Referat Bab 2 IPD
Referat Bab 2 IPD
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Angina pektoralis stabil adalah salah satu manifestasi klinis pada penyakit
jantung iskemik berupa rasa tidak nyaman di dada, rahang, bahu, punggung, atau
lengan yang timbul saat aktifitas atau stress emosional yang berkurang dengan
dimana aliran darah dan oksigen ke salah satu bagian myocardium tidak adekuat.1
B. Epidemiologi
sebesar 213 penderita per 100.000 penduduk. Berdasarkan Riskesdas tahun 2013
didapatkan umur yang paling sering menderita penyakit jantung koroner yaitu 65-
pedesaan, hal ini mungkin berhubungan dengan faktor ekonomi, sosial, dan
budaya.1,2,3
3
C. Etiologi
Angina Pektoris yaitu rasa nyeri dada yang disebabkan oleh ketidak
lengan kiri, leher, rahang, hingga tembus ke punggung. Biasanya juga disertai
sesak napas, mual muntah, keringat dingin dan jika semakin berat akan
mengakibatkan pingsan.1
1. Faktor Perdiposisi
a. Merokok
jantung, sebab dengan merokok, nikotin, karbonmonoksida dan zat lainnya yang
koroner. Selain itu, merokok juga bisa menimbulkan kejang atau pemendekan otot
b. Kolesterol
menyempit karena dindingnya bertambah tebal dan keras oleh timbunan lemak
c. Hipertensi
4
Tekanan darah tinggi menimbulkan aliran darah terlampau kuat yang lama –
oksigen karena hipertrofi jaringan tidak sesuai dengan rendahnya kadar oksigen
yang tersedia.4,5
d. Stress
peningkatan tekanan darah dan denyut jantung. Hal itu mempermudah terjadinya
e. Aktivitas
jantung akan membuat otot jantung mengalami iskemia dan jika terus berlangsung
2. Faktor Presipitasi
a. Usia
Angina pektoris biasanya menyerang orang yang lebih tua dari 65 tahun
karena jika usianya sudah tua maka akan lebih rentan terkena angina sebab
elastisitas dari otot-otot telah berkurang, regenerasi sel telah berkurang, hormon
5
dan kerja jaringan telah berkurang pula, tetapi dapat pula terjadi pada orang
dengan usia 20-an atau 30-an tahun. Hal ini disebabkan oleh gaya hidup yang
tidak sehat meski masih di usia muda. Hindari kebiasaan merokok dan atasi
masalah kesehatan seperti tekanan darah tinggi, diabetes, obesitas, dan kolesterol
pada jantung.5
b. Jenis Kelamin
Yang sering berisiko terkena angina pektoris adalah pria, karena pria
beraktivitas lebih berat daripada wanita, dan karena aktivitas yang terlalu berat
c. Hereditas (Genetik)
menuju penyakit jantung bawaan juga bisa tercermin dari faktor risiko, seperti
D. Patofisiologi
supli oksigen ke sel-sel miokardium yang diakibatkan karena kekauan arteri dan
pasti apa penyebab aterosklerosis, namun jelas bahwa tidak ada faktor tunggal
6
yang bertanggungjawab atas perkembangan aterosklerosis. Aterosklerosis
merupakan penyakit arteri koroner yang paling sering ditemukan. Sewaktu beban
Apabila kebutuhan meningkat pada jantung yang sehat maka arteri koroner
berdilatasi dan mengalirkan lebih banyak darah dan oksigen ke otot jantung.
Oksida) yang berfungsi untuk menghambat berbagai zat yang reaktif. Dengan
tidak adanya fungsi ini dapat menyababkan otot polos berkontraksi dan timbul
miokard berkurang. Penyempitan atau blok ini belum menimbulkan gejala yang
begitu nampak bila belum mencapai 75 %. Bila penyempitan lebih dari 75 % serta
dipicu dengan aktifitas berlebihan maka suplai darah ke koroner akan berkurang.
