Anda di halaman 1dari 10

Penanggulangan tenaga :

Yaitu mengontrol variasi ketenagaan antara lain dengan kombinasi jam


dinas tenaga lepas ( flosting) dan pemerataan / leveling tenaga.

Pertukaran dinas dan Rotasi :


Pertukaran dinas merupakan hal yang umum dalam menugaskan staf
ruangan. Namun demikian pertukaran ini dapat menimbulkan stress bagi staf.
Karena manusia membutuhkan waktu adaptasi terhadap perubahan
lingkungan, waktu pagi, siang atau malam. Ritme tubuh membutuhkan waktu
adaptasi. Maka pertukaran dinas/rotasi jarak pendek akan semakin
menimbulkan stress.
Shift yang tetap, membebaskan / mengurangi stress. Peluang untuk
memilih dinas yang cocok dengan pola kehidupan perawat “tanpa merugikan
pelayanan” di ruangan memberikan manfaat :
1. Perawat dapat menyusun pola hidup dalam keluarga, dapat terlibat pada
aktifitas sosial atau melanjutkan/ meningkatkan pengetahuan, sekolah formal,
non formal.
2. Kepala ruang akan lebih mudah mengewaluasi, karena waktu cocok dan
dipilihnya sendiri dan diharapkan dapat bekerja lebih baik.
Rotasi dalam grup / shift tetap bermanfaat agar staf dapat memahami
ruang lingkup kerja dalam shift yang berbeda-beda sehingga dapat
menghargai setiap shift.

Macam-macam Cara Dinas


1. 7 jam/ shift : dengan 6 hari kerja = 40 jam / minggu
2. 8 jam /shift : dengan 5 hari kerja = 40 jam / minggu
3. 10 jam/ shift : dengan 4 hari kerja = 40 jam / minggu

Untuk 10 jam/shift kurang populer di Indonesia, karena negara tropis, kurang


efektif.

5. Perencanaan tenaga
Kegiatan pelayanan keperawatan tergantung pada kualitas dan
kuantitas tenaga keperawatan yang memberikan asuhan kepada
pasien/keluarga di ruang perawatan.
Untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan diperlukan
dukungan sumber daya manusia keperawatan yang mampu mengemban
tugas untuk mempertahankan kualitas pelayanan dan asuhan keperawatan
selama 24 jam terus menerus, serta mampu mengadakan perubahan. Untuk
dapat melaksanakan pernyataan ini, perlu adanya klasifikasi pasien dan
perencanaan tenaga keperawatan, baik jumlah maupun klasifikasi tenaga
keperawatan sesuai dengan sistem pengelolaan tenaga keperawatan yang
ada.

Klasifikasi /Kategori Pasien


Klasifikasi pasien sangat diperlukan sehubungan dengan kebutuhan
akan perawatan selama 24 jam terus menerus, sehingga dapat menentukan
kebutuhan tenaga.
Ada beberapa kategori pasien dan jam perawatan yaitu sbb :
Menurut Althaus et al 1982 dan Kirk 1981:
Level I ( minimal ) = 3,2 jam
Level II ( intermediate ) = 4,4 jam
Level III ( maksimal ) = 5,6 jam
Level IV ( intensif-care ) = 7,2 jam
Menurut Hanson :
Kategori I : Self Care
Biasanya membutuhkan waktu 1 - 2 jam dengan waktu rata-rata
efektif, 1,5 jam / 24 jam.
Kategori II : Minimal Care
Biasanya membutuhkan 3 - 4 jam dengan waktu rata-rata efektif
3,5 jam / 24 jam.
Kategori III : Intermediate Care
Biasanya membutuhkan 5 - 6 jam dengan waktu rata-rata efektif
5,5 jam / 24 jam.

Kategori IV : Modified Intensive Care


Biasanya membutuhkan 7 - 8 jam dengan waktu rata-rata efektif
12 jam / 24 jam.
Kategori V : Intensive Care
Biasanya membutuhkan 10 - 14 jam dengan waktu rata-rata
efektif
12 jam / 24 jam.

Menurut Douglas (1984)


Klasifikasi derajat ketergantungan pasien ada 3 kategori, masing-masing
memerlukan waktu :
perawatan minimal : 1-2 jam / 24 jam
perawatyan intermediet : 3-4 jam/24 jam
perawatan maksimal/total : 5-6 jam/24 jam
Klasifikasi pasien menurut Douglas dengan kriteria sebagai berikut:
1) Perawatan minimal memerlukan waktu 1-2 jam/24 jam, dengan kriteria:
a) Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri.
b) Ambulasi dengan pengawasan.
c) Observasi tanda-tanda vital dilakukan tiap shift.
d) Pengobatan minimal, status psikologi stabil.
e) Persiapan pengobatan memerlukan prosedur
2) Perawatan intermediate memerlukan waktu 3-4 jam/24 jam dengan kriteria:
a) Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu.
b) Observasi tanda-tanda vital tiap 4 jam.
c) Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali.
d) Folley catheter/intake output dicatat.
e) Klien dng pemasangan infus,persiapan pengobatan memerlkan prosedur
3) Perawatan maksimal/total memerlukan waktu 5-6 jam/24jam dengan kriteria :
a) Segalanya diberikan/dibantu.
b) Posisi diatur, observasi tanda-tanda vital tiap 2 jam.
c) Makan memerlukan ngt, menggunakan terapi intravena.
d) Pemakaian suction.
e) Gelisah, disorientasi.

Depkes (2002):
Klasifikasi ketergantungan pasien ada 4 kategori, masing-masing
memerlukan waktu :
asuhan keperawatan minimal : 2 jam / 24 jam
asuhan keperawatan sedang : 3,08 jam/24 jam
asuhan keperawatan agak berat : 4,15 jam/24 jam
asuhan keperawatan maksimal : 6,16 jam/24 jam
Klasifikasi kategori asuhan keperawatan menurut Depkes 2002:
1) Asuhan keperawatan minimal :
a) Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri.
b) Makan dan minum dilakukan sendiri.
c) Ambulasi dengan pengawasan.
d) Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap shift.
e) Pengobatan minimal, status psikologis stabil.

2) Asuhan keperawatan sedang :


a) Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu.
b) Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam.
c) Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali.

3) Asuhan keperawatan agak berat :


a) Sebagian besar aktifitas dibantu.
b) Observasi tanda-tanda vital setiap 2 – 4 jam sekali.
c) Terpasang folley cateter, intake output dicatat.
d) Terpasang infuse.
e) Pengobatan lebih dari sekali.
f) Persiapan pengobatan perlu prosedur

4) Perawatan maksimal :
a) Segala aktifitas diberikan perawat.
b) Posisi diatur, observasi tanda-tanda vital setiap 2 jam.
c) Makan memerlukan NGT, terapi intra vena.
d) Penggunaan suction.
e) Gelisah/disorientasi

Menurut Departemen Kesehatan Filipina th. 1984


a. Jam pelayanan keperawatan rata-rata per pasien dalam 24 jam adalah :
interne 3,4 jam
Bedah 3,5 jam
Campuran bedah dan interne 3,4 jam
Post partum 3 jam
Bayi 2,5 jam
Anak-anak 4 jam
Proporsi rata-rata perawat yang dibutuhkan :
40 % non-profesional
60 % profesional.

kebutuhan tenaga keperawatan


Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan tenaga keperawatan :
1). Faktor klien
 tingkat kompleksitas dan lamanya kebutuhan perawatan
 tipe klien sesuai dengan jenis penyakitnya, usia maupun faktor spesifik
 jumlah klien dan fluktuasi (turun-naiknya)
 keadaan sosial ekonomi yang mempengaruhi kesehatannya
 harapan klien dan keluarganya

2). Faktor tenaga/staf


 jumlah dan komposisi tenaga keperawatan
 kebijakan pengaturan dinas
 peran, fungsi dan tanggung jawab perawat
 kebijakan personalia
 tingkat pendidikan dan pengalaman karyawan
 kelangkaan tenaga perawat spesialis
 sikap ethis para professional

3). Faktor lingkungan


 tipe dan lokasi rumah sakit
 lay out ruang keperawatan
 fasilitas dan jenis pelayanan yang diberikan
 kelengkapan peralatan medis / diagnostik
 pelayanan penunjang dari bagian lain : laboratorium, rontgen, farmasi,dll.
 pelayanan penunjangan dari instansi lain. Contoh : PMI
 macam kegiatan yang dilaksanakan : penyuluhan, kunjungan rumah dll.
4). Faktor Organisasi
 mutu pelayanan
 kebijakan pembinaan dan pengembangan

Rumusan Perhitungan :
1). Peraturan Men. Kes. RI No.262/Men.Kes/Per/VII/1979 :
Perhitungan tenaga keperawatan yang dibutuhkan untuk kebutuhan
seluruh RS
Perbandingan antara jumlah tempat tidur RS dibanding dengan jumlah
perawat.
Rumah sakit kelas/tipe A,B,C perbandingan sbb.:
Jumlah tenaga perawat : jumlah tempat tidur =
RS Kelas A = 4 perawat : 2 tempat tidur
RS Kelas B = 3 perawat : 2 tempat tidur
RS Kelas C = 1 perawat : 1 tempat tidur

2). Menurut Gillies (1982)

TP = Jumlah jam perawatan yang dibutuhkan/ tahun .


Jumlah jam kerja perawat/th x jam kerja perawat/hari

Kebutuhan tenaga perawat dirumuskan perhitungan sebagai berikut :

Atau :

Tenaga Perawat (TP)= A x B x 365


(365-C) x jam kerja /hari

Keterangan :
A : jam efektif/24 jam → waktu perawatan yang dibutuhkan klien
B : sensus harian (jumlah pasien) → BOR x Jumlah tempat tidur
C : jumlah hari libur
365 :jumlah hari kerja selama 1 tahun

3). Menurut Depkes (2002)


Pengelompokan unit kerja di rumah sakit.
a. Rawat inap dewasa
b. Rawat inap anak / perinatal
c. Rawat inap intensif
d. Gawat Darurat (IGD)
e. Kamar bersalin
f. Kamar operasi
g. Rawat jalan.

Kebutuhan tenaga perawat di ruang perawatan menggunakan rumus:

Kebutuhan tenaga = jumlah jam perawatan di ruangan/hari


jam efektif perawat

Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah (faktor koreksi)


dengan: Menambah perawat libur (loss day) dan tugas non keperawatan.

Loss Day = jumlah hari minggu dlm 1 th + cuti + hari besar x keb.tenaga
Jumlah hari kerja efektif/th

Tugas non keperawatan = (kebutuhan tenaga + loss day )x 25%

Tenaga keperawatan yang mengerjakan pekerjaan non-keperawatan


diperkirakan 25% dari jumlah tenaga keperawatan .

Jumlah kebutuhan tenaga = kebutuhan tenaga + faktor koreksi(loss day +tugas


non kep.)
4).Menurut Douglas (1984)
Penghitungan jumlah tenaga keperawatan menurut Douglas
dihitung berdasarkan tingkat ketergantungan setiap shift klien dan hasil keseluruhan
ditambah sepertiga (1/3) untuk perawat yang libur atau cuti. Kebutuhan tenaga
perawat berdasarkan klasifikasi tingkat ketergantungan untuk setiap shift jaga
seperti pada formula berikut:
Formula berdasarkan
klasifikasi ketergantungan klien (Douglas 1984)
Waktu klasifikasi Kebutuhan perawat
Pagi Sore Malam
Minimal 0.17 0.14 0.07
Intermediate 0.27 0.15 0.10
Maksimal 0.36 0.30 0.20

CONTOH ;
Diketahui jam efektif Ruang rawat inap sebesar 3,5. BOR Jan.– Des.2005
sebesar 69,5%, libur minggu 52 hr,cuti 12 hr,libur nasional 18 hr, kapasitas tempat
tidur 25.
1. Kebutuhan tenaga berdasarkan rumus Gillies:
TP = jumlah jam perawatan yang dibutuhkan per tahun
Jumlah jam kerja perawatan per tahun x jam kerja perawat per hari

TP = (jam efektif per 24 jam) x (BOR x jumlah tempat tidur) x 365


(365 – jumlah hari libur) x jam kerja per hari
TP = 3,5 x (69,5% x 25) x 365
( 365 – 82) x 7

= 3,5 x 17,4 x 365


283 x 7
= 22228,5 =11,2  11 orang
1981
Jadi kebutuhan tenaga menurut Gillies = 11orang + 1 Ka ruang = 12 orang.
2. Kebutuhan tenaga berdasarkan rumus Depkes 2002:
Kebutuhan Tenaga Perawat Jaga Menurut Klasifikasi Pasien
di Ruang rawat inap
No Klasifikasi Rata2 jam Jumlah jam
jmlpasien/hari perawatan/hari perawatan/hari
1 Minimal 6 2 12
2 Sedang 9 3.08 27,72
3 Agak berat 2 4.15 9,3
4 Maksimal 1 6.16 6,16
Jumlah 18 55,18
Sumber: Data primer Ruang Rawat
Jumlah jam perawatan di ruangan per hari = 55,18
Jumlah jam kerja perawatan per sift =7
Maka kebutuhan tenaga perawat = 55,18 = 7,88
7
Faktor koreksi :
Loss Day = 52 + 12 + 18 = 72 X 7,88 = 567,36 = 2,04
365-82 283 283
Tugas non keperawatan : (7,88 + 2,04 ) 25% = 2,48
Jadi tenaga keperawatan yang dibutuhkan:
7,88 + 2,04 + 2,48 = 12,4 - 13 0rang
3. Kebutuhan tenaga berdasarkan rumus Douglas
Penghitungan Tenaga Menurut Dauglas
di Ruang Ruang Rawat Inap
Klasifikasi Rata-rata jumlah pasien Juli 2005
P S M
Minimal 7x0.17 =1,19 6x0.14 =0.84 6x0.07 =0.42
Intermediate 11x0.27 =2,97 8x0.15 =1,2 8x0.10 =0,8
Maksimal 3x0.36 =1,08 3x0,30 =0,90 3x0.20 =0,60
Jumlah 5,24 2,94 1,82
Sumber: Data Primer Ruang Rawat Inap
Berdasarkan hasil perhitungan menurut Douglas maka:
Jumlah perawat : 5,24 + 2,94 + 1,82 = 10 perawat
Perawat libur/cuti = 1/3 x 10 = 3,33 orang
Kepala ruang = 1 orang
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan adalah =10+3,33+1= 14,33 15 orang
Cara Menghitung Jumlah Kebutuhan Perawat :
Disesuaikan dengan kebijakan rumah sakit, yaitu dengan
menentukan :
a. Analisa kegiatan untuk memenuhi kebutuhan pasien.
b. Jumlah jam perawatan efektif pasien tertentu selama 24 jam.
c. Jumlah hari kerja efektif perawat dalam 1 tahun.
d. Penggunaan tempat tidur rata-rata.(BOR)
e. Jumlah jam kerja perawat per hari
Berdasarkan Perhitungan di atas maka kebutuhan kuantitatif
tenaga
keperawatan dapat dihitung sbb :
a. Jumlah pasien rata-rata per hari kali rata-rata jam perawatan dalam 24
jam (jam efektif) dikalikan jumlah hari dalam 1 tahun adalah merupakan
jumlah jam perawatan yang dibutuhkan selama 1 tahun.
b. Hari kerja efektif dikalikan jam kerja sehari merupakan jumlah jam
kerja perawat dalam 1 tahun.
c. Tenaga yang dibutuhkan adalah jumlah jam perawatan dalam 1 tahun dibagi
jumlah jam kerja perawat dalam 1 tahun ( a : b).

Cara Menentukan Ketenagaan Yang Tepat :


1. Melakukan survey untuk tiap pasien dibangsal untuk 10 - 15 hari tetapi tidak
dilakukan dengan hari yang berurutan untuk mencegah pengulangan pada
pasien yang sama. Tujuan untuk menentukan jumlah pasien yang memerlukan
:
- perawatan maksimal / komplet
- perawatan partial / sebagian / sedang
- perawatan minimal / mandiri.
2. Membuat kumpulan data dari pasien yang mencakup tindakan keperawatan
yang langsung dan tidak langsung dalam 24 jam.
 berapa kali dilakukan dalam 24 jam
 berapa lamanya waktu yang digunakan dalam tiap kegiatan, yang bertujuan
untuk mengetahui macam perawatan apa yang dibutuhkan oleh pasien apakah
perawatan maksimal, partial atau minimal.
3. Membuat kumpulan data dari kategori perawat yang melaksanakan kegiatan
itu dengan jumlah waktunya.
4. Hitung jumlah jam yang dipakai untuk tiap aktivitas dalam tiap waktu dinas (
pagi, sore, malam ) menurut kualifikasi pasien.
5. Golongkan aktivitas / kegiatan keperawatan kedalam 2 bagian : professional
dan non-professional.
6. Setelah menghitung tenaga yang dibutuhkan maka perlu tambahan waktu
untuk pengembangan.

KESIMPULAN
Pengelolaan tenaga keperawatan adalah hal yang mutlak harus
dilakukan oleh setiap pinpinan keperawatan untuk mendukung tercapainya
hasil kerja atau kinerja yang optimal secara efisien dan efektif dalam rangka
peningkatan dan mempertahankan kualitas pelayanan dan asuhan
keperawatan selama 24 jam terus menerus. Untuk itu setiap pengelola
keperawatan harus mampu memahami dan dapat menerapkan berbagai
peraturan pengelolaan tenaga keperawatan dengan baik, sehingga dapat
diperoleh selain kinerja yang optimal secara efisian dan efektif juga diperoleh
kepuasan kerja perawat yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan
pasien/keluarga. Dengan demikian tujuan individu perawat dan tujuan
organisasi dapat dicapai dengan baik.

Klasifikasi pasien & perencanaan tenaga keperawatan yang tepat


adalah merupakan suatu proses pemikiran dan penentuan kebijakan dari hal-
hal yang akan dilaksanakan oleh pimpinan untuk masa yang akan datang
dalam rangka pemenuhan kebutuhan tenaga keperawatan yang tepat. Dalam
upaya efisiensi dan efektifitas serta mempertahankan kualitas pelayanan
keperawatan di rumah sakit, maka semua pengelola keperawatan diharapkan
mampu menyusun perencanaan tenaga keperawatan berdasarkan analisa
kegiatan dan perhitungan yang cermat, sehingga dapat dicapai efisiensi dan
efektifitas dalam pelayanan keperawatan dengan harapan dapat diperoleh
kinerja yang optimal.

Daftar Pustaka
1. Gillies, Nursing Management, A System Approach, WB.
Saunders, Philadelphia, 1994
2. Swansburg, Management and Leadership for Nurse Managers, second
Edition,
Jones and Barlett Publisher, Boston, 1996
3. Depkes RI, Standar Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Dit Jen Yanmed,
cetakan 1,
Depkes, Jakarta, 2002.

Anda mungkin juga menyukai