Definisi
Gangguan somatisasi merupakan suatu gangguan yang ditandai oleh
banyak gejala somatik yang tidak dapat dijelaskan secara adekuat berdasarkan
pemeriksaan fisik dan laboratorium. Keluhan yang diutarakan pasien sangat
melimpah dan meliputi berbagai sistem organ seperti gastrointestinal, seksual,
saraf dan bercampur dengan keluhan nyeri. Gangguan ini bersifat kronis,
berkaitan dengan stresor psikologis yang bermakna, menimbulkan gangguan
fungsi sosial dan pekerjaan, serta adanya perilaku mencari pertolongan medis
yang berlebihan.
Epidemiologi
Prevalensi sepanjang hidup 0,2-2% pada wanita dan 0,2% pada pria.
Wanita lebih banyak menderita gangguan somatisasi dibandingkan dengan pria,
dengan rasio 5 berbanding 1. Awitan gangguan ini sebelum usia 30 tahun dan
biasanya dimulai ketika usia remaja.
Etiologi
Secara garis besar, faktor-faktor penyebab dikelompokkan sebagai berikut
:
a. Faktor psikososial
Penyebab gangguan somatisasi tidak diketahui. Secara psikolososial
tentang penyebab gangguan melibatkan interpretasi gejala sebagai suatu tipe
komunikasi sosial yang bertujuan untuk menghindari kewajiban (contohnya
mengerjakan pekerjaan yang tidak disukai), mengekspresikan emosi,
(contohnya kemarahan pada pasangan) atau untuk mensimbolisasikan suatu
perasaan atau keyakinan (contohnya nyeri pada usus seseorang).
b. Faktor-faktor biologis
Pada sejumlah penelitian tentang pencitraan otak melaporkan adanya
penurunan metabolisme (hipometabolisme) di lobus frontalis dan pada
hemisfer nondominan. Selain itu pada riset neuroilmiah dasar terdapat regulasi
abnormal sistem sitokin yang mungkin menyebabkan beberapa gejala yang
ditemukan pada gangguan somatisasi.
Data genetik mengindikasikan adanya trasmisi genetik pada gangguan
somatisasi. Terjadi pada 10-20% wanita turunan pertama, sedangkan pada
saudara kandung laki-laki cenderung menjadi penyalahgunaan zat dan
gangguan kepribadian antisosial. Pada kembar monozigot terjadi 29 % dan
dizigot 10 %.
Manifestasi Klinis
Pasien dengan gangguan somatisasi memiliki banyak keluhan somatik
dan riwayat medik yang lama dan sulit. Gejala-gejala umum yang sering
dikeluhkan adalah mual, muntah (bukan karena kehamilan), sulit menelan, sakit
pada tungkai dan lengan, nafas pendek (bukan karena olahraga), amnesia,
komplikasi kehamilan dan menstruasi. Seringkali pasien beranggapan dirinya
menderita sakit sepanjang hidupnya.
Ciri utama gangguan ini adalah adanya keluhan-keluhan gejala fisik yang
berulang-ulang disertai dengan permintaan pemeriksaan medik, meskipun sudah
berkali – kali terbukti hasilnya negatif dan juga sudah dijelaskan oleh dokternya
bahwa tidak ditemukan kelainan yang mendasari keluhannya. Penderita juga
menyangkal dan menolak untuk membahas kemungkinan kaitan antara keluhan
fisiknya dengan problem atau konflik dalam kehidupan yang dialaminya, bahkan
meskipun didapatkan gejala – gejala anxietas dan depresi.
Penderitaan psikologis dan masalah interpersonal menonjol, dengan
cemas dan depresi yang merupakan gejala psikiatri yang paling muncul.
Ancaman akan bunuh diri sering dilakukan, namun bunuh diri yang
sesungguhnya sangat jarang. Biasanya pasien mengungkapkan keluhan secara
dramatik, emosional dan berlebihan. Pasien-pasien biasanya tampak mandiri,
terpusat pada dirinya, haus akan pujian atau sanjungan dan manipulasi.
Perjalanan penyakit bersifat kronis dan berulang, dengan gejala
ditemukan selama beberapa tahun dan dimulai sebelum usia 30 tahun.
Kriteria Diagnostik
Berdasarkan DSM-IV diagnosis pasti untuk gangguan somatisasi
memerlukan semua hal berikut:
1. Riwayat banyak keluhan fisik, yang dimulai sebelum usia 30 tahun yang
terjadi selama periode beberapa tahun dan menyebabkan terapi yang dicari
atau gangguan bermakna dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting
lain.
