BAB I
A. Latar Belakang
(PTM) seperti penyakit jantung, kanker dan depresi akan segera menggantikan
(Riskesdas,2007)
ini terdapat 600 juta penderita hipertensi di seluruh dunia, dan 3 juta di
Berdasarkan hasil survei Dinkes Propinsi Jawa Timur pada tahun 2009
sentinel dengan angka 17,39 %, pada tahun 2010 turun ke peringkat 3 dengan
angka 12,41%, pada tahun 2016 naik lagi ke peringkat 2 dengan angka
Ditempat tersebut pernah diadakan program senam lansia tapi tidak berjalan.
(Sidoarjo,2013)
1
2
Hipertensi adalah apabila tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan
Genetik, Jenis kelamin, Usia, Natrium, Obesitas, Perokok, Aktivitas Fisik, dan
B. Rumusan Masalah
tahun 2019 ?
3
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2019.
2. Tujuan Khusus
Kecamatan Gedangan.
Kecamatan Gedangan.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Masyarakat,
Kedokteran Komunitas.
Kedokteran Komunitas.
5
BAB II
A. Definisi Hipertensi
sistolik (TDS) > 140 mmHg dan/ atau tekanan darah diastolik (TDD) > 90
Jenis kelamin, Usia, Natrium, Obesitas, Perokok, Aktivitas Fisik, dan Stress.
(Tambayong,2000)
mengurangi berat badan dan mengelola stress dua faktor yang mempertinggi
6
gerakan yang tepat selama 30-40 menit atau lebih sebanyak 3-4 hari
kardiovaskuler yang progresif, sebagai akibat dari kondisi lain yang kompleks
Hipertensi,2008).
B. Epidemiologi
normal dari ketuaan, insiden hipertensi pada lanjut usia adalah tinggi.
Ditengarai bahwa hipertensi sebagai faktor risiko pada lanjut usia. Pada studi
7
Hipertensi merupakan factor resiko untuk arteri koroner, gagal jantung kongestif,
stroke dan gagal ginjal. Orang Amerika keturunan Afrika cenderung menderita
hipetensi lebih berat dan pada usia yang lebih dini, serta memiliki resiko stroke
dan infark miokard dua kali lebih besar disbanding dengan orang kulit putih.
(Brashers,2008).
C. Patofisiologi
umur. TDS meningkat secara progresif sampai umur 70-80 tahun, sedangkan
pada lanjut usia belum sepenuhnya jelas. Efek utama dari ketuaan
pembuluh darah sistemik. Penebalan dinding aorta dan pembuluhn darah besar
ini menyebabkan penurunan kelenturan aorta dan pembuluh darah besar dan
ditemukan penurunan renin plasma dan respons renin terhadap asupan garam,
D. Klasifikasi Hipertensi
Sistolik Diastolik
Sumber: (Dalimartha,dkk,2008).
Jika tekanan darah sistolik dan diastolik berbeda kategori, dipakai kategori
Sumber: (Chobanian,2003).
(mmHg) (mmHg)
Normal <120 Dan <80
Sumber: (Jafar,2010).
11
a. Jenis kelamin
mulai kehilangan sedikit demi sedikit hormon estrogen yang selama ini
b. Umur
perubahan struktur pada pembuluh darah besar, sehingga lumen menjadi lebih
sempit dan dinding pembuluh darah menjadi kaku, sebagai akibat adalah
sering terjadi pada usia diatas 50 tahun. Hal ini disebabkan terjadinya
Kondisi yang berkaitan dengan usia ini adalah produk samping dari
keausan arteriosklerosis dari arteri-arteri utama, terutama aorta, dan akibat dari
semakin kaku, arteri dan aorta itu kehilangan daya penyesuaian diri. (Hanns
Peter, 2009)
Pada umur 25-44 tahun prevalensi hipertensi sebesar 29%, pada umur
45-64 tahun sebesar 51% dan pada umur >65 Tahun sebesar 65%. Penelitian
pada umur 60-64 tahun terjadi peningkatan risiko hipertesi sebesar 2,18 kali,
umur 65-69 tahun 2,45 kali dan umur >70 tahun 2,97 kali.(Rahajeng,2009)
c. Keturunan (Genetik)
mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi dari pada
orang yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi. Selain itu
a. Obesitas
Data dari studi Farmingham (AS) yang diacu dalam Khomsan (2004)
menunjukkan bahwa kenaikan berat badan sebesar 10% pada pria akan
meningkatkan tekanan darah 6.6 mmHg, gula darah 2 mg/dl, dan kolesterol
pada lakilaki sebesar 38% dan wanita 32%, dibanding dengan 18% laki-laki
b. Kurang Olahraga
asupan garam kedalam tubuh. Garam akan keluar dari tubuh bersama keringat.
