ABSTRAK
Proses membran ultrafiltrasi merupakan upaya pemisahan dengan menggunakan gaya
dorong beda tekanan sangat dipengaruhi oleh ukuran dan distribusi pori membran.
Proses ini dapat dimanfaatkan untuk pengadaan air bersih dari Saluran Pematusan
Terusan Kebon Agung.Tujuan dari penelitian ini untuk menguji efektifitas dari kinerja
membran ultrafiltrasi dalam penyisihan parameter pencemar yang terdapat dalam air
baku seperti COD, TSS dan Kekeruhan. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah tekanan dan waktu operasi, dimana variasi tekanan yang digunakan yaitu 1.5 –
3.5 bar dan waktu operasi antara 20-100 menit.Hasil penelitian menunjukan perlakuan
terbaik pada tekanan operasi 3.5 bar dan waktu 100 menit dengan penyisihan COD
sebesar 30.92 %, kemampuan penyisihan TSS sebesar 58.36 % dan kemampuan
penyisihan kekeruhan sebesar 59.67 % .
ABSTRACT
The process of ultrafiltration membrane separation was an attempt to use a pressure
differential thrust is strongly influenced by the membrane pore size and distribution.
This process can used for water supply from Kebon Agung’s water drainage.The
purpose in this study to test the effectiveness of the performance ultrafiltration
membranes to the removal of pollutant parameters contained in the raw water such as
COD, TSS and turbidity. Variables used in this study is the pressure and time of
operation, where the variation of pressure used is 1.5 - 3.5 bar and the operating time
between 20-100 minutes.The result reseach indicate that the best sampling is in 3.5 bar
operation pressure with operation time 100 minuttes. Result removal ability of COD
30.92%, removal capability of TSS 58.36% and removal capability of turbidity 59.67%.
25
menit Untuk penurunan kandungan orgnik
40
20 menit pada air Waduk Saguling dengan
60 menggunakan membran ultrafiltrasi
15 menit
80 menunjukan hasil penelitian terbaik
10 menit
100 terdapat pada tekanan 3 kg/cm2 pada
5
COD
60
20
50 menit berat molekul lebih besar dari membran
40 40 akan tertahan pada membran yang
menit
TSS
30 60
menyebabkan deposisi partikel pada
20 menit membran dan secara tidak langsung
10
80 memberikan efek penyaringan bagi
menit
0 umpan yang akan melewati membran
1,5 2 2,5 3 3,5 sehingga bertambahnya waktu kualitas
Tekanan Operasi (bar) permeat yang dihasilkan semakin baik.
Gambar 3. Hubungan antara perlakuan tekanan
operasi terhadap presentase Pengaruh Tekanan Operasi
penyisihan TSS dengan membran Terhadap Presentase Penyisihan
ultrafilrasi. Kekeruhan
60 20
tekanan yang diberikan maka kecepatan 50 menit
40
air untuk melalui membran juga 40 menit
semakin cepat, dimana partikel 30
60
menit
tersuspensi dengan berat molekul tinggi 20 80
tidak dapat melalui membran sehingga 10
menit
100
menyebabkan deposisi partikel pada 0 menit
permukaan membran lebih mudah 1,5 2 2,5 3 3,5
terbentuk dan membuat semakin
Tekanan Operasi (bar)
sulitnya partikel tersuspensi untuk
menembus membran bersama air, Gambar 4 Hubungan antara perlakuan tekanan
sehingga membuat kadar TSS pada operasi terhadap presentase
penyisihan kekeruhan dengan
permeat semakin berkurang dan pada membran ultrafilrasi.
Pengolahan Air Saluran Pematusan Terusan Kebon Agung (Yohana Janeta S dan Yayo Surya P.) 82
40
kontaminan akan tertahan. Untuk menit
penurunan kekeruhan pada air Waduk 60
2000
menit
Siguling menunjukan bahwa penurunan
80
kekeruhan terkecil terdapat pada menit
tekanan 3 kg/cm2 dengan persen rejeksi
0
100
1,5 2 2,5 3 3,5 menit
sebesar 67.10 % dengan penurunan
kadar awal dari 0.76 NTU menjdi 0.25
NTU. Dibandingkan dengan hasil Gambar 5 Hubungan antara perlakuan tekanan
penelitian yang saya lakukan dimana operasi terhadap fluks permeat.
83 Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol. 4 No. 1
6000
diolah dengan menggunakan
5000
1.5 membran ultrafiltrasi untuk
4000 2 parameter COD belum dapat
3000 digunakan karena belum memenuhi
2.5
2000 baku mutu air bersih.
1000 3 2. Hasil penelitian menunjukan bahwa
0
20 40 60 80 100 3.5 perlakuan terbaik terdapat pada
menit menitmenitmenitmenit perlakuan tekanan operasi 3.5 bar
dan waktu 100 menit yang
mengasilkan kemampuan penyisihan
Gambar 6. Hubungan antara perlakuan waktu COD sebesar 30.92% dengan
operasi terhadap fluks permeat. penurunan kadar awal COD dari
81.50 mg/l menjadi 56.30 mg/l,
Gambar 5.diatas menunjukan kemampuan penyisihan TSS sebesar
bahwa dengan bertambahnya tekanan 58.36 % dengan penurunan kadar
operasi akan mengakibatkan awal TSS dari 845.60 mg/l menjadi
peningkatan fluks. Hal ini menunjukan 352.11 mg/l dan kemampuan
bahwa semakin tinggi tekanan maka penyisihan kekeruhan sebesar 59.67
kecepatan air untuk melewati membran % dengan penurunan kadar awal
semakin cepat. Pada Gambar 4.6.juga kekeruhan dari 30.50 NTU menjadi
menunjukan bahwa semakin lama 12.30 NTU.
waktu volume permeat yang diperoleh
semakin kecil, hal ini disebabkan Saran
membran mengalami foluling 1. Perlu adanya penelitian lebih lanjut
(penyumbatan) sehingga air dengan dengan menggunakan jenis koagulan
konsentrasi tinggi tidak dapat melewati yang berbeda pada proses koagulasi
membran dan permeat yang akan dan flokulasi sehingga dapat
diperoleh semakin kecil sehingga mengurangi kandungan partikel
kandungan yang berada didalamnya pencemar yang terdapat pada air
juga semakin kecil. baku.
Hasil penelitian Suprihanto dkk, 2. Penelitian dapat dilakukan dengan
2004 bahwa penurunan fluks terjadi tidak hanya menggunakan 1
karena adanya materi-materi yang membran.
tertahan dan tidak dapat lolos dari 3. Perlu penelitian dengan
membran seperti koloid yang memvariasikan tekanan yang lebih
berukuran kecil. besar.
NotodarmadjoS., Mayasanthy
D.DanZulkarnia T., 2004,“Pengolahan
Limbah CairEmulsi Minyak dengan
ProsesMembran Ultrafiltrasi Dua-tahap
Aliran Cross-flow”,Proceeding ITB
Sains & Tek. Vol 36 A No 1FTSP Dep.
Teknik Lingkungan ITB, Bandung