Anda di halaman 1dari 4

PENGARUH DESENTRALISASI, KARAKTERISTIK INFORMASI AKUNTANSI

MANAJEMEN DAN REWARD TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN


LOCUS OF CONTROL SEBAGAI VARIABEL MODERASI
ALAMSA A062171032

1. Latar Belakang

Pada era globalisasi saat ini, perusahaan mengalami persaingan usaha yang semakin
ketat, kompleks, dan dinamis. Persaingan global memberikan banyak pilihan kepada para
konsumen, dimana mereka semakin sadar biaya (cost conscious) dan sadar nilai (value
conscious) dalam meminta produk dan jasa yang berkualitas tinggi. Persaingan ini menuntut
perusahaan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensinya agar dapat memeroleh
pelanggan dan dapat menjadi market leader dari produk dan jasa yang mereka tawarkan.
Tentu saja dalam perkembangan dunia bisnis, perusahaan harus mampu melihat orientasi
pada masa depan, informasi harus fleksibel dalam menyediakan data apapun yang relevan
untuk setiap pengambilan keputusan.
Dalam meningkatkan kinerja manajerial, sumber daya manusia menjadi aspek yang
paling penting dalam suatu organisasi, aspek ini dapat membawa dampak yang paling
signifikan dalam meningkatkan produktivitas organisasi (Zammuto dan Bedeian 1991).
Penilaian kinerja membawa peran penting untuk mengetahui atau mengukur keberhasilan
suatu organisasi. Namun pada kenyataannya kondisi tersebut masih kurang mendapat
perhatian dari beberapa perusahaan, karena mereka masih berorientasi pada keuntungan
yang didapat dan penyelesaian kinerja yang tepat waktu dengan kurang memperhatikan
hasil kinerjanya atau hanya memperhatikan aspek ekonomi dengan mengesampingkan
aspek non ekonomi.
Menurut studi yang dihelat Towers Watson (2015) mengatakan bahwa setengah dari
manajer di dunia ini kurang andal dan kurang efektif dalam mencapai tujuan kerja. Studi
yang dipublikasikan dalam buku Effective Managers: Your Critical Link To Succesful
Strategy Execution mengatakan banyak manajer yang kurang introspeksi terhadap
kebutuhan tim kerja yang menyebabkan mereka lalai dalam menjalankan kerja. Hasil studi
dari sejumlah perusahaan menunjukkan bahwa banyak perusahaan di dunia mengalami
krisis efektivitas karyawan. Perusahaan- perusahaan yang mengikuti Talent Management
and Rewards 2014, ditemukan bahwa hanya setengah manager yang dianggap bekerja
maksimal. Sisanya, gagal. Situasi ini disebabkan kebiasaan buruk yang sering kali ditemui
pada sejumlah manager yang kurang tanggap dalam mengeksekusi ide atau saran dari
bawahan.

Kinerja manajerial yang penulis kutip dari BBC Indonesia (10 April 2019) yaitu
mengenai kacaunya penerbangan Lion Air yang berujung pada pembatalan lebih dari 100
penerbangan Lion Air pada bulan Februari lalu. Direktur Umum Lion Air, Edward Sirait,
kepada wartawan di kantor pusat Lion Air menjelaskan bahwa pembatalan hingga 100
penerbangan Lion Air pada 18-20 Februari 2015 lalu akibat gangguan terhadap tiga
pesawat di Semarang dan di Bandara Soekarno-Hatta. Kerusakan ini berdampak luas
karena setiap pesawat menangani lima hingga enam rute penerbangan. Selain itu, Edward
menyatakan dalam kondisi tersebut bila dilakukan penggantian jadwal penerbangan atau
menarik pesawat cadangan maka dapat membutuhkan waktu berjam-jam. Kejadian
tersebut diakui Erward Sirait sebagai dampak dari staf yang tidak bisa mengambil
keputusan dengan cepat. Pengambilan keputusan di lapangan kurang cepat, prosedur
kurang dipahami oleh staf dan ketika hal demikian terjadi tidak ada tim tanggap darurat
untuk prosedur penanganan penumpang (bbc.com. Februari 2015).
Penelitian ini mereplikasi penelitian yang dilakukan oleh Rahman (2002) dan Nugraeni
(2013). Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji kinerja manajerial dalam meningkatkan
produktivitas organisasi. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah
penelitian ini memasukkan variabel karakteristik informasi manajemen dan reward. Alasan
dimasukkannya variabel karekteristik informasi manajemen adalah karakteristik informasi
manajemen akan menjadi efektif jika informasi yang dibutuhkan sesuai dengan pengguna
informasi sehingga dapat memengaruhi kinerja manajerial. Sedangkan alasan
dimasukkannya reward karena reward menunjukan tingkat kepuasan tenaga kerja yang
dapat memengaruhi kinerja manajerial.
Rumusan masalah yang didasarkan dari latar belakang penelitian, yaitu apakah
pengaruh desentralisasi, karakteristik informasi akuntansi manajemen dan reward terhadap
kinerja manajerial dengan locus of control sebagai variabel moderasi?. Adapun pertanyaan
penelitian adalah sebagai berikut :
1. Apakah desentralisasi berpengaruh terhadap kinerja manajerial ?
2. Apakah karakteristik informasi akuntansi manajemen berpengaruh terhadap
kinerja manajerial ?
3. Apakah reward berpengaruh terhadap kinerja manajerial ?
4. Apakah desentralisasi berpengaruh terhadap kinerja manajerial yang di moderasi
oleh locus of control ?
5. Apakah karakteristik informasi akuntansi manajemen berpengaruh terhadap
kinerja manajerial yang dimoderasi oleh locus of control?
6. Apakah reward berpengaruh terhadap kinerja manajerial yang dimoderasi oleh
locus of control ?
2. Tinjauan Pustaka
Penelitian ini dikembangkan dengan 2 teori dasar, yaitu teori kontinjensi dan TPB. Teori
kontinjensi menyatakan semua komponen dari suatu organisasi harus terdapat kecocokan
atau kesesuaian antara satu dengan yang lain. Pendekatan kontinjensi pada akuntansi
manajemen didasarkan pada premis bahwa tidak ada sistem akuntansi manajemen secara
universal selalu tepat untuk bisa diterapkan pada seluruh organisasi pada setiap keadaan
(Outley, 1980).
Theory of planned behavior mengacu pada teori yang menyatakan bahwa perilaku
merupakan fungsi dari informasi atau keyakinan yang menonjol mengenai perilaku tersebut.
Orang dapat saja memiliki berbagai macam keyakinan terhadap suatu perilaku, namun
ketika dihadapkan pada suatu kejadian tertentu, hanya sedikit dari keyakinan tersebut
yang timbul untuk memengaruhi perilaku. Sedikit keyakinan inilah yang menonjol dalam
memengaruhi perilaku individu (Ajzen,1991).

