Anda di halaman 1dari 7

1.

GASTRITIS

An. AA/Lk/9 tahun 11 bln/BB : 46 Kg TB : 115 cm/Status Gizi : Baik


Anamnesis : Keluhan Utama : Nyeri perut kiri atas dan ulu hati
RPP : Sejak sekitar 1 tahun SMRS anak sering mengeluh nyeri perut berulang dan perih
di daerah ulu hati yang menjalar terutama ke perut kiri atas. Nyeri dirasakan hilang
timbul. Nyeri dirasakan timbul saat anak habis makan dan kadang timbul saat terlambat
makanan, kembung (-) demam (-) mual (+) muntah (-). Anak sering dirawat di rumah
sakit karena keluhan ini. Sejak 5 hari SMRS anak muntah > 2 x/hari, isi apa yang
dimakan dan diminum. Batuk (+), demam (-). Anak dibawa ke RSUD Jambi, nyeri
bertambah sering muncul, anak kemudian dibawa dirujuk ke RSMH dan disarankan
untuk endoskopi.
Pemeriksaan fisik : Keadaan Umum : composmentis Nadi 100x/mnt RR 26 kali/mnt T
37 C Keadaan Spesisfik : kepala : nafas cuping hidung (-) konjungtiva anemis (-) sklera
ikterik (-), kelopak mata cekung (-). Thorax simetris, retraksi (-) Cor BJ I dan II normal
murmur (-) gallop (-) Pulmo vesikuler normal, Ronkhi (-/-) Wheezing (-/-). Abdomen
Datar, lemas, hepar dan lien tidak teraba bising usus (+) normal, turgor kulit kembali
cepat. Ekstremitas akral hangat CRT < 3 detik.
Diagnosis masuk : Nyeri perut berulang ec susp gastritis pro endoskopi
Pemeriksaan Laboratorium : Hb 11.6 g/dL Eritrosit 4.490.000/mm3 Leukosit
7.800/mm3 Hematokrit 35 % Trombosit 213.000/µL DC 0/2/50/35/13 PT 12.6 (K : 14.2)
INR 0.92 apTT 28.4 (K : 31.6) SGOT 34 SGPT 10 Ur 23 mg/dl Creatinin 0.31 mg/dl
Ca 9.0 mg/dl Na 144 mEq/L K 3.9 mEq/L Cl 105 mmol/L HbSAg Negatif
Pemeriksaan USG abdomen oleh dr. Hasri didapatkan kesan dalam batas normal.
Follow up : Penderita menjalani endoskopi dengan hasil Esofagus : mukosa dalam batas
normal, Gaster : Kardia dan fundus : mukosa dalam batas normal. Korpus dan antrum :
mukosa erosi pada beberapa tempat, Muara pilorus selalu terbuka. Duodenum : bulbus
dan pars descenden: mukosa dalam batas normal. Kesimpulan : Gastritis pada korpus dan
antrum. Setelah dilakukan endoskopi, penderita pulang kontrol dengan pemberian PPI
omeprazol 1x40 mg , Sucralfat 3 x 10 ml dan domperidon 3 x 10 mg.
Diagnosis akhir : Gastritis
2. KOLITIS INFEKTIF + PROKTITIS
ZA / Lk/ 3 tahun 5 bulan/ BB 15,5 kg PB 94 cm/ Gizi Baik
Anamnesis :
Keluhan Utama: BAB berdarah
Keluhan Tambahan : muntah
RPP : Sejak 1 hari SMRS penderita mengeluh BAB berdarah, frekuensi 3 kali per hari,
darah berwarna merah segar, tidak bercampur feses, volume kurang lebih 2 sendok
makan setiap kali keluar, lendir (+). Penderita juga mengalami muntah sejak 4 hari
SMRS, frekuensi >5x/hari, banyaknya ±1/4 gelas belimbing setiap kali muntah, isi apa
yang dimakan dan diminum, muntah tidak menyemprot. Tidak terdapat keluhan demam,
