PENDAHULUAN
Pemerintah untuk saat ini sangat mendukung lahirnya lulusan lulusan SMK
yang siap kerja dan kompetitif. Kebijakan tersebut seperti program revitalisasi SMK,
Melalui Instruksi Presiden Nomor 9 tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah
Menengah Kejuruan diharapkan menciptakan sumber daya manusia unggul di setiap
bidang serta memiliki daya saing, Reorientasi revitalisasi SMK ini sangat penting
dalam beberapa aspek, dengan tujuan agar sekolah menengah kejuruan dapat
menyediakan tenaga kerja terampil yang siap kerja di berbagai sektor ekonomi seperti
pertanian, industri, pariwisata, bahkan ekonomi kreatif. Diharapkan keberhasilan
revitalisasi SMK ini juga dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerja Indonesia
serta dapat mengurangi permasalahan pengangguran usia produktif. (Kemendikbud,
2017)
Tabel 1. Nilai Rata-Rata Ulangan Harian 1-4 Kelas IX ATP Tahun Ajaran
2018/2019.
Ulangan Harian U1 U2 U3 U4
Nilai Rata-Rata Kelas 60,5 61,1 63,4 62,8
Hasil observasi penulis ketika mengajar dikelas agribisnis tanaman perkebunan penulis
melihat banyaknya siswa yang kurang aktif dan kurang bersemangat dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran merupakan salah satu penyebab dari rendahnya rata-rata hasil
belajar. Siswa lebih banyak mengobrol sendiri saat guru menjelaskan pelajaran.
Pemberian motivasi dari guru masih belum mampu mempengaruhi kegiatan belajar
mengajar, sedangkan interaksi antara siswa dan guru juga belum terbentuk dengan baik.
Guru lebih sering menggunakan metode ceramah dan siswa mencatat, sehingga siswa
tidak dilibatkan terlalu banyak dalam proses pembelajaran.
Metode ceramah membuat peserta didik kurang berperan aktif dan bersemangat.
Variasi model pembelajaran yang sedikit juga menjadi faktor penghambat lain yang
membuat peserta didik menjadi kurang tertarik belajar sehingga peserta didik
mengobrol dengan kawan sebangku. Saat pembelajaran berlangsung, peserta didik
jarang bertanya ataupun memberi tanggapan tentang materi yang disampaikan oleh
guru. Peserta didik yang kurang bergairah dan kurang aktif ini membuat proses
pembelajaran menjadi jenuh dan dapat berakibat tujuan pembelajaran tidak tercapai
sempurna
Ketidak tercapaian hasil belajar siswa tidak dapat dibebankan kepada pada guru
saja, tetapi banyak faktor lain yang mempengaruhinya. Seperti faktor internal dari
siswa itu sendiri, faktor lingkungan dan sebagainya. Namun pada dasarnya guru
merupakan kunci utama dalam pencapaian hasil belajar siswa. Seorang guru bukan
hanya memberikan pengetahuan kepada siswa, namun guru harus mampu menciptakan
kondisi dan situasi yang memungkinkan pembelajaran berlangsung secara aktif.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka terdapat
beberapa masalah dalam penelitian ini. Masalah-masalah yang dapat di identifikasi
sebagai berikut:
C. Batasan Masalah
Keaktifan dan hasil belajar siswa masih kurang pada mata pelajaran persiapan
lahan dan penanaman tanaman perkebunan, menjadi permasalahan yang akan diatasi.
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Devisions
(STAD) diharapakan dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar peserta didik
kelas XI ATP pada mata pelajaran persiapan lahan dan penanaman tanaman
perkebunan di SMKN 4 Garut tahun ajaran 2019/2020. Penerpan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD akan dilakukan dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) hingga
target penelitian tercapai.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah yang telah dipaparkan, maka
diperoleh rumusan masalah sebagai berikut :
E. Tujuan Penelitian
Berdasakan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai peneliti
adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan keaktifan belajar pada mata pelajaran persiapan lahan dan penanaman
tanaman perkebunan di SMKN 4 Garut dengan menerapkan metode pembelajaran
kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD).
2. Meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran persiapan lahan dan penanaman
tanaman perkebunan di SMKN 4 Garut dengan menerapkan metode pembelajaran
kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD)
F. Mamfaat Penelitian
1. Manfaat praktis
a. Bagi sekolah dan guru di SMK Piri 1 Yogyakarta, hasil penelitian ini dapat
menjadi bahan masukan guna meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa
dalam mengikuti pelajaran.
b. Bagi perguruan tinggi, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bekal bagi calon-
calon guru yang akan terjun langsung dalam dunia pendidikan sehingga akan
maksimal dalam mendidik.
c. Bagi peneliti, hasil penelitian ini menjadi sarana untuk belajar menjadi
2. Manfaat teoristis