Anda di halaman 1dari 10

75 Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol. 4 No.

PENGOLAHAN AIR SALURAN PEMATUSAN TERUSAN


KEBON AGUNG SEBAGAI AIR BERSIH DENGAN
TEKNOLOGI MEMBRAN ULTRAFILTRASI

Yohana Janeta S dan Yayok Surya Purnomo


Progdi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
e-mail :Janeta_Snyeram@yahoo.com

ABSTRAK
Proses membran ultrafiltrasi merupakan upaya pemisahan dengan menggunakan gaya
dorong beda tekanan sangat dipengaruhi oleh ukuran dan distribusi pori membran.
Proses ini dapat dimanfaatkan untuk pengadaan air bersih dari Saluran Pematusan
Terusan Kebon Agung.Tujuan dari penelitian ini untuk menguji efektifitas dari kinerja
membran ultrafiltrasi dalam penyisihan parameter pencemar yang terdapat dalam air
baku seperti COD, TSS dan Kekeruhan. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah tekanan dan waktu operasi, dimana variasi tekanan yang digunakan yaitu 1.5 –
3.5 bar dan waktu operasi antara 20-100 menit.Hasil penelitian menunjukan perlakuan
terbaik pada tekanan operasi 3.5 bar dan waktu 100 menit dengan penyisihan COD
sebesar 30.92 %, kemampuan penyisihan TSS sebesar 58.36 % dan kemampuan
penyisihan kekeruhan sebesar 59.67 % .

Kata kunci : Membran Ultrafiltrasi, COD, TSS dan Kekeruhan

ABSTRACT
The process of ultrafiltration membrane separation was an attempt to use a pressure
differential thrust is strongly influenced by the membrane pore size and distribution.
This process can used for water supply from Kebon Agung’s water drainage.The
purpose in this study to test the effectiveness of the performance ultrafiltration
membranes to the removal of pollutant parameters contained in the raw water such as
COD, TSS and turbidity. Variables used in this study is the pressure and time of
operation, where the variation of pressure used is 1.5 - 3.5 bar and the operating time
between 20-100 minutes.The result reseach indicate that the best sampling is in 3.5 bar
operation pressure with operation time 100 minuttes. Result removal ability of COD
30.92%, removal capability of TSS 58.36% and removal capability of turbidity 59.67%.

Keywords:ultrafiltrationmembrane, COD, TSS and Turbidity.


Pengolahan Air Saluran Pematusan Terusan Kebon Agung (Yohana Janeta S dan Yayo Surya P.) 76

PENDAHULUAN untuk menyisihkan konsentrasi senyawa


Air merupakan sumber daya alam organik dalam air gambut.
yang memegang peranan penting dalam Proses membran ultrafiltrasi
kehidupan umat manusia.Peran air merupakan upaya pemisahan dengan
begitu penting bagi kehidupan, namun membran yang menggunakan gaya
kondisi air saat ini menunjukan kualitas dorong beda tekanan yang sangat
air di alam sudah sangat jauh menurun dipengaruhi oleh ukuran dan distribusi
(Anonim, 2011). pori membran (Suprihanto Notodarmajo
Seiring dengan meningkatnya dan Anne Deniva, 2004).
kebutuhan air bersih khususnya UPN Saat ini teknologi membran
sendiri masih sangat tergantung ultrafiltrasi (UF) merupakan salah satu
terhadap air bersih Perusahaan Daerah terobosan teknologi yang
Air Minum (PDAM) sehingga dikembangkan untuk mengatasi
dibutuhan pengolahan yang tepat permasalahan dalam pengolahan air
dengan memanfaatkan air sungai bersih. Sifat membran yang bersifat
Saluran Pematusan Terusan Kebon selektif telah terbukti mampu
Agung sebagai bahan baku. memisahkan berbagai kontaminan
Hingga saat ini kebutuhan air dalam air sehingga diperoleh air yang
bersih UPN didapat dari PDAM bersih, baik secara fisik, kimia maupun
sejumlah 6164 m3/bulan, selain itu biologi (Anonim, 2011).
biaya untuk konsumsi air bersih sebesar
Rp 27.456.540, adanya air sungai TINJAUAN PUSTAKA
Saluran Pematusan Terusan Kebon Sumber Air Baku
Agung didepan Kampus UPN Proses pengolahan air yang
merupakan saluran air yang dapat dilakukan tergantung dari kualitas air
digunakan sebagai air baku untuk baku. Air baku umumnya diambil dari
dipakai menjadi air bersih. air permukaan dan air tanah. Air baku
Dengan dasar inilah diperlukan adalah semua air yang berasal dari
sebuah pengembangan penelitian lebih sumber air dan terdapat diatas
lanjut untuk pengadaan air bersih permukaan tanah, tidak termasuk dalam
dengan memanfaatkan sumber daya pengertian ini adalah air yang terdapat
alam yang ada di sekitar UPN tepatnya dibawah permukaan tanah dan air laut.
air sungai Saluran Pematusan Terusan Air Bersih.Pengertian air bersih
Kebon Agung yang melewati depan menurut Keputusan Menteri Kesehatan
UPN. Namun dalam usaha pengadaan tahun 2002 nomor
air bersih untuk kebutuhan sehari-hari, 907/MENKES/SK/VII/2002 air bersih
air sungai yang mengalir depan UPN adalah air yang digunakan untuk
tersebut di nilai kurang layak digunakan keperluan sehari hari yang kualitasnya
sebagai air bersih karena mengandung memenuhi syarat kesehatan.
parameter - parameter pencemar yang
Pengertian Membran
sangat tinggi.
Wanten 2003, membran berasal
Untuk itu diperlukan teknologi
dari bahasa latin “membrane” yang
alternatif untuk mengolah air baku
berarti potongan kain. Saat ini istilah
tersebut. Membran ultrafiltrasi diduga
membran didefenisikan sebagai lapisan
mampu menurunkan parameter seperti
tipis (film) yang fleksibel, pembatas
zat organik dan kekeruhan seperti yang
antara 2 fasa yang bersifal semi
dilakukan oleh Mahmud (2002) yang
permeabel. Membran dapat berupa
menggunakan membran ultrafiltrasi
padatan atau cairan dan berfungsi
77 Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol. 4 No. 1

sebagai media pemisahan yang selektif keluar bersama aliran permeat


berdasarkan atas perbedaan koefisien sedangkan partikel dengan ukuran besar
difusifitas, muatan listrik atau tidak dapat melewati membran dan
perbedaan kelarutan (Nila Sari dkk, keluar bersama aliran retentate. (Nila
2004). Sari dkk, 2004)
Proses Penyaringan Dengan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Membran Ultrafiltrasi Ultrafiltrasi
Membran ultrafiltrasi merupakan Rautenbach, 1989, pada proses
proses pemisahan (menggunakan) ultrafiltrasi, takanan merupakan faktor
membran untuk menghilangkan penunjang keberhasilan. Hal ini
berbagai zat dengan BM (berat disebabkan oleh pemakaian membran
molekul) tinggi, aneka koloid, mikroba yang lebih tahan (dense) terhadap
sampai padatan tersuspensi dan air atau hidrodinamik untuk menghasilkan fluks,
cairan. sama dengan saperti proses mikrofiltrasi
Proses membran ultrafiltrasi (MF) dan osmosi balik (RO). Tekanan
merupakan upaya pemisahan dengan sistem UF biasanya rendah, maka dapat
membran yang menggunakan gaya menggunakan pompa diafragma biasa
dorong. Beda tekanan sangat kebutuhan energinya sesuai desain
dipengaruhi oleh ukuran dan distribusi sistem.
pori membran (Suprihanto Notodarmajo Selain tekanan, waktu juga
dan Anne Deniva, 2004). Pada berpengaruh pada proses ultrafiltrasi,
ultrafiltrasi ukuran pori membran lebih karena kecenderungan terjadinya
besar menyebabkan komponen- penurunan fluks sepanjang waktu
komponen yang lebih kecil dapat pengoperasian akibat pengendapan dan
melewatinya. pelekatan material dipermukaan
Membran ultrafiltrasi pada membran yang dikenal dengan istilh
prinsipnya digunakan untuk menahan fouling dan scaling. (Suprihanto
koloid dan makromolekul tetapi Notodarmajo dkk, 2004).
melewatkan partikel garam dan air.
Membran ultrafiltrasi merupakan Kinerja Membran
membran berpori dimana rejeksi Mulder 1996, kinerja membran
ditentukan oleh unsur dan bentuk ditentukan oleh dua parameter utama
partikel relatif terhadap ukuran pori yaitu fluks dan selektifitas. Fluks
dalam membran. Transport pelarut adalah jumlah volume permeat yang
secara langsung berhubungan dengan diperoleh pada operasi membran per
besarnya tekanan yang diberikan. satuan waktu dan satuan luas
Membran ultrafiltrasi mempunyai permukaan. Secara umum fluks dapat
bentuk dan struktur asimetrik dengan dirumuskan sebagai berikut:
lapisan atas lebih padat (unsur pori lebih (Suprihanto Notodarmajo dan Anne
kecil dan porositas permukaan lebih Deniva, 2004).
rendah) dibanding lapisan bawah ×
J=
akibatnya ketahanan hidrodinamik lebih
dengan :
tinggi (Piluharto, 2004).
Prinsip dasar pemisahan dengan J= fluks (L/m 2 jam)
teknologi membran ultrafiltrasi adalah V = volume permeat (L)
pemisahan berdasarkan ukuran A = Luas permukaan (m 2 )
partikel.Partikel-partikel dengan ukuran t = waktu (jam).
lebih kecil akan melewati membran dan
Pengolahan Air Saluran Pematusan Terusan Kebon Agung (Yohana Janeta S dan Yayo Surya P.) 78