batuk dan pilek tidak ada. Tidak terdapat keluhan perut kembung. Penderita masih bisa
buang angin. Penderita sebelumnya dirawat di RS swasta dengan keluhan muntah-
muntah selama 2 hari, namun belum terdapat keluhan BAB berdarah selama dirawat.
Karena merasa sudah perbaikan, orang tua meminta pulang, lalu diberi obat cefiixime.
Ketika di rumah penderita mengalami BAB berdarah berulang sebanyak 2 kali, penderita
kemudian dibawa ke IRD RSMH.
Riwayat Penyakit Dahulu:
Riwayat BAB bercampur darah dan lendir sebelumnya disangkal.
Pemeriksaan Fisik: KU: sens: compos mentis, Nadi: 100x/m (i/t cukup), RR:26x/m, T:
36,8C SpO2 98%. KS: Kepala: konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), nafas cuping
hidung (-) kelopak mata cekung (-) mukosa bibir kering (-). Thorax: simetris, retraksi (-);
Pulmo: vesikuler N, Rhonki (-/-), Wheezing (-/-); Cor: Bj I dan Bj II normal, bising (-).
Abdomen: datar, lemas, Hepar dan lien: tidak teraba, Nyeri tekan (-) nyeri lepas (-).
Extremitas: sianosis (-), akral hangat (+), CRT <3.
Diagnosis Awal: Hematoschezia ec susp Disentri DD/ colitis DD/ proktitis
Laboratorium: Hb: 13,3 gr%, Eritrosit: 4,95 jt/mm3, Ht: 38 vol%, WBC: 15.900/l,
Trombosit: 411.000/l, LED 3 mm/jam, DC: 0/0/67/23/10. PT Pasien 12,9 Kontrol 13,6
INR 0,95 APTT Pasien 29,9 Kontrol 31,6 SGOT 27 U/L SGPT 12 U/L Ureum 19 mg/dL
Kreatinin 0,51 mg/dL HBsAg Non Reaktif CRP Kuantitatif 24 mg/dL
Gambaran Darah Tepi:
Eritrosit : mikrositer, hipokrom
Leukosit : jumlah meningkat, granulosit matur
Trombosit : jumlah cukup, penyebaran merata, bentuk normal
Kesan : gambaran proses infeksi bakterial
Saran : monitor CDC
Urin rutin: Warna kuning, keruh, berat jenis 1.020, PH 5 protein (-) glukosa (-) keton (-)
darah (-) bilirubin (-) urobilinogen (1) nitrit (-) lekosit esterase (-) sedimen urine, epitel
(-) leukosit (3-4) eritrosit (2-3) silinder (-) kristal (-) bakteri (-) mukus (+) jamur (-).
Tinja : Makroskopik: warna hijau, konsistensi lendir. Mikroskopik : Amoeba Kista E.coli
(+++) Eritrosit 2-3 Leukosit 20-25 Bakteri Positif (++) Jamur (-) Telur cacing (-) Lemak
(-) Darah samar (+)
Tatalaksana: Penderita diberikan cairan maintenance D5 ¼ NS, antibiotik cefixime 2 x 4
ml per oral, direncanakan pemeriksaan USG Abdomen dan colonoskopi. Hasil USG
abdomen tidak menunjukkan adanya tanda-tanda obstruksi atau intususepsi usus. Pada
perawatan hari kedua dilakukan colonoskopi dengan kesimpulan : proktitis dan kolitis
infektif. Pemberian antibiotik diganti dengan injeksi ceftriaxone 1 x 1,5 gr intravena dan
metronidazole 4 x 200 mg per oral. Penderita mengalami perbaikan klinis dan pulang
kontrol pada hari kelima perawatan.
Diagnosis Akhir: Kolitis infektif + proktitis