(Dalimartha,2008)
hipertensi hingga mencapai 19% hingga 30%. Begitu juga halnya dengan
c. Kebiasaan Merokok
(Dalimartha,2008)
kadar natrium tinggi. Natrium adalah mineral yang sangat berpengaruh pada
2005)
15
e. Minum alkohol
f. Minum kopi
g. Stres
aktivitas saraf simpatis yang dapat meningkatkan tekanan darah sebagai reaksi
(Rahajeng,2009)
F. Diagnosis Hipertensi
merokok. Namun demikian, salah diagnosis lebih sering terjadi pada lanjut
cuff mungkin tidak cukup untuk orang gemuk atau berlebihan atau orang
(hipertensi jas putih = white coat hypertension) & latihan fisik juga lebih
16
sering pada lanjut usia. Arteri yang kaku akibat arterosklerosis menyebabkan
Gejala HTS yang sering ditemukan pada lanjut seperti ditemukan pada the
SYST-EUR trial adalah: 25% dari 437 perempuan dan 21% dari 204 laki-
tangan (35% pada perempuan vs. 22% pada laki-laki), berdebar (33% vs.
17%), mata kering (16% vs. 6%), penglihatan kabur (35% vs. 23%), kramp pada
tungkai (43% vs. 31 %), nyeri tenggorok (15% vs. 7%), Nokturia merupakan
terbaru yaitu :
diastoliknya tidak.
yang diinginkan.
Selain itu, juga diperlukan modifikasi pola hidup bisa dilakukan dengan
cara memperbaiki beberapa pola hidup, seperti menurunkan berat badan jika
Seperti halnya pada orang yang lebih muda, intervensi nonfarmakologis ini
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN
18
A. Kerangka Konsep
Genetik:
* Obesitas * Stress
Sosial:
* Keluarga
* Masyarakat
Yankes:
Lingkungan Fisik HIPERTEN
SI Ketersediaan tempat
* Rumah
posyandu lansia
LANSIA
* Tempat Kerja
Penerimaan program
posyandu lansia
Perilaku Akses ke lokasi mudah
Umur Merokok
Jenis Pengetahua
Kelamin n
Keterangan:
____ = diteliti
18
19
Berdasarkan teori H.L Blum, dilihat dari faktor genetk seperti: riwayat
energi karena kurangnya aktivitas. Itu sebabnya berat badan meningkat. Obesitas
hubungan antara stress dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf simpatis
menetap tinggi.
menaikan risiko tekanan darah tinggi karena bertambahnya risiko untuk menjadi
gemuk. Orang-orang yang tidak aktif cenderung mempunyai detak jantung lebih
cepat dan otot jantung mereka harus bekerja lebih keras pada setiap kontraksi,
semakin keras dan sering jantung harus memompa semakin besar pula kekuatan
yang mendesak arteri. Latihan fisik berupa berjalan kaki selama 30-60 menit
setiap hari sangat bermanfaat untuk menjaga jantung dan peredaran darah.
Hipertensi lebih banyak terjadi pada pria bila terjadi pada umur dewasa muda.
20
Tetapi lebih banyak menyerang wanita setelah umur 55 tahun, sekitar 60%
penderita hipertensi adalah wanita. Hal ini sering dikaitkan dengan perubahan
Dari faktor lingkungan ada dua, yaitu: lingkungan social dan lingkungan
sekitar, sangat berperan penting dalam hal pengetahuan dan keprihatinan atas
rumah dan tempat kerja yang baik, bisa menjadikan masyarakat terbiasa dengan
lansi, yaitu Sarana dan prasarana yang mendukung bisa meningkatkan mutu
program posyandu lansia, Bila program tidak diterima oleh masyarakat maka
sulit. Selain itu, Akses yang mudah ke lokasi merupakan salah satu faktor yang
hipertensi bisa berjalan dengan baik. Dan yang tidak kalah penting adalah biaya
yang terjangkau, pada pelayanan pasien pada posyandu lansia ini gratis tidak
B. Hipotesis Penelitian
21
1. Ada pengaruh antara aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi para lanjut
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
dua variabel yang diteliti tanpa memberi perlakuan (eksperimen) pada sampel
(Sastroasmoro,2011).
1. Lokasi
22
Gedangan.
2. Waktu Penelitian
22
Penelitian dilakukan dari tanggal 16 Oktober sampai tanggal 27
Oktober 2013.
Minggu
I II
No. Kegiatan
23
2 Perumuskan masalah
3 Penyusunan proposal
4 Penyusunan kuesioner
5 Konsultasi
6 Pembagian kuesioner
7 Pengolahan data
8 Penarikan kesimpulan
1. Populasi
sebanyak 51 Lansia.
lansia yaitu seluruh lansia yang hadir pada posyandu lansia bulan Oktober
2013.
Hasil
Cara Alat
No. Variabel Definisi Ukur Skala
Ukur Ukur
Kategori
-jalan-jalan
- Lama
-bersepeda
-bertani, dan
lain-lain.
en
2.Tidak
Hipertensi
25
F. Pengolahan Data
menjadi data yang lebih halus sehingga memberikan arah untuk pengkajian lebih
1. Editing Data
untuk meneliti apakah ada response yang tidak lengkap, tidak komplet atau
terhadap jawaban yang telah ada dalam kuesioner dengan memperhatikan hal-
26
2. Scoring Data
Jawab:
5. Apakah anda sering melakukan aktivitas fisik lain di usia anda saat
ini?
terbanyak adalah:
Lain-lain skor 0
Kesimpulan:
Untuk mengetahui lansia yang mengalami hipertensi atau tidak data diambil
melalui pengukuran tekanan darah secara langsung saat kegiatan posyandu lansia
3. Tabulasi Data
dengan mudah dijumlah, disusun, dan ditata untuk disajikan dan dianalisis.
