Anda di halaman 1dari 26

Disusun oleh:

Agam Anggoro Aulia Rahma Noviastuti


Fauziah Paramita Bustam Muhammad Ridho
Radita Dewi Prasetyani

Pembimbing
dr. Evi Maiselma
dr.Nano Sutrisno
dr. Galuh Yulianita

KEPANITERAAN ILMU KEDOKTERAN OKUPASI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BAGIAN KESEHATAN
APRIL 2017
Identitas Pasien
 Nama : Tn. M
 Jenis kelamin : Laki-laki
 Usia : 41 th
 Status perkawinan : Menikah
 Alamat : Bedeng divisi II
 Suku : Jawa
 Agama : Islam
 Pendidikan : SLTP
 Pekerjaan : Buruh harian
Anamnesis
Keluhan Utama :
Mual dan muntah sejak 1 jam yang lalu
Keluhan Tambahan :
Sakit kepala, dada berdebar-debar dan kerngat dingin
serta lemas
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang dengan keluhan mual dan muntah sejak
1 jam yang lalu. Muntah dialami sebanyak satu kali,
berwarna kekuningan sebanyak tiga perempat gelas
belimbing. Kepala bagian belakang terasa sakit, dada
terasa berdebar-debar, tubuh lemas dan banyak
mengeluarkan keringat. Keluhan pandangan kabur
disangkal. Keluhan dirasakan setelah pasien
menyemprotkan herbisida secara manual ke tanaman
tebu. Pasien belum pernah mengalami keluhan
seperti ini.
 Lanjutan RPS
Pasien belum mengkonsumsi obat apapun untuk
mengurangi keluhannya. Memiliki riwayat merokok
sejak 20 tahun yang lalu.
 Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengakui hanya pernah mengalami sakit batuk
pilek.
 Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat darah tinggi, kencing manis, dan riwayat
penyakit lainnya pada keluarga disangkal.
Pemeriksaan Fisik
Status Present
Keadaan umum : Tampak Sakit Sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan darah : 140/90 mmHg
Nadi : 120 x/mnt (takikardi)
Nafas : 20 x /menit
Suhu : 36,6 oC
TB : 167 cm
BB : 60 kg
IMT : 22 (normal)
Status Generalis
 Kepala : DBN
 Leher : DBN
 Thorax :
Inspeksi : gerakan pernafasan simetris kanan dan kiri
Palpasi : taktil fremitus dan ekspansi simetris, massa (-)
Perkusi : sonor pada seluruh lapang paru dextra dan sinistra
Auskultasi : vesikuler (+/+) ronki (-/-) wheezing (-/-).

 Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis teraba di linea axila anterior sinistra ICS V
Perkusi : Batas atas jantung linea parasternal sinistra ICS III
Batas kanan jantung linea parasternal dextra ICS IV
Batas kiri jantung linea axillaris anterior sinistra ICS V
Auskultasi : bunyi jantung I-II regular, murmur (-), gallop (-)
 Abdomen
Inspeksi : perut datar, massa (-)
Palpasi : nyeri tekan (+) epigastrium, hepar dan lien
tidak teraba
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus (+) normal
 Flank Area
Inspeksi : Simetris
Palpasi : Nyeri tekan (-)
Perkusi : Nyeri ketuk Costo Vertebrae (-)
 Genitalia Eksterna
Tidak dilakukan pemeriksaan
 Saraf dan otot : DBN
 Ekstremitas : DBN

• Pemeriksaan Penunjang : Tidak dilakukan


Diagnosis
Diagnosis Okupasi
Sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 1993 Bahwa:
Penyakit yang timbul karena hubungan kerja adalah penyakit
yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja.

Diagnosa klinis/kerja:
Intoksikasi organofosfat ec herbisida

Penetapan diagnosis penyakit akibat kerja:


Intoksikai organofosfat dengan potensi kimia

Diagnosis Banding :
Intoksikasi organoklorin
Dispepsia
Pemeriksaan Anjuran :
Pemeriksaan enzim cholineterase

Kategori Kesehatan
Kondisi kesehatan mengganggu kemampuan fisik dalam proses kerja

Penatalaksanaan
Non Medikamentosa
Edukasi prosedur mengaplikasian herbisida
Medikamentosa
Antasida 2 x 200 mg
PCT 3 x 500 mg
Vit B6 3 x 100 mg

Prognosis
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
PEMBAHASAN
Anamnesis Okupasi
Potensial Hazard
Penyebab Masalah
Prioritas Masalah
Intoksifikasi Herbisida
 Herbisida adalah senyawa atau material yang disebarkan
pada lahan pertanian untuk menekan atau memberantas
tumbuhan yang menyebabkan penurunan hasil (gulma).
 Jenis-jenis herbisida : Senyawa Chlorophenoxy, Derivat
Bypiridil, Chloroacetanilides, Phosponomethyl amino
acids,
 Intoksifikasi Herbisida dapat masuk melalui: inhalasi,
oral, kulit atau mata absorbsi lambung dan usus
didistribusi ke ginjal, hati, traktus gastrointestinal dan
sistem saraf pusat dan perifer.
Intoksifikasi Herbisida
 Iritatif
 Gangguan sistem pernapasan dan kardiovaskuler.
 Gangguan sistem saraf
 Gangguan metabolisme tubuh
 Kerusakan sel-sel darah.
Intoksifikasi Herbisida
Gejala Klinis : Paparan Akut dan Kronis.

Paparan Akut :
 sistem gastrointestinal: mual, nyeri perut, diare.
sistem musculoskeletal : kaku pada kaki, kedutan dan
spasme otot, fibrilasi otot bahkan rabdomiolisis.
 sistem saraf pusat : depresi sistem saraf pusat, ataksia,
miosis dan paralisis yang dapat berujung pada koma.
 sistem kardiovaskular : takikardi dan disritmia jantung.
 Ginjal : kerusakan glomerulus , albuminuria,
hemoglobinuria dan asidosis metabolic .
Intoksifikasi Herbisida
Paparan secara kronis :
 Disfungsi hati (seperti porfiria ) dan neurotoksisitas.
 Perubahan atau mutasi pada sel-sel tubuh (bersifat
karsiogenik)
Tata Laksana
 Pencegahan
 Proteksi pernapasan
 Dekontaminasi kulit dan mata
 Dekontaminasi gastrointestinal
 Pemberian cairan intravena
 Diuresis
 Pemeriksaan klinik lanjut
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan :
 Setiap tempat kerja selalu mengandung berbagai
potensi bahaya yang dapat mempengaruhi
kesehatan tenaga kerja atau dapat menyebabkan
timbulnya penyakit akibat kerja.
 Menurut peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi nomor PER. 01/MEN/1981 (pasal 1)
penyakit akibat kerja adalah setiap penyakit yang
disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja.
 Faktor penyebab Penyakit Akibat Kerja yaitu faktor
fisik, biologis, fisiologis/ergonomis dan mental
psikologis dan dari faktor penyebab tersebutlah
dapat digolongkan apa saja penyakit akibat kerja
Kesimpulan
 Pestisida merupakan zat kimia yang umumnya bersifat
beracun yang berguna untuk membasmi jasad pengganggu
tanaman berupa hama, penyakit maupun gulma dimana
salah satunya ialah herbisida. Keracunan pestisida pada
manusia biasanya didominasi oleh herbisida. Keracunan
herbisida bersifat akut dan kronik.
 Bahaya potensial yang muncul pada kasus ini adalah
bahaya potensial kimiawi yaitu pasien kurang patuh
menggunakan APD dan tidak membersihkan diri setelah
mengaplikasikan herbisida, sehingga herbisida dapat
tertelan dan terinhalasi.
 Berdasarkan diagram fishbone dapat ditemukan akar sebab
yang memungkinkan terjadinya penyakit akibat kerja pada
kasus ini yaitu faktor man (ketidak patuhan dalam
mengenakan APD dan pasien tidak membersihkan diri
setelah bekerja).
Saran
 Edukasi kepada pekerja mengenai pentingnya
menggunakan APD dan membersihkan diri setelah
pengaplikasian herbisida.
 Edukasi tentang bahaya herbisida terhadap tubuh
DAFTAR PUSTAKA

Terlampir
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai