yang penuh pada setiap lokasi. Waspadai keluhan ketidaknyamanan pasien
akibat hiperventilasi (misalnya, kepala terasa ringan perasaan mau pingsan) dan biarkan
pasien beristirahat iika diperlukan

Perhatikan intensitas bunyi napas. Biasanya bunyi napas terdengar lebih keras pada
lapang paru posterior bawah dan dapat pula bervariasi antara daerah yang satu dan lainnya.
Jika bunyi pernapasannya terdengar kurang jelas, minta pasien untuk bemapas lebih dalam
lagi. Anda mungkin dapat mendengamya dengan mudah. Jika pasien tidak bemapas cukup
dalam atau jika dinding dadanya tebal seperti pada obesitas, bunyi napasnya tetap berkurang.

Apakah terdapat silent gap (interztal tanpa suara) antara bunyi inspirasi dan ekspirasi?
Dengarkan nnda, intensitas dan lamanya bunyi ekspirasi dan inspirasi. Apakah bunyi
pernapasan vesikular tersebar secara normal di seluruh dinding dada? Atau, apakah terdengar
bunyi napas bronkovesikular atau bronkial pada tempat-tempat yang tidak seharusnya? Jika
1.4 di mana bunyi tersebut terdengar?

Bunyi Tambahan (Adventitious sounds). Dengarkan sefiap bunyi tambahan atau


ndaentitiows sounds yang saling tumpang tindih dengan bunyi napas yang normal.
Pendeteksian bunyi tambahan- crsckles (yang terkadang disebut rales), mengi dan rhonchi-
merupakan bagian penting pada pemeriksaan Anda karena bunyi tambahan ini sering
menghasilkan diagnosis kelainan jantung dan paru. Berikut ini adalah deskripsi ;'enis-jenis
bunyi tambahan yang paling sering ditemukan:

Anda mungkin juga menyukai