1. Membuat tabel yang memuat variabel dan ruang untuk membuat coretan
dan jumlah.
G. Analisis Data
rasio prevalensi :
a/(a+b)
RP
29
Keterangan :
Jika Rasio Prevalensi (RP ) = 1, maka faktor risiko tidak berpengaruh atas
Jika Rasio Prevalensi (RP ) > 1, maka faktor resiko merupakan penyebab
timbulnya penyakit.
Jika Rasio Prevalensi (RP) < 1, maka faktor resiko bukan menjadi penyebab
BAB V
Kedungrawam, desa Tanjegwagir, desa Gading, desa Wangkal, desa Jenggot, desa
Waung, desa Ploso, desa Rajeni, desa Kandangan, desa Krembung, desa Lemujut,
1. Data Desa
a. Desa/ Kelurahan : Mojoruntut
b. Luas desa :246,07 Ha
c. Kecamatan : Krian
d. Kabupaten : Sidoarjo
e. Propinsi : Dati I Jawa Timur
2. Data Khusus
a. Data Geografi
Tanah :
1. Tanah kas desa : 45 buah 16,7 Ha
30
31
B. HASIL PENELITIAN:
Tabel 5.1
Tabel Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin
45 th – 59 th 30 orang 58,82
60 th - 74 th 15 orang 29,41
75 th – 90 th 6 orang 11,77
> 90 th 0 orang 0
Tabel 5.3
Tabel Silang antara Karakteristik dan Status Hipertensi
1 jumlah % jumlah %
A. Jenis Kelamin
11orang 22 2 orang
Laki-laki 3,9
B. Umur
45 th – 59 th 18 orang 35 12 orang
23
TABEL 5.4
Tabel Silang antara Aktivitas Fisik dan Hipertensi
Hipertensi
c/(c+d)
Hipertensi 2,26 kali lebih tinggi dari pada lansia yang beraktivitas fisik.
Keterangan :
Jika Rasio Prevalensi (RP ) = 1, maka faktor risiko tidak berpengaruh atas
Jika Rasio Prevalensi (RP ) > 1, maka faktor resiko merupakan penyebab
timbulnya penyakit.
Jika Rasio Prevalensi (RP ) < 1, maka faktor resiko bukan menjadi penyebab
a. Jenis kelamin
b. Usia
usia (elderly) 60 -74 tahun, lanjut usia tua (old) 75 – 90 tahun, usia
waktu.
hasil musyawarah ini dari beberapa pihak terkait, dan kerjasama lintas
sektoral.
melakukan gerakan yang tepat selama 30-40 menit atau lebih sebanyak
BAB VI
A. Kesimpulan
1. Aktivitas Fisik
2. Kejadian Hipertensi
hipertensi 2,26 kali lebih tinggi dari pada lansia yang beraktivitas
B. Saran 38
1. Saran Untuk Puskesmas
pada lansia.
berupa:
DAFTAR PUSTAKA
Sumatera.(Online),(http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/1224,
Chobanian A . (2003). JNC VII Report 18th Annual Scientific Meeting and
Plus.
40
Gray Huon .H,dkk. (2005). Lecture Notes Kardiologi ed.4. Surabaya: Erlangga
Medical Series
Jafar Nurhaedar. 2010. Hipertensi. Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan
Corporation.
(Online), Jurnal Penyakit Dalam Vol.7 No.2 mei 2006. Denpasar: Divisi
(http://ojs.unud.ac.id/index.php/jim/article/download/3757/2755, diakses 15
November 2013)
Martiani ayu, Lelyana Rosa. (2012). Faktor Risiko Hipertensi Ditinjau Dari
Ed. Desember 2009. Jakarta: Pusat Penelitian Biomedis dan Farmasi Badan
Duatujuh.
Tesfaye F et al. (2007). Association between body mass index and blood pressure
LAMPIRAN
KUESIONER PENELITIAN
I. Pengantar
Dengan hormat,
43
usia lansia dengan angka kejadian hipertensi. Sebelumnya kami ucapkan terima
kasih kami atas partisipasi bapak/ibu. Semoga penelitian ini bermanfaat untuk kita
semua
23 Oktober 2013,
Peneliti
Nama :
44
Umur : tahun
Alamat :
kusuma Surabaya pada Oktober 2013 dengan sukarela, tanpa paksaan apapun.
23 Oktober 2013
( )
45
IV. KUESIONER
Aktifitas Fisik:
a. Ya
b. Tidak
a. Ya
b. Tidak
a. setiap hari
a. >30 menit
b. <30 menit
5. Apakah anda sering melakukan aktifitas fisik di usia anda saat ini?
a. Ya b.Tidak
Jawab .
……………………………………………………………………………