Anda di halaman 1dari 8

RESUME SGD

TOPIK 11 : PSIKIATRI 1 (PENGANTAR ILMU KEDOKTERAN JIWA)


TOPIK 12 : PSIKIATRI 2 (ANXIETAS PADA PRAKTEK KEDOKTERAN GIGI)
TOPIK 13 : PSIKIATRI 3 (HYPNOSIS FOR PAIN IN DENTISTRY)

SGD 1
1. NI PUTU RATNA ADYATMI SWARI (1502405001)
2. MADE LAURENTINA (1502405002)
3. MONICA REGINA (1502405003)
4. NI PUTU AYU SAKURA (1502405004)
5. NI LUH MADE RARE AYU SAWITRI (1502405020)
6. KM. LISA PURNIA CAHYANI (1502405021)
7. CELIA SACHA MARIA BOSCO (1502405022)
8. LUH MADE DIVA SASMITA PRADNYANI (1502405040)
9. KOMALA PRADIPTA (1502405041)

PROGRAM STUDI SARJANA KEDOKTERAN GIGI DAN


PROFESI DOKTER GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2019
TOPIK 11
PENGANTAR ILMU KEDOKTERAN JIWA

Learning Task :
Kasus
Penderita anak laki-laki umur 9 tahun, rujukan dari sejawat dokter gigi praktek swasta. Penderita
datang dengan dipangku orang tuanya. Terlihat keempat anggota tubuhnya tidak normal. Wrest
joint dan ankle joint tidak normal seperti tertekuk. Kepala selalu bergerak, bicara dan juga
pendengaran terganggu. Penderita datang dengan maksud mencabutkan gigi-giginya yang
dirasakan sakit oleh penderita. Menurut orangtuanya, penderita memang demikian sejak lahir.
Penderita tersebut adalah anak pertama, anak-anak berikutnya normal. Penderita dipangku
orangtuanya yang duduk di kursi gigi. Penderita dengan bantuan asisten perawat gigi dan ibunya
dapat dengan susah payah menjaga gerakan spontan penderita. Dengan susah payah, sepintas
pemeriksaan intra oral banyak sisa akar gigi, gigi yang karies, dan oral hygiene jelek. Tekanan
waktu pemeriksaan intra oral menyebabkan penderita masuk pada keadaan epilepsi.
Pertanyaan:
1. Jelaskan gangguan jiwa apa yang terjadi?
Jawaban :

KM. LISA PURNIA CAHYANI (1502405021)


 Gangguan jiwa yang dialami adalah retardasi mental
 Penderita cerebral palsy biasanya memiliki riwayat retardasi mental
 Retradasi mental merupakan
• Suatu keafaan dengan itelegensi yang kurabg sejak masa perkembangan
• Perkembangan mental yang kurang secara keseluruhan dengan gejala utama yaitu
intelegensi yang terbelakang.
• Fungsi kecerdasan umum yang berada di bawah rata-rata dan disertai dengan
berkurangnya kemampuan untuk menyesuaikan diri dengam lingkungan atau
berprilaku adaptif

2. Jelaskan bagaimana penanganan secara holistik yang harus dilakukan?


Jawaban :

MADE LAURENTINA (1502405002)


Pasien mengalami gangguan motorik yaitu kepala yang terus bergerak dan melakukan
gerakan-gerakan yang spontan, oleh sebab itu untuk melakukan perawatan gigi telebih dahulu
dilakukan penanganan terhadap gangguan motorik tersebut. Adapun cara untuk mengatasi
gangguan motorik tersebut dapat dilakukan secara fisik, pemberian premedikasi atau pemakaian
bius umum. Pengendalian secara fisik dilakukan dengan pemakaian alat dalam berbagai bentuk
yang dapat menahan seluruh tubuh atau sebagian saja. Sebelum menggunakan alat ini dokter gigi
memberi penjelasan dahulu kepada penderita dan orangtuanya agar tidak menimbulkan
kesalahpahaman. Alat penahan fisik yang sering digunakan adalah alat pengekang, penopang
kepala, penyokong tubuh, dan penahan mulut.
Dalam kasus dijelaskan bahwa pasien harus dipangku oleh orang tuanya untuk duduk
dikursi gigi, gerakan spontan dari pasien juga susah dikendalikan. Oleh sebab itu, penahan fisik
mungkin tidak cukup sehingga untuk dilakukan perawatan gigi sebaiknya dilakukan general
anestesi dengan persetujuan dari orang tua, ahli anak, ahli saraf, dan ahli anestesi. Setelah itu
dilakukan perawatan gigi yang diawali dengan skaling, dilanjutkan dengan perawatan pada gigi
yang karies dan pencabutan pada sisa akar. Kemudian dapat diberikan obat-obatan pasca bedah
seperti antibiotika, analgesik, antiperdarahan, roboransia dalam bentuk sirup.

