BAB II RA Inkomplit
BAB II RA Inkomplit
REUMATHOID ATHRITIS
MATARAM
2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang GANGGUAN SISTEM IMUN REUMATHOID
ATHRITIS.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tatabahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
2.2 Etiologi
a. Riwayat keluarga
Apabila terdapat anggota keluarga yang terkena RA, maka beresiko
tinggi terkena RA.
b. Jenis kelamin
Perempuan memiliki resiko 2 sampai 3 kali lebih sering terkena RA
dibandingkan pria.
c. Hormon
Peningkatan hormon juga dapat berpengaruh misalnya gejala RA
meningkat selama kehamilan, wanita yang pernah menggunakan
kontrasepsi oral memiliki penurunan dalam resiko RA. Hal ini
karena adanya perubahan profil hormon, placental
corticotropinreleasing hormone secara langsung menstimulasi
sekresi dehidroepiandrosteron (DHEA) yang merupakan androgen
utama pada wanita yang dikeluarkan oleh sel-sel adrenal fetus.
DHEA merupakan substrat penting dalam sintesis (Th2) dan
menghambat respon imun seluler (Th1). Oleh karena pada
rheumatoid arthritis Th1 lebih dominan sehingga estrogen dan
progesteron memiliki efek yang berlawanan terhadap perkembangan
rheumatoid arthritis.
d. Umur
RA umumnya mulai berkembang pada saat usia 40 – 60 tahun.
Tetapi pada anak kecil bisa juga terjadi yang biasa disebut dengan
Juvenile rheumatoid arthritis.
e. Lingkungan
Perubahan iklim dapat memperburuk gejala pada RA.
f. Merokok
Kebiasaan merokok dapat memicu peningkatan terkena RA dan
kekambuhan pada RA.
2.4 Tanda dan Gejala
Gejala utama rematik biasa terjadi pada otot dan tulang,
termasuk di dalamnya sendi dan otot sendi. Gangguan nyeri yang terus
berlangsung menyebabkan aktivitas sehari-hari terhambat (Purwoastuti,
2009).
Menurut Lukman (2009), ada beberapa manifestasi klinis yang
lazim ditemukan pada klien artritis reumatoid. Manifestasi ini tidak
harus timbul sekaligus pada saat yang bersamaan. Oleh karena itu,
penyakit ini memiliki manifestasi klinis yang sangat bervariasi.
1. Gejala-gejala konstitusional, misalnya lelah, anoreksia, berat badan
menurun, dan demam. Terkadang dapat terjadi kelelahan yang hebat.
2. Poliarhtritis simetris, terutama pada sendi perifer, termasuk sendi-
sendi di tangan, namun biasanya tidak melibatkan sendi-sendi
interfalangs distal. Hampir semua sendi diartrodial dapat terserang.
3. Kekakuan di pagi hari selama lebih dari satu jam, dapat bersifat
generalisata tetapi terutama menyerang sendi-sendi. Kekakuan ini
berbeda dengan kekakuan sendi pada osteoarthritis, yang biasanya
hanya berlangsung selama beberapa menit dan selalu kurang dari
satu jam.
4. Arhtritis erosif, merupakan ciri khas artritis reumatoid pada
gambaran radiologik. Peradangan sendi yang kronik mengakibatkan
erosi di tepi tulang dan dapat dilihat pada radiogram.
b. Kardiovaskuler
Gejala Fenomena Raynaud jari tangan/ kaki (
mis: pucat intermitten, sianosis,
kemudian kemerahan pada jari
sebelum warna kembali normal).
c. Integritas Ego
Gejala Faktor-faktor stres akut/ kronis: mis;
finansial, pekerjaan, ketidakmampuan,
faktor-faktor hubungan. Keputusan dan
ketidakberdayaan ( situasi
ketidakmampuan ). Ancaman pada
konsep diri, citra tubuh, identitas
pribadi ( misalnya ketergantungan pada
orang lain).
d. Hygiene
Gejala Berbagai kesulitan untuk melaksanakan
aktivitas perawatan pribadi.
Ketergantungan.
e. Makanan/ Cairan
Gejala Ketidakmampuan untuk menghasilkan/
mengkonsumsi makanan/cairan
adekuat: mual, anoreksia, kesulitan
untuk mengunyah
Tanda Penurunan berat badan, kekeringan pada
membran mukosa.
f. Neurosensori
Gejala Kebas, semutan pada tangan dan kaki,
hilangnya sensasi pada jari tangan.
Tanda Pembengkakan sendi simetris
g. Nyeri/ kenyamanan
Gejala Fase akut dari nyeri ( mungkin tidak disertai
oleh pembengkakan jaringan lunak pada
sendi ).
h. Keamanan
Gejala Kulit mengkilat, tegang, nodul subkutan,
Lesi kulit, ulkus kaki. Kesulitan dalam
ringan dalam menangani tugas/
pemeliharaan rumah tangga. Demam
ringan menetap Kekeringan pada mata
dan membran mukosa.
i. Interaksi sosial
Gejala : Kerusakan interaksi sosial dengan
keluarga/ orang lain; perubahan
peran; isolasi.
4. Evaluasi
Hasil asuhan keperawatan yang diharapkan adalah sebagai berikut :
a. Terpenuhunya penuruna dan peningkatan adaptasi nyeri
b. Tercapainya fungsi sendi dan mencegah terjadinya deformitas.
c. Tercapainya peningkatan fungsi anggota gerak yang terganggu.
d. Tercapainya pemenuhan perawatan diri.
e. Tercapainya penatalaksanaan pemeliharaan rumah dan mencegah
penyakit degeneratif jangka panjang.
Terpenuhinya pendidikan dan latihan dalam rehabilitasi.
2. Saran
Diharapkan mahasiswa dapat memahami materi yang telah di berikan, dan
dapat menginterpretasikan di dalam melakukan tindakan keperawatan
dalam praktik, khususnya pada klien yang menagalami gangguan sistem
muskuloskeletal, Rheumatoid Arthritis, dan mampu memberikan asuhan
keperawatan pada klien dengan Rheumatoid Arthritis.
DAFTAR PUSTAKA
EGC.
aesculapius.