Perceptor :
dr. Tendry Septa, Sp.KJ(K)
dr. Cahyaningsih Fibri Rokhmani, Sp.KJ.,M.Kes
Oleh :
Ivani Ridwan 1218011085/ 1518012181
Luqmanul Hakim 1218011085/ 1518012181
Topaz Kautsar Tritama 1118011135/ 1518012129
1
RUANG: CENDRAWASI
I. IDENTITAS PASIEN
Tn. M.S, umur 29 tahun, jenis kelamin laki-laki, pendidikan terakhir SMA,
Satpol PP Lampung Selatan, agama islam, suku Jawa, alamat Sidodadi,
belum menikah, nomor rekam medis 03XXXX, pasien rawat inap R.
Cendrawasi. Dilakukan pemeriksaan pada tanggal pemeriksaan 10 Juni 2017
Pukul 09.00 WIB.
A. Keluhan Utama
Pasien marah-marah sejak 1 bulan SMRS
2
Menurut keluarga pasien sering berbicara sendiri, sulit tidur, sering kali
melamun. Serta, buruknya sosialisasi pasien terhadap tetangga sejak 1
bulan ini. Pasien sempat merasa melihat bayangan hitam besar tak
berbentuk ketika pasien putus obat, namun pasien sadar bila itu bukan hal
nyata. Ibu pasien mengatakan pasien memiliki tekanan dari ayahnya yang
otoririter dan suka berlaku kasar terhadap pasien. Ayahnya pun merasa
seringkali bertengkar dengan ibu pasien di depan pasien, sehingga perilaku
pasien berubah setelah melihat pertengkaran itu. Selain itu pasien juga
sering menjadi buah bicara dari tetangga di rumah.
3
D. RiwayatTumbuh Kembang
1. Periode Prenatal dan Perinatal
Lahir normal, sebagai anak pertama yang diinginkan.
2. Periode Masa Kanak Awal (0-3 tahun)
Tidak terdapat kejang, namun sempat dirawat karena penyakit
Bronchitis.
3. Periode Masa KanakPertengahan (3-7 tahun)
Main bersama teman sebaya, memiliki banyak teman.
4. Periode Masa Kanak Akhir dan Remaja
Pasien anak cerdas dan berprestasi. Tidak memiliki musuh, maupun
permasalahan dengan orang lain sejak remaja. Bergaul seperti teman-
teman sebaya. Pasien mengatakan pernah diikat dan dikurung oleh
ayahnya karena berperilaku nakal dan bertengkar oleh adeknya.
Namun, pasien mengatakan itu hal wajar dan tidak menyimpan
dendam
5. Periode Saat Ini
Pasien cenderung anak yang cerdas serta rajin. Memiliki keinginan
untuk menjadi polisi setelah lulus SMA namun dilarang ayahnya.
E. Riwayat Pendidikan
Pasien menempati 18 kali ranking 1 selama SD, menempati kelas X-1
(kelas unggulan SMA Al-Kautsar, Balam) namun pasien dipindahkan oleh
ayahnya ke SMA lokal Sidodadi, Kalianda. Masuk kuliah ekstensi jurusan
Tekhnik Sipil Unila, namun terdapat tekanan melihat temannya lulus
duluan, sering murung dan diminta ibunya untuk berhenti kuliah.
F. Riwayat Pekerjaan
Pasien bekerja menjadi Satpol PP Lampung Selatan, mengikuti pelatihan
militer 6 hari di Rindam Jaya.
4
G. Riwayat Hukum
Keluarga mengatakan pasien tidak pernah terkait atau bermasalah dengan
hukum yang berlaku di Indonesia.
H. Riwayat Perkawinan
Pasien belum menikah
J. Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak pertama dari 3 bersaudara. Dalam keluarga inti
terdapat seorang ayah, seorang ibu, dan 2 orang adik perempuan. Pasien
belum menikah. Terdapat keluhan serupa pada kaka dari ayah pasien.
5
K. Riwayat Sosial Ekonomi Keluarga
Pasien tinggal bersama seorang ayah dan seorang ibu. Pasien sudah
bekerja, namun bukan tulang punggung keluarga. Kedua orang tua PNS
dan tidak memiliki masalah dengan keuangan keluarga.
B. Keadaan Afektif
Mood : Eutima
Afek : Luas
Keserasian : Appropriate
6
C. Pembicaraan
Selama wawancara, pembicaraan pasien spontan, lancar, artikulasi jelas,
intonasi sedang, volume cukup, kualitas baik, kuantitas cukup, kontak
mata baik.
