Anda di halaman 1dari 2

PARANOID

Gangguan kepribadian paranoid merupakan gangguan kepribadian yang mana


penderitanya mengalami kondisi kecurigaan yang berlebihan yang berlangsung lama dan
cenderung menetap. Meskipun paranoid sendiri merupakan salah satu symptom atau ciri yang
muncul pada penderita gangguan psikosis seperti skizofrenia, namun mereka yagn
mengalami gangguan kepribadian paranoid bukanlah orang yang mengalami skizofrenia.
Penderita gangguan paranoid atau delusional senantiasa merasa ada seseorang yang akan
menipu, membohongi, mengikuti dari belakang, atau berencana mencelakai dirinya. Mereka
cenderung untuk menyendiri karena merasa curiga entah ada orang lain yang berusaha
membohongi, memanipulasi, atau menyebarkan rahasia mereka. Akibatnya, orang dengan
gangguan paranoid bisa enggan mengikuti pengobatan yang disarankan.

Gejala
1. Kecurigaan yang sangat berlebihan.
2. Meyakini akan adanya motif-motif tersembunyi dari orang lain.
3. Merasa akan dimanfaatkan atau dikhianati oleh orang lain.
4. Ketidakmampuan dalam melakukan kerjasama dengan orang lain.
5. Isolasi sosial.
6. Gambaran yang buruk mengenai diri sendiri.
7. Sikap tidak terpengaruh.
8. Rasa permusuhan.
9. Secara terus menerus menanggung dendam yaitu dengan tidak memaafkan kerugian,
cedera atau kelalaian.
10. Merasakan serangan terhadap karakter atau reputasinya yang tidak tampak bagi orang lain
dan dengan cepat bereaksi secara marah dan balas menyerang.
11. Enggan untuk menceritakan rahasia orang lain karena rasa takut yang tidak perlu bahwa
informasi akan digunakan secara jahat untuk melawan dirinya.
12. Kurang memiliki rasa humor.

Tatalaksana
Psikoterapi merupakan perawatan yang paling menjanjikan bagi para penderita
gangguan kepribadian paranoid. Orang-orang yang menderita penyakit ini memiliki masalah
mendasar yang membutuhkan terapi intensif. Hubungan yang baik antara terapis dengan
penderita paranoid kunci kesembuhan. Walau masih sangat sulit untuk membangun suatu
hubungan yang baik dikarenakan suatu keragu-raguan yang timbul serta kecurigaan dari diri
penderita terhadap terapis. Meskipun penderita gangguan kepribadian paranoid biasanya
memiliki inisiatif sendiri untuk melakukan perawatan, namun sering kali juga mereka sendiri
juga lah yang menghentikan proses penyembuhan secara prematur ditengah jalan. Demikian
juga dengan pembangunan rasa saling percaya yang dilakukan oleh sang terapis terhadap
penderita paranoid, dimana membutuhkan perhatian yang lebih, namun kemungkinan akan
tetap rumit untuk dapat mengarahkan walaupun tahap membangun rasa kepercayaan telah
terselesaikan.

Terdapat obat-obatan antipsikosis untuk penderita paranoid

Antipsikosis atipikal

Serotonin adalah zat kimia pembawa pesan antar neuron (neurotransmitter). Zat ini dipercaya
sebagai penyebab gangguan paranoid. Obat antipsikosis atipikal bekerja dengan menghalangi
efek serotonin di otak. Dengan demikian, gangguan paranoid dapat ditekan. Obat ini adalah
jenis baru dan diyakini lebih efektif dalam mengobati gangguan paranoid.

Antipsikosis konvensional

Cara kerja obat antipsikosis konvensional ini sama dengan antipsikosis atipikal. Namun,
neurotransmitter yang dihalangi efeknya adalah dopamin, yang juga ada di otak.

Obat-obatan lain yang juga bisa diberikan adalah obat penenang. Obat ini diberikan bila
pasien memiliki gangguan tidur atau gangguan psikologi, seperti cemas berlebihan. Obat
antidepresan juga diberikan bila pasien mengalami depresi.

Anda mungkin juga menyukai