Oleh :
Kelompok : II
Nama : Anissa Feni H 171411002
Dieni Nurul F 171411003
Iqbal M 171411015
Valentino S 171411029
Kelas : 2A
2019
I. TUJUAN
1.1 memahami konsep perpindahan panas yang terjadi di dalam PHE khususnya
konduksi dan konveksi;
1.2 mengetahui pengaruh laju alir fluida terhadap koefisien pindah panas
keseluruhan (U);
1.3 menghitung koefisien pindah panas keseluruhan (U) pada pelat menggunakan
persamaan neraca energy dan menggunakan empiris; dan
1.4 menghitung efisiensi kalor yang dilepas fluida panas terhadap kalor yang
diterima fluida dingin.
II. DASAR TEORI
Unit penukar kalor adalah suatu alat untuk memindahkan panas dari suatu
fluida ke fluida yang lain. Sebagian besar dari industri-industri yang berkaitan
dengan pemprosesan selalu menggunakan alat ini, sehingga alat penukar kalor ini
mempunyai peran yang penting dalam suatu proses produksi atau operasi.
Salah satu tipe dari alat penukar kalor yang banyak dipakai adalah Plate Heat
Exchanger. Plate Heat Exchanger adalah salah satu jenis alat penukar panas yang
terdiri atas paket pelat-pelat tegak lurus bergelombang atau dengan profil lain,
yang dipisahkan antara satu dengan lainnya oleh sekat-sekat lunak. Pelat-pelat ini
dipersatukan oleh suatu perangkat penekan dan jarak antara pelat-pelat ditentukan
oleh sekat-sekat tersebut.
PHE yang banyak dijumpai di industri dapat dikelompokkan menjadi dua jenis :
a. Glue Type : Tipe glue ini memerlukan lem untuk memasang gasket pada plat
PHE. Lem yang digunakan hendaknya ialah lem yang mempunyai ketahanan
terhadap panas yang baik.
b. Clip Type : Di sisi luar gasket tipe ini terdapat clip-clip, sehingga dalam
pemasangannya cukup menancapkan clip-clip tersebut ke lubang yang
terdapat pada plat. Pemasangan gasket tipe ini lebih mudah dan ringkas jika
dibandingkan dengan tipe glue.
Gambar 2. PHE
Kelebihan PHE
1. Mempunyai permukaan perpindahan yang sangat besar pada volume alat yang
kecil, sehingga perpindahan panas yang efisien.
2. Mudah dirawat dan dibersihkan
3. Mudah dibongkar dan dipasang kembali ketika proses pembersihan
4. Waktu tinggal media sangat pendek
5. Dapat digunakan untuk cairan yang sangat kental (viskos)
6. Plate and Frame lebih fleksibel, dapat dengan mudah pelatnya ditambah
7. Ukuran yang lebih kecil dapat mengurangi biaya dalam segi bahan (Stainless
Steel, Titanium, dan logam lainnya)
8. Aliran turbulensinya mengurangi peluang terjadinya fouling dan sedimentasi
Kekurangan PHE
1. Pelat merupakan bentuk yang kurang baik untuk menahan tekanan. Plate and
Frame Heat Exchanger tidak sesuai digunakan untuk tekanan lebih dari 30 bar.
2. Pemilihan material gasket yang sesuai sangatlah penting
3. Maksimum temperatur operasi terbatas hingga 250 ̊C dikarenakan performa
dari material gasket yang sesuai.
Q = 𝑈. 𝐴.△ 𝑇𝐿𝑀𝑇𝐷
𝑄
𝑈=
𝐴.△ 𝑇𝐿𝑀𝑇𝐷
Harga Q dapat dihitung dari :
Q = (M.Cp.△T)1 .. Kalor yang diberikan fluida panas
Q = (M.Cp.△T)2 .. Kalor yang diterima fluida dingin
(M.Cp.△T)2
𝜂= (M.Cp.△T)1
𝑥 100 %
1
𝑈. 𝐴 =
1⁄ + △ 𝑋⁄ + 1⁄
ℎ𝑖 𝐾 ℎ𝑜
△X = Tebal Lempeng (m); hi,ho = Koefisien pindah panas konveksi insde dan
outside (W/m2.K) dan K = Koefisien Konduksi (W/m.K)
Harga △X dapat diukur dari alat, harga K bahan SS-204 dapat diperoleh dari
buku referensi dan hi dan ho dihitung dari persamaan empiris.