Selektivitas suatu membran Prosedur Penelitian


merupakan ukuran kemampuan suatu 1. analisa awal pada air baku dengan
membran menahan suatu spesi atau parameterCOD, TSS, TDS dan
melewatkan suatu spesi lainnya. Kekeruhan.
Parameter yang digunakan untuk 2. Proses pengolahan awal dengan
menggambarkan selektivitas membran proses koagulasi-flokulasi dan
adalah koefisien Rejeksi (R). Koefisien sedimentasi. Proses koagulasi
rejeksi adalah fraksi konsentrasi zat dilakukan dengan kecepatan
yang tidak menembus membran, dapat pengadukan 100 rpm selama 1 menit,
dirumuskan sebagai berikut : dan pada proses koagulasi
(Suprihanto Notodarmajo dan Anne dibubuhkan koagulan tawas (alum)
Deniva, 2004). sesuai dengan dosis optimum yang
(1 − Cp) telah dihasilkan pada analisa jartest.
R= × 100% 3. Dilanjutkan dengan proses flokulasi
Cf
dengan kecepatan pengadukan 40
dimana : rpm selama 15 menit,
R = Koefisiien rejeksi 4. Dilakukan proses pengendapan pada
Cp = Konsentrasi terlarut bak sedimentasi selama 1jam.
dalam permeat Supernatan dari sedimentasi ini akan
Cf= Konsentrasi terlarut dalam umpan ditampung pada bak penampung
efluen.
METODE PENELITIAN 5. Bak umpan yang telah terisi air baku
Bahan yang digunakan yang telah dipretreatment awal
Bahan yang digunakan dalam kemudian dipompakan dengan
penelitian ini adalah : menggunakan pompa diafrgma,
1. Air baku yang digunakan adalah air sebelum air tersebut menuju
sungai Saluran Pematusan Terusan membran terlebih dahulu tekanan
Kebon Agung tepatnya air sungai dari pompa disesuaikan, sesuai
yang melewati depan UPN. dengan besar tekanan yang
2. Jenis membran ultrafiltrasi yang diinginkan.
digunakan yaitu Cellulosa acetat. 6. Setelah itu air masuk ke rumah
membran dan melewati pori
Peralatan membran. Air yang dengan
1. Peralatan Uji COD, TSS,TDS dan konsentrasi rendah lolos melewati
Kekeruhan. pori membran akan memgalir ke
2. Reactor Ultrafiltrasi wadah permeat, sedangkan rentetat
3. Pompa Diafragma kembali menuju wadah bak umpan.
4. Valve 7. Selanjutnya permeat (efluen
5. Pipa U (Pengukur Tekanan) membran) yang telah tertampung.
diambil dan dianalisa COD, TSS,
Peubah Penelitian TDS dan Kekeruhan
Tekanan operasi(bar): 1.5; 2; 2.5; 3; 3.5
Waktu Operasi (menit):20;40; 60; 80;
100
Peubah yang ditetapkan
Jumlah Membran : 1 buah
Volume Umpan : 10 liter
79 Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol. 4 No. 1

diendapkan, air jernih yang diperoleh


pada proses KFS ini digunakan sebagai
air pada bak umpan untuk proses
penyaringan dengan membran
ultrafiltrasi

Gambar 2.1. Rangkaian alat Membran Tabel 2 Hasil Analisa Jartest


Ultrafiltrasi. Dosis Alum (mg/l) Kekeruhan (NTU)
20 30.48
HASIL DAN PEMBAHASAN 30 30.31
Penelitiandilakukan pada sampel 40 30.01
air sungai yang berasal dari Saluran 50 29.87
Pematusan Terusan Kebon Agung.Data 60 29.65
analisa awal Saluran Pematusan Sumber : Data Penelitian 2012
Terusan Kebon Agung adalah sebagai
berikut : Kekeruhan (NTU)
31
Tabel 1 Data Analisa Awal Saluran Pematusan
Terusan Kebon Agung 30
Parameter Satuan Hasil analisa
COD mg/l 81.50 29
TSS mg/l 845.60 20 30 40 50 60

Kekeruhan NTU 30.50 Dosis Koagulan (mg/l )


TDS mg/l 390 Gambar 1.Hubungan antara penambahan dosis
Sumber : Data Penelitian 2012 koagulan terhadap penurunan
kekeruhan
Dari hasil analisa diatas
menunjukan bahwa nilai COD, TSS dan Pada Gambar 1 diatas terlihat
Kekeruhan tidak memenuhi standar kekeruhan menurun seiring dengan
kualitas air bersih sehingga perlu penambahan koagulan hal ini
dilakukan pengolahan sebelum disebabkan penambahan koagulan
digunakan. mempercepat timbulnya flok sehingga
Sebelum menuju pengolahan dengan mudah mengendap.
dengan membran ultrafilrasi dilakukan Pengaruh Tekanan Operasi (Bar)
pengolahan awal dengan proses Terhadap Presentase (%) Penyisihan
Koagulasi-Flokulasi dan Sedimentasi, COD
dengan tujuan untuk menurunkan
Tabel 3. Pengaruh Tekanan OperasiTerhadap
kandungan kontaminan yang
Presentase Penyisihan COD
terkandung dalam air baku. Tekanan (bar)
Pengolahan pendahuluan Waktu
1.5 2 2.5 3 3.5
(menit)
menggunakan KFS ini diawali dengan Presentase (%) Penyisihan COD
melakukan analisa jartest yang 20 3.31 8.22 13.50 14.13 14.17
ditujukan untuk menentukan dosis 40 6.50 11.71 16.38 17.89 17.91
optimum dari koagulan, tujuan dari 60 8.47 17.43 21.72 21.89 21.84
proses ini untuk mendestabilkan kolioid 80 12.15 17.73 25.77 27.09 28.37
sehingga terjadi kontak dan 100 10.92 18.60 28.28 29.69 30.92
penggumpalan partikel yang akan
membentuk flok yang dapat
Pengolahan Air Saluran Pematusan Terusan Kebon Agung (Yohana Janeta S dan Yayo Surya P.) 80

Hubungan antara perlakuan adanya tekanan yang diaplikasikan pada


tekanan operasi terhadap presentase aliran umpan yang melewati membran
penyisihann COD dengan membran akan mengakibatkan aliran fluida
ultrafilrasi dapat dilihat pada Gambar 2. dengan ukuran partikel yang lebih kecil
dibawah ini. dari pori membran dapat melewati
35 membran, sementara partikel yang lebih
30 20 besar seperti kontaminan akan tertahan.
Presentase Penyisihan