D. Gangguan Persepsi :
1. Halusinasi
Halusinasi Visual (+)
2. Ilusi
Tidak ditemukan
3. Derealisasi
Tidak ditemukan
4. Depersonalisasi
Tidak ditemukan
E. Proses Berpikir :
1. Proses dan Bentuk Pikir
Koheren, pasien dapat menjawab cukup spontan bila diajukan
pertanyaan.
2. Arus Pikiran
Produktivitas : cukup
Kontinuitas : relevan
Hendaya berbahasa : tidak ditemukan
3. Isi pikiran
Delution of control,
Obsesif, kecendrungan membicarakan permasalahan mengenai kuliah
7
Daya ingat segera, daya ingat jangka pendek, jangka menengah, dan
jangka panjang baik.
Konsentrasi dan perhatian : baik
Kemampuan visuospasial : baik
Abstraksi : baik
Intelegensi : baik
G. Pengendalian Impuls
Pengontrolan impuls saat ini baik namun, terdapat riwayat mengamuk dan
marah seperti dikendalikan
H. Daya Nilai
Nilai sosial : baik
Uji daya nilai : baik
Penilaian realitas : baik
I. Tilikan
Tilikan derajat 6. Menyadari sepenuhnya kondisi sakitnya dan memiliki
motivasi untuk sembuh dan hidup seperti orang normal.
J. Taraf Dapat Dipercaya
Kesan: dapat dipercaya
8
V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Tn. M.S, umur 29 tahun, Tamatan SMA, Agama Islam, Suku Jawa, alamat
Sidodadi, belum menikah, Pekerjaan Satpol PP Lampung Selatan, pasien
rawat inap R. Cendrawasi. Telah dilakukan pemeriksaan melalui Auto-
alloanamnesis pada tanggal 10 Juni 2017 Pukul 09.00 WIB.
Pasien datang diantar oleh ayah dan ibunya kandungnya ke UGD RSJ
Kurungan Nyawa Prof. Lampung pada 6 Juni 2017 karena marah-marah
sejak 1 bulan terakhir. Pasien mengatakan sempat secara tidak sadar
menantang ayahnya bertarung, dan pernah seketika menampar ayahnya
ketika tidur serta pergi ke rumah ayah angkat untuk memarahi ayah
angkatnya. Ketika marah, pasien bisa mengamuk dan merusak barang-
barang. Pasien menyangkal adanya masalah sebelum masuk ke RSJ, dan
marah-marah dilakukan dalam kondisi tidak sadar dan seperti
dikendalikan. Ketika pasien marah, pasien tidak mengenali keluarganya.
Menurut keluarga pasien sering berbicara sendiri, sulit tidur, sering kali
melamun. Serta, buruknya sosialisasi pasien terhadap tetangga sejak 1
bulan ini. Pasien sempat merasa melihat bayangan hitam besar tak
berbentuk ketika pasien putus obat, namun pasien sadar bila itu bukan hal
nyata. Ibu pasien mengatakan pasien memiliki tekanan dari ayahnya yang
otoririter dan suka berlaku kasar terhadap pasien. Ayahnya pun merasa
seringkali bertengkar dengan ibu pasien di depan pasien, pasien juga
sering menjadi buah bicara dari tetangga di rumah.
Pada pasien ditemukan adanya gangguan halusinasi visual. Pada arus pikir
ditemukan koheren, sedangkan pada isi pikir tampak terdapat pemikiran
berulang mengenai masalah kuliahnya. Selain itu tidak ditemukan disorientasi
dan kekurangan pada kemampuan visuospasial, abstraksi dan inteligensi.
9
VI. FORMULASI DIAGNOSIS
Pada pasien ini ditemukan adanya riwayat kegagalan dimasa lampau yang
dapat menyebabkan gangguan mood dan perasaan, penyimpangan
fundamental dan karakteristik dari pikiran dan persepsi yang kemudian
menimbulkan suatu distress (penderitaan) dan disability (hendaya) dalam
pekerjaan dan kehidupan sosial pasien, sehingga dapat disimpulkan bahwa
pasien ini mengalami gangguan jiwa.
Pada pasien didapatkan gangguan persepsi visual saat putus obat, gejala isi
pikir berupa delution of control yang khas, gejala-hejala negatif berupa sikap
apatis, jarang berbicara, penarikan diri dari sosial, penurunan kinerja sosial
pada 1 bulan terakhir yang menyebabkan perubahan keseluruhan dari aspek
pribadi. Hal tersebut memenuhi kriteria umum Skizofrenia (F.20). sebagai
tambahan, pada pasien terdapat kekhasan penonjolan gejala isi pikir berupa
Delution of control dan gangguan afektif. Hal ini menjadi dasar untuk
mendiagnosis Aksis I Skizofrenia Paranoid (F.20.0).
10
(penderitaan) dan disability (hendaya) kehidupan pasien sehingga terpenuhi
kriteria gangguan pada F.60. namun pasien memiliki beberapa ciri
kepribadian. Diantaranya ciri kepribadian Paranoid (kepekaan terhadap
kegagalan) dan kepribadian Anankastik (perfeksionisme dalam tugas, dan
perasaan berhati-hati yang berlebihan) Aksis II Ciri Kepribadian paranoid
dan anankastik. Pada anamnesis dan pemeriksaan fisik tidak ditemukan
adanya kelainan. Oleh karena itu Aksis III sampai saat ini belum ada
diagnosis.
11
Psikologik : Pada pasien ditemukan adanya halusinasi
audiotorik, visual, Delution of Conrol, serta gejala-gejala negatif
sehingga pasien membutuhkan psikoterapi dan psikofarmaka.
Sosiologik : Ditemukan adanya hendaya dalam bidang sosial
dan stigma buruk pada pasien sehingga keluarga dan lingkungan
pasien membutuhkan psikoedukasi.
IX. PROGNOSIS
A. Faktor internal
Awitan usia muda
Awitan yang akut
Jenis gangguan pada pasien tergolong psikotik
Jarak kekambuhan antar gangguan kejiwaan >5th
Fungsi pekerjaan dan sosial premorbid (sebelum sakit) baik.
Performa sebelumnya tetap merupakan prediktor terbaik untuk
meramalkan performa dimasa datang;
B. Faktor eksternal
1. Berasal dari pasien
Kepatuhan pasien dalam minum obat dan rutinitas kontrol;
Kesadaran pasien akan penyakitnya
Tidak ada keinginan bunuh diri atau mencelakai orang
2. Berasal dari lingkungan
Keadaan perekonomian dalam keluarga yang menengah keata.
Dukungan keluarga dan kemauan pasien untuk sembuh.
Dukungan teman-teman
Stigma masyarakan akan gangguan kejiwaan
12
1. Quo ad vitam : ad Bonam
2. Quo ad functionam : Dubia ad Malam
3. Quo ad sanationam : Dubia ad Bonam
X. RENCANA TERAPI
1. Psikofarmaka
Fluoxetin 2 x 10 mg
Risperidone 2 x 2mg
Trihexyphenidyl 2 x 2mg
Chlorpomazin 1 x 50 mg
2. Psikoterapi
Ventilasi: Memberikan kesempatan kepada pasien untuk menceritakan
keluhan dan isi hati sehingga pasien menjadi lega.
Konseling: Memberikan pengertian kepada pasien tentang penyakitnya
dan memahami kondisinya lebih baik serta menganjurkan untuk
berobat teratur. Mempersiapkan diri dan memperhitungkan apabila
ingin melanjutkan perkuliahan. Membiasakan diri untuk menceritakan
setiap permasalahan.
Psikoedukasi: Memberikan penjelasan pada pasien dan orang sekitar
pasien (Keluarga dan Tetangga) untuk memberikan dorongan dan
menciptakan lingkungan yang kondusif. Membiasakan untuk
memusyawarahkan apabila terdapat permasalahan.
13
RUANG: KUTILANG
I. IDENTITAS PASIEN
Tn. H, umur 44 tahun, jenis kelamin laki-laki, pendidikan terakhir D3
Pertanian, Perkerjaan tidak tentu, agama islam, suku Jawa, alamat Way
Abung, belum menikah, nomor rekam medis 009XX, pasien rawat inap
dilakukan pemeriksaan pada tanggal pemeriksaan 29 Mei 2017 Pukul 11.00
WIB.
N. Keluhan Utama
Mengamuk tanpa alasan yang jelas.
14
Sebelum keluhan saat ini, pasien pernah mengalami hal serupa kurang
lebih sejak 14 tahun yang lalu. Menurut Pasien, ia sering bolak-balik
masuk ke rumah sakit sebanyak 12 kali.
15
aktif di lingkungan sekolah maupun rumah. Kemampuan pasien pada
periode ini sama seperti anak-anak seusianya.
8. Periode usia (8-10 tahun)
Pasien mempunyai banyak teman, sering menghabiskan waktu untuk
bermain bersama teman-temannya, dan cukup aktif dalam bergaul.
9. Periode usia (10-12 tahun)
Pasien merupakan anak yang biasa saja, dalam bergaul memiliki banyak
teman, dan tidak mengalami masalah dalah sekolahnya.
10. Periode Usia Remaja (12-18 tahun)
Pasien merupakan anak yang tertutup. Kurang bergaul baik dengan
teman-temannya. Jika ada masalah, ia tidak menceritakan terhadap
anggota keluarganya.
11. Periode Usia Dewasa Muda
Pasien merupakan anak yang pendiam dan tertutup, pasien kurang
bergaul dan menghabiskan waktunya di rumah.
R. Riwayat Pendidikan
Pasien menempuh pendidikan sampai tamat D3. Pasien tidak memiliki
masalah dengan guru dan teman-temannya. Pasien tidak pernah tinggal
kelas.
S. Riwayat Pekerjaan
Pasien bekerja sebagai supir pengantar barang dan juga penumpang, selain
itu keluarga mengatakan bahwa pasien bekerja sebagai wiraswasta
membantu sang adik. Namun sekarang pasien tidak bekerja lagi.
T. Riwayat Hukum
Menurut pasien, pasien tidak pernah terkait atau bermasalah dengan
hukum yang berlaku di Indonesia.
U. Riwayat Perkawinan
Pasien belum menikah.
16
V. Riwayat Kehidupan Beragama
Pasien pemeluk agama islam, namun tidak terlalu taat dalam beribadah.
Pendidikan agamanya didapat dari keluarga dan lingkungan sekitar. Pasien
merupakan orang yang menjalankan nilai agamanya sesuai keyakinan yang
dianut.
W. Riwayat Keluarga
Pasien hidup bersama kedua orang tuanya dan saudara-saudara
kandungnya. Pasien memiliki hubungan yang kurang baik saudara-saudara
kandungnya. Pasien merupakan orang yang tertutup dan pendiam. Pasien
jarang berbagi cerita jika ada masalah dengan anggota keluarga lain.
17
Y. Situasi Kehidupan Sekarang
Pasien tinggal bersama ibunya dan saudara kandungnya. Hubungan dalam
rumah tangga menurut pasien tidak harmonis dan dengan tetangga
terbilang tidak baik.
Z. Mimpi, Fantasi dan Nilai-Nilai
Pasien memiliki penilaian tentang agama, sosial, budaya yang cukup baik.
M. Pembicaraan
Selama wawancara, pembicaraan pasien spontan, artikulasi jelas, lancar,
intonasi sedang, volume meninggi, kualitas cukup, kuantitas banyak.
N. Gangguan Persepsi
A. Halusinasi
Halusinasi auditori (pasien mendengar bisikan-bisikan).
18
B. Ilusi
Tidak ditemukan ilusi pada pasien ini.
C. Derealisasi
Tidak ditemukan derealisasi pada pasien ini
D. Depersonalisasi
Tidak ditemukan depersonalisasi pada pasien ini
E. Proses Berpikir:
4. Proses dan Bentuk Fikir
Cukup, pasien dapat menjawab cukup spontan bila diajukan
pertanyaan.
5. Arus Pikiran
Produktivitas : cukup
Kontinuitas : relevan
Hendaya berbahasa : tidak ditemukan
6. Isi pikiran
Pasien memiliki waham curiga dan waham kebesaran. Obsesi dan
preokupasi tidak ditemukan.
19
G. Pengendalian Impuls
Pengontrolan impuls agresif saat ini baik dan potensi membahayakan diri
sendiri maupun orang lain saat ini kurang.
H. Daya Nilai
Nilai sosial : terganggu
Uji daya nilai : terganggu
Penilaian realitas : baik
I. Tilikan
Tilikan derajat 1. Penyangkalan total terhadap penyakitnya.
J. Taraf Dapat Dipercaya
Kesan tidak dapat dipercaya.
Pasien berpenampilan sesuai dengan usianya, cara berpakaian cukup rapi dan
perawatan diri baik. Pasien dibawa dengan keluhan mengamuk, dan ada
20
upaya mengancam mencelakakan orang lain. Keluhan ini sudah terjadi sekitar
7 hari SMRS. Pasien merasa mendengar bisikan-bisikan yang berasal dari
pasien anggap tuhan. Selain itu pasien merasa bahwa orang lain ingin
mencelakakan dirinya dan ibunya, pasien juga merasa bahwa ia adalah
seorang letnan TNI. Keluhan-keluhan tersebut dirasakan oleh pasien sudah
sejak tahun 2003.
Saat wawancara pasien dalam keadaan tidak terikat, kontak mata baik dan
pasien cukup tenang. Pembicaraan spontan, lancar, intonasi baik, volume
meningkat, kualitas cukup, kuantitas banyak. Sikap pasien kooperatif. Pasien
menjalani pendidikan D3 sampai selesai. Pada pasien ditemukan daya
konsentrasi baik, memori segera, jangka pendek, menengah dan panjang baik.
Orientasi tempat, waktu dan orang baik
21
menyingkirkan diagnosis gangguan psikotik akut (F.23). Dari data ini
menjadi dasar untuk mendiagnosis bahwa pasien ini didapatkan Aksis I
dengan skizoafrenia tipe paranoid (F.20.0).
Pada anamnesis dan pemeriksaan fisik tidak ditemukan riwayat penyakit fisik
sejak pasien kecil. Oleh karena itu Aksis III sampai saat ini belum ada
diagnosis.
22
VII. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I : F 20.0 Skizofrenia tipe paranoid
Aksis II : Sampai Saat ini belum ada diagnosis
Aksis III : Sampai Saat ini belum ada diagnosis
Aksis IV : Masalah psikososial
Aksis V : GAF 70 – 61 (HLPY)
GAF 60 – 51 (saat ini)
IX. PROGNOSIS
A. Faktor internal
Awitan gejala-gejala psikotik aktif terjadi dengan secara
mendadak;
Fungsi pekerjaan dan sosial premorbid (sebelum sakit) baik.
Performa sebelumnya tetap merupakan prediktor terbaik untuk
meramalkan performa dimasa datang;
B. Faktor eksternal
1. Berasal dari pasien
Kepatuhan pasien dalam minum obat dan rutinitas kontrol;
Kesadaran pasein akan penyakitnya bila terjadi putus obat
pasien akan kambuh.
23
2. Berasal dari lingkungan
Keadaan perekonomian dalam keluarga yang menengah
kebawah.
Dukungan keluarga dan kemauan pasien untuk sembuh.
Dukungan teman-teman dan masyarakat tentang kemauan
pasien untuk sembuh
X. RENCANA TERAPI
1. Psikofarmaka
Haloperidol 3x5 mg
Trihexylphenidine 3x2 mg
Chlorpromazine 100 mg 1/2 -1/2-1
2. Psikoterapi
Ventilasi: Memberikan kesempatan kepada pasien untuk menceritakan
keluhan dan isi hati sehingga pasien menjadi legah.
Konseling: Memberikan pengertian kepada pasien tentang penyakitnya
dan memahami kondisinya lebih baik serta menganjurkan untuk
berobat teratur.
Psikoedukasi: Memberikan penjelasan pada pasien dan orang sekitar
pasien untuk memberikan dorongan dan menciptakan lingkungan yang
kondusif.
24
Ruang : MELATI
I. IDENTITAS PASIEN
Ny. VW, usia 25 tahun, jenis kelamin perempuan, pendidikan terakhir SMP,
bekerja sebagai pembantu rumah tangga, agama Islam, suku Batak, alamat
Tulang Bawang, Bumi Manti, sudah menikah, nomor rekam medis 026XXX,
pasien rawat inap ruang Melati, dilakukan pemeriksaan pada tanggal 10 Juni
2017 pukul 10:00 WIB.
A. Keluhan Utama
Mengamuk, marah-marah dan gelisah sejak 1 bulan SMRS.
25
Pasien sering terlihat ketakutan terutama saat malam hari karena merasa
diikuti makhluk gaib “palasik” yang mengancam akan mencekik lehernya
dan membunuhnya. Pasien juga sering mengatakan bahwa dirinya
memiliki pusaka yang diberikan dari alam gaib. Pasien makin sering
mengamuk karena merasa sering dicemooh oleh keluarga dan tetangga-
tetangganya, walaupun keluarga dan tetangga disekitar rumahnya
menyangkal tuduhan tersebut. Karena keluhan mengamuk yang semakin
parah, pasien langsung dibawa ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi
Lampung. Pasien sudah menunjukkan keluhan serupa sejak 2 tahun yang
lalu (2015), dan pernah dirawat 1 kali di RSJ sebelumnya tahun 2015.
Menurut keterangan keluarga, pasien sudah 1 tahun tidak meminum obat
dengan rutin, dan tidak kontrol ke RSJ semenjak usai masa rawat pertama.
Autoanamnesis
Menurut pasien, pasien dibawa oleh adik ipar dan Ibunya kurang lebih 1
bulan dari saat dilakukan anamnesis. Pasien merasa dirinya dibawa ke RSJ
karena ketakutan diikuti makhluk gaib yang dikirim oleh suaminya untuk
membunuh dirinya, dan pasien mengancam hendak membunuh suaminya.
Pasien mengatakan ingin membunuh suaminya karena sering dipukuli
terutama saat suaminya pulang malam setelah kalah berjudi atau saat
suaminya pulang dalam keadaan mabuk setelah mengkonsumi minuman
keras. Pasien juga sering bertengkar dengan suaminya karena masalah
ekonomi yang tidak mencukupi kehidupan sehari-hari keluarganya
sehingga pasien harus bekerja sebagai TKW dan pembantu rumah tangga,
namun suaminya yang hanya bekerja sebagai nelayan masih berjudi dan
minum-minuman keras.
Setelah masa rawat pertama dan keluhan pasien mereda, pasien kembali
bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Jakarta, namun pada awal
tahun 2017 pasien mengatakan sering mencium bau busuk dan bau
kembang kuburan, lalu kembali melihat makhluk gaib yang dicurigainya
sebagai utusan suaminya yang ingin mencelakainya, dan mulai merasa
menerima pusaka-pusaka dari makhlub-makhlub gaib lainnya.
26
Pasien menyebutkan dirinya disuruh oleh makhluk gaib tersebut untuk
mengumpulkan tanah kuburan, dan pasien merasa dirasuki hingga pasien
memakan tanah kuburan tersebut. Semenjak saat itu pasien merasa
memiliki kekuatan Nyi Roro Kidul, dan mengatakan ingin membunuh
orang untuk tumbal agar mendapat kesaktian untuk melawan suaminya.
Pasien juga menyebutkan pernah hamil karena ilmu hitam, dan perutnya
pecah lalu utuh kembali.
27
C. Riwayat Penyakit Sebelumnya
28
3. Riwayat Penyakit Medis Umum
Berdasarkan keterangan pasien dan keluarga pasien, pasien tidak
memiliki riwayat hipertensi, asma, diabetes melitus, kejang, trauma
kepala atau sakit berat hingga mengalami penurunan kesadaran.
29
b. Riwayat Pekerjaan
Pasien sebelumnya bekerja sebagai pembantu rumah tangga.
c. Riwayat Perkawinan
Pasien menikah 1x dan hingga dilakukannya anamnesis berstatus
masih menikah.
d. Riwayat Kehidupan Beragama
Pasien beragama Islam. Menurut pasien, pasien belajar pelajaran
tentang agama oleh orang tuanya sejak pasien masih kecil dan
disekolahnya.
e. Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak ketiga dari 6 bersaudara, tinggal di rumah
pribadi. Sejak lahir, pasien diasuh oleh kedua orang tuanya.
Pasien memiliki hubungan yang baik dengan orang tua dan
adiknya. Ekonomi keluarga didapat dari ibu dan kedua kakak
kandung pasien yang bekerja sebagai wiraswasta. Tidak terdapat
anggota keluarga yang memiliki masalah/gangguan kejiwaan.
Keterangan:
= laki-laki
= perempuan = tinggal serumah
= pasien
30
F. Situasi Kehidupan Sekarang
Pasien tinggal dirumah bersama ibu, kedua anaknya dan adik iparnya.
B. Keadaan Afektif
1. Mood : hipotimia
2. Afek : sempit
3. Keserasian : appropriate
C. Pembicaraan
Lancar, spontan, artikulasi jelas, intonasi sedang, volume cukup, kualitas
cukup, kuantitas cukup.
D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi
Halusinasi akustik (pasien menyebutkan sering mendengar suara
makhluk gaib)
Halusinasi visual (pasien menyebutkan dapat melihat makhluk gaib)
Halusinasi penghidu (pasien menyebutkan sering mencium bau busuk
seperti bau bangkai dan bau kembang kuburan)
31
2. Ilusi
Tidak ada
3. Derealisasi
Tidak ada.
4. Depersonalisasi
Pasien merasa dirinya pernah hamil karena ilmu hitam
E. Pikiran
1. Bentuk dan Proses Pikir
Cukup, pasien dapat menjawab cukup spontan bila diajukan
pertanyaan. Tidak terdapat gangguan proses pikir.
2. Arus Pikiran
Produktivitas : Flight of Ideas
Kontinuitas : Beberapa kali tangensial
Hendaya berbahasa : Tidak ditemukan
3. Isi Pikir
Obsesi dan preokupasi tidak ditemukan. Ditemukan adanya keyakinan
bahwa keluarga suaminya dan suaminya sendiri ingin membunuhnya
dengan ilmu hitam dan merasa dikejar-kejar makhluk gaib. Pada
pasien juga ditemukan rasa curiga terhadap tetangga disekitar
rumahnya yang mencemooh dirinya. Terdapat waham kejar, waham
bizzare, thoughts of insertion, delusion of control, waham curiga dan
waham rujukan.
32
Orang : baik (pasien dapat menyebutkan nama orang disekitar
pasien)
3. Daya ingat
Jangka panjang : baik (pasien masih ingat masa kecilnya ketika
SD hingga SMP dan usia remaja)
Jangka sedang : baik (pasien masih ingat orang-orang yang
mengantar pasien ke rumah sakit)
Jangka pendek : baik (pasien ingat akan menu makan paginya
dan nama pewawancara)
Segera : baik (pasien dapat menyebutkan tiga macam benda
yang disebutkan oleh pewawancara)
4. Konsentrasi dan perhatian: kurang.
5. Kemampuan visuospasial: baik.
6. Abstraksi: baik
7. Intelegensi: sesuai taraf pendidikan
8. Kemampuan menolong diri sendiri: baik.
G. Pengendalian Impuls
Buruk. Pada awal dan akhir wawancara pasien terus memperhatikan objek
di sekelilingnya dan menunjuk-nunjuk serta menanyakan objek tersebut
kepada pewawancara.
H. Daya Nilai
1. Norma sosial: baik
2. Uji daya nilai: baik
3. Penilaian realitas: buruk
I. Tilikan
Tilikan derajat 1. Menyangkal secara total terhadap penyakitnya.
J. Taraf Dapat Dipercaya
Kesan cukup dapat dipercaya.
33
Keadaan umum baik. Fungsi pernafasan, kardiovaskular, dan
gastrointerstinal dalam batas normal. Berat badan 49 kg dan tinggi badan
155 cm.
B. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 36.5°C
C. Pemeriksaan Fisik
Mata, hidung, telinga, paru, jantung, abdomen, dan ekstremitas tidak
ditemukan kelainan.
D. Status Neurologis
Sistem sensorik : dalam batas normal
Sistem motorik : dalam batas normal
Fungsi luhur : dalam batas normal
34
ekonomi yang tidak mencukupi kehidupan sehari-hari keluarganya sehingga
pasien harus bekerja sebagai TKW dan pembantu rumah tangga, namun
suaminya yang hanya bekerja sebagai nelayan masih berjudi dan minum-
minuman keras.
Karena tuntutan ekonomi keluarga pasien, pasien mencari kerja dan dikontrak
menjadi tenaga kerja wanita di Malaysia selama 2 tahun, namun setelah 1
tahun masa kerja pasien mulai menunjukkan perilaku tidak wajar dan tidak
bisa diminta bekerja, sehingga oleh pihak yang mempekerjakannya pasien
dipulangkan ke Indonesia. Setibanya di Lampung, pasien makin sering
bertengkar dengan suaminya dan mengatakan bahwa suaminya serta keluarga
suaminya berusaha membunuhnya dengan ilmu hitam. Pasien mulai
menyebutkan sering melihat dan mendengar suara makhluk gaib yang
mengikutinya dan hendak membunuhnya, setiap kali makhluk gaib tersebut
berada disekitarnya, pasien merasa mencium bau bangkai busuk atau bau
kembang kuburan. Pasien juga merasa dikendalikan oleh suara tersebut untuk
memakan tanah kuburan agar mendapat kesaktian untuk melawan ilmu hitam
yang digunakan suaminya. Pasien menyebutkan mendapat pusaka-pusaka dari
Nyi Roro Kidul.
Pasien juga mulai sering mengamuk dan membanting perabotan rumahnya
karena merasa ingin dicelakai oleh keluarga suaminya dan dicemooh oleh
tetangga di sekitar rumahnya. Oleh suaminya, pasien dibawa ke RSJ Provinsi
Lampung untuk mendapatkan perawatan kali pertama.
Setelah masa rawat pertama, pasien tidak lagi berobat ke RSJ dan bekerja
sebagai pembantu rumah tangga di Jakarta. Pada awal tahun 2017 pasien
kembali mengeluhkan keluhan yang serupa dengan gangguan yang dialaminya
sebelum masa rawat pertama. Pasien kemudian dibawa pulang ke Lampung
oleh kakak iparnya, namun pasien makin sering mengamuk dan sempat kabur
dari rumah karena ketakutan melihat sosok makhluk gaib “palasik” yang
mengikutinya dan hendak membunuhnya. Pasien memaki-maki orang di
sekitarnya, dan setelah dibawa pulang ke rumah pasien sempat berusaha
menenggelamkan kedua anaknya dalam bak mandi untuk mengusir pengaruh
35
ilmu hitam suaminya namun berhasil dicegah oleh suaminya. Setelah berhasil
ditenangkan pasien mengambil pisau dan berusaha menusuk suaminya, namun
suami pasien berhasil merebut pisau tersebut. Oleh karena kekhawatiran
keluarga, pasien dipindahkan untuk tinggal bersama Ibu, adik ipar, dan kedua
anaknya di rumah Ibunya, dan kemudian dibawa berobat kembali ke RSJ
Provinsi Lampung.
36
penggunaan zat psikoaktif (F.1). Diagnosis ditegakkan berdasarkan
anamnesis dengan pasien dan keluarga.
Pada anamnesis dan pemeriksaan fisik tidak ditemukan riwayat penyakit fisik
sejak pasien kecil. Oleh karena itu Aksis III sampai saat ini belum terdapat
diagnosis.
Pasien dan keluarga pasien menyebutkan bahwa pasien dan suaminya sering
bertengkar karena faktor ekonomi yang kurang cukup karena suaminya hanya
bekerja sebagai nelayan, dan kebiasaan suami yang kerap mabuk-mabukan
dan berjudi. Perdebatan ini disebutkan oleh pasien sering menyebabkan
pasien dipukuli oleh suaminya. Dari data tersebut dapat diberikan diagnosa
pada Aksis IV berupa masalah dengan keluarga (primary support group).
37
gejala psikotik yang sedang. GAF tertinggi selama satu tahun terakhir adalah
70-61 (beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi
secara umum masih baik).
IX. PROGNOSIS
NO Ciri – Ciri Prognosis Baik Checklist
1. Onset lambat X
2. Faktor pencetus jelas X
3. Onset akut X
4. Riwayat sosial dan pekerjaan premorbid yang baik V
5. Gangguan mood V
6. Mempunyai pasangan V
7. Riwayat keluarga dengan gangguan mood V
8. Sistem pendukung yang baik X
9. Gejala positif V
38
No. Ciri – Ciri Prognosis Buruk Checklist
1. Onset usia muda X
2. Faktor pencetus tidak jelas X
3. Onset perlahan – lahan dan tidak jelas V
4. Riwayat sosial, seksual, pekerjaan premorbid yang jelek X
5. Perilaku menarik diri dan autistik X
6. Tidak menikah, cerai, janda/duda X
7. Riwayat keluarga skizofren X
8. Sistem pendukung yang buruk V
9. Gejala negative X
10. Tanda dan gejala neurologis X
11. Tidak ada remisi selama 3 tahun X
12. Terjadi banyak relaps X
13. Riwayat trauma perinatal X
14. Riwayat Penyerangan V
Sehingga pada pasien ini didapatkan prognosis:
4. Quo ad vitam : Ad bonam
5. Quo ad functionam : Dubia ad malam
6. Quo ad sanationam : Dubia ad malam
X. RENCANA TERAPI
3. Psikofarmaka
Risperidone 2x 1mg
Trihexypenidyl 2x2 mg
4. Psikoterapi
Ventilasi: Memberikan kesempatan kepada pasien untuk menceritakan
keluhan dan isi hati sehingga pasien menjadi legah.
Konseling: Memberikan pengertian kepada pasien tentang penyakitnya
dan memahami kondisinya lebih baik serta menganjurkan untuk
berobat teratur.
Psikoedukasi: Memberikan penjelasan pada pasien dan orang sekitar
pasien untuk memberikan dorongan dan menciptakan lingkungan
yang kondusif.
39
Ruang : PICU
40