LUH MADE DIVA SASMITA PRADNYANI (1502405040)


Secara holistic :
1. Berkonsultasi ke dokter spesialis anak mengenai pertumbuhan dan keadaan pasien.
2. Berkonsultasi ke dokter spesialis neurologi atau saraf untuk berkonsultasi dan mengontrol
kelainan pada pasien yaitu kelainan celebral palsy.
3. Berkonsultasi dan bekerja sama dengan dokter spesialis anastesi mengenai pemberian
anastesi umum untuk pasien tersebut.
4. Setelah diberikan anastesi, kemudian mulai dilakukan perawatan pada rongga mulut
berupa :
 Pencabutan gigi dan sisa akar
 Suturing secara maksimal pada bekas pencabutan gigi dan sisa akar
5. Resepkan obat antibiotik, analgesik anti pendarahan, roboransia.
TOPIK 12
ANXIETAS PADA PRAKTEK KEDOKTERAN GIGI

Learning task:
1. Jelaskan etiologi gangguan anxietas?
Jawaban :

NI PUTU AYU SAKURA (1502405004)


1. Biological Theory
Neurotransmitters (GABA, serotonin, norepineprin), autonomic nervous system, HPA-Axis.
Faktor biologik yang berperan pada gangguan ini adalah “neurotransmitter”. Ada tiga
neurotransmitter utama yang berperan pada gangguan ini yaitu norepinefrin, serotonin, dan
gamma amino butiric acid (GABA). Namun neurotransmitter yang memegang peranan utama
pada gangguan cemas menyuluruh adalah serotonin, sedangkan norepinefrin terutama berperan
pada gangguan panik. Peranan GABA pada gangguan ini berbeda dengan norepinefrin.
Serotonin bersifat merangsang timbulnya cemas, sedangkan GABA bersifat menghambat
terjadinya kecemasan. Jadi pada orang anxietas: GABA (zat penghambat) nya rendah, Serotonin
tinggi, norepinephrine tinggi

2. Genetic factors
Ansietas juga dapat disebabkan karena adanya pengaruh faktor genetik dari keluarga. Penelitian
telah melaporkan bahwa duapertiga sampai tigaperempat pasien yang terkena ansietas memiliki
sekurang-kurangnya satu sanak saudara derajat pertama dengan ansietas spesifik tipe spesifik
yang sama.

3. Psychodynamic theory
 Past and present psychological stressor
 Adanya stressor khususnya 5th pertana kehidupan

4. Cognitive theory
 Maladaptive cognitions
 Cara pandang yang salah tentang masalah

5. Learning theory
 Environmentally conditioned behaviors
 Teori belajar, kebiasaan melihat orang-orang cemas

2. Bagaimana berkomunikasi yang baik pada pasien Gangguan anxietas?


Jawaban :

NI LUH MADE RARE AYU SAWITRI (1502405020)


Kecemasan atau anxiety adalah suatu perasaan takut, kekhawatiran atau kecemasan yang
sering terjadi tanpa ada penyebab yang jelas. Kecemasan adalah pengalaman yang normal dalam
menghadapi ancaman yang dirasakan atau bahaya.
Komunikasi dengan pasien sangat berperan penting mengurangi kecemasan pasien.
Sehingga dapat memberikan dukungan verbal dan kepastian dengan strategi yang digunakan.
Komunikasi maksimal yang efektif dengan pendekatan harus dilakukan oleh staf maupun tenaga
kesehatan yang berinteraksi siapa saja dengan pasien. Menurut teori komunikasi, komunikasi
yang terjadi selama transaksi terapeutik adalah komuniksasi interpersonal. Naude cit Santosa
menyebutkan bahwa pada proses pelayanan medik gigi terjalin suatu hubungan kerja sama antara
dokter gigi dengan penderitanya yang dikenal dengan komunikasi interpersonal. Menurut
Rakhmat, karakteristik komunikasi interpersonal adalah proses komunikasi terjadi tanpa melalui
media komunikasi, sehingga dalam proses komunikasi interpersonal mempunyai ciri pesan dari
komunikator tidak terbatas pada pesan verbal tetapi juga pesan non verbal seperti ekspresi wajah,
gerakan anggota tubuh, sehingga pesan tersebut mempunyai makna yang beragam.
Menurut Konsil Kedokteran Indonesia KOMUNIKASI EFEKTIF DOKTER-PASIEN

