Anda di halaman 1dari 7

Batu Saluran Kemih

Sumber : http://www.kidneystone911.com

DEFINISI

Batu di dalam saluran kemih (kalkulus uriner) adalah massa keras seperti batu yang terbentuk di
mana saja di dalam saluran kemih dan bisa menyebabkan timbulnya nyeri, perdarahan, infeksi,
atau sumbatan aliran kemih.

Batu ini bisa terbentuk di ginjal (batu ginjal), di ureter, atau di kandung kemih (batu kandung
kemih). Proses pembentukan batu ini disebut urolitiasis (litiasis renalis, nefrolitiasis).

Batu saluran kemih bisa menyebabkan terjadinya infeksi karena bakteri bisa terperangkap dalam
air kemih yang terbendung di atas sumbatan. Jika sumbatan terjadi untuk waktu yang lama, maka
air kemih bisa berbalik masuk ke saluran di dalam ginjal, sehingga menimbulkan tekanan yang
berlebih dan menyebabkan pembesaran ginjal (hidronefrosis). Pada akhirnya, kondisi ini akan
menyebabkan kerusakan pada ginjal.
PENYEBAB

Batu terbentuk dari mineral-mineral yang terdapat di dalam air kemih yang mengkristal. Sekitar
85% batu saluran kemih terdiri dari kalsium, dan sisanya dari berbagai zat lainnya, seperti asam
urat, sistin, atau struvit. Batu struvit, yang merupakan campuran dari magnesium, amonium, dan
fosfat, disebut juga batu infeksi karena hanya terbentuk pada air kemih yang terinfeksi.

Batu saluran kemih bisa terbentuk karena air kemih jenuh dengan garam-garam yang dapat
membentuk batu atau karena air kemih kekurangan zat-zat yang menghambat terbentuknya batu,
misalnya sitrat yang normalnya berikatan dengan kalsium (salah satu bahan yang seringkali
berperan dalam pembentukan batu).

Ukuran batu yang terbentuk bervariasi, mulai dari yang tidak dapat dilihat dengan mata sampai
sebesar 2,5 sentimeter atau lebih. Batu yang besar disebut kalkulus staghorn. Batu ini bisa
mengisi hampir keseluruhan pelvis renalis dan kalises renalis.

Batu saluran kemih lebih sering terjadi pada orang-orang dengan gangguan atau kondisi tertentu,
seperti :

 Hiperparatiroidisme
 Dehidrasi
 Asidosis tubulus renalis
 Mengkonsumsi vitamin C atau protein hewani dalam jumlah besar
 Tidak minum cukup air
 Riwayat keluarga dengan batu saluran kemih
 Riwayat menjalani pembedahan untuk menurunkan berat badan

Pada kasus yang jarang, obat-obat dan zat-zat tertentu di dalam makanan (misalnya melamine)
bisa menyebabkan terbentuknya batu.
GEJALA

Batu saluran kemih, terutama yang berukuran kecil, mungkin tidak menimbulkan gejala apapun.
Tetapi, batu yang terdapat di kandung kemih bisa menimbulkan nyeri pada perut bagian bawah,
dan batu yang menyebabkan sumbatan pada saluran ginjal (tubulus renalis atau pelvis renalis)
atau saluran yang menghubungkan ginjal dengan kandung kemih (ureter) bisa menimbulkan
nyeri punggung atau kolik renalis.

Kolik renalis ditandai dengan adanya nyeri pinggang hebat yang bersifat hilang-timbul, biasanya
di daerah antara tulang rusuk dan tulang pinggang. Nyeri dirasakan menjalar ke perut dan
seringkali meluas hingga ke daerah kemaluan dan paha bagian dalam. Nyeri cenderung muncul
secara bergelombang dan perlahan-lahan bertambah hebat, kemudian mereda, selama sekitar 20-
60 menit.

Sumber : http://www.nlm.nih.gov

Gejala-gejala lain yang bisa terjadi :


- Mual dan muntah
- Berkeringat
- Gelisah
- Adanya darah dalam air kemih
- Sering merasa adanya desakan/urgensi untuk berkemih, terutama saat batu bergerak keluar dari
ureter
- Menggigil
- Demam
- Distensi perut
DIAGNOSA

Dugaan batu saluran kemih didasarkan pada gejala yang ada, yaitu kolik renalis atau terkadang
bisa juga berupa rasa nyeri pada pinggang dan selangkangan atau daerah kemaluan tanpa sebab
yang jelas. Adakalanya, gejala-gejala yang ada dan hasil pemeriksaan fisik begitu khas, sehingga
tidak perlu dilakukan pemeriksaan tambahan, terutama pada orang-orang yang pernah
mengalami batu saluran kemih sebelumnya.

Namun, sebagian orang merasa sangat nyeri dan memiliki gejala-gejala yang mungkin juga
ditimbulkan oleh gangguan lainnya. Untuk itu, pemeriksaan penunjang bisa dilakukan untuk
membantu memastikan diagnosa dan menyingkirkan kemungkinan penyebab lainnya, seperti :

 Pemeriksaan air kemih. Bisa ditemukan adanya darah atau kristal di dalam air kemih.
 CT scan, untuk melihat lokasi batu dan menentukan besarnya sumbatan saluran kemih
yang terjadi. CT scan juga bisa mendeteksi apakah terdapat gangguan lain yang bisa
menimbulkan rasa nyeri yang serupa, misalnya appendicitis (radang usus buntu).

Sumber : http://urologystone.com

 Ultrasonografi, merupakan pemeriksaan pencitraan lainnya selain CT scan yang bisa


dilakukan. Pemeriksaan ini tidak menimbulkan paparan radiasi seperti pada CT scan.
Namun, ultrasonografi seringkali tidak dapat melihat batu-batu yang kecil (terutama yang
terletak di ureter), lokasi sumbatan saluran kemih, dan gangguan serius lainnya yang
mungkin terjadi.
 Rontgen perut. Pemeriksaan ini memberikan paparan radiasi yang lebih kecil
dibandingkan CT scan, tetapi kurang akurat dalam mendiagnosa batu saluran kemih. Batu
saluran kemih yang bisa dilihat dengan rontgen perut hanya batu kalsium.
 Intraveous Pyelography atau intravenous urography. Foto sinar-X dilakukan setelah zat
kontras disuntikkan. Pemeriksaan ini bisa mendeteksi adanya batu saluran kemih dan
menentukan tingkat sumbatan secara akurat. Namun, pemeriksaan ini memakan waktu
yang lebih lama dan memiliki risiko terhadap paparan zat kontras (misalnya reaksi alergi
atau perburukan pada gagal ginjal).

Sumber : http://www.nlm.nih.gov

 Pemeriksaan darah, bisa dilakukan untuk menilai kadar kalsium, asam urat, hormon, atau
bahan lainnya yang bisa menyebabkan terjadinya batu.

PENGOBATAN

Batu kecil yang tidak menimbulkan gejala, sumbatan, atau infeksi, biasanya tidak perlu diobati
dan seringkali akan keluar dengan sendirinya. Beberapa penanganan yang dapat dilakukan :

 Minum banyak cairan, dianjurkan untuk meningkatkan pembentukan air kemih dan
membantu mengeluarkan batu.
 Pemberian obat anti peradangan non-steroid (NSAID) untuk mengatasi kolik renalis, atau
terkadang obat golongan narkotik untuk nyeri yang hebat.
 Pemberian obat penghambat alfa-adrenergik, seperti tamsulosin, untuk membantu
mengeluarkan batu saluran kemih.

Terkadang jika batu berukuran besar, tidak dapat keluar dari saluran kemih, atau terjadi
sumbatan, maka bisa dilakukan penanganan seperti :

- Pemasangan saluran khusus sementara ke dalam ureter untuk mem-bypass batu yang
menyumbat. Tindakan ini terutama dilakukan jika terjadi sumbatan yang berat, misalnya dengan
:

 Pemasangan stent dengan menggunakan cystoscope. Stent dimasukkan ke dalam ureter


dan dipasang ke bagian yang tersumbat. Stent dipasang hingga batu berhasil dihilangkan,
misalnya dengan pembedahan.
 Pemasangan selang khusus melalui kulit ke dalam saluran ginjal (nephrostomy tube)

- Tindakan untuk menghilangkan batu saluran kemih, antara lain berupa :

 ESWL (extracorporeal shock wave lithotripsy). Batu di dalam pelvis renalis atau ureter
bagian atas yang berukuran 1 cm atau kurang seringkali bisa dipecahkan dengan
menggunakan gelombang kejut. Pecahan batu selanjutnya akan keluar melalui air kemih.

Sumber : http://www.urologistindia.com

 PCNL (percutaneous nephrolithotomy). Batu yang terdapat di ginjal, batu berukuran


besar (> 2 cm), batu staghorn, atau batu sistin bisa diangkat menggunakan alat yang
dimasukkan melalui sayatan kecil di kulit (nephroscope).
 Uretroscopy. Batu saluran kemih terkadang bisa diangkat menggunakan alat yang disebut
sebagai ureteroscope (sejenis alat endoskopi yang dimasukkan melalui uretra ke dalam
saluran kemih). Pada beberapa kasus, tindakan ini bisa dilakukan bersama dengan alat
untuk memecah batu, sehingga batu menjadi pecahan-pecahan kecil yang bisa diangkat
dengan ureteroscope atau dikeluarkan melalui air kemih.

Sumber : https://www.healthtap.com
 Bedah terbuka. Tindakan ini jarang dilakukan dan biasanya hanya diperuntukkan untuk
kasus-kasus yang tidak berhasil diatasi dengan cara-cara sebelumnya.

Batu asam urat kadang bisa larut secara bertahap pada suasana air kemih yang basa (misalnya
dengan memberikan kalium sitrat), tetapi batu lainnya tidak dapat diatasi dengan cara ini. Batu
asam urat yang lebih besar atau menimbulkan sumbatan, mungkin perlu diangkat melalui
pembedahan.

Batu struvit biasanya perlu diangkat melalui pembedahan secara endoskopik. Antibiotik tidak
dapat mengatasi infeksi saluran kemih hingga batu benar-benar diangkat seluruhnya.
PENCEGAHAN

Minum air dalam jumlah banyak (8-10 gelas berukuran 300 ml) sehari dianjurkan untuk
mencegah terjadinya batu saluran kemih, kecuali pada orang tua dan orang-orang dengan
gangguan ginjal.

Tindakan pencegahan lainnya tergantung kepada komposisi batu yang ditemukan pada penderita.
Batu saluran kemih dianalisa dan dilakukan pengukuran kadar bahan yang bisa menyebabkan
terjadinya batu di dalam air kemih.

Batu Kalsium

Orang-orang dengan batu kalsium bisa memiliki kondisi yang disebut hiperkalsiuria, dimana
kadar kalsium di dalam air kemih sangat tinggi. Untuk itu, diperlukan tindakan untuk
menurunkan jumlah kalsium dalam air kemih, sehingga membantu mencegah terbentuknya batu
yang baru. Tindakan yang bisa dilakukan antara lain :

 Mengkonsumsi makanan rendah natrium dan tinggi kalium


 Asupan kalsium harus normal (1000-1500 mg/hari). Risiko terbentuknya batu lebih besar
jika asupan kalsium terlalu sedikit.
 Hindari asupan kalsium dalam jumlah besar, misalnya pada obat maag antasida yang
mengandung kalsium
 Menggunakan obat diuretik golongan thiazid
 Meningkatkan kadar sitrat dalam air kemih, misalnya dengan pemberian kalium sitrat.
Sitrat merupakan zat yang bisa menghambat pembentukan batu kalsium.
 Batasi asupan protein hewani
 Hindari konsumsi makanan yang tinggi oksalat, misalnya bayam, cokelat, kacang-
kacangan, lada, dan teh. Kadar oksalat yang tinggi dalam air kemih ikut berperan dalam
terbentuknya batu kalsium.
 Atasi gangguan yang bisa menyebabkan terbentuknya batu kalsium, misalnya
hiperparatiroidisme, sarkoidosis, keracunan vitamin D, asidosis tubulus renalis atau
kanker.

Batu Asam Urat


 Dianjurkan untuk mengurangi asupan protein hewani, seperti daging, ikan dan unggas,
karena makanan tersebut menyebabkan meningkatnya kadar asam urat di dalam air
kemih.
 Bisa diberikan allopurinol untuk mengurangi pembentukan asam urat.
 Batu asam urat terbentuk jika keasaman air kemih bertambah, karena itu untuk
menciptakan suasana air kemih yang alkalis (basa), bisa diberikan kalium sitrat.

Batu Sistin dan Batu Struvit

Untuk menjaga kadar sistin tetap rendah terkadang bisa diberikan tiopronin atau penisilamin.
Orang-orang dengan batu struvit berulang bisa diberikan antibiotik untuk mencegah terjadinya
infeksi saluran kemih.
REFERENSI

- P, Glenn M. Stones in the Urinary Tract. Merck Manual Home Health Handbook. 2013.

Anda mungkin juga menyukai