Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dokter gigi yang sehat merupakan salah satu komponen yang

paling penting dalam kesuksesan praktek dokter gigi. Dokter gigi dalam

menjalankan profesinya akan menghabiskan waktu yang lama dengan

posisi statis, karena berhubungan dengan pekerjaannya yang melakukan

pemeriksaan dan perawatan gigi dan mulut pasien. Saat melakukan

pemeriksaan dan perawatan gigi dan mulut pada umumnya dokter gigi

mempunyai posisi tangan dan bahu yang tetap stabil dalam waktu yang

cukup lama, sehingga dapat berakibat cedera antara lain pada leher, bahu

atau pada tulang punggung. Hal ini tentu saja dapat menimbulkan risiko

bagi kesehatan kerja bagi tubuh dalam konteks ergonomi (Wijaya, dkk.,

2011).
Departemen Kesehatan Republik Indonesia menyatakan bahwa

40,5% pekerja memiliki keluhan gangguan kesehatan yang berhubungan

dengan pekerjaannya seperti, gangguan musculoskeletal sebanyak 16,0%,

gangguan kardiovaskular sebanyak 8,0%, gangguan saraf sebanyak 6,0%,

gangguan kulit sebanyak 1,3%, dan gangguan telinga hidung tenggorokan

sebanyak 1,0% (Wijaya, dkk., 2011). Menurut Hayes (2009) melakukan

tinjauan terhadap 95 laporan dan penelitian mengenai risiko

musculoskeletal dokter gigi di 8 negara mulai dari Amerika Serikat hingga

Thailand dengan kesimpulan keluhan musculoskeletal dialami oleh

1
2

responden dengan rentang 64% - 93% sampel. Bagian tubuh yang sering

mengalami keluhan antara lain punggung 36,3% - 60,1%, leher 19,8% -

85%, dan tangan 60% - 69,5%. Ini menunjukkan bahwa masalah

musculoskeletal dalam profesi ini adalah masalah global yang harus

ditangani. Menurut Agusdianti, dkk (2017) menemukan gejala

ketidaknyamanan bagi pekerja gigi terjadi pada pergelangan tangan /

tangan (69,5%), leher (68,5%), punggung atas (67,4%), pinggang (56,8%)

dan bahu (60,0%).


Menurut ILO (International Labour Organization) tahun 2013,

setiap tahun terjadi 2,3 juta kematian yang disebabkan oleh kecelakaan

kerja dan penyakit akibat kerja. Data tersebut juga menyebutkan bahwa 2

juta kematian terjadi disebabkan oleh penyakit akibat kerja. Menurut

Departemen Kesehatan RI tahun 2013, di Indonesia terdapat 428.844

kasus penyakit akibat kerja. Selain penyakit akibat kerja, masalah

kesehatan lain pada pekerja yang perlu mendapat perhatian antara lain

ketulian, gangguan musculoskeletal, gangguan reproduksi, penyakit jiwa,

sistem syaraf dan sebagainya.


Gangguan musculoskeletal sering terjadi pada praktisi kesehatan,

hal ini terjadi karena akibat posisi tubuh sewaktu bekerja kurang

ergonomis dan terjadi dalam waktu yang lama serta berulang-ulang. Di

antara praktisi kesehatan yang rentan dalam menghadapi adanya ancaman

gangguan musculoskeletal adalah dokter gigi. Secara umum jenis

pekerjaan dokter gigi ditandai dengan adanya posisi tubuh yang statis dan

kaku dalam melakukan perawatan terhadap pasien. Posisi tubuh seperti ini
3

menyebabkan dokter gigi yang berpraktik sering mengalami rasa sakit atau

rasa tidak nyaman di daerah leher, bahu dan tulang punggung sehingga

dapat mengakibatkan antara lain gangguan musculoskeletal yang berupa

nyeri punggung bagian bawah (Lely dan Anorital, 2012).


Kota Kediri merupakan tempat yang dipilih peneliti. karena belum

pernah dilakukan penelitian tentang keluhan musculoskeletal pada dokter

gigi ditinjau dari masa kerja di kota kediri, tempatnya mudah dijangkau

oleh peneliti, dan dari fasilitas segi alat dan bahan lebih lengkap.

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang keluhan musculoskeletal pada dokter gigi ditinjau dari

masa kerja di Kota Kediri.

B. Rumusan Masalah

Bagaimanakah keluhan musculoskeletal pada dokter gigi ditinjau dari

masa kerja

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui keluhan

musculoskeletal pada dokter gigi ditinjau dari masa kerja di Kota Kediri

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui masa kerja yang mempengaruhi keluhan

musculoskeletal pada dokter gigi di Kota Kediri


4

b. Untuk mengetahui letak keluhan musculoskeletal pada dokter gigi di

Kota Kediri

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Diharapkan sebagai bahan masukan pada semua dokter gigi untuk

mengetahui keluhan musculoskeletal ditinjau dari masa kerja

b. Diharapkan menjadi bahan evaluasi bagi semua dokter gigi untuk

melakukan perbaikan-perbaikan dalam sistem manajemen keselamatan

dan kesehatan kerjanya

2. Manfaat Aplikatif

Hasil penelitian dapat menjadi sumber informasi, wawasan, dan

pengetahuan akan pengaruh masa kerja terhadap keluhan musculoskeletal

di Kota Kediri

Anda mungkin juga menyukai