PENDAHULUAN
Salah satu tujuan adanya sebuah asthma action plans (AAPs) adalah membuat
pasien mampu mengenali gejala dan mengahadapinya sedini mungkin, sehingga
pasien asma mampu mengontrol gejala asmanya dikemudian hari. Sehingga
Tujuan tata laksana asma saat ini lebih menitikberatkan pada kontrol asma dan
1
bukan lagi pada tata laksana serangan akut. Keberhasilan kontrol asma ini akan
meningkatkan kualitas hidup anak. Salah satu metode untuk menilai drajat control
gejala yang sering digunakan dan telah tervalidasi adalah ACT (Asthma Control
Test).
Sejauh ini belum ada penelitian yang mengkaji efikasi penggunaan aplikasi
recana aksi asma (RAA) pada handphone dengan derajat scoring keberhasilan
mengontrol kekambuhan gejala asma menggunakan scoring Athma Control test/
ACT, yang dibadingkan derajat kekambuhan tanpa pengenalan terhadap aplikasi
RAA tersebut.
kekambuhan gejala asma yang diukur menggunaan Athma Control test (ACT).
sebagai terapi ajuvan dalam pengobatan asma dan peningkatan kualitas hidup pada
anak asma.
terhadap skor PedsQL (Pediatric Quality of Life Inventory) pada anak dengan asma.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Asma
sebagai penyakit inflamasi kronik saluran nafas yang dapat dikontrol tetapi tidak
dapat sembuh. Asma ditandai dengan episode mengi (wheezing), sesak nafas, rasa
dada tertekan, dan batuk yang berulang. Manifestasi yang muncul dihubungkan
saluran napas, dan peningkatan mukus. Gejala yang muncul mungkin dicetuskan
atau diperberat oleh faktor infeksi viral, alergen, merokok, olahraga dan stress.
diagnosis asma pada anak sebagian besar ditegakkan secara klinis. Keluhan mengi
(wheezing) dan atau batuk berulang merupakan manifestasi klinis yang diterima
luas sebagai titik awal diagnosis asma. Gejala respiratori asma berupa kombinasi
dari batuk, mengi, sesak napas, rasa dada tertekan dan produksi sputum.
Karakteristik yang mengarah ke asma adalah gejala timbul secara episodik atau
berulang.
3
Tabel 1. Kriteria diagnosis asma
Gejala Karakteristik
Wheezing, batuk, sesak • Biasanya lebih dari 1 gejala respiratori
napas, dada tertekan, • Gejala berfluktuasi intensitasnya seiring
produksi sputum waktu
• Gejala memberat pada malam atau dini hari
• Gejala timbul bila ada pencetus
Konfirmasi adanya limitasi aliran udara ekspirasi
Gambaran obstruksi • FEV1 rendah (<80% nilai prediksi)
saluran respiratori • FEV1/FVC ≤ 90%
Uji reversibilitas • Peningkatan FEV1 > 12%
Variabilitas • Perbedaan PEFR harian > 13%
Uji provokasi • Penurunan FEV1>20%, atau PEFR >15%
Kriteria diagnosis didasarkan pada anamnesis biasanya lebih dari 1 gejala respiratori dan
konfirmasi adanya limitasi aliran udara ekspirasi sekurangnya didapatkan satu kali FEV1
rendah dikonfirmasi FEV1/FVC berkurang. FEV1: Forced Expiratory Volume dalam 1
detik; PEF: Peak Expiratory Flow (GINA, 2014)
Mungkin
4
Gejala respiratori asma berupa kombinasi dari batuk, mengi, sesak napas, rasa dada
tertekan dan produksi sputum (Kartasasmita, 2015)
keparahan dan waktu serangan asma.WAAPs hanya satu bagian dari manajemen
mandiri namun dasar untuk kesuksesan pemulihan (Caulfield, 2005; Rank, 2008).
prinsipnya rencana tersebut terdiri dari: (1) Pasien harus memonitor gejala
dari nilai normal pada saat asma terkontrol. (2)Mengingatkan adanya tanda
pengobatan yang diawali oleh pasien secara tertulis. (4) Menunjukkan waktu
respon, tanda bahaya, dan informasi contact person.Poin poin tindakan dalam
WAAPs ini dibuat disesuaikan dengan kondisi pasien, serta dibuat dengan
obat apa yang diminum, berapa dosis obatnya dan berapa lama, serta apa yang
menandai adanya kekambuhan asma. Pasien harus diberi edukasi tentang tanda
5
Berdasarkan hasil analisis dari artikel artikel ilmiah dapat diungkapkan bahwa
manfaat WAAPs antara lain mengontrol manajemen asma secara mandiri, dan
Controlled Trial pada pasien asma akut anak-anak di departemen gawat darurat
rancang sistem untuk mengolah data yang menggunakan aturan atau ketentuan
bahasa pemrograman tertentu. Aplikasi adalah suatu program komputer yang dibuat
merupakan rangkaian kegiatan atau perintah untuk dieksekusi oleh komputer. Dari
defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa aplikasi adalah suatu program komputer
yang dibuat untuk mengerjakan dan melaksanakan tugas tertentu untuk pengguna.
Aplikasi yang dibuat dalam model aplikasi rencana aksi asma akan di buat
Selanjutnya aplikasi yang sudah final akan diletakkan di google Appstore sebagai
6
penyerdia layanan aplikasi terbesar di android, maupun langsung dapat diberikan
maupun semikuantitatif diperlukan tidak hanya oleh klinisi, namun juga oleh
gejala dan fungsi paru. Salah satu metode baru yang dibuat untuk penilaian yang
dapat dilakukan dengan mudah dan cepat asma untuk menentukan pasien asma
telah terkontrol atau belum terkontrol, adalah Asthma Control Test (ACT).
Fakta bahwa tingkat kontrol asma biasanya dinilai berlebihan baik oleh
tidak cukup untuk mengontrol asma. Sehingga diperlukan metode yang mudah
untuk menilai tingkat kontrol terhadap asma. Walaupun beberapa alat sudah
sulit untuk digunakan dan membutuhkan pengukur yang tidak terintegrasi pada
praktik klinik. Pengukur yang ideal memiliki karakteristik berikut ini: mudah;
mencerminkan kontrol asma dalam waktu panjang; diskriminatori; dan peka dengan
perubahan. Akan tetapi, sampai sekarang belum ada pengukur yang ideal, walaupun
komprehensif dan dapat memberikan penatalaksanaan lebih baik pada pasien asma.
7
ACT lebih komprehensif dalam menilai tingkat kontrol asma pasien. ACT
adalah alat yang tervalidasi dan reliable yang dapat mencerminkan perubahan
tingkat kontrol asma seiring berjalannya waktu. Kuesioner ini mudah digunakan
dan dapat memantau tingkat kontrol asma. Walaupun enam pertanyaan mudah dan
cepat untuk dijawab ya atau tidak, tanggapan belum dapat ditentukan. The Royal
ini cepat dan mudah digunakan pada praktik klinik. Pengukur seperti Asthma
Control Test (ACT) dan Asthma Control Questionnaire (ACQ) juga sangat berguna,
dan menunjukkan korelasi yang baik di antaranya. ACT lebih singkat, tidak
Asthma Control Test adalah suatu uji skrening berupa kuesioner tentang
penilaian klinis seseorang pasien asma untuk mengetahui asmanya terkontrol atau
belum. Kuesioner ini didesain untuk pasien berumur ≥ 14 tahun. Metode ini
dilakukan dengan cara meminta pasien untuk menjawab lima pertanyaan mengenai
penyakit mereka. Berapa sering penyakit asma mengganggu anda untuk melakukan
gejala asma (bengek, batuk-batuk, sesak napas, nyeri dada, atau rasa tertekan di
dada) menyebabkan anda terbangun malam hari atau lebih awal dari biasanya,
pernapasan dan bagaimana anda sendiri menilai tingkat kontrol asma anda apakah
8
sudah terkontrol atau belum? Setiap pertanyaan mempunyai lima jawaban dan
penilaian dari asma terkontrol sebagai berikut. Skor jawaban dari kelima pertanyaan
itu 25 artinya asmanya sudah terkontrol secara total, skor antara 20 sampai 24
berarti asmanya terkontrol baik, skor jawaban kurang dari atau sama dengan 19