Anda di halaman 1dari 13

UAS TEORI KEPERAWATAN

Nama : Ni Komang Winda Dwi Latri

Nim : P1337420818 037

MK : Teori keperawatan

Dosen : Dr. Rr. Sri Endang Pujiatuti, SKM, MNS

1. Dasar filsafat dari teori keperawatan


Falsafah keperawatan merupakan pandangan dasar atau keyakinan
dasar tentang hakikat manusia dan esensi keperawatan yang menjadikan
kerangka dasar dalam pelaksanaan praktik keperawatan.1, 2
Manusia dalam
falsafah keperawatan dipandang sebagai makhluk yang holistik. Sedangkan
esensi keperawatan didalam falsafah keperawatan, meliputi beberapa
komponen antara lain :
a. Pemberian pelayanan keperawatan yang berfokus pada pemenuhan
kebutuhan manusia secara komprehensif. Apabila manusia menjadi individu
yang membutuhkan perawatan, dalam hal ini menjadi klien maka akan
memiliki suatu hak untuk mendapatkan pelayanan keperawatan yang layak.
b. Lebih memfokuskan pada aspek kemanusiaan dalam memberikan pelayanan
keperawatan sehingga hakikat manusia menjadi unsur yang sangat penting.
Pelayanan keperawatan terintegrasi dalam sistem pelayanan kesehatan
secara umum.
Falsafah keperawatan menyatakan tentang konsep-konsep utama dari
discipline ilmu keperawatan, meletakkan kepercayaan tentang apa itu
keperawatan, bagaimana berpikir dan melakukan keperawatan. Falsafah
keperawatan merupakan pandangan dasar tentang hakekat manusia dan esensi
keperawatan yang menjadikan kerangka dasar dalam praktek keperawatan.
Falsafah keperawatan meyakini bahwa manusia adalah makhluk yang holistik

1
dan memiliki integritas yang tidak dapat dipisahkan. Manusia dalam falsafah
keperawatan juga diyakini sebagai sistem yang terbuka memiliki pertumbuhan
yang tidak terbatas dan makhluk yang unik mempunyai kemampuan untuk
berespon secara positif atau negatif karena perbedaan budaya, agama, sosial,
ekonomi dan pengalaman yang relatif.
Pernyataan dalam falsafah menyebutkan konsep-konsep utama dari
disipline berupa keyakinan yang terus menerus tentang apakah keperawatan
itu, bagaimana berpikir tentang apa yang dilakukan oleh perawatan , hubungan
dalam keperawatan dan lingkungan keperawatan (Parker, 2005).3 Pernyataan
Filosofi juga memberikan panduan dalam menjelaskan issue dan
mengklarifikasi prioritas discipline. Perawat menggunakan pernyataan filosofi
untuk mengkaji seberapa jauh kapasitas diantara individu, professional,
organisasi dan keyakinan social serta nilai-nilai.
Filosofi bersifat abstrak yang menunjukkan keyakinan dasar disiplin
keperawatan dalam memandang manusia sebagai makhluk biologis dan respon
manusia dalam keadaan sehat dan sakit, serta berfokus kepada respons mereka
terhadap suatu situasi. Folosofi belum dapat diaplikasikan langsung dalam
praktik keperawatan, sehingga perlu dijabarkan dan dibuat dalam bentuk yang
lebih konkrit (less abstrac) yang dijabarkan lebih lanjut dalam bentuk
paradigma keperawatan.
Berdasarkan falsafah kemudian ilmuan keperawatan mengembangkan
paradigma yang merupakan kesepakaan bersama antar ilmuan keperawatan
tentang konsep-konsep utama yang mendasari perkembangan discipline ilmu
keperawatan dan praktik keperawatan. Paradigma keperawatan adalah suatu
cara pandang yang mendasar atau cara melihat, memikirkan, memberi makna,
menyikapi dan memilih tindakan terhadap fenomena yang ada dalam
keperawatan.
Paradigma keperawatan mencakup 4 konsep utama yaitu manusia,
keperawatan, kondisi sehat/kesehatan dan lingkungan. Keperawatan
memandang manusia sebagai inti dari keperawatan, merupakan makhluk yang

2
unik merupakan system terbuka secara terus menerus bertukar energi dengan
lingkungan. Manusia merupakan sistem adaptif, berinteraksi dengan
lingkungan dan bergerak menuju adaptasi dan sehat. Manusia memiliki
kebutuhan yaitu segala sesuatu yang diperlukan untuk kesehatan dan
kesejahteraannya. Komponen kebutuhan meliputi kebutuhan fisiologis,
psikologis, sosial dan spiritual. Konsep sehat dan kesehatan dalam paradigm
keperawatan adalah kondisi yang mampu mempertahankan individu untuk
berfungsi secara konsiten, stabil dan seimbang dalam menjalani kehidupan
sehari-hari melalui interaksi positif dengan lingkungan.
Selanjutnya keempat konsep yang telah disepakati sebagai paradigm
keperawatan dijabarkan oleh para ahli keperawatan dalam bentuk model
konseptual keperawatan. Model Konsuptual Keperawatan adalah konsep-
konsep, definisi dan preposisi yang menunjukkan hubungan yang spesifik
untuk membentuk suatu perspektif terorganisir dalam melihat fenomena
spesifik pada disipline keperawatan. Model konseptual memberikan cara-cara
yang berbeda dalam berpikir tentang keperawatan. Model konseptual tersusun
atas ide-ide (konsep-konsep) abstrak, umum, dan proposisi yang
menspesifikasi hubungan antara keduanya. Model konseptual sangat penting
sebagai landasan perkembangan disiplin keperawatan. Model konseptual
merupakan suatu kerangka kerja konseptual, sistem atau skema yang
menerangkan tentang serangkaian ide global tentang keterlibatan individu,
kelompok, situasi, atau kejadian, terhadap suatu ilmu dan pengembangannya.
Fenomena ini diklasifikasikan menjadi konsep, terdiri dari kata-kata yang
mengandung citra mental dari sesuatu yang akan dijelaskan.
Model konseptual keperawatan antara beberapa ahli terihat berbeda
sesuai dengan penekanan mereka terhadap hubungan antar keempat konsep
utama dalam keperawatan. Sebagai contoh Florence Nightingale lebih
menekankan interaksi antara keperawatan dengan lingkungan, dimana perawat
berperan secara dalam memodifikasi lingkungan untuk mencapai kesehatan
yang optimal. Berdasarkan pemehaman ini, maka model konseptual

3
memberikan arah dalam praktik keperawatan, namun demikian model
konseptual lebih abstrak dibandingkan dengan teori keperawatan. Meskipun
model konseptual menampilkan konsep-konsep dan definisi-definisi terkait
dalam melihat fenomena keperawatan, namun belum menjelaskan outcome,
sehingga perlu dikembangkan lebih konkrit dalam bentuk teori keperawatan.
Fawcett (2005) menjelaskan bahwa sebuah model konseptual
menetapkan sumber kerangka yang jelas bagi pengikutnya, yang menjelaskan
kepada mereka bagaimana mengobservasi dan mengartikan ketertarikan
fenomena terhadap suatu disiplin.4 Model keperawatan Grand theory sangat
komprehensif dan meliputi perspektif dari setiap konsep paradigma yaitu :
manusia, lingkungan, kesehatan dan keperawatan (Tomey & Alligood, 2014).5
Setiap model konseptual keperawatan mempunyai Grand theory dimana teori
tersebut berasal dari modelnya masing-masing. Salah satu contoh Grand theory
yang berasal dari konseptual model keperawatan adalah model adaptasi Roy.
Roy mengatakan bahwa manusia merupakan sistem yang adaptif yang diambil
dari model adaptasi. 6
Grand theory dari beberapa pakar keperawatan kemudian mendasari
munculnya beberapa teori keperawatan dan teori middle range dalam struktur
ilmu keperawatan. Teori keperawatan (nursing theory) lebih kongkrit
dibandingkan dengan Grand theory tetapi tidak sespesifik teori middle range.
Beberapa teori mungkin lebih spesifik untuk sebagian praktek keperawatan.
Teori middle range memiliki fokus yang lebih luas dan lebih kongkrit daripada
Grand theory atau nursing theory.5 Teori pada level ini lebih fokus dalam
menjawab pertanyaan-pertanyaan praktisi keperawatan yang spesifik seperti
spesifik untuk kelompok usia klien, kondisi keluarga, tempat tinggal klien,
kondisi kesehatan, dan peran perawat. Berdasarkan hal ini, maka teori middle
range lebih spesifik kepada situasi keperawatan.
Tabel berikut menunjukkan beberapa pakar keperawatan yang
berkontribusi pada setiap level stuktur ilmu keperawatan :

4
Tabel 1 : Pembagian-pembagian teori berdasarkan tipe karya teoritis.
Filosofi keperawatan Model Konseptual dan Grand Theory
1. Nightingale 1. Levine
2. Watson 2. Rogers
3. Benner 3. Orem
4. Martinsen 4. King
5. Eriksson 5. Neuman
6. Roy
7. Johnson
8. Boykin & Schoenhofer
Teori keperawatan Teori Middle Range

1. Orlando 1. Mercer
2. Pender 2. Mishel
3. Leininger 3. Reed
4. Newman 4. Wiener & Dodd
5. Parse 5. Eakes, Burke & Hainsworth
6. Erickson, Tomlin dan Swain 6. Barker
7. Husted & Husted 7. Kolcaba
8. Beck
9. Swanson
10. Ruland & Moore

Teori adalah sekumpulan konsep, definisi dan preposisi yang


menunjukkan suatu gambaran yang sistematis dari fenomena dengan
mendesain hubungan, memprediksi yang spesifik diantara konsep-konsep
dengan tujuan menggambarkan, menjelaskan, memprediksi dan atau
mengontrol fenomena.7 Teori keperawatan didefinisikan sebagai
konseptualisasi dari beberapa aspek realita (penemuan) yang menyangkut

5
keperawatan. Konseptualisasi bertujuan untuk mengambarkan, menjelaskan
dan memprediksi asuhan keperawatan. Teori dalam hal ini bersifat lebih
konkrit, bersinggungan langsung dengan dunia empirik. Teori memperjelas
gambaran tentang fenomena dalam praktik keperawatan sekaligus memberikan
prediksi terhadap outcome praktik keperawatan.
Praktik keperawatan seharusnya berlandaskan teori-teori keperawatan,
demikian pula teroi keperawatan harus dikembangkan dan dirumuskan
berdasarkan prinsip logika dan hasil penemuan empirik yang dilaksankan
dengan metode ilmiah. Keterkaitan antara praktik keperawatan dalam dunia
empirik dan metode ilmiah dalam pengembangan teori keperawatan akan
menambah khasanah ilmu keperawatan. Berkembangnya ilmu keperawatan
dari pengalaman dunia empirik dan metode ilmiah kemudian dapat digunakan
untuk mengevaluasi pengetahuan keperawatan secara umum dan falsafah
keperawatan yang menjadi dasar pengembangan ilmu keperawatan.
Berdasarkan pemahaman ini, maka tidak menutup kemungkinan adanya
perkembangan dan perubahan teori keperawatan, sampai dengan falsafah
keperawatan, jika memang ditemukan adanya perkembangan baru dari dunia
empirik.
Dari skema diatas pengembangan ilmu keperawatan haus dilakukan secara
kontinyu. Hasil temuan dibidang keperawatan semestinya dijadikan dasar
untuk praktik keperawatan sekaligus untuk mengembangkan ilmu keperawatan
dan body of knowledge dalam bidang keperawatan.

2. Pilih salah satu teori keperawatan :


Teori keperawatan yang dipilih adalah teori Dorothea Orem
a. Kaji unsur penting teori tersebut ?
Model konsep menurut Dorothea Orem yang dikenal dengan
model self care yang memberikan pengertian jelas bahwa bentuk
pelayanan keperawatan dipandang dari suatu pelaksanaan kegiatan dapat
dilakukan individu dalam memenuhi kebutuhan dasar dengan tujuan

6
mempertahankan kehidupan, kesehatan, kesejahteraan sesuai dengan
keadaan sehat dan sakit, yang ditekankan pada kebutuhan kebutuhan klien
tentang perawatan diri sendiri.8
Pandangan teori orem dalam tatanan pelayanan keperawatan adalah
ditujukan kepada kebutuhan individu dalam melakukan tindakan
keperawatan mandiri serta mengatur semua kebutuhannya. Dalam konsep
praktik keperawatan, orem mengembangkan tiga bentuk teori, yaitu teori
self-care, teori self care, deficit, teori nursing systems.6
1. Teori Self Care
Teori Self Care merupakan hubungan antara therapeutic self care
demans dengan kekuatan self care agency yang tidak adekuat.
Kemampuan self care agency lebih kecil dibandingkan dengan
therapeutic self care demans sehingga self care tidak terpenuhi.
Kondisi inilah yang menentukan adanya kebutuhan perawat melalui
sistem keperawatan. 6
a. Self Care Agency
Dalam teori self care juga dikenalkan adanya self care agency
yaitu kemampuan yang komplek dari pendewasaan dan orang-
orang yang dewasa untuk mengetahui dan memenuhi
kebutuhannya yang ditujukan untuk mengatur fungsi dan
perkembangan manusia. Self care agency adalah kemampuan atau
kekuatan yang dimiliki oleh seorang individu untuk
mengidentifikasi, menetapkan, mengambil keputusan dan
melaksanakan self care.9, 10
Self care agency merupakan suatu
kemampuan individu dalam melakukan perawatan diri sendiri yang
dapat dipengaruhi oleh usia, perkembangan, sosiokultural,
kesehatan dan lain-lain .8
b. Self Care Demand
Dalam teori self care, dikenal juga self care demand yang
merupakan komponen bagian dari serangkaian teori self care. Self

7
care demand (self care terapeutik) adalah totalitas dari tindakan
self care yang diperlihatkan dalam jangka waktu tertentu dengan
tujuan untuk memenuhi kebutuhan self care yang sudah diketahui
dengan menggunakan metode yang valid dan seperangkat dan
seperangkat kegiatan yang saling berhubungan .
c. Self Care Requisite
Diabetes self care requisites yaitu kebutuhan self care yang
merupakan suatu tindakan yang ditujukan pada penyediaan
perawatan pada pasien diabetes mellitus yang terdiri dari beberapa
jenis yaitu :
1) Universal Self Care Requisites (kebutuhan universal manusia
sebagai kebutuhan dasar), meliputi : udara, air, makanan dan
eliminasi, aktifitas dan istirahat, interaksi, sosial, pencegahan
kerusakan hidup, kesejahteraan dan peningkatan fungsi
manusia.11
2) Developmental Self Care Requisites
lebih khusus dari universal dihubungkan dengan kondisi yang
meningkatkan proses pengembangan siklus kehidupan.
3) Health Deviation Requisites
kebutuhan yang timbul akibat terjadinya perubahan pada
kondisi pasien diabetes melitus.
2. Self Care Deficit
The theory self care deficit merupakan hal utama dari teori
general keperawatan menurut Orem. Dalam teori ini keperawatan
diberikan jika seorang (atau pada kasus ketergantungan) tidak mampu
atau terbatas dalam melakukan self care secara efektif.
Ketidakmampuan dalam melakukan perawatan diri pada pasien
diabetes mellitus dapat komplikasi. Namun dengan kemampuan
melakukan perawatan diri melalui pengontrolan kadar glukosa darah,

8
pemantauan pola nutrisi, latihan dan olahraga, dan kepatuhan dalam
melakukan pengobatan dapat mengurangi resiko komplikasi.6
3. Nursing System
The theory of nursing system (nursing system didesain oleh perawat
yang didasarkan pada kebutuhan self care dan kemampuan pasien
melakukan self care). Teori sistem keperawatan mengusulkan bahwa
ilmu keperawatan adalah tindakan manusia, sistem keperawatan adalah
sistem aksi yang dibentuk oleh perawat melalui agen perawat untuk
membantu orang menuju kesehatan yang mandiri atau terkait dengan
keterbatasan dalam perawatan diri . Klasifikasi sistem keperawatan
pada self care ada tiga yaitu wholly compensatory system, partly
compensatory system dan supportive-educative system :5
a. Wholly Compensatory system
Wholly compensatory system yaitu suatu situasi dimana individu
tidak dapat melakukan tindakan self care, dan menerima self care
secara langsung serta ambulasi harus dikontrol dan pergerakan
dimanipulatif atau adanya alasan-alasan medis tertentu. Ada tiga
kondisi yang termasuk dalam kategori ini yaitu: tidak dapat
melakukan tindakan self care misalnya koma, observasi atau
pilihan tentang self care tetapi tidak dapat melakukan ambulasi dan
pergerakan manipulatif, tidak mampu membuat keputusan yang
tepat tentang self care nya.
b. Partly compensatory system
Partly compensatory system yaitu suatu situasi dimana antara
perawat dan klien melakukan perawatan atau tindakan lain dan
perawat atau pasien mempunyai peran yang besar untuk mengukur
kemampuan melakukan self care.
c. Supportive educative system
Supportive educative system yaitu pada sistem ini orang dapat
membentuk atau dapat belajar membentuk internal atau eksternal

9
self care tetapi tidak dapat melakukannya tanpa bantuan. Hal ini
juga dikenal dengan supportive developmental system. Menurut
Orem di dalam Alligood & Tomey (2014), perawat memiliki peran
sebagai educator dan conselor bagi pasien dimana seorang perawat
dapat memberikan bantuan kepada pasien dalam bentuk
supportive-educative system dengan memberikan pendidikan
dengan tujuan pasien mampu melakukan perawatan secara
mandiri.5

b. Tuliskan deskripsi singkat, kekuatan dan kelemahan teori tersebut ?


1) Kelebihan
a) Model keperawatan Doronthea Orem memberikan pelayanan
keperawatan dengan memunculkan potensi pada tiap individu yang
terganggu karena kondisinya sakit.
b) Memberikan motivasi kepada seorang klien untuk memenuhi
kebutuhannya sendiri (self care) tanpa adanya ketergantungan pada
orang lain.
2) Kelemahan
Pada konsep keperawatan orem menekankan individu untuk memenuhi
kebutuhan perawatannya sendiri tanpa adanya ketergantungan pada
orang lain tetepi ketika seorang klien sakit maka kemampuan
keperawatan dirinya sendiri dalam memenuhi kebutuhannya akan
berkurang akibatnya suplai kebutuhan yang harusnya terpenuhi akan
tidak optimal.

c. Tuliskan kerangka isi dan pengembangan yang bisa di aplikasikan


dalam kasus ?
Kerangka isi berdasarkan teori Dorothea Orem diterapkan dalam kasus
pasien diabetes melitus.

10
Kombinasi Air Alkali Dan Akupresur Terhadap Kadar Gula Darah Dan
Nilai ABI Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2.

Gambar 2. Penerapan Konsep Teori Self Care Orem Pada Pasien DM


tipe 2erangka
Faktor penyebab T
 Usia DM Tipe II
 Jenis kelamin
 Keturunan
 Obesitas
 Pola makan
 Kurang Resistensi sel tubuh
olahraga Terhadap insulin
 stres
 stress Gula darah tidak dapat disimpan
dalam sel sebagai energi

Hiperglikemia

Radikal bebas

Stres oksidasi

Radikal bebas bereaksi


dengan biomembran

Peroksidasi lipid

Malondialdehid (MDA)

Kerusakan sel, jaringan,


dan organ

Komplikasi Akut: Komplikasi Kronis


 Hipoglikemia
 Keoasidosis
metabolik
 HHNK
makrovaskular mikrovaskular

11
Penyakit arteri perifer
Penyakit arteri perifer
Manifestasi Klinis : Komplikasi :
 Nyeri otot  Jantung
 Kesemutan  Stroke
 Ulkus
 Rasa terbakar Menurunnya nilai ABI diabetik

Self care Self care defisit Nursing System

Wholly
Self care agency
a. Pengetahuan tentang Compensatory
Penatalaksanaan DM
cara dan manfaat system
konsumsi air alkali Tindakan
dan akupresur dilakukan
Basic Conditioning b. Kepatuhan oleh perawat
Factor : Usia, Jenis mengonsumsi air alkali
kelamin, Pendidikan, dan terapi akupresur
Lama menderita DM, Partly
secara rutin compensatory
Riwayat depresi. c. Kemandirian system
mengonsumsi air alkali Tindakan sebagian
Self care demand dan terapi akupresur dilakukan oleh
Konsumsi air alkali perawat dan
dan akupresur sebagian oleh
pasien

Self Care Requisite


1. Kadar gula darah Supportive-
2. Nilai ABI Education System
Tindakan mandiri
pasien untuk
mengonsumsi air
alkali dan
melakukan terapi
akupresur

Sumber : Alligod (2014),5 Tandra (2018)12, Surya (2018)13, Edy, S (2018)14

12
DAFTAR PUSTAKA
1. Asmadi N, Kep S, Editors. Konsep Dasar Keperawatan. 2008: EGC.
2. F I. Filsafat Ilmu. Jakarta: Rineka Cipta; 2010.
3. M.E P. Nursing Theories And Nursing Practice. 2 Ed. USA: F.A. Davis
Company; 2005.
4. J F. Contemporary Nursing Knowledge: Analisys And Evaluation Of Nursing
Models And Theorist. 2 Ed. Philadelphia: FA Davis Company; 2005.
5. Alligood M, Tomey A. Nursing Theorists And Their Work, Evolution Of
Nursing Theories.(8th Editions). United States Of America: Elsevier.
Retrieved From Http://Www. Ncbi. Nlm …; 2014.
6. MR A. Nursing Theoritis And Their Work-E-Book. Elsavier Health Science.
2017.
7. Muhith A. Pendidikan Keperawatan Jiwa: Teori Dan Aplikasi: Penerbit Andi;
2015.
8. Hidayat AA. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika; 2009.
9. Marriner-Tomey A, Alligood M. Nursing Theorists And Their Work . St.
Louis, Mo: Mosby. Elsevier Call Number: REF RT84. 2006;5:N92006.
10. Taylor SG, Katherine Renpenning M, Renpenning KM. Self-Care Science,
Nursing Theory And Evidence-Based Practice: Springer Publishing Company;
2011.
11. Firdaus Z, Muhlisin H. Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepuasan
Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Islam Surakarta. 2010.
12. Tandra PDH. Diabetes Bisa Sembuh : Petunjuk Praktis Mengalahkan Dan
Menyembuhkan Diabetes 5ed. Jakarta: Pustaka Utama; 2018.
13. Surya Do, Rekawati E, Widyatuti W. Akupresur Efektif Meningkatkan Nilai
Ankle Brachial Index Pada Diabetisi. Jurnal Endurance: Kajian Ilmiah
Problema Kesehatan. 2018;3(2):408-14.
14. Siswantoro E, Purwanto Nh, Sutomo N. Efektivitas Konsumsi Air Alkali
Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Acak Pada Penderita Diabetes
Mellitus Tipe 2. Jurnal Keperawatan. 2018;11(1):11-21.

13

Anda mungkin juga menyukai