25
menit Untuk penurunan kandungan orgnik
40
20 menit pada air Waduk Saguling dengan
60 menggunakan membran ultrafiltrasi
15 menit
80 menunjukan hasil penelitian terbaik
10 menit
100 terdapat pada tekanan 3 kg/cm2 pada
5
COD

menit waktu 90 menit yang menghasilkan


0
kemampuan penyisihan sebesar
1,5 2 2,5 3 3,5
49,09%, dengan kandungan organik
Tekanan Operasi (bar) awal sebesar 19.3 mg/l menjadi 9.8
Gambar 2. Hubungan antara perlakuan tekanan mg/l, zat organik yang diperoleh dari
operasi terhadap presentase
permeat sudah mendekati baku mutu
penyisihan COD dengan membran
ultrafilrasi. yang diperbolehkan yaitu 10 mg/l,
dibandingkan dengan hasil penelitian
Hasil presentase penyisihan yang saya lakukan terlihat bahwa persen
konsentrasi COD yang terbanyak pada rejeksi yang diperoleh sebesar 30.92%
tekanan operasi 3.5 bar dengan waktu dengan penurunan kadar awal dari
100 menit sebesar 30.92 % sedangkan 81.50 mg/l menjadi 56.30 mg/l dimana
hasil presentase penyisihan konsentrasi belum memenuhi baku mutu yang
COD yang terkecil yaitu pada tekanan diperbolehkan hal ini disebabkan
operasi 1.5 bar dengan waktu 20 menit karena kandungan organik pada air
sebesar 3.31 %, seperti yang ditunjuka Saluran Pematusan Terusan Kebon
pada Gambar 8 diatas. Hal ini Agung yang terlalu tinggi sehingga
disebabkan karena semakin besar perlu dilakukan proses pengolahan awal
tekanan yang diberikan maka yang lebih maksimal sehingga dapat
kecepatan air untuk melalui membran membantu proses penyaringan dengan
juga semakin cepat, dimana komponen membran ultrafiltrasi.
organik yang memiliki berat molekul
lebih besar dari pada pori membran Pengaruh Tekanan Operasi
akan tertahan sehingga akan Terhadap Presentase (%) Penyisihan
membentuk lapisan cake pada TSS
permukaan membran, dimana akan
Tabel 4 PengaruhTekananOperasiTerhadap
menutupi pori - pori membran.
Presentase PenyisihanTSS
Hal ini membuat semakin sulitnya Tekanan (bar)
komponen organik untuk menembus Waktu
1.5 2 2.5 3 3.5
(menit)
membran bersama air, sehingga Presentase (%) Penyisihan TSS
membuat kadar COD pada permeat 20 7.13 12.86 16.59 17.45 19.61
semakin berkurang dan pada akhirnya 40 11.72 16.77 24.14 24.25 24.28
meningkatkan persen rejeksi terhadap 60 14.76 19.64 31.71 32.53 32.53
komponen organik tersebut. 80 15.93 24.33 42.46 44.13 44.13
Hasil penelitian Suprihanto dan Anne 100 27.41 36.68 55.48 58.36 58.36
Deniva, 2004 menyatakan bahwa
81 Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol. 4 No. 1

Hubungan antara perlakuan akhirnya meningkatkan persen rejeksi


tekanan operasi terhadap presentase terhadap partikel tersuspensi.
penyisihan TSS dengan membran Hasil penelitian Suprihanto dkk, 2004
ultrafilrasi dapat dilihat pada Gambar 3 bahwa rejeksi membran sangat
70 dipengaruhi oleh struktur membran
dimana kandungan TSS yang memiliki
Presentae Penyisihan

60
20
50 menit berat molekul lebih besar dari membran
40 40 akan tertahan pada membran yang
menit
TSS

30 60
menyebabkan deposisi partikel pada
20 menit membran dan secara tidak langsung
10
80 memberikan efek penyaringan bagi
menit
0 umpan yang akan melewati membran
1,5 2 2,5 3 3,5 sehingga bertambahnya waktu kualitas
Tekanan Operasi (bar) permeat yang dihasilkan semakin baik.
Gambar 3. Hubungan antara perlakuan tekanan
operasi terhadap presentase Pengaruh Tekanan Operasi
penyisihan TSS dengan membran Terhadap Presentase Penyisihan
ultrafilrasi. Kekeruhan

Berdasarkan Gambar 3.diatas Tabel 5. Pengaruh Tekanan Operasi (Bar)


Terhadap Presentase Penyisihan
dapat dilihat bahwa semakin tinggi Kekeruhan
tekanan yang diberikan maka Tekanan (bar)
presentase penyisihan TSS semakin Waktu
1.5 2 2.5 3 3.5
(menit)
besar. Dapat dijelaskan bahwa (%) Penyisihan Kekeruhan
kemampuan penyisihan TSS 20 3.28 16.72 29.84 31.47 31.80
dipengaruhi oleh tekanan operasi. 40 8.85 19.34 36.39 37.38 37.70
Apabila tekanan operasi yang diberikan 60 13.77 21.97 43.93 47.54 48.85
pada membran terlalu rendah maka 80 16.39 29.84 51.80 52.13 55.74
partikel tersuspensi yang disisihkan 100 20.33 33.44 55.41 57.05 59.67
membran hanya sedikit, sebaliknya Hubungan antara perlakuan
semakin tinggi tekanan operasi yang tekanan operasi terhadap presentase
diberikan pada membran maka semakin penyisihan kekeruhan dengan membran
meningkat presentase penyisihan TSS ultrafilrasi dapat dilihat pada Gambar 4.
dan air olahan atau permeate yang dibawah ini.
diperoleh juga semakin banyak. Hal ini 70
disebabkan karena semakin tinggi
% penurunan Kekeruhan

60 20
tekanan yang diberikan maka kecepatan 50 menit
40
air untuk melalui membran juga 40 menit
semakin cepat, dimana partikel 30
60
menit
tersuspensi dengan berat molekul tinggi 20 80
tidak dapat melalui membran sehingga 10
menit
100
menyebabkan deposisi partikel pada 0 menit
permukaan membran lebih mudah 1,5 2 2,5 3 3,5
terbentuk dan membuat semakin
Tekanan Operasi (bar)
sulitnya partikel tersuspensi untuk
menembus membran bersama air, Gambar 4 Hubungan antara perlakuan tekanan
sehingga membuat kadar TSS pada operasi terhadap presentase
penyisihan kekeruhan dengan
permeat semakin berkurang dan pada membran ultrafilrasi.
Pengolahan Air Saluran Pematusan Terusan Kebon Agung (Yohana Janeta S dan Yayo Surya P.) 82

Dapat dijelaskan bahwa semakin persen rejeksi yg dipeoleh sebesar 59.67


tinggi tekanan yang diberikan maka % dengan penurunan kadar awal dari
presentase penyisihan kekeruhan 30.50 NTU menjadi 12.30 NTU.
semakin besar, hasil presentase
penyisihan yang terbesar terdapat pada Pengaruh Tekanan Operasi
tekanan operasi 3.5 bar dengan waktu Terhadap Fluks Permeat
100 menit sebesar 59.67 %, sedangkan
hasil presentase penyisihan kekeruhan Tabel 6 Pengaruh Tekanan Operasi Terhadap
terkecil terdapat pada tekanan 1.5 bar Fluks Permeat
Tekanan (bar)
dengan waktu 20 menit sebesar 3.28 % Waktu
1.5 2 2.5 3 3.5
yang ditunjukan pada Gambar 10. Hal (menit)
Fluks Permeat (L/m2.Jam)
ini disebabkan karena dengan tekanan 20 3016.67 3466.67 4016.67 4358.33 4916.67
yang kecil membran ultrafiltrasi belum 40 987.50 1179.17 1404.17 1562.50 1816.67
mampu untuk memyisihkan kekeruhan 60 427.7 558.3 727.7 786.1 952.78
dengan optimal dan semakin besar 80 202.08 366.67 431.25 529.17 627.08
tekanan yang diberikan maka 100 105.00 175.00 245.00 306.67 370.00
kecepatan air untuk melalui membran Nilai rata-rata fluks permeat
juga semakin cepat, dimana partikel dengan tekanan operasi untuk
yang memiliki berat molekul lebih besar pengolahan air sungai Saluran
dari pada pori membran akan tertahan Pematusan Terusan Kebon Agung
sehingga akan membentuk lapisan cake dengan membran ultrafiltrasi yang
pada permukaan membran, dimana akan ditunjukan pada Tabel 4.7 berkisar
menutupi pori - pori membran. Hal ini antara 105 – 4916.67 L/m2.Jam.
membuat semakin sulitnya air untuk Perlakuan dengan tekanan operasi 1.5
menembus membran sehingga kadar bar dengan waktu selama 100 menit
kekeruhan pada permeat semakin menunjukan fluks terendah (105.00
berkurang dan pada akhirnya L/m2.Jam), sedangkan dengan tekanan
meningkatkan persen rejeksi terhadap operasi 3.5 bar dengan waktu 20 menit
kekeruhan. Hasil penelitian Suprihanto menunjukan fluks tertinggi (4916.67
Notodarmajo dan Anne Deniva, 2004 L/m2.Jam).
bahwa hal ini sesuai dengan gaya Hubungan antara perlakuan
dorong (driving force) dari operasi tekanan operasi terhadap fluks untuk
membran. Adanya tekanan yang pengolahan air sungai Saluran
diaplikasikan pada aliran umpan yang Pematusan Terusan Kebon Agung
melewati membran akan mengakibatkan dengan membran ultrafiltrasi dapat
aliran fluida dengan ukuran partikel dilihat pada gambar 5 dan 6
yang lebih kecil dari pori membran
6000

dapat melewati membran, sementara 20


partikel yang lebih besar seperti menit
4000

40
kontaminan akan tertahan. Untuk menit
penurunan kekeruhan pada air Waduk 60
2000

menit
Siguling menunjukan bahwa penurunan
80
kekeruhan terkecil terdapat pada menit
tekanan 3 kg/cm2 dengan persen rejeksi
0

100
1,5 2 2,5 3 3,5 menit
sebesar 67.10 % dengan penurunan
kadar awal dari 0.76 NTU menjdi 0.25
NTU. Dibandingkan dengan hasil Gambar 5 Hubungan antara perlakuan tekanan
penelitian yang saya lakukan dimana operasi terhadap fluks permeat.
83 Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol. 4 No. 1

6000
diolah dengan menggunakan
5000
1.5 membran ultrafiltrasi untuk
4000 2 parameter COD belum dapat
3000 digunakan karena belum memenuhi
2.5
2000 baku mutu air bersih.
1000 3 2. Hasil penelitian menunjukan bahwa
0
20 40 60 80 100 3.5 perlakuan terbaik terdapat pada
menit menitmenitmenitmenit perlakuan tekanan operasi 3.5 bar
dan waktu 100 menit yang
mengasilkan kemampuan penyisihan
Gambar 6. Hubungan antara perlakuan waktu COD sebesar 30.92% dengan
operasi terhadap fluks permeat. penurunan kadar awal COD dari
81.50 mg/l menjadi 56.30 mg/l,
Gambar 5.diatas menunjukan kemampuan penyisihan TSS sebesar
bahwa dengan bertambahnya tekanan 58.36 % dengan penurunan kadar
operasi akan mengakibatkan awal TSS dari 845.60 mg/l menjadi
peningkatan fluks. Hal ini menunjukan 352.11 mg/l dan kemampuan
bahwa semakin tinggi tekanan maka penyisihan kekeruhan sebesar 59.67
kecepatan air untuk melewati membran % dengan penurunan kadar awal
semakin cepat. Pada Gambar 4.6.juga kekeruhan dari 30.50 NTU menjadi
menunjukan bahwa semakin lama 12.30 NTU.
waktu volume permeat yang diperoleh
semakin kecil, hal ini disebabkan Saran
membran mengalami foluling 1. Perlu adanya penelitian lebih lanjut
(penyumbatan) sehingga air dengan dengan menggunakan jenis koagulan
konsentrasi tinggi tidak dapat melewati yang berbeda pada proses koagulasi
membran dan permeat yang akan dan flokulasi sehingga dapat
diperoleh semakin kecil sehingga mengurangi kandungan partikel
kandungan yang berada didalamnya pencemar yang terdapat pada air
juga semakin kecil. baku.
Hasil penelitian Suprihanto dkk, 2. Penelitian dapat dilakukan dengan
2004 bahwa penurunan fluks terjadi tidak hanya menggunakan 1
karena adanya materi-materi yang membran.
tertahan dan tidak dapat lolos dari 3. Perlu penelitian dengan
membran seperti koloid yang memvariasikan tekanan yang lebih
berukuran kecil. besar.

KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA


Kesimpulan Alaerts, G dan S. S. Santika,
Dari penelitian yang telah dilakukan, 1987,“Metoda penelitian air”, Usaha
dapat disimpulkan beberapa hal Nasional, Surabaya.
mengenai pengaruh tekanan operasi dan
waktu operasi pada proses pengolahan Arianto, 2004,”Penyisihan Fe, Mn
air sungai Saluran Pematusan Terusan danKesadahan Total Pada Air Sumur
Kebon Agung dengan teknologi Menggunakan Membrane Reverse
membran ultrafiltrasi, sebagai berikut : Osmosis” Progdi Teknik Lingkungan,
1. Air sungai Saluran Pematusan UPN ”Veteran” Jawa Timur, Surabaya.
Terusan Kebon Agung yang telah
Pengolahan Air Saluran Pematusan Terusan Kebon Agung (Yohana Janeta S dan Yayo Surya P.) 84

Destalina, N dan Rismawati. 2002, Puliharto, Bambang, 2004,“Kajian Sifat


PerancanganBangunan Pengolahan Air Fisik Film Tipis Nata de Coco Sebagai
Minum”, Progdi Teknik Lingkungan Membran Ultrafiltrasi”, Jurusan Kimia
ITS, Surabaya. FMIPA UNJE, Jember.

Anonim, 2011, “Air dan teknologi Razif, M., 1986,“Perancangan


pengolahannya”, BangunanPengolahan Air Minum”,
http://www.lumasmultisarana.com., Jurusan TeknikLingkungan,ITS,
Surabaya.
Anonim, 2011, “Teknologi Pengolahan
air”, http ://www.citrabening.com. Reynold, Richards, 1996,“Unit
Operations and Process in
Hadi, W., 1998, “Perancangan Environmental Engineering”, 2nd
Pengolahan Air Minum”,Jurusan edition, PWS Publishing Company.
Teknik Lingkungan ITS, Surabaya.
ReutenbachR., Albert R.,
Hartomo, Widiatmoko,2002,“Teknologi 1989,“MembraneProces”
Membran Pemurnian Air”,Andi
Offset,Yogjakarta. Wiley J., Sons S., Totok., 2004.
”Teknologi Penyediaan AirBersih”
Malleveviele, J., 1966,“Water Rineka Cipta, Jakarta.
Treatment Membrane Process”, Mc
Graw-Hill, Washington. Wanten, I. G., 2003. “Membrane
Tecnology forIndustri and Enviromental
MahardaniS.N., Kusuma H. K., 2004, Protection”, UNESCO, Center for
“Perancangan Bangunan PengolahanAir Membrane Science and Technology,
Minum”, Jurusan Teknik Lingkungan ITB, Bandung
ITS, Surabaya.

NotodarmadjoS., DenivaA., 2004,


“Penurunan Zat Organik dan Kekeruhan
Menggunakan Teknologi
MembranUltrafiltrasi dengan Sistem
Aliran Dead-and”, ProceedingITB Sains
& Tek. Vol 36A No. 1hal 63 – 82 FTSP
Dep.Teknik Lingkungan ITB, Bandung.

NotodarmadjoS., Mayasanthy
D.DanZulkarnia T., 2004,“Pengolahan
Limbah CairEmulsi Minyak dengan
ProsesMembran Ultrafiltrasi Dua-tahap
Aliran Cross-flow”,Proceeding ITB
Sains & Tek. Vol 36 A No 1FTSP Dep.
Teknik Lingkungan ITB, Bandung

Peavy S., Howard, Rowe R., Donald,


1985, “Environmental Engineering”,
Mc GrawHill, New York.

Anda mungkin juga menyukai