Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN TUTORIAL

BLOK 1.1 MINGGU KE-2


Ingin Jadi Dokter

KELOMPOK 1A
Ketua : Mardiansyah Ikhsan Pramana 1210312015
Wakil ketua : Bambang Brahmana 1210312012
Sekretaris Meja : Elva Lidya 1210313103
Sekretaris Papan : Novita Elvistia 1210311002

Anggota:
1. Ardilla Arsa 1210311003
2. Dwika Rahmana 1210313104
3. Elisda Yusra 1210319001
4. Feby Rahma Astri 1210313105
5. Juwi Aguarti 1210311004
6. Putri Ramadhani 1210311001

Tutor:
Prof. Dr. dr. Nursal Asbiran

FAKULTAS KEDOKTERAN-PENDIDIKAN DOKTER


UNIVERSITAS ANDALAS
2012
MODUL 2
SKENARIO 2 : PAK KUNDUR DIRUJUK

Pak Kundur umur 60 tahun seorang tuna rungu dirujuk ke rumah sakit dari
Puskesmas, dengan keluhan tidak bisa kencing sejak kemarin malam. Setelah
mendapat keterangan dari keluarga pasien, dokter melakukan pemeriksaan, pasien
tampak kesakitan. Dokter menduga Pak Kundur menderita prostatic hypertrophy.
Dengan menunjukkan sikap empati dokter meletakkan tangan dipunggung Pak
Kundur dan berkata : “sabar ya pak, kami akan menolong bapak.” Kemudian dokter
meminta perawat untuk memasang keteter agar urin bisa keluar dan
mengkonsultasikan ke Bagian Bedah Urologi.

Di Bagian Bedah, Dokter melakukan pemeriksaan dan merencanakan


tindakan operasi. Dokter menerangkan tentang penyakit yang diderita Pak Kundur
kepada keluarganya serta menjelaskan tindakan yang akan dilakukan, sehingga
keluarga Pak Kundur merasa tenang. Setelah diadakan rapat keluarga yang dihadiri
ninik mamak, semua sepakat untuk menyrtujui operasi yang akan dilakukan pada
Pak Kundur. Operasi akan dilaksanakan setelah istrinya menandatangani surat
persetujuan tindakan medis.

Bagaimana anda menjelaskan cara seorang dokter berkomunikasi dengan


orang dan masyarakat disekitar tempat bekerja serta dengan profesi lain yang
terkait?

Step 1 ( Terminologi )
1 Tuna rungu : suatu keadaan seseorang tidak dapat mendengar.
2 Prostatic hypertrophy : pembesaran pada kelenjar prostat.
3 Sikap empati : kepedulian terhadap apa yang dirasakan orang lain.
4 Keteter : alat bantu berupa selang.
5 Dirujuk : Disarankan.
6 Urologi : mengenai pembentukan dan pengeluaran urin.
7 Operasi : tindakan medis yang dilakukan pada bagian tubuh
tertentu secara langsung.
8 Ninik mamak : saudara laki-laki ibu yang dituakan.
9 Surat persetujuan surat yang dikeluarkan oleh pihak Rumah Sakit
tindakan medik : kepada keluarga pasien untuk mendapatkan
persetujuan setelah keluarga pasien mendapatkan
persetujuan tentang penyakit pasien.
10 Komunikasi : hubungan timbal balik untuk mengirim dan menerima
informasi.
11 Kelenjar prostat : kelenjar eksokrin yang terdapat pada pria tepatnya
dibawah leher kandung kemih.

Step 2 ( Identifikasi Masalah )

1. Mengapa Pak Kumar dirujuk dari Puskesmas ke Rumah Sakit?


2. Bagaimana cara seorang dokter berkomunikasi dengan tuna rungu?
3. Mengapa Pak Kundur tidak bisa buang air kecil sejak kemarin malam?
4. Mengapa seorang dokter harus memiliki sikap empati?
5. Mengapa Pak Kundur harus dikonsultasikan ke bagian bedah Urologi?
6. Bagaimana cara dokter menerangkan penyakit Pak Kundur kepada
keluarganya?
7. Mengapa dokter harus meminta persetujuan lebih dahulu kepada keluarga
Pak Kundur sebelum mengoperasi Pak Kundur?
8. Bagaimana cara seorang dokter berkomunikasi dengan masyarakat disekitar
tempat bekerja serta dengan profesi lain yang terkait?

Step 3 (Analisa Masalah)

1. Karena pihak Puskesmas tidak mampu menangani penyakit Pak Kundur lebih
lanjut.
2. Menggunakan bahasa non verbal seperti gerakan tubuh dan ekspresi wajah.
3. Karena terjadi pembesaran pada kelenjar prostat, sehingga menghambat
pengeluaran urin.
4. Karena kedokteran bukan hanya profesi tapi juga bentuk pengabdian ataupun
pelayanan kesehatan kepada masyarakat, sebab dengan sikap empati pasien
akan merasa dihargai.
5. Karena bagian bedah urologi menangani penyakit yang berhubungan dengan
penyakit Pak Kundur.
6. Menggunakan komunikasi efektif.
7. Sebab tindakan operasi merupakan tindakan krusial yang mungkin
menimbulkan banyak hal negatif, seperti biaya yang tidak terjangkau oleh
pasien, pelanggaran HAM, hingga resiko kematian.
8. Secara oral, tertulis dan verbal.

Step 4 (Sistematika)
.....

Step 5 (Learning Objective)


1. Mahasiswa mampu memahami tentang sikap empati.
2. Mahasiswa mampu memahami tentang urologi.
3. Mahasiswa mampu memahami tentang surat persetujuan medik.
4. Mahasiswa mampu memahami tentang komunikasi efektif.
5. Mahasiswa mampu memahami tentang kelenjar prostat.
6. Mahasiswa mampu memahami tentang hal-hal negatif dari operasi kelenjar
prostat.
7. Mahasiswa mampu memahami tentang bentuk-bentuk surat rujukan.
8. Mahasiswa mampu memahami cara pengambilan keputusan dalam keluarga.

Step 6 (Belajar Mandiri)

Step 7 (Sintesa dan Uji Informasi)

1. Mahasiswa mampu memahami tentang sikap empati.


Sikap empati adalah kemampuan seseorang untuk mengerti perasaan,
pikiran dan keinginan serta ikut merasakan perasaan orang lain, tanpa
mempengaruhi objektivitas dalam menilai orang tersebut. Pendapat lain
mengatakan sikap empati adalah kemampuan seseorang untuk mengenali,
mempresepsikan, dan merasakan perasaan orang lain karena pikiran,
kepercayaan, dan keinginan seseorang yang berhubungan dengan perasaan.
(Rosimirasaris blog)
Sikap empati merupakan sebuah keterampilan yang dapat ditingkatkan
dengan cara:
a. Konsentrasi
b. Peduli
c. Mengamati
d. Berlatih
Menurut Thomas F mader dan diane C. mader (1990) empati adalah
kemampuan seseorang untuk share feelingnya yang dilandasi kepedulian.
Menurut Daniel Goleman (2001) cara melatih empati ada 5:
a. Cepat menangkap isi perasaan dan pikiran orangt lain (understading
other).
b. Memberikan pelayanan yang dibutuhkan orang lain (service
orientation).
c. Memberikan masukan-masukan positif atau membangun orang lain
(developing others).
d. Mengambil manfaat dari perbedaan bukan menciptakan konflik dari
perbedaan (leveraging diversity).
e. Memahami aturan main yang tertulis maupun yang tidak tertulis dalam
hubungan kita dengan orang lain (political awarness).

Aplikasi empati menurut (Bylund & Makoul 2002), “ The Empathy


Communication Coding System (ECCS) Levels:

a. Level 0 : Dokter menolak sudut pandang pasien.


b. Level 1 : Dokter mengenal secara sambil lalu.
c. Level 2 : Dokter mengenal sudut pandang pasien secara implisit.
d. Level 3 : Dokter menghargai pendapat pasien.
e. Level 4 : Dokter mengkonfirmasi kepada pasien.
f. Level 5 : Dokter berbagi perasaan dan pengalaman dengan pasien.

Keterampilan empati BUKAN hanya sekedar berbasa-basi atau


bermanis mulut kepada pasien, melainkan:
a. Mendengarkan aktif.
b. Responsif pada kebutuhan pasien.
c. Responsif pada kepentingan pasien.
d. Usaha memberikan pertolongan pada pasien.

