Pembimbing
dr. Evi Maiselma
dr.Nano Sutrisno
dr. Galuh Yulianita
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis teraba di linea axila anterior sinistra ICS V
Perkusi : Batas atas jantung linea parasternal sinistra ICS III
Batas kanan jantung linea parasternal dextra ICS IV
Batas kiri jantung linea axillaris anterior sinistra ICS V
Auskultasi : bunyi jantung I-II regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : perut datar, massa (-)
Palpasi : nyeri tekan (+) epigastrium, hepar dan lien
tidak teraba
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus (+) normal
Flank Area
Inspeksi : Simetris
Palpasi : Nyeri tekan (-)
Perkusi : Nyeri ketuk Costo Vertebrae (-)
Genitalia Eksterna
Tidak dilakukan pemeriksaan
Saraf dan otot : DBN
Ekstremitas : DBN
Diagnosa klinis/kerja:
Intoksikasi organofosfat ec herbisida
Diagnosis Banding :
Intoksikasi organoklorin
Dispepsia
Pemeriksaan Anjuran :
Pemeriksaan enzim cholineterase
Kategori Kesehatan
Kondisi kesehatan mengganggu kemampuan fisik dalam proses kerja
Penatalaksanaan
Non Medikamentosa
Edukasi prosedur mengaplikasian herbisida
Medikamentosa
Antasida 2 x 200 mg
PCT 3 x 500 mg
Vit B6 3 x 100 mg
Prognosis
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
PEMBAHASAN
Anamnesis Okupasi
Potensial Hazard
Penyebab Masalah
Prioritas Masalah
Intoksifikasi Herbisida
Herbisida adalah senyawa atau material yang disebarkan
pada lahan pertanian untuk menekan atau memberantas
tumbuhan yang menyebabkan penurunan hasil (gulma).
Jenis-jenis herbisida : Senyawa Chlorophenoxy, Derivat
Bypiridil, Chloroacetanilides, Phosponomethyl amino
acids,
Intoksifikasi Herbisida dapat masuk melalui: inhalasi,
oral, kulit atau mata absorbsi lambung dan usus
didistribusi ke ginjal, hati, traktus gastrointestinal dan
sistem saraf pusat dan perifer.
Intoksifikasi Herbisida
Iritatif
Gangguan sistem pernapasan dan kardiovaskuler.
Gangguan sistem saraf
Gangguan metabolisme tubuh
Kerusakan sel-sel darah.
Intoksifikasi Herbisida
Gejala Klinis : Paparan Akut dan Kronis.
Paparan Akut :
sistem gastrointestinal: mual, nyeri perut, diare.
sistem musculoskeletal : kaku pada kaki, kedutan dan
spasme otot, fibrilasi otot bahkan rabdomiolisis.
sistem saraf pusat : depresi sistem saraf pusat, ataksia,
miosis dan paralisis yang dapat berujung pada koma.
sistem kardiovaskular : takikardi dan disritmia jantung.
Ginjal : kerusakan glomerulus , albuminuria,
hemoglobinuria dan asidosis metabolic .
Intoksifikasi Herbisida
Paparan secara kronis :
Disfungsi hati (seperti porfiria ) dan neurotoksisitas.
Perubahan atau mutasi pada sel-sel tubuh (bersifat
karsiogenik)
Tata Laksana
Pencegahan
Proteksi pernapasan
Dekontaminasi kulit dan mata
Dekontaminasi gastrointestinal
Pemberian cairan intravena
Diuresis
Pemeriksaan klinik lanjut
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan :
Setiap tempat kerja selalu mengandung berbagai
potensi bahaya yang dapat mempengaruhi
kesehatan tenaga kerja atau dapat menyebabkan
timbulnya penyakit akibat kerja.
Menurut peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi nomor PER. 01/MEN/1981 (pasal 1)
penyakit akibat kerja adalah setiap penyakit yang
disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja.
Faktor penyebab Penyakit Akibat Kerja yaitu faktor
fisik, biologis, fisiologis/ergonomis dan mental
psikologis dan dari faktor penyebab tersebutlah
dapat digolongkan apa saja penyakit akibat kerja
Kesimpulan
Pestisida merupakan zat kimia yang umumnya bersifat
beracun yang berguna untuk membasmi jasad pengganggu
tanaman berupa hama, penyakit maupun gulma dimana
salah satunya ialah herbisida. Keracunan pestisida pada
manusia biasanya didominasi oleh herbisida. Keracunan
herbisida bersifat akut dan kronik.
Bahaya potensial yang muncul pada kasus ini adalah
bahaya potensial kimiawi yaitu pasien kurang patuh
menggunakan APD dan tidak membersihkan diri setelah
mengaplikasikan herbisida, sehingga herbisida dapat
tertelan dan terinhalasi.
Berdasarkan diagram fishbone dapat ditemukan akar sebab
yang memungkinkan terjadinya penyakit akibat kerja pada
kasus ini yaitu faktor man (ketidak patuhan dalam
mengenakan APD dan pasien tidak membersihkan diri
setelah bekerja).
Saran
Edukasi kepada pekerja mengenai pentingnya
menggunakan APD dan membersihkan diri setelah
pengaplikasian herbisida.
Edukasi tentang bahaya herbisida terhadap tubuh
DAFTAR PUSTAKA
Terlampir
TERIMAKASIH