3. Hipotesis
Hipotesis dalam peneleitian ini adalah sebagai berikut:
1. Desentralisasi berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial.
2. Karakteristik informasi akuntansi manajemen berpengaruh positif terhadap kinerja
manajerial.
3. Sistem reward berpengaruh positif terrhadap kinerja manajerial.
4. Desentralisasi berpengaruh Negatif terhadap kinerja manajerial yang
dimoderasi oleh locus of control.
5. Karakteristik informasi manajemen berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial
yang dimoderasi oleh locus of control.
6. Reward berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial yang dimoderasi oleh locus
of control.

4. Definisi Operasional
4.1. Kinerja Manajerial
Kinerja manajerial dapat diartikan sebagai kinerja manajer dalam kegiatan-kegiatan
yang meliputi perencanaan, investigasi, pengoordinasian, evaluasi, pengawasan,
pengaturan staf (staffing), dan perwakilan/representatif di lingkungan organisasinya
(Mahoney et al., 1963).
4.2. Desentralisasi
Desentralisasi merupakan praktik pendelegasian wewenang pengambilan keputusan
kepada jenjang yang lebih rendah. Esensi dari desentralisasi adalah kebebasan
pengambilan keputusan suatu organisasi yang terdesentralisasi, manajer pada
jenjang yang paling rendah membuat dan mengimplementasikan keputusan
sedangkan dalam organisasi yang tersentralisasi, manajer pada jenjang yang lebih
rendah hanya bertanggung jawab terhadap implementasi keputusan (Hansen dan
Mowen, 2000).
4.3. Karakteristik informasi manajemen
Menurut Evie Ratnasari (2005:20) bukti empiris mengenai karakteristik sistem
informasi akuntansi manajemen yang bermanfaat menurut persepsi para manajerial
terdiri dari broad scope, timeliness, agregasi, dan informasi terintegrasi.
4.4. Reward
Yahya (2006:62) menyatakan bahwa kompensasi merupakan pemberian kepada
karyawan dengan bayaran finansial sebagai balas jasa untuk pekerjaan yang
dilaksanakan dan sebagai motivator untuk pelaksanaan kegiatan di waktu yang akan
datang.
4.5. Locus Of Control
Locus of control merupakan tingkatan dimana seseorang menerima tanggung jawab
personal terhadap apa yang terjadi pada mereka. Instrumen locus of control
didasarkan pada instrumen yang dikembangkan oleh Julian B. Rotter (1966).

5. Teknik analisis data


Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis regresi
moderasi interasi (Moderated Regression Analysis). Secara sistematis diperoleh persamaan
regresi:

Y = 𝛼 + 𝛽1 𝑥1 + 𝛽2 𝑥2 + 𝛽3 𝑥3 + 𝛽4 𝑥1 𝑥4 + 𝛽5 𝑥2 𝑥4 + 𝛽6 𝑥3 𝑥4 + 𝑒

Keterangan :

Y = Kinerja Manejerial

α = Konstanta

β1, β2, β3, β4, β5, β6 = Kofesien Regresi

X1 = Desentralisasi

X2 = Karakteristik Informasi Manajemen

X3 = Reward

X1 * X4 = Interaksi Desentralisasi dengan Locus Of Control

X2 * X4 =Interaksi Karakteristik Informasi manajemen dengan Locus


Of Control

X3 * X4 = Interaksi Reward dengan Locus Of Control

e = Standar Error

Anda mungkin juga menyukai