“INHIBITOR KOROSI”
Dosen Pembimbing:
Tanggal Praktikum :
Tanggal Pengumpulan Laporan :
Kelas : 2A (Kelompok 4)
2019
I. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Untuk melindungi komponen suatu logam dengan menggunakan inhibitor. Bahan
inhibitor mnguntungkan untuk menangani logam-logam besi karena dapat
menghambat laju korosi. Di industri inhibitor berfungsi untuk mengurangi korosivitas
lingkungan. Di boiler sering ditambahkan inhibitor fosfat maupun hydrazine.
Hydrazine sering disebut sebagai oksigen scavenger yang efektif untuk mengambil
oksigen dari linkungan, sehingga elektrolit dalam boiler korosivitasnya berkurang dan
menyebabkan laju korosi menjadi turun. Karena pentingnya inhibitor di industry maka
modul inhibitor dapat dilakukan di laboratorium korosi yang cara simulasi.
1.2.Tujuan Percobaan
Mampu menjelaskan korosi logam baja dalam larutan NaCl.
Mempelajari pengaruh inhibitor nitrit dan borax terhadap laju korosi baja dalam
larutan NaCl.
Menghitung laju korosi logam baja dalam larutan NaCl, Pottasium Kromat,
NaCl dan borax.
Beberapa contoh inhibitor katodik adalah garam magnesium., kalsium karbonat, dan
poliphospat. Pada umumnya inhibitor anodic lebih efisiensi dari inhibitor katodik
apabila jumlah yang ditambahkan mencukupi.
III. PERCOBAAN
3.1. Alat dan Bahan
No Alat Bahan
1. Gelas kimia ukuran 1000mL (8 Kertas amplas
buah)
2. Logam baja ukuran 2x10 cm (8 Larutan NaCl 3,56 gpl @1000mL (8 buah)
buah)
3. Statif penyangga (3 buah) Larutan K2CrO7 2% sebanyak 50 mL
4. Motor dilengkapi pengaduk (3 buah) Asam borax 1% sebanyak 50 mL
5. - Larutan etanol
6. - Larutan CaO 1% sebanyak 50 mL
3.2.Prosedur Kerja
3.2.1. Menyiapkan Spesimen
3.2.2. Menyiapkan Larutan
V. MSDS
1. CaO
Sifat Fisik
Penampilan : solid atau kristal padat
Bau : tidak berbau
Berat molekul : 56,08 g/mol
Warna : putih
Titik didih : 2850oC
Melting point : 2572oC
Identifikasi bahaya
Iritan
Korosif
Dapat menyebabkan kerusakan kornea mata dan kebutaan
Peradangan kulit
Overexposure dapat mengakibatkan kerusakan paru-paru, tersedak,
pingsan atau kematian.
Penanganan
Jika tertelan : jangan memancing muntah, jika dalam jumlah banyak
harus segera dibawa ke dokter
Kontak mata : basuh mata dengan air yang cukup banyak selama minimal
15menit
Kontak kulit : basuh dengan air mengalir selama 15 menit.
Terhirup : pindahkan ke udara segar, jika tidak bernafas beri nafas
buatan.
2. NaCl
Sifat fisik
Penampilan : solid atau kristal bubuk
Bau : sedikit berbau
Berat molekul : 58,44 g/mol
Warna : putih
Titik didih : 1413 oC
Melting point : 801 oC
Penanganan
Kontak mata : siram mata dengan banyak air sekurang kurangnya 15
menit
Kontak kulit : basuh kulit dengan air sekurang kurangnya 15 menit,
tuttupi kulit yang terkontaminasi dengan sesuatu yang melunakkan.
Terhirup : longgarkan pakaian yang ketat, seperti kerah dasi, jika sulit
bernafas beri oksigen.