berkurang, maka suplai oksigen menjadi adekuat dan sel-sel otot kembali
fosforilasi oksidatif untuk membentuk energi. Proses ini tidak menghasilkan asam
E. Manifestasi Klinik
7
Penderita mengeluh nyeri dada yang beragam bentuk dan lokasinya. Nyeri
berawal sebagai rasa terhimpit, rasa terjepit atau rasa terbakar yang menyebar ke
lengan kiri bagian dalam dan kadang sampai ke pundak, bahu dan leher kiri,
bahkan dapat sampai ke kelingking kiri. Perasaan ini dapat pula menyebar ke
pinggang, tenggorokan rahang gigi dan ada juga yang sampaikan ke lengan
kanan.6
Rasa tidak enak dapat juga dirasakan di ulu hati, tetapi jarang terasa di
daerah apeks kordis. Keluhan angina selain rasa tidak nyaman di bagian dada juga
dapat disertai dengan sesak tetapi harus dapat dibedakan antara sesak karena
Duarasi dari rasa tidak nyaman yang dialami biasanya berlangsung singkat
atau kurang lebih sekitar 10 menit pada kebanyakan kasus atau lebih dari
beberapa menit. Durasi yang berlangsung kurang dari beberapa menit atau hanya
beberapa detik saja harus dipikirkan keluhan dari organ lain. Keluhan tersebut
biasanya terjadi akibat aktivitas fisik, kerja latihan, dan stres emosional. Keluhan
muncul atau memberat jika dipicu oleh latihan fisik atau aktivitas yang berat dan
stres emosional.7
Serangan ini akan hilang bila penderita menghentikan kegiatan fisik tersebut dan
beristirahat. Bila terjadi perubahan misalnya lama serangan bertambah, nyeri lebih
hebat, ambang timbulnya serangan menurun atau serangan datang saat bangun
tidur, maka gangguan ini perlu diwaspadai. Perubahan ini mungkin merupakan
8
tanda prainfark (angina tidak stabil). Suatu bentuk ubahan (variant) yang disebut
sesudah kerja fisik yang lebih ringan, misalnya sesudah makan. Ini tergolong juga
terasa keras. Pada auskultasi, suara jantung terdengar jauh, bising sistolik
terdengar pada pertengahan atau akhir sistol dan terdengar bunyi keempat.1
bagian dada dapat di klasifikasikan menjadi angina tipikal dan angina atipikal.
Angina tipikal terdapat tiga karakteristik yaitu rasa tidak nyaman yang dirasakan
di sekitar bagian dada, rasa tidak nyaman dipicu saat beraktifitas atau stres
emosional, berkurang jika sedang dibawa beristirahat dan atau diberikan statin.
Angina atipikal jika terdapat dua karakteristik pada angina tipikal, dan dikatakan
bukan angina jika tidak ada karakteristik tersebut atau hanya dijumpai satu
karakteristik saja.1,6,7
F. Diagnosis
1. Anamnesis
Membedakan nyeri dada akibat Angina Pektoris atau penyakit lain yang
9
utama yang dirasakan. Seperti lokasi nyeri dada, karena lokasi nyeri dada pada
Angina juga bisa dirasakan sama pada orang dengan gastritis (letaknya di regio
epigastrium pada abdomen). Meskipun pada gastritis bukan lagi di regio thorax
Untuk kualitas nyeri dada pada Angina Pektoris adalah nyeri tumpul atau
nyeri seperti tertindih beban berat, dimana kualitas nyeri ini dapat dibedakan
dengan nyeri akibat trauma thorax, carsinoma, penyakit paru, maupun penyakit
jantung lain. Untuk nyeri dada yang dirasakan nyeri yang tajam biasanya
dirasakan pada kasus pleuritis pada pasien tersangka TB. Untuk pasien asma
bronkhial biasanya dirasakan nyeri dada seperti terikat dan sesak nafas. 1,6,7
Untuk membedakan Angina Pektoris stabil dan tidak stabil dilihat dari
apakah berasal dari jantung (akibat iskemi miokard) atau akibat kondisi di luar
jantung (emoboli paru, refluks esofageal, di seksi Arta, pleuritis, atau penyakit
Selain tentang keluhan utama, perlu digali lebih lanjut mengenai riwayat
merokok), riwayat keluarga (riwayat gagal jantung iskemi atau IHD / iskemia
heart failure, kematian mendadak), dan juga riwayat obat-obatan pasien. 1,6,7
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik yang lazim dilakukan adalah pemeriksaan tanda vital yang
meliputi pemeriksaan tensi, nadi, suhu dan pernafasan, dan pemeriksaan fisik
10
jantung yang meliputi inspeksi, perkusi, palpasi, dan auskultasi. Tetapi terkadang
temuan spesifik yang didapatkan untuk menegakan angina tidak terlalu spesifik.
3. Pemeriksaan Penunjang
3.1 Laboratorium
kondisi umum pasien, komorbiditas, dan kualitas hidup pasien. Jika tidak
angina pektoris stabil. Pemeriksaan glukosa darah dapat dilakukan seperti gula
darah sewaktu, gula darah puasa dan juga HbA1C untuk memprediksi prognosis
pada pasien, jika terdapat peningkatan gula darah segera ditangani untuk
menurunkan gula darah. Pemeriksaan profil lipid juga dapat dilakukan dengan
dan High Density Lipoprotein (HDL) untuk menilai resiko dan tatalaksana. Pada
menunjukkan proses infak yang meningkat dalam beberapa jam dan kembali
normal dalam 48 jam. Akan tetapi jika terjadi peningkatan enzim jantung maka
11
3.2 Elektrokardiografi
pemeriksaan EKG. Pemeriksaan EKG yang dapat dilakukan yaitu resting EKG
yaitu saat pasien dalam kondisi santai dan beristirahat. Namun hasil EKG akan
normal pada 50 % dari penderita dengan angina pectoris stabil. Depresi segmen
menunjukkan suatu ischemia atau infark pada pemeriksaan saat beban kerja yang
rendah. 1,6,7
3.3 Ekokardiografi
bila serangan terjadi pada penderita Angina Pektoris stabil kronik atau bila pernah
sedang berlangsung dan menghitung nilai Ejection Fraction pada ventrikel. 1,6,7
Pemeriksaan foto thorak sering dilakukan pada pasien yang mengeluhkan nyeri
dada atau sesak, akan tetapi sering memberikan penilaian yang tidak signifikan
12
3.5 Angiografi koroner
Angina. Pemeriksaan ini dapat melihat gambaran saluran pembuluh darah serta
4. Guideline Diagnosis
dahulu jika dari anamnesis dan pemeriksaan fisik mengarah ke angina pektoris
tidak stabil maka lanjutkan ke guideline dari NSTEMI-ACS. Jika gejala dan
apakah keluhan ke arah tipikal, atipikal atau non angina. Selanjutnya lakukan
Pertimbangkan juga komorbiditas dan kualitas hidup pasien. Jika dari hasil
melakukan ten invasif coronari arteri. LVEF>50%, lihat PTP (Pre Test
Probability) yang dilihat berdasarkan umur, jenis kelamin, dan klasifikasi tipe
angina dimana jika PTP <15% kemungkinan penyebab lain, PTP 15%-85%
lakukan pemeriksaan non ivasif seperti pemeriksaan stres EKG yang diprofokasi
13
saat beraktivitas, PTP >85% pikirkan untuk melakukan Invasif Coronary
G. Tatalaksana
pennurunan BB dan lain-lain, termasuk terapi repefusi dengan cara intervensi atau
telah terbukti adanya terapi farmakologis yang mencegah serangan jantung dan
kematian. 1
tindakan yang paling efektif dari semua tindakan pencegahan. Hal ini terkait
dengan penurunan angka kematian sebesar 36% pada miokard infark. Jadi semua
14
2. Terapi Farmakologis
kepada pasien tentang penyakit, faktor resiko dan strategi pengobatan. Pemberian
untuk inisial terapi untuk angina. Ketika terjadi angina pasien harus beristirahat
nyeri hilang dengan dosis maksimum 1,2 mg. Isosorbide dinitrat 5 mg sublingual
dapat juga menghilangkan gejala angina selama 1 jam. Setelah itu pengobatan lini
pertama yang diberikan adalah dengan B-blocker dan atau calcium channel
Pada pasien pasca miokard infark, B-blocker dapat mengurangi resiko terjadinya
30% kematian akibat miokard infark. B-blocker yang banyak digunakan adlaah
vasodilatasi dan reduksi pembuluh darah perifer. CCB adalah kelompok obat
obat DHP adalah amlodipine, nifedipine, dan felodipine. Golongan obat non-DHP
15
L (tempat ditemukan: Otot,saraf), tipe T (tempat ditemukan : jantung, saraf), tipe
Cara kerja kanal kalsium tipe L merupakan tipe yang dominan pada otot jantung
dan otot polos dan diketahui terdiri dari beberapa reseptor obat. Diantara obat
CCB, verapamil termasuk obat yang disetujui untuk indikasi angina. Sedangkan
pengobatan lini pertama tidak memberikan respon. Pemilihan obat ini bisa
dengan atenolol dan amlodipine untuk pasien angina. Ivabradinne dapat diberikan
terkontrol, durasi saat olahraga meningkat secara signifikan selama 6-8 jam
adalah turunan dari nitrat yang dapat digunakan untuk pencegahan dan
16
pengobatan jangka panjang pada angina, dan dapat dikombinasikan setelah
polos. Pemberian obat ini pada FDA sudah tidak direkomendasikan lagi. 1
Aspirin adalah terapi pilihan yang dapat diberikan pada pasien angina dengan
H. PROGNOSIS
dengan beristirahat sudah dapat sembuh dan angka kematianpun akan sangat kecil
kemungkinannya.8
mempunyai mortalitas 50% dalam lima tahun. Hal ini jauh lebih tinggi
dibandingkan pasien dengan penyempitan hanya pada salah satu pembuluh darah
lainnya. Juga faal ventrikel kiri yang buruk akan memperburuk prognosis. Dengan
17