Anda di halaman 1dari 24

A.

Pengertian Nutrisi Ibu Hamil


Menurut para ahli medis pengertian nutrisi adalah berikut ini:
1. Nutrisi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh agar bisa
menjalankan fungsi nutrisi tersebut sebagai sumber energi. Energi
inilah yang akan membuat makhluk hidup bisa melakukan aktivitas
dan kegiatan sehari- harinya.
2. Nutrisi adalah kebutuhan utama bagi pasien yang mengalami
malnutrisi, pasien yang mengalami kritis nutrisi enteral.
3. Nutrisi merupakan sebuah proses yang terjadi pada tubuh manusia
dimana tubuh manusia memerlukan makanan dalam pembentukan energi
dan sumber kekuatan.
4. Nutrisi adalah zat energi yang dibutuhkan dalam mempertahankan
kesehatan, menjaga pertumbuhan dan juga membuat organ bisa
menjalankan tugasnya secara normal.
Jadi, nutrisi ibu hamil adalah kebutuhan zat gizi bagi seorang ibu pada
saat hamil. Zat gizi sendiri menurut Almatsier (2009) merupakan ikatan kimia
yang diperlukan tubuh agar bisa menjalankan fungsinya, yaitu menghasilkan
energy, membagun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses
kehidupan.
Nutrisi atau asupan seorang ibu disaat hamil sangat menentukan status gizi
ibu hamil tersebut. Menurut Almatsier (2009), status gizi sendiri dapat diartikan
sebagai keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-
zat gizi, dapat dibedakan menjadi status gizi buruk, kurang, baik, dan lebih.
Berdasarkan pengertian status gizi tersebut status gizi ibu hamil berarti keadaan
tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi sewaktu
hamil.
Status gizi ibu hamil sangat mempengaruhi pertumbuhan janin dalam
kandungan, apabila status gizi ibuburuk dalam kehamilan akan mengakibatkan
terhambatnya otak janin, abortus, dan sebagainya. Jadi pemantauan gizi ibu
hamil sangatlah diperlukan. (Sri Mulyani, dkk. 2013)

1
B. Nutrisi yang Diperlukan Bagi Ibu Hamil
Masa hamil adalah masa penting untuk pertumbuhan oprimal janin dan
persiapan persalinan. Oleh karena penambahan zat-zat gizi berguna untuk:
kesehatan ibu hamil, pertumbuhan janin, saat persalinan, persiapan menyusui
dan tumbuh kembang bayi. Pada dasarnya menu makanan ibu hamil, tidak
banyak berbeda dari menu sebelum hamil. Oleh karena itu, diharapkan tidak
ada kesulitan dalam pengaturan menu selama hamil. Selama hamil calon ibu
memerlukan lebih banyak zat gizi daripada wanita yang tidak hamil, karena
makanan ibu hamil dibutuhkan untuk dirinya dan janin yang dikandungnya,
bila makanan ibu terbatas janin akan tetap menyerap persediaan makanan ibu
sehingga ibu menjadi kurus, lemah, pucat, gigi rusak, rambut rontok, dan lain-
lain (Lestari, 2013).
Asupan gizi sangat menentukan kesehatan ibu hamil dan janin yang
dikandungnya. Kebutuhan gizi pada masa kehamilan akan meningkat sebesar
15% dibandingkan dengan kebutuhan wanita normal. Peningkatan gizi ini
dibutuhkan untuk pertumbuhan rahim (uterus), payudara (mammae), volume
darah, plasenta, air ketuban dan pertumbuhan janin. Makanan yang
dikonsumsi oleh ibu hamil akan digunakan untuk pertumbuhan janin
sebesar 40% dan sisanya 60% digunakan untuk pertumbuhan ibunya
(Sitanggang, 2013).
Secara normal, ibu hamil akan mengalami kenaikan berat badan sebesar
11-13 kg. Hal ini terjadi karena kebutuhan asupan makanan ibu hamil
meningkat seiring dengan bertambahnya usia kehamilan. Asupan makanan
yang dikonsumsi oleh ibu hamil berguna untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin, mengganti sel-sel tubuh yang rusak atau mati, sumber
tenaga, mengatur suhu tubuh dan cadangan makanan (Sitanggang, 2013).
Makanan dengan gizi seimbang adalah makanan yang cukup
mengandung karbohidrat dan lemak sebagai sumber zat tenaga, protein
sebagai sumber zat pembangun, serta vitamin dan mineral sebagai zat
pengatur. Kebutuhan nutrien akan meningkat selama hamil, namun tidak
semua kebutuhan nutrien meningkat secara proporsional (Lestari, 2013).

2
Untuk pertumbuhan janin yang memadai diperlukan zat-zat makanan yang
adekuat, dimana peranan plasenta besar artinya dalam transfer zat-zat makanan
tersebut. Pertumbuhan janin yang paling pesat terutama terjadi pada stadium akhir
kehamilan. Misalnya pada akhir bulan ketiga kehamilan berat janin hanya sekitar
30 g dan kecepatan maksimum pertumbuhan janin terjadi pada minggu 32-38.
Sehingga dibutuhkan lebih banyak zat-zat makanan pada stadium akhir kehamilan
tersebut (Soetjiningsih, 1995).
a. Karbohidrat
Janin mempunyai sekitar 9 g karbohidrat pada minggu ke 33 kehamilan, dan
pada waktu lahir meningkat menjadi 34 g. konsentrasi glikogen pada hati dan
otot-otot skelet meningkat pada akhir kehamilan.
Metabolisme karbohidrat ibu hamil sangat kompleks, karena terdapat
kecenderungan peningkatan ekskresi dextrone dalam urine. Hal ini ditunjukkan
oleh frekuensi glukosuria ibu hamil yang relatif tinggi dan adanya glukosuria pada
kebanyak wanita hamil setelah mendapat 100 gram dextrose per oral. Normalnya,
pada wanita hamil tidak terdapat glukosa. Kebutuhan karbohidrat lebih kurang
65% dari total kalori sehingga perlu penambahan.
b. Protein
Transport protein melalui plasenta terutama asam amino, yang kemudian
disintesis oleh fetus menjadi protein jaringan. Protein dibutuhkan untuk
pertumbuhan janin, uterus, payudara, hormon, penambahan cairan darah ibu, dan
persiapan laktasi. Kebutuhan protein adalah 9 gram/hari. Sebanyak 1/3 dari
protein hewani mempunyai nilai biologis tinggi. Kebutuhan protein untuk fetus
adalah 925 gram selama 9 bulan. Efisiensi protein adalah 70%. Terdapat protein
loss di urine +30%. WHO menganjurkan intake protein untuk ibu hamil sekitar
1,01 g/kg. BB/hari dan kalori sekitar 46 kkal/kg.BB/hari untuk rata-rata wanita
dengan berat badan 55 kg.
Oleh karena itu tiap-tiap negara dapat membuat rekomendasi yang khusus
yang sesuai dengan pola makanan di negara tersebut dan keadaan masyarakatnya.
Jumlah protein yang dianjurkan dalam diet harus disesuaikan dengan nilai hayati
protein yang dimakan. Makin rendah nilai hayati protein, makin besar jumlah
protein dalam diet yang diperlukan. Nilai hayati protein, makin besar jumlah

3
protein dalam diet yang diperlukan. Nilai hayati protein nabati lebih rendah dari
protein hewani.
c. Lemak
Selama hamil, terdapat lemak sebanyak 2-2,5 kg dan peningkatan terjadi
mulai bulan ke-3 kehamilan. Penambahan lemak tidak diketahui, namun
kemungkinan dibutuhkan untuk proses laktasi yang akan datang.
Sebagian besar dari 500 g lemak tubuh janin ditimbun antara minggu 35-40
kehamilan. Pada stadium awal kehamilan tidak ada lemak yang ditimbun kecuali
lipid esensial dan fosfolipid untuk pertumbuhan susunan saraf pusat (SSP) dan
dinding sel saraf. Sampai pertengahan kehamilan hanya sekitar 0,5% lemak dalam
tubuh janin, setelah itu jumlahnya meningkat, mencapai 7,8% pada minggu ke-34
dan 16% sebelum lahir. Pada bulan terakhir kehamilan sekitar 14 g emak per hari
ditimbun. Transport asam lemak melalui plasenta sekitar 40% dari lemak ibu,
sisanya disintesa oleh janin. Baik lemak maupun protein meningkat dengan cepat
pada tiga bulan terakhir kehamilan bersamaan dengan meningkatnya BB janin.
Sebagian besar lemak ditimbun pada daerah subkutan, oleh karena itu pada bayi
atern 80% jaringan lemak tubuh terdapat pada jaringan subkutan.
d. Zat Besi (Fe)
Dibutuhkan untuk pembentukan Hb, terutama hemodilusi, pemasukan harus
adekuat selama hamil untuk mencegah anemia.wanta hamil memerlukan 800 mg
atau 30-50 gram/hari. Anjuran maksimal: penambahan mulai awal kehamilan,
karena pemberian yang hanya pada trisemester III tidak dapat mengejar kebutuhan
ibu/fetus dan juga untuk cadangan fetus. Kebutuhan zat besi meningkat sehingga
dibutuhkan tambahan 700-800 mg atau 30-60 mg perhari yang didapat dari
suplemen untuk mengganti penggunaan zat besi oleh sum-sum tulang, fetus, dan
plasenta. Ibu hamil yang mengalami anemia akibat kekurangan zat besi akan
berdampak meningkatnya aborsi spontan, kelahiran dini, rendahnya berat badan
bayi saat dilahirkan (BBLR), kematian bayi saat dilahirkan, dan kematian bayi
sebelum dilahirkan. Sumber zat besi diperoleh dari hati, sumsum tulang, telur,
daging, ikan, ayam, dan sayuran berwarna hijau tua.

4
e. Kalsium (Ca)
Kebutuhan kalsium pada ibu hamil mengalami peningkatankarena terjadinya
peningkatan pergantian tulang (turn over), penurunan penyerapan kalsium, dan
retensi kalsium karena adanya perubahan hormonal. Kalsium diperlukan untuk
pertumbuhan tulang dan gigi, vitamin D membantu penyerapan kalsium,
kebutuhan 30-40 g/hari untuk janin, wanita hamil perlu tambahan 600 mg/hari dan
total kebutuhan ibu hamil selama kehamilan adalah 1200 mg/hari. Kalsium dapat
diperoleh dengan mengonsumsi susu, keju, ikan teri, rebon kering, kacang kedelai
kering atau basah, dan brokoli segar.
f. Asam Folat
Asam folat digunakan untuk pertumbuhan janin dan erythropoiesis ibu
sehingga kebutuhan asam folat pada ibu hamil akan menigkat. Anemia akibat
kekurangan asam folat disebut anemia megaloblastik yang akan menyebabkan
kekurangan oksigen. Bila hal ini berlangsung lama akan berdampak pada
kerusakan oragna-organ tubuh. Rendahnya kadar asam folat pada wanita hamil
menyebabkan kelahiran cacat, gangguan saraf, atau gangguan perkembangan
kecerdasan (retardasi mental). Kebutuhan asam folat pada wanita hamil sebanyak
280 µg per hari selama kehamilan trisemester I, 660 ug pada trisemester II, dan
470 ug per hari pada trisemester III bisa didapat dari sayuran hijau, hati, dan
ayam.
g. Kolin
Kolin merupakan salah satu vitamin B kompleks yang dibutuhkan oleh ibu
hamil, terutama pada minggu kedelapan belas kehamilan. Vitamin ini dapat
meningkatkan kemampuan bayi untuk membentuk hubungan antarneuron yang
sedang tumbuh pesat. Kolin bisa didapat dari kuning telur, daging tanpa lemak,
ragi, kedelai, hati, otak, ginjal, dan jantung.
h. Vitamin E
Vitamin E berfungsi sebagai anti-oksidan yang dapat melindungi tubuh dari
radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan kromosom atau jaringan sel
bayi, terutama paling rawan terjadi pada tahap-tahap awal kehamilan. Vitamin E
dapat ditemukan pada gandum, sayuran hijau, biji-bijian, kedelai, minyak biji
kapas, dan minyak jagung.

5
i. Vitamin A
Kebutuhan ibu hamil akan vitamin A harus dipenuhi yaitu sekitar 500 SI.
Kekurangan vitamin A selama kehamilan dapat menyebabkan bayi prematur dan
perlambatan pertumbuhan janin serta rendahnya berat badan bayi saat dilahirkan.
Dampak negatif kekurangan vitamin A dapat dicegah dengan mengonsumsi hati,
susu, ikan laut, sayuran, dan buah berwarna hijau atau kuning.
j. Vitamin B1
Kekurangan vitamin B1 akan meingkatkan jumlah kasus kelahiran sebelum
waktunya dan gangguan perkembangan janin. Vitamin B1 bisa dipenuhi
kebutuhannya dengan mengonsumsi biji-bijian, kacang-kacangan, padi-padian,
dan daging.
k. Iodine
Iodine adalah salah satu mineral yang dibutuhkan ibu hamil. Penambahan
kebutuhan iodine pada masa kehamilan adalah 25 µg. kekurangan iodine pada
masa kehamilan akan mengakibatkan kretin (tubuh kerdil) yang ditunjukkan
dengan adanya gangguan mental dan fisik menyerupai karakteristik anak yang
mengalami down syndrome. Bahan makanan sumber iodine adalah garam dapur
yang sudah difortifikasi (diperkaya) iodine, bahan makanan yang berasal dari laut,
serta tumbuhan yang hidup dekat pantai.
l. Zinc (Seng)
Kebutuhan ibu hamil akan zinc (seng) meningkat 5 mg karena tingkat zinc
yang rendah akan menyebabkan kenaikan tingkat kelahiran tidak normal. Zinc
berperan untuk meningkatkan sistem imun dan memperbaiki fungsi organ perasa
(penglihatan, penciuman, dan pengecap). Sumber zinc dapat diperoleh dari
daging, hati, telur, ayam, seafood, susu, dan kacang-kacangan.

6
2.2.1 Contoh Pengaturan Makan Sehari untuk Ibu Hamil
Bahan Makanan Trimester I Trimester II dan III
Nasi/ Penukar 3 ¼ gelas 3 ½ gelas
Daging/penukar 2 ½ potong 2 ½ potong
Tempe/ Penukar 5 potong 5 potong
Sayur 3 gelas 3 gelas
Buah 2 potong 2 potong
Minyak 2 sdm 2 sdm
Kacang Hijau 2 ½ sdm 2 ½ sdm
Susu 2 ½ sdm 2 ½ sdm
Tepung sarikedelai - 4 sdm
Gula 1 sdm 1 sdm
Nilai Gizi Trimester I Trimester II dan III
Energi 2095,8 kal 2164,5 kal
Protein 79,5 gram 82,5 gram
Lemak 57 gram 65 gram
Karbohidrat 273,8 gram 275 gram
Vitamin C 70 mg 70 mg
Zat Besi 31 mg 31 mg
sumber: Direktorat Bina Gizi. 2011. Makanan Sehat Ibu Hamil. Kementrian
Kesehatan RI.
2.2.2 Contoh Menu Sehari untuk Ibu Hamil
Berikut ini contoh menu makanan untuk ibu hamil dalam sehari menurut
Direktorat Bina Gizi, Kemenkes (2011)
Pagi:
 Nasi
 Ayam Goreng bumbu lengkuas
 Pepes Tahu
 Oseng-oseng jagung muda + wortel
 Susu
Jam 10.00: Bubur Kacang Hijau

7
Siang:
 Nasi
 Sop Sayuran
 Ikan balado
 Kripik Tempe
 Jeruk
Jam 16.00: Selada buah
Malam:
 Nasi
 Telur Balado
 Perkedel Tahu
 Tumis Tauge + Baso
 Pisang
2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nutrisi Ibu Hamil
Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk ibu
hamil. Status gizi juga didefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh
keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrient. Gizi ibu hamil adalah
makanan sehat dan seimbang yag harus dikonsumsi ibu selama masa
kehamilannya, dengan porsi dua kali makan orang yang tidak hamil (Sitanggang,
2013).
Kesehatan ibu hamil dapat terwujud dengan berperilaku hidup sehat selama
kehamilan yaitu merawat kehamilan dengan baik melalui asupan gizi yang baik,
memakan tablet zat besi, melakukan senam hamil, perawatan jalan lahir,
menghindari merokok dan makan obat tanpa resep. Melakukan kunjungan
minimal empat kali untuk mendapat informasi dari petugas kesehatan tentang
perawatan yang harus dilakukan (Gulardi H, 2006 dalam Sitanggang, 2013).
Beberapa faktor yang mempengaruhi nutrisi ibu hamil adalah (Sitanggang,
2013):
A. Faktor Langsung
Nutrisi secara langsung dipengaruhi oleh asupan makanan dan penyakit,
khususnya penyakit infeksi. Faktor-faktor tersebut meliputi:

8
(1) Keterbatasan ekonomi, yang berarti tidak mampu membeli bahan makanan
yang berkualitas baik, sehingga mengganggu pemenuhan gizi.
(2) Produk pangan, dimana jenis dan jumlah makanan di negara tertentu atau
daerah tertentu biasanya berkembang dari pangan setempat untuk jangka
waktu yang panjang sehingga menjadi sebuah kebiasaan turun-temurun.
(3) Sanitasi makanan (penyiapan, penyajian, penyimpanan) hendaknya jangan
sampai membuat kadar gizi yang terkandung dalam bahan makanan menjadi
tercemar atau tidak higienis dan mengandung kuman penyakit.
(4) Pembagian makanan dan pangan masyarakat Indonesia umumnya masih
dipengaruhi oleh adat atau tradisi. Misalnya, masih ada kepercayaan bahwa
ayah adalah orang yang harus diutamakan dalam segala hal termasuk
pembagian makanan keluarga.
(5) Pengetahuan gizi yang kurang, prasangka buruk pada bahan makanan tertentu,
salah persepsi tentang kebutuhan dan nilai gizi suatu makanan dapat
mempengaruhi status gizi seseorang.
(6) Pemenuhan makanan berdasarkan pada makanan kesukaan saja akan berakibat
pemenuhan gizi menurun atau berlebih.
(7) Pantangan pada makanan tertentu, sehubungan dengan makanan yang
dipandang pantas atau tidak untuk dimakan. Tahayul dan larangan yang
beragam didasarkan pada kebudayaan daerah yang berlainan. Misalnya, ada
sebagian masyarakat yang masih percaya ibu hamil tidak boleh makan ikan.
(8) Selera makan juga akan mempengaruhi dalam pemenuhan kebutuhan gizi.
Selera makan dipicu oleh sistem tubuh (misal dalam keadaan lapar) atau pun
dipicu oleh pengolahan serta penyajian makanan.
(9) Suplemen Makanan. Ada beberapa suplemen makanan yang biasanya
diberikan untuk ibu hamil, antara lain:
a) Tablet Tambah Darah (TTD) yang mengandung zat besi (Fe) yang dapat
membantu pembentukan sel darah merah yang berfungsi sebagai
pengangkut oksigen dan zat nutrisi makanan bagi ibu dan janin. TTD
mengandung 200 mg ferrosulfat yang setara dengan 60 mg besi elemental
dan 0,25 mg asam folat. Tablet Tambah Darah diminum satu tablet tiap
hari di malam hari selama 90 hari berturut-turut, karena pada sebagian ibu

9
yang hamil merasakan mual, muntah, nyeri pada lambung, diare, dan
susah buang air besar. Usaha lain untuk menambah asupan zat besi adalah
daging segar, ikan, telur, kacangkacangan, dan sayuran segar yang
berwarna hijau tua.
b) Kalsium merupakan zat yang dibutuhkan untuk perkembangan tulang dan
gigi bayi, jika asupan kalsium kurang maka kebutuhan kalsiun diambil
dari tulang ibu. Kebutuhan akan 6 kalsium bagi ibu hamil adalah 950 mg
tiap harinya. Asupan Kalsium bisa didapat dari minum susu, ikan, udang,
rumput laut, keju, yoghurt, sereal, jus jeruk, ikan sarden, kacangkacangan,
biji-bijian, dan sayur yang berwarna hijau gelap.
c) Vitamin juga diperlukan untuk menjaga kesehatan ibu yang hamil.
Beberapa vitamin ibu hamil yang dibutuhkan adalah vitamin C (80 mg)
yang berfungsi untuk membantu penyerapan zat besi, vitamin A (6000
IU), vitamin D (4 mcg). Vitamin ini dapt diperoleh dari cabe merah,
mangga, pepaya, wortel, ubi, aprikot, dan tomat.
B. Faktor Tidak Langsung
(1) Pendidikan keluarga. Faktor pendidikan dapat mempengaruhi kemampuan
menyerap pengetahuan tentang gizi yang diperolehnya melalui berbagai
informasi.
(2) Faktor budaya. Masih ada kepercayaan untuk melarang memakan makanan
tertentu yang jika dipandang dari segi gizi, sebenarnya sangat baik bagi ibu
hamil.
(3) Faktor fasilitas kesehatan. Fasilitas kesehatan sangat penting untuk
menyokong status kesehatan dan gizi ibu hamil, dimana sebagai tempat
masyarakat memperoleh informasi tentang gizi dan informasi kesehatan
lainnya, bukan hanya dari segi kuratif, tetapi juga preventif dan rehabilitatif.

2.4 Akibat Gangguan Gizi pada Pertumbuhan Janin


Kecukupan gizi bagi ibu hamil sangat penting. Bila gizi ibu kurang, tumbuh
kembang janin akan terganggu, terlebih bila keadaan gizi ibu pada masa sebelum
hamil telah buruk pula. Keadaan ini dapat mengakibatkan abortus, Bayi lahir
prematur, atau bahkan bayi lahir mati. Pada saat persalinan dapat mengakibatkan
persalinan lama, perdarahan, infeksi dan kesulitan lain yang mungkin memerlukan

10
pembedahan. Berikut berbagai contoh akibat defisiensi gizi pada janin
(Soetjiningsih, 1995):

a. Kekurangan energi dan protein (KEP)


Meskipun kenaikan berat badan ibu kecil selama trisemester I kehamilan,
namun sangat penting artinya karena pada waktu inilah janin dan plasenta
dibentuk. Kegagalan kenaikan berat badan ibu pada trisemester I dan II akan
meningkatkan bayi BBLR. Hal ini disebabkan adanya KEP akan mengakibatkan
ukuran plasenta kecil dan kurangnya suplai zat-zat makanan ke janin. Bayi BBLR
mempunyai resiko kematian lebih tinggi dari pada bayi cukup bulan. Kekurangan
gizi pada ibu lebih cenderung mengakibatkan BBLR atau kelainan yang bersifat
umum daripada menyebabkan kelainan anatomik yang spesifik. Kekurangan gizi
pada ibu yang lama dan berkelanjutan selama masa kehamilan akan berakibat
lebih buruk pada janin daripada malnutrisi akut.
Pada saat ini dikembangkan penelitian tentang mekanisme selular
pertumbuhan organ-organ tubuh, yaitu dengan cara mengukur banyaknya DNA
dari organ berbagai indeks dari banyaknya sel dan kandungan protein untuk
indeks dari besarnya sel. Pertumbuhan organ tubuh pada awalnya dimulai dengan
pembelahan sel, kemudian diikuti dengan pembesaran sel. Kalau terdapat
gangguan gizi pada saat pembelahan sel, maka secara bermakna akan
mempengaruhi besarnya organ, dimana perubahan ini tidak bisa normal kembali.
Akibat lain dari KEP adalah kerusakan struktur SSP terutama pada tahap
pertama pertumbuhan otak (hyperplasia) yang terjadi selama dalam kandungan.
Dikaitkan bahwa masa rawan pertumbuhan sel-sel saraf adalah trisemester III
kehamilan sampai sekitar dua tahun setelah lahir. Kekurangan gizi pada masa dini
dari perkembangan otak akan menghentikan sintesis protein dan DNA. Akibatnya
adalah berkurangnya pertumbuhan otak, sehingga lebih sedikit sel-sel otak yang
berukuran normal. Dampaknya akan terlihat pada struktr dan fungsi otak pada
masa kehidupan mendatang, sehingga berpengaruh pada intelektual anak.
Pemberian suplementasi makanan kepada ibu hamil akan mengurangi kematian
perinatal dan menaikkan berat badan bayi.

11
b. Anemia Gizi
Anemia gizi merupakan masalah gizi dengan prevalensi tinggi pada ibu hamil,
terutama dinegara berkembang. Anemia gizi terjadi akibat kekurangan Fe, asam
folat dan vitamin B12. Anemia gizi dapat mengakibatkan antara lain, kematian
janin di dalam kandungan, abortus, cacat bawaan, BBLR, abruption plasenta,
cadangan zat besi yang berkurang pada bayi-bayi dilahirkan sudah dalam keadaan
anemia. Sehingga mortalitas dan morbiditas ibu dan kehamilan perinatal secara
bermakna lebih tinggi.
c. Defisiensi Yodium
Defisiensi yodium pada ibu hamil dalam trisemester pertama kehamilan
merupakan faktor utama terjadinya kretin endemik. Pemberian yodium pada
wanita didaerah endemik dapat mengurangi angka kejadian kretin endemik.
Akibat lain dari defisiensi yodium bisa mengakibatkan janin diresorpsi, abortus,
lahir mati, atau bayi lahir lemah, masa hamil yang lebih lama atau partus lama.
d. Defisiensi Seng (Zn)
Defisiensi seng selama kehamilan dapat mengakibatkan hambatan pada
pertumbuhan janin, kehamilan serotinus atau partus lama. Bayi yang dilahirkan
dengan defisiensi Zn, gejalanya mungkin baru akan nampak setelah anak berada
dalam masa pertumbuha cepat,
e. Defisiensi Vitamin A
Defisiensi vitamin A pada masa kehamilan akan mengakibatkan
meningkatnya prevalensi prematuritas dan reterdasi janin.
f. Defisiensi Thiamin
Defisiensi thiamin yang berat dapat mengakibatkan penyakit beri-beri
congenital.
g. Defisiensi Kalsium
Defisiensi kalsium pada ibu hamil akan mengakibatkan kelainan struktur
tulang secara menyeluruh pada bayi.

12
C. Perkembangan Janin dalam Kandungan
1) Bulan ke-1
Sperma membuahi ovum, membelah, masuk di uterus dan menempel
pada hari ke-11 (Rochmawati, 2015). Pada minggu pertama hingga
minggu ke-3 sang ibu mungkin belum menyadari bahwa ia mengandung.
Namun pada minggu ke-4, embrio memproduksi hormon kehamilan
(Chorionic Gonadotropin-CG), sehingga apabila Anda melakukan test
kehamilan, hasilnya positif. Janin mulai membentuk struktur manusia.
Saat ini telah terjadi pembentukan otak dan tulang belakang serta
jantung dan aorta (urat besar yang membawa darah ke jantung).
Bagian tubuh embrio yang pertama muncul akan menjadi tulang belakang,
otak, dan saraf tulang belakang. Jantung, sirkulasi darah dan pencernaan
juga sudah terbentuk (Nugroho, 2015).

Gambar 1. (Kiri) Pembuahan (Tengah) Zigot (Kanan) Embrio

2) Bulan ke-2

Panjang janin 250 mm. Jantung mulai memompa darah. Raut muka dan
bagian utama otak dapat terlihat. Terbentuk telinga, tulang dan otot di
bawah kulit yang tipis (Rochmawati, 2015). Pada minggu ke-5,
terbentuk 3 lapisan yaitu ectoderm, mesoderm dan endoderm. Ectoderm
adalah lapisan yang akan membentuk system saraf yang seterusnya
membentuk otak, tulang belakang, kulit serta rambut. Lapisan Mesoderm
akan membentuk organ jantung, buah pinggang, tulang dan organ
reproduktif. Lapisan Endoderm membentuk usus, hati, pankreas dan pundi
kencing. Minggu ke-6, ukuran embrio rata-rata 2-4 mm, jantung bayi
mulai berdetak, sistem pencernaan dan pernafasan mulai dibentuk, pucuk-
pucuk kecil yang akan berkembang menjadi lengan kaki pun mulai
tampak. Minggu ke-
13
7, panjangnya sekitar 5-13 mm dan beratnya 0,8 gram. Pucuk lengan mulai
membelah menjadi bagian bahu dan tangan yang mungil. Jantung dan
paru-paru telah terbagi menjadi ruang-ruang. Minggu ke-8, panjang
kira-kira 14-20 mm, bayi sudah mulai terbentuk diantaranya
pembentukan lubang hidung, bibir, mulut serta lidah. Matanya juga
sudah kelihatan berada dibawah membran kulit yang tipis (Nugroho,
2015).

Gambar 2. Janin 8 Minggu

14
3) Bulan ke-3
Panjang janin 7-9 cm. Tinggi rahim di atas simpisis (tulang kemaluan).
Embrio menjadi janin. Denyut jantung terlihat pada USG. Mulai ada
gerakan. Sudah ada pusat tulang, kuku, ginjal mulai memproduksi
urin (Rochmawati,
2015). Pada minggu ke-9, panjangnya sekitar 22-30 mm dan beratnya
sekitar 4 gram. Minggu ke-10, semua organ penting yang telah
terbentuk mulai bekerjasama. Pertumbuhan otak meningkat dengan
cepat, hampir 250.000 sel saraf baru diproduksi setiap menit. Minggu ke-
11, panjang tubuhnya mencapai sekitar 6,5 cm. Baik rambut, kuku jari
tangan dan kakinya mulai tumbuh. Sesekali di usia ini janin sudah
menguap, janin sudah mulai bisa mengubah posisinya. Minggu ke-12,
panjang fetus 6-7 cm berat 14 gram, jari dan kuku mulai terbentuk, janin
bergerak secara spontan, penyempurnaan seluruh organ tubuh
(Nugroho, 2015)

Gambar 3. Janin 12 minggu

15
4) Bulan ke-4
Panjang janin 10-17 cm. Berat janin 100 gram. Tinggi rahim setengah atas
simpisis – pubis. Sistem muskuloskeletal sudah matang, sistem saraf mulai
melakukan kontrol. Pembuluh darah berkembang cepat. Tangan janin
dapat menggenggam. Kaki menendang aktif. Pankreas memproduksi
insulin. Kelamin luar sudah dapat ditentukan jenisnya (Rochmawati,
2015).
Pada minggu ke-13 (akhir trimester pertama), plasenta berkembang untuk
menyediakan oksigen, nutrisi dan pembuangan sampah bayi. Kelopak
mata bayi merapat untuk melindungi mata yang sedang berkembang.
Janin mencapai panjang 76 mm dan beratnya 19 gram. Minggu ke-14,
kelenjar prostat bayi laki- laki berkembang dan ovarium turun dari
rongga perut menuju panggul. Minggu ke-15, bayi sudah mampu
menggenggam tangannya dan mengisap ibu jari. Kelopak matanya
masih tertutup. Minggu ke-16, bayi telah mempunyai tulang yang kuat
dan mulai bisa mendengar suara (Nugroho, 2015).

Gambar 4. Bayi 16 minggu

5) Bulan ke-5
Panjang janin 18-27 cm. Berat janin 300 gram. Tinggi rahim setinggi
pusat. Verniks melindungi tubuh. Lanugo menutupi tubuh dan menjaga
minyak pada kulit. Terbentuk alis, bulu mata, dan rambut. Janin membuat
jadwal teratur tidur, menelan dan menendang (Rochmawati, 2015).
Pada minggu ke-17, lapisan lemak cokelat mulai berkembang, untuk
menjada suhu tubuh bayi setelah lahir, sidik jari mulai terbentuk. Minggu
ke-18, bayi sudah bisa melihat cahaya yang masuk melalui dinding

16
rahim ibu. Minggu ke-19, tubuh bayi diselimuti vernix caseosa,
semacam lapisan lilin yang melindungi kulit dari luka. Minggu ke-
20, terjadi penyempurnaan jantung dan sistem pernapasan (Nugroho,
2015).

Gambar 5. Bayi 20 minggu


6) Bulan ke-6
Panjang janin 28-34 cm. Berat rahim 600 gram. Tinggi rahim di atas pusat.
Kerangka berkembang cepat. Berkembangnya sistem pernafasan
(Rochmawati,2015).

Pada minggu ke-21, usus bayi telah cukup berkembang sehingga ia sudah
mampu menyerap atau menelan gula dari cairan lalu dilanjutkan melalui
sistem pencernaan manuju usus besar. Gerakan bayi semakin pelan
karena beratnya sudah 340 gram dan panjangnya 20 cm. Minggu ke-22,
perbandingan kepala dan tubuh semakin proporsional. Minggu ke-23,
beratnya hampir 450 gram. Minggu ke-24, paru-paru mulai mengambil
oksigen meski bayi masih menerima oksigen dari plasenta. Untuk
persiapan hidup di luar rahim, paru-paru bayi mulai menghasilkan
surfaktan yang menjaga kantung udara tetap mengembang, kepala masih
terlihat besar, bulu mata dan alis mulai tampak, kulit bayi mulai
menebal (Nugroho, 2015)

Gambar 6. Bayi 24 minggu

17
7) Bulan ke-7

Panjang janin 35-38 cm. Berat rahim 1000 gram. Tinggi rahim antara
pertengahan pusat – prosessus xifodeus. Janin bisa bernafas, menelan dan
mengatur suhu. Terbentuk surfaktan dalam paru-paru. Mata mulai
membuka dan menutup. Bentuk janin dua pertiga bentuk saat lahir
(Rochmawati, 2015).
Pada minggu ke-25, bayi cegukan, ini tandanya ia sedang latihan
bernafas. Ia menghirup dan mengeluarkan air ketuban. Jika air ketuban
yang tertelan terlalu banyak, ia akan cegukan, bagian hidung bayi mulai
berfungsi. Minggu ke-26, aktifitas otaknya yang berkaitan dengan
pendengarannya dan pengelihatannya sudah berfungsi, bunda dapat
memulai memperdengarkan lagu yang ringan dan mencoba untuk
memberi cahaya lebih disekitar perut, mungkin bunda akan merasakan
anggukan kepala si kecil. Minggu ke-27, paru-paru, hati dan sistem
kekebalan tubuh masih harus dimatangkan. Namun jika ia
dilahirkan, memiliki peluang 85% untuk bertahan. Minggu ke-28,
kepalanya sudah mengarah ke bawah (Nugroho, 2015).

Gambar 7. Bayi 28 minggu

18
8) Bulan ke-8
Panjang janin 42,5 cm. Berat rahim 1700 gram. Tinggi rahim dua pertiga
di atas pusat. Simpanan lemak berkembang di bawah kulit.
Janin mulai menyimpan zat besi, kalsium dan fosfor. Kulit merah dan
gerak aktif (Rochmawati, 2015).
Pada minggu ke-29, kelenjar adrenalin bayi mulai menghasilkan hormon,
sensitifitas dari bayi semakin jelas, bayi sudah bisa mengidentifikasi
perubahan suara, cahaya, rasa dan bau. Selain itu otak bayi sudah bisa
mengendalikan nafas dan mengatur suhu badan dari bayi. Minggu ke-30,
beratnya sekitar 1400 gram dan panjangnya 27 cm, cairan ketuban
(amniotic fluid) di rahim bunda semakin berkurang, bayi sudah mulai
memproduksi air mata. Minggu ke-31, aliran darah di plasenta
memungkinkan bayi menghasilkan air seni, apabila diperdengarkan musik,
bayi akan bergerak. Minggu ke-32, panjang fetus 28 cm, berat 1800 gram,
bayi sudah mulai bisa bermimpi, pada usia kehamilan ini biasanya kepala
bayi sudah berada di bawah dan tidak berputar putar lagi (Nugroho, 2015).

Gambar 8. Bayi 32 minggu

19
9) Bulan ke-9
Panjang janin 46 cm. Berat rahim 2500 gram. Tinggi rahim setinggi
prosessus xifodeus. Kulit penuh lemak, organ sudah sempurna
(Rochmawati,2015).
Pada minggu ke-33, bayi telah memiliki wajah, bayi sudah bisa
mengambil nafas dalam-dalam walaupun nafasnya masih di dalam air.
Minggu ke-34, tubuh bunda sedang mengirimkan antibodi melalui darah
bunda ke dalam darah bayi yang berfungsi sebagai sistem kekebalan
tubuhnya dan proses ini akan tetap terus berlangsung bahkan lebih rinci
pada saat bunda mulai menyusui, bayi berada di pintu rahim. Minggu ke-
35, pendengaran sempurna, lemak dari tubuh bayi sudah mulai memadat
pada bagian kaki dan tangannya, lapisan lemak ini berfungsi untuk
memberikan kehangatan pada tubuhnya. Minggu ke-36, kulit bayi sudah
semakin halus dan sudah menjadi kulit bayi (Nugroho, 2015).

Gambar 9. Bayi 36 minggu

20
10) Bulan ke-10

Panjang janin 50 cm. Berat rahim 3000 gram. Tinggi rahim dua jari bawah
prossesus xifodeus. Kepala janin masuk PAP (pintu atas panggul), kuku
panjang, testis telah turun. Kulit halus hampir tidak ada lanugo
(Rochmawati, 2015).
Pada minggu ke-37, kepala bayi turun ke ruang pelvik. Bentuk bayi
semakin membulat dan kulitnya menjadi merah jambu. Rambutnya tumbuh
dengan lebat dan bertambah 5cm. Kuku terbentuk dengan sempurna. Bayi
sudah bisa melihat adanya cahaya diluar rahim. Bayi pada saat ini sedang
belajar untuk mengenal aktifitas harian, selain itu bayi juga sedang belajar
untuk melakukan pernafasan walaupun pernafasannya masih dilakukan di
dalam air. Minggu ke-38 hingga minggu ke-40, proses pembentukan telah
berakhir dan bayi siap dilahirkan (Nugroho, 2015).

Gambar 10. Bayi 40 minggu

21
22
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama

Arta, Dewi. 2010. Kenali 7 Penyebab Bayi Lahir Prematur. (Online),


(http://lifestyle.okezone.com/read/2010/06/24/27/346282/kenali-7-
penyebab-bayi-lahir-prematur) diakses 30 Agustus 2015

Direktorat Bina Gizi. 2011. Makanan Sehat Ibu Hamil. Jakarta: Kementrian
Kesehatan RI

Lestari, Rina. 2013. Pemenuhan Gizi Ibu Hamil. (Online).


http://rinayarina.pun.bz/files/pemenuhan-gizi-ibu-hamil.pdf, diakses 29
Agustus 2015

Maharani, Dian. 2014. Apa Saja Penyebab Bayi Lahir Prematur? (Online),
(http://health.kompas.com/read/2014/09/14/150242523/Apa.Saja.Penyebab.
Bayi.Lahir.Prematur) diakses 30 Agustus 2015

Maharani, Dian. 2015. Lahir Prematur dan Mungil, Tangan Bayi Ini Muat di
Cincin Ayahnya . (Online),
(http://health.kompas.com/read/2015/08/28/120000523/Lahir.Prematur.dan.
Mungil.Tangan.Bayi.ini.Muat.di.Cincin.Ayahnya) diakses 30 Agustus 2015

Mayo Clinic Staff. 2014. Diseases and Conditions Premature Birth (Definition).
(Online), (http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/premature-
birth/basics/definition/con-20020050) diakses 30 Agustus 2015

Mulyani, Sri., Haryanto, Adi. & S, Mamat. 2013. Hubungan Antara Status Gizi
dengan Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil Trimester II di Puskesmas
Bandarharjo Semarang Utara: Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan,
(Online), 1(3), (http://pmb.stikestelogorejo.ac.id/e-
journal/index.php/ilmukeperawatan/article/), diakses 30 Agustus 2015.

Anda mungkin juga menyukai