Sikap Profesional Dokter


Sikap profesional seorang dokter ditunjukkan ketika dokter berhadapan dengan tugasnya
(dealing with task), yang berarti mampu menyelesaikan tugas-tugasnya sesuai peran dan
fungsinya; mampu mengatur diri sendiri seperti ketepatan waktu, pembagian tugas profesi
dengan tugas-tugas pribadi yang lain (dealing with oneself); dan mampu menghadapi berbagai
macam tipe pasien serta mampu bekerja sama dengan profesi kesehatan yang lain (dealing with
others). Di dalam proses komunikasi dokter-pasien, sikap profesional ini penting untuk
membangun rasa nyaman, aman, dan percaya pada dokter, yang merupakan landasan bagi
berlangsungnya komunikasi secara efektif (Silverman, 1998). Sikap profesional ini hendaknya
dijalin terus-menerus sejak awal konsultasi, selama proses konsultasi berlangsung, dan di akhir
konsultasi.
Contoh sikap dokter ketika menerima pasien dalam komunikasi yang efektif dengan pasien:
 Menyilakan masuk dan mengucapkan salam.
 Memanggil/menyapa pasien dengan namanya.
 Menciptakan suasana yang nyaman (isyarat bahwa punya cukup waktu, menganggap
penting informasi yang akan diberikan, menghindari tampak lelah).
 Memperkenalkan diri, menjelaskan tugas/perannya (apakah dokter umum, spesialis,
dokter keluarga, dokter paliatif, konsultan gizi, konsultan tumbuh kembang, dan lain-
lain).
 Menilai suasana hati lawan bicara
 Memperhatikan sikap non-verbal (raut wajah/mimik, gerak/bahasa tubuh) pasien
 Menatap mata pasien secara profesional yang lebih terkait dengan makna menunjukkan
perhatian dan kesungguhan mendengarkan.
 Memperhatikan keluhan yang disampaikan tanpa melakukan interupsi yang tidak perlu.
 Apabila pasien marah, menangis, takut, dan sebagainya maka dokter tetap menunjukkan
raut wajah dan sikap yang tenang.
 Melibatkan pasien dalam rencana tindakan medis selanjutnya atau pengambilan
keputusan.
 Memeriksa ulang segala sesuatu yang belum jelas bagi kedua belah pihak.
 Melakukan negosiasi atas segala sesuatu berdasarkan kepentingan kedua belah pihak.
 Membukakan pintu, atau berdiri ketika pasien hendak pulang.

KOMALA PRADIPTA (1502405041)


• Fase Orientasi
• Salam
• Evaluasi
• Fase Kerja
• Hal yang akan dikerjakan
• Fase Terminasi
• Evaluasi
• Rencana tindak lanjut
• Hal yang akan dilakukan berikutnya

3. Bagaimana penanganan Farmakologis dan Non-Farmakologis pada gangguan Anxietas?


Jawaban :

MONICA REGINA (1502405003)