3. ILEUS PARALITIK
An. AFAI / Lk/ 5 bulan/ BB 7 kg PB 65 cm/Status Gizi : Gizi baik
Keluhan utama : perut kembung
Keluhan tambahan : demam
Riwayat perjalanan penyakit :
Sejak sekitar 10 hari sebelum masuk rumah sakit, penderita mengalami demam dan
dirawat inap di RS swasta dengan diagnosis DBD. Pederita dirawat selama sekitar 10
hari, namun masih terdapat demam. Sejak sekitar 4 hari sebelum masuk rumah sakit,
penderita tampak kembung, dan terdapat keluhan BAB cair, frekuensi lebih dari 10x/hari,
cair > ampas, lendir (+) darah (-). Penderita masih mengalami demam yang tinggi,
demam berlangsung terus menerus, hanya turun ketika setelah minum obat penurun
panas. Tidak terdapat keluhan muntah. Penderita masih mau menyusu. BAK banyak.
Karena tampak semakin kembung, penderita kemudian dilakukan pemeriksaan BNO 2
posisi dengan kesan suspek ileus letak tinggi suspek peritonitis. Penderita kemudian
dirujuk ke IRD RSMH.
Pemeriksaan fisis :
Kondisi umum : compos mentis, tanda vital Nadi 150x/menit (isi dan tegangan cukup)
RR 44x/menit Temp 41,1 C(aksilla). Kondisi spesifik kepala: napas cuping hidung (+),
mata cekung (-), air mata (+), conjungtiva anemis (-), sclera ikterik (-), bibir tampak
kering (-), pembesaran KGB colli (-). Thorax simetris retraksi (-). Pulmo vesikuler
normal ronkhi (-/-) wheezing (-/-). Cor Bunyi jantung I dan II normal murmur (-) gallop
(-) Abdomen : Cembung, tegang, bising usus (+) menurun, hepar dan lien sulit dinilai,
cubitan kulit perut kembali cepat, Ekstremitas akral hangat CRT < 3 detik.
Diagnosis awal : Meteorismus ec suspek Ileus paralitik + susp Asidosis metabolik
kompensasi respiratorik
Pemeriksaan penunjang : Hb 8,5 g/dL, Leukosit 28.200/mm3, Trombosit 277.000/mm3,
LED 100 mm/jam Ht 28%, DC 0/0/73/13/14, Albumin 2,6 Na 139 meq/L, K 3.0 meq/L
Cl 110 mmol/L CRP 295
AGD : pH 7,189 pCO2 56,2 pO2 116,9 Lactat 1 HCO3 22.0
Follow up : Selama perawatan, penderita direhdrasi dan dilakukan USG dengan hasil
suspek Ileus paralitik. Penderita mendapat terapi injeksi ceftriaxone 1 x 600 mg,
Metronidazole 3 x 100 mg dan Paracetamol 3 x 100 mg. Dilakukan dekompresi atas
dengan pemasangan selang NGT dan dekompresi bawah dengan pemasangan rectal tube.
Tidak lama setelah dipasang dekompresi, distensi perut tampak berkurang. Pada
pemantauan, tiga jam kemudian penderita mengalami perburukan, tampak semakin sesak
dan terdapat ancaman terjadi gagal napas. Penderita kemudian dilakukan intubasi
endotrakeal dan pindah rawat ke ruang PICU.
Diagnosis akhir : meteorismus ec ileus paralitik + distress napas berat ec asidosis