3. Borax
Sifat fisik
Penampilan : solid
Bau : tidak berbau
Berat molekul : 201,22 g/mol
Warna : putih
Titik didih : 1575 oC
Melting point : 741 oC
4. Ethanol
Sifat fisik
Penampilan : cair
Bau : khas alkohol
Massa jenis : 0,789 – 0,806
Warna : tak berwarna
Titik didih : > 76 oC
Titik beku : -113, 84 oC
Tinjauan keadaan darurat
Mudah terbakar
Menyebabkan iritasi
Terhirup : gangguan saluran pernafasan
Tertelan : menyebabkan pusing atau mual
5. K2Cr2O7
- Sifat fisik
Penampilan : padat
Bau : tidak berbau
Berat molekul : 294,2 g/mol
Warna : orange
Titik didih : > 500 oC
Melting Point : 398 oC
- Identifikasi bahaya
Mengakibatkan kanker
Kerusakan genetik
Merusak kesuburan
Membahayakan janin
Luka bakar
Toksik
I. PENGOLAHAN DATA
1.1.Perhitungan Laju Korosi
Berat Logam
Berat Logam a-b A t r
Akhir Lingkungan Elektrolit
Awal (a mg) (mg) (dm2) (hari) (mdd)
(b mg)
9665,0 9827,2 162, 0,1900
7 121,955 NaCl tanpa aerasi
2
9797,4 9781,4 16 0,2100 7 10,884 NaCl + K₂Cr₂O₇ tanpa aerasi
10161,6 10142,0 19,6 0,1092 7 25,641 NaCl + borax tanpa aerasi
100
80 Tanpa Aerasi
53.571 55.005
60 45.263 Dengan Aerasi
33.365
40 25.641
20 10.884
0
Kondisi Lingkungan
III. PEMBAHASAN
1. Insani Mardliyyah (171411014)
Pada praktikum kali ini telah dilakukan percobaan pengaruh
beberapa inhibitor terhadap laju korosi dengan menggunakan Fe sebagai
benda kerja. Inhibitor adalah suatu zat yang ditambahakan pada lingkungan
untuk mengurangi/memperkecil laju korosi logam. Terdapat empat larutan
yang diunakan yaitu larutan Nacl, larutan Nacl+K₂Cr₂O₇ sebagai inhibitor
anodic oksidator, larutan Nacl+borax sebagai inhibitor non oksidator dan
larutan Nacl+CaO sebagai inhibitor katodik. Prinsip dari proses inhibisi
adalah bereaksi dengan permukaan logam membentuk lapisan tipis dan
bereaksi dengan oksigen terlarut, sehingga menyebabkan lingkungan tidak
korosif.
Pada praktikum, logam Fe dimasukan kedalam empat larutan
tersebut dan empat larutan yang sama, ditambah dengan aerasi, waktu
tinggal pada larutan selama 7 hari hingga terjadi korosi pada logam. Aerasi
dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari banyaknya O2, karena O2 sendiri
dapat mengoksidasi logam Fe sehingga membuat lingkungan korosif. Dan
yang bertindak sebagai lingkungan korosif adalah larutan NaCl.
Menurut teori seharusnya kondisi dengan aerasi memiliki laju
korosi yang lebih besar dibandingkan kondisi tanpa aeras. Tetapi dari data
yang didapat terjadi penyimpangan dengan teori. Pada larutan elektrolit
NaCl tanpa aerasi dan NaCl+CaO tanpa aerasi memiliki laju korosi lebih
besar dibandingkan dengan aerasi. Hal ini dapat disebabkan karena dengan
aerasi dilakukan pengadukan secara manual dan tidak konstannya
pengadukan dapat membuat pengadukan kurang optimal. Juga dapat
disebabkan karena kemungkinan kurang tertutupnya gelas yang tanpa aerasi
dan menyebabkan adanya oksigen didalam gelas tersebut.
Pada kondisi tanpa aerasi, laju korosi antara lingkungan elektroli
dengan tambahan asam atau tambahan basa sudah sesuai dengan teori karena
memiliki laju korosi yang lebih besar pada larutan NaCl+boraks
dibandingkan NaCl+CaO.
Pada NaCl+K₂Cr₂O₇ menurut teori laju korosinya akan melambat
dibanding dengan larutan pembanding yaitu NaCl. Dengan data yang
didapatkan hal ini kurang sesuai. Kemungkinan disebabkan karena
konsentrasi inhibitor terlalu kecil. Pada larutan elektrolit NaCl+boraks laju
korosi lebih cepat ada pada keadaan aerasi dibandingkan tanpa aerasi. Hal
ini bertolak belakang dengan teori dimana borax merupakan inhibitor anodik
non oksidator yang bekerja efisien dengan adanya aerasi. Hal ini dapat
diakibatkan karena pada larutan yang dikondisikan tidak ada aerasi malah
terjadi kontak dengan oksigen yang besar sehingga menyebabkan laju
korosinya lebih besar dibanding yang teraerasi. Pada larutan NaCl+CaO
memiliki laju korosi lebih cepat dibandingkan tanpa inhibitor. Hal ini
bertolak belakang dengan teori, kemungkinan disebabkan karena konsentrasi
CaO yang kuraang sesuai.
2. Iqbal Muhamad Fariz (171411015)