BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya.
Pendidikan yang bermutu, akan menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas.
Perkembangan dunia ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut kita untuk berpacu
Suatu kondisi belajar yang optimal akan dapat tercapai jika guru mampu mengatur anak
pembelajaran oleh guru dapat dilihat dari berbagai segi, misalnya dalam hal menyusun
(Harsa 2017)
dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang merupakan bagian dari pendidikan
menyiapkan lulusannya untuk bekerja dalam bidang tertentu dengan bekal sikap kerja,
terampil, dan pengetahuan yang sesuai dengan dunia usaha dan dunia industri atau
berwirausaha.
2
ini belumlah efektif dan masih banyak masalah yang perlu diperbaiki berkaitan
dengan kualitas pembelajaran maupun kualitas hasil belajar siswa. Salah satu masalah
belajar adalah rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran atau
rendahnya daya serap siswa khususnya mata pelajaran produktif seperti Pemeliharaan
Tanaman Pangan.
yang dialami oleh siswa kelas X. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya hasil
belajar siswa diantaranya tidak timbul keingintahuan siswa terhadap pelajaran, siswa
tidak nyaman karena suasana kelas yang tidak kondusif, dan siswa sering mengalami
kesulitan memahami materi yang disampaikan guru. Dampak tersebut akan berakibat
terhadap prestasi hasil belajar siswa yang akan menurun di masa mendatang. Untuk
Belajar akan bermakna bagi peserta didik apabila mereka aktif dalam berbagai cara
guru masih menggunakan metode pembelajaran yang kurang tepat. Metode ceramah
dengan cara berdiri di depan kelas tanpa menyuruh anak mengerjakan sendiri tetapi
melalui contoh yang telah dipelajari dan dipahami bersama. Oleh karena itu, penerapan
metode ceramah dalam menjelaskan materi tentang suatu proses dapat dikatakan
kurang tepat. Hal tersebut dapat menimbulkan rasa jenuh atau bosan dalam diri siswa
ketika mengikuti pelajaran sehingga siswa tidak termotivasi untuk belajar perbanyakan
3
tanaman secara generatif dengan baik, dengan demikian perlu dilaksanakan perbaikan
generatif dan vegetatif dengan tetap serta menarik dalam hal meningkatkan hasil
belajar siswa.
diterapkan oleh para siswa. Dan ketika para siswa mendapatkan masalah dilapangan
para siswa pun bisa berusaha menyelesaikannya dengan sendiri maupun bersama -
sama.
model, metode, strategi dan pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada siswa,
sehingga siswa dapat berpartisipasi secara aktif dalam proses pembelajaran. Guru
karena pemilihan model yang tidak tepat akan berpengaruh terhadap keberhasilan
proses belajar mengajar itu sendiri. Salah satu model belajar mengajar yang
pembelajaran Treffinger.
yang lebih nyata dan kompleks. Model pembelajaran Treffinger merupakan salah
4
satu dari sedikit model yang menangani masalah pengetahuan dan kreatifitas
secara langsung.
Treffinger terdiri dari tiga langkah, yaitu guru memberikan soal terbuka tentang
materi yang diajarkan untuk didiskusikan siswa, guru memberikan kegiatan yang
menantang yaitu berdiskusi untuk bermain, dan yang terakhir siswa membuat
Berdasarkan masalah dan gambaran umum yang telah dipaparkan di atas, peneliti
4 GARUT ”.
sangat kurang.
3. Untuk mencetak lulusan yang unggul, maka perlu diadakan perubahan cara
belajar yang asalnya berpusat pada guru, menjadi berpusat pada siswa, sehingga
dan penelitian menjadi lebih terarah, maka batasan masalah dalam penelitian ini
2. Penilaian hasil belajar siswa pada penelitian ini ialah melalui nilai diskusi,
Negeri 4 garut?
6
1.5 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini pada umumnya adalah untuk memberikan sebuah
metode alternatif pada pembelajaran yang diharapkan dapat digunakan oleh guru di
garut.
Adapun manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Penulis
Hasil ini dapat digunakan sebagai alat untuk mempraktikkan teori-teori yang telah
2. Pihak Sekolah
dan sebagai referensi bagi akademisi lain yang melakukan penelitian yang
serupa