4. HEMATOSKEZIA + MARASMUS KONDISI V


An. DA/Lk/8 tahun 11 bulan/TL: 10 Januari 2012/BB /TB/Gizi Buruk/MRS 4
Desember 2018
Keluhan Utama: BAB darah
Keluhan tambahan: berat badan tidak naik-naik
Riwayat Perjalanan Penyakit:
Sejak 3 minggu SMRS, penderita mengeluh BAB cair setiap hari, selama 5 hari, cairan >
ampas, frekuensi > 3x per hari, banyaknya ¼ - ½ gelas belimbing, darah (+), warna
merah kehitaman, terkadang merah segar, lendir (+), muntah (+), frekuensi 4-5x/hari, isi
apa yang dimakan dan diminum, tidak menyemprot. Demam (+) tidak terlalu tinggi, suhu
tidak diukur, batuk (-), pilek (+), sariawan (-). Pasien dibawa berobat ke poli anak ke RS
Linggau, dikatakan gizi buruk, pasien diberikan obat syrup 3 buah (obat panas dan
mencret), tetapi tidak ada perubahan.
Pasien berobat ke RS swasta, diberi obat 3 macam sirup, dank arena tidak ada perubahan,
orang tua membawa pasien ke RS Charitas. Di RS Charitas, pasien didiagnosa dengan
gizi buruk dan hematoschezia, pasien dirawat dan dilakukan cek lab, urin rutin: kuning,
jernih, BJ 1,005 pH 7,5 eritrosit (+3), leukosit esterase (-), protein (+), glukosa (-),
urobilinogen normal, Eritrosit 2-3 leukosit 1-2. Feses rutin: kemerahan, encer, lendir (+)
ascariasis lumbricade (-), kista E. Histilotica (+), tropozoit (+), jamur(-), bakteri (+++).
Darah: Hb 16,5 Leukosit 35.300 Ht 43 Trombosit 412.000 MCH 27 MCV 70 MCHC 78
LED 4 DC 1/0/77/15/7 GDS 168 K 1,0 Na 114. Pasien lalu dirujuk ke RSMH.
Pemeriksaan fisis : Kondisi umum : compos mentis, tanda vital Nadi 110x/menit (isi dan
tegangan cukup) RR 22x/menit Temp 36,1 C(aksilla). Kondisi spesifik kepala: wajah
tampak seperti orang tua, napas cuping hidung (-), mata cekung (-), conjungtiva anemis
(-), sclera ikterik (-), bibir tampak kering (-), pembesaran KGB colli (-). Thorax: simetris
retraksi (-), Iga Gambang (+) Pulmo vesikuler normal ronkhi (-/-) wheezing (-/-). Cor
Bunyi jantung I dan II normal murmur (-) gallop (-) Abdomen : datar lemas, hepar dan
lien sulit dinilai, cubitan kulit perut kembali cepat, Ekstremitas: akral hangat CRT < 3
detik, baggy pants (+).
Diagnosis awal : Hematoskeszia e.c amoebiasis + Marasmus Kondisi V
Pemeriksaan penunjang :
Hb 14.8 g/dL RBC 5.350.000/mm3, WBC 31.400/mm3 PLT 296.000/mm3, MCV 68.6,
MCH 28, MCHC 40 RDW CV 17.6 LED 2, DC0/0/84/11/5 Biltot 0.5, direk 0.2 indirek
0.3 SGOT 35 SGPT 34 Prot.tot 3.6,Alb 1.8 globulin 1.8, Ur 15 cr 0.65 ca 6 Fosfor 2.4
Mg 1.3 GDS 89 Na 136 K 4.6 Cl 110 CRP 23
Kesan: Leukositosis, hipoalbuminemia, hipokalsemia, peningkatan CRP
Urinalisa: kuning muda jernih, Bj 1.005 ph 8 Prot (-) Ascorbic acid (-) Glukosa (-) keton
(-) darah (+) bilirubin (-) urobilinogen 1, nitrit (-) lekosit esterase -) epitel (-) lekosit 0-1
eritrosit sedimen 0-1 silinder (-) Kristal (-) Mukus ++ jamur (-)
Feses: kuning kecoklatan lembek amoeba (-) eritrosit 0-1 lekosit 0-1 bakteri (+) jamur(-)
telur cacing (-) lemak (-) darah samar (+)
Tatalaksana: Pasien diberikan IVFD Kaen 3A kec 42 cc/jam, Ca glukonas 5cc+ D5% 25
cc / 8jam, inj. Ceftriaxone 1x1 gr (i.v), Metronidazole syr 4x5 ml (p.o), Nystatin 4x1 ml
Po, drip Albumin 35 % 40 cc selama 3 hari, susu Pregestimil 8 x10 cc, Konsul respi
penelusuran TB, Raber NPM. Setelah perawatan hari ke 7 di divisi GEH, keluhan BAB
darah dan lendir tidak ada lagi, pasien alih DPJP ke divisi NPM.
Diagnosis akhir : Hematoschezia e.c Amoebiasis + Marasmus Kondisi V