2. Tiap kriteria berikut harus ditemukan, , dengan gejala individu yang terjadi
kapanpun selama perjalanan dari gangguan :
a. empat gejala nyeri : sekurangnya empat tempat atau fungsi yang berlainan
(misalnya kepala, perut, punggung, sendi, anggoa gerak dada, rectum,
selama menstruasi, selama hubungan seksual atau selama miksi)
b. dua gejala gastrointestinal : sekurangnya satu gejala selain dari nyeri
(misalnya mual, kembung, muntah selain dari selama kehamilan, diare
atau intoleransi terhadap beberapa jenis makanan)
c. satu gejala seksual : sekurangnya satu gejala selain dari nyeri (misalnya
indiferensi seksual, disfungsi ereksi atau ejakulasi, menstruasi tidak
teratur, perdarah menstruasi berlebihan, muntah sepanjang kehamilan)
d. satu gejala pseudoneurologis : sekurangnya satu gejala atau defisit yang
mengarahkan pada kondisi neurologis yang tidak terbatas pada nyeri
(gangguan koordinasi atau keseimbangan, paralysis, sulit menelan, retensi
urin, halusinasi, hilangnya sensasi atau nyeri, pandangan ganda, kebutaan,
ketulian, kejang disosiatif seperti amnesia; atau hilangnya kesadaran
selain pingsan).
3. Salah satu (a) atau (b) :
a. Setelah penelitian yang diperlukan, tiap gejala dalam kriteria B tidak
dapat dijelaskan sepenuhnya oleh sebuah kondisi medis umum yang
dikenal atau efek langsung dan suatu zat (misalnya efek cedera, medikasi,
obat atau alkohol)
b. Jika terdapat kondisi medis umum, keluhan fisik atau gangguan sosial
atau pekerjaan yang ditimbulkan adalah melebihi apa yang diperkirakan
dari riwayat penyakit, pemeriksaan fisik atau temuan laboratorium.
4. Gejala-gejalanya tidak ditimbulkan secara sengaja atau dibuat-buat (seperti
gangguan buatan atau pura – pura).
Terapi
Penanganan sebaiknya dengan satu orang dokter, sebab apabila dengan
beberapa dokter maka pasien akan mendapat kesempatan lebih banyak
mengungkapkan keluhan somatiknya. Interval pertemuan sebulan sekali.
Meskipun pemeriksaan fisik tetap harus dilakukan untuk setiap keluhan somatik
yang baru, dokter harus mendengarkan keluhan somatik sebagai ekspresi
emosional dan bukan sebagai keluhan medic.
Psikoterapi baik individual maupun kelompok akan menurunkan
pengeluaran dana perawatan kesehatan terutama untuk rawat inap di rumah sakit.
Dengan psikoterapi dapat membantu pasien untuk mengatasi gejala-gejalanya,
mengekspresikan emosi yang mendasari dan mengembangkan strategi alternatif
untuk megungkapkan perasaan.
Terapi psikofarmakologi dianjurkan apabila terdapat gangguan lain,
misalnya gangguan mood dan cemas. Pengawasan ketat terhadap pemeriksaan
obat harus dilakukan karena pasien dengan gangguan somatisasi cenderung
menggunakan obat-obatan berganti-ganti dan tidak rasional.
Perjalanan Penyakit dan Prognosis
Perjalanan penyakit gangguan somatisasi bersifat kronik. Diagnosis
biasanya ditegakkan sebelum usia 30 tahun, namun gejala awal sudah dimulai
saat remaja. Masalah menstruasi biasanya merupakan keluhan yang paling dini
yang mucul pada wanita. Keluhan seksual sering kali berkaitan dengan
perselisihan dalam perkawinan. Periode keluhan ringan berlangsung 9-12 bulan,
sedangkan gejala yang berat dan perkembangan dari keluhan – keluhan yang
baru berlangsung selama 6-9 bulan. Sebelum setahun biasanya pasien sudah
mencari pertolongan medis. Adanya peningkatan tekanan dalam kehidupan
mengakibatkan eksaserbasi gejala – gejala somatik. Prognosis umumnya sedang
samapai buruk. Pasien susah sembuh walau sudah mengikuti pedoman
pengobatan.