Anda di halaman 1dari 6

Teori Sikap

Dasar Sejarah Teori Sikap

Para peneliti komunikasi baru saja mulai menerapkan teori sikap untuk mempelajari perilaku
komunikasi (misalnya,Buzzanell,1994),teori ini merupakan kerangka teoritis dengan sejarah
yang panjang.Bahkan,walaupun disebutkan bahwa teori ini merupakan hasil konseptualisasikan
dari Nancy Hartsock,ia hanyalah satu dari banyak peneliti yang telah memberikan kontribusi
dalam mengembangkan teori ini. Sejarah teori ini dimulai tahun 1807 ketika seorang filsuf
Jerman Georg Wilhem Friedrich Hegel yang membahas bagaimana hubungan tuan-budak
membentuk perbedaan sikap para partisipan dalam hubungan tersebut. Hegel menulis bahwa
walaupun para budak dan tuan hidup di dalam masyarakat biasa,pengetahuan mereka mengenai
masyarakat tersebut sangat berbeda. Perbedaan ini berasal dari posisi mereka yang sangat
berbeda di dalam masyarakat. Hegel beragumen bahwa tidak aka nada visi tunggal berkaitan
dengan kehidupan sosial,tiap kelompok sosial memersepsikan pandangan parsial mengenai
masyarakat.Karl max juga mengklaim bahwa posisi dari seorang pekerja (kelas vis-d-vis)
membentuk akses pekerja tersebut terhadap pengetahuan.

Nancy Hartsock menggunakan ide Hegel dan teori Marxis untuk mulai mengadaptasikan Tori
Sikap untuk digunakan dalam mempelajari hubungan antara wanita dan pria.Dari karyanya
dengan ide-ide ini pada tahun 1983 Hartsock menerbitkan “The Ferminist Standpoint
Develoving the Ground for a Specifilly Ferminist Historical Materialism.” Hartsock sangat
tertarik dengan debat-debat sehubungan dengan feminism dan Marxxisme yang terjadi pada
tahun 1970-an dan awal 1980-an yang berfokus pada ketiadaan isu-isu wanita di dalam teori
Marxis.Minat Hartsock adalah untuk “membuat wanita hadir” dalam teori Marx dan dengan
demikian menghasilkan teori Marxis feminis (Hartsock,1997). Hartsock menerapkan konsep
Hegel mengenai tuan dan budak dan pemikiran Marx mengenai kelas dan kapitalisme pada isu-
isu mengenai jenis kelamin(kategori biologis laki-laki dan perempuan)dan gender (kategori
perilaku naskulinitas dan feminitas).ini merupakan bentuk adaptasi dari ST yang umum,dan
karenanya kebanyakan orang terkadang menyebut Teori Sikap sebagai Teori Sikap Feminis
(Feminist Standpoint Theory)sebagaimana disebut oleh Nancy Hartsock pada tahun
1983.Banyak penulis melihat bahwa terdapat berbagai macam feminisme yang berbeda
(Cirksena&Cuklanz,1992). Kita harus mengakui keberagaman ini tetapi melihat bahwa
karakteristik penentu yang menyatukan semua jenis feminisme adalah focus pada posisi sosial
wanita dan keinginan untuk mengakhiri dominasi berdasarkan jenis kelamin atau gender.

Teori Sikap menyatakan dan membentuk kritik terhadap teori mainstream dan pendekatan
terhadap penelitian lainnya.Teori sikap feminis berusaha untuk menyatukan dua hal yang
bersitegang pencarian akan pengetahuan yang lebih baik dan komitmen pada ide bahwa
pengetahuan selalu berkaitan dengan isu kekuasaan dan politik.Prinsip dasar dari teori sikap
feminis adalah bahwa pengetahuan selalu bangkit dalam lokasi sosial dan distruktur oleh
hubungan kekuasaan. Teori sikap adalah hal yang secara umum dikonseptualisasikan ,teori sikap
dapat digunakan untuk menganalisis berbagai macam sikap seperti misalnya sikap yang dibawa
oleh Angela dan Latria kedalam percakapan mereka,berdasarkan ras,kelas dan status sosial
ekonomi.

Asumsi Teori Sikap

Teori sikap feminis berpijak pada empat asumsi yang menurut Janet Saltzman Chaf (1997)
memberikan karakter bagi teori feminis yaitu :

1. Jenis Kelamin atau gender merupakan focus utama teori ini


2. Hubungan jenis kelamin atau gender dipandang sebagai sesuatu yang problematis,dan
teori ini berusaha untuk memahami bagaimana jenis kelamin atau gender berhubungan
dengan ketidaksetaraan dan kontradiksi
3. Hubungan jenis kelamin atau gender dipandang sebagai sesuatu yang dapat diubah
4. Teori feminis dapat digunakan untuk menantang status quo ketika status quo ini
merendahkan atau melecehkan wanita

Selain itu teori sikap sebagaimana dikonseptualisasikan oleh Hartsock berjarak pada lima
asumsi khusus mengenai sifat kehidupan sosial:

 Kehidupan material (atau posisi kelas) menyusun dan membatasi pemahaman akan
hubungan sosial.
 Ketika kehidupan material distrukturkan dalam dua cara yang berlawanan untuk dua
kelompok yang berbeda,pemahaman yang satu akan menjadi kebalikan dari yang
satunya. Ketika terdapat kelompok dominan kelompok bawahan,dan pemahaman dari
kelompok yang dominan akan bersifat parsial dan merugikan.
 Visi dari kelompok yang berkuasa menyusun hubungan material dimana semua
kelompok dipaksa berpatisipasi.
 Visi yang ada bagi kelompok yang bertindas merepresentasikan pergulatan dan prestasi.
 Potensi pemahaman dari mereka yang tertindas (sikap) membuat dapat dilihatnya
ketidakmanusiawian dari hubungan yang ada diantara kelompok dan menggerakan kita
menuju dunia yang lebih baik dan lebih adil.

Asumsi-asumsi ini dibingkai di dalam perspektif Marxis yang telah dimodifikasi yang didukung
oleh Hartsock

Asumsi yang pertama mengemukakanpemikiran bahwa lokasi individu dalam struktur kelas
membentuk dan membatasi pemahaman meraka akan hubungan sosial.contoh yang
sederhana,pemahaman seorang yang kaya mengenai kemiskinan amatlah terbatas.

Asumsi yang kedua Feminis teori sikap berasumsi bahwa semua sikap bersifat parsial tetapi
sikap dari kelompok yang berkuasa dapat merugikan mereka yang berada didalam kelompok
bawah.Poin ini menuntun pada asumsi yang ketiga yang menyatakan bahwa kelompok yang
berkuasa menyusun kehidupan sedemikian sehingga untuk menyingkirkan beberapa pilihan dari
kelompok bawah.

Asumsi yang keempat menyatakan bahwa kelompok bawahan harus berjuang bagi visi meraka
mengenai kehidupan sosial.Hal ini menuntun pada asumsi yang terakhir,yang menyatakan bahwa
perjuangan ini menghasilkan visi yang lebih jelas dan akurat bagi kelompok bawah dibandingkan
dengan yang dimiliki kelompok yang berkuasa.Asumsi-asumsi ini menuntun pada kesimpulan
bahwa walaupun semua sikap bersifat parsial,sikap dari kelompok yang tertindas dibentuk
melalui perhatian seksama kepada kelompok yang dominan.Hal ini menuntun pada sikap yang
lebih utuh dibandingkan dengan informasi yang tersedia bagi mereka dari posisi meraka.

Asumsi-asumsi yang mendirikan pandangan Marxis Hartsock mengenai teori sikap kebanyakan
konsepsi dari ST juga membentuk epistemologi atau cara untuk mengetahui dan ontology atau
kepercayaan akan apa yang layak untuk diketahui.Epistemologi dan ontologi sikap juga di
dasarkan pada beberapa asumsi berikut:
 Semua pengetahuan adalah produk dari kegiatan sosial ,dan karenanya tidak ada
pengetahuan yang dapat benar-benar objektif.
 Kondisi budaya yang “secara khusus melingkupi kehidupan wanita menghasilkan
pengalaman dan pemahaman yang secara rutin berbeda dari yang dihasilkan oleh kondisi
bingkai kehidupan pria. Pemahaman yang berbeda ini sering kali menghasilkan pada
komunikasi yang unik.
 Memahami fitur-fitur unik dari pengalaman wanita merupakan usaha yang layak
dilakukan.
 Kita hanya dapat mengetahui pengalaman wanita dengan memerhatikan interpretasi
wanita mengenai pengalaman ini.

Melalui asumsi-asumsi ini kita mendapatkan gambaran mengenai teori sikap sebagai kerangka
yang terus berevolusi memiliki dasar yang berada dalam Marxisme,tetapi menolak beberapa
pemikiran sentral dari perspektif tersebut dalam mendukung suatu pendekatan feminis. Teori
sikap berusaha untuk memahami pengaruh yang ditimbulkan oleh lokasi tertentu terhadap
pandangan orang,terhadap pandangan dunia dan terhadap komunikasi mereka. Para peneliti teori
sikap berharap untuk memulai dengan mereka yang termaginalkan dan berfokus pada cerita-
cerita dan interpretasi mereka.

Konsep Penting Teori Sikap

Sikap

Konsep utama dari teori ini sikap (standpoint) adalah lokasi yang dimiliki bersama oleh
kelompok yang mengalami status sebagai orang luar ,di dalam sebuah struktur sosial yang
memberikan sejenis pemahaman bagi pengalaman orang yang telah dijalani. Menurut perspektif
Hartsock “Sikap bukan sekedar posisi yang diminati(diinterpretasikan sebagai bias) tetapi
diminati dalam artian dilibatkan”. Seperti diminati oleh O’Brien Hallstein, dua konsep ini dapat
menimbulkan kebingungann,tetapi perbedaan yang mendasar. Perspektif dibentuk dari
pengalaman yang tertruktur dari tempat seseorang didalam hierarki sosial. Perspektif mungkin
akan menuju pada tercapainya suatu sikap tetapi hanya melalui usaha. Sikap harus dicari secara
aktif,hal ini tidak dimiliki oleh semua orang oleh semua orang yang mengalami penindasan.
Sikap dicapai melalui pengalaman penindasan yang ditambahkan pada keterlibatan aktif,refleksi
dan kesadaran akan implikasi politik dari pengalaman ini. Selain itu,sikap merupakan hal yang
tidak bebas dalam konteks sosial dan politiknya. Seperti dikemukakan oleh Sandra Harding
(1991),”Sikap dimediasi secara sosial” karena sikap didefinisikan oleh lokasi sosial
tertentu,berdasarkan kepentingan sikap bersikap parsial atau tidak lengkap. Sebuah jenis sikap
khusus dideskripsikan oleh Patricia Hill Collins (1986,1989,1991) ketika ia menggambarkan
dirinya sebagai akademis wanita Afro-Amerika,posisi sosial ini menempatkannya sebagai orang
luar di dalam (outsider within ) atau seseorang yang biasanya termaginalisasi tetapi telah
mendapatkannya tetapi telah mendapatkan akses masuk ke dalam.

Pengetahuan Tersituasi

Donna Haraway (1988) memberikan kontribusi istilah pengetahuan tersituasi (situated


knowledge) yang berarti bahwa pengetahuan setiap orang didasarkan pada konteks dan keadaan.
Konsep Haraway menyiratkan bahwa pengetahuan bersifat ganda dan tersituasi di dalam
pengalaman. Jadi, apa yang dipelajari seseorang dari posisinya sebagai perawat orang tuanya
yang sakit berbeda dengan pengetahuan yang dikembangkan orang lain dari posisinya . Teori
sikap menunjukan kepada kita cara lain dalam memandang posisi,pengalaman dan komunikasi
yang relative dari berbagai kelompok sosial. Teori ini memiliki kecondongan politis dan kritis
yang jelas dan teori ini menunjukkan tempat kekuasaan dalam kehidupan sosial. Teori ini telah
menghasilkan banyak kontroversi karena orang menemukan teori ini baik menyinggung atau
sesuai dengan pandangan mereka sendiri mengenai kehidupan sosial. ST bersifat heuristic dan
mengombinasikan teori ini untuk mendapat penjelasan yyang lebih berguna bagi perilaku
komunikasi manusia.

Kritik dan Penutup

Teori sikap atau teori sikap feminis,ketika direvaluasi dengan kriteria tampaknya bersifat
heuristik. Teori ini telah menghasilkan banyak sekali penelitian,minat,kontroversi,tetapi
beberapa itu yang diangkat oleh beberapa ilmuwan perlu dibahas disini. Kita akan mempelajari
dua area kritik yang keduanya berfokus pada kriteria kegunaan: tuduhan bahwa Teori Sikap
bergantung pada esensialisme: merujuk pada praktik menggeneralisasikan semua wanita (atau
kelompok mana pun) seakan aktif mereka secara esensial sama dan complain bahwa teori ini
berfokus pada dualisme subjektivtas dan objektivitas. Tiap dari kritik ini, jika benar akan
menyebabkan ST kurang berguna bagi para peneliti.

Anda mungkin juga menyukai