2. Mahasiswa mampu memahami tentang urologi.


Urologi adalah cabang spesialisasi ilmu kedokteran yang secara
khusus berkaitan dengan straktus urinarius atau saluran kemih baik pria
maupun wanita, dan organ kelamin pria. (Kamus Kedokteran Dorland)
3. Mahasiswa mampu memahami tentang surat persetujuan medik.
Persetujuan tindakan medis yang diberikan oleh pasien atau keluarga
terdekatnya setelah mendapatkan informasi yang cukup dari dokter berkaitan
dengan tindakan medis yang dilakukan. Hal ini penting karena semua
tindakan medis harus dipertanggungjawabkan, baik dari segi biaya, prosedur,
sampai komplikasi yang dapat terjadi adalah hak pasien untuk mengetahui
semuanya. (rumahsunatan.com)

Adapun tujuan dari nformed consent adalah:

a. Memberikan perlindungan kepada pasien terhadap tindakan dokter


yang sebenarnya tidak diperlukan dan secara medik tidak ada dasar
pembenarannya yang dilakukan tanpa sepengetahuan pasiennya.

b. Memberi perlindungan hukum kepada dokter terhadap suatu


kegagalan yang bersifat negative karena prosedur medik modern
bukan tanpa resiko dan pada setiap tindakan medik ada melekat suatu
resiko.

Setiap kalimat yang tertera pada surat keterangan medik merupakan


atau sudah diketahui oleh dinas kesehatan setempat karena setiap pendirian
klinik akan disurvey oleh dinas kesehatan.

Informed concent merupakan salah satu bukti legal atas komunikasi


tenaga medik dengan pasien atau wali. Bukti bahwa tenaga medik telah
menjelaskan dengan baik dan penandatanganan formulir tersebut berarti
pasien telah memahami dan menyetujuinya.

4. Mahasiswa mampu memahami tentang komunikasi efektif.

Komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan. Komunikasi


efektif adalah komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan sikap pada
orang yang terlibat dalam komunikasi. Selain itu komunikasi efektif adalah
kesanggupan mendapatkan informasi dan merubah informasi dengan
pasien/klien dari semua umur, anggota keluarga, masyarakat, sejawat dan
profesi lainnya.

Komunikasi efektif antara dokter dan pasien bertujuan untuk menggali


dan bertukar informasi secara verbal dan non verbal dengan pasien sehingga
masalah pasien terselesaikan. Sedangkan komunikasi yang tidak efektif akan
mengundang masalah seperti mal praktik.

Komunikasi efektif apabila pesan diterima dan dimengerti


sebagaimana dimaksud oleh si pengirim pesan, pesan ditindaklanjuti dengan
perbuatan oleh penerima dan tidak ada hambatan untuk hal itu
(Hardjana,2003)

Menurut Kumar (2000), komunikasi efektif antar pribadi mempunyai 5


ciri:
a. Keterbukaan
b. Empati
c. Dukungan
d. Rasa Positif
e. Kesetaraan

Bentuk dan karakteristik komunikasi efektif:


a. Komunikasi Verbal
 Jelas dan ringkas (mengulang bagian yang penting).
 Perendaharaan kata (sampaikan pesan dengan istilah yang
dimengerti pasien).
 Intonasi.
 Kecepatan Berbicara.
b. Komunikasi Non Verbal
 Penampilan Fisik (memperhatikan penampilan dapat menimbulkan
citra diri).
 Ekspresi wajah dan kontak mata.
 Sentuhan (kasih sayang, dukungan emosional diberikan melalui
sentuhan).

Adapun tujuan Komunikasi Efektif:


a. Memfasilitasi terciptanya pencapaian tujuan kedua pihak (dokter dan
pasien).
b. Membantu pengembangan rencana perawatan pasien.
c. Membantu memberikan pilihan dalam upaya penyelesaian masalah
kesehatan pasien.

Manfaat Komunikasi Efektif:


a. Meningkatkan kepuasaan pasien dalam pelayanan medik.
b. Meningkatkan kepercayaan pasien kepada dokter.
c. Meningkatkan keberhasilan diagnosis terapi dan tindakan medik.

Komunakasi dokter dengan profesi lain:


a. Dokter dengan perawat
 Tanggung jawab bersama dalam manajemen perlatan pasien.
 Dokter memperlakukan perawat sebagai teman sejawat.
b. Dokter dengan apoteker
 Komunikasi dalam bentuk resep .
 Dokter perlu mengetahui apa yang menjadi tanggung jawab profesi
apoteker.
c. Dokter dengan profesi lainnya
 Dokter harus menjaga dan berpegang pada etika kedokteran.
 Dokter harus menghormati profesi lain sebagai mitra kerja yang
sejajar secara profesi dengan tujuan utama pelayanan terbaik
untuk pasien.
(sumber : perpustakaan.depkes.go.id, pustaka.uns.ac.id, els.fkik.ac.id)

5. Mahasiswa mampu memahami tentang kelenjar prostat.


Kelenjar prostat merupakan kelenjar eksokrin yang terdapat pada pria
tepatnya dibawah leher kandung kemih yang berfungsi sebagai penghasil
cairan mani yang bersifat basa, kira kira sekitar 30% dari total cairan sperma
yang dikeluarkan.

Kenapa kelenjar prostat bisa menimbulkan masalah ? Prostat sensitive


terhadap pengaruh testosterone. Seiring dengan bertambahnya usia dampak
testosterone semakin meningkat terhadap kelenjar prostat. Ini
memnyebabkan kelenjar prostat membesar. Akibat perbesaran prostat ini
kandung kemih menyempit yang akan mengakibatkan tersumbatnya saluran
uretra.
6. Mahasiswa mampu memahami tentang hal-hal negatif dari operasi
kelenjar prostat.

Pada setiap operasi prostat selalu ada kemungkinan timbul komplikasi.


Adapun jenis komplikasi yang dapat terjadi adalah sebagai berikut:

a. Perdarahan
Pada setiap operasi selalu timbul pendarahan. Pendarahan yang
dimaksud adalah perdarahan yang sampai dapat mengganggu
penderita misalnya perdarahan yang membeku di aliran kateter atau
perdarahan setelah kateter dilepas. Jika darah mengalami pembekuan
di aliran kateter maka dokter akan membersihkan bekuan darah
tersebut dan jika terjadi perdarahan setelah kateter dilepas maka
diharapkan penderita diharapkan memperbanyak minum dengan
tujuan darah dapat keluar dan tidak membuntu uretra.

b. Kelebihan Cairan.
Hal ini dapat terjadi pada operasi dengan cara pengerokan prostat. Bila
hal ini terjadi maka cairan akan dikuras dengan obat-obatan.

c. Perobekan kapsul prostat atau kandung kemih.


Pada operasi pengerokandapat terjadi perobekan dari kapsul
prostat atau kandung kemih. Bila hal ini terjadi maka dokter akan
melakukan operasi biasa (terbuka) untuk menutup robekan tersebut.

d. Tidak dapat menahan kencing/ngompol.


Hal ini dapat terjadi bila klep yang terdapat di uretra menjadi
lemah. Tetapi hal tersebut hanya bersifat sementara dan dokter akan
memberikan informasi cara mengatasi hal tersebut.

e. Ejakulasi Retrogad.
Ejakulasi Retrogad adalah air mani yang masuk ke dalam
kandung kemih saat bersenggama, sehingga air mani (sperma) keluar
pada saat penderita buang air kecil. Keadaan ini tidak membahayakan
dan dialami hampir semua pria yang menjalani operasi prostat.

f. Penyempitan Uretra.
Penyempitan Uretra terjadi disebabkan adanya pembesaran
prostat yang disertai infeksi saluran kencing. Gejala dari penyempitan
uretra ini sama dengan gejala pembesaran prostat.

g. Impotensia (Lemah Syahwat)


Impotensia dapat terjadi pada 5-30% pada penderita pasca
operasi prostat. Walaupun hal ini jarang terjadi, maka segeralah
berkonsultasi dengan dokter Anda.

h. Prostat Kambuh Kembali


Pada operasi ini tidak semua prostat dibuang, tetapi bagian
kapsul prostat masih ditinggalkan. Dari kapsul prostat ini masih dapat
tumbuh lagi kelenjar prostat. Tetapi kejadian prostat tumbuh kembali
kurang dari 5%. Untuk itu penderita diharapkan kontrol secara teratur
ke dokter. (http://www.rssemengresik.co.id/)

7. Mahasiswa mampu memahami tentang bentuk-bentuk surat rujukan.

...
8. Mahasiswa mampu memahami cara pengambilan keputusan dalam
keluarga.

Dalam memutuskan tindakan operasi, di dalam keluarga diadakan


musyawarah mufakat.

Anda mungkin juga menyukai