Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Praktek Kerja Lapangan (PKL) Merupakan Program khusus yang


dilaksanakan oleh Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sesuai dengan kurikulum
SMK. Program ini dilaksanakan di luar sekolah dalam bentuk praktek kerja di
dunia usaha/ industri (Instansi) dengan mempertimbangkan struktur program
kurikulum, kalender pendidikan, dan kesediaan dunia usaha dapat menerima PKL
ini. Praktek kerja lapangan dimaksudkan untuk mendekatkan siswa kepada
tuntutan kerja/ industri, yang sekaligus diharakan mampu memberikan umpan
balik kepada pihak dunia usaha/ maupun sekolah sebagai lembaga pelaksana
pendidikan formal, sehingga diperoleh gambaran yang lebih jelas tentang standar
kualifikasi lulusan SMK yang sesuai kebutuhan pasar kerja di dunia industri serta
masukan-masukan yang berarti bagi pengembangan mutu pendidikan khususnya
di SMK Luhur Baladika Batujajar.

Rumah Sakit Dustira merupakan rumah sakit kebanggaan prajurit di


wilayah Kodam III/Siliwangi yang dibangun pada tahun 1887 di masa penjajahan
Hindia-Belanda sebagai rumah sakit Militer (Militare Hospital) dengan luas tanah
14 hektar untuk keperluan militer Hindia Belanda yang bertugas di daerah Cimahi
dan sekitarnya. Hal dapat dimaklumi karena di daerah Cimahi didirikan fasiltas
militer Pemerintah Kolonial Hindia Belanda untuk memperkuat pertahanan
militernya di daerah Bandung sebagai ibu kota Hindia Belanda pada saat itu. Pada
masa pendudukan Jepang (1942-1945), rumah sakit ini dipergunakan sebagai
tempat perawatan tawanan tentara Belanda dan perawatan tentara Jepang. Pada
tahun 1945-1947 dikuasai kembali oleh NICA.
RS.Dustira sendiri mempunyai beberapa poli. Beberapa poli tersebut
misalnya poli jantung, poli saraf, poli mata, poli jiwa juga poli bagian dalam.
Dalam pelayanan poli bagian dalam, terdapat beberapa penyakit seperti salah satu
penyakit thypus.

1
Indonesia sendiri termasuk dalam 10 negara terbesar penderita
thypus.Pada tahun 2013, penderita thypus di Indonesia diperkirakan mencapai
sekitar 8,5 juta orang dengan rentang usia 20-79 tahun . Tetapi kurang dari 50%
dari mereka yang menyadarinya. yang banyak di derita pasien RS.Dustira.Di
Rumah Sakit Dustira banyak berbagai poli termasuk poli dalam di poli dalam ada
banyak orang yang mempunyai penyakit thypus .disini saya akan menjelaskan
dengan rinci tentang penyakit thypus.

Tipes adalah penyakit infeksi akut yang selalu ada di masyarakat (endemik) di
Indonesia, mulai dari usia balita, anak-anak dan dewasa. .

Pengobatan tifes di rumah sakit

Biasanya di rumah sakit pengobatan dengan antibiotik akan di berikan


melalui suntikan.

Pemberian infus dikarenakan perawatan penyakit tifes yang di lakukan di


rumah sakit biasanya sering di sertai dengan muntah dan diare yang lumayan
parah serta mengalami perut kembung.

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dilaksanakannya Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang


diwujudkan dalam kerja disuatu perusahaan atau instansi. Selain sebagai salah
satu syarat tugas akhir PKL. Juga sebagai kegiatan siswa untuk mencari
pengalaman kerja sebelum memasuki dunia kerja yang sesungguhnya, yang
tercermin dalam Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila yang bertujuan
meningkatkan kecerdasan, kreativitas, dan keteramilan agar bisa menumbuhkan
karakter yang dapat membangun dirinya sendiri serta bertanggung jawab atas
Pembangunan Bangsa dan Negara dalam pencapaian perekonomian meningkat
dan kehiduan yang makmur.

2
Karena pertumbuhan perekonomian yang meningkat, didukung pula oleh
tumbuhnya persaingan dibidang industri dan teknologi yang memaksa kita untuk
terjun ke kedalam dunia industri, bisnis, dan perdagangan.

1.3. Waktu dan Tempat pelaksanaan

Kegiatan Praktik Kerja Lapangan ini dilaksanakan pada hari Senin,3


Januari 2018 Siswa/Siswi SMK Luhur Batujajar melaksanakan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) di Rumah Sakit TK. II 03.0501 Dustira.

Adapun jadwal pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan di RS.Dustira pada


hari Senin sampai hari Jum’at pukul 07.00 s/d 16.00 WIB. Serta Sabtu dan
Minggu di bagi menjadi dua shift, pagi pukul 07.00 s/d 14.00 shift siang pukul
14.00 s/d 21.00.