0,5 1/3
𝑁𝑁𝑢 = 0,664 𝑁𝑅𝑒 . 𝑁𝑃𝑟
0,8 1/3
𝑁𝑁𝑢 = 0,0366 𝑁𝑅𝑒 . 𝑁𝑃𝑟
𝐿𝜈𝜌⁄ 𝐶 𝜇
𝑁𝑅𝑒 = 𝜇 𝑁𝑁𝑢 = ℎ𝐿/𝑘 𝑁𝑝𝑟 = 𝑝 ⁄𝑘
Harga ν, L diperoleh dari percobaan, kemudian memasukkan harga sifat fisik
air yang diperoleh dari buku referensi, dapat dihitung hi dan ho.
III. ALAT DAN BAHAN
- Seperangkat alat Plate Heat Exchanger (PHE)
- Gelas bekker plastik 2000 mL
- Gelas kimia 1000 mL
- Thermometer
- Stopwatch
- Air
IV. LANGKAH KERJA
Amati & ambil data Setelah data terkumpul, Matikan aliran fluida
dengan suhu berbeda matikan kompor pemanas panas, aliran fluida
air drum dingin tetap mengalir
V. DATA PENGAMATAN
Laju Alir Panas (L/h) : 60 Laju Alir Panas (L/h) : 200 Laju Alir Panas (L/h) : 300
Laju Alir
Fluida Panas Fluida Dingin Fluida Panas Fluida Dingin Fluida Panas Fluida Dingin
(L/h)
Thi Tho Tci Tco Thi Tho Tci Tco Tci Tco Tci Tco
60 39 31 39 31 45 35 24,5 32 52 45 25,5 37
200 40 29 40 29 48,5 38,5 25 35 53 44 25,5 38,5
600 41 28 41 28 50 37,5 25 34 54 43 27 37
Laju Alir Panas (L/h) : 60 Laju Alir Panas (L/h) : 200 Laju Alir Panas (L/h) : 300
Kapasitas
Laju Panas Massa Massa Massa
∆T1 ∆T2 ∆TLMTD ∆T1 ∆T2 ∆TLMTD ∆T1 ∆T2 ∆TLMTD
Alir (kj/kg˚C) Jenis Jenis Jenis
(˚C) (˚C) (˚C) (˚C) (˚C) (˚C) (˚C) (˚C) (˚C)
(L/h) (g/cm3) (g/cm3) (g/cm3)
60 4,2 8 6,5 7,224 0,9947 13 15 13,976 0,994 15 19,5 17,152 0,9929
200 4,2 12 4,5 7,647 0,9958 13,5 14,5 13,994 0,994 14,5 18,5 16,419 0,9925
600 4,2 14 3,5 7,574 0,9962 16 17 16,495 0,994 17 16 16,495 0,9929
5.4 Nilai Kalor yang diberikan pada fluida panas dan dingin, effisiensi serta Koefisien Pindah
Panas Keseluruhan pada massa panas
U
Laju Kapasitas massa Laju Alir Panas (L/h) : 60
A (Kwh/m2K)
Alir Panas panas
∆T1 ∆T2 Q panas Qdingin (m2)
(L/h) (kj/kg˚C) (kg/h) effisiensi(%) panas dingin
(˚C) (˚C) (Kwh) (Kwh)
60 4,2 59,538 8 6,5 2000,477 1625,387 81,250 0,000576 25089313,2 20385066,98
200 4,2 59,52 11 3,5 2749,824 874,944 31,818 0,000576 36506778 11615793
600 4,2 59,496 13 2,5 3248,482 624,708 19,231 0,000576 42715277,2 8214476,375
Laju Alir Panas (L/h) : 200
60 4,2 198 10 7,5 8316 6237 75 0,000576 201778500 151333875
200 4,2 197,72 10 10 8304,24 8304,24 100 0,000576 201752664 201752664,2
600 4,2 197,6 12,5 9 10374 7469,28 72 0,000576 297081823 213898912,5
Laju Alir Panas (L/h) : 300
60 4,2 296,1 7 11,5 8705,34 14301,63 60,8696 0,000576 259225680 425870760
200 4,2 295,95 9 13 11186,91 16158,87 69,2308 0,000576 318885200 460611955,8
600 4,2 295,8 11 10 13665,96 12423,6 90,9091 0,000576 391354184 355776531,3
5.4 Nilai Kalor yang diberikan pada fluida panas dan dingin, effisiensi serta Koefisien Pindah
Panas Keseluruhan pada massa dingin
U
Laju Alir Panas (L/h) : 60
Laju Kapasitas massa (Kwh/m2K)
A
Alir Panas dingin
∆T1 ∆T2 Q panas Qdingin (m2)
(L/h) (kj/kg˚C) (kg/h) effisiensi(%) panas dingin
(˚C) (˚C) (Kwh) (Kwh)
VI. PEMBAHASAN
1. Anissa Feni H (171411002)
2. Dieni Nurul F (171411003)
3. Iqbal M (171411015)
4. Valentino S (171411029)
VII. KESIMPULAN
VIII. DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN