susun
Oleh :
Pembimbing :
Prof.H.Didik Suradji,MSc
FAKULTAS KEDOKTERAN
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
(PTM) seperti penyakit jantung, kanker dan depresi akan segera menggantikan
2018)
ini terdapat 600 juta penderita hipertensi di seluruh dunia, dan 3 juta di
Hipertensi adalah apabila tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan
2005).
koroner sebesar 20-40% (Gray, 2005). Melakukan aktivitas fisik yang cukup
merupakan salah satu dari sekian banyak hal yang dikategorikan dalam
dapat membantu menguatkan jantung. Jantung yang lebih kuat tentu dapat
memompa lebih banyak darah dengan hanya sedikit usaha. Semakin ringan
kerja jantung, maka semakin sedikit tekanan pada pembuluh darah arteri
sehingga tekanan darah akan menurun. Aktivitas fisik yang dianjurkan bagi
menit setiap hari. Kalori yang terbakae sedikitnya 150 kalori per hari. Salah
satu yang bisadilirik adalah aerobic.suatu aktifitas baik itu kegiatan sehari-hari
Berdasarkan hasil survei Dinkes Propinsi Jawa Timur pada tahun 2013
dengan angka 12,41%, pada tahun 2016 naik lagi ke peringkat 2 dengan angka
menyerang lansia, dengan angka kejadian pada 3 bulan terakhir tahun 2019
penelitian tentang aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi pada lansia di daerah penulis,
penulis ingin meneliti tentang Hipertensi yang berjudul “Hubungan aktivitas fisik dengan
kejadian hipertensi pada lansia di Desa Gedangan Kabupaten Sidoarjo Tahun 2019.”
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2019.
2. Tujuan Khusus
Kecamatan Gedangan.
Kecamatan Gedangan.
1. Bagi Masyarakat
4. Bagi peneliti
Komunitas.
BAB II
A. Definisi Hipertensi
sistolik (TDS) > 140 mmHg dan/ atau tekanan darah diastolik (TDD) > 90
Jenis kelamin, Usia, Natrium, Obesitas, Perokok, Aktivitas Fisik, dan Stress.
terjadi pada pra lansia akibat dari proses penuaan dan dampak kumulatif dari
gaya hidup pra lansia ketika muda adalah hipertensi. Aziza (2007)
risiko hipertensi. Faktor risiko hipertensi mencakup lima hal utama yaitu
mengurangi berat badan dan mengelola stress dua faktor yang mempertinggi
gerakan yang tepat selama 30-40 menit atau lebih sebanyak 3-4 hari
kardiovaskuler yang progresif, sebagai akibat dari kondisi lain yang kompleks
Hipertensi,2008).
B. Epidemiologi
normal dari ketuaan, insiden hipertensi pada pra lansia adalah tinggi. Setelah
hipertensi sebagai faktor risiko pada pra lansia. Pada studi individu dengan
Hipertensi merupakan factor resiko untuk arteri koroner, gagal jantung kongestif,
stroke dan gagal ginjal. Orang Amerika keturunan Afrika cenderung menderita
hipetensi lebih berat dan pada usia yang lebih dini, serta memiliki resiko stroke
dan infark miokard dua kali lebih besar disbanding dengan orang kulit putih.
(Brashers,2008).
C. Patofisiologi
umur. TDS meningkat secara progresif sampai umur 45-60 tahun, sedangkan
sistemik. Penebalan dinding aorta dan pembuluhn darah besar meningkat dan
ditemukan penurunan renin plasma dan respons renin terhadap asupan garam,
D. Klasifikasi Hipertensi
Sistolik Diastolik
Sumber: (Dalimartha,dkk,2008).
Sumber: (Chobanian,2003).
Tahun 2007
(mmHg) (mmHg)
Normal <120 Dan <80
Sumber: (Jafar,2010).
a. Jenis kelamin
mulai kehilangan sedikit demi sedikit hormon estrogen yang selama ini
b. Umur
perubahan struktur pada pembuluh darah besar, sehingga lumen menjadi lebih
sempit dan dinding pembuluh darah menjadi kaku, sebagai akibat adalah
Kondisi yang berkaitan dengan usia ini adalah produk samping dari
keausan arteriosklerosis dari arteri-arteri utama, terutama aorta, dan akibat dari
semakin kaku, arteri dan aorta itu kehilangan daya penyesuaian diri. (Hanns
Peter, 2009)
Pada umur 25-44 tahun prevalensi hipertensi sebesar 29%, pada umur
45-64 tahun sebesar 51% dan pada umur >65 Tahun sebesar 65%. Penelitian
pada umur 60-64 tahun terjadi peningkatan risiko hipertesi sebesar 2,18 kali,
umur 65-69 tahun 2,45 kali dan umur >70 tahun 2,97 kali.(Rahajeng,2009)
c. Keturunan (Genetik)
mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi dari pada
orang yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi. Selain itu
a. Obesitas
Data dari studi Farmingham (AS) yang diacu dalam Khomsan (2004)
menunjukkan bahwa kenaikan berat badan sebesar 10% pada pria akan
meningkatkan tekanan darah 6.6 mmHg, gula darah 2 mg/dl, dan kolesterol
pada lakilaki sebesar 38% dan wanita 32%, dibanding dengan 18% laki-laki
b. Kurang Olahraga
(Dalimartha,2008)
hipertensi hingga mencapai 19% hingga 30%. Begitu juga halnya dengan
c. Kebiasaan Merokok
(Dalimartha,2008)
kadar natrium tinggi. Natrium adalah mineral yang sangat berpengaruh pada
2005)
e. Minum alkohol
f. Minum kopi
g. Stres
aktivitas saraf simpatis yang dapat meningkatkan tekanan darah sebagai reaksi
(Rahajeng,2009)
F. Diagnosis Hipertensi
merokok. Namun demikian, salah diagnosis lebih sering terjadi pada lanjut
cuff mungkin tidak cukup untuk orang gemuk atau berlebihan atau orang
(hipertensi jas putih = white coat hypertension) & latihan fisik juga lebih
sering pada lanjut usia. Arteri yang kaku akibat arterosklerosis menyebabkan
pada the SYST-EUR trial adalah: 25% dari 437 perempuan dan 21% dari
sendi tangan (35% pada perempuan vs. 22% pada laki-laki), berdebar (33%
vs. 17%), mata kering (16% vs. 6%), penglihatan kabur (35% vs. 23%), kramp
pada tungkai (43% vs. 31 %), nyeri tenggorok (15% vs. 7%), Nokturia
terbaru yaitu :
diastoliknya tidak.
yang diinginkan.
Selain itu, juga diperlukan modifikasi pola hidup bisa dilakukan dengan
cara memperbaiki beberapa pola hidup, seperti menurunkan berat badan jika
Seperti halnya pada orang yang lebih muda, intervensi nonfarmakologis ini
A. Kerangka Konsep
Genetik:
* Masyarakat Yankes:
HIPERTEN
Lingkungan Fisik SI Ketersediaan tempat
posyandu lansia
* Rumah
LANSIA
Penerimaan program
* Tempat Kerja
posyandu lansia
Perilaku
Akses ke lokasi mudah
Keterangan:
____ = diteliti
Berdasarkan teori H.L Blum, dilihat dari faktor genetik seperti: riwayat
energi karena kurangnya aktivitas. Itu sebabnya berat badan meningkat. Obesitas
hubungan antara stress dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf simpatis
menetap tinggi.
menaikan risiko tekanan darah tinggi karena bertambahnya risiko untuk menjadi
gemuk. Orang-orang yang tidak aktif cenderung mempunyai detak jantung lebih
cepat dan otot jantung mereka harus bekerja lebih keras pada setiap kontraksi,
semakin keras dan sering jantung harus memompa semakin besar pula kekuatan
yang mendesak arteri. Latihan fisik berupa berjalan kaki selama 30-60 menit
setiap hari sangat bermanfaat untuk menjaga jantung dan peredaran darah.
Hipertensi lebih banyak terjadi pada pria bila terjadi pada umur dewasa muda.
Tetapi lebih banyak menyerang wanita setelah umur 55 tahun, sekitar 60%
penderita hipertensi adalah wanita. Hal ini sering dikaitkan dengan perubahan
Dari faktor lingkungan ada dua, yaitu: lingkungan social dan lingkungan
sekitar, sangat berperan penting dalam hal pengetahuan dan keprihatinan atas
rumah dan tempat kerja yang baik, bisa menjadikan masyarakat terbiasa dengan
lansi, yaitu Sarana dan prasarana yang mendukung bisa meningkatkan mutu
program posyandu lansia, Bila program tidak diterima oleh masyarakat maka
sulit. Selain itu, Akses yang mudah ke lokasi merupakan salah satu faktor yang
hipertensi bisa berjalan dengan baik dan yang tidak kalah penting adalah biaya
yang terjangkau, pada pelayanan pasien pada posyandu lansia ini gratis tidak
B. Hipotesis Penelitian
1. Ada pengaruh antara aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi para lanjut
usia di Desa Gedangan, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Sidoarjo, Bulan
Juni Tahun 2019
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
1. Lokasi
Penelitian dilakukan di Desa Gedangan, Kecamatan Gedangan,
Kabupaten Sidoarjo.
2. Waktu Penelitian
Minggu
No. Kegiatan I II
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah peserta lansia bulan Juni 2019 di
d²
= 1,96² x 0,17x 0,83
0,1²
= 0,542049
0,01
Keterangan :
n = besar sampel
Zα = 1,96 (α = 0,5)
P = persentase dari data empiris di Desa Gedangan, Kecamatan
Gedangan, Kabupaten Sidoarjo
d2 = distance
Q = 1- P
D. Teknik pengambilan sampel
Pengambilan sampel menggunakan dengan metode simple random
sampling. Sampel diambil dari semua subjek yang memenuhi ciri sesuai
dengan kriteria inklusi serta eksklusi, yaitu peserta Lansia dengan hipertensi
di Desa Gedangan Kabupaten Sidoarjo, pada bulan Juni 2019. Dengan
Gedangan
b. Peserta Lansia yang tinggal di Desa Gedangan
c. Peserta Lansia bersedia menjadi responden penelitian
d. Pernah mendapat pengobatan hipertensi di Puskesmas
Gedangan
2. Kriteria eksklusi:
a. Tidak bersikap kooperatif selama pengambilan data
b. Bukan merupakan peserta yang tinggal di Desa Gedangan
E. Variabel penelitian
sifat, dan ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian
dalam penelitian ini terdiri dari variable bebas (independent) dan variable
pada lansia.
F. Definisi operasional
Tabel 4.1Tabel Variabel dan Definisi Operasional
-bertani, dan
lain-lain.
G. Prosedur penelitian
H. Analisis data
1. Analisa bivariat
Analisa bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan hipertensi
χ2 =
Keterangan :
X2 = Chi Square
Fo = Frekuensi yang diobservasi
Fh = Frekuensi harapan
Analisis ini dilakukan untuk melihat hubungan antara variable
dependen.
Responden
Tanda tangan : ( )
Peneliti
Nama : ………………………………………………………
Tanda tangan : ( )
Lampiran 3: Kuisioner
KUESIONER
HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN HIPRTENSI
PADA LANSIADI DESA GEDANGAN KABUPATEN SIDOARJO TAHUN
2019
1. Isilah titik-titik di bawah ini sesuai dengan jawaban atau kondisi responden.
2. Isilah pada salah satu kolom di lajur kanan, dengan pilihan “Ya” atau
“Tidak” sesuai keadaan anda.
Nomor Kuisioner :
Tanggal wawancara : ……………….
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Desa :
A. RIWAYAT PENYAKIT DAN KELUARGA
1. Apakah Anda 1. Ya
memiliki riwayat 2. Tidak
penyakit hipertensi?
memiliki penyakit
hipertensi?
4. Apakah Anda 1. Ya
memliki riwayat 2. Tidak
penyakit tidak
menular lain selain
hipertensi?
6. Apakah di dalam 1. Ya
keluarga Anda 2. Tidak
hipertensi?
8. Apakah di dalam 1. Ya
keluarga Anda 2. Tidak
B. FISIK
Jalan-jalan
Lain-lain