3
BAB II

URAIAN UMUM

2.1 SEJARAH PERUSAHAAN

Pada abad 18, pemerintah kolonial Hindia Belanda mendirikan fasilitas


militer daerah Cimahi. LOkasi ini dipilih karena berdekatan dengan Kota
Bandung sebagai ibu kota HIndia Belanda pada saat itu. Didirikan pula rumah
sakit militer untuk melengkapi keperluan para prajurit yang bertugas disana.
Rumah sakit yang berdiri pada lahan seluas 14 hektar ini diresmikan pada 1887
dengan nama Militare Hospital. Desain bangunannya mengusung gaya arsitektur
artdeco, khas Eropa.

Rumah Sakit
Dustira
(sumber :
Disparbud
Jabar )

4
Setelah pengakuan kedaulatan Republik Indonesia oleh kerajaan Belanda pada
1949, kepemilikan Milter Hospital diserahkan pada Tentara Nasional Indonesia.
Rumah sakit ini kemudian berganti nama menjadi Rumah Sakit Territorium III
dengan Letnan Kolonel Dr. Kornel SIngawinata sebagai kepala yang pertama
rumah sakit tersebut. Kemudian dalam perayaan ulang tahun Territorium
III/Siliwangi Kolonel Kawilarang mengganti nama rumah sakit tersebut menjadi
Rumah sakit Dustira.

Penetapan namam tersebut sebagai bentuk penghargaan atas jasa dan perjuangan
Mayor dr Dustira Prawiraamidjaya. Dustira adalah dokter tamatan pendidikan
kedokteran di Geneeskundige Hogeschool (Ika Daigaku atau Sekolah tinggi
kedokteran di Jakarta) pada tahun 1945. Dustira kemudian mengikuti pelatihan
kemiliteran selama dua minggu. Setelah itu, ia ditugaskan membantu para korban
perang, khususnya di front Padalarang, Cililin dan BatuJajar. Jumlah korban yang
terus bertambah ditengah keterbatasan peralatan medis yang tersedia membuat
Dustira kelelahan hingga akhirnya meninggal dunia pada 17 maret 1946.

Pada masa pendudukan Jepang (1942-1945), Militer Hospital digunakan sebagai


tempat untuk merawat tentara jepang dan tentara BElanda yang menjadi tawanan
tentara jepang. Kendati merupakan rumah sakit militer dalam perkembangan
selanjutnya rumah sakit Dustira menerima pelayanan medis dan pelayanan
penunjang tersedia disini. Atas prestasinya dalam pelayanan tersebut pada
November 2012, rumah sakit ini menerima akreditasi 16 pelayanan dari direktorat
Jendral Kekuatan Pertahanan Kementrian Pertahanan RI.

Rumah sakit Dustira berarsitektur eropa (artdeco). Bagian bangunan yang masih
menampakan kekunoaan, terlihat pada bangunan bagian depan, pada bagian atap
bangunan dan dinding bangunan. Sedangkan pagar halaman telah mengalami
perubahan atau penggatian (pagar besi). Genteng masih menggunakan genteng
gelombang, struktur kerangka atap menggunakan kayu dan dinding berwarna

5
putih, dengan bagian kaki dilapisi lepahan semen.Rumah Sakit Dustira sampai
sekarang masih digunakan sebagai rumah sakit untuk merawat pasien.

Lokasi : Jalan Ahmad Yani Cimahi, Kelurahan Baros, Kecamatan Cimahi Utara,
Kota Cimahi

Sumber :disparbud.jabarprov.go.id, Pikiran Rakyat


Rumah Sakit Dustira merupakan kebanggaan prajurit di wilayah kodam
III/Siliwangi yang di bangunada tahun tahun 1887 di massa penjajahan Hindia-
Belanda sebagai Rumah Sakit Militer(Militare Hosital)dengan luas tanah
14dengan luas tanah 14 hektar untuk keerluan militer HindiaBelanda yang
bertugas di daerah Cimahi dan sekitarnya.

Hal yang dapat di maklumi karena daerah Cimahi didirikan fasilitas Militer
Perintah Kolonial Hindia Belanda untuk memerkuat pertahanan militernya di
daerah Bandung Sebagai ibu kota Hindia-Belanda pada saat itu.Pada massa
penduduk Jepang (1942-1945),rumah sakit ini di pergunakan sebagai temat
perawatan tawanan tentara Belanda dan perawatan tentara Jepang.Pada tahun
1945-1947 dikuasai kembali oleh NICA.

Setelah pengakuan kendaulatan Republik Indonesia oleh Kerajaan Belanda


(1949)Militare Hospital (Rumah Sakit Dustira) di serahkan oleh militer Belanda
kepadaTentara Nasinal Indonesia(TNI) yang diwakili oleh Letkol Dokter Kornel
Singawinata sebagai.Sejak itu Rumah Sakit ini di ganti menjadi Territorium
III/Siliwangi,dengan Letkol Doktet Kornel Singawinata sebagai kepala Rumah
Sakit yang pertama tetapi pada tanggal 19 Mei 1956 pada saat perayaan Hari
Ulang Tahun Territorium III/siliwangi yang ke 10,Panglima Territorium
III/Siliwangi,Kolonel Kawilarang,menetapkan nama Rumah Sakit ini dengan
nama Rumah Sakit Dustira.Hal ini di lakukan sebagai wujud penghargaan
terhadap jasa-jasa Mayor Dokter Dustira Prawiraa Amidjaya yang telang
menunjukan itikad dan patriotismenya membantu para pejuang di medan

6
peperangan dan memberiksn pertolongan pada korban peperangan terutama untuk
wilayah Padalarang.