5. DIARE BAKTERIAL INVASIF


MAA/Lk/11 bulan/1042083/18001016/BB 8,2 kg P 72 cm/Satus gizi kurang
Keluhan utama : BAB berdarah
Keluhan tambahan : Demam, pucat
Riwayat perjalan penyakit:
Sejak 5 hari SMRS, penderita demam tinggi, suhu tidak diukur, batuk (-) pilek(-).
Penderita dibawa berobat ke puskesmas diberikan amoksisilin dan obat penurun panas.
Sejak 3 hari SMRS, penderita BAB cair, frekuensi 3 kali sehari, banyaknya ¼ gelas
belimbing, cair > ampas, lendir (+) darah (-), demam (+) tinggi, suhu tidak diukur,
muntah (-), batuk (-). Penderita masih mau makan dan minum. Penderita tidak dibawa
berobat, hanya melanjutkan obat dari puskesmas.
Sejak 12 hari SMRS, BAB cair bertambah sering, banyaknya ¼ gelas belimbing, darah
(+) ± 1sdt, lendir (+), muntah (+) frekuensi 5x/hari @ ¼ gelas belimbing penderita
tampak lemas, minum (+) namun kemudian muntah kembali. Demam (+). Kejang (+) 1x
tonik klonik mata mendelik keatas lamanya < 5 menit, post iktal anak sadar. sesak (-)
Penderita dibawa ke IGD RSMH  MRS.
Pemeriksaan fisis :
KU : Sens Compos Mentis, TD 90/50 mmHg, Nadi 128x/menit (isi dan tegangan cukup),
RR 32x/menit, Temp 39,8 C.
KS : Kepala : conjungtiva anemis (+) sklera ikterik (-) NCH (-), mata cekung (+),
mukosa bibir kering (+). Thoraks simetris retraksi (-). Pulmo vesikuler (+) normal ronkhi
(-) wheezing (-). Abdomen datar lemas hepar tidak teraba, lien tidak teraba, cubitan kulit
perut kembali lambat. bising usus (+) normal. Ekstremitas Akral pucat (+), CRT < 3”.
Diagnosis awal : diare bakterial invasif dehidrasi ringan sedang + anemia ec
perdarahan dd/ suspek defisiensi Fe dd/ penyakit kronik + KDS + gizi kurang
Tatalaksana :
Penderita mendapatkan IVFD RL kec 150cc/jam selama 4 jam (75cc/kgBB/4jam),
kemudian dievaluasi ulang dan tidak didapatkan tanda dehidrasi. Selanjutnya diberikan
IVFD Kaen 3A kec 35cc/jam, oralit 80 cc tiap BAB cair atau sebanyak bab cair/muntah,
zink syrup 1x 20 mg p.o, parasetamol 90 mg (4 ml) jika temp >38,5 C dan injeksi
ceftriaksone 1x650 mg iv. Observasi tanda dehidrasi.
Pemeriksaan Penunjang
Darah : Hemoglobin 9.4g/dL Eritrosit 4.020.000/mm3 Leukosit 21.100/mm3 Hematokrit
28% Trombosit 308.000/mm3 MCV 69.7fL MCH 23pg MCHC 34g/dL LED 55 DC
0/0/59/27/14 Retikulosit 1.1% SI 13 meq/dL TIBC 257 meq/dL Saturasi transferin 5.05%
Ferritin 60.30 ng/mL Natrium 139 mEq/L Kalium 4.6 mEq/L Calsium 9.2 mEq/L CRP
67.
GDT : gambaran anemia defisiensi fe
Feses Rutin : hijau, lunak, amoeba (-), erirosit (0-1) leukosit (0-1) bakteri (+) jamur (+)
telur cacing (-) protein (-) lemak (-) karbohidrat (-) darah samar (+).
Follow Up : Dilakukan kultur feses dengan hasil Escherichia coli dan Candida glabrata,
tatalaksana ditambahkan Nistatin 4x300.000 iu. Penderita mengalami perbaikan klinis,
tidak lagi didapatkan demam, BAB cair atau muntah. Penderita di rawat jalan pada hari
ke-6 perawatan dan diberikan ferrys syrup 3x1 cth serta saran cek darah ulang 1 bulan
pemakaian ferrys.
Diagnosis akhir : Diare bakterial invasif dehidrasi ringan sedang (selesai) + anemia
ec defisiensi Fe + gizi kurang.

Anda mungkin juga menyukai