FARMAKOLOGI
 Benzodiazepin dipakai terutama untuk ansietas yang berat atau yang berkepanjangan
 Busporin merupakan obat anxietas golongan nonbenzodiazepin, yang mempunyai efek
antikejang, relaksasi otot, dan ketergantungannya kurang.
 Tricyclic Antidepressant (TCA) mengurangi serangan panik hingga 75% pada penderita
panik disorder. Rangkaian respon pasien adalah dengan menurunnya serangan panic dan
mengurangi kecemasan.
PSIKOSOSIAL
 Kebanyakan pasien menginginkan sebuah kejelasan dan informasi mengenai kondisi
yang sedang ia alami, hal ini menunjukkan kepada pasien bahwa mereka benar-benar
diperdulikan dan dirawat. Yang mana akan mampu membantu pasien dalam mengurangi
beban psikisnya.
TERAPI PERILAKU/PSIKOTERAPI
 Terapi lainnya yang dapat dilakukan adalah terapi behavioral, yaitu terapi konseling yang
memfokuskan pada kegiatan atau tindakan yang dilakukan oleh pasien. Berikut ini
beberapa aktivitas yang dapat dilakukan oleh pasien, meliputi:
 Relaksasi otot
 Terapi spiritual
TERAPI KOGNITIF
 Terapi dengan cara mengajak pasien untuk memecahkan berbagai masalah dengan cara
berkomunikasi langsung dengan orang yang sudah sembuh dari penyakit anxietas.
HUMOR
 Kemampuan untuk menyerap hal-hal lucu dan tertawa melenyapkan stres. Hipotesis
fisiologis menyatakan bahwa tertawa melepaskan endorfin ke dalam sirkulasi dan
perasaan stres dilenyapkan.
AROMATERAPI
 Aromaterapi adalah terapi yang menggunakan minyak essensial yang dinilai dapat
membantu mengurangi bahkan mengatasi gangguan psikologis dan gangguan rasa
nyaman seperti cemas, depresi, nyeri, dan sebagainya.

CELIA SACHA MARIA BOSCO (1502405022)


- Farmakologi: anti cemas, anti depresan, atau kombinasi keduanya.
- Non- Farmakologi:
1. Psikoterapi: disesuaikan dengan jenis gangguan, biasanya dipilih CBT (Cognitive
Behavioral Therapy), adanya kepercayaan yang salah tentang gejala yang dialami,
diajarkan untuk mengadopsi ide yang tepat tentang sensasi tubuh.
2. Psikososial: bina hubungan yang baik antara dokter-pasien. Kepercayaan pasien
terhadap dokter sangat penting untuk pasien cemas. Menerima gejala sebagai hal
yang nyata, tetapi reversible.
TOPIK 13
HYPNOSIS FOR PAIN IN DENTISTRY

Learning Task :
Kasus
Seorang perempuan, 35 tahun datang ke dokter gigi dengan masalah sakit gigi yang diikuti rasa
kecemasan dan takut mendengar suara bor gigi. Dia berkata bahwa dia tidak bisa menahan rasa
sakit giginya namun disatu sisi juga merasa ketakutan untuk berada di ruang dokter gigi.
Kecemasan meningkat sepuluh kali lipat jika ia mendengar suara bor gigi dan takut untuk
mendapatkan anastesi. Ia mengalami kecemasan pertama kali dalam situasi setelah dicabut gigi
sekitar usia 11 tahun. Rasa sakit gigi yang tidak tertahankan dan dipenuhi ketakutan inilah yang
mendorongnya untuk mencari bantuan.
Pertanyaan:
1. Jelaskan bagaimana hipnosis dapat membantu
Jawaban :

NI PUTU RATNA ADYATMI SWARI (1502405001)


Kegunaan hipnosis dalam kasus tersebut dalam bidang kedokteran gigi :
 Hipnosis dapat digunakan sebagai analgesik, juga dapat digunakan dalam kombinasi
dengan obat penghilang rasa sakit untuk mengurangi dosis yang biasanya diberikan. Hal
ini menjadi pilihan pasien dan dokter gigi untuk menentukan jalan terbaik dari suatu
tindakan.
 Hipnosis dapat digunakan untuk meningkatkan kenyamanan agar rasa cemas dan takut
berkurang.

Alur hipnosis dapat membantu dalam penanganan medis, antara lain :


1. Dimulai dengan membicarakan permasalahannya dengan hipnoterapis
2. Menggunakan teknik induksi
Teknik induksi merupakan alam sadar dari otak sementara berfokus agar dapat relaksasi
dengan kata-kata atau gambar yang terkait dengan permasalahan awal.
3. Ketika terhipnotis, seseorang dapat mengalami perubahan fisiologis, seperti
memperlambat denyut nadi dan respirasi, dan peningkatan gelombang alpha di otak.
4. Begitu seseorang sudah merasa rileks, pikiran bawah sadarnya akan semakin terbuka
untuk menerima sugesti.
5. Sugesti yang diinginkan pasien akan mulai dimasukan. Sugesti yang dimasukan harus
berupa kalimat sederhana, positif, dan diucapkan berulang-ulang.
6. Setelah itu, kita akan dikembalikan ke alam sadar dengan bimbingan hipnoterapis.
7. Tahap terakhir adalah merefleksikan pengalaman tersebut.

Anda mungkin juga menyukai