Pada perkembangan selanjutnya Rumah Sakit Dustira, bukan saja menerima


pasien dari kalangan militer tetapi masyarakat umum. Saat ini Rumah Sakit
Dustira mampu mengupayakan pelayanan kesehatan kuratif dan rehabilitatif yang
terpadu dengan pelaksanaan kegiatan kesehatan promotif dan preventif sehingga
menjadi rumah sakit rujukan tertinggi. Rumah Sakit Dustira telah terakreditasi
KARS versi 2012 pada tahun 2014, dimana Rumah Sakit Dustira menjadi studi
bagi rumah sakit lainnya terutama bagi rumah sakit di jajaran TNI.

2.2. Stuktur Organisasi Rumah Sakit Dustira Cimahi

Kepala Rumah Sakit (Karumkit) TK.II 03.0501 Dustira Di Pimpin oleh Pamen
TNI AD berkualifikasi Dokter berpangkat koloni dan bertanggung jawab atas
pelaksanaan tugas nya keepada Kakesdam III/Siliwangi.Kepala Rumah Sakit
Dustira yang saat ini di pimpin oleh Kolonel CKM Dr.Agus Budi Utama.

Wakil Kepala Rumah Sakit Dustira (WakaRumkit) Di pimpin oleh seorang Pamen
TNI AD berpangkat Letnan Kolonel dan dalam melaksanakan tugas kewajibanya
bertanggung jawab kepada Kepala Rumah Sakit TK.II Dustira. Ketua Komite
Medik Rumah Sakit II Dustira adalah Ketua Staff Fungsional yang terdiri dari
para ketua staff Medik Fungsional yang memiliki Integritas Otonomi dan
Propesional.

Kepala Rumah Sakit Dustira TK.II 03.05.01 di bantu oleh kepala seksi pelayanan
Medik (Pembantu Karumkit TK.II Dustira di bidang penyelenggaraan pelayan
medik),Kepada seksi penunjang Medik(Pembantu karumkit TK.II Dustira di
bidang penyelenggaraan pelayan penunjang medik)dan penunjang seksi umum
(Pembantu Karumkit TK.II dalam Penyelengaraan kegiatan penunjang umum
Rumah Sakit Dustira.

7
2.3. Depo Rumah Sakit Dustira

1. Depo IGD

 Instalasi Gawat Darurat dengan dokter jaga dan tenaga paramedik


professional serta didukung oleh dokter spesialis
 Ambulans sesuai standar Akreditasi
 Radiologi
 Laboratorium
 Bank Darah
 Farmasi/Apotek

2. Depo Rawat Jalan


Rumah Sakit Dustira memiliki 21 Polikliknik yang terdiri dari:

 Pol. Anak
o Pol. Tumbuh Kembang Anak
o Pol. Bayi Sehat
o Pol. Anak Sakit
 Pol. Penyakit Dalam
 Pol. Bedah
o Bedah Umum
o Bedah Urologi
o Bedah Orthopedi
o Bedah Syaraf
o Bedah Plastik
 Pol. Obstetric & Gynaecology
 Pol. Penyakit Jantung
 Pol. Penyakit Gigi & Mulut
 Pol. Penyakit Mata
 Pol. Jiwa
 Pol. Penyakit Syaraf

8
 Pol. Penyakit THT
 Pol. Gizi
 Pol. Kulit dan Kelamin
 Pol. Fisioterapi
 Pol. Akupuntur
 Pol. VCT

3. Depo Rawat Inap

Rumah Sakit Dustira memiliki Unit perawatan intensif dan 16 ruang perawatan
dengan kapasitas 497 tempat tidur

ICU/Ruang Rawat Intensif

HCU/Intermediate Care

NICU/Ruang Rawat Intensif Neonatal

4. Depo gudang
Gudang merupakan sarana pendukung kegiatan produksi industri farmasiyang
berfungsi untuk menyimpan bahabaku, bahan kemas dan obat jadi yangbelum
didistribusikan. Selain untukpenyimpanan, gudang juga berfungsi
untukmelindungi bahan baku, bahan pengemas dan obat jadi dari pengaruh
luar,binatang pengerat dan serangga serta melindungi obat dari kerusakan. Agar
dapatmenjalankan fungsi tersebut, maka harus dilakukan pengelolaan
pergudangansecara benar atau yang sering disebut dengan manajemen
pergudangan(Priyambodo, 2007).Pergudangan adalah segala upaya pengelolaan
gudang yang meliputipenerimaan, penyimpanan, pemeliharaan, pendistribusian,
pengendalian danpemusnahan agar kualitas dan kuantitas tetap terjamin (BNPB,
2009).

9
10

Anda